Anda di halaman 1dari 54

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
PENYIKAPAN DAN PENGKAJIAN MASALAH KEAGAMAAN
DAN SOSIAL BUDAYA
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

MENYAME DI TENGAH COVID-19 : SEMAKIN LUNTUR ATAU ERAT?

Persaudaraan merupakan suatu hal yang melekat antar individu utamanya di Bali yang
terkenal dengan istilah menyame braye. Rasa menyame sangat berkaitan erat dengan Tri Hita
Karana dan Tatwam Asi. Menurut Sudarta (2008), Tri Hita Karana terdiri atas tiga kata yaitu tri
artinya tiga, hita artinya kebahagiaan atau kesejahteraan, dan karana artinya sebab. Jadi, Tri Hita
Karana berarti tiga komponen atau unsur yang menyebabkan kesejahtraan atau kebahagiaan.
Ketiga komponen Tri Hita Karana itu meliputi hubungan yang harmonis antara manusia dengan
Tuhan Yang Maha Esa (Parahyangan), hubungan yang harmonis antara manusia dengan
manusia (Pawongan), dan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungan
(Palemahan). Ketiga komponen Tri Hita Karana itu berkaitan erat antara yang satu dengan yang
lainnya, sehingga tepat dijadikan konsep kehidupan oleh umat Hindu. Persaudaraan yang
diangkat pada permasalahan ini berkaitan dengan istilah pawongan yakni setiap individu harus
menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama.
Kaitan persaudaraan kedua yakni dengan Tat Twam Asi, menurut I Gusti Lanang Arya
Wesi Kusuma, Tat Twam Asi terdiri atas tiga kata, yaitu Tat yang berarti itu (dia), Twam yang
berarti kamu, dan Asi berarti adalah. Tat Twam Asi bermakna itu adalah kamu. Maksud yang
terkandung dalam ajaran Tat Twam Asi adalah “Ia adalah kamu, saya adalah kamu, dan
semua makhluk adalah sama”. Ajaran Tat Twam Asi memunculkan sikap empati dan merasakan
apa yang dirasakan orang lain. Saat ini yang menjadi kendala adalah konsep Tri Hita Karana
dan Tat Twam Asi yang sangat sulit untuk diimplementasikan di tengah pandemi mengingat
adanya pembatasan-pembatasan yang ditujukan untuk seluruh masyarakat guna mempercepat
pemutusan rantai Covid-19.
Dewasa ini pandemi Covid-19 masih menghantui seluruh lapisan masyarakat untuk
membatasi aktivitas sosial. Menurut data yang dihimpun dari Satuan Tugas Penanganan Covid-
19 hingga tanggal 31 Oktober 2020 tercatat terjadi penambahan 3.143 orang yang terpapar
Covid-19 di Indonesia.
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

Jika ditelusuri lebih dalam di Provinsi Bali, Covid-19 sudah menimbulkan dampak
pandemi mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, dan tak kalah ramainya
diperbincangkan yaitu pendidikan. Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi
Bali diperoleh terjadinya peningkatan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tanggal 31 Oktober
2020 sebanyak 52 orang.

Berdasarkan kedua grafik di atas artinya masih ada penambahan kasus positif Covid-19
baru setiap harinya..
Bila ditelisik kembali pada fokus awal yakni rasa menyame braye yang sudah menjadi
budaya di Bali, apakah pandemi ini menjadi penyebab turunnya rasa persaudaraan? Menurut
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

kuesioner yang telah disebarkan oleh Bidang Advokasi FPMHD-Unud melalui grup
Fungsionaris FPMHD-Unud dengan berisi beberapa pertanyaan didapatkan data sebagai berikut.

Apakah anda setuju adanya pandemi Covid-


19 dapat menurunkan rasa persaudaraan?

39% Setuju
42%
Tidak Tahu
Tidak

19%

Ditinjau dari pertanyaan “Apakah anda setuju adanya pandemi Covid-19 dapat
menurunkan rasa persaudaraan?” Sebanyak 39% menyatakan setuju dengan pertanyaan tersebut,
sebanyak 42% menyatakan tidak, dan sisanya menyatakan tidak tahu.

Seberapa seringkah anda


berkumpul/berdiskusi dengan orang lain
saat pandemi Covid-19?

19%
31% Sering
Jarang
Tidak Pernah

50%
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

Ditinjau dari pertanyaan “Seberapa seringkah anda berkumpul/berdiskusi dengan orang


lain saat pandemi Covid-19?” Sebanyak 50% menyatakan jarang dari pertanyaan tersebut,
sebanyak 31% menyatakan sering, dan sisanya menyatakan tidak pernah. Berdasarkan dua
diagram di atas masih ada yang menyatakan rasa persaudaraan dapat menurun di tengah pandemi
Covid-19 serta menurut responden kegiatan berkumpul/berdiskusipun mengalami penurunan.
Selain pertanyaan yang diajukan pada rsponden dengan hasil sesuai dengan diagram
diatas, responden juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat terkait dengan topik
persaudaraan di tengah pandemi. I Made Agus Widya Wira Sentanu menyatakan pendapat
sebagai berikut “Menurut pendapat saya ini relatif tergantung dari sudut pandang mana kita
melihatnya. Apabila rasa persaudaraan hanya dilihat seberapa sering kita mengobrol ataupun
bercengkrama secara langsung maka akan terlihat menurun. Tetapi dengan kemajuan teknologi
kita masih dapat bercengkrama dengan teman, saudara, keluarga dan lainnya meskipun tidak
bertemu secara langsung”. Seiring dengan pendapat dari Putri Saraswati ada pula hal yang
disampaikan oleh Luh Ayu Putri Saraswati “Sebenarnya belum tentu, tergantung dari sisi mana
kita melihat apakah rasa persaudaraan tersebut menurun atau tidak, justru karena pandemi ini,
semakin banyak orang-orang yang membagikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang-orang di
luar yang membutuhkan seperti masker, atau bantuan dana untuk orang yang kurang mampu.
Namun masih banyaknya orang yang tidak peduli dengan covid dan melakukan perjalanan yang
seharusnya tidak perlu dilakukan/tidak urgent. Hal itu bisa disebut menurunkan rasa
persaudaraan karena dibuktikan dengan tingginya rasa ego dari orang tersebut. Dalam kaitannya
dengan rasa persaudaraan karena berkurangnya kontak secara langsung, saya hanya
merasakannya beberapa persen penurunan (karena kurang rasanya jika belum bertemu), tetapi di
era globalisasi saat ini dimana banyak fasilitas online yang bisa menghubungkan saya dengan
keluarga dan teman-teman, sehingga saya masih bisa bertemu dan main walaupun terbatas
jarak”. Selain pendapat sebelumnya berbeda halnya dengan pendapat yang diutarakan oleh Ni
Nyoman Ira Santi Wedari “Tentunya sangat merugikan, terutama sebelumnya kita bangsa
Indonesia yang memiliki rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang sangat tinggi, namun selama
pandemi ini membuat kita jadi jarang berkomunikasi serta silahturahmi dengan keluarga, lama-
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

kelamaan itu bisa membuat kebudayaan kita bisa berubah dan banyak orang yang akan memiliki
sifat apatis”.
Selain pendapat tersebut, FPMHD-Unud turut serta dalam melaksanakan kegiatan yang
tentunya menjadi contoh konkret dalam mempertahankan tali persaudaraan di tengah pandemi
Covid-19. Dimana dimana pada tanggal 31 Oktober 2020, FPMHD-Unud telah melaksanakan
kegiatan persembahyangan bersama sekaligus matur piuning kepengurusan. Kegiatan lain yang
akan berjalan yaitu Dharma Pangasraman Anggota yang menyasar pada mahasiswa baru.
Melalui Dharma Pangasraman Anggota XXVII diharapkan mampu menyambung kembali rasa
persaudaraan sekaligus mencari kader baru FPMHD-Unud. Dharma Pengasraman Anggota yang
biasa disingkat DPA pada tahun ini tentunya memiliki konsep yang sedikit berbeda dari
pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya tetapi tidak mengurangi makna konsep awal dari DPA
yaitu sebagai kaderisasi FPMHD-Unud yang tidak lepas dari rasa persaudaraan, dimana kegiatan
akan dilakukan dengan tetap mematuhi protokol Covid-19.

Sumber gambar: Bidang HIJ FPMHD-Unud


Tidak hanya pendapat, responden juga diberikan kesempatan untuk mengajukan saran
agar rasa persaudaraan di tengah pandemi Covid-19 tetap dapat terjaga, seperti yang
disampaikan oleh IGAP Larasati, “Penggunaan teknologi zaman kini jika dimanfaatkan dengan
maksimal dapat mencegah menurunnya rasa persaudaraan di tengah pandemi”. Menurut Ni
Wayan Cindy Sunari, “Untuk menjaga rasa persaudaraan tidak harus saling bertemu atau
berkumpul satu sama lain, lagipula dengan teknologi yang ada saat ini kita bisa melakukan hal
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

tersebut. Namun dalam persaudaraan, kepedulian terhadap sesama adalah hal terpenting, jadi
tingkatkan kepekaan dan simpati terhadap orang-orang di sekitar kita sehingga rasa persaudaraan
tetap terjaga. Intinya saling peduli dan memahami kondisi satu sama lain”. Sementara menurut I
Putu Riski, “Sarannya yaitu kita harus selalu sering dan meluangkan waktu untuk bercakap-
cakap satu sama lain agar persaudaraan kita ini tidak mengalami perpeçahan. Menurut saya, yang
saya lakukan pada saat Covid-19 agar persaudaraan kita tidak putus kita harus sering
meluangkan waktu dengan teman baik secara online maupun offline tapi ingat satu hal ikuti
aturan atau ajuran kesehatan dari pemerintah tujuanya untuk mencegah penyebaran Covid-19
ini”. Secara garis besar, saran yang diberikan mengarah pada penggunaan teknologi yang tepat
untuk tetap menjalin komunikasi dan memiliki tujuan agar tetap mengikat rasa persaudaraan
tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mengurangi kegiatan berkumpul saat pandemi
Covid-19.
Kesimpulan :
Pandemi ini memang berdampak dalam kegiatan sosial masyarakat saat ini, tetapi jangan
jadikan pembatasan sosial sebagai alasan untuk menganggap bahwa rasa persaudaraan dapat
menurun akibat pandemi Covid-19. Sebaliknya dari adanya pandemi Covid-19 justru membuat
persaudaraan itu tidaklah menurun. Memang tidak sedikit yang mengganggap pandemi ini
mengakibatkan turunnya rasa persaudaraan yang sudah terjalin sebelumnya, tetapi itu hanyalah
sebuah perasaan risau yang dialami karena sudah berbulan-bulan melakukan pembatasan sosial.
Rasa persaudaraan di tengah pandemi justru meningkat jika melirik di tengah keluarga karena
seluruh anggota keluarga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga hal tersebut akan
mempererat tali persaudaraan. Selain itu, hal yang dapat dilakukan agar dapat tetap melakukan
komunikasi dengan orang lain adalah dengan memanfaatkan media sosial yang ada. Hal
terpenting yang dapat dipetik adalah rasa persaudaran tidak dapat diukur secara pasti dengan
frekuensi bertemu secara langsung dengan orang lain baik untuk berkumpul ataupun berdiskusi
karena hal tersebut buktinya sudah kita lalui bersama dengan memaksimalkan perkembangan
teknologi saat ini. Alasan-alasan tersebut sudah cukup membantah bagaimana rasa persaudaraan
tersebut tidaklah bisa pudar meskipun pandemi Covid-19 sedang menjajah. Dari tantangan inilah
kita diuji untuk selalu optimis bagaimana kita harus tetap menjaga tali persaudaraan yang sudah
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

terjalin dan tetap menjunjung Tri Hita Karana yang sudah menjadi pedoman sejak dulu hingga
saat ini.

(BIDANG ADVOKASI FPMHD-UNUD)


FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

OMNIBUS LAW UU CIPTA KERJA, DEMI PEMBANGUNAN EKONOMI ATAU


KESEJAHTERAAN RAKYAT?

Sejak diwacanakan pada tahun 2019 oleh presiden Joko Widodo, RUU Omnibus Law
akhirnya disahkan pada tanggal 5 Oktober 2020. UU yang telah menjadi polemik bahkan
sebelum pandemi Covid-19 menyerang, akhirnya memantik amarah rakyat di tengah pandemi
yang semakin ganas di negeri ini. Rakyat yang telah tidak percaya dengan pemerintah oleh
penanganan pandemi yang lamban semakin dibuat tidak percaya lagi dengan disahkannya RUU
Omnibus Law ini. RUU atau kini telah menjadi UU Omnibus Law dan saat ini telah menjadi UU
No.11 Tahun 2020 merupakan suatu undang-undang yang merangkum, mengubah dan
memperbarui berbagai peraturan perundang-undangan yang ada.
Di Indonesia sistem undang-undang Omnibus Law baru pertama kali diterapkan,
sehingga memancing kontroversi di masyarakat, terutama Undang-undang Cipta Kerja yang
dianggap rakyat, khususnya kaum buruh dan pekerja sebagai bentuk eksploitasi dan perbudakan
zaman modern, sementara pengusaha menganggap ini adalah suatu bentuk positif untuk
memancing para investor dalam kemajuan perekonomian di Indonesia serta untuk mengurangi
pengangguran semaksimal mungkin.
Lantas, apakah benar Omnibus Law UU Cipta Kerja ini akan meresahkan rakyat,
khususnya kaum pekerja/buruh? Ataukah justru memberi dampak yang positif bagi
perekonomian seperti anggapan pemerintah? Selaras dengan pengusaha, pemerintah juga ingin
memaksimalkan produksi dalam negeri guna memajukan perekonomian negeri ini. Lantas, apa
tujuan dari disahkannya UU Omnibus Law ini secara tergesa-gesa? Apakah untuk pertumbuhan
ekonomi semata atau kesejahteraan rakyat di era pandemi?
APA ITU OMNIBUS LAW DAN OMNIBUS LAW UU CIPTA KERJA?
Sebelum kita menjawab pertanyaan di atas, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu
Omnibus Law dan asal-usulnya. Awalnya, Omnibus sendiri sebenarnya merupakan sebuah
kendaraan umum (Bus Omni), yang dahulu digunakan di Perancis untuk mengangkut tidak
hanya manusia, tetapi juga berbagai jenis barang. Ketika itu pula, segala sesuatu yang memuat
banyak hal dalam satu wadah (kendaraan) disebut sebagai Omnibus. Penggunaan ini
kemudian berkembang hingga ke aspek hukum, untuk menyebut peraturan atau undang-
undang yang memuat banyak hukum dalam satu payungnya, sehingga tercetuslah Omnibus
Law ini1 .
Dikutip dari harian Kompas.com, Omnibus Law merupakan metode atau konsep yang
menggabungkan beberapa aturan yang substansi pengaturannya berbeda menjadi satu
peraturan dalam satu payung hukum, di mana dalam prosesnya, UU ini mencabut atau
mengubah beberapa UU terkait. Pengertian lain menyebutkan bahwa Omnibus law
merupakan UU yang menyasar satu isu besar yang dapat memangkas dan merevisi suatu UU.
Selaras dengan pengertian ini, presiden Joko Widodo, mengartikan omnibus law sebagai
sebuah UU yang dapat merevisi seluruh UU, maka dari itu UU ini seringpula disebut sebagai
UU sapuh jagat. Sebenarnya, tidak ada pengertian pasti dari omnibus law ini, namun jika
disimpulkan rata-rata ahli mengartikannya sebagai suatu aturan yang mengandung lebih dari
satu UU berbeda yang saling terkait dan ada dalam satu UU besar sebagai payung hukumnya2.
Omnibus law Cipta Lapangan Kerja atau selanjutnya akan dibahas sebagai UU Cipta
Kerja sendiri, jika dilihat dari pengertian omnibus law sebelumnya maka bisa diartikan
sebagai UU tentang penciptaan lapangan kerja, yang di dalamya tidak saja membahas
mengenai ketenagakerjaan , namun juga membahas mengenai investasi dan penanaman modal
di Indonesia. Ini sepadan dengan yang tercantum dalam tujuan pemerintah membentuk UU
ini, yaitu untuk memudahkan investasi. Lebih rinci lagi, UU Cipta kerja mencakup 11 klaster
dari 31 kementrian dan lembaga terkait, yaitu :
1. Penyederhanaan Perizinan;
2. Persyaratan Investasi;
3. Ketenagakerjaan;
4. Kemudahan, Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM;
5. Kemudahan Berusaha;
6. Dukungan Riset dan Inovasi;
7. Administrasi dan Pemerintahan;
8. Pengenaan Sanksi;
9. Pengadaan Lahan;
10. Investasi dan Proyek Pemerintah;
11. Kawasan Ekonomi3.
1
Di’s Way. Terminal Omni, diakses online melalui https://www.disway.id/r/767/terminal-omni pada 27 Oktober 2020.
2
DPR RI. Parliamentary Review : Omnibus Law. Diakse online melalui
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/parliamentary_review/Parliamentary%20Review-II-1-M-2020.pdf pada 21 Oktober.
3
DPR RI. Parliamentary Review : Omnibus Law. Diakse online melalui
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/parliamentary_review/Parliamentary%20Review-II-1-M-2020.pdf Pada 21 Oktober.
PROSES HINGGA AWAL PENGESAHAN
Omnibus law, awalnya dicetuskan oleh Sofyan Djalil, Menteri Agraria dan Tata
Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional saat ini (periode 2019-2024). Beliau
awalnya mencetuskan ide ini untuk mengatasi aturan yang dianggap tumpang tindih dalam
bidang pertanahan. Aturan-aturan yang tumpang tindih tersebut membuat banyak masyarakat
terjebak dalam hukum, terutama hukum pidana sehingga permasalahan tidak saja ada di
bidang pertanahan, namun juga berdampak hingga sesaknya lapas diberbagai daerah.
Gagasan inipun kemudian diwacanakan kembali oleh presiden Joko Widodo pada
masa pelantikan keduanya di tahun 2019. Presiden Jokowi ingin menyusun suatu UU yang
dapat merevisi banyak UU sekaligus, karena UU yang selama ini ada cenderung tumpang
tindih dan dainggap menjadi penghambat investasi dan pertumbuhan lapangan kerja.
Pada 12 Februari, draft RUU Omnibus law Cipta Kerja akhirnya rampung dan
diserahkan ke DPR oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto dan Menteri Tenaga
Kerja, Ida Fauziah.
Proses pembahasan RUU ini sempat ditunda pada 24 April 2020, karena adanya tuntutan
buruh yang mengklaim bahwa UU ini akan memberatkan mereka. Presiden Jokori pun
merespon hal ini dengan mengundang tiga perwakilan buruh ke istana. Akan tetapi, beberapa
bulan kemudian tepatnya tanggal 25 September 2020 RUU ini kembali dibahas dan dikebut
pengerjaannya. Selama 7 bulan, terhitung dari bulan April hingga Oktober, DPR telah
melakukan 64 kali rapat untuk membahas UU ini, hingga akhirnya disahkan pada 5 Oktober
20204. UU yang disahkan ini awalnya berjumlah 905 halaman. Namun, pada tanggal 18
Oktober 2020 muncul UU yang berjumlah 812 halaman dan UU inilah yang ditandatangani
oleh presiden Jokowi. Ternyata tidak sampai di situ saja, pada tanggal 23 Oktober kembali
muncul UU Omnibus Law Cipta Kerja yang berjumlah 1.187 halaman, dan UU ini telah
disahkan menjadi UU no. 11 Tahun 2020, serta salinannya pun telah dikeluarkan.
Dalam proses perancangan hingga pengesahannya, banyak pihak yang menilai DPR
terlalu tertutup, bahkan para buruh menyatakan pihak mereka tidak dilibatkan dalam
pemabahasan UU ini, sementara para pengusaha yang lebih banyak dilibatkan Hal ini tentu
telah melanggar ketentuan dalam UU No.12 Tahun 2011, yakni pada pasal 5 (poin f dan g)
dan pasal 21 ayat (3). Menurut Pakar Hukum Tata Negara UGM, Zainal Arifin Mochtar
dalam Mata Najwa, kurang transaparan dan partisipasi dari masyarakat dalam pembahasan
UU ini menimbulkan banyak disinfomasi di lapangan, sehingga tidak heran jika penyebaran
berita yang dianggap hoax oleh pemerintah marak terjadi. Inilah yang perlu dikritik ke

4
Kompas. Omnibus Law Cipta Kerja, Keinginan Jokowi yang Jadi Nyata. Diakses online melalui
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/07/06264741/omnibus-law-uu-cipta-kerja-keinginan-jokowi-yang-jadi-nyata?
page=all pada 23 Oktober 2020
pemerintah bahwasanya, masyarakat yang tidak mendapat informasi secara jelas disalahkan
atas menyebarnya berita hoax.
POIN-POIN YANG DIPERMASALAHKAN MENGENAI UU CIPTA KERJA
Lalu, apa yang menjadi polemik dari kehadiran UU ini? Berikut merupakan kumpulan
poin-poin yang dipermasalahkan oleh pekerja :
1. Pasal Soal Istirahat Pekerja
Pasal 79 ayat 2 huruf b UU No.13/2003 (UUK) Dalam pasal ini diatur mengenai
istirahat mingguan, pasal 79 ayat 2 huruf b UUK menyebutkan: Istirahat mingguan 1 (satu)
hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu. Dalam UU Cipta Kerja, aturan 5 hari kerja itu dihapus, sehingga
berbunyi: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Pasal 79 Ayat 2d Pasal ini dalam UUK menyatakan: Istirahat panjang sekurang-
kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing
1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-
menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak
lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk
setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun. Dalam UU Cipta Kerja, regulasi mengenai cuti
panjang diserahkan ke perusahaan. RUU Cipta Kerja tidak mencantumkan hak cuti panjang
selama 2 bulan bagi pekerja/buruh yang sudah bekerja selama 6 tahun secara terus menerus
dan menyerahkan aturan itu kepada perusahaan atau perjanjian kerja sama yang disepakati.
2. Pasal Soal Upah
Upah satuan hasil dan waktu tidak diatur dalam UUK sebelumnya. Dalam UU Cipta
Kerja, peraturan soal upah ini ditetapkan berdasarkan satu waktu seperti harian, mingguan
atau bulanan. Sementara upah satuan hasil adalah upah yang ditetapkan berdasarkan hasil dari
pekerjaan yang telah disepakati. Upah diatur di Pasal 88B yang memberikan kebebasan
kepada pengusaha untuk menentukan unit keluaran yang ditugaskan kepada pekerja sebagai
dasar penghitungan upah (sistem upah per satuan). Tidak ada jaminan bahwa sistem besaran
upah per satuan untuk menentukan upah minimum di sektor tertentu tidak akan berakhir di
bawah upah minimum.
3. Upah Minimum Sektoral dan Upah Minimum Kabupaten/Kota
Dalam UUK Pasal 89, upah minimum ditetapkan di tingkat Provinsi,
Kabupaten/Kotamadya, dan Sektoral. Setiap wilayah diberikan hak untuk menetapkan
kebijakan Upah minimum mereka sendiri baik di tingkat provinsi dan tingkat
Kabupaten/Kotamadya. UU Cipta Kerja Omnibus Law, upah minimum diatur gubernur, tetapi
dengan syarat. Pasal 88C UU Ciptaker menyatakan: (1) Gubernur wajib menetapkan upah
minimum provinsi. (2) Gubernur dapat menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan
syarat tertentu. (3) Upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan berdasarkan kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan. (4) Syarat tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) meliputi pertumbuhan ekonomi daerah dan inflasi pada
kabupaten/kota yang bersangkutan.
4. Sanksi Jaminan Pensiun Pasal 167 ayat (5)
Dalam hal pengusaha tidak mengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami
pemutusan hubungan kerja karena usia pensiun pada program pensiun maka pengusaha wajib
memberikan kepada pekerja/buruh uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), uang penghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). UU Cipta Kerja Menghapus sanksi
pidana bagi perusahaan yang tidak mengikutsertakan pekerja/buruh dalam program jaminan
pensiun yang sebelumnya tertuang pada pasal 184 UU Ketenagakerjaan yang menyatakan
“Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 167 ayat (5),
dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun
dan atau denda paling sedikit Rp100.000.000.00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp500.000.000.00 (lima ratus juta rupiah)”
5. PHK Alasan perusahaan boleh melakukan PHK
pada UU Ketenagakerjaan Nomr 13 Tahun 2003, ada 9 alasan seperti: • Perusahaan
bangkrut • Perusahaan tutup karena merugi • Perubahan status perusahaan • pekerja/buruh
melanggar perjanjian kerja • pekerja/buruh melakukan kesalahan berat • pekerja/buruh
memasuki usia pensiun • pekerja/buruh mengundurkan diri • pekerja/buruh meninggal dunia •
pekerja/buruh mangkir UU Cipta Kerja menambah 5 poin lagi alasan perusahaan boleh
melakukan PHK, diantaranya meliputi: • Perusahaan melakukan efisiensi • Perusahaan
melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan perusahaan •
Perusahaan dalam keadaan penundaan kewajiban pembayaran utang • Perusahaan melakukan
perbuatan yang merugikan pekerja/buruh • Pekerja/buruh mengalami sakit berkepanjangan
atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan.
6. Pasal PWKT dan PWKTT Pasal 59 UUK
mengatur Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) terhadap pekerja itu maksimal
dilakukan selama 2 tahun, lalu boleh diperpanjang kembali dalam waktu 1 tahun. UU Cipta
Kerja mencantumkan Pasal 59 UU Ketenagakerjaan. Meski demikian, jangka waktu
maksimum perjanjian kerja sementara dan jangka waktu perpanjangan maksimum belum
secara spesifik diatur seperti dalam UU Ketenagakerjaan, namun disebutkan akan diatur
dalam PP. Aturan teknis apapun yang dibuat menyusul pengesahan Omnibus jangan sampai
membebaskan pengusaha dari kewajiban mereka untuk mengubah status pekerja sementara
menjadi pekerja tetap. Hal ini menghilangkan kepastian kerja.
7. Jam Kerja Dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003,
waktu kerja lembur paling banyak hanya 3 jam per hari dan 14 jam per minggu. UU
Cipta Kerja memperpanjang waktu kerja lembur menjadi maksimal 4 jam per hari dan 18 jam
per minggu.
8. Outsourcing Dalam UU Ketenagakerjaan,
penggunaan outsourcing dibatasi dan hanya untuk tenaga kerja di luar usaha pokok.
UU Cipta Kerja membuka kemungkinan bagi lembaga outsourcing untuk mempekerjakan
pekerja untuk berbagai tugas, termasuk pekerja lepas dan pekerja penuh waktu. Hal ini akan
membuat penggunaan tenaga alih daya semakin bebas.
9. Tenaga Kerja Asing
Pasal 42 ayat 1 UUK menyatakan: Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga
kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Dalam RUU
Cipta Kerja, izin tertulis TKA diganti dengan pengesahan rencana penggunaan TKA.
Pasal 43 ayat 1 UU Ketenagakerjaan menyatakan: Pemberi kerja yang
menggunakan tenaga kerja asing harus memiliki rencana penggunaan tenaga kerja asing yang
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Dalam UU Cipta Kerja, Pasal 43 mengenai
rencana penggunaan TKA dari pemberi kerja sebagai syarat mendapat izin kerja dimana
dalam RUU Cipta kerja, informasi terkait periode penugasan ekspatriat, penunjukan tenaga
kerja menjadi warga negara Indonesia sebagai mitra kerja ekspatriat dalam rencana penugasan
ekspatriat dihapuskan.
Pasal 44 ayat 1 UU Ketenagakerjaan menyatakan: Pemberi kerja tenaga kerja asing
wajib menaati ketentuan mengenai jabatan dan standar kompetensi yang berlaku. Dalam UU
Cipta Kerja Omnibus Law, Pasal 44 mengenai kewajiban menaati ketentuan mengenai jabatan
dan kompetensi TKA dihapus.

KIRA-KIRA APA SIH DAMPAKNYA?


Dari diskusi yang telah kami lakukan bersama kawan-kawan advokasi, kami
memperkirakan dampak positif dan dampak negatif dari diberlakukannya UU ini, khususnya
pada poin-poin yang dipermasalahkan tadi dan berikut merupakan hasil analisis kami :
1. Dampak Negatif
Dalam Bab IV tentang Ketenagakerjaan, kami menemukan banyak pasal yang diakhiri
dengan ketentuan “…diatur dalam Peraturan Pemerintah”. Dalam beberapa konteks, ini bisa
saja menjadi suatu ancaman khususnya bagi para buruh karena bisa jadi investor atau
pengusaha memiliki power lebih besar untuk meloby pemerintah, sehingga peraturan yang
mereka buat akan cenderung memberatkan para buruh dan bahkan melanggar hak-hak
mereka. Selain itu, tidak ada ketentuan tertulis yang jelas dan rinci yang dapat berfungsi
sebagai “aturan pembela” yang dapat benar-benar menjaga hak-hak para buruh.
Adapun pasal mengenai pekerja kontrak. Menurut Riski, salah satu anggota advokasi
FPMHD-Unud, pemerintah sama saja menjajah rakyatnya sendiri dengan memaksa mereka
untuk bekerja secara terus menerus. Tentunya ini didasarkan karena tidak ada ketentuan rinci
mengenai masa kontrak dari pekerja kontrak, sehingga bisa saja suatu perusahaan
mempekerjakan pekerja kontrak sesuai dengan keinginan mereka, baik itu dalam jangka
waktu singkat atau bahkan seumur hidup.
Lalu, mengenai libur satu hari dalam seminggu nampaknya belum cukup bagi para
pekerja, belum lagi jam kerja lemburnya ditambah menjadi empat jam. Hal ini cenderung
bersifat eksploitatif, karena seorang pekerja pun memiliki hak untuk beristirahat, berkumpul
bersama keluarga mereka sebagai sarana “terapi emosi” atau penghilang stress, di mana ini
sebenarnya membantu meningkatkan produktifitas pekerja di keesokan harinya. Akan tetapi,
sekalipun libur pekerja telah diatur dalam UU (apalagi dalam UU yang sebelumnya, telah
diatur dua kali libur dalam seminggu) tetap saja terjadi pelanggaram di lapangan, masih
banyak pekerja yang tidak mendapatkan hak libur mereka sebagaimana tercantum dalam UU.
Sementara itu, menurut Dewa Ayu, selaku Sekbid Advokasi FPMHD-Unud, hari libur tidak
diterapkan secara kaku oleh suatu perusahaan, ada pekerja yang bahkan tetap bekerja setiap
hari tanpa libur. Adapun perusahaan yang menerapkan aturan hari libur sesuai UU biasanya
perusahaan yang memang sudah ditanggung oleh pemerintah, jadi kebijakan akan kembali ke
perusahaan masing-masing.
Tidak sampai di situ, adapula penghapusan pasal 44 mengenai perekrutan TKA,
dimana menurut kami, pasal ini seharusnya tidak boleh dihapus karena akan berdampak bagi
tenaga kerja indonesia dengan secara tidak langsung memberi kemudahan bagi pekerja TKA
untuk bekerja diperusahaan, sebaiknya pihak perusahaan lebih mengutamakan kepada tenaga
kerja Indonesia. Tidak hanya isi pasalnya yang menimbulkan kontroversi di masyarakat,
proses pembuatan, penandatanganan, hingga pengesahan menjadi UU juga menjadi perhatian
kami. Seperti yang telah dijelaskan pada subab sebelumnya yaitu “Proses Hingga
Pengesahan” UU ini jelas-jelas telah melanggar ketentuan. Namun, mengenai diberlakukan
atau tidaknya, semua kembali pada pemerintah dan faktanya UU ini sudah mulai
diberlakukan.
2. Dampak Positif
Terlepas ari prosesnya yang tidak transapara, ternyata masih ada dampak positif
dari UU ini, diantaranya Pasal 95 yang mengatur mengenai perusahaan yang pailit. Pasal
ini mewajibkan perusahaan yang pailit untuk membayar upah buruh mereka terlebih
dahulu, sebelum membayar hutang-hutang lainnya, ini tentu mencegah penelantaran buruh
dan peursahaan tetap bertanggung jawab terhadap buruh-buruhnya.
Adapun mengenai pesangon di pasal 156 menurut kami tidak seharusnya
dipermasalahkan perubahannya karena perubahan yang terjadi pada pasal ini yaitu untuk
mempertegas ketentuan pemberian pesangon dalam perusahaan agar pihak perusahaan
(sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal ini) memberikan upah pesangon tersebut,
dimana sebelumnya ketentuannya berbunyi "Perhitungan uang pesangon sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut :" dan sekarang sudah diubah
sehingga berbunyi "Uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
dengan ketentuan sebagai berikut:" pada intinya pasal ini memperjelas ketentuan
pemberian pesangon oleh perusahaan untuk para pekerja dalam hal terjadi pemutusan
hubungan kerja.
Sebenarnya, kami menemukan lebih banyak dampak positif yang akan diperoleh oleh
perusahaan bila UU ini diterapkan, di lihat dari jam kerja yang bertambah serta ketentuan
upah dan masa kontrak yang seterusnya akan diatur dalam peraturan pemerintah cenderung
meringankan perusahaan, tetapi tidak menutup kemungkinan kuantitas dampak positif yang
dihasilkan akan imbang bagi kedua pihak, kuncinya adalah pemerintah sebagai pemangku
kebijakan mampu bersikap netral terhadap keduanya, di mana kewajiban dan hak diberikan
sesuai ketentuan dan sesuai kinerja para pekerja.
PERUBAHAN PASAL
Selain prosesnya yang “sembunyi-sembunyi” dan kurang melibatkan pekerja, adanya
halaman yang berubah-ubah juga tak luput dari perhatian masyarakat. Pasalnya, saat disahkan
halaman UU ini berjumlah 905 halamn, sementara UU yang diserahkan kepada presiden
berjumlah 812 halaman, berarti terdapat selisih 93 halaman. Ini mengindikasikan perubahan
tidak hanya terjadi secara teknis (ukuran font, ukuran kertas, dll) seperti yang dikatakan Ketua
DPR, tetapi adapula perubahan jumlah pasal, sekalipun hal ini dibantah oleh baleg sendiri.
Untuk membuktikan apakah dalam UU ini memang terjadi perubahan secara substansi
(penambahan-pengurangan pasal dan ketentuan), kami melakukan pengecekan pada jumlah
halaman dan pasal, khusus pada bab empat, yaitu bagian ketenagakerjaan, antara UU Ciptaker
yang berjumlah 905 halaman dengan 812 halaman. Dalam pengecekan ini, kami menemukan
beberapa peruabahan, diantaranya :
1. Perubahan kata “dengan” menjadi “dalam” Terdapat hampir di setiap pasal dengan
kalimat “diatur dengan peraturan pemerintah”
2. Perubahan kata “atau” menjadi “maupun”
3. Perbedaan ayat yang dicantumkan
4. Adanya tambahan ayat dan ketentuan
5. Perubahan kata “diberikan paling banyak dengan ketentuan…” menjadi “diberikan
dengan ketentuan…” saja.
Adapun dalam UU No. 11 Tahun 2020 (UU Ciptaker versi 1.187 halaman), kami
menemukan beberapa perubahan kalimat dalam pasal 156, yaitu pada ayat (2) huruf g, (3) dan
(4). Sekalipun, Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg), Pratikno menyatakan halaman yang
berbeda hanya disebabkan oleh perubahan teknis (ukuran kertas dan font) dan perubahan yang
ada memang lebih sedikit dibandingkan dengan versi 905 dengan 812. Namun, ini tetap
membuktikan bahwa telah terjadi perubahan substansi dalam UU ini, yang sebenarnya sudah
tidak boleh dilakukan lagi apabila telah disahkan di paripurna. Lalu, layakkah UU ini
diterapkan?
Melihat prosesnya yang tertutup, pengesahan yang dilakukan secara tergesa-gesa dan
kurang melibatkan pihak buruh bisa dikatakan UU ini tidak lulus kualifikasi UU No. 12
Tahun 2011 tentang Pembuatan Peraturan Perundang-undangan, dengan kata lain UU ini tidak
layak untuk diterapkan.
APA TANGGAPAN BURUH?
Buruh memandang ancaman yang akan dimunculkan UU Omnibus Law jauh lebih
besar dibandingkan dengan dampak terinfeksi virus corona. "Virus corona berdampak pada
beberapa orang hingga satu generasi, tapi UU Omnibus Law akan berdampak pada tujuh
generasi dan menciptakan generasi pekerja kontrak yang bisa diberhentikan kapan saja, tanpa
ada keamanan dan jaminan pekerjaan," kata Solihin, buruh di Jakarta Dari banyak pasal yang
dinilai bermasalah, terdapat tiga di antaranya yang mengancam kehidupan para pekerja jika
aturan itu diberlakukan.
1. Tidak adanya batas waktu dan jenis pekerjaan dalam sistem kontrak yang
menyebabkan para pekerja dapat dikontrak seumur hidup tanpa ada kewajiban
mengangkat sebagai pegawai tetap.
2. Status kontrak itu akan berimplikasi pada hilangnya jaminan sosial dan kesejahteraan,
seperti tunjangan hari raya, pensiun dan kesehatan.
3. Dihapusnya upah minimum sektoral (provinsi dan kabupaten), dan adanya persyaratan
dalam penerapan upah minimum kabupaten/kota, serta diwajibkannya penerapan upah
minimum provinsi (UMP) yang nilainya jauh lebih rendah.
Ade Supyani pekerja metal di Purwakarta, Jawa Barat, mengatakan dampak UU
Omnibus Law lebih menakutkan dibandingkan ancaman virus corona. "Ibaratnya, kena
corona, kita bisa sembuh atau meninggal dan berdampak hari ini, tapi Omnibus Law
dijalankan, dampaknya sangat merugikan dan mengancam masa depan seluruh rakyat
Indonesia dan dalam waktu lama, bergenerasi-generasi," kata Ade. Itu sebabnya, Ade dan
buruh-buruh lainnya turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan.
Dalam melakukan demonstrasi, Ade menjelaskan, seluruh peserta demo tetap
menggunakan masker walaupun sulit mematuhi aturan jaga jarak. Selain itu, keluarga di
rumah juga mendukung aksi yang dilakukan Ade. "Kalau upah murah, anak buruh sekolah di
mana? Nanti yang ada anak lebih sengsara dari orang tuanya," katanya. Ia meminta Presiden
Joko Widodo untuk segera mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang
(perppu) mencabut Omnibus Law.
Senada dengan Ade, seorang buruh di Cianjur, Jawa Barat, Asep mengatakan
demonstrasi yang dilakukan merupakan respons atas keputusan DPR RI dan pemerintah yang
ia sebut "memaksakan" pengesahan UU Omnibus Law di malam hari. "Harusnya yang
ditanya itu DPR bukan kami, yang memaksakan [pengesahan UU] di tengah pandemi ...
rakyat hanya imbas dari keberpihakan mereka kepada kapitalis, dan keserahkahan mereka,"
kata Asep saat ditanya tentang potensi penularan Covid-19 saat melakukan demonstrasi. Ia
mengatakan, buruh tidak akan melakukan demonstrasi jika DPR tidak mengesahkan UU.
Asep menegaskan aksi akan terus berlanjut hingga UU Omnibus Law dibatalkan. "Kalau
tidak, kami akan terus bergerak karena ini tentang anak cucu kita yang merasakannya ke
depannya, buruh kontrak seumur hidup, di semua sektor, jaminan hilang," katanya yang
mengatakan ada puluhan ribu buruh di Cianjur melakukan demonstrasi.
Solihin yang melakukan demonstrasi bersama buruh lainnya di Kawasan industrI Pulo
Gadung Jakarta mengatakan, Omnibus Law berpotensi "mematikan" kehidupan generasi
muda mendatang. "Corona memang berbahaya sekali karena menimbulkan kematian, tapi
yang lebih mematikan buat kami khususnya para buruh dan generasi mendatang itu Omnibus
Law yang akan mematikan [berdampak] hingga tujuh turunan. Kami tidak takut corona, kami
lebih takut Omnibus Law," kata Solihin yang mengatakan sejak demo tiga hari lalu tidak ada
buruh yang menunjukan gejala Covid-19. Solihin menambahkan, keluarga di rumah juga
mendukung aksi yang ia lakukan. "Istri dan anak mendukung karena mereka merasa rugi bila
pensiun saya dikurangi, lalu saat anak kerja bagaimana, kontrak terus sampai tua," katanya.
Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Riden Hatam Azis,
mengatakan seluruh pendemo telah dihimbau untuk mematuhi protokol kesehatan saat
melakukan aksi guna mencegah penyebaran virus corona. "Kami paham betul terkait Covid
dan kami laksanakan, dan sebenarnya kami tidak mau demo. Tapi kami tidak ada pilihan,
kami harus melawan. Omnibus Law harus ditolak karena sangat merugikan," kata Riden yang
mengatakan aksi akan terus berlanjut hingga UU itu dicabut. Salah satunya adalah, kata
Riden, para buruh mewajibkan seluruh peserta untuk menggunakan masker. Namun, untuk
jaga jarak sulit dilakukan. "Karena kepolisian dorong-dorong kami sehingga jadi bergeser dan
terjadi penumpukan," katanya. Di sisi lain, kata Riden "pemerintah harus fair. Jangan kami
demo dibilang berpotensi menyebarkan Covid-19 dan ciptakan klaster, tapi di sisi lain, pabrik-
pabrik dengan pegawai 6000 (Balaraja) hingga 13.000 (Bekasi) terus beroperasi, buruh
bekerja berdekatan," katanya. "Kami sudah biasa kumpul ribuan orang, dan tahu betul situasi
itu. Jangan demo dilarang karena Covid, tapi giliran berkumpul karena kerja diizinkan,
harusnya pabrik-pabrik dihentikan juga produksinya" katanya. 5
LALU, APA KABAR PENGUSAHA?
5
Detik Finance. Beda Pendapat Buruh dan Pengusaha Soal Omnibus Law Cipta Kerja. Diakses online melalui
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5201279/beda-pendapat-buruh--pengusaha-soal-omnibus-law-cipta-kerja
pada 22 Nopember 2020.
Pihak pengusaha mendukung Omnibus Law Cipta Kerja. Contohnya Pengusaha sepatu
yang tergabung dalam Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) salah satunya, mereka
menilai UU Cipta Kerja dapat menciptakan iklim investasi dan usaha yang kondusif.
Khususnya pada industri alas kaki, sehingga bisa bersaing di tingkat global.
"Salah satu visi Aprisindo adalah untuk terciptanya iklim investasi dan usaha yang
kondusif supaya industri alas kaki di Indonesia dapat berkompetisi di tingkat global. Maka
bersama ini DPN Aprisindo menyarakan dukungan kepada pemerintah dan DPR untuk bisa
segera menuntaskan pembahasan RUU Cipta Kerja," ungkap Ketua Umum Aprisindo Eddy
Widjanarko dalam keterangannya, Senin (5/10/2020).
Pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja disebut dapat menekan masalah dan hambatan
bagi industri. Eddy menyatakan UU Cipta Kerja juga bisa menarik investasi yang bisa
meningkatkan kapasitas industri sepatu nasional.
"Pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang dapat mengeliminasi sejumlah
permasalahan dan hambatan industri, sehingga kami yakin UU Cipta Kerja akan menjadi
salah satu daya tarik untuk menarik investasi baru dan perluasan kapasitas industri pada sektor
alas kaki," ujar Eddy.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani
menambahkan pengusaha berharap UU Cipta Kerja dapat mendorong perekonomian dan
investasi melalui penciptaan dan perluasan lapangan kerja.
"UU tersebut mampu menjawab dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang
menghambat peningkatan investasi dan membuka lapangan kerja, melalui penyederhanaan
sistem birokrasi dan perizinan, kemudahan bagi pelaku usaha terutama UMKM, ekosistem
investasi yang kondusif, hingga tercipta lapangan kerja yang semakin besar untuk menjawab
kebutuhan angkatan kerja yang terus bertambah" kata Rosan dalam keterangan tertulis.
Karena dinamika perubahan ekonomi global memerlukan respon cepat dan tepat.
Tanpa reformasi struktural, pertumbuhan ekonomi akan tetap melambat.
Rosan Mengatakan "Penciptaan lapangan kerja harus dilakukan, yakni dengan
mendorong peningkatan investasi sebesar 6,6-7% untuk membangun usaha baru atau
mengembangkan usaha eksisting, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan konsumsi
di kisaran 5,4-5,6%, serta dapat mendukung program pemberdayaan UMKM dan koperasi
agar kontribusi mereka terhadap PDB masing-masing naik menjadi 65% dan 5,5%.”
Rosan Menambahkan, UU Cipta Kerja akan meningkatkan daya saing Indonesia dan
mendorong investasi. Itu akan melahirkan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat yang
akhirnya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.6

6
Detik Finance. Beda Pendapat Buruh dan Pengusaha Soal Omnibus Law Cipta Kerja. Diakses online melalui
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5201279/beda-pendapat-buruh--pengusaha-soal-omnibus-law-cipta-kerja
pada 22 Nopember 2020.
Namun, dibalik semua sambutan baik dari pengusaha, ternyata ada pula yang tidak
setuju dengan UU ini, khususnya investor asing yang sejatiya menjadi target utama
pemertintah dalam memberlakukan UU ini. Menurut Bhima Yudisthira, selaku Pakar
Ekonomi INDEF, masalah utama investasi di Indonesia terletak pada kasus korupsi yang
cukup tinggi bukan pada tenaga kerja. Investor asing tidak hanya mempertimbangkan
bagaimana laju ekonomi suatu negara, tetapi juga iklim politik dari negara tersebut
merupakan hal yang tidak kalah penting. Penanganan korupsi justru tidak diprioritaskan
dalam hal ini, sehingga dapat dikatakan bahwa target UU ini salah.
BAGAIMANA DENGAN PEMERINTAH?
Keinginan Presiden Joko Widodo untuk menerbitkan omnibus law yang dapat
merevisi banyak undang-undang sekaligus akhirnya terwujud melalui pengesahan UU Cipta
Kerja. Keinginan Presiden Jokowi ini sudah disampaikan sejak ia dilantik bersama Ma'ruf
Amin sebagai presiden dan wakil presiden RI. Dalam pidatonya seusai pelantikan, Presiden
Jokowi mengatakan banyak UU yang tumpang tindih pada berbagai regulasi yang
menghambat investasi serta pertumbuhan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, Presiden
Jokowi menyampaikan niatnya untuk mengajak DPR menyusun omnibus law, sebuah UU
sapu jagat yang bisa merevisi banyak UU. "Puluhan undang-undang yang menghambat
penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus," kata Kepala Negara saat itu.
UU Cipta Kerja terdiri atas 15 bab dan 174 pasal ini disusun dengan metode omnibus
law. Oleh karena itu, pengesahan RUU Cipta Kerja tersebut akan berdampak terhadap 1.203
pasal dari 79 UU yang terkait dan terbagi dalam 7.197 daftar inventarisasi masalah.
Menanggapi serangkaian penolakan itu, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah meminta
para pekerja dan buruh membaca UU Cipta Kerja terlebih dahulu secara utuh. Ia mengeklaim,
banyak aspirasi pekerja yang diakomodasi pemerintah dalam UU Cipta Kerja sehingga aksi
mogok nasional dinilainya tak lagi relevan. "Pertimbangkan rencana mogok ulang itu. Baca
secara utuh UU Cipta Kerja. Banyak sekali aspirasi teman-teman yang kami akomodasi," kata
Ida melalui keterangan tertulis yang diunggah di akun Instagram Kementerian Tenaga Kerja,
Beberapa aspirasi pekerja yang diakomodasi di dalam UU itu, misalnya ketentuan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), tenaga kerja alih daya (outsourcing), serta syarat
PHK dan upah yang masih mengacu pada UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Ia pun mengatakan bahwa UU Cipta Kerja juga masih mengakui adanya
upah minimum kota/kabupaten (UMK). Kendati demikian, Ida menyadari bahwa tidak semua
aspirasi para buruh dan pekerja dapat diakomodasi pemerintah dan DPR.
TANGGAPAN MAHASISWA FPMHD-UNUD
Selain dari ketiga kalangan tadi, kami juga menghimpun beberapa pendapat dari
rekan-rekan kami, yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Hindu Dharma-Unud. Diskusi
yang kami laksanakan pada tanggal 8 Oktober 2020 melalui aplikasi Line Chat menampung
opini sekaligus aspirasi dari rekan-rekan kami mengenai UU ini terhadap kesejahteraan
masyarakat, khususnya kaum buruh sendiri. Dari diskusi tersebut, rekan kami Ananta
Brahmananda menyayangkan aksi demo yang terjadi pada 8 Oktober lalu, ia menyatakan
“….untuk masalah demo yang kemarin sebenarnya tidak ada salahnya melakukan demo untuk
mengeluarkan seluruh aspirasi baik dari pemerintah maupun masyarakat, memang secara
garis besar dan hampir seluruh masyarakat dan mahasiswa keberatan dengan disahkannya
RUU Omnibus Law ini, namun sayang dibeberapa tempat di Indonesia secara umum malah
terjadi peristiwa yg anarkis hingga merusak beberapa fasilitas, sangat disayangkan memang
dimana seharusnya mengeluarkan aspirasi malah merusak dan merugikan pihak2 lainnya yang
tiang kutip dari detiknews seperti halte transjakarta dirusak dan dibakar massa demo yg
membuat rugi sekitar 25 M”.
Selain Ananta yang menyayangkan aksi anarkis dan perusakan fasilitas publik yang
dilakukan oknum saat demo kemarin, rekan kami yang lain berpendapat bahwa UU ini perlu
dikaji kembali guna meminimalisir dampak negatifnya terhadap kaum buruh khususnya dan
masyarakat secara umum seperti Kompyang Intan yang menyatakan “…tiang juga tidak
mengikuti dari awal sekali tapi dari yang dilihat sepertinya banyak pihak utamanya kalangan
masyarakat yang merasa aspirasinya tidak diikutkan selama penyusunan. Dengan reaksi
demikian ditambah pengesahan yg lebih awal, menimbulkan kesan terburu-buru pada UU ini.
Menurut mbok (Kompyang Intan) pribadi, ada banyak aturan yang memang dikembangkan
dalam UU ini, namun di beberapa poin seperti poin Amdal dan PHK malah terkesan menjadi
longgar, ini yg cukup mengecewakan. Untuk itu, upaya agar ditinjau kembali mbok rasa lebih
baik. Apalagi mbok melihat bahwa tujuan UU ini memang berupaya meningkatkan iklim
bisnis utamanya wirausaha, yang mana memang krusial sekali di dekade ini, tapi jangan
sampai memangkas perlindungan terhadap pekerja.”
Lalu, ada juga IGAP Larasati yang menyatakan “… tidak semua pasal pada UU
tersebut merupakan hal yang buruk, namun diperlukan beberapa penyesuaian yang harus
dilakukan pada UU tersebut agar tidak memberatkan/merugikan satu pihak. Sayangnya, pada
kondisi sekarang ini, dimana masyarakat terjepit akibat berbagai permasalahan yang sedang
terjadi di tanah air (semisal: covid dan krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi),
pengesahan UU cipta kerja semakin menyulut emosi masyarakat sehingga terjadi aksi demo
pada situasi new normal. Sangat disayangkan bahwa aksi demo ini digunakan beberapa
oknum untuk tujuan selain memperbaiki UU menjadi lebih baik. Semoga pemerintah dapat
menanggapi permintaan masyarakat dalam mengevaluasi UU ini agar dapat menguntungkan
semua lapisan masyrakat.”
Tak ketiggalan juga pandangan sekaligus pesan dari Agus Padma, selaku koordinator
FPMHD-Unud periode 2019/2020, di mana beliau menyatakan “ … kalo kita kaji dari diri
DIRI SENDIRI tiyang belum bisa menyimpulkan mana yang benar mana yang salah, apakah
dampaknya positif atau negatif: perlu waktu yang sangat lama => apalagi DRAFT FINAL kok
baru keluar, tapi beberapa orang {mungkin orang Genius} sudah bisa mengkaji dan
menyimpulkan poin-poin pada pasal atau bab nya (?) Rasanya membaca 1 atau 2 halaman
atau sebuah buku kecil saja jarang dilakukan oleh kebanyakan anak muda di jaman sekarang.
Lebih seru rasanya nonton tik tok atau video yang menarik gairah haha. Tetapi, kalo tiyang
sempat baca sedikit referensi atau menonton sbuah video yang berkaitan dengan hal ini, ada
mengatakan Omnibuslaw berbahaya, ada juga tidak. Referensi dari sebuah oposisi,
Omnibuslaw akan brdampak tidak baik terhadp kehidupan kedepannya khususnya terhadap
buruh/rakyat kecil, yang dijelaskan dari beberapa poin pasalnya (sekali lagi tiyang belum bisa
menyimpulkan scara pribadi mana yg benar karena tidak tau isi secara keseluruhan UU ini
<yg baru keluar Draft Final nya>, bahkan {mungkin saja} Pakar Hukum sekalipun belum tau
kesuluruhan isinya, nyatanya Anggota DPR juga ada<acara Mata Najwa>) Mungkin saja
Pemerintah (Jokowi) memliki tujuan baik mengenai hal ini, namun tetap suara rakyat yang
utama. Ketika rakyat suaranya terbatas, sudah seharusnya Wakil Rakyat yang menyampaikan
ke Pemerintah (RI). Jika keadaan kian memanas, rakyat masih menolak, lebih baik itu ditinjau
kembali”.
KESIMPULAN KAMI
Omnibus Law merupakan metode atau konsep yang menggabungkan beberapa aturan
yang substansi pengaturannya berbeda menjadi satu peraturan dalam satu payung hukum dan
sistem ini terbilang baru di Indonesia, sehingga menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Dari
segala drama yang telah diciptakannya, khususnya UU Cipta Kerja yang telah setahun
menjadi kontroversi di masyarakat, akhirnya mencapai “ending” yang bisa dikatakan kurang
memuaskan sebagian pihak, khususnya para buruh/pekerja. Proses perancangan, pengesahan,
hingga penandatangannyapun terbilang tidak transparan dan kurang partisipatif bahkan
sebagian pihak menyatakan UU ini tidak layak diterapkan. Namun, terlepas dari itu, UU ini
memiliki berbagai dampak positif maupun negatif didalamnya. Dalam analisis kami, UU ini
cenderung memberi keuntungan lebih bagi pengusaha/ perusahaan, sementara buruh terlihat
agak “dieksploitasi”. Ini terlihat dari penambahan jam kerja, upah yang sedikit dikurangi
hingga pengurangan hari libur. Namun, fakta yang kami temukan, tidak semua pengusaha
khussunya investor menyetujui adanya UU ini, karena dianggap tak mampu menjawab
permasalahan investasi yang selama ini terjadi di Indonesia. Maka dari itu, sebelum membuat
UU ini, pemerintah sebaiknya memastikan siapa target dan tujuan dari diberlakukannya UU
ini. Berkaitan dengan kesejahteraan buruh, tidak menutup kemungkinan jika kehidupan buruh
tetap sejahtera apabila pemangku kebijakan saat ini mampu bersikap netral terhadap kedua
pihak, yaitu buruh dan pengusaha melalui pemenuhan hak-hak buruh sebagaimana tertulis
dalam UU.
Segala ketentuan akan kembali pada pemerintah, dengan pemerintah yang netral kami
optimis UU ini akan memberi dampak positif bagi semua elemen masyarat, baik pengusaha
maupun pekerja, untuk itu mari kita kawal dan awasi jalannya UU ini agar dapat mencapai
target yang diharapkan.

(BIDANG ADVOKASI FPMHD-UNUD)

Sumber Referensi
Youtube :
Greenpeace Indonesia. (2020). “Bongkar Omnibus Law : Dari Awam sampai Paham”.
https://youtu.be/_xiyZa8GUts, diakses pada 22 Oktober pukul 23.00.
Mata Najwa. (2020). “Cipta Kerja : Mana Fakta Mana Dusta”.
https://youtu.be/THlRbyN27iU, diakses pada 29 Oktober pukul 20.00.

Deddy Corbuzier Podcast (2020). “Saya Pencetus Cipta Kerja dan Ini Kenapa”.
https://youtu.be/FUsjYN9Pkec, diakses pada 22 Oktober pukul 22.00.

Website :
Hakim, N. (2020). “UU Cipta Kerja Resmi Dinomori jadi UU Nomo 11 Tahun 2020”.
Kompas: https://nasional.kompas.com/read/2020/11/03/00085091/uu-cipta-kerja-
resmi-dinomori-jadi-uu-nomor-11-tahun-2020, diakses pada 22 Nopember 2020 pukul
22.00.

BIBLIOGRAPHY \m Han20 \l 1033 Hantoro, M. N. (2020). “Parliamentary Review :


Omnibus Law”.
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/parliamentary_review/Parliamentary%20Review-
II-1-M-2020.pdf, diakses pada 21 Oktober pukul 21.00.

Hikam, H. A. (2020). “Beda Pendapat Buruh dan Pengusaha Soal Omnibus Law Cipta
Kerja”. Detik Finance: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
5201279/beda-pendapat-buruh--pengusaha-soal-omnibus-law-cipta-kerja, diakses
pada 22 Nopember 2020 pukul 21.00.

Ihsanuddin. (2020). “Omnibus Law Cipta Kerja, Keinginan Jokowi yang Jadi Nyata”.
Kompas: https://nasional.kompas.com/read/2020/10/07/06264741/omnibus-law-uu-
cipta-kerja-keinginan-jokowi-yang-jadi-nyata?page=all, diakses pada 23 Oktober 2020
pukul 11.00.

Iskan, D. (2019). Terminal Omni. Di's Way: https://www.disway.id/r/767/terminal-omni,


diakses pada 22 Nopember pukul 22.00.

Lumbanrau, R. E. (2020). “Omnibus Law : Alasan Buruh Berdemo di Tengah Ancaman Virus
Corona -’Covid-19 Berdampak Satu Generasi, Omnibus Law hingga Tujuh
Turunan’”. BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-
54382465, diakses pada 22 Nopember 2020 pukul 22.00.

Putsanra, D. V. (2020). “Beda Isi UU Cipta Kerja Omnibus Law dan UU Ketenagakerjaan
13/2003”. Tirto: https://tirto.id/beda-isi-uu-cipta-kerja-omnibus-law-dan-uu-
ketenagakerjaan-132003-f5Dv, diakses pada 22 Nopember 2020 pukul 21.00
MATERI/PENDAPAT ASPIRASI MAHASISWA HINDU
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

ASPIRASI MAHASISWA HINDU


RABU, 28 OKTOBER 2020

Aspirasi :
1. Belum ada.
2. Bisa gak si disini sebagai tempat usul gitu, pengen deh kita jd mahasiswa hindu
apalagi dibali gitu kan ya, kamis tu kl bisa make pakaian adat gt mahasiswa nya
kayanya lebih keren aja gitu. atau gak pas upacara purnama tilem gitu ada
persembahyangan gitu dimasing2 fakultasnya yang dipandu sm anak FMHD gituuu.
itu aja si aspirasinya apa masuk saran si ini.. aku bingung wkkwkw.
3. Permasalahan agama di bali sekarang adalah ketidak satunya pemikiran kita terhadap
tuhan karena kita di bali kepercayaan hindu di pecah-pecah lagi kedalam aliran aliran
tertentu.
4. Bagus.
5. Berkembangnya kehidupan mahasiswa Hindu yg asik dan seru.
6. Pengembangan budaya Bali khusunya di lingkungan Universitas Udayana sangat
minim, selain itu penggunaan baju adat yang sesuai dnegan peraturan di bali juga tidak
dilaksanakan mungkin bisa dijelaskan, lebih membuat acara yang berkonteks dengan
budaya dan adat di bali.
7. Belum ada.
8. Semoga kedepannya ikatan persaudaraan Mahasiswa Hindu terjalin lebih erat.
Mungkin melalui pelaksanaan persembahyangan bersama rahina Purnama atau
Piodalan. Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara mengadakan perlombaan yang
berkaitan dengan agama ataupun budaya seperti lomba gebogan, lomba membuat
penjor, mekidung, dan lain sebagainya.
9. Belum ada.
10. Sudah bagus.
11. Saya ingin menanyakan mengenai apa yang terjadi baru" ini yaitu pemukulan AWK.
12. Harapan saya untuk kedepannya semua masyarakat baik UNUD maupun Bali dapat
membuat acara lintas agama dan dapat bertukar ilmu dalam rangka membangun
siahturahmi dan ilmu-ilmu baru dari berbagai sudut pandang.
13. Belum ada.
14. Tidak ada.
15. Sebagai seseorang yang beragama, berbicara konteks agama secara luas apalagi dalam
lingkup seagama merupakan hal yang sangat sensitif sekali. Perbedaan pendapat
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

maupun pernyataan akan memicu konflik yang dapat memecah belah. Untuk itu
sebagai mahasiswa Hindu Universitas Udayana hendaknya dalam berbicara konteks
agama, dimohon kehati-hatiannya agar tidak memecah belah rasa persaudaraan.
16. Sudah bagus.
Pendapat :
1. Belum ada.
2. FMHD unud udah bagus menurutku cm lebih aktif lagi yaa smngt semua.
3. Mengenai permasalahan itu hendaknya kita tetap meningkatkan sikap toleransi dan
menghormati kepercayaan dan aliran dari tiap orang-orang di bali.
4. Bagus.
5. Sebaiknya dilanjutkan apa yg sudah menjadi tujuan FPMHD untuk mahasiswa Hindu.
6. FPMHD di UNUD rasanya belum terlalu diketahui secara luas baik fungsionaris
ataupun kegiatan yang dilaksanakan, dalam lingkup fakultas rasanya belum merasakan
secara penuh pengaruh kegiatan ataupun organisasi di FPMHD.
7. Belum ada.
8. Belum ada.
9. Belum ada.
10. Bagus sekali.
11. Belum ada.
12. Pendapat saya mengenai permasalahan agama, sosial, budaya khususnya di Indonesia
ini. Bukannya saya tidak senang dengan keadilan kepada minoritas tapi kenyataannya
penyebaran dan informasi yang beredar baik di sosial media maupun media tradisional
lainya hanya berfokus pada satu agama saja, kalau menurut saya pemerintah dapat
mengajukan agar acara" tv atau media lainnya dapat membuat acara tentang lintas
agama untuk menyeimbangkan pengetahuan dan informasi agar meminimalisir noice
atau gangguan mengenai SARA.
13. Semoga lain waktu kegiatan upacara di sekitar area kampus ditambah lagi.
14. Bagus.
15. Akhir-akhir ini , bisa dilihat di berbagai media sosial terdapat pemberitaan tentang
salah satu tokoh yang melontarkan statement yang menyinggung masyarakat daerah
tertentu. Hingga akhir protes yang dilakukan berujung pemukulan terhadap tokoh
tersebut. Tidakkah kita bisa duduk bersama menyatukan perbedaan pendapat yang ada
dan menyelesaikan permasalahan yang dalam konteksnya menyinggung agama? Saya
tahu jika menyinggung agama tidak akan ada habisnya dan sangat sensitif sekali. Tapi
pikirkan jika terus menerus berseteru dalam konteks agama walaupun kita seagama
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

akan berakibat fatal kedepannya. Apapun perbedaan pendapat kita soal agama
hendaknya kita terima karena setiap orang memiliki kebebasan dalam beragama
bahkan dalam menganut aliran di agama itu sendiri.
16. Bagus sekali.
Kritik :
1. Belum ada karena masih di awal kepengurusan.
2. Gaada si soalnya aku dukung bgt wkwkwk.
3. Toleransi yang kurang ditingkatkan lagi.
4. –
5. Ingat untuk memperhatikan dan menerima masukan juga keluh kesah mahasiswa
Hindu.
6. Mungkin bisa dikembangkan lagi kegiatannya, lebih banyak membuat kegiatan
yang partisipannya mahasiswa selain fungsionaris sehingga lebih merasakan
kekeluargaan secara luas.
7. Belum ada.
8. –
9. Belum ada.
10. Tetap bagus.
11. –
12. Untuk pemerintah atau jajaran yang bertanggung jawab tentang sosial, budaya, dan
agama agar menyeimbangkan penyebaran informasi dan pemgetahuan agama di
Indonesia agar tidak berfokus dengan 1 agama saja. Selain itu agar
mensosialisasikan tentang tidak boleh mengucilkan suatu ajaran baik agama atau
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat selagi tidak merugikan (kerugian fisik
dan finansial) individu maupun kelompok.
13. –
14. Cukup.
15. Tidak ada kritik yang ingin saya sampaikan kepada Fungsionaris FPHMD-Unud.
16. Tetap bagus.
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

Saran :
1. Tetap semangat untuk fungsionaris karena di saat pandemi saat ini memang sangat
sulit untuk melaksanakan kegiatan secara offline jadi kalau memang tidak bisa
dilaksanakan secara offline sebaiknya dilaksanakan secara online saja.
2. Udah cukup yang diatas.
3. Mari kita saling percaya dan meningkatkan toleransi sesama masyarakat supaya
terlahirlah hidup yang santi.
4. –
5. Lanjutkan, dan kembangkan.
6. Sama seperti di atas :’) , semangatt yaa semua ditunggu kegiatannya.
7. Sebaiknya lebih ditekankan agar memilah dan memilih kegiatan online/offline agar
tidak menjadi permasalahan kedepannya mengingat sekarang saat pandemic.
8. Semangat mengemban tugas bagi pengurus baru, semoga kedepannya segala program
kerja yang telah dirancang dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
9. Sebaiknya seluruh fungsionaris harus berkumpul secara perdana mengingat ini masih
awal2 kegiatan.
10. Semoga makin bagus.
11. –
12. Saran yang bisa saya sampaikan untuk memajukan dan mengembangkan toleransi
sosial, budaya, dan agama adalah KEBEBASAN BERPENDAPAT DAN
MINIMKAN KETERSINGGUNGAN. Karena apa yang kita lihat dan dengar hanya
masalah sudut pandang saja jangan saling menyalahkan cobalah saling mendengarkan
dan mengerti. Tidak salah mencari kebenaran tapi lebih indah lagi mencari solusi dari
setiap masalah. Sekian terimakasih.
13. –
14. Tingkatkan koordinasi/komunikasi di tengah kepengurusan agar tidak terjadi konflik.
15. Tingkatkan kinerja agar lebih baik kedepannya.
16. Semoga makin bagus.
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

ASPIRASI MAHASISWA HINDU


RABU, 25 NOVEMBER 2020

ASPIRASI :
1. Saat ini terdapat beberapa permasalah atau isu terkini, hal ini juga menyangkut
permasalahan tentang budaya, ekonomi, dan kehidupan masyarakat Bali. Salah satu
isu tersebut adalah adanya RUU Larangan Minuman Beralkohol. Tidakkah FPMHD-
Unud membuat kajian atau Diskusi terbuka tentang hal ini? Begitu juga bagaimana
dengan kegiatan Diskusi dari FPMHD-Unud, apakah sudah mati suri? Diskusi ringan
dengan beberapa ormawa kampus, eksternal/internal Unud, ataupun Diskusi lebih
berat dengan mendatangkan pembicara yang expert di Bidang nya. Semangat!
2. Om Swastiastu, harapan tiang semoga FPMHD Unud dapat mempererat rasa
persaudaraan seluruh mahasiswa hindu di lingkungan kampus dan mahasiswa hindu
dapat menjadi contoh yang menginspirasi mahasiswa lain di lingkungan kampus dan
diluar kampus berlandaskan Tri Hita Karana di tahun 2021, Om Santih Santih Santih
Om.

PENDAPAT :
1. Pendapat saya sudah sekalian saya isi di menu Aspirasi.
2. Om Swastiastu, menurut tiang FPMHD sudah melaksanakan kegiaatan kegiatan
positiv dan bermaanfaaat untuk mahasiswa hindu di Unud, Om Santih Santih Santih
Om.

KRITIK :
1. Keaktifan FPMHD dalam menyikapi isu saat ini belum terlalu saya lihat. Namun saya
yakin, kepengurusan saat ini harus bisa lebih baik lagi.
2. Om Swastiastu, menurut tiang kegiatan yang dilaksanan dan informasi tentang
FPMHD kurang tersebar luas untuk diketahui mahasiswa sehingga banyak mahasiwa
hindu yang tidak mengetahui kegiatan yang dilaksanakan atau informasi dari FPMHD
dan memaparkan manfaat yang jelas jika ikut forum , Om Santih Santih Om.

SARAN :
1. Sebaiknya seluruh fungsionaris harus berkumpul secara perdana mengingat ini masih
awal-awal kegiatan.
2. Semua bisa berjalan jika semua mau bergerak. Ini salah satu gerakan saya untuk
mendorong Semeton semakin bersemangat. Tulisan juga salah satunya. Saran saya,
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

yang paling utama adalah agar pimpinan inti nya mau mendorong dan mengawal
karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak hanya mau mengkoreksi saja.
Semangat! Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Rahayu
DESAIN PAMFLET ASPIRASI MAHASISWA HINDU
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

Desain Pengenalan Aspirasi Mahasiswa Hindu

Desain Aspirasi Mahasiswa Hindu Triwulan I


SILABUS PELATIHAN RETORIKA
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

SILABUS RETORIKA PERTEMUAN I

Materi Pokok : Pemahaman Dasar Retorika dan Sharing Retorika Bidang Audiensi
Alokasi waktu : 1 x 90 Menit

Indikator Pencapaian
No Sub Kompetensi Materi Pelatihan Keterangan
Kompetensi
1 Mempersiapkan Peserta diharapkan mampu Dasar-dasar
suatu pembicaraan mengetahui bagaimana cara Retorika,
dengan pihak beraudiensi dengan pihak yang Pengantar Strategi
tertentu bersifat formal maupun informal dan taktik dalam
pengembangan
audiensi
DAFTAR HADIR PELATIHAN RETORIKA
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/202
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

DAFTAR HADIR PESERTA


PELATIHAN RETORIKA

Hari, tanggal : Jumat, 27 November 2020


Tempat        : Daring (Dalam jaringan) via aplikasi Google Meet
Agenda        : Pelatihan Retorika Bidang Audiensi

NO. NAMA JABATAN  FAKULTA NO. HP TTD


S
1. Ni Luh Tania Noviantini Anggota pasif FEB 082145990181

2. I Dewa Gede Premasti Fungsionaris FISIP 087879372424


Adhiguna Putra

3. Komang Eprianti Tamini Anggota aktif FEB 081246481697

4. Ni Made Wulan Febia Anggota pasif FH 081338433850


Dewi
5. I Kadek Dony Suryadana Anggota aktif FT 087773863022

6. I Putu Wistika Yasa Anggota aktif FEB 081239238481

7. Luh Wiwin Pradnya Fungsionaris FTP 085858720641


Dewi
8. Kadek Bagus Krishna Anggota pasif FEB 087716959012
Dwipayana
9. Ni Kadek Poppy Anggota pasif FEB 085964386971
Keristina
10. Putu Anggie Sri Anggota pasif FEB 082145180022
Annatasya
11. Ni Kadek Jesika Diva Anggota aktif FEB 083114892347
Yanthi
12. Ni Putu Asri Devitayanti Anggota aktif FEB 085739688137

13. Ni Kadek Eristayani Anggota aktif FEB 087761965605


FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

14. Wayan Dewi Adyeni Anggota FTP 081279295821


pasif 
15. Ni Putu Prisma Devi Anggota aktif FEB 089605180248
Wulandari
16. Ni Wayan Dila Paramita Anggota pasif FP 08980766794
Anggreni
17. I Dewa Ayu Krisma Anggota pasif FH 081339132975
Arinanda
18. Anak Agung Sagung Anggota pasif FP 089606806975
Intan Gayatri

19. I Kadek Adi Darmadi Fungsionaris  FT 087750751911

20. Ni Luh Putu Intan Afsari Anggota pasif FISIP 085903630957

21. Ni Kadek Dewi Natalia Anggota pasif FH 085738453895

22. Ni Putu Putri Asih Anggota pasif FEB 083857666536

23. Ni Kadek Sargita Yanti Anggota aktif FT 083119030135

24. Ni Putu Putri Sriartini Anggota pasif FEB 082146065920

25. Ni Kadek Sri Ayu Juniari Anggota aktif FISIP 081999528667

26. Luh Gede Rahma Wira Anggota aktif FEB 081939489395


Andini
27. Ni Ketut Sri Darmayani Anggota pasif FEB 083847748672

28. I Gusti Ayu Radhi Anggota pasif FH 081547632613


Kinandani
29. Ni Kadek Mita Andriyani Anggota aktif FEB 085792139146

30. Ni Wayan Ariani Anggota aktif FEB 082146415910

31. Pande Kadek Anggota aktif FISIP 087749879003


Kusumadewi
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

32. I Gede Arsana Wijaya Anggota aktif FMIPA 088219234047

33. I Gusti Agung Ayu Anggota pasif FIB 08563773939/08


Laksmi Dewi 2144586547
34. Dewa Ayu Trisna Anggota aktif FMIPA 081246333626
Damayanti
35. I Putu Riski Fungsionaris FEB 085394779743

36. Kadek Sri Dwi Wahyuni Anggota pasif FP 085847207035

37. Putu Diah Savitri Anggota pasif FIB 082236281874


FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

DAFTAR HADIR UNDANGAN


PELATIHAN RETORIKA

Hari, tanggal : Jumat, 27 November 2020


Tempat  : Google Meet
Agenda        : Pelatihan Retorika Bidang Audiensi

NO NAMA JABATAN INSTANSI NO. HP TTD


I Gede Indra
1 Penasihat FPMHD-Unud 081353443322
Suwija Putra, SH.
Ni Made Ari Setia Sunari
Dana Abadi Bali
2 Merta,  Pemateri 081558549432
Foundation
S.Ikom
MATERI PELATIHAN RETORIKA
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/202
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd
DOKUMENTASI PELATIHAN RETORIKA
BIDANG ADVOKASI
TRIWULAN I

FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA


UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
FORUM PERSAUDARAAN MAHASISWA HINDU DHARMA
UNIVERSITAS UDAYANA
Alamat: Jalan SMA 3 Gang III No. 20C, Denpasar, Telp. 087765987074
Email: fpmhdunud28@gmail.com Website: sinmawa.unud.ac.id/ormawa/fpmhd

Dokumentasi Pelatihan Retorika

Anda mungkin juga menyukai