Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BABY BLUES

PADA WANITA YANG BARU MELAHIRKAN

VENSCA F TUHUSULA

B 1709026

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PASAPUA AMBON

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur Penulis Ucapkan kepada Tuhan YME dimana
atas berkat rahmatnya penulis dapat diberikan kesehatan utuk dapat
menulis Proposal ini hingga selesai. Tidaklah lupa penulis juga
mengucapkan kepada Dosen kebidanan yang mana telah memberikan
penulis kesempatan, juga bimbingan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini.

Dimana proposal yang penulis sajikan ini memiliki judul


“FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BABY BLUES
PADA IBU POSPARTUM“ yang secara umum menjelaskan mengenai
faktor penyebab terjadinya baby blues terutama pada kondisi ibu-ibu
yang mngalami pospartum (ibu dalam kondisi nifas).

Penulis menyadari, dalam penulisan proposal ini masih banyak


kekurangan di dalam penyusunannya,tata bahasanya, juga kelengkapan
dalam penyajian proposal ini. Tetapi Penulis berharap agar proposal yang
penulis sajikan ini dapat menjadi salah satu motivasi untuk mencegah
terjadinya baby blues, ilmu pengetahuan bagi semua yang membaca
propsal ini, juga menerepakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis berharap adanya kritik dan masukan atas proposal yang


penulis sajikan guna ketepatan penulis dalam menyajikan proposal
dimasa yang akan datang

Ambon, .... 2021

Vensca F Tuhusula

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...............................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................5


1.2 . Rumusan Masalah.........................................................................7
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................7
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1BabyBlues Syndrome......................................................................9
2.2 Gejala BabyBlues Syndrome.......................................................10
2.3 Penyebab Baby Blues Syndrome.................................................12
2.4 Pencegah BabyBlues Syndrome..................................................12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi penelitian..................................................................14


3.2 Penelitian Terdahulu....................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

3
ABSTRAK

Fenomena yang saat ini timbul pada ibu atau wanita yang baru
melahirkan yang diumumnya dialami oleh ibu-ibu muda ialah rasa
khawatir yang berlebihan kepada anak yang baru saja dilahirkannya
atau bahkan timbulnya rasa takut akan bayi yang dia lahirkan yang
fenomena ini disebut dengan Baby Blues.

Baby Blues Syndrom atau yang dikenal dengan Maternity Blues


diartikan salah satu sindroma gangguan afek ringan umumnya muncul
pada saat seminggu setelah mengalami proses persalinan dan dapat
pula berlanjut puncaknya terjadi pada hari ke tiga hingga kelima juga
menyerang dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.
Angka kejadian Baby blues atau postpartum blues di Asia dapat
dikatakan tinggi yaitu sekitar 26-85%, sementara di Indonesia sendiri
Baby Blues atau postpartum blues antara 50-70% dari seorang wanita
setelah mengalami proses persalinan. Baby Blues diakibatkan oleh
beberapa faktor pendukung yang dapat mendorong terjadinya sindrom
pada ibu yang baru saja melewati proses melahirkan.

Baby Blues sendiri jika dibiarkan berkelanjutan akan menyebabkan


adanya gangguan yang akan berakibat buruk kepada ibu juga bayi yang
dilahirkannya. Terutama pada ibu atau wanita yang masih dalam
keadaan nifas dan masih dalam proses pemulihan. Adanya baby blues
yang dialami akan berdampak pada berbagai aspek seperti kelancaran
asi yang di produksi oleh ibu menjadi sedikit atau bahkan tidak keluar
yang diakibatkan adanya ketakutan yang berlebihan. Seorang wanita
yang masih dalam keadaan nifas, Maka dari itu untuk menghindarinya
adanya keadaan Baby Blues yang berkelanjutan memerlukan dukungan
dari lingkungannya terutama suami dalam hal ini harus berperan lebih
aktif agar kondisi psikologis si ibu dapat terjaga.

4
Kata Kunci : Faktor Penyebab, Baby Bluse, Cara mengatasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada seorang Wanita muda atau ibu yang baru saja melewati proses
persalinan terkadang memiliki suatu dampak berupa adanya gangguan
pasca proses persalian. Salah satunya adalah Postpartum, yang dapat
menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya suatu gangguan karena
adanya kerusakan pada kondisi seorang wanita pasca melahirkan
(perasaan atau mood). Ada tiga bentuk perubahan psikologis saat
terjadinya postpartum diantaranya ialah Pascapartum Blues (Maternitas
Blues atau Baby Blues), Depresi Pascapartum dan Psikosa Postpartum.
(Yusari, dan Risneni: 2016).
Terdapatnya peningkatan emosional pada wanita melahirkan pada
umumnya banyak terjadi pada gangguan emosional yang dikenal
dengan istilah Baby Blues. Seorang Wanita sesudah melakukan proses
persalinan memerlukan adanya suatu penyesuaian diri didalam
melaksanakan suatu aktivitas juga perannya yang baru sebagai seorang
ibu. Pada saat minggu pertama atau bahkan sampai pada saat bulan
pertama setelah proses persalinan pada kondisi wanita dapat
menyesuaikan kondisi dan aktivitas yang baru akan dengan mudah
pulih dari gangguan emosional seperti ini namun pada sebagian wanita
pasca prosess persalinan yang tidak dapat menyesuaikan dirinya maka
akan mengalami suatu gangguan emosional secara berlebihan yang
dikenal dengan Baby Blues Syndrome (Mansur: 2009).
Baby Blues Syndrome ialah sindrom gangguan emosional ringan
yang terkadang tidak menjadi perhatian pasca seorang wanita
mengalami proses persalinan baik oleh keluarganya atau petugas
kesehatan yang pada akhirnya Baby Blues Syndrome akan

5
berkelanjutan yang mengakibatkan adanya depresi, mengganggu rumah
tangganya atau akan berdampak buruk terhadap perkembangan anak
yang dia lahirkan.
Gejala Baby Blues Syndrome menurut Mansyur (2009) dapat
dilihat dengan timbulnya perubahan perasaan, cemas, rasa ingin
menangis yang berlebihan, perasaan khawatir kepada bayi yang
dilahirkannya, kesepian, penurunan gairah seksual. Adapun Menurut
Marni (2016) Baby Blues Syndrome diawali dengan timbulnya adanya
rasa depresi atau sedih yang berlebihan, menangis secara histeris,
menjadi mudah tersinggung, timbulnya perasaan cemas yang
berlebihan, perasaan labil, cenderung menyalahkan diri sendiri,
gangguan tidur, yang disertai dengan hilangnya keinginan makan
seseorang. Gangguan ini umumnya timbul setelah proses melahirkan
yang pada umumnya akan menghilang dalam waktu beberapa jam
hingga beberapa hari. Tetapi, apabila keadaan gangguan emosional ini
berkelanjutan akan memgakibatkan dampak yang serius.
Sebagian ibu merasa cemas juga khawatir yang disertai dengan
adanya rasa tegang pasca prosess melahirkan. Sebagian ibu juga
umumnya merasakan sakit, timbulnya rasa nyeri diseluruh tubuh, juga
tidak ada obat yang dapat menghilangkan perasaan sakitnya tersebut.
Hormon merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan adanya
Postpartum Blues.Yang dimana melibatkan berbagai penurunan hormon
pada wanita sesudah proses melahirkan diantaranya ialah penurunan
hormon progesteron, esterogen,, kelenjar tiroid menjadi tidak stabil juga
menurunnya tingkat perasaan senang pada seorang wanita setelah
melahirkan. Walaupun begitu terdapat banyak banyak faktor yang
harus menjadi perhatian dalam terjadinya Postpartum Blues contohnya
ialah ketidaksesuaian proses melahirkan seperti yang
diharapkan,kelelahan yang timbul akibat proses persalinan, kurangnya
perhatian dari suami beserta keluarga pun menjadi salah satu faktor
yang dapat menyebabkan terjadinya Baby Blues Syndrome, maka dari

6
itu diperlukan pengetahuan juga keperdulian untuk mencegah terjadinya
Baby blues.
1.2 Rumusan Masalah
Menurut Latar Belakang yang diuraikan sebelumnya, adapun
Rumusan Masalah yang penulis ambil ialah:
1. Apa saja faktor-Faktor yang menyebabnya timbulnya baby
blues yang dialami oleh wanita yang baru saja melahirkan?
2. Bagaimana pencegahan untuk mencegah timbulnya baby blues
juga Bagaimana cara untuk mengatasi wanita yang sudah
mengalami Baby Blues?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui apa saja faktor-Faktor yang menyebabkan
timbulnya baby blues yang dialami oleh wanita yang baru
sajamelahirkan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya babyblues
maupun cara mengatasi wanita yang sudah mengalami baby blues.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Masyarakat Umum
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu
informasi secara objektif tentang perilaku Baby Blues Syndrome juga
seluruh faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Baby Blues
Syndrome pada ibu hamil pasca melahirkan.
2 . Bagi Mahasiswa
Bagi Mahasiswa Penelitian dan penulisan ini diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang gejala,berbagai faktor penyebab
adanya BabyBlues,Akibat yang ditimbulkan dari Baby Blues
Syndrome pada ibu hamil pasca melahirkan, juga cara
menanggulanginya.

7
3. Bagi Dunia Pendidikan
Penulisan dan juga Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan lebih luas juga dapat menjadi salah satu bahan sebagai
pembelajaran mahasiswa dikelas.
4. Bagi Ibu dan Wanita secara Umum
Bagi Ibu dan Wanita yang ada di dunia, diharapkan dengan adanya
penulisan juga penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya
BabyBlues, mengetahui bagaimana gejala yang ada pada seorang
wanita/ibu yang mengalami babyblues terutama pada wanita/ibu yang
baru saja melewati proses persalinan, juga cara mengatasinya.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome sebenarnya sudah diketahui oleh


masyarakat sejak lama, yang juga dituliskan oleh Savage pada tahun
1875 dalam sebuah referensi disuatu literatur kedokteran yang
membahas mengenai suatu kondisi yang disebut dengan disforia
(perasaan tidak nyaman) secara ringan sesudah seseorang yang telah
melakukan proses persalinan yang dikenal dengan “milk fever” .
Adapun gejala disforia muncul bersamaan dengan adanya laktasi.
Akhir-Akhit ini, Baby Blues Syndrome yang sering juga dikenal
dengan istilah Maternity Blues atau Post-partum Blues dimengerti
sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering dapat dilihat
pada perempuan atau wanita yang sudah mengalami prosess persalinan
yang ditandai dengan adanya berbagai gejala seperti timbulnya reaksi
depresi, menangis ,lebih cepat marah, timbulnya perasaan cemas yang
berlebihan, menyalahkan diri sendiri, terganggunya pola tidur juga
hilangnya nafsu makan pada seseorang perempuan aatau wanita yang
baru saja menjalani prosess melahirkan.
Yusari dan Risneni tahun 2016 mengatakan terdapat tiga
perubahan pada wanita yang mengalami postpartum yaitu meliputi
Pascapartum Blues (Maternitas Blues atau Baby Blues), Depresi
Pascapartum juga Psikosa Postpartum. Baby Blues Syndrome juga
dikategorikan sebagai suatu sindrom atau gangguan mental yang
paling mudah disembuhkan jika dibandingkan dengan tiga perubahan
psikologis pasca melahirkan.
Baby Blues Syndrome ialah suatu bentuk gangguan perasaan yang
timbul karena adanya penyesuaian kelahiran seorang bayi yang
dirasakan oleh seorang wanita/perempuan yang timbul pada rentang

9
waktu hari pertama hingga hari ke tiga dan memuncak pada hari ke lima
dari prosess melahirkan (Diah: 2015).

2.2. Gejala Baby Blues Syndrome

Adapun Gejalan Baby Blue Syndrome Menurut (Marmi: 2012)


ialah sebagai berikut:
1. Timbulnya perasaan sedih berlebihan tanpa adanya suatu alasan
yang jelas.
2. Timbulnya peningkatan emosional yang tajam seperti menjadi lebih
mudah marah, mudah tersinggung, juga lebih mudah emosional.
3.Kehabisan tenanga karena terlalu over mengurusi bayi yang baru
saja ia lahirkan, yang disebabkan oleh kurang tidur, rasa malas untuk
makan, dll.
4. Timbulnya rasa cemas yang berlebihan terhadap anaknya, seperti
masa depan anaknya nanti, cemas karena takut tidak dapat mengurus
anaknya,dll.
5.Hilangnya rasa ketertarikan terhadap anak, yang disebabkan oleh
adanya rasa yang terlalu memfokuskan pada kondisi anak kedepannya.
6. Hilangnya kepercayaan diri akibat adanya perbedaan bentuk tubuh
setelah melahirkan.
7.Adanya penurunan Berat badan yang drastis yang disebabkan oleh
rasa kecapean karena terlalu cemas terhadap bayi.

2.3 Faktor-Faktor yang mengakibatkan Baby Blues


Adapun berdasarkan penelitian oleh Chairunnisa (2010) terdapat
faktor yang mengakibatkan terjadinya Baby Blues Syndrome pada
perempuan yang baru melahirkan diantaranya:
(1) Perbedaan Cara Melahirkan yang diinginkan dengan kenyataan
Adanya perbedaan dari jenis persalinan yang terjadi, misalkan
seorang wanita atau seorang ibu sangat menginginkan melahirkan
dengan kondisi normal, namun pada saat akan melahirkan ada faktor

10
yang lain yang mengharuskan adanya tindakan operasi untuk
menyelamatkan anak dan juga ibunya. Adanya perbedaan keinginan
awal pada umumnya menjadi tekanan dan rasa takut tersendiri bagi
seorang wanita yang akan melakukan suatu persalinan.

(2) Kurangnya Dukungan dari lingkungan sekitar.


Seorang perempuan yang akan menjalankan suatu proses
persalinan memerlukan dukungan yang lebih dibandingkan pada wanita
pada kondisi normal, hal ini dikarenakan pada proses persalinan
terjadinya peningkatan rasa takut,cemas, dan khawatir. Umumnya
perempuan yang memiliki dukungan yang lebih banyak dari lingkungan
sekitar akan meminimalisir terjadinya baby blues, berbeda dengan
seorang perempuan yang kurang mendapatkan dukungan dari
lingkungan sekitar maka akan berpotensi mengalami baby blues
syndrome pasca proses melahirkan.

(3) Kesiapan mental dan Fisik ,


Seorang perempuan yang akan menjalani prosess melahirkan harus
benar-benar mempersiapkan kondisinya baik secara mental maupun
kondisi fisik, hal ini karena setelah melahirkan dan memiliki bayi
seorang perempuan akan memiliki aktivitas dan tanggung jawab yang
lebih besar dibandingkan saat ia belum memiliki anak. Seorang
perempuan yang tidak memiliki kesiapan baik dari segi mental maupun
fisik secara tidak langsung akan mengalami rasa kaget terhadap
perubahan aktivitas yang dijalani setelah memiliki anak, dengan kondisi
demikian, seorang perempuan akan mudah mengalami gangguan
emosional atau babyblues syndrome yang juga akan mempengaruhi
banyak faktor, tidak hanya pada dirinya sendiri juga pada tumbuh
kembang bayi yang ia lahirkan nantinya. Maka dari itu diperlukan
kesiapan mental juga fisik untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan pasca melakukan persalinan.

11
(4). Kondisi Bayi
Salah satu faktor yang menyebabkan adanya baby blues syndrome
adalah kondisi Bayi. Kondisi bayi yang tidak sesuai harapan dari
orangtuanya akan menimbulkan terjadinya rasa kecewa juga sedih yang
berkelanjutan. Seperti adanya perbedaan jenis kelamin yang diinginkan
dengan jenis kelamin yang sesungguhnya, keadaan fisik bayi seperti
terdapat cacat bawaan, pun akan memicu terjadinya babyblues pada
seorang perempuan yang baru saja melakukan proses persalinan.

2.4 Pencegahan Baby blues Syndrome


Menurut Panji (2010); ada beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah terjadinya Baby Blues Syndrom diantaranya ialah:
a. Mempersiapkan kelahiran dengan matang
Salah satu cara untuk mengurangi adanya resiko terjadinya baby
blues syndrome adalah mempersiapkan segala sesuatunya dengan
matang, baik dari segi fisik, mental maupun finansial.
b. Mengubah mindset pada seorang wanita yang akan melakukan
proses persalinan
Salah satu cara untuk mengurangi adanya resiko terjadinya baby
blues syndrome pada seorang wanita yang menjalani proses persalinan
adalah menyakinkan bahwa apapun keadaan anak, bagaimana pun
proses persalinan bahwa anak adalah titipan tuhan yang menjadi
anugerah terindah bagi seorang wanita yang keberadaannya harus
dicintai dan juga dikasihi.
c. Berbagi rasa kepada orang lain
Salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya baby blues
syndrome adalah dengan cara berbagi rasa kepada orang lain misalkan
mencari teman untuk berbicara, berbagi dan bertukar fikiran tentang
rasa gelisah sehingga tidak terjadi kenaikan emosional secara
berlebihan pada diri sendiri.

12
d. Konsumsi makanan yang bergizi
Salah satu cara untuk mengurangi resiko terjadinya baby blues
adalah mengkonsumsi makanan yang begizi. Dengan mengkonsumsi
makanan yang bergizi lengkap seorang perempuan yang baru saja
melewati proses persalinan akan memiliki tenaga dan juga energi lebih
banyak, yang akan mengurangi resiko terjadinya kelelahan pada
seorang ibu yang baru saja melahirkan.

13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dalam menulis
proposal ini ialah dengan mengadakan observasi, membuat alat ukur
batasan penelitian, melakukan suatu penelitian, melakukan analisa dari
penelitian yang akan dijabarkan dalam suatu laporan penelitian.
Penelitian ini menggunakan penelitian observasional analitik
korelasional ialah mencari hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kesiapan
kehamilan ibu, dukungan suami dan jenis persalinan sedangkan variabel
terikatnya adalah kejadian baby blues syndrom.

3.2 Penelitian Terdahulu

N Peneliti Judul Hasil


o
1 Isti Perilaku Ada pun menurut
Oktariani/2017 BabyBlues penelitian yang
pada Ibu dilakukan faktor
pasca penyebab terjadinya
melahirkan babyblues syndrome
adalah persalinan yang
pertama, dukungan,
kesiapan mental dan
fisik, juga faktor
ekonomi.
2 Lina Wahyu Analisis Menurut penelitian yang
Susanti/2015 Faktor- dilakukan oleh lina
Faktor yang wahyu, adapun faktor
penyebab yang berpengaruh besar

14
terjadinya terhadap ternjadinya
Baby Blues babyblues adalah faktor
Pada Ibu mental atau kesiapan dan
Nifas juga kondisi bayi. Pada
sampel penelitian ini
adanya perbedaan jenis
kelamin bayi merupakan
salah satu penyebab
terjadinya babyblues
pada ibu yang baru
melahirkan

15
DAFTAR PUSTAKA
Lina Wahyu Susanti, A. S. (2015). ANALISIS FAKTOR - FAKTOR
PENYEBAB TERJADINYA.

Oktiriani, I. (2017). PERILAKU BABY BLUES SYNDROME PADA IBU


PASCA MELAHIRKAN DI KELURAHAN SEKARAN GUNUNG
PATI. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Chairunnisa. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Baby Blues

Karanina, S. D., dan Suyasa, P. T.Y.S. (2005). Hubungan Persepsi terhadap


Dukungan Suami dan Penyesuaian Diri Istri pada Kehamilan Anak Pertama.
Phornesis Jurnal Ilmiah dan Terapan. Surabaya. Publikasi Fakultas
Psikologi Universitas Tarumanegara

Chairunnisa. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Baby Blues Syndrom pada Ibu Post Partum di Puskesmas Suka Makmur.
Digilib.unimus.ac.id (Diakses tanggal 17 Januari 2016)

Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba


Medika

16

Anda mungkin juga menyukai