Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Masalah : Kurang pengetahuan tentang baby blues


Pokok Bahasan : Adaptasi perilaku pada ibu post partum
Sub Pokok Bahasan : Baby blues
Sasaran : Pasien rawat jalan poli kebidanan
Waktu : 30 menit
Pertemuan Ke :1
Tanggal : 17 Januari 2020
Tempat : Poli Kebidanan RS Dustira Cimahi
Penyaji : Kelas Karyawan Dustira

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien mampu
memahami mengenai baby blues.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberi penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat dapat :
1. Menyebutkan tentang pengertian baby blues dengan benar.
2. Menjelaskan kapan terjadinya baby blues dengan benar
3. Menyebutkan 5 (lima) dari 9 (sembilan) tanda dan gejala baby blues
dengan benar.
4. Menyebutkan 2 (dua) dari 4 (empat) penyebab baby blues dengan benar.
5. Menyebutkan 2 (dua) dari 3 (tiga) dampak baby blues dengan tepat.
6. Menyebutkan 2 (dua) dari 4 (empat) pencegahan baby blues dengan
tepat.
C. Kegiatan pembelajaran
1. Pokok Materi
a. Pengertian baby blues
b. Waktu terjadinya baby blues
c. Tanda dan gejala baby blues
d. Penyebab baby blues
e. Dampak baby blues
f. Pencegahan baby blues
2. Metode: Ceramah , Tanya jawab, diskusi kelompok, curah pendapat.
3. Media dan Sumber
a. Media : Powerpoint dan Leaflet baby blues
b. Sumber :
1) Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka.
2) Pieter, H.Z dan Lubis, N.L. 2010. Pengantar Psikologi dalam
Keperawatan. Jakarta: Kencana.
3) Ummu. 2012. Baby Blues Syndrome.
http://nuru3.babybluessyndrome.ugm.ac.id. Diunduh tanggal 14
Januari 2020 pukul 09.00 wib
4) Yusari dan Risneni. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan nifas
dan menyusui. Jakarta: CV. Trans info Media.

D. Langkah-langkah kegiatan
1. Kegiatan Pra Pembelajaran ( 5 menit )
a. Mempersiapkan materi, media dan tempat
b. Memberi salam
c. Perkenalan
d. Kontrak waktu
2. Membuka Pembelajaran (5 menit )
a. Menjelaskan Tujuan Pembelajaran
b. Menjelaskan pokok bahasan
c. Apersepsi (menggali pengetahuan/kemampuan peserta
pembelajaran dengan metoda curah pendapat)
3. Kegiatan Inti (15 menit)
a. Sasaran menyimak penjelasan materi melalui metode ceramah,,
tanya jawab serta penggunaan media powerpoint dan leaflet
b. Sasaran mengajukan pertanyaan terkait materi-materi yang belum
dipahami, kemudian dijawab oleh penyuluh
4. Penutup (5 menit)
a. Penyuluh Mengajukan pertanyaan secara lisan sebagai evaluasi
b. Penyuluh Menyimpulkan materi dan tindak lanjut
c. Memberi salam
E. Evaluasi :
1. Prosedur (Post Tes)
2. Bentuk (Lisan)
Butiran Soal :
a. Sebutkan pengertian baby blues dengan benar?
b. Jelaskan kapan terjadinya baby blues dengan benar?
c. Sebutkan tanda dan gejala baby blues dengan benar?
d. Sebutkan penyebab baby blues dengan benar?
e. Sebutkan dampak baby blues dengan tepat?
f. Sebutkan pencegahan baby blues dengan tepat

Cimahi, Januari 2020


Mengetahui Pembimbing Praktikan

----------------------------- -------------------------------
LAMPIRAN MATERI

A. Baby Blues Syndrome

1. Pengertian

Syndrom baby blues adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak

hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima kehadiran

bayinya. Perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan

pasca persalinan (Pieter dan Lubis, 2010). Baby Blues Syndrome

merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan akibat penyesuaian

terhadap kelahiran bayi, yang muncul hari pertama sampai hari ke empat

belas setelah proses persalinan, dengan gejala memuncak pada hari ke

lima (Diah: 2015).

Yusari dan Risneni (2016) berpendapat terdapat tiga bentuk

perubahan psikologis pada masa postpartum yaitu meliputi Pascapartum

Blues (Maternitas Blues atau Baby Blues), Depresi Pascapartum dan

Psikosa Postpartum. Baby Blues Syndrome ini dikategorikan sebagai

sindrom gangguan mental yang paling ringan dari tiga perubahan

psikologis pasca melahirkan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan

sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksana sebagaimana

seharusnya, akhirnya dapat menjadi 12 masalah yang menyulitkan, tidak

menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi

wanita yang mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini

dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yang mempunyai

dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan

dengan suami dan perkembangan anaknya.


Baby blues syndrome atau stress pasca melahirkan merupakan

suatu kondisi umum yang sering di alami oleh seorang wanita yang baru

melahirkan dan biasanya terjadi pada 50% ibu baru. Baby blues sendiri

merupakan suatu perasaan gembira oleh kehadiran sang buah hati, namun

disertai oleh perasaan cemas, kaget dan sedih sehingga dapat

menimbulkan kelelahan secara psikis pada sang ibu tersebut (Melinda,

2010).

Muhammad (2011), menjelaskan bahwa Baby blues syndrome atau

stress pasca persalinan, merupakan salah satu bentuk depresi yang sangat

ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari pertama setelah melahirkan dan

cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga atau keempat pasca persalinan.

Postpartum Distress Syndrome atau yang juga sering disebut dengan Baby

Blues Syndrome merupakan reaksi psikologis yang berupa gejala depresi

postpartum dengan tingkat ringan. Syndrome ini muncul pasca melahirkan

dan seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat pasca partum dan

memuncak pada hari kelima dan keempat belas pasca melahirkan

(Medicastore, 2012). Hampir sebagian besar ibu yang baru melahirkan

mengalami baby blues. Sebuah kondisi depresi pasca persalinan, yang jika

tidak ditangani, akan berdampak pada perkembangan anak.

Baby blues syndrome atau postpartum syndrome adalah kondisi

yang dialami oleh hampir 50% perempuan yang baru melahirkan. Kondisi

ini dapat terjadi sejak hari pertama setelah persalinan dan cenderung akan

memburuk pada hari ketiga sampai kelima setelah persalinan. Baby blues

cenderung menyerap dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah

persalinan (Conectique, 2011).


2. Waktu dan Durasi Baby Blues Syndrome

Baby blues syndrome dapat terjadi segera setelah kelahiran, tapi

akan segera menghilang dalam beberapa hari sampai satu minggu.

Apabila gejala tersebut berlangsung lebih dari satu minggu itu sudah

termasuk dalam depresi postpartum (Aprilia, 2010). Kondisi ini merupakan

periode emosional stres yang terjadi antara hari ke 3 dan ke-l0 setelah

persalinan yang terjadi sekitar 80% pada ibu postpartum.

3. Gejala-Gejala Baby Blues Syndrome

Pendapat lain menjelaskan tentang gejala Baby Blue Syndrome

(Marmi: 2012):

1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan

menangis tanpa sebab

2. Mudah kesal, gampang tersinggung dan tidak sabaran

3. Tidak memiliki tenaga atau sedikit saja Selain hormon, hadirnya si kecil

yang harus betul-betul diawasi, dipenuhi perhatiannya, diasuh siang dan

malam banyak menguras tenaga ibu, sehingga ibu mengalami keletihan

dan kurang waktu istirahat.

4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga Selain itu kecemasan yang

menghantui para ibu, kecemasan akan masa depan anak, kecemasan

apakah mampu atau tidaknya membesarkan anak dengan baik, dan

kecemasan lainnya yang menghantui ibu juga bisa memicu Baby Blues

Syndrome.

5. Menjadi tidak tertarik dengan bayi atau menjadi terlalu memperhatikan

dan kuatir terhadap bayinya.


6. Tidak percaya diri karena adanya perubahan bentuk tubuh pasca

melahirkan.

7. Sulit beristirahat dengan tenang bisa juga tidur lebih lama merawat bayi

memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak

sedikit yang dapat membuat ibu sangat letih. Peningkatan berat badan

yang disertai dengan makan berlebihan

8. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan Merawat bayi

memerlukan perhatian ekstra. Dibutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak

sedikit yang dapat membuat ibu sangat letih. Peningkatan berat badan

yang disertai dengan makan berlebihan

9. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya

Yusari dan Risneni (2016) menjelaskan beberapa gejala Baby Blues

Syndrome yaitu sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia,

tidak sabar, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala

sering berganti mood, merasa terlalu sensitive dan cemas berlebihan,

tidak bergairah, tidak percaya diri, tidak mau berkonsentrasi dan sangat

sulit membuat keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan

si kecil yang baru saja dilahirkan, dan merasa tidak menyayangi

bayinya, insomnia yang berlebihan. Semua gejala tersebut akan hilang

dalam jangka waktu beberapa jam atau hari. Namun jika masih

berlangsung untuk beberapa minggu dan bahkan bulan maka hal

tersebut dapat dikatakan ibu mengalami depresi postpartum.


4. Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrome

Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya Baby

Blues Syndrome menurut Ummu (2012), di antaranya:

a. Perubahan hormonal.

Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan

progesterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar hormon

yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan inudah lelah,

penurunan mood, dan perasaan tertekan.

b. Fisik

Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan ritme

kehidupan sosial dalam keluarga, terutama ibu. Mengasuh si kecil

sepanjang siang dan malam sangat menguras energi ibu, menyebabkan

berkurangnya waktu istirahat, sehingga terjadi penurunan ketahanan

dalam menghadapi masalah.

c. Psikis

Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan

dalam mengurus si kecil, ketidakmampuan mengatasi dalam berbagai

permasalahan, rasa tidak percaya diri karena perubahan bentuk tubuh

dan sebelum hamil serta kurangnya perhatian keluarga terutama suami

ikut mempengaruhi terjadinya depresi.

d. Sosial

Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh

adaptasi. Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa dijauhi

oleh lingkungan juga berperan dalam depresi. Penyebab baby blues

syndrome diduga karena perubahan hormonal di dalam tubuh wanita


setelah melalul persalinan. Selama menjalani kehamilan, berbagai

hormon dalam tubuh ibu meningkat seinng pertumbuhan janin. Setelah

melalu tahap persalinan, jumlah produksi berbagai hormon seperti

estrogen, progesteron, dan endorphin mengalami perubahan yang dapat

mempengaruhi kondisi emosional ibu. Kelelahan flsik dan rasa sakit

setelah persalinan, air susu yang belum keluar sehingga bayi rewel dan

payudara membengkak, serta dukungan moril yang kurang dapat

menjadi alasan lain timbulnya baby blues syndrome (Suwignyo, 2010).

5. Dampak Baby Blues Syndrome

Jika kondisi baby blues syndrome tidak disikapi dengan benar,

bisa berdampak pada hubungan ibu dengan bayinya, bahkan anggota

keluarga yang lain juga bisa merasakan dampak dari baby blues

syndrome tersebut. Jika baby blues syndrome dibiarkan, dapat berlanjut

menjadi depresi pasca melahirkan, yaitu berlangsung lebih dan hari ke-7

pascapersalinan. Depresi setelah melahirkan rata-rata berlangsung tiga

sampai enam bulan. Bahkan terkadang sampai delapan bulan. Pada

keadaan lanjut dapat mengancam keselamatan diri dan anaknya.

a. Pada ibu

1) Menyalahkan kehamilannya

2) Sering menangis

3) Mudah tersinggung

4) Sering terganggu dalam waktu istirahat atau insomnia berat

5) Hilang percaya diri mengurus bayi, merasa takut dirinya tidak bisa

memberikan asi bahkan takut apabila bayinya meninggal.

6) Muncul kecemasan terus menerus ketika bayi menangis


7) Muncul perasaan malas untuk mengurus bayi

8) Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat

9) Frustasi hingga berupaya untuk bunuh diri

b. Pada anak

1) Masalah perilaku

Anak-anak dari ibu yang mengalami baby blues syndrome lebih

memungkinkan memiliki masalah perilaku, termasuk masalah

tidur, tantrum, agresi, dan hiperaktif.

2) Perkembangan kognitif terganggu

Anak nantinya mengalami keterlambatan dalam bicara dan

berjalan jika dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang tidak

depresi. Mereka akan mengalami kesulitan dalam belajar di

sekolah.

3) Sulit bersosialisasi

Anak-anak dari ibu yang mengalami baby blues syndrome

biasanya mengalami kesulitan membangun hubungan dengan

orang lain. Mereka sulit berteman atau cenderung bertindak kasar

4) Masalah emosional

Anak-anak dari ibu yang mengalami baby blues syndrome

cenderung merasa rendah diri, lebih sering merasa cemas dan

takut, lebih pasif, dan kurang independen.

c. Pada suami

Keharmonisan pada ibu yang mengalami baby blues

syndrome biasanya akan terganggu ketika suami belum mengetahui

apa yang sedang di alami oleh istrinya yaitu baby blues syndrome,
suami cenderung akan menganggap si ibu tidak becus mengurus

anaknya bahkan dalam melakukan hubungan suami istri biasanya

mereka merasa takut seperti takut mengganggu bayinya.

6. Pencegahan Baby Blues Syndrome

Pencegahan baby blues syndrome menurut Conectique (2011),

juga dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a. Mintalah bantuan orang lain, misalnya kerabat atau teman untuk

membantu anda mengurus si kecil.

b. Ibu yang baru saja melahirkan sangat butuh istirahat dan tidur yang

cukup. Lebih banyak istirahat di minggu-minggu dan bulan-bulan

pertama setelah melahirkan, bias mencegah depresi dan memulihkan

tenaga yang seolah terkuras habis.

c. Konsumsilah makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih,

sehat dan segar.

d. Cobalah berbagi rasa dengan suami atau orang terdekat lainnya.

Dukungan dari mereka bias membantu kita mengurangi depresi.

Anda mungkin juga menyukai