Anda di halaman 1dari 15

BAB V

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

A. Pengertian momentum dan impuls

M omentum berhubungan dengan benda/partikel yang sedang bergerak. Setiap


benda yang bergerak memiliki momentum. Momentum kita artikan dengan inersia
dalam gerakan sebuah partikel/lebih tegas momentum benda ditemukan dan
didefinisikan sebagai hasil kali massa suatu benda dan kecepatannya, jadi :
Momentum = massa x kecepatan secara matematika, momentum dinyatakan sebagai :
 
p  mv ………………………………………………………………………….…(5.1)
Momentum adalah hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan.

Momentum merupakan besaran vektor. Vektor momentum p mempunyai arah yang
sama dengan arah vektor kecepatannya, tetapi mempunyai besar (nilai) yang m kali
besar kecepatannya.
Apabila arah bukan faktor yang dipentingkan, kita dapat menyatakan :
Momentum = massa x kelajuan, dengan simbol : p = mv
Satuan momentum adalah : kg.m.s-1 dalam sistem SI, dan lbft/s dalam sistem British..
Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk member-
hentikan sebuah partikel yang bergerak. Newton menyatakan bahwa momentum seba-
gai jumlah (banyaknya) gerak ; Kesulitan memberhentikan suatu partikel bergantung pa-
da massa dan kecepatannya.

Contoh 5.1. Kita semua tahu bahwa satu truk yang berat lebih sulit menghentikannya
daripada sebuah mobil ringan yang sedang bergerak pada kelajuan yang
sama. Kita nyatakan fakta ini dengan mengatakan bahwa truk itu
mempunyai momentum lebih besar dari mobil itu.

G aya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk dibandingkan mobil
dalam
Besaranmv
 waktu tertentu.
kadang-kadang dinyatakan sebagai momentum linier partikel untuk
membedakannya dari momentum anguler, yang akan dibahas kemudian. Kita dapat
melihat dari definisi bahwa satu benda/partikel yang sedang bergerak dapat memiliki
momentum yang besar jika massanya besar atau kecepatannya besar, atau kedua-
duanya massanya dan kecepatannya besar. Hukum-hukum Newton tentang gerak dapat
ditulis dalam kaitannya dengan momentum partikel :

1. Jika dinyatakan dalam term momentum Hukum I Newton hanya menyatakan bahwa :
jika gaya luar tidak ada, momentum suatu partikel tetap konstan :

p   kons tan  ………………………..…….……………………………...
(5.2)
Dalam fisika, biasa dinyatakan bahwa satu besaran (jumlah) yang tetap konstan
selama gerakan adalah kekal.

2. Pers. (5.2) menyatakan bahwa momentum


 satu partikel
 bebas adalah kekal, karena
Untuk menyatakan Hukum II Newton ( Fnetto  m a ) dalam term momentum, kita
menggunakan kenyataan bahwa massa partikel itu adalah konstan, dan kita
mengubah bentuknya menjadi :

66

dv d

ma  m   mv   d  p  …………………………………………..(5.3)
dt dt dt

Dengan mensubstitusikan gaya Fnetto untuk m a , didapatkan :

 dp ………………………………………………………………(5.4)
Fnetto 
dt

Ini menyatakan : gaya netto yang bekerja pada partikel sama dengan laju perubahan
momentum linier partikel terhadap waktu.

3. Momentum sistem partikel


Momentum satu partikel 
tunggal

telah didefinisikan sebagai perkalian massa dan
kecepatan partikel itu : p  mv . Sekarang kita tinjau satu sistem dari n partikel
Momentum total dari sistem partikel itu adalah jumlah vektor momentum masing-
masing dari semua partikel itu, maka momentum total adalah :
    
P  p1  p2  p3  ...... pn …………………………………………………(5.5)

 n n
  ……………………………………………………..(5.6)
Atau : P =  pi 
i 1
m v
i
i i

Sistem banyak partikel paling sederhana terdiri dari hanya dua partikel yang saling
mengerjakan gaya antara yang satu pada yang lainnya (gbr.5.1):


F m2

F
m1

Gbr. 5.1 Sistem dua partikel yang saling


mengerjakan gaya satu dengan lainnya.

M isalkan kita mengganggap kedua partikel terisolasi dari alam semesta. Selain
daripada gaya-gaya antara keduanya, mereka tidak mengalami 
lainnya. Jika gaya yang dilakukan partikel 2 pada partikel 1, adalah
F21
gaya tambahan
, makamenuurut
Hukum III Newton gaya yang dilakukan partikel 1 pada partikel 2 adalah =F12 dan
karena itu persamaan gerak dari masing-masing partikel adalah :

dp1 
  F21 ………………………………………………………………………….
dt
(5.7)

dp2 
  F2 …………………………………………………………………...………
dt
(5.8)

Jika kedua persamaan ini dijumlahkan, diperoleh :

67
 
dp1 dp  
  F21  (  F12 ) ………………………………………………….………..
dt dt
(5.9)
Karena gaya aksi adalah tepat sama besar dan berlawanan dengan gaya reaksi, laju
perubahan momentum yang dihasilkan oleh gaya aksi pada satu benda adalah tepat
sama dan berlawanan dengan laju perubahan momentum yang dihasilkan oleh gaya
reaksi pada benda yang lain.
 
Karena : F   F, maka :
21 12

d  
( p1  p2 )  0 ……………………………………………………………..….(5.10)
dt
.
atau:
 
p1  p2  kons tan ……………………………………………..…………………(5.11)

Ini menunjukkan bahwa momentum total dari sistem dua partikel adalah suatu
konstanta dari gerakan itu Kita dapat menyatakan Hukum III Newton: Apabila
dua benda saling melakukan gaya pada yang lainnya, perubahan-perubahan
momentum yang dihasilkan adalah sama besar.

B Hukum Kekekalan Momentum

P ersamaan (2.11) ini adalah hukum kekekalan momentum. Ini adalah akibat langsung
dari Hukum III Newton. Momentum total adalah tetap konstan sebab persamaan
aksi dan reaksi menjaga perubahan momentum dari kedua partikel itu tepat sama besar
tetapi berlawanan arah. Partikel-partikel itu hanya mempertukarkan sebagian momentum
dengan memakai gaya-gaya bersama mereka. Hukum kekekalan momentum itu dapat
juga dikatakan : Jika gaya eksternal netto yang bekerja pada sistem partikel adalah nol,
maka laju perubahan momentum total adalah nol, dan momentum total sistem tetap
konstan.

 n  n

P   pi   mi vi  kons tan …………………………………………….………….
i 1 i 1
(5.12)

K ekekalan momentum mengijinkan kita untuk menghitung beberapa ciri-ciri umum


dari gerakan, walaupun kita tidak mengetahui ciri-ciri yang rinci dari gaya-gaya antar
partikel itu. Hukum kekekalan momentum itu dapat juga dikatakan : momentum total
sistem sebelum berinteraksi (tumbukan) sama dengan momentum total sesudah
berinteraksi (tumbukan). Secara matematis dirumuskan:
 
( P ) i  ( Pf ) ………………………………………………………………………
(5.13)

C. Impuls:

68
U ntuk mengubah momentum suatu benda diperlukan gaya dan waktu lamanya gaya
itu bekerja. Hasil kali gaya dan selang waktu ini disebut impuls. Impuls adalah
besaran vektor. Secara matematis impuls dirumuskan:
 
I  Fxt ……………………………………………………………………… . (5.14)

Apabila kita melakukan satu gaya pada suatu benda, kita juga melakukan impuls.
Hubungan antara impuls dengan momentum datangnya dari Hukum II Newton
Impuls yang diberikan oleh satu gaya F atau gaya impulsif kepada suatu benda,
didefinisikan sebagai integral dari gaya itu selama waktu gaya itu bekerja atau t.
Secara integral Impuls dituliskan:

 t 
I   F t ………………………………………………………………………...
0
(5.15)

S atuan impuls adalah N.S atau Kg m/s dalam SI. Satuan ini sama dengan satuan
momentum. Definisi impuls tidak hanya terbatas pada gaya-gaya yang bekerja
selama waktu singkat, tetapi juga berlaku jika gaya bekerja jika t itu lama. Gaya yang
dilakukan dua benda yang bertumbukan antara yang satu dengan yang lain hanya
bekerja dalam waktu yang singkat, memberikan dorongan singkat tetapi kuat. Gaya ini
disebut gaya impulsif. Selama tumbukan, gaya impulsif jauh lebih kuat dari gaya-gaya
lain yang mungkin ada.

D. Tumbukan

D alam tumbukan sentral, jenis tumbukan dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu: (1)
tumbukan elastis sempurna, (2) tumbukan elastis sebahagian, dan (3) tumbukan
tidak elastis sama sekali. Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan yang energi
kinetik total kedua benda sama sebelum dan sesudah tumbukan. Tumbukan yang tidak
elastis adalah tumbukan yang energi kinetik totalnya berubah karena tumbukan. Dalam
tumbukan tak elastis sempurna, benda-benda yang bertumbukan saling melekat dan
bergerak dengan kecepatan yang sama.
Misalkan dua buah partikel mula-mula bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 sepanjang
sumbu x, Gambar 5.2a. Setelah tumbuan, kecepatan mereka adalah v 1 ‘ dan v2’ , Gambar
5.2b. Untuk setiap v  0, partikel bergerak ke kanan, sementara untuk v < 0, partikel
bergerak ke kiri (menuju pengurangan nilai).

V1 v2 v1’ v2’
A B A B
x x
a b
Gambar 5.2

Kekekalan momentum m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’


Karena tumbukan dianggap lenting, energi kinetik juga kekal:

69
1 1 1 1
Kekekalan Energi kinetik m1 v12 + m2 v22 = m1 v1’2 + m2 v2’2 ………...
2 2 2 2
(5.16)

Kita memiliki dua persamaan, sehingga kita dapat memecahkan dua variabel. Jika kita
mengetahui massa dan kecepatan awal, maka kita dapat memecahkan kedua
persamaan ini untuk kecepatan setelah tumbukan v1’ dan v2’ . Kita akan
mengerjakannya sekarang untuk beberapa contoh, tetapi terlebih dulu kita sampaikan
sebuah contoh yang bermanfaat. Untuk mengerjakannya, kita tulis kembali persamaan
momentum yaitu,
m1 (v1 - v1’ ) = m2 (v2 - v2’ )
dan kita tulis kembali persamaan EK sebagai;
m1 (v12 - v1’2 ) = m2 (v2’2 - v22), atau kita tulis ini sebagai:

m1 (v1 - v1’ )( v1 + v1’ ) = m2 (v2’ - v2 )( v2’ + v2) atau v1 + v1’ = v2 + v2’

Persamaan diatas menunjukkan bahwa untuk setiap tumbukan sepusat lenting, laju
relatif kedua partikel setelah tumbukan sama dengan sebelumnya, tidak bergantung
kepada massa benda.
Perbadingan negatif antara kelajuan relatif sesudah tumbukan dengan kelajuan relatif
sebelum bertumbukan dinamakan koefisien restitusi (ukuran elastistas sebuah
tumbukan). Secara matematis, koefisien restitusi (e) dirumuskan:

v '1  v ' 2
e …………………………………………………………………….(5.17)
v1  v 2

Untuk tumbukan elastis sempurna harga e=1


Untuk tumbukan elastis sebahagian 0 <e< 1
Untuk tumbukan tidak elastis sama sekali harga e=0

Perlu diingat bahwa untukketiga jenis tumbukan


ini berlaku hukum kekekalan momentum.

Contoh 5.1
Seorang pria yang massanya 70 kg dan seorang anak laki-laki yang massanya 35 kg
berdiri bersama-sama di atas permukaan es yang licin yang gesekannya dapat
diabaikan. Jika mereka saling mendorong dan si pria bergerak menjauhi dengan
kelajuan 0,3 m/s relatif terhadap es, berapa jarak pisah mereka setelah 5 s ?

Penyelesaian
Dimisalkan momentum ke kanan positif, dan momentum ke kiri negatif.
Jika pria itu bergerak ke kanan, maka momentumnya:
 
p p  m p v p = (70kg)(0,3m/s) = 21 kg m/s
Momentuk anak laki-laki:
  
pL  mL vL = (35kg)( vL )
Menurut hukum kekekalan momentum:
Jumlah momentum awal = Jumlah momentum akhir
atau:

70
Jumlah momentum total sama dengan nol
 
p p  pL  0
 
21 kg m/s +35 kg vL = 0 -- vL = -0,6 m/s ; tanda negatif menyatakan arah
yang berlawanan dengan arah semula.

Karena massa pria dua kali massa anak laki-laki, dan dalam satu arah dengan kelajuan
0,3 m/s, maka anak laki-laki itu bergerak dalam arah yang berlawanan dengan kelajuan
0,6 m/s. Setelah 5 s, pria itu telah bergerak sejauh (0,3 m/s)(5s) = 1,5 m dan anak laki-
laki itu bergerak sejauh (0,6 m/s)(5s) = 3 m, sehingga mereka berjarak pisah 4,5 m.

E. Dorongan Jet
Dorongan jet adalah penerapan menarik hukum Ketiga Newton dan kekekalan momen-
tum. Hal ini, misalnya, adalah cara yang dipakai cumi-cumi atau gurita untuk mendorong
diri ereka. Mereka mengeluarkan air dari tubuh mereka dengan gaya yang besar, dan air
yang dikeluarkan mengerjakan gaya yang sama dan berlawanan pada cumi-cumi atau
gurita, mendorongnya ke depan. Sebuah roket mendapatkan dorongan dengan mem-
bakar bahan bakar dan membuang gas yang terbentuk lewat belakang. Roket mengerja-
kan gaya pada gas buang, dan dari hukum Ketiga Newton, gas mengerjakan gaya yang
sama dan berlawanan pada roket, mendorongnya ke depan. Momentum yang hilang ka-
rena gas yang dikeluarkan sama dengan momentum yang diperoleh roket.
Kita akan mengembangkan suatu persamaan yang menggambarkan gerakan roket.
Gambaran ini rumit karena massa roket berubah terus-menerus ketika roket itu memba-
kar bahan bakarnya dan mengeluarkan gas buangannya. Pendekatan yang paling mu-
dah adalah menghitung perubahan momentum total sistem (termasuk gas buangan)
untuk suatu selang waktu tertentu dan menyamakan peruahan ini dengan implus yang
dikerjakan pada sistem oleh ggaya eksternal yang bekerja padanya.

Ambilah Feks sebagai gaya eksternal neto


yang bekerja pada roket, m adalah massa
roket (ditambah bahan bakar yang belum
terbakar di dalamnya), dan v adalah
kelajuan roket relatif ter-hadap bumi pada
saat t lihat Gambar 5.3a. Pada saat
berikutnya t + t, roket telah mengeluarkan
gas bermassa ImI, lihat gambar 5.3b. Kita
beri tanda absolut karena massa gas yang
dikeluarkan sama besarnya dengan
perubahan massa roket m, yang bernilai
negatif. Jadi, pada saat t + t, roket
mempunyai massa m - ImI dan bergerak
dengan kelajuan v + v. Jika gas dibuang
dengan kelajuan ukeluar relatif terhadap
roket, kecepatannya pada saat t + t relaif
erhadap bumi adalah v – ukeluar.

Gambar 5.3. (a). Roket yang bergerak dengan


Kelajuan awal v, (b). Setelah se-

71
lang waktu t, roket mempunyai
massa m - ImI dan bergerak dengan
kelajuan v + v.

Momentum awal sistem pada saat t adalah:

Pi = mv
Momentum sistem pada saat saat t + t
Pf = ( m - ImI)( v + v) + ImI (v – Ukeluar)
= mv + m v - v ImI) v + v ImI) – Ukeluar ImI)
Pf = mv + mv – Ukeluar ImI

Dengan menghitung perubahan momentum dan menyamakannya dengan impuls, kita


mendapatkan..
P = Pf –Pi = mv – Ukeluar ImI = Feks t
Bila t mendekati nol maka suku v/t mendekati turunan dv/dt, yang merupakan
percepatan, dan suku ImI/t mendekati Idm/dtI, nilai absolut laju perubahan masa
roket. Hal ini memberi kita persamaan roket:

dv dm
Persamaan roket m dt = Ukeluar dt + Feks …………………………………… 5.17

Besaran Ukeluar Idm/dtI dinamakan dorongan roket

dm
Fdorongan = Ukeluar ………………………………..……………….. 5.18
dt

Ketika roket bergerak didekat permukaan bumi, gaya eksternal Feks adalah berat roket.
Dalam persamaan 5.17, gaya ini negatif karena gaya ini langsung berlawanan dengan
arah kecepatan, seandainya roket bergerak keatas. Jadi, dorongan harus lebih besar
dibandingkan berat roket jika roket harus dipercepat ke atas.

Fkeluar = -mg dan membagi dengan m, persamaan 5.17 menjadi,

dv dm
= - g + Ukeluar/m …………………….…….…..
dt dt
5.19

Untuk memecahkan Persamaan 5.19 guna memperoleh kecepatan v1 kita harus me-
ngetahui kelajuan pembuangan relatif terhadap roket Uex dan laju pembakaran bahan
bakar roket Idm/dtI. Jika roket membakar bahan bakar dengan laju konstan R, massa
roket tiap saat adalah m = m1 – Rt, dengan m1 adalah massa mula-mula. Karena dm/dt
negatif, kita menuliskan Idm/dtI = - Idm/dtI. Dengan demikian, Persamaan 5.19
menjadi,

dv dm
= - g - Ukeluar/m
dt dt

72
atau

dm
dv = -gdt – Ukeluar
dt
Dengan menganggap bahwa g konstan dan dengan mengintegrasikan dari t = 0 sampai
t = tb ketika bahan bakar terbakar sempurna, kita dapatkan,

 dm
v t

 dv
v
=-  gdt
o
- Ukeluar m m

m
v2 - v1 = - gtb - Ukeluar ln
m
Dalam persamaan di atas kita telah menggunakan  (dm / m)  ln m
Dengan menggunakan –ln m2/m1 = ln(m1/m2), kita mendapatkan

m
V2 – v1 = + Ukeluar ln - gtb …………….………….…. 5.20
m

Persamaan 5.20 menyatakan perubahan kecepatan roket yang bergerak dalam medan
gravitasi yang konstan yang dinyatakan dalam kelajuan pembuangan, waktu untuk
membakar bahan bakar tb , dan rasio massa awal terhadapmassa akhir. Untuk roket
yang bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya eksternal, peruahan kecepatan diberikan
oleh,
m
v2 – v1 = Ukeluar ln (tanpa gaya gesekan) …………………………… 5.21
m
Massa roket tanpa bahan bakar sama sekali dinamakan berat roket kosong. Jika berat
kosong hanya 10 persen dari massa awal total, artinya 90 persen massa awal adalah
bahan bakar, rasio m1/m2 ketika bahan bakar habis adalah 10.Untuk roket yang ber-
gerak dengan v1 = 0 dan tanpa gaya eksternal, kelajuan akhir akan sama dengan

v2 – v1 = Ukeluar ln 10 = 2,3 Ukeluar

Sebagai contoh, jika kita menambahkan bahan bakar agar berat kosong hanya 1 persen
dari massa awal, maka kelajuan akhir tanpa gaya eksternal adalah 4,6 Ukeluar , hanya
dua kali kelajuan akhir untuk berat kosong 10 persen.

Contoh 5.2
Roket Saturnus V yang digunakan dalam program Apollo untuk pendaratan di bulan
mempunyai massa awal m1 sebesar 2,85 x 106 Kg, berat kosong 27 persen, laju
pembakaran Idm/dtI sebesar 13,84 x 103 Kg/s, dan dorongan Fdorongan sebesar 34 x 106 N.
carilah (a) kelajuan pembuangan, (b) waktu pembakaran tb , (c) percepatan awal pada
peluncuran (d) percepatan pada saat bahan bakar habis tb , dan (e) kelajuan akhir roket.
Penyelesaian
a). Kelajuan pembuangan diperoleh dari persamaan 5.18.

73
Fdorongan 34 x 106 N
Ukeluar = = = 2,46 Km/s
dm/dt 13,84 x 103 Kg/s

b). Karena berat kosong adalah 27 persen, massa bahan bakar yang terbakar adalah
73 persen dari massa awal atau mbahan bakar = (0,73)(2,85 x 106 kg) = 2,08 x 106 Kg.
Waktu yang diperlukan untuk membakar bahan bakar sebanyak ini dengan laju
13,84 x 103 Kg/s adalah

2,08 x 106
tb = = 150 s
13,84 x 103 Kg/s

c). Percepatan awal adalah

dv dm
= - g + Ukeluar/m
dt dt

= -9,81 m/s2 + 11,95 m/s2 = 2,14 m/s2 = 0,21 g.


dv
= 021 g
dt

d). Pada saat bahan bakar habis, massa akhirnya adalah m2 = (0,27)(2,85 x 106 Kg) =
7,70 x 105 Kg, sehingga percepatannya adalah

dv dm
= - g + Ukeluar/m1
dt dt

2,46 Km/s
= - 9,81 m/s2 + (13,84 x 103 Kg)
6
7,70 x 10 Kg

= - 9,81 m/s2 + 44,26 m/s2


dv
= 34,4 m/s2  3,5 g
dt

e). Kelajuan akhir roket adalah

m
V2 = + Ukeluar ln - gtb
m
m
= (2,46 Km/s) ln - (9,81 m/s2 )(150 s)
0,27 m
= 3,22 km/s – 1,47 k/s
v2 = 1,75 km/s

74
TUGAS KELOMPOK KE VI

1. Sebuah gerbong terbuka bermassa 20.000 kg menggelinding tanpa gesekan


sepanjang rel dengan kelajuan 5 m/s ketika hari mulai hujan. Setelah mobil
menampung 2000 kg air, berapakah kelajuan yang baru?

2. Sebuah model kereta api yang bermassa 250 g bergerak dengan kelajuan
0,50m/s menggandeng kereta lain yang massanya 400 g yang semua diam.
Berapakah kelajuan kereta-kereta setelah mereka bergandengan?

3. Sebuah benda 5,0 kg dengan kelajuan 4,0 m/s menabrak secara sentral benda
10 kg yang bergerak ke arahnya dengan kelajuan 3,0 m/s. (a) Jika benda 10 kg
berhenti total selama tumbukan, berapakah kelajuan akhir benda 5,0 kg? (b)
apakah tumbukannya elastis?

4. Sebuah bola berat massanya 5 kg mengenai seseorang bermassa 85 kg di


dadanya dan langsung memantul kembali dengan kelajuan 2 m/s. (a) Jika
kelajuan awal bola adalah 8 m/s dan orang itu mula-mula diam, carilah kelajuan
yang diberikan kepada orang itu oleh tumbukan tersebut, (b) Apakah tumbukan
ini elastik atau tidak elastik?

5. Dalam sebuah permainan biliar, bola putih (cure ball), yang mempunyai kelajuan
5 m/s, melakukan tumbukan elastic dengan bola 8, yang semula diam. Setelah
tumbukan, bola 8 bergerak dengan sudut 300 terhadap arah semula bola putih.
(a) Carilah arah gerakan bola putih selama tumbukan. (b) Carilah kelajuan tiap
bola. 2Asumsikan bahwa bola-bola mempunyai massa yang sama.

6. Gambar di bawah ini menunjukkan hasil sebuah tumbukan dua benda yang
massanya tak sama. (a) Carilah kelajuan v2 massa yang lebih besar setelah
tumbukan dan sudut  2 . (b) Tunjukkan bahwa tumbukan bersifat elastic?

Sebelum Sesudah
5v0

1 tg1  2
m 3v0 m

2m
2m

2
v1

7. Sebuah batu bata 0,3 kg dijatuhkan dari ketinggian 8 m. Batu bata itu mngenai
tanah dan berhenti. (a) Berapakah impuls yang diberikan oleh tanah pada batu?

75
(b) Jika dari saat batu mula-mula menyentuh tanah sampai berhenti dibutuhkan
1,3 ms, berapakah gay rata-rata yang dikerjakan tanah pada batu?

8. Jika sebuah bola bisbol bermassa 0,15 kg dipukul sehingga kecepatannya


berubah dari +20 m/s menjadi -20 m/s. (a) Berapakah besar impuls yang
diberikan oleh pemukul pada bola? (b) Jika bola bisbol menyentuh pemukul
selama 1,3 ms, berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan oleh pemukul pada
bola?

9. Sebuah roket membakar bahan bakarnya dengan laju 200 kg/s dan membuang
gasnya dengan kelajuan relative 6 m/s. Carilah gaya dorongan roket tersebut.

10. Sebuah roket bergerak dalam ruang bebas tanpa gaya-gaya yang bekerja
padanya. Roket mulai dari diam dan mempunyai kelajuan pembuangan 3 km/s.
Carilah kecepatan akhir jika berat kosong adalah : (a) 20 peren, (b) 10 persen,
dan (c) 1 persen.

Latihan Individual: Pemahaman Konsep

1. Sebuah bola massa m dilemparkan kedinding secara tegak lurus dan tumbukannya
yang terjadi lenting sempurna dengan kecepatan v maka perubahan momentum
yang terjadi adalah ......
a. 0 b. m.v c. 2m.v d. -m.v e. –2mv

2. Pada setiap tumbukan berlaku hukum .....


a. Kekekalan energi d. Kekekalan energi kinetik
b. Kekekalan momentum e. Kekekalan energi dan momentum
c. Kekekalan energi mekanik

3. Jika sebuah pistol berpeluru ditembakkan, maka pistol tersebut akan terdorong ke
belakang, karena pada kejadian ini berlaku hukum....
a. Keplar c. Kekebalan momentum
b. Newton d. Jawaban B dan C benar

4. Gambar dibawah ini adalah grafik yang menyatakan hubungan momentum (P)
terhadap kecepatan (v). Yang dinyatakan oleh luas ABC ialah ...

P(kgm.s-1) a. Energi potensial


D C b. Energi kinetik
c. Usaha.
d. Impuls
V (m/s) e. Daya
A B
5. A, B dan C adalah tiga bual bola sodok (Biliard) yang terletak di atas suatu
permukaan yang licin. Bola B dan C bersentuhan. Jika bola A dipukul dengan
perlahan maka akan bergerak, kemudian menumbuk benda B sehingga sesaat
sesudah tumbukan akan didapati :
a. A berhenti, B teruk bergerak
b. A terpantul balik, B berhenti, dan C bergerak

76
c. A dan B berhenti, C terus bergerak
d. A terpantul balik, B dan C terus bergerak
e. A dan B berhenti
6. Dua benda yang massanya sama bergerak dalam arah berlawanan, masing-masing
dengan kecepatan v1 dan 2 v1 . Jika keduanya melakukan tumbukan lenting
sempurna, maka perbandingan jumlah energi kinetik kedua benda sebelum dan
sesudah tumbukan adalah .....
a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 2 : 4 e. 4 : 2

7. Sebuah benda A bermassa 2 satuan bergerak dengan kelajuan v, menumbuk


benda B bermassa 3 satuan yang sedang diam. Jika sesudah tumbukan lenting
sempurna, maka kecepatannya adalah .......
a. (2/5)v b. (3/2)v c. 2v d. v e. (5/2)v
8. Benda A dan B masing-masing massanya m dan masing-masing digantungkan
dengan tali yang panjangnya L pada satu titik P. benda A diikatkan sampai sama
tinggi dengan titik P dengan tali penggantung tegang, kemudian dilepaskan. Setelah
benda A menumbuk B secara kenyal (elastis) :
a. Benda A dan B naik setinggi L ke pihak yang lain
b. A diam dan B naik setinggi L
c. A dan B nasik setengah L ke pihak yang sama
d. A naik kembali setinggi L dan B diam
e. A dan B sama-sama diam

9. Sebuah bis bergerak dengan kecepatan yang tetap. Untuk menghindari suatu
tumbukan sang pengemudi dengan tiba-tiba menginjak rem, sehingga bis tersebut
berhenti. Pada proses ini penumpang bis terdorong ke depan karena .....
a. Gaya dorong dari bis
b. Gaya hambat dari bis
c. Momentum linier para penumpang masing-masing
d. Jawaban A dan C benar
e. Jawaban A, B dan C benar

10. Bila diinginkan impuls benda tetap, sedangkan waktu gaya mengenai benda
diduakalikan, maka gaya perlu diubah menjadi ....
a. 8 kali b. 4 kali c. 2 kali d. ½ kali e. 1/4 kali

11. Makin besar kecepatan sebuah benda makin besar pula......


a. Momentumnya d. Energi potensialnya
b. Energi kinetiknya e. Jawaban A dan B benar
c. Massanya

12. Sebuah balok bermassa m, bergerak dengan kecepatan v, sehingga benda tersebut
memiliki momentum sebesar P. Jika massa benda tersebut diperkecil ½ kali massa
semula dan kecepatan balok diperbesar menjadi 2v, maka besar momentum benda
tersebut.....
a. ½ P b. 2P c. P d. 1/4 P e. 4P

13. Massa benda A tiga klai massa benda B dan kecepatan benda A setengah kali
kecepatan benda B. Momentum benda A dibandingkan dengan momentum benda B
adalah ......
a. 3 : 2 b. 2 : 1 c. 2 : 3 d. 3 : 4 e. 1 : 2

77
14. Benda yang jatuh bebas mempunyai momentum paling besar :
a. Saat jatuh bebas d. Saat menyentuh tanah
b. Saat menempuh 1/2 lintasan lintasan e. Setelah menyentuh tanah
c. I/3 lintasan

15. Sebuah benda yang bergerak lurus beraturan mempunyai momentum yang
besarnya...
a. Nol d. Tetap
b. Makin besar e. Tidak tetap
c. Makin kecil

15. Sebuah benda mempunyai kecepatan v dan massanya m akibat suatu pukulan,
benda tersebut bergerak dengan kecepatan 3v, maka besar impuls gaya tersebut
adalah.....
a. mv b. 2 mv c. 3 mv d. 4 mv e. 5v

16. Sebuah peluru bergerak mengikuti lintasan parabolik seperti tergambar. Sumbu
tegak h menyatakan tinggi, sedangkan sumbu mendatar s menyatakan jarak yang
ditempuh peluru dalam arah horizontal.
Pada kedudukan A dan B masing-masing
a. Momentumnya sama d. Nilai maksimum
b. Momentumnya tidak sama e. Jawaban B dan C benar
c. Nilai momentumnya sama

17. Sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan awal V0 dan sudut elevasi a
dengan bidang horizontal, maka pada saat mencapai titik tertinggi :
a. Nilai momentumnya maksimum d. Nilai impulsnya maksimum
b. Nilai momentumnya minimum e. Jawaban B dan C benar
c. Nilai impulsnya minimum

18. Satuan impuls adalah .....


a. Newton c. Kg m/s
b. Newton detik d. Joule

II Latihan Individual: Aplikasi rumus

1. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dipukul sehingga membalik. Bola datang dengan laju
2 m/s, dan laju setelah dipukul adalah 10 m/s.
a. Hitunglah vektor impuls yang dilakukan pada alat pukul.
b. Bila bola bersentuhan dengan alat pukul selama 0,1 sekon, hitung vector gaya
rata-rata pada bola.
Jawab: a). 2,4 i Ns; b). – 24 newton.

2. Seorang meluncur di atas es dengan laju tetap 9 Km/jam ke arah utara. Orang
tersebut membawa 2 bola besi, dengan berat masing-masing bola 50 N. berat
orang tersebut sendiri adalah 600 N. tetapan gravitasi g = 10 m/s 2. Pada suatu

78
tempat yang kita ambil sebagai titik asal koordinat S, orang tersebut melempar
salah sebuah bola ke arah Selatan dengan laju 9 Km/jam relatif terhadap dirinya.

a. Di manakah kira-kira orang berada 5 sekon setelah bola dilempar ?.


b. Bilamana 5 sekon setelah bola pertama dibuamg, orang orang membuang bola
ke dua dengan laju 4,5 Km/jam relatif terhadap kearah timur. Dimana posisi
orang tersebut 4 sekon kemudian.
Jawaban: a). 13,45 j meter dari selatan ke utara; b). 13,58 meter dengan arah
sebesar 81,98 0.

3. Sebuah pesawat angkasa bermassa 1000 Kg bergerak dengan kecepatan V 1 = i


2000 m/s. Sebuah meteor menumbuk pesawat angkasa tersebut. Setelah tumbukan
kecepatan pesawat angkasa berubah menjadi V2 = ( i 2000 + j 2000 ) m/s.
a. Tentukan vektor impuls tumbukan
6
b. Bila meteor datang dengan momentum p1 = j 10 Kg/s, tentukan vector
momentum meteor setelah tumbukan !.
Jawaban: a). j 2000 Ns; b). j ( 2000 + 10 6 ) Kg/s

4. Benda bermassa m = 0,5 Kg diberi impuls gaya dengan gaya yang berubah secara
linier dari 1000 N menjadi nol dalam waktu 0,01 s.
a. Berapakah besar impuls gaya yang diberikan.
b. Berapa kecepatan benda setelah diberi impuls ?. Kalau kecepatan mula-mula
10 m/s.
c. Berapa perubahan energi kinetik benda ?.
Jawab: a). 5 N; b). 20 m/s; c). 75 J.
5. Sebuah peluru senapan dengan massa 10 gr menumbuk dan masuk (menancap)
pada balok kayu (dengan massa 990 gr) yang terletak diam pada bidang datar yang
licin dan terikat pada per. Setelah tumbukan per tertekan sampai 10 cm. Konstanta
gaya pegas diketahui 1 N/cm.
a. Hitung energi potensial maksimum per.
b. Hitunglah kecepatan balok tepat sesaat setelah tumbukan elastis sempurna.
c. berapakah kecepatan peluru sebelum menumbuk balok ?.
d. Hitunglah energi yang hilang (pindah ke bentuk energi lain) dalam tumbukan
ini.
Jawaban: a). 0,5 Joule; b). 1 m/s; c). 100 m/s; d). 49,5 J.

6. Balok bermassa 100 gr, mula-mula berhenti diatas permukaan mendatar tanpa
gesekan. Pada balok ini bekerja gaya mendatar F = 104 + 3 x 10 3 t. Disini F
dinyatakan dengan dyne dan t dengan detik.
a. Gambarkanlah diagram gaya waktu untuk t = 0 dan t = 5 s
b. Tentukan Impuls selama 5 s
c. Tentukan kecepatan bila t = 5 s
d. Berapakah besar usaha oleh gaya dalam 5 sekon.
Jawaban: a). Diagram; b). 8,75 . 104 gr cm/s; c). 275 sekon; d). 3,8 J.
7. Sebuah neutron dengan massa 1,67 x 10 –24 gr, bergerak dengan kecepatan 2 x
10 6 cm/s, bertumbukan pada pusat dengan atom boron, dengan massa 17 x 10 –
24
gr, dimana atom boron mula-mula diam, keduanya bertumbukan secara sentral
lurus.
a. Andaikan tumbukan itu tidak lenting sempurna, berapakah energi kinetik yang
hilang pada tumbukan itu ?.

79
b. Bila pada tumbukan itu tidak ada kehilangan energi, maka berapa bagian dari
energi yang diberikan oleh neutron ke atom boron ?.
Jawab: a). 9,05 %; b). 32 %.

80

Anda mungkin juga menyukai