Kelompok 3 - Menilai Daya Tarik Industri, Tren Makro Dan Mampu Menggunakan Pengetahuan Itu Untuk Memecahkan Kasus Perusah
Kelompok 3 - Menilai Daya Tarik Industri, Tren Makro Dan Mampu Menggunakan Pengetahuan Itu Untuk Memecahkan Kasus Perusah
Oleh Kelompok 3 :
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Pertama kami panjatkan puja dan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha esa
karena atas berkat rahmat beliau sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul mampu menilai daya Tarik industry, tren makro dan mampu menggunakan
pengetahuan itu untuk memecahkan kasus perusahaan
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat di lingkungan masyarakat.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penilaian daya tarik pasar dan industry
2. Mengetahui tren makro
3. Mengetahui tantangan pada pasar pada tingkat mikro dan analisis industry
4. Mengetahui cara mengantisipasi dan merespon perubahan lingkungan
5. Mengetahui alat - alat untuk peramalan
6. Mengetahui perspektif lain untuk peramalan : tingkat difusi, inovasi
7. Mengetahui fondasi untuk pengambilan keputusan keputusan stratejik
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemasok
2. Sumber Daya Manusia
3. Sumber Daya Fisik
4. Besar dan pertumbuhannya
5. Saluran Distribusi
6. Biaya
7. Trends
8. Faktor Kunci Keberhasilan
9. Struktur
5
pesaing cukup baik, harga-harga stabil, dan biaya kurva pengalaman yang tinggi (Hooley,
Piercy & Nicoulaud, 2008).
Dalam menilai dan memberikan indeks daya tarik produk-pasar, suatu perusahaan
perlu bertanya faktor-faktor apa yang membuat suatu pasar menarik atau tidak menarik?
Faktor-faktor yang secara khusus membentuk daya tarik pasar adalah ukuran pasar,
pertumbuhan pasar, persaingan, margin potensial, akses ke pasar, dan kesesuaian dengan
kemampuan inti perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat di kelompokkan secara berarti
kedalam tiga dimensi daya tarik pasar, yaitu kekuatan pasar, lingkungan persaingan, dan akses
pasar.
Untuk menciptakan suatu ukuran daya tarik pasar, masing-masing dari tiga dimensi
tersebut dapat diberikan bobot untuk mencerminkan pentingnya hubungan dengan faktor
lainnya. Masing- masing dimensi dapat diperinci lebih lanjut kedalam beberapa faktor yang
memberikan dimensi khusus daripada daya tarik pasar, dan masing-masing faktor ini juga
dapat diberikan bobot untuk mewakili kepentingan relatifnya dalam masing-masing dimensi
daya tarik pasar. Dengan memberikan angka pada daya tarik dari setiap faktor dalam setiap
dimensi, kita dapat menghitung suatu indeks untuk daya tarik keseluruhan. Kekuatan industri
yang mempengaruhi daya tarik pasar berbeda dari satu industri dengan yang lainnya.
Sehingga untuk bisnis tertentu faktor-faktor yang sesuai untuk analisis dalam masing-masing
dimensi mungkin berbeda-beda. Perhatian khusus harus diambil untuk memastikan bahwa
semua faktor yang membentuk suatu daya tarik pasar terwakili, pada basis kinerja pasar dan
keuntungan.
Masing-masing faktor daya tarik pasar dapat diberikan angka dari sangat tidak
menarik (0) sampai sangat menarik (100). Angka ini dikalikan dengan kepentingan relatif
faktor tersebut untuk memperoleh angka faktor daya tarik yang terbobot. Untuk setiap
dimensi, angka setiap faktor tertentu ditotalkan dan dikalikan dengan kepentingan yang
diberikan dimensi tersebut. Untuk memenangkan persaingan sekarang ini, perusahaan-
perusahaan harus ahli tidak hanya dalam mengelola produk, tetapi dalam mengelola
hubungan pelanggan untuk menghadapi persaingan yang menentukan. Memahami pelanggan
adalah krusial, tetapi tidak cukup. Membangun hubungan pelangan yang menguntungkan dan
memperoleh keunggulan bersaing memerlukan penyampaian nilai dan kepuasan lebih kepada
target konsumen daripada yang dilakukan pesaing. Pelanggan akan melihat keunggulan
bersaing sebagai keunggulan pelanggan, yang memberikan perusahaan suatu senjata untuk
menghadapi para pesaingnya (Craven, 2009).
6
Lingkungan kompetitif, atau lingkungan industri, mewakili berbagai kekuatan yang mewakili
pengaruh pemangku kepentingan eksternal perusahaan. Mereka terdiri dari pesaing, pemerintah,
pemasok, pelanggan, komunitas lokal, kreditor, dan sebagainya. Sementara itu, lingkungan
internal terdiri dari berbagai aspek dalam organisasi, seperti budaya perusahaan, struktur
organisasi, dan sumber daya perusahaan. Lingkungan makro terdiri dari enam faktor, yaitu:
1. Faktor-faktor politik seperti perubahan kepemimpinan negara, kerusuhan politik, kudeta,
korupsi, kebijakan pemerintah, dan program kesejahteraan.
2. Ekonomi faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, suku bunga, nilai tukar, pajak,
indeks saham, harga obligasi, dan tingkat pengangguran.
3. Faktor sosial-budaya seperti pertumbuhan populasi, komposisi demografis (usia, agama, dan
etnis), selera dan preferensi, pendapatan dan kekayaan rumah tangga, dan migrasi.
4. Teknologi seperti internet, printer 3D, teknologi serat optik, dan nanoteknologi.
5. Faktor lingkungan seperti bencana alam, pemanasan global, dan polusi.
6. Hukum seperti peraturan persaingan, perlindungan konsumen, persyaratan kesehatan produk,
peraturan emisi karbon, kebijakan perdagangan, dan kebijakan lingkungan.
7
4. Klasifikasi faktor-faktor ini sebagai “peluang” atau “ancaman.”
5. Mengevaluasi signifikansi setiap peluang atau ancaman terhadap kinerja perusahaan dan
kemungkinan terjadinya.
Analisis industry
Indonesia sendiri mempunyai potensi yang jauh melebihi kinerja saat ini. Indonesia mempunyai
sumber daya alam yang melimpah, mengalami bonus demografi, dan mempunyai letak geografis
yang strategis. Selain itu, Indonesia juga dapat mengoptimalkan momentum the rise of Asia untuk
ikut mengembangkan ekonominya.
Dalam mengatasi berbagai permasalahan di atas dan untuk mengoptimalkan potensi Indonesia,
transformasi ekonomi perlu dilakukan melalui peningkatan daya saing industri di pasar global.
Industri menjadi sentral dalam transformasi karena industri merupakan lokomotif pertumbuhan
menuju negara maju. Penyerapan banyak tenaga kerja dapat menciptakan nilai tambah dalam
perekonomian yang pada akhirnya dapat menjadi sumber devisa secara fundamental.
8
perusahaan seakan tidak lagi berarti. ”Hal-hal yang menyakitkan saat ini bukan karena
perbuatannya sendiri, melainkan karena peristiwa-peristiwa eksternal”. (Thomas Hanley, Saloman
Brothers). Dalam beberapa kasus pernah berpengaruh besar terhadap dunia bisnis:
• Masih segar dalam ingatan kita betapa besarnya dampak peristiwa bom Bali terhadap industri
pariwisata dan dunia bisnis khususnya di Bali.
• Pengungkapan hasil penelitian Peneliti IPB yang menyatakan adanya bakteri Enterobacter
Sakazakii dalam beberapa susu formula yang membuat para ibu benar-benar hati-hati dalam
membeli susu formula.
• Tayangan di TV tentang digunakannya zat pengawet makanan yang biasanya digunakan untuk
mengawetkan jenazah, yang dampaknya sangat memukul industri makanan tertentu, seperti :
Bakso.
Peristiwa –peristiwa tersebut tentunya sangat sukar diduga oleh para pebisnis karena di luar
kendali kontrol perusahaan. Perubahan lingkungan dapat berdampak positif dan negatif, tetapi
implikasinya terhadap pemasaran jelas tampak. Oleh karena itu setiap perusahaan harus secara
cermat dan terus menerus memantau lingkungannya yang kemungkinan berpengaruh terhadap
perusahaan. Perubahan lingkungan tidak hanya bersifat ancaman, tetapi juga membuka peluang.
Banyak faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap lingkungan antara lain: Persaingan,
Ekonomi, Sosial Budaya, Teknologi, Politik dan Hukum, dan Alam. Memahami dengan baik
berbagai faktor-faktor tersebut akan menghindarkan perusahaan terkena dampak negatif yang
parah tetapi justru mampu memanfaatkan kemungkinan adanya perubahan-perubahan tersebut.
• Persaingan, merupakan faktor yang harus benar-benar menjadi perhatian perusahaan, makin
rendahnya barrier to entry akan menjadikan semakin banyak pemain dalam bisnis tersebut.
Bagi perusahaan-perusahaan skala kecil akan menghadapi persaingan yang lebih tinggi karena
untuk membuka usaha tidak memerlukan modal besar. Salah satu upaya agar bisnis perusahaan
dapat bertahan adalah dengan mengembangkan keunikan sehingga dapat menjadi pembeda
bagi pesaing-pesaing perusahaan. Kata Marius Widiarto (Owner C59) pada satu kesempatan
: Be different or die.
• budaya, faktor ini pun kalau tidak di antisipasi sering akan berdampak terhadap bisnis
perusahaan. Masalah selera konsumen misalnya, adalah suatu yang harus terus diperhatikan
perusahaan. Saat ini orang pergi ke tempat wisata tidak hanya untuk menikmati pemandangan
alam, tetapi juga sekaligus belanja . Pebisnis di Kota Bandung salah satu contoh yang justru
seringkali mengantisipasi kejenuhan selera konsumen dengan melakukan inovasi-inovasi yang
kreatif sehingga konsumen khususnya para wisatawan dari Jakarta selalu tertarik untuk
berbelanja di Bandung dari mulai membuka Pusat Belanja Cihampelas, mengembangkan
Factory Outlet di daerah Otten dan sekarang Distro di daerah Jl Riau. Dan mungkin banyak
contoh inovasi lain yang dapat dicermati dan diambil pelajarannya bagi para pebisnis lain.
• Teknologi, para pebisnis yang akan bermain dalam bisnis ini harus hati-hati benar karena
perkembangan teknologi saat ini terjadi sangat cepat. Perusahaan yang bergerak dalam
perdagangan barang-barang yang bersifat elektronik dan komputer atau jasa yang kontennya
padat teknologi mesti hati-hati sekali dalam menghitung Return on Investment (ROI) kegiatan
9
bisnisnya karena tanpa pengetahuan yang mendalam dalam perkembangan teknologi yang
digunakan atau diperdagangkan bisa terjadi kesalahan perkiraan yang dampaknya sangat fatal.
Tidak salah kalau teknologi sering disebut proses” perusakan kreatif” dalam arti :
pengembangan baru akan menciptakan pasar-pasar baru, tetapi banyak merusak pasar yang
sudah ada. Cotoh: CD berkembang maka pasar kaset pun tergilas, muncul lagi teknologi DVD,
MP3 , yang menyingkirkan produk sebelumnya, dan hal itu akan terus terjadi.
Seorang konsultan dan ahli sejarah Alan Kantrow menguraikan pola yang umum:
”Ketika teknologi yang lebih unggul muncul, manajemen perusahaan dihadapkan pada
tantangan yang sulit dan beresiko tinggi: Kapan kita akan beralih? Soal waktu sangat
penting......Kenyataannya menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan cenderung terlalu
lambat beralih dari teknologi yang usang ke teknologi yang lebih maju.”
• Ekonomi, saat ini perilaku ekonomi termasuk yang sering kali sulit diprediksi. Bahkan oleh
Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonom-ekonom yang sangat pakar di bidangnya, contoh
yang nyata ; misalnya dalam penyusunan APBN 2008 prediksi harga minyak 80 US $ per
barel, tapi sampai akhir kuartal pertama 2008 harga minyak tetap bertengger di atas 100 US $
per barel bahkan melewati 110 US $ per barel sehingga pemerintah mau tidak mau dihadapkan
pada pilihan sulit antara tetap mempertahankan subsidi BBM dengan harga yang ada atau
menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit APBN yang terlalu berat. Tentunya kondisi
serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit sekali untuk secara akurat memprediksi kondisi
ekonomi. Hal ini antara lain juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi ekonomi di
suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara lainnya. Bahkan ketika
ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas dampak ekonomi terhadap industri
tertentu.
• Politik/hukum, keputusan –keputusan politik atau hukum perlu juga selalu dicermati.
Perubahan –perubahan kepemimpinan seringkali berakibat terjadinya perubahan dalam
keputusan politik dan yang akhirnya berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis.
Masih ingat dalam ingatan, saat Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu
dikendalikan oleh Pemerintah melalui apa yang dinamakan BULOG, sehingga ada kondisi
yang stabil dalam perdagangan Bahan Pangan Pokok tersebut. Tapi setelah reformasi peran
BULOG diredefinisi sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya seringkali
berdampak terhadap terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan barang yang disebabkan
permainan spekulan.
Tentunya banyak lagi faktor-faktor lingkungan lain yang harus menjadi perhatian dari para
pebisnis. Intinya saat ini setiap pebisnis harus benar-benar memasukkan telaah lingkungan
dalam proses perencanaan strategiknya sehingga setiap keputusan bisnis paling tidak sudah
mencoba mempertimbangkan kemungkinan terjadinya dampak perubahan lingkungan.
Capsugel , salah satu perusahaan yang membuat kapsul Tylanol dan pernah kena krisis akibat
peristiwa keracuanan Tylanol membuat beberapa pedoman untuk membantu mengatasi krisis
akibat perubahan lingkungan terhadap perusahaan:
10
3. Memastikan bahwa versi kejadian menurut perusahaan terliput dalam berita-berita pers
selama krisis.
4. Menjaga hubungan dekat dengan pasar melalui survei dan komunikasi dengan pelanggan.
5. Mencari peluang-peluang bagi perusahaan dan bagi pesaing-pesaing sebagai akibat krisis.
6. Jangan memusuhi lingkungan. Memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada para
pelanggan dan pers biasanya merupakan kebijakan terbaik.
Peramalan merupakan aktivitas fungsi bisnis yang memperkirakan penjualan dan penggunaan
produk sehingga produk-produk itu dapat dibuat dalam kuantitas yang tepat. Peramalan
merupakan dugaan terhadap permintaan yang akan datang berdasarkan pada beberapa variabel
peramal, sering berdasarkan data deret waktu historis. Peramalan menggunakan teknik-teknik
peramalan yang bersifat formal maupun informal (Gaspersz, 1998).
1. Pengumpulan data yang relevan berupa informasi yang dapat menghasilkan peramalan yang
akurat.
2. Pemilihan teknik peramalan yang tepat yang akan memanfaatkan informasi data yang
diperoleh semaksimal mungkin.
Terdapat dua pendekatan untuk melakukan peramalan yaitu dengan pendekatan kualitatif dan
pendekatan kuantitatif. Metode peramalan kualitatif digunakan ketika data historis tidak tersedia.
Metode peramalan kualitatif adalah metode subyektif (intuitif). Metode ini didasarkan pada
informasi kualitatif. Dasar informasi ini dapat memprediksi kejadian-kejadian di masa yang akan
datang. Keakuratan dari metode ini sangat subjektif (Materi Statistika, UGM).
Metode peramalan kuantitatif dapat dibagi menjadi dua tipe, causal dan time series. Metode
peramalan causal meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan variabel yang diprediksi
seperti analisis regresi. Peramalan time series merupakan metode kuantitatif untuk menganalisis
11
data masa lampau yang telah dikumpulkan secara teratur menggunakan teknik yang tepat. Hasilnya
dapat dijadikan acuan untuk peramalan nilai di masa yang akan datang (Makridakis, 1999).
Model deret berkala dapat digunakan dengan mudah untuk meramal, sedang model kausal lebih
berhasil untuk pengambilan keputusan dan kebijakan. Peramalan harus mendasarkan analisisnya
pada pola data yang ada. Empat pola data yang lazim ditemui dalam peramalan (Materi Statistika,
UGM):
1. Pola Horizontal
Pola ini terjadi bila data berfluktuasi di sekitar rata-ratanya. Produk yang penjualannya tidak
meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Struktur datanya dapat
digambarkan sebagai berikut ini.
2. Pola Musiman
Pola musiman terjadi bila nilai data dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun
tertentu, bulanan atau hari-hari pada minggu tertentu). Struktur datanya dapat digambarkan sebagai
berikut ini.
12
3. Pola Siklis
Pola ini terjadi bila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang
berhubungan dengan siklus bisnis. Struktur datanya dapat digambarkan sebagai berikut.
4. Pola Trend
Pola Trend terjadi bila ada kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Struktur
datanya dapat digambarkan sebagai berikut.
13
Forecasting adalah peramalan atau perkiraan mengenai sesuatu yang belum terjadi. Ramalan yang
dilakukan pada umumnya akan berdasarkan data yang terdapat di masa lampau yang dianalisis
dengan mengunakan metode-metode tertentu. Forecasting diupayakan dibuat dapat
meminimumkan pengaruh ketidakpastian tersebut, dengan kata lainbertujuan mendapatkan
ramalanyang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur
dengan Mean Absolute Deviation, Absolute Error, dan sebagainya. Peramalan merupakan alat
bantu yang sangat penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Subagyo, 1986).
Peramalan permintaan memiliki karakteristik tertentu yang berlaku secara umum. Karakteristik ini
harus diperhatikan untuk menilai hasil suatu proses peramalan permintaan dan metode peramalan
yang digunakan. Karakteristik peramalan yaitu faktor penyebab yang berlaku di masa lalu
diasumsikan akan berlaku juga di masa yang akan datang, dan peramalan tak pernah sempurna,
permintaan aktual selalu berbeda dengan permintaan yang diramalkan (Baroto, 2002).
Penggunaan berbagai model peramalan akan memberikan nilai ramalan yang berbeda dan derajat
dari galat ramalan (forecast error) yang berbeda pula. Seni dalam melakukan peramalan adalah
memilih model peramalan terbaik yang mampu mengidentifikasi dan menanggapi pola aktivitas
historis dari data. Model-model peramalan dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kuantitatif dikelompokkan ke dalam dua
kelompok utama, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
14
Metode kualitatif ditujukan untuk peramalan terhadap produk baru, pasar baru, proses baru,
perubahan sosial dari masyarakat, perubahan teknologi, atau penyesuaian terhadap ramalan-
ramalan berdasarkan metode kuantitatif.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan
(dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota
dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the
process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the
members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi adalah suatu bentuk
komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa
gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new
idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok,
yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini,
kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika
suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’
dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada
penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a)
tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan
untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka
saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika
komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka
saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai
memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat
berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat
dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama
untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Riset pemasaran merupakan kegiatan penelitian dalam bidang pemasaran. Riset pemasaran harus
dilakukan secara sistematis, yakni mulai dari perumusan masalah, perumusan tujuan dari riset
15
pemasaran, pengumpulan data, pengolahan data, hingga interpretasi dari hasil riset pemasaran
yang diperoleh. Riset pemasaran dilakukan sebagai upaya memberi masukan bagi pihak
manajemen. Dengan adanya riset pemasaran, pihak manajemen akan mengetahui hal apa saja
yang perlu diperbaiki dan strategi pemasaran apa yang masih konkrit dilakukan untuk merebut
peluang.
FUNGSI RISET PEMASARAN
A. Evaluating
Fungsi riset pemasaran yang pertama adalah evaluating. Riset pemasaran yang dilakukan untuk
fungsi ini biasanya digunakan untuk mengevaluasi program-program pemasaran yang telah
dilakukan sebelumnya. Fungsi evaluating dalam riset pemasaran ini juga termasuk ketika
perusahaan ingin melakukan review terhadap brand positioning dibandingkan dengan produk
pesaing.
B. Controlling Research
Controlling research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk pengawasan atau pengendalian
proses bisnis serta pemasaran yang sedang terjadi. Riset pemasaran yang dilakukan secara
reguler akan mampu menjaga kinerja proses bisnis dan pemasaran. Harapannya, riset pemasaran
yang dilakukan secara berkala akan mampu menghasilkan zero deffect dalam perusahaan.
C. Planning Research
Planning research adalah riset pemasaran yang diadakan untuk mendapatkan informasi sebagai
panduan dalam merencanakan kegiatan pemasaran. Sebuah perencanaan bisnis atau pemasaran
memerlukan informasi dari riset pemasaran untuk dapat mengukur secara tepat target serta
strategi yang hendak disusun. Tanpa riset pemasaran, maka perencanaan yang disusun bisa jadi
tidak tepat sasaran dan justru berpotensi merugikan perusahaan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan Pasar dari produk suatu perusahaan ditentukan oleh adanya Peluang
Pasarpada masa depan,yang menjadi daya tarik bagi pengembangan pasar. Upaya
untukpengembangan pasar dapat dihambat oleh tantangan dan hambatan yang ada seperti
tantangandari pengembangan insdustri atas produk-produk yang sama atau sejenis. Uraian
tentang factor-faktor yang dianalisis bagi upaya pengembangan pasar perusahaan adalah kajian
yangmerupakan analisis eksternal pemasaran perusahaan. Lingkungan makro adalah dinamis dan
terus berubah dari waktu ke waktu.
Globalisasi membuatnya sulit untuk menghindari guncangan eksternal terhadap bisnis
domestik. Ekonomi juga terjalin dari satu negara ke negara lain. Guncangan di satu negara, seperti
krisis 2008, menyebar ke negara lain. Ini menimbulkan efek penularan yang cepat dan dramatis.
Perubahan lingkungan tidak hanya berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan besar,
bahkan perusahaan kecil pun bisa jadi sangat terpengaruh. Kadangkala perubahan sangat cepat
dan sulit untuk diprediksi sehingga seringkali rencana jangka panjang yang telah dibuat suatu
perusahaan seakan tidak lagi berarti. ”Hal-hal yang menyakitkan saat ini bukan karena
perbuatannya sendiri, melainkan karena peristiwa-peristiwa eksternal”.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-
tahunan/perekonomian/Documents/6_Bagian_IV.pdf
https://www.bi.go.id/id/publikasi/wp/Documents/Analisis%20Daya%20Saing%20dan%2
0Strategi%20Industri%20Nasional%20di%20Era%20Masyarakat%20Ekonomi%20ASE
AN%20dan%20Perdagangan%20Bebas.pdf
http://ibnudblog.blogspot.com/2008/05/antisipasi-perubahan-lingkungan-bisnis.html
https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/06/28/forecasting-peramalan/
18