PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS
Nama : Tn.I
Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
No. RM : 183027
2. SUBJEKTIF
ANAMNESIS
a. Keluhan utama
Nyeri kepala
b. Anamnesis terpimpin
Pasien MRS dengan keluhan nyeri kepala sebelah kanan yang dialami
sejak tadi pagi sebelum masuk RS, terus menerus namun ada kalanya
nyeri semakin memberat kira-kira biasanya berlangsung dalam 30
menit. Sakit kepala dirasakan seperti tertusuk. Nyeri hebat juga
dirasakan di bagian mata kanan, ada rasa silau dimata, sehingga pasien
tidak dapat melihat cahaya saat kambuh. Tidak ada rasa berputar, tidak
ada rasa berdenyut. Tidak ada nyeri saat mengunyah. Pasien
menyangkal adanya aktivitas yang memicu kambuhnya nyeri. Biasanya
sebelum kambuh, pasien merasakan rasa tegang pada leher. Riwayat
pernah masuk IGD dengan keluhan yang sama 1 minggu yang lalu.
Demam tidak ada, riwayat demam tidak ada. Batuk tidak ada, sesak
tidak ada. Mual ada sesekali, muntah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada.
BAB : biasa
BAK : lancar, kesan cukup
Riwayat penyakit sebelumnya
- Riwayat post operasi sinusitis maxillaris dan diviasi septum
1,5 tahun yang lalu.
- Riwayat trauma tidak ada
- Riwayat sakit gigi tidak ada
- Riwayat diabetes melitus tidak ada.
- Riwayat hipertensi tidak ada.
- Riwayat sakit kuning tidak ada.
- Riwayat merokok ada.
Riwayat pengobatan
- Tidak ada
Riwayat keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama tidak ada.
Riwayat alergi
- Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan.
3. OBJEKTIF
Status kesadaran
Berat Badan : 60 kg
Nadi : 82/menit
(pemfis neuro)
Kornea : Jernih
Telinga : Tophi :-
Pendengaran : Normal
Faring : Hiperemis(-)
Leher :
Tumor : (-)
Dada :
Punggung :
Paru :
Laboratorium :
4. DIAGNOSIS
Cluster Headache
5. DIAGNOSA BANDING
Migrain
Neuralgia Trigeminal
Tension Tipe Headache
6. PLANNING DIAGNOSTIC
7. PLANNING THERAPY
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 EPIDEMIOLOGI
2.3 ETIOLOGI
Beberapa pemicu cluster headache meliputi:
2.4 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan jelas. Ada
beberapa mekanisme yang mungkin dapat menjelaskannya.
1. Hemodinamik
Dilatasi vaskular mungkin memiliki peranan, tetapi studi tentang peredaran
darah masih belum pasti. Aliran darah ekstrakranial (hipertermia dan
peningkatan aliran darah arteri temporal) meningkat tetapi tidak menimbulkan
rasa sakit. Perubahan vaskular merupakan perubahan sekunder untuk neuronal
discharge yang primer.
2. Saraf trigeminal
Saraf trigeminal mungkin bertanggung jawab terhadap neuronal discharge
yang bisa menyebabkan cluster headache. Substansi P neuron membawa
impuls sensori dan motorik dalam divisi saraf maksillaris dan opthalamic.
Semua ini berhubungan dengan ganglion sphenopalatina dan pleksus
sympathetic carotid perivaskular interior. Somatostatin menghambat substansi
P dan mengurangi durasi dan intensitas cluster headache.
3. Sistem saraf autonomik
Efek simpatis (misalnya, Horner syndrome, keringat di dahi) dan parasimpatis
(misalnya, lakrimasi, rinore, nasal congestion).
4. Ritme sirkadian
Cluster headache sering kambuh dalam waktu yang sama setiap hari,
menunjukkan hipothalamus, yang mengontrol ritme sirkadian, dimana lokasi
yang menjadi penyebabnya.
5. Serotonin
Tidak khas seperti pada migrain, tetapi kadang-kadang terdapat perubahan.
6. Histamin
Meskipun penyebabnya kurang mendukung, cluster headache mungkin dipicu
oleh sedikit perubahan histamin. Antihistamin tidak menghilangkan cluster
headache.
7. Mast sel
Peningkatan jumlah mast sel dapat ditemukan pada area kulit yang sakit pada
beberapa penderita, tetapi hal ini tidak dapat menjadi penjelasan.3
1. Parasimpatis overactivity.
2. Kelumpuhan ocular simpatis – sindrom Horner ringan (misalnya, ptosis,
miosis, anhidrosis).
3. Bradikardia.
4. Pucat.
5. Sakit kulit kepala dan wajah.
6. Kelembutan krotid ipsilateral (pada beberapa pasien).
7. Pasien sering dalam kesulitan yang parah.
8. Pasien dapat menurunkan kepala dan menekan pada daerah yang sakit,
kadang-kadang menangis atau menjerit.
9. Latihan fisik dapat membantu beberapa pasien mendapatkan bantuan.
10. Pasien mungkin merasa ingin bunuh diri.3
1. Neuroimaging.
Computed tomography (CT).
Magnetic Resonance Imaging / angiografi (MRI / MRA).
2. Elektroencephalography (jarang diperlukan).1
2.9 DIAGNOSIS
Cluster headache mempunyai ciri khas tipe nyeri dan pola serangan. Suatu
diagnosis tergantung kepada gambaran dari serangan, termasuk nyeri, lokasi dan
keparahan sakit kepala, dan gejala-gejala lainnya yang terkait. Frekuensi dan lama
waktu terjadinya sakit kepala merupakan faktor yang penting.
Keterlibatan fenomena otonom yang jelas sangat penting pada cluster
headache. Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah rinorea dan hidung tersumbat
ipsilateral, lakrimasi, hiperemi pada konjungtiva, diaforesis pada wajah, edema
pada palpebra dan sindrom Horner parsial atau komplit, takikardia juga sering
ditemukan.
Pemeriksaan neurologis dapat membantu untuk mendeteksi tanda-tanda
dari cluster headache. Terkadang pupil terlihat lebih kecil atau palpebra terjatuh
bahkan diantara serangan.
1. Herpes zoster.
2. Sinusitis.
3. Subarachnoid hemorrage.
4. Termporal arteritis.
5. Trigeminal neuralgia.3
2. 11 KOMPLIKASI/PENYULIT
2.12 TERAPI
Obat-obat profilaksis :
1. Anti konvulsan
Penggunaan anti konvulsan sebagai profilaksis pada cluster headache telah
dibuktikan pada beberapa penelitian yang terbatas. Mekanisme kerja obat-obat
ini untuk mencegah cluster headache masih belum jelas, mungkin bekerja
dengan mengatur sensitisasi di pusat nyeri. 6
2. Kortikosteroid
Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan siklus cluster headache
dan mencegah rekurensi segera. Prednison dosis tinggi diberikan selama
beberapa hari selanjutnya diturunkan perlahan. Mekanisme kerja kortikosteroid
pada cluster headache masih belum diketahui.6
Pembedahan
Pembedahan di rekomendasikan pada orang-orang dengan cluster headache
kronik yang tidak merespon dengan baik dengan pengobatan atau pada pasien
yang memiliki kontraindikasi pada obat-obatan yang digunakan. Tindakan
pembedahan hanya pada pasien yang mengalami serangan pada satu sisi kepala
saja karena operasi ini hanya bisa dilakukan satu kali. Sedangkan yang mengalami
serangan berpindah-pindah dari satu sisi ke sisi yang lain mempunyai resiko
kegagalan operasi.6
Ada beberapa tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengobati
cluster headache. Prosedur yang dilakukan adalah merusak jalur saraf yang
bertanggungjawab terhadap nyeri.6
Blok saraf invasif ataupun prosedur bedah saraf non-invasif (contohnya
radio frekuensi pericutaneus, ganglionhizolisis trigeminal, rhizotomi) telah
terbukti berhasil mengobati cluster headache. Namun demikian terjadi efek
samping berupa diastesia pada wajah, kehilangan sensoris pada kornea dan
anestesia dolorosa.6
Pembedahan dengan menggunakan sinar gamma sekarang lebih sering
digunakan karena kurang invasif. Metode baru dan menjanjikan adalah
penanaman elektroda perangsang dengan menggunakan penunjuk jalan
stereostatik di bagian inferior hipotalamus. Penelitian menunjukkan bahwa
perangsangan hipotalamus pada pasien dengan cluster headache yang parah
memberikan kesembuhan yang komplit dan tidak ada efek samping yang
signifikan.6
2.13 PROGNOSIS
2.14 ALGORITME
Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit lengkap,
lengkap, tingkat
tingkat pendidikan
pendidikan pasien
pasien dan
dan keinginan
keinginan untuk
untuk
sembuh.
sembuh.
Diagnosis
Diagnosis banding
banding
Mengukur
Mengukur keparahan
keparahan penyakit
penyakit
Pengaruh
Pengaruh terhadap
terhadap aktivitas
aktivitas seharihari
seharihari (kuisioner
(kuisioner MIDAS
MIDAS atau
atau HIT).
HIT).
Frekuensi
Frekuensi dan
dan durasi
durasi serangan.
serangan.
Tingat
Tingat keparahan
keparahan penyakit.
penyakit.
Gejala
Gejala diluar
diluar sakit
sakit kepala.
kepala.
Riwayat
Riwayat penyakit
penyakit pasien
pasien dan
dan preferensinya.
preferensinya.
Cluster
Cluster headache
headache tingkat
tingkat sedang
sedang
sampai
sampai berat
berat
Profilaksis
Profilaksis (jangka
(jangka pendek)
pendek)
Pengobatan
Pengobatan akut
akut
dengan
dengan
pemberian
pemberian
sumatriptan
sumatriptan
secara
secara subkutan
subkutan
Verapamil)
Verapamil)
dengan
dengan
panjang
(jangka panjang
(jangka
Profilaksis
Profilaksis
Profilaksis
Profilaksis Alternative
Alternative Pengobatan
Pengobatan akut
akut Pengobatan
Pengobatan akutakut
(jangka
(jangka panjang
panjang profilaksis
profilaksis jangka
jangka dengan
dengan alternative
alternative lainnya
lainnya
dengan
dengan panjang
panjang pemberian
pemberian (semprotan
(semprotan
Verapamil)
Verapamil) (misalnya
(misalnya lithium)
lithium) sumatriptan
sumatriptan hidung
hidung triptan
triptan
secara
secara subkutan
subkutan atau
atau oksigen
oksigen
Rujuk
Rujuk
2.15 RINGKASAN
DAFTAR PUSTAKA