Anda di halaman 1dari 20

FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA

Topik
Objek Ilmu dan Struktur Ilmu dalam Dimensi Ontologi Ilmu

Oleh : Uswatun Khasanah


NIM : 1610247887
Dosen Pengampu : Dr. Nahor Murani Hutapea, M. Pd

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
2017
DIMENSI ONTOLOGI ILMU

Ontologi merupakan salah satu cabang dari filsafat ilmu yang membahas
tentang keberadaan dan jenis-jenis dari suatu kenyataan yang ada dan dapat di
telaah atau dikaji oleh manusia dan pemikiran manusia. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hamdani bahwa “ontologi merupakan cabang metafisika yang
membicarakan eksistensi dan ragam dari suatu kenyataan”. 1 Pada makalah ini
topik yang akan di bahas adalah objek dan struktur dalam dimensi ontologis ilmu.
Objek telaahan dalam dimensi ontologi adalah yang ada, yaitu “ada individu, ada
umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada universal, ada mutlak, termasuk
kosmologi dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang
ada, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta dan pengatur serta penentu alam
semesta”.2 Sedangkan struktur ilmu adalah susunan unsur-unsur ilmu secara
sistematis dan memiliki keterkaitan antar unsur-unsur ilmu tersebut. Sebagaimana
menurut Savegi dan Amstrong yang telah diterjemahkan oleh Hamdani bahwa
“struktur ilmu merupakan ilustrasi hubungan antara fakta, konsep serta
generalisasi, keterkaitan tersebut membentuk suatu bangun struktur ilmu”.3
A. Objek Ilmu
Menurut Jujun “ilmu mempelajari alam sebagaimana adanya dan terbatas
pada lingkup pengalaman manusia”.4 Ilmu mempelajari alam dapat dimaknai
bahwa ilmu memiliki objek untuk di pelajari sehingga menghasilkan suatu ilmu
baru. Para Ahli membagi objek atau sasaran yang akan di bahas dalam dimensi
ontologi ilmu dibagi menjadi dua yaitu objek meterial dan objek formal. Objek
material mengkaji ilmu dari segi subtansi sesuatu yang ada, sedangkan objek
formal mengkaji ilmu dari sudut pandang ilmuan terhadap suatu subtansi yang ada
dengan menggunakan suatu ilmu. Sebagaimana menurut Hamdani bahwa “objek
material adalah seluruh bidang atau bahan yang dijadikan telaahan ilmu,
1
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia. Hal. 21
2
Susanto. (2015). Filsafat ilmu (suatu kajian dalam dimensi ontologis, epistemologis,
dan aksiologis). Cetakan ke lima agustus 2015. Jakarta: Bumi Aksara. Hal. 91
3
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia Hal. 104
4
Kuntjojo. (2009). Filsafat Ilmu. Di akses dari
https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2008/04/filsafat-ilmu.pdf . [09 Maret 2017]. Hal.
14

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 1


sedangkan objek formal adalah objek yang berkaitan dengan cara objek material
itu ditelaah oleh suatu ilmu”.5
Pernyataan di atas menggambarkan adanya keterkaitan antara objek
material dan objek formal. Contoh dari keterkaitan antara objek material dengan
objek formal adalah bilangan dengan penggunaan bilangan untuk perhitungan
dan pengukuran. Bilangan sebagai objek material dan penggunaan bilangan untuk
perhitungan dan pengukuran adalah sudut pandang terhadapa bilangan tersebut.
Objek material dari bilangan adalah bilangan itu sendiri mulai dari bilangan asli,
bilangan cacah, bilangan bulat, dan setreusnya sampai dengan bilangan komplek.
Objek formal dari bilangan adalah sudut pandang terhadap hakekat dan esensi dari
bilangan tersebut, misalnya penggunaan bilangan untuk perhitungan dan
pengukuran.
Objek material beberapa ilmu dapat saja sama akan tetapi objek
formalnyalah yang membedakannya. Contohnya objek materialnya adalah
bilangan, sedangkan objek formalnya bisa saja sudut pandang terhadap kegunaan
bilangan untuk perhitungan dan pengukuran atau sudut pandang terhadap
merealisasikan konsep bilangan yang abstrak menjadi riil atau nyata. Hal ini akan
menghasilkan ilmu yang berbeda karena sudut pandangnya berbeda walaupun
material yang dikaji sama. Jika ada ilmu memiliki objek material yang sama dan
juga objek formalnya sama, maka ilmu tersebut pada dasarnya merupakan ilmu
yang sama, hanya saja nama atau sebutannya yang berbeda. “Objek ilmu itu
menentukan kelompok dan cara ilmu itu bekerja dalam memainkan perannya
melihat realitas”.6 Kombinasi antara objek material dengan objek formal akan
menghasilkan produk dalam pengetahuan ilmiah yang merupakan cabang ilmu
dari objek yang bersangkutan. Berikut akan diuraikan lebih terperinci mengenai
objek material dan objek formal:

1. Objek material

5
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia. Hal. 147
6
Ibid. Hal. 146

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 2


Objek material yaitu sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran,
sesuatu yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. “Objek material
mencangkup hal konkret, misalnya manusia, tumbuhan, batu, atau hal-hal yang
abstrak seperti ide, nilai-nilai, dan kerohanian”. “Objek material adalah objek
yang secara wujudnya dapat dijadikan bahan telaahan dalam berfikir”.7 Surajiyo
dkk. memaknai “obyek material dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan
penelitian atau pembentukan pengetahuan”.8 Sedangkan menurut Kuntjojo “Objek
material adalah fenomena di dunia ini yang ditelaah ilmu”. 9 Dari beberapa definisi
yang dikemukakan oleh beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa objek
material adalah fenomena dunia yang kongkret yang dijadikan objek dalam
berfikir dengan menggunakan ilmu tertentu sehingga dapat membentuk cabang
ilmu baru.
Menurut Dardiri objek material dapat berupa “gejala-gejala alam (ilmu-
ilmu kealaman), gejala-gejala sosial (ilmu-ilmu sosial) dan gejala-gejala budaya
(ilmu-ilmu budaya)”.10 Terdapat beberapa subtansi atau bahan telaahan dalam
objek material. Menurut The Liang Gie terdapat enam bahan telaahan ilmu dalam
objek material, yaitu; “ide abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani,
peristiwa sosial dan proses tanda”. 11 Keenam bahan telaahan dalam objek material
melahirkanlah tujuh jenis ilmu, yaitu; “ilmu-ilmu matematis, ilmu-ilmu fisis,
ilmu-ilmu biologis, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu psikologis, ilmu-ilmu linguistik
dan ilmu-ilmu interdisipliner”.12 Berikut adalah masing-masing penjelasan dari
tujuh jenis ilmu tersebut:

a. Ilmu-ilmu Matematis

7
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia. Hal. 74
8
Jelahu, S. (2010). Makalah Filsafat Ilmu (Pdf File). Jurusan Pendidikan Matematika Universitas
Kanjuruan. Malang: Diakses dari internet [13 Maret 2017].Hal. 5
9
Kuntjojo. (2009). Filsafat Ilmu. Di akses dari
https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2008/04/filsafat-ilmu.pdf. [09 Maret 2017]. Hal. 14
10
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia. Hal. 33
11
Ibid
12
Dardiri, A. _ . Filsafat Ilmu. Handout Perkuliahan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta. Diakses dari internet [13 Maret 2017]. Slide 19

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 3


Matematika berasal dari bahasa yunani, dari kata “mathema” yang berarti
pengetahuan atau ilmu . Kata mathematika berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu “mathein” atau “mathenein” yang artinya belajar
(berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti
ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Russefendi
mengatakan bahwa Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio
(penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi
matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan
idea, proses, dan penalaran.13 Matematika terbentuk dari pengalaman manusia
dalam dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam
dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif
sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika. Supaya konsep-konsep
matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat
dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi
matematika yang bernilai global (universal).
Russefendi juga berpendapat bahwa Matematika terorganisasikan dari
unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan
dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara
umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. 14 Matematika
terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri akan tetapi ada
pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu
aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori
bilangan dan statistika.
b. Ilmu-ilmu Fisis
Fisika berasal dari bahasa yunani yang berarti alam. Sehingga fisika dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari “benda-benda alam, gejala-gejala
kejadian alam serta interaksi dari benda-benda alam tersebut”.15 Ilmu fisika secara
umum terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu ilmu fisika klasik dan ilmu fisika

13
_. _ . Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika di SD, Bahan Belajar Mandiri (Pdf
File). Diakses dari Interner [13 Maret 2017]. Hal. 3
14
Ibid. Hal. 4
15
_ . _. 10 Fisika (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017]. Hal. 107

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 4


modern. Ilmu-ilmu fisika yang termasuk dalam kelompok fisika klasik adalah
mekanika, listrik, magnetik, panas, bunyi, opyik dan gelombang (perbatasan
antara fisika klasik dengan modern). Ilmu ilmu fisika yang termasuk dalam
kelompok fisika modern adalah teorema relativitas dari Einsten.
c. Ilmu-Ilmu Biologis
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup. Biologi merupakan
cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup, dan untuk
mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi.16
Cabang-cabang ilmu biologi diantaranya adalah:
1) Anatomi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang bagian-
bagian struktur tubuh dalam makhluk hidup.
2) Agronomi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang tanaman
budidaya.
3) Botani adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang tumbuhan.
4) Bakteriologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang
bakteri.
5) Bioteknolgi adalah adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
penggunaan penerapan proses biologi secara terpadu yang meliputi proses
biokimia, mikrobiologi, rekayasa kimia untukmbahan pangan dan peningkatan
kesejahteraan manusia.
d. Ilmu-ilmu Sosial
James A Banks (1990) mendefinisikan ilmu sosial adalah ilmu yang
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan
dalam hidup bernegara dilingkungan masyarakat.17 Dalam ilmu-ilmu sosial
setidaknya ada delapan disiplin ilmu yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial
yaitu, antropologi, ilmu ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi,
sosiologi dan ilmu hukum.

e. Ilmu-ilmu Psikologis

16
Warianto. (2011). Biologi Sebagai Ilmu (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017].Hal. 3
17
_. _ . Ilmu-Ilmu Sosial (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017]. Hal. 3

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 5


Para ahli psikologi mempelajari prilaku individu-individu dan kelompok-
kelompok kecil individu. Ilmu psikologi didefinisikan untuk meliput semua
bentuk prilaku manusia dan bukan manusia, manusia normal dan abnormal,
individu dan kelompok, fisik dan mental, dan secra instink maupun dengan cara
dipelajari.18
f. Ilmu-ilmu Linguistik
Linguistik adalah ilmu bahasa. Cabang-cabang dari ilmu bahasa atau
linguistik diantaranya adalah fenotik dan fonologi merupakan cabang dari ilmu
linguistik yang mempelajari tentang stuktur bunyi bahasa. Morfologi merupakan
cabang dari ilmu linguistik yang memepelajari tentang struktur kata. Sintaksis
merupakan cabang dari ilmu linguistik yang memepelajari tentang struktur antar
kata dalam kalimat. Semantik merupakan cabang dari ilmu linguistik yang
memepelajari tentang masalah arti atau makna. Pragmatik merupakan cabang dari
ilmu linguistik yang memepelajari tentang hal-hal yang menyangkut siasat
komunikasi antar orang dalam parole atau pemakaian bahasa dan menyangkut
juga hubungan tuturan bahasa dengan apa yang dibicarakan.19
g. Ilmu-ilmu Interdisipliner
Pendekatan untuk melakukan pemecahan masalah yang menggunakan dua
ilmu atau lebih secara umum atau arti luas disebut juga dengan pendekatan
interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan
interdisipliner/multidisipliner.20 Interdisipliner (interdisciplinary) adalah interaksi
intensif antarsatu atau lebih disiplin, baik yang langsung berhubungan maupun
yang tidak, melalui program-program penelitian, dengan tujuan melakukan
integrasi konsep, metode, dan analisis. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan
indisipliner ini adalah inter (terpadu antarilmu dalam rumpun ilmu yang sama)
atau terpadunya itu.21 Contoh ilmu-ilmu yang dihasilkan dari pendekatan ilmu-
ilmu interdeipliner adalah bioteknologi yang merupakan kerja sama antara ilmu

18
_. _ . Ilmu-Ilmu Sosial (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017]. Hal. 4
19
Suyudi. (2011). Pengantar Linguitik Umum. E- Book. Jakarta Pusat: Gunadarma. Hal. 6
20
Ibid. Hal. 3
21
Ibid. Hal. 4

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 6


biologi dan ilmu teknologi dan antropologi psikologi yang merupakan kerja sama
anatara ilmu antropologi dan psikologi.
2. Objek Formal
Objek formal ontologi sebagai hakikat seluruh realitas. Objek formal yaitu
cara memandang yang dilakukan oleh peneliti terhadap objek materialnya. Hal ini
sesuai dengan definisi objek formal yang dikemukan oleh Jelahu bahwa objek
formal adalah “pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-
segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang”.22 Selain itu
objek formal juga bisa didefinikan sebagai “metode pendekatan ntuk memahami
objek material, seperti pendekatan induktif ataupun deduktif”. 23 Objek formal dan
suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama
mernbedakannya dengan bidang yang lain. Satu objek formal dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandang sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda .24 Objek
formal secara umum terbagi dua yaitu:25
a. Universal/ umum
Objek formal secara umum meliputi keseluruhan yang ada, seluruh hidup
manusia, misalnya: Teologi/agama dan Filsafat.
b. Khusus
Objek formal secara khusus hanya mengenai salah satu lapangan tertentu
dari kehidupan manusia, jadi objek terbatas, hanya ini saja atau itu saja. Inilah
yang biasa disebut “ Ilmu Pengetahuan ”. ini diperinci lagi atas:
1) Ilmu-ilmu alam (natural science): yang mempelajari barang-barang menurut
keadaannya di alam kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari
hukum-hukum yang mengatur apa yang terjadi di dalam alam, jadi terperinci

22
Jelahu, S. (2010). Makalah Filsafat Ilmu (Pdf File). Jurusan Pendidikan Matematika Universitas
Kanjuruan. Malang: Diakses dari internet [13 Maret 2017]. Hal. 6
23
Nessa, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Filsafat (Pdf File). Program studi S2 Ilmu Perikanan
Universitas Hasanudin. Makasar : Diakses dari Internet [13 Maret 2017]. Hal. 2
24
Helizaputri, H, R. (2014). Bab 8 Aspek Ontologi Ilmu Pengetahuan. Diakses dari ufay-
filsafat.blogspot.co.id/2014/09/bab-8-aspek-ontologi-ilmu-pengetahuan-a_82.html?m=1. [09
Maret 2017]. Hal. -
25
Mihsanahmad. (2014). Filsafat Ilmu dan Struktur Ilmu Pengetahuan. Diakses dari
http://mihsanahmad0.blogspot.co.id/2014/10/filsafat-ilmu-struktur-ilmu-pengetahuan.html.
[09 Maret 2017]

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 7


lagi menurut objeknya, misalnya: ilmu alam, ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu
hayat, dsb.
2) Ilmu pasti (Mathmatics), yang memandang barang-barang, terlepas dari
isinya hanya menurut besarnya. Jadi mengadakan abstraksi barang-barang itu.
Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa asas-asas dasar
(axioma). Misalnya, ilmu pasti, ilmu ukur, ilmu hitung, ilmu aljabar,dsb.
3) Ilmu-ilmu kerohanian/kebudayaan (Geisteswissen-schaf-ten/social-science).
Ilmu yang mempelajari hal-hal dimana jiwa manusia memegang peranan yang
mementukan. Yang dipandang bukan barang-barang seperti di alam dunia,
terlepas dari manusia, melainkan justru sekedar mengalami pengaruh dari
manusia. Dan karena manusia berbuat dengan berdasarkan kekuatan jiwanya
dan jiwa dalam Bahasa Jerman disebut “Geist”, maka gerombolan ilmu-ilmu
yang memandang perbuatan manusia dan hasil-hasil kegiatannya itu disebut
“Geisteswissenscaften”. Misalnya: ilmu sejarah, ilmu mendidik, ilmu hukum,
ilmu ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu Bahasa, dsb.
B. Struktur Ilmu
Hidayat Nataatmaja mengatakan bahwa “ilmu memiliki struktur dan
struktur ilmu itu beberapa lapis”. Beliau membagi lapisan ilmu ke dalam dua
golongan/ kategori yaitu lapisan yang bersifat terapan dan lapisan yang bersifat
paradigmatic . Kedua kategori memiliki karakter sendiri-sendiri.26
1. Lapisan terapan
Lapisan terapan besifat praktikal dan lapisan paradigmatik bersifat asumtif
spekulatif.27 Dalam penerapannya, ilmu dapat dibedakan atas berikut di bawah
ini:
a. Ilmu Murni (Pure Science)
Ilmu murni adalah ilmu tersebut hanya murni bermanfaat untuk ilmu itu
sendiri dan berorientasi pada teoritisasi, dalam arti ilmu pengetahuan murni

26
Mihsanahmad. (2014). Filsafat Ilmu dan Struktur Ilmu Pengetahuan. Diakses dari
http://mihsanahmad0.blogspot.co.id/2014/10/filsafat-ilmu-struktur-ilmu-
pengetahuan.html. [09 Maret 2017]. Hal. -
27
Ibid. hal. -

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 8


tersebut terutama bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya.
b. Ilmu Praktis (Applied Science)
Ilmu praktis adalah ilmu tersebut praktis langsung dapat diterapkan kepada
masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan untuk mempergunakan hal ikhwal
ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat banyak.
c. Ilmu Campuran
Ilmu campuran dalam hal ini adalah sesuatu ilmu yang selain termasuk
ilmu murni juga merupakan ilmu terapan yang praktis karena dapat dipergunakan
dalam kehidupan masyarakat umum.
2. Lapisan Paradigmatic
Lapisan paradigmatic memandang bahwa ilmu juga dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Ilmu teoritis rasional
Ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan
sangat dominan, deduktif dan mempergunakan silogisme, misalnya dogmatis
hukum.
b. Ilmu empiris praktis
Ilmu empiris praktis adalah ilmu yang cara penganalisaannya induktif saja,
misalnya dalam pekerjaan social atau dalam mewujudkan kesejahteraan umum
dalam masyarakat.
c. Ilmu teoritis empiris
Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir,
induktif-deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif.
Kuntjojo (2009) mengatakan bahwa “ilmu terdiri dari komponen-
komponen yang saling berhubungan. Hubungan di antara berbagai komponen
tersebut merupakan struktur dari pengetahuan ilmiah. Menurut The Liang Gie
“sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : jenis-jenis
sasaran, bentuk bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri pokok, dan

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 9


pembagian sistematis”.28 Dengan kata lain struktur ilmu menurut Kuntjojo
tersebut terbagagi dalam lima unsur yaitu, objek ilmu, pernyataan, proporsi,
karakteristik ilmu dan pembagian sistematis. Berikut penjelasan struktur ilmu
tersebut:
1. Objek Ilmu
Objek ilmu terbagi menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah hal-hal yang menjadi kajian ilmu, sedangkan objek formal
adalah hal-hal yang mengkaji objek material. Sebagaimana yang telah diuraiakan
pada pembahasan sebelumnya.
2. Pernyataan
Menurut The Liang Gie kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan
ilmiah terdiri dari empat bentuk yaitu : deskripsi, preskripsi, eksposisi pola, dan
rekonstruksi historis.29
a. Deskripsi
Deskripsi adalah pernyataan yang bersifat menggambarkan tentang
bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal rinci lainnya dari fenomena yang dipelajari
ilmu. Pernyataan dengan bentuk deskripsi terdapat antara lain dalam ilmu
anatomi dan geografi.
b. Preskripsi
Preskripsi merupakan bentuk pernyataan yang bersifat preskriptif, yaitu
berupa petunjuk-petunjuk atau ketentuan ketentuan mengenai apa yang perlu
berlangsung atau sebaiknya dilakukan berkenaan dengan ojkek formal ilmu.
Preskripsi dapat dijumpai antara lain dalam ilmu pendidikan dan psikologi
pendidikan.
c. Eksposisi Pola
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-
pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan, atau proses lainnya dari
fenomena yang ditelaah. Pernyataan semacam ini dapat dijumpai antara lain pada
antropologi.
28
Kuntjojo. (2009). Filsafat Ilmu. Di akses dari
https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2008/04/filsafat-ilmu.pdf. [09 Maret 2017]., Hal. 15
29
Ibid. Hal. 16

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 10


d. Rekonstruksi Historis
Rekonstruksi historis merupakan pernyataan yang berusaha
menggambarkan atau menceritakan sesuatu secara kronologis. Pernyataan
semacam ini terdapat pada historiografi dan paleontologi.
3. Proposisi
Selain bentuk-bentuk pernyataan seperti di atas, ilmu juga memiliki Jenis-
jenis proporsi, yaitu azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori Ilmiah. Ketiga ragam
proposisi tersebut dijelaskan seperti berikut ini.30
a. Azas ilmiah
Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi yang mengandung
kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.
b. Kaidah ilmiah
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah
proposisi yang mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diuji
kebenarannya .
c. Teori ilmiah
Teori ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara
logis berkenaan dengan penjelasan terhadap sejumlah fenomena. Teori ilmiah
merupakan unsur yang sangat penting dalam ilmu. Bobot kualitas suatu ilmu
terutama ditentukan oleh teori ilmiah yang dimilikinya. Pentingnya teori ilmiah
dalam illmu dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya. Fungsi teori ilmiah
adalah :
1) Sebagai kerangka pedoman, bagan sistematisasi, atau sistem acuan dalam
menyususn data maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai hubungan
yang logis diantara aneka data.
2) Memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang
semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.
3) Sebagai acuan dalam pengkajian suatu masalah.
4) Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian.

30
Kuntjojo. (2009). Filsafat Ilmu. Di akses dari
https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2008/04/filsafat-ilmu.pdf. [09 Maret 2017]. Hal. 17

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 11


5) Sebagai dasar dalam merumuskan hipotesis.
6) Sebagai informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.
7) Untuk mendapatkan informasi histories dan perspektif permasalahan yang
akan diteliti.
8) Memperkaya ide-ide baru.
9) Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama
4. Karakteristik Ilmu
Ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki karakteristik tertentu
sehingga dapat dibedakan dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Adapun
karakteristik ilmu adalah sebagi berikut:
a. Sistematisasi
Sistematisasi memiliki arti bahwa pengetahuan ilmiah tersusun sebagai
suatu sistem yang di dalamnya terdapat pernyataan pernyataan yang berhubungan
secara fungsional.
b. Keumuman (Generality)
Ciri keumuman menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk
merangkum berbagai fenomena yang senantiasa makin luas dengan penentuan
konsep-konsep yang paling umum dalam pembahasannya.
c. Rasionalitas
Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber
pada pemikiran rasional yang mematuhi kaidah kaidah logika.
d. Objektivitas
Ciri objektivitas ilmu menunjuk pada keharusan untuk bersikap objektif
dalam mengkaji suatu kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan
kesukaan atau kepentingan pribadi.
e. Verifiabilitas
Verifiabilitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa
kebenarannya, diteliti kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan.
f. Komunalitas
Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu merupakan
pengetahuan yang menjadi milik umum (public knowledge). Itu berarti hasil

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 12


penelitian yang kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak akan disimpan
atau disembunyikan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu.
5. Pembagian Sistematis
Pengetahuan ilmiah senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan
semakin banyaknya jumlah ilmuwan dan juga semakin luasnya peluang untuk
melakukan penelitian. Perkembangan ilmu antara lain ditandai dengan lahirnya
bermacam-macam aliran dan terutama cabang. Untuk memudahkan memperoleh
pemahaman mengenai bermacam-macam aliran dan cabang tersebut diperlukan
pembagian sistematis. Sehingga dapat menghasilkan produk ilmu yang lebuh
spesifik.
Dari kelima struktur ilmu yang telah diuraikan di atas maka dapat kita
susun struktur ilmu dalam bagan berikut ini:

Objek Ilmu

Pernyataan

Struktur Ilmu Proporsi

Karakteristik Ilmu

Pembagian Sistematis

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 13


RANGKUMAN
1. Objek ilmu menurut kajian dimensi ontologis terbagi menjadi dua yaitu objek
material dan objek formal
2. Objek material adalah fenomena dunia yang kongkret yang dijadikan objek
dalam berfikir dengan menggunakan ilmu tertentu sehingga dapat membentuk
cabang ilmu baru.
3. Objek formal adalah sudut pandang dari penalaan atau peneliti terhadap objek
material.
4. Objek material ilmu menurut The Liang Gie terbagai menjadi enam yaitu, ide
abstrak, benda fisik, jasad hidup, gejala rohani, peristiwa material dan proses
tanda. Keenam objek ilmu tersebut akan melahirkan tujuh jenis ilmu yaitu,
ilmu-ilmu matematis, ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu fisis, ilmu-ilmu biologis,
ilmu-ilmu psikologis, ilmu-ilmu linguistik, dan ilmu-ilmu interdisipliner.
5. Objek formal secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu umum dan khusus.
Objek formal yang dikategorikan sebagai objek formal umum adalah
teologi/agama dan filsafat. Sedangkan objek formal yang dikategorikan
sebagai objek formal khusus adalah ilmu-ilmu alam, ilmu pasti, dan ilmu-ilmu
kebudayaan/kerohanian.
6. Ilmu terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan. Hubungan di
antara berbagai kompenen tersebut merupakan struktur dari ilmu.
7. Komponen-komponen ilmu terbagi menjadi lima unsur yaitu; objek ilmu,
pernyataan, proposisi, karakteristik ilmu, dan pembagian sistematis.

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 14


DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 10 Fisika (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017].
Anonim. Hakekat Matematika dan Pembelajaran Matematika di SD, Bahan
Belajarb Mandiri (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017].
Anonim. Ilmu-Ilmu Sosial (Pdf File). Diakses dari Internet [13 Maret 2017].
Dardiri, A. _ . Filsafat Ilmu. Handout Perkuliahan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari internet [13 Maret 2017].
Hamdani. (2011). Filsafat Sain. Bandung: Pustaka setia.
Helizaputri, H, R. (2014). Bab 8 Aspek Ontologi Ilmu Pengetahuan. Diakses dari
ufay-filsafat.blogspot.co.id/2014/09/bab-8-aspek-ontologi-ilmu-
pengetahuan-a_82.html?m=1. [09 Maret 2017]
Jelahu, S. (2010). Makalah Filsafat Ilmu (Pdf File). Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Kanjuruan. Malang: Diakses dari internet [13
Maret 2017].
Kuntjojo. (2009). Filsafat Ilmu (Pdf File). Modul perkuliahan Program Studi
Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Nusantara PGRI.
Kediri: Diakses dari internet [13 Maret 2017]
Mihsanahmad. (2014). Filsafat Ilmu dan Struktur Ilmu Pengetahuan. Diakses dari
http://mihsanahmad0.blogspot.co.id/2014/10/filsafat-ilmu-struktur-ilmu-
pengetahuan.html. [09 Maret 2017]
Nessa, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Filsafat (Pdf File). Program studi S2 Ilmu
Perikanan Universitas Hasanudin. Makasar : Diakses dari Internet [13
Maret 2017].
Sudikan, S, Y. _ . Pendekatan Interdisipliner, Multidisipliner dan Trasndisipliner
(Pdf File). Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Diakses dari Internet
[13 Maret 2017].
Susanto. (2015). Filsafat ilmu (suatu kajian dalam dimensi ontologis,
epistemologis, dan aksiologis). Cetakan ke lima agustus 2015. Jakarta:
Bumi aksara.
Suyudi. (2011). Pengantar Linguitik Umum. E- Book. Jakarta Pusat: Gunadarma.
Warianto. (2011). Biologi Sebagai Ilmu (Pdf File). Diakses dari Internet [13
Maret 2017].

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 15


SESI DISKUSI

NO KEL NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1 3 Farida Apakah bahan telaahan Bahan telahaan dalam
dalam objek material harus objek material tidak
digunkan semua untuk di harus digunakan secara
kombinasikan dengan keselurahan untuk di
objek formalnya agar kombinasikan dengan
menghasilkan ilmu baru? objek formla. Cukup
mengambil salah satu
dari bahan tetalaahan dari
objek material tersebut
kemudial di
kombinasikan dengan
onjek formalnya sudah
dapat menghasilkan
pengetahuan baru atau
bahkan ilmu baru.
Hasilnya berupa
pengetahuan/ilmu yang
seperti apa tergantung
pada objek material dan
objek formal dari
penalaah atau peneliti.
2 6 Melva Sebutkan contoh nyata Proses tanda adalah salah
dari apa yang di maksud satu bahan telaahan dari
dengan proses tanda! ilmu atau bagian dari
objek material. Proses
tanda disini adalah
fenomena-fenomena
alam yang memberikan
stimulus kepada manusia
agar manusia menggali
atau menelaah kejadian-
kejadian alam tersebut
yang merupakan sebagai
tanda yang di kirim oleh
sang mahapencipta.
Misalnya adanya
fenomena siang dan
malam. Hal ini
merupakan tanda yang
diberikan sang pencipta
agar manusia menelaah
tanda-tanda tersebut yang
nantinya akan menghasil

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 16


pengetahuan atau ilmu
baru jika di
kombinasikan dengan
objek formal dari sang
penelaah atau peneliti
dengan mengguanakan
ilmu/teori-teori yang
sudah ada sebelumnya.
3 9 Frengki Bagaimana susunan Komponen-komponen
stuktur ilmu dari ilmu itu terdiri dari objek
komponen-komponen ilmu ilmu, pernyataan,
yang ada tersebut? proposisi, karakteristik
ilmu dan pembagian
sistematis. Struktur ilmu
di mulai dari:
1. Objek ilmu: objek
ilmu adalah asal
muasal ilmu di
temukan.
2. Pernyataan: setelah
ilmu ditemukan maka
dibuatlah pernyataan
tentang ilmu yang
telah ditemukan
tersebut.
3. Proposisi: kemudian
setelah membuat
suatu pernyataan dari
ilmu yang telah
ditemukan tersebut
maka di carilah
kebenaran ilmu
tersebut bedasarkan
azaz ilmiah, kaidah
ilmiah dan teori
ilmiah yang sudah
ada terlebih dahulu.
4. Karakteristik ilmu:
setelah menemukan
suatu kebenaran dari
suatu ilmu maka
dilihatkan
karakteristik-
karakteristik dari ilmu
baru tersebut. Setelah
memperoleh

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 17


karakteristik dari ilmu
tersebut barulah ilmu
tersebut di
kelompokkan
berdasarkan ciri-
cirinya.
5. Pembagian sistematis:
disinilah proses
terakhir dari struktur
ilmu setalah
menemukan ilmu,
membuat pernyataan
tentang ulmu yang
ditemukan, kemudian
mencari kebenaran
ilmu tersebu,
menggali
karakteristik dari ilmu
tersbut barulah
dikelompokkan atau
dibagi masuk kategori
mana ilmu yang baru
tersebut.
4 10 Mahmidatul Kombinasi objek material Suatu kombinasi anatara
Fitri dan objek formal akan objek material dan objek
menghasilkan pengetahuan formal akan
atau ilmu baru. Bagaimana menghasilkan
jika kombinasi dari objek pengetahuan/ilmu. Jika
material dan objek formal objek tersebut hannya
hasilnya hanya menghasilkan
pengetahuan saja? pengetahuan saja bukan
ilmu sah-sah saja. Karena
pada dasarnya ilmu
adalah pengetahuan yang
memiliki karakteristik
sebagai ilmu, sehingga
pengetahuan tersebut
dapat di sebut sebagai
ilmu. Jika yang
dihasilkan hannya
pengetahuan saja, hal
tersebut berarti
pengetahuan tersebut
belum memiliki
kakarteristik sebagai ilmu
sehingga hasil dari

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 18


kombinasi antara objek
formal dan objek
materialnya cukup
sampai dengan
pengetahuan saja.
5 10 Delva Apa saja yang termasuk Karakteristik ilmu
dalam karakteristik ilmu? mencakup hal-hal
sebagai berikut, yaitu;
sistematis, bersifat
umum, rasional, objektif,
verifiabilitas, dan
komunalis.
6 4 Indah Jelaskan apa yang Ilmu interdisipliner
dimaksud ilmu adalah ilmu hasil dari
interdisipliner dan berikan perpaduan/interaksi dari
contohnya! dua ilmu atau lebih yang
berhubungan secara
langsung ataupun tidak
melalui program-program
penelitian dengan tujuan
melakukan integrasi
konsep, metode dan
analisis. Contoh ilmu
interdisipliner adalah
Biotknologi.
Bioteknologi adalah ilmu
interdispiliner yang
merupakan ilmu yang
dihasilkan dari perpaduan
atau interaksi ilmu
biologi dan ilmu
teknologi.

Uswatun Khasanah_Filsafat Pendidikan Matematika 19

Anda mungkin juga menyukai