Kelompok 5 Tugas Ilmuwan Di Masyarakat
Kelompok 5 Tugas Ilmuwan Di Masyarakat
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Dasar-Dasar Sains
yang diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si
Disusun oleh :
S1 MATEMATIKA
JANUARI 2021
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa juga dihaturkan
kepada Nabi besar Muhammad saw. karena berkat beliau sampai sekarang kita masih bisa
merasakan nikmat iman dan islam. Pada saat ini, kami telah berhasil menyelesaikan makalah
yang berjudul “Peranan Ilmuwan di Masyarakat”. Makalah “Peranan Ilmuwan di
Masyarakat” disusun guna memenuhi tugas Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si pada mata
kuliah Dasar-Dasar Sains di Universitas Negeri Malang.
1. Orang tua yang telah mendidik dan membesarkan kami hingga akhirnya sekarang kami
dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini;
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Sains;
3. Semua guru yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada kami selama ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu;
4. Anggota kelompok kami sendiri karena telah menyusun makalah tersebut dengan sebaik
mungkin;
5. Pihak lain yang telah membantu menyelesaikan pembuatan makalah ini secara langsung
maupun tidak langsung.
Karena makalah yang kami susun tidak bisa dibilang sempurna, maka dari itu sangat
dipersilakan bagi para pembaca untuk memberikan tanggapan berupa kritik maupun saran yang
nantinya akan sangat bermanfaat bagi kami dalam pembuatan makalah selanjutnya di waktu
yang akan datang.
Banyak hal-hal baik yang diharapkan setelah tersusunnya makalah ini. Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan yang akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, baik bagi diri kami sendiri maupun para pembaca yang berbahagia.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era saat ini terdapat aspek mendasar yang menjadi tantangan bagi setiap
ilmuwan yaitu adalah etika keilmuan. Etika menjadi tantangan yang tidak mudah untuk
ditundukan. Seorang ilmuan akan kehilangan arah dan titik pijak dalam menjalankan
tugas dan peranya jika tidak mempunyai landasan etika yang kuat. Maka dari itu seorang
ilmuwan harus memahami betul apa itu etika. Banyak ilmuan yang pintar,cerdas,dan
berpikir kritis akan tetapi itu saja tidak cukup. Ilmuan juga harus memiliki integritas dan
moral kebangsaan yang tinggi . Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan penulis dan
pembaca dapat memahami tentang sains di masyarakat, etika keilmuan,serta peranan
ilmuwan.
1
2. Apa yang dimaksud dengan etika keilmuan ?
3. Apa pengertian dan contoh dari rekayasa genetika ?
4. Apa pengertian dan contoh dari pengunaan senjata kimia ?
5. Bagaimana contoh sains yang mempunyai probem etika?
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah artikel yang cukup bagus ditulis oleh seorang peraih Nobel Laurat, artikel
dalam bidang kimia ini ditulis pada tahun 1986 oleh John C. Polanyi yang berjudul
"Doing Science" dan dimuat di situs web www. nobel.se. Dalam artikel tersebut
dijelaskan mengenai dua bagian penting dalam kehidupan para ilmuwan.
Keseimbangan diperlukan dalam kedua peran ini, tidak boleh hanya berat pada
satu sisi saja. Kegiatan ber-sains menempatkan "kebenaran" ilmiah di atas segalanya dan
kebenaran ini harus dibagi dengan ilmuwan lainnya dimana ilmuwan lain dapat mengerti
dan paham atas kebenaran ilmiah tersebut. Karena kebenaran objektif adalah milik
objeknya, maaka kebenaran ilmiah tidak boleh hanya dimiliki oleh satu ilmuwan saja.
Pada dasarnya ilmuwan berbagi informasi antara satu dengan lainnya secara sengaja
maupun tidak sengaja, ini adalah bentuk kerjasama para ilmuwan, oleh karena itu masing-
masing ilmuwan harus menghormati ilmuwan lainnya.
3
ini. Ilmuwan sebagai pihak yang tahu dan paham bagaimana hasil dari pengetahuan yang
telah diemukan dan lapangan spesifik tertentu dalam pengetahua haruslah bersikap hati-
hati. Dengan adanya sikap netral, dalam masyarakat ilmuwan tidak selayaknya berpihak
pada kelompok atau pihak tertentu, apalagi berpihak pada yang mempunyai akses
terhadap kekuasaan (power) yaitu pemerintahan. Ilmuwan juga harus menjaga suasana
demokratis dan memiliki sifat objektif juga, termasuk dalam mencegah kecenderungan
para penguasa yang memiliki niat salah untuk memanfaatkan teknologi guna
melestarikan kepentingan pribadi dari penguasa itu sendiri yang berupa kekuasaan
maupun untuk tujuan ekonomis serta pembuatan senjata untuk perang sehingga
merugikan banyak umat manusia dan penghematan energi.
Kesadaran ilmuwan akan peran dan tanggung jawabnya dalam ilmu pengetahuan
atau proses sains sangat diperlukan. Objektivitas harus memiliki proporsinya masing-
masing, karena hal tersebut menjadi penentu langkah kemajuan ilmu. Dibutuhkan
peranan etika di dalam hal ini. Apa yang disebut sebagai etika adalah diskursus atau
wacana nilai-nilai.
Untuk pengertian etika sendiri berasal dari kata Yunani 'ethos' yang memiliki arti
watak atau moral, yaitu menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan
yang ada sebelumnya atau praktek sekelompok manusia. Etika hampir memiliki arti yang
sama dengan moral, namun bedanya moral digunakan untuk perbuatan yang sedang
dinilai, sedangkan untuk pengkajian sistem nilai menggunakan etika (Said 1980:23-24).
Sains seharusnya tdak memihak, tetapi diperlukannya etika bagi para ilmuwan.
Beberapa etika keilmuan meliputi:
4
1. Tidak mudah terpengaruh oleh nilai lain yang ada yang berupa masalah Bebas Nilai
Sains di luar laboratorium dan masyarakat ilmiah. Sains seharusnya memenuhi
prinsip "bebas nilai", yang artinya sains yang berkembang tidak dipengaruhi nilai
lain yang ada di luar pembahasan sains, seperti kepentingan politik. Seharusnya sains
dikembangkan demi pengetahuan yang berdasarkan kepentingan ilmiah murni dan
tidak adanya penyimpangan dalam hal apapun itu dan dalam lingkungan di luar
masyarakat ilmiah. Hal ini juga dilakukan agar masyarakat terhindar dari kesalahan
yang lebih besar. Oleh karena itu, sains harus bebas nilai. Ada dua bahasan mengenai
macam kecenderungan dasar dalam menjaga sains sebagai kajian bebas nilai yang
akan memberikan gambaran peranan sains yang seharusnya dalam masyarakat jika
diterapkan secara ekstrem:
a. Kecenderungan puritan-elitis, dalam hal ini tujuan ilmu pengetahuan dan sains
selalu untuk ilmu sains itu sendiri secara murni, yang artinya mengetahui dan mencari
kejelasan terhadap apa yang ingin dicari dari gejala alam dan mampu
menjelaskannya. Sains yang seperti ini mempunyai sifat bebas nilai, objektif, dan
sangat otonom sehingga sedikit yang teratarik.
2. Sikap Ilmiah, Salah satu tuntutan utama sikap ilmiah dari ilmuwan adalah kejujuran.
Tanpa kejujuran kerja apa yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam pekerjaannya
tidak memiliki makna. Dengan adanya sikap jujur dan saling terbuka, ilmuwan akan
berkomunikasi dan hasil dari komunikasi ini dapat berlanjut sampai seterusnya dan
menjadi panjang. Tak hanya itu, jika suatu saat ilmuwan menghasilkan suatu
pekerjaan yang berdampak negatif maka harus menjelaskan serta memberi alternatif
antisipasi. Boleh saja jika ilmuwan bersikap pragmatis, tetapi tetap harus jujur
terutama dalam melepaskan ilmunya untuk kepentingan masyarakat luas. Kaim akan
kebenaran dan kesalahan juga menjadi salah satu aspek kejujuran ilmuwan.
5
3. Risk Management merupakan salah satu kegiatan sulit yang harus dilakukan
ilmuwan, karena bagaimanapun juga semua hasil ilmu pengetahuan yang sebarkan ke
masyarakat umum mengandung risiko. Tentunya para ilmuwan harus mengetahui
risikonya dan meminimalkan risiko tersebut dengan cara dan metode ilmiah.
Seharusnya peneliti dan saintis bekerja sama dengan para ahli di bidang lain agar
dapat menetapkan batas-batas penerapan ilmunya yang dilihat dari segi keselamatan
dan keseimbangan ekosistem. Penting sekali mengetahui batas kemampuan
menerima risiko ini.
2.3 Rekayasa Genetika
2.3.1 Pengertian Rekayasa Genetika
6
Modifikasi gen yang diambil untuk padi transgenik diambil dari gen jagung dan
bakteri Erwinia yang dimodifikasi dimasukkan ke dalam kromosom padi
sehingga sifat yang dimodifikasi tersebut mengandung provitamin A (beta
karoten) dalam jumlah besar.
2. Melon transgenik
Modifikasi ini diambil dari gen baru bakteriofag T3 yang dimodifikasi untuk
mengurangi pembentukan hormone yang berperan dalam pematangan buah,
sehingga sifat yang dimodifikasi tersebut untuk mencegah buah membusuk
dengan cepat. (Slideshare, 2017)
3. Tembakau transgenik
Rekayasa genetika pada tembakau transgenic dengan memasukkan enzim
tertentu ke dalam tanaman tembakau, yang dapat menguraikan TNT. Penelitian
ini membuktikan bahwa penanaman pada lahan yang tercemar TNT
menunjukkan tanaman tembakau hasil rekayasa genetika secara signifikan
menurunkan kandungan TNT dalam tanah. Dapat disimpulkan tanaman hasil
rekayasa genetika dapat menghilangkan sumber pencemaran lain seperti TNT.
(Slideshare, 2017)
4. Ubi Jalar transgenik
Dengan bantuan teknologi penekan gen, modifikasi genetic pada selubung virus
tertentu dapat ditransfer ke ubi jalar, sehingga sifat yang dimodifikasi tersebut
dapat melawan penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus.
5. Tomat transgenik
Memiliki gen khusus yang disebut antisenescens, yang dapat memperlambat
pematangan dengan memperlambat sintesis polygalakturonase, sehingga
menunda pelunakan tomat.
Dalam bidang medis, rekayasa genetika umumnya digunakan untuk
memproduksi insulin manusia melalui bakteri Escherichia coli, terapi gen, dan
produksi antibodi monoklonal.
2.4 Pengertian dan Contoh Senjata Kimia
2.4.1 Pengertian Senjata Kimia
Senjata kimia adalah senjata yang menggunakan sifat senyawa kimia beracun
untuk membunuh, melukai atau melumouhkan musuh. Menurut penggunaannya
senjata kimia berbeda dengan senjata konvensional dan senjata nuklir, karena efek
7
yang dihasilkan dari senjata kimia terutama bukan dari daya ledaknya. (Wikipedia,
2020)
Meskipun senjata kimia berbeda dari senjata nuklir, senjata biologi dan
senjata radiologi, senjata ini diklasifikasikan sebagai senjata pemusnah massal.
Semua senjata ini dapat digunakan dalam peperangan dan dikenal dengan singkatan
militer NCB (untuk perang nuklir, biologi dan kimia). Perbedaan antar senjata
pemusnah massal dan senjata konvensional adalah bahwa senjata tersebut memiliki
potensi untuk meledak, energi kinetik, karenanya sangat efektif. Dalam hal ini,
beberapa senjata kimia tersebar luas dalam bentuk gas, cair dan padat yang dengan
mudah mengenai lawan yang menjadi sasaran. Tiga contoh senjata kimia modern
gas air mata, gas saraf dan semprotan merica. (Wikipedia, 2020)
Senjata kimia pertama kali digunakan saat terjadi Perang Dunia I. Senjata
kimia paling mematikan saat Perang Dunia I adalah fosgen dan klorin. Ada lagi gas
mustard yang pertama kali digunakan oleh pasukan Jerman.
8
sebagai contoh dalam penggunaan senjata kimia yang memunculkan konflik bersenjata
dimana-mana. Perang Dunia I dan Perang Dunia II menggunakan senjata kimia yang
mengakibatkan terjadinya kekerasan dan jumlah korban yang tidak sedikit. Hal ini
merupakan salah satu bentuk penggunaan pengetahuan alam yang tercela. Pastinya, juga
sudah mendengar tentang perakitan bom untuk tujuan teroris, dan upaya ini juga
didukung oleh pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, teknologi dan sains harus digunakan
dengan sikap dan tujuan yang baik.
Dalam bidang teknologi biokimia dan rekayasa genetika juga membuat kita
untuk lebih memikirkan bijak tidaknya penggunaan teknologi sains oleh manusia.
Contohnya teknologi kloning yang diterapkan ke manusia. Sebenarnya perkembangan
sains dan teknologi itu sangat dapat membantu manusia, hanya saja jika jatuh ke tangan
orang yang tidak tepat dan disalahgunakan untuk sesuatu yang buruk, maka ilmu
pengetahuan tersebut akan membawa dampak negatif.
Dalam peristiwa kloning itu sendiri merupakan tindakan yang kurang tepat
karena ada batasan yang tidak bisa dilampaui oleh ilmu pengetahuan, di kasus cloning ini
justru bisa menjadikan manusia serakah dan ketidaksempurnaan dari hasil kloning
manusia bisa menjadi boomerang untuk peradaban manusia. Oleh karena itu ilmuwan
seharusnya tetap bertanggung jawab dalam penelitiannya sampai akhir,dan tidak
cenderung tak acuh pada hasil penelitian tanpa memikirkan akibatnya.dalam hal ini
menjadi bukti bahwa sangat dibutuhkannya etika keilmuwan. Tak terkecuali dalam
bidang teknologi rekayasa genetika yang memiliki ruang lingkup cukup luas.
9
BAB III
3.1 Kesimpulan
Meningkatkan kesejahteraan merupakan peran atau tanggung jawab terbesar bagi
seorang ilmuwan kepada masyarakat. Hal tersebut karena ilmuwan diharapkan dapat
memberi pengaruh yang positif bagi masyarakatnya. Ilmuwan sebagai pihak yang tahu
dan paham bagaimana hasil dari pengetahuan yang telah ditemukan haruslah bersikap
hati-hati dengan bersikap netral. Ilmuwan juga harus menjaga suasana demokratis dan
memiliki sifat objektif juga, termasuk dalam mencegah kecenderungan para penguasa
yang memiliki niat salah untuk memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pribadi yang
dapat merugikan umat manusia.
Istilah etika berasal dari kata Yunani “ethos" yang memiliki arti watak atau
moral, yaitu menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan yang ada
sebelumnya atau praktek sekelompok manusia. Etika sangat penting dalam pengambilan
langkah-langkah ilmuwan karena menyangkut subjektivitas ilmuwan dan untuk
menghindari penyalahgunaan sains. Beberapa etika keilmuan meliputi: tidak mudah
terpengaruh oleh nilai lain atau masalah bebas nilai, sikap ilmiah, dan risk management.
Rekayasa genetika atau modifikasi genetika sederhananya adalah proses
memodifikasi gen organisme untuk meningkatkan karakteristiknya. Contoh rekayasa
genetika pada tanaman diantaranya: padi transgenik, melon transgenik, tembakau
transgenik, ubi jalar transgenik, tomat transgenik, dll. Dalam bidang medis, rekayasa
genetika umumnya digunakan untuk memproduksi insulin manusia melalui bakteri
escherichia coli, terapi gen, dan produksi antibodi monoklonal.
Senjata kimia adalah senjata yang menggunakan sifat senyawa kimia beracun
untuk membunuh, melukai atau melumpuhkan musuh. Contoh penggunaan senjata kimia
antara lain : penggunaan fosgen dan klorin pada perang dunia I; gas mustard oleh pasukan
Jerman; gas sarin, tabon oleh kamp konsetrasi Nazi Polandia, Auschwitz Selama Perang
Dunia II; napalm dan herbisida pada perang Vietnam tahun 1961 hingga 1967, dsb.
Contoh sains yang memiliki problem etika di antaranya adalah : 1) penggunaan
senjata kimia yang memunculkan konflik bersenjata dimana-mana; 2) perakitan bom
untuk tujuan teroris; 3) teknologi kloning yang diterapkan ke manusia yang justru bisa
menjadikan manusia serakah dan menjadi boomerang untuk peradaban manusia, dsb.
10
3.2 Saran
Berdasarkan isi makalah yang telah tertera diatas, maka dapat diajukan beberapa
saran yaitu sebagai berikut.
1. Ilmuwan diharapkan selalu bersikap netral, berhati-hati, dan selalu menjalankan
peranannya yaitu mensejahterakan masyarakat. Ilmuwan juga harus menjaga suasana
demokratis dan memiliki sifat objektif juga.
2. Para ilmuwan juga diharapkan tidak melupakan etika keilmuan karena hal itu
menyangkut subjektivitas ilmuwan dan untuk menghindari penyalahgunaan sains.
3. Rekayasa genetika memang sangat berguna untuk kehidupan manusia, namun kita
juga harus menyeleksi rekayasa genetika mana yang tidak mencemarkan lingkungan
dan yang malah merugikan lingkungan serta diharapkan agar rekayasa genetika tidak
menghilangkan jenis asli dari tanaman atau hewan yang telah direkayasa tersebut.
4. Senjata kimia rata-rata sangat merugikan bagi seluruh makhluk hidup di bumi ini
karena itu diharapkan para ilmuwan untuk tidak mengembangkan senjata kimia yang
dapat merusak ekosistem dibumi ini, masyarakat juga diharapkan agar selalu berhati-
hati agar tidak berurusan dengan senjata kimia.
5. Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk mensejahterakan kehidupan manusia, bukan
sebaliknya. Karena itulah, diharapkan para ilmuwan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan tidak melewati batas dan juga selalu berpatokan pada etika
keilmuan
11
DAFTAR PUSTAKA
Mardiany, Shelvy. 2017, April 14. 15 Contoh Rekayasa Genetika. Dipetik Januari 6, 2021, dari
slideshare: https://www.slideshare.net/mobile/SHELVYMARDIANY/15-contoh-rekayasa-
genetika
Wikipedia. 2020, Juli 21. Senjata Kimia. Dipetik Januari 6, 2021, dari wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Senjata_kimia
Michico, Nathania Riris. 2018, Februari 28. Jejak Penggunaan Senjata Kimia dalam Perang.
Dipetik Jnuari 6, 2021, dari wikipedia: https://www.
https://www.inews.id/news/internasional/jejak-penggunaan-senjata-kimia-dalam-perang
12