ALGA
Laporan Observasi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir praktikum mata kuliah
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok : 01
Kelas : 03
BANDA ACEH
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM AKHIR
i
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
Disusun Oleh:
Kelompok I
Menyetujui,
Asisten Meja
Wirda Yuliani
(1406103010036)
Mengetahui,
Praktikum,
198509242011012101
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................iii
ABSTRAK....................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.…………………………………………………………….2
2.1 Jamur………………………………………………………………………8
2.2 Paku………………………………………………………………………14
2.3 Lumut…………………………………………………………………….18
2.4 Linchen…………………………………………………………………...23
2.5 Alga……………………………………………………………………….28
ii
3.4 Analisis data……………………………………………………………..35
4.1.1 Jamur…………………………………………………………….36
4.1.2 Paku………………………………………………………………39
4.1.3 Lumut…………………………………………………………….42
4.1.4 Linchen…………………………………………………………...46
4.1.5 Alga……………………………………………………………….49
4.2 Pembahasan……………………………………………………………...53
4.2.1 Jamur…………………………………………………………….53
4.2.2 Paku………………………………………………………………55
4.2.3 Lumut…………………………………………………………….58
4.2.4 Lichen…………………………………………………………….59
4.2.5 Alga……………………………………………………………….60
BAB 5 PENUTUP……………………………………………………………………..61
Simpulan……………………………………………………………………...61
Saran………………………………………………………………………….62
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………64
iii
DAFTAR GAMBAR
1
BAB 1
PENDAHULUAN
satu cabang biologi. Botani Tumbuhan Rendah (BTR) merupakan mata kuliah yang
wajib dengan cakupan materi ajar BTR meliputi pengantar taksonomi tumbuhan dan
tata cara penulisan nama ilmiah tumbuhan serta keanekaragaman tumbuhan dari tingkat
rendah yang ber sel satu sampai bersel banyak dari segi filogenetis, struktur dan ciri-ciri,
perkuliahan BTR diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan
membandingkan tumbuhan dari tingkat rendah yang bersel satu sampai bersel banyak
dari segi filogenetis, struktur dan ciri-ciri, siklus hidup, tempat hidup, pengelompokkan,
dan Pteridopytha.
sehingga tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis. Jamur
bentuk dan ukurannya jamur dapat dikelompokkan menjadi jamur mikroskopis dan
jamur makroskopis. Jamur yang termasuk makroskopis adalah sebagian besar divisi
2
Menurut (Campbell, 2012) Fungi merupakan heterotroph, mereka tidak dapat
membuat makanan sendiri seperti yang dilakukan tumbuhan atau alga. Namun tidak
seperti hewan, fungi tidak menalan makanannya. Sebagai gantinya, fungi mengabsorpsi
nutrient dari lingkungan di luar tubuhnya. Banyak fungi melakukan hal ini dengan
molekul-molekul kompleks menjadi senyawa organik yang lebih kecil, sehingga fungi
Menurut (Lestari, 2019) Tumbuhan paku adalah tumbuhan yang sudah bisa
dibedakan dalam tiga pokok bagian, yaitu akar, batang, dan daun. Hutan di Indonesia
merupakan hutan tropis yang kaya akan keanekaragaman hayati seperti tumbuhan paku
(Pteridophyta). Ada sekitar kurang lebih 10.000 spesies tumbuhan paku yang ada di
dunia dan sekitar 3.000 spesies yang terdapat di Indonesia.
Menurut (Arini, 2012) Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian
utama yaitu organ vegetatif yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun.
Sedangkan organ generatif terdiri atas spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium.
Sporangium tumbuhan paku umumnya berada di bagian bawah daun serta membentuk
gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus.
Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi
tumbuhan paku.
Menurut (Kusumawati, 2016) Tumbuhan lumut merupakan salah satu kelompok
tumbuhan dari keanekaragaman hayati yang belum banyak diteliti karena sepintas
nampak. lumut tidak mempunyai akar, batang dan daun sejati. Lumut merupakan salah
satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali dan bagian penyokong
keanekaragaman flora. Lumut merupakan tumbuhan kecil yang tingginya hanya sekitar
1-2 cm, dan bahkan yang paling besarpun umumnya tingginya kurang dari 20 cm.
3
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang sederhana biasanya tumbuh ditempat –
tempat basah.
Menurut (Anas, 2017) Lumut termasuk tumbuhan perintis karena dapat tumbuh
di suatu lingkungan yang tumbuhan lain tidak mampu. Lumut mampu hidup pada
berbagai jenis substrat seperti tanah, batuan, batang kayu yang sudah lapuk, dan
menempel permukaan batang pohon atau epifit. Epifit merupakan organisme yang
tumbuh menempel pada tumbuhan yang masih hidup Lumut epifit memiliki beberapa
keuntungan, di antaranya adalah berada di luar jangkauan organisme lain yang hidup di
simbiosis antara jamur dan algae dalam bentuk simbiosis mutualistik dan helotisme
yang dapat membentuk kesatuan morfologi yang berbeda dengan spesies lain pada
perlindungan bagi alga. Lichen sekilas setipe dengan tumbuhan lumut. Tapi jika
diperhatikan dengan seksama maka lichen merupakan suatu bentuk life form yang unik
atau khas.
Lichen adalah tumbuhan epifit yang tinggal di permukaan batu, tanah dan
beberapa substrat lainnya. Lichen sangat bergantung pada kondisi atmosfer dalam
pencemaran udara. Lichen merupakan salah satu organisme yang memiliki potensi
4
sebagai bioindikator. Hal ini disebabkan secara morfologi thalus lichen tidak memiliki
kutikula. Tidak memiliki klorofil karena lichen merupakan asosiasi antara alga dan
jamur atau jika ada pun jumlahnya sangat rendah. Kondisi organisme seperti ini yaitu
akumulasi klorofil rendah, tidak memiliki kutikula, mengabsorbsi air dan nutrien secara
langsung dari udara dan dapat mengakumulasi berbagai material tanpa seleksi serta
Menurut (Purwati, 2013) Alga atau ganggang laut adalah bagian terbesar dari
tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta). Pda tubuh Alga tidak memiliki perbedaan
susunan kerangka seperti akar, batang dan daun. Alga memiliki sifat autotrofik. Alga
Menurut (Sharo, 2013) Alga merupakan biota laut yang umumnya melekat pada
substrat tertentu. Alga berperan penting sebagai produsen dalam rantai makanan,
oksigen. Habitat Alga umumnya tersebar secara luas di ekosistem air tawar, air laut, dan
komponen dinding.
1. Spesies jamur, paku, lumut, lichen dan alga apa saja yang terdapat di kawasan
5
2. Bagaimana morfologi jamur, paku, lumut, lichen dan alga yang terdapat di
kawasan wisata Air Terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, kecamatan
1 Untuk mengetahui spesies jamur, paku, lumut, lichen dan alga apa saja yang
2 Untuk mengetahui morfologi jamur, paku, lumut, lichen dan alga yang terdapat
di kawasan wisata Air Terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, kecamatan
3. Untuk menambah informasi tentang pemanfaatan jamur, paku, lumut, lichen dan
alga.
6
1.5 Kerangka Pemikiran
1. Jamur (Fungi)
kawasan wisata Air Terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, kecamatan
2. Paku
Paku yang dimaksud dalam praktikum ini adalah spesies paku yang terdapat
3. Lumut
7
Lumut yang dimaksud dalam praktikum ini adalah spesies Lumut yang
terdapat di kawasan wisata Air terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala,
4. Lichen
Lichen yang dimaksud dalam praktikum ini adalah spesies Lichen yang
5. Alga
Alga yang dimaksud dalam praktikum ini adalah spesies Algae yang terdapat
6. Kawasan wisata Air Terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, kecamatan
Lhong, Kabupaten Aceh Besar adalah memiliki sumber air dari sebuah
terdapat banyak pohon durian, manggis, pinus, dan banyak sekali substrak-
substrat kayu yang tumbang di tanah, ini yang merupakan salah satu habitat
bagi jamur (fungi). Serta menjadi habitat paku, lumut, lichen serta alga
8
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
2.1 Jamur
1. Deskripsi umum
dapat melakukan fotosintesis yang berkembang biak dengan spora yang khas. Jamur
dapat juga berkembang biak dengan aseksual maupun seksual. Beberapa jamur
yang merupakan sel vegetatif yang dikenal dengan sebutan miselium. Miselium adalah
kumpulan hifa atau filamen yang menyerupai tube. Fungi juga dapat dideskripsi sebagai
organiusme yang tidak berklorofil, bersifat parasitik dan saprofitik, bersel tunggal atau
banyak menyerupai struktur vegetatif yang berupa filamen yang dilindungi oleh dinding
2. Morfologi
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai
berbentuk seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai
potensi untuk tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat
memasak makanannya sendiri. Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas
jala yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang
berfungsi meresap menyerap nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang
8
mempunyai cirri khas yaitu berupa benang tunggal atau bercabang-cabang yang
disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir.
3. Klasifikasi
Pada umumnya, jamur lendir berwarna (berpigmen) kuning atau orange, walaupun
ada sebagian yang berwarna terang. Jamur ini bersifat heterotrof dan hidup secara
bebas. Tahapan memperoleh makan dalam siklus hidup jamur lendir merupakan
suatu massa ameboid yang disebut plasmodium. Plasmodium ini dapat tumbuh besar
hingga diameternya mencapai beberapa sentimeter. Contoh jamur lendir adalah jenis
Dyctystelum discridium.
2. Oomycotina
Oomycotina berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara reproduksi seksual
pada jamur air. Beberapa anggota Oomycotina bersifat uniseluler dan tidak memiliki
kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa, yang berbeda dengan
dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang disebut kitin. Yang
membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel bifl agellata yang
terjadi pada daur hidup jamur air. Contoh anggota Oomycotina adalah Saprolegnia,
3. Zygomycotina
9
Zygomycotina disebut juga sebagai the coenocytic true fungi. Jenis jamur yang
terkenal dari kelompok ini adalah jamur hitam pada roti (black bread mold) atau
Rhizopus sp. Divisi Zygomycotina memiliki anggota yang hampir semuanya hidup
pada habitat darat, kebanyakan hidup sebagai saprofit. Tubuhnya bersel banyak,
berbentuk benang (hifa) yang tidak bersekat, dan tidak menghasilkan spora yang
dari devisi ini yaitu Rhizophus stolonifera, Rhizophus nigricans, Mucor mucedo
4. Ascomycotina
Ascomycotina disebut juga sebagai the sac fungi. Merupakan fungi yang reproduksi
tubuh buah yang disebut askorkarp atau askoma (kalau banyak disebut askomata).
Askomata bisa berbentuk mangkok, botol, atau seperti balon). Hifa dari
sel-sel yang dipisahkan oleh septa sederhana. Contoh dari devisi ini yaitu jamur
5. Basidiomycotyna
Divisi Basidiomycotina sering disebut juga sebagai the club fungi atau yang sering
disebut jamur pada umumnya (cendawan atau mushrooms). Jamur ini bereproduksi
10
Basidia tersebut bisa berkembang dalam bentuk seperti insang, pori-pori, seperti
gigi, atau struktur lain. Hifa dari Basiomycotina umumnya dikaryotik (binukleat,
dengan 2 inti) dan terkadang memiliki hubungan yang sa ling mengapit. Jenis-jenis
6. Deuteromycotyna
dalam Deuteromycotina. Kelompok jamur ini juga sering disebut sebagai jamur
tidak sempurna atau the imperfect fungi. Jamur ini tidak mengalami reproduksi
seksual atau mereka menunjukkan tahap aseksual (anamorph) dari jamur yang
memiliki tahap seksual (teleomorph). Jenis dari divisi ini yaitu Microsporum sp.
4. Habitat
Jamur hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat
lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-
sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang
asam.
5. Manfaat
kadar kalorinya tinggi, tetapi kadar kolesterolnya rendah. Karena memiliki nilai
11
c. Aspergillus oryzae, jamur ini biasa digunakan untuk mengempukkan adonan
d. Aspergillus wentii, jenis ini berperan dalam dalam pembuatan sake, kecap,
tauco, asam sitrat, asam oksalat, dan asam format, serta penghasil enzim
protease.
e. Aspegillus niger, jJenis ini dimanfaatkan untuk menghilangkan gas O2 dari sari
f. Rhizophus stolonifera merupakan saprofit yang hidup pada bungkil kedelai dan
h. Mucor mucedo sering dijumpai pada roti, sisa-sisa makanan dan kotoran
ternak.
6. Reproduksi Jamur
bisa berupa sporangiospora atau konidospora. Pada beberapa jenis jamur yang
kotak spora akan terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan
12
yang lainnya jika sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor ( tangkai
b. Dalam konidium akan terjadi pembelahan sel yang dilakukan secara mitosis
baik sporangiospora maupun konidiospora jika jatuh pada tempat yang cocok
dengan pembentukan spora seksual yang melalui sebuah peleburan antara hifa
a. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan
yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
13
e. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium
f. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n).
g. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan
(n).
2.2 Paku
1. Deskripsi Umum
2. Morfologi
ujungnya. Pada bagian jaringan akarnya terdiri dari laisan epidermis, korteks,
dan silinder pusat. Fungsi dari akar pada tanaman paku ini sebagai alat untuk
terdiri dari lapisan epidermis, korteks, serta silinder pusat. Pada bagian silinder
pusat tersebut memiliki bagian berkas pembuluh angkut yaitu xilem dan floem.
14
Berkas pembuluh ini memiliki peran dalam proses fotosintesis dan juga sebagai
Struktur daun tanaman paku terdiri atas jaringan epidermis, mesofil, serta
pembuluh angkut. Sedangkan jenis tanaman paku sendiri terdiri dari berbagai
macam jenis.
3. Klasifikasi
Tanaman paku kelas ini belum mempunyai daun dan akar, namun batangnya
bgaian ujungnya. Sporofil tanaman paku mengandung satu jenis spora yang dikenal
dengan istilah homospora. Seperti contoh yaitu Rhynia Major dan Psylotum sp.
2. Equisetophyta/ Sphenophyta
Tanaman paku kelas ini mempunyai batang yang mirip dengan ekor kuda dan
mempunyai daun yang mirip dengan kawat dan pada bagian daun yang juga tersusun
dalam satu lingkaran. Tanaman paku kelas ini dikenal juga dengan sebutan paku ekor
3. Lycophyta
Yakni jenis paku kawat atau paku rambat dan Lycophyta yaitu paku kawat atau
paku rambat. Kelas Lycophyta merupakan tumbuhan paku berdaun kecil yang tersusun
secara spiral dengan arti batang seperti kawat dan membentuk sporangium yang
terkumpul dalam strobilus dan muncul pada ujung ketiak. Contohnya seperi
15
Lycopodium sp atau paku rane, dan Lycopodium clavatum atau paku kawat, dan
Selaginella sp.
Tanaman paku kelas ini sudah lebih tinggi tingkatannya dibanding dengan
kelas sebelumnya. Kelas Pterophyta sudah mempunyai akar, batang, serta daun sejati.
Daun tanaman ini memiliki ukuran yang cukup besar sehingga disebut megafil.
4. Habitat
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan
lain.
5. Manfaat
a) Adiantum pedatum
b) Alsophila cuspidata
c) Asplenium nidus
2. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium
cernuum.
16
Azolla pinnata, bersimbiosis dengan Anabaena sp (alga biru) yang berperan dalam
fiksasi nitrogen. Karena paku Azolla pinata akan bersimbiosis dengan bakteri
tumbuhan.
5. Bahan obat-obatan
radang, anti biotik, pelancar air seni, penurun panas, penetralisir racun dan pelancar
dahak, selain dari juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi sakit kuning dan
pengecilan hati.
6. Reproduksi
Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam
daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin
dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan
sperma dan sel telur di dalam arkegonium yang menghasilkan zigot. Zigot
diferrensiasi organ membentuk akar, batang, daun dan kaki. Kaki adalah struktur
17
yang hanya berkembang pada embrio tidak terdapat pada sporofit dewasa. Organ
ini menembus jaringan protalium, menyerap air dan makanan untuk keperluan
akar, rimpang, daun selama organ ini belum mandiri. Protalium merupakan
sendiri. Sporofit yang sudah dewasa dicirikan oleh munculnya sporangium pada
keragaman genetik pada generasi anakannya. Pada tahap fertilisasi, air dan
kelembaban memiliki peran yang sangat penting. Dengan jumlah yang sangat
membuahinya.
2.3 Lumut
1. Deskripsi Umum
kurang lebih terdapat 18.000 jenis yang tersebar diseluruh dunia dan merupakan
signifikan dalam keseimbangan air dan siklus hara hutan berfungsi sebagai
substrat, sumber makanan dan tempat bersarang bagi organisme hutan lainnya.
18
2. Morfologi
batang tumbuhan lumut yaitu selapis sel kulit, beberapa diantaranya membentuk
rizhoid epidermis. Lapisan kulit dalam, silinder pusat yang terdiri dari sel-sel
parenkimatik. Dan silinder pusat, yang terdiri dari sel-sel parenkim tang
memanjang dan berfungsi sebagai jaringan pengangkut. Daun tersusun atas satu
lapis sel. Sel-sel daunnya kecil, sempit, panjang dan mengandung kloroplas,
yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh memanjang tetapi tidak
mebesar karena tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai
jaringan penyokon. Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang
tidk sempurna. Membentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada
3. Klasifikasi
1. Lumut Hati
Lumut hati adalah kelas yang terdiri dari tumbuhan berukuran relative kecil
hati dapat dilihat tanpa menggunakan alat bantu. Lumut hati mudah dtemukan melekat
pada tanah, bebatuan, atau dinding tua yang lembab. Bentuk morfologi lumut hati ini
19
berupa lempengan menyerupai bentuk hati dan memiliki banyak lekukan. Bentuk
2. Lumut Tanduk
Morfologi lumut tanduk hampir sama seperti lumut hati yaitu berupa talus,
namun sporofitnya berupa kapsul. Proses perkembang biakan lumut tanduk hampir
sama dengan lumut hati. Pada lumut tanduk hanya memiliki satu kloroplas. Perbedaan
perkembangbiakan lumut hati dan lumut tanduk adalah sporofit lumut tanduk memiliki
secara generative lumut tanduk yaitu dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
Anteridium dan arkhegonium yang telah terbentuk akan terkumpul disatu lekukan
3. Lumut Sejati
Lumut sejati banyak tumbuh pada tempat yang agak terbuka dan memiliki
bentuk lebih menarik. Ciri khas lumut sejati adanya simetri radial. Yaitu pada semua
jenis bagian utama ditumbuhi oleh daun. Tumbuhan ini memiliki akar sejati, namun
pada kebanyakan tumbuhan lumut daun batangnya memiliki lumut-lumut daun untuk
menempel. Pada suatu golongan lumut yang banyak dikenal dengan rumput rawa atau
lumut gambut memiliki daun yang khas dan tidak terdapat rusuk tengah, dan terdiri dari
beberapa jaringan sel kecil tembus cahaya dan berlubang-lubang yang dapat
memisahkan sel-sel yang mati. Selain itu juga dapat menyimpan dan menahan air
dengan baik, sehingga rawa-rawa dapat menahan air sebagian besar dikarenakan oleh
4. Habitat
20
Tumbuhan lumut merupakan salah satu tumbuhan tingkat redah yang
dibatang pohon, kayu mati, kayu lapuk, tanah, atau batuan, dengan kondisi
5. Manfaat
Pengikisan tanah juga bias dicegah dengan kehadiran lumut, sifat penyerap air
dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya dan tidak
mudah mengalami erosi, menjaga porositas tanah dan mengatur tingkat kelembaban
ekosistem.
Sifat lumut yang menyerupai bantalan sehingga mudah menyerap air dengan
rizoidnya. Sehingga lumut bermanfaat untuk menjaga kelembaban ditanah atau pada
substratnya.
3. Mensuplai oksigen
Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau. Layaknya
21
Beberapa jenis tumbuhan lumut dijadikan sebagai obat untuk mengatasi
beberapa penyakit, jenis tumbuhan lumut yang biasanya digunakan sebagai bahan
pembuatan obat adalah lumut daun dan lumut hati yang dijadikan sebagai bahan
pembuatan obat kulit, obat hepatitis, dan sebagai obat anti septik.
sensitive terhadap polusi, dapat membantu menunjukan rendahnya tingkat polusi udara.
6. Reproduksi
terjadi dalam sporangium lumut sporofit. Spora yang dihasilkan sporofit adalah
dengan banyak cara, antar lain yaitu. Membentuk tunas pada pangkal batang dan
stolon. Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan
kuncup.
22
Spermatozoid kemudian bertemu dan membuahi ovum. Pembuahan
2.4 Linchen
1. Deskripsi Umum
Menurut Roziaty (2016), tubuh lichen yang disebut dengan thallus berwarna
mulai dari putih, keabuan, coklat bahkan hitam. Bagian tubuh lichen yang memanjang
disebut dengan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang
biasanya tidak didapatkan pada fungi yang bukan lichen. Pada jenis lichen foliose,
terdapat 4 bagian tubuh yang jelas yaitu 1) korteks atas, berupa jalinan yang disebut
pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang
berupa gelatin. Bagian ini tebal berguna untuk perlindungan; 2) daerah alga, merupakan
lapisan yang berwarna biru hijau yang terletakdi bawah korteks atas. Bagian ini terdiri
dari jalinan hifa yang longgar. Diantara hifa-hifa tersebut terdapat sel-sel yang berwarna
hijau yaitu berguna untuk fotosintesis; 3) medulla, terdiri dari hifa yang terjalin satu
dengan lainnya yang membentuk untaian pembuluh; dan 4) korteks bawah, lapisan ini
terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap
permukaan thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar. Korteks bawah berupa rhizines.
Beberapa lichen ada yang tidak memiliki korteks bawah. Bagian tersebut digantikan
oleh lapisan tipis yang dinamakan hypothallus yang berfungsi sebagai pelindung.
23
2. Morfologi
kemiripan dengan alga dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu
kehijauan. Beberapa spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau
merah dengan habitat yang bervariasi. Bagian tubuh yang memanjang secara
selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau
miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichenes.
3. Klasifikasi
1. Kelas Ascolichens.
Verrucaria.
dan Parmelia.
Dalam Kelas Ascolichens ini dibangun juga oleh komponen alga dari famili:
Cladophora dll.
24
2. Kelas Basidiolichenes
yaitu dari famili : Thelephoraceae, dengan tiga genus Cora, Corella dan
berbentuk filamen yaitu Chrococcus.
Lepraria, Leprocanlon, Normandia, dll.
1. Homoimerus
Sel alga dan hifa jamur tersebar merat pada thallus. Komponen alga
2. Heteromerous
Sel alga terbentuk terbatas pada bagian atas thallus dan komponen jamur
Chlorophyceae. Contoh: Parmelia
Merupakan lapisan kerak atau kulit yang tipis di atas batu, tanah atau kulit
pohon. Seperti Rhizocarpon pada batu, Lecanora dan Graphis pada kulit
25
kayu. Mereka terlihat sedikit berbeda antara bagian permukaan atas dan
bawah.
Lichen semak, seperti silinder rata atau seperti pita dengan beberapa bagian
menempel pada bagian dasar atau permukaan. Thallus bervariasi, ada yang
pendek dan panjang, rata, silindris atau seperti janggut atau benang yang
menggantung atau berdiri tegak. Bentuk yang seperti telinga tipis yaitu
Cladonia adalah tipe antara kedua bentuk itu.
4. Habitat
terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau
Mereka tumbuh di lingkungan dengan kondisi iklim yang berbeda dan dengan
5. Manfaat
26
2. Di Jepang disebut Iwatake, dimana Umbilicaria dari jenis foliose lichen digoreng
4. Lumut kerak sangat berguna dalam menunjukkan beban polusi yang terjadi dalam
waktu yang lama. Untuk melihat apakah udara pada suatu daerah telah tercemar atau
tidak, dapat di lihat dari pertumbuhan lumut kerak yang menempel di pohon-pohon
atau batu.
6. Lichen memiliki sifat antibiotik ini meliputi antibakteri, antijamur, dan antivirus.
Kemampuan lichen sebagai antibiotik ditentukan oleh senyawa asam yang terdapat di
6. Reproduksi
Reproduksi lichen terjadi dalam dua cara yaitu aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual terjadi ketika lichen membentuk suatu badan yang disebut dengan
soredia atau isidia (bagian yang lebih tipis) pada permukaan kulit pohon atau
benda buatan lainnya. Beberapa lichen menghasilkan tubuh jamur yang disebut
27
1. Reproduksi linchen secara vegetatif (aseksual)
a. Fragmentasi
telah tua dari induknya dan kemudian berkembang menjadi individu baru.Bagian-
lichenes, bagian tubuh yang lepas tadi, dibawa oleh angin ke batang kayu dan
berkembang tumbuhan lichenes yang baru. Reproduksi vegetatif dengan cara ini
b. Isidia
mempunyai simbion. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya
sesuai.
c. Soredia
Soredia adalah kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan
diselubungi benag-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari
induknya. Dengan robeknya dinding thallus, soredium tersebar seperti abu yang
tertiup angin dan akan tumbuh lichenes baru. Lichenes yang baru memiliki
yang terdapat pada tubuh lichen. Bila kelompok jamur mengalami pertumbuhan
hal tersebut juga akan diikuti dengan perkembangan seksual lichen. Reproduksi
28
perkawinan, perkembangbiakan secara vegetative dapat berlangsung dengan
jamur uniseluler), spora kembara (terjadi pada jamur lender, dengan cara
bertunas (terjadi pada jamur (kelompok khamir) dan kandiospora (ujung hifa
bulat telur yang biasanya disebut kondia).
2.5 Alga
1. Deskripsi Umum
melakukan fotosintesis. Alga memiliki bentuk sel yang beragam, ada yang
sangat penting di dalam suatu perairan, yaitu sebagai dasar dari rantai makanan
dan sebagai salah satu parameter tingkat kesuburan suatu perairan. Jika
2. Morfologi
Alga memiliki dua kelompok, yaitu makro alga dan mikro alga. Pada
mikro alga tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun menggunakan alat
bantu, yaitu mikroskop. Secara morfologi, alga tidak memiliki akar, batang dan
29
daun yang sejati seperti layaknya tumbuhan tingkat tinggi, tetapi hanya
3. Klasifikasi
Eugneoid berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata eu (sejati) dan
gleen (mata). Euglenoif merupakan alga hijau yang uniseluler dengan bintik
mata yang berwarna merah (stigma) dan tidak memiliki dinding sel, memiliki
flagella dan bergerak secara aktif seperti hewan, namun memiliki klorofil yang
dapat berfotosintesis.
Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata chrysos (emas).
Chrysophyta adalah ganggang yang memiliki pigmen dominan derivate yang berupa
xantofil dan pigmen lainnya yaitu klorofil a, c dan fukosantin (coklat). Chrysophyta
Pyrrophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata pyrrhos (api). Pyrrophyta
adalah alga uniseluler yang menyebakan air laut tampak bercahaya (berpendat) di
adalah ganggang yang berwarna hijau dengan pigmen dominan klorofil a dan klorofil b,
30
serta pigmen tambahan karote dan xantofil. Chlorophyta memiliki dinding sel dari
selulosa.
Phaeophyta bersal dari bahasa Yunani, yaitu kata Phaios (cokelat). Alga
cokelat adalah jenis alga yang hidup di laut, berwarna cokelat karena mengandung
dominan fukosantin (cokelat) yang menutup pigmen lainnya, yaitu klorofil a, c, dan
xantofil.
adalah alga merah dengan pigmen dominan fikobilin yang terdiri dari fikoeritrin
(merah) dan fikosianin (biru), serta pigmen lain yaitu klorofil a, d, dan karoten.
4. Habitat
Tempat hidup alga umumnya di air, baik air tawar, laut maupun air
lain seperti lumut, paku atau fungi membentuk lichens yang mampu hidup di
atas batu yang gersang dan kering, dan pada sumber air panas. Alga dapat
tumbuh hampir di semua tempat yang cukup basah dan cukup cahaya untuk
berfotosintesis. Salah satu habitat yang paling ekstrim adalah alga yang dapat
hidup di jaringan tubuh hewan seperti pada beberapa jenis mentimun laut,
31
substrat, tetapi ada juga yang melayang bebas dalam air bersama makhluk lain
membentuk plankton.
5. Manfaat
1. Sebagai fitoplankton
Alga hijau merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan
oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan
6. Macrocystis (alga cokelat) juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk hewan
8. Alga merah juga menghasilkan karagenan, yaitu senyawa yang berperan untuk
membuat es krim.
32
10. Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang
hidup jutaan tahun yang lalu membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah
diatom. Tanah diatom dapat digunakan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan
11. Alga hijau Chlorella dapat digunakan sebagai makanan suplemen, obat-obatan, dan
kosmetik.
6. Reproduksi
a. Reproduksi vegetatif pada alga cukup beragam. Beberapa bentuk alga uniseluler
membelah induk (longitudinal atau transversal) menjadi dua bagian yang sama.
Kedua sel berkembang sebagai organisme dan mirip dengan sel induk.
alga. Hal ini terjadi juga pada Sargassum dan koloni alga lainnya, dimana sel
induk membelah menjadi dua fragmen atau lebih yang tumbuh menjadi
organisme baru.
pada spesies alga, spora dapat diproduksi dalam sel-sel normal atau khusus.
Mereka baik motil atau non-motil. Berbagai jenis spora seperti zoospora,
33
Seperti disebutkan sebelumnya, reproduksi seksual terjadi dengan
penyatuan gamet jantan dan betina. Gamet mungkin identik dalam bentuk,
yang paling sederhana dari alga seperti Spirogyra berkembang biak dengan
berserabut (atau dua organisme) spesies alga yang sama bertukar materi genetik
melalui tabung konjugasi. Di antara dua helai, satu bertindak sebagai donor dan
berperilaku lain sebagai penerima. Setelah bertukar materi genetik, dua helai
Dalam bentuk yang lebih tinggi dari alga, misalnya Ulva dan Laminaria,
haploid disebut gametofit dan organisme diploid disebut sporofit yang hadir
dalam siklus hidup mereka. Jika organisme gametofit dan sporofit mirip dalam
yang bersatu untuk membentuk zigot diploid yang berkembang menjadi sporofit.
haploid, yang tumbuh menjadi gametofit. Dengan cara ini, generasi gametofit
34
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada hari Minggu, 26 Oktober 2019 dari pukul 10.00
s.d. 12.00 WIB, bertempat di kawasan wisata Brayeun, Desa Meunasah Mesjid,
Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar. Peta lokasi penelitian kawasan wisata
dinilain memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri atau karakteristik dari populasi yang akan
diteliti. Karakteristik ini sudah diketahui oleh peneliti, sehingga hanya perlu
menghubungkan unit sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Jumla
Nama Alat Fungsi
h
Untuk membantu pengambilan
Cutter 2
sampel.
Alat tulis 1 Set Sebagai perlengkapan untuk
34
penelitian.
Penggaris 1 Untuk mengukur sampel.
Plastik Sampel 1 Ons Untuk menyimpan sampel.
Kamera Untuk mengambil gambar dan
2
handphone dokumentasi kegiatan penelitian.
famili dan nama ilmiah yang disajikan dalam bentuk gambar yang dipotret dengan
ciri-ciri morfologinya.
35
BAB 4
4.1.1 Jamur
1. Cookeina sulcipes
Gambar Pembanding
Cookeina sulcipes ditemukan pada substrat kayu yang berada di Lhong dan
diameter cup berkisar antara 2-3 cm. Cookeina sulcipes merupakan jenis fungi paling
umum ditemukan di daerah tropis dan subtropics. Spesises masuk ke dalam kelompok
Cup Fungi, yang dapat dikenali melalui bentuk sporokarp seperti mangkuk, memiliki
tangkai, dan spora diproduksi pada bagian interior mangkuk yang halus. Umumnya
tumbuhan ini berwarna merah cerah dan terdapat rambut dengan garis tipis.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Ascomycota
36
Kelas : Pezizomycetes
Ordo : Pezizales
Famili : Sarcoscyphaceae
Genus : Cookeina
antara 2-10 cm. Auricularia auricula judae, merupakan jenis Fungi yang
memiliki daging tipis dan kenyal, memiliki warna coklat pada bagian atas dan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Basidiomycota
37
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
3. Phallus indusiatus
indusiatus
Phallus indusiatus ditemukan di bawah pohon durian di Lhong dan
tumbuh dengan pola membulat dengan diameter berkisar antara 10-20 cm. selain
itu, jamur ini memiliki jarring-jaring halus yang membentuk layaknya tudung
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Basidiomycota
38
Kelas : Agaricomycetes
Ordo : Phallales
Famili : Phallaceae
Genus : Phallus
4.1.2 Paku
1. Pyrrosia lanceollata
mangga, pohon manggis, dan juga ada yang menempel pada saluran aliran dari
besi yang ada di wilayah observasi. Tumbuhan ini memiliki akar yang panjang
dan merambat, tipis dan bersisik. Pada bagian pinggir terdapat bulu-bulu halus
yang tumbuh. Memiliki bentuk daun tunggal yang berlekuk sebagian, daunnya
gemuk.
Klasifikasi
39
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Pyrrosia
2. Nephrolepis biserrata
berukuran besar. Tumbuhan ini tergolong terna epifit atau setengah epifit.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
40
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Lomariopsidaceae
Genus : Neprolepis
3. Diplazium esculentum
beberapa titik pada lokasi observasi. Paku ini biasanya tumbuh di tepi sungai atau di
tebing-tebing yang lembab dan teduh. Dapat tumbuh dengan ketinggian 350mm-
1600mm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophytes
41
Kelas : Polypodiopsida
Order : Polypodiales
Famili : Athyriaceae
Genus : Diplazium
4.1. 3 Lumut
1. Fissidens allenianus
batu-batuan. Lumut jenis ini tumbuh tersusun tampak sperti sisir yang rapi
apabila dilihat dari atas atau bagian dorsal, memiliki ukuran yang sangat kecil
yaitu panjang tubuh 3 cm, daun lumut ini bewarna hijau tua, susunan daunnya
42
distichous atau daun tersusun dalam dua baris. Bentuk daun lanset, memanjang,
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Fissidentales
Famili : Fissidentaceae
Genus : Fissidens
2. Homalothecium lutescens
Homalothecium lutescens
Lumut Homalothecium lutescens ditemukan pada batang pohon, bentuk yang
kurang tumbuh bersujud dan melekat erat dengan batu atau pohon. Dikeduanya kasus
43
cabang-cabangnya kokoh. Daun sekitar 2-3mm, secara segitiga ujung tombak, terlebar
dibagian bawah, dan meruncing secara merata ke ujung runcing yang halus.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Hypanales
Famili : Brachytheciaceae
Genus : Homalothecium
3. Hyophila apiculata
apiculata
44
Hyophila apiculata lumut yang ditemukan hanya pada titik 1 dan II yaitu
disekitaran air terjun yang ditemukan dibebatuan. Lumut ini tumbuh tersusun
tampak seperti sisik-sisik yang rapi apabila dilihat dari atas atau bagian dorsal,
memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu panjang berukuran 1-2mm, batang pada
lumut ini sangat pendek dan tertutupi oleh daun-daunya sehingga tampak tidak.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Bryophyta
Kelas : Bryopsida
Ordo : Pottiales
Famili : Pottiaceae
Genus : Hyophila
4.1.4 Linchen
1. Cryptothecia striata
45
Gambar Pembanding 1.
Gambar 1. Cryptothecia striata
Cryptothecia striata
Cryptothecia striata, ditemukan pada sebagian besar permukaan kulit
tumbuh dengan pola membulat dengan diameter berkisar antara 3-11 cm.
thallus berbentuk crustose. Warna thallusnya terbagi menjadi tiga zona yang
berbeda yaitu putih dibagian tengah dan pinggir sertaa hijau diantara keduanya
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Arthoniomycetes
Ordo : Arthoniales
Famili : Arthoniaceae
46
Genus : Cryptothecia
2. Haematoma sp
Gambar Pembanding 2.
Gambar 2. Haematoma sp
Haematoma sp
Haematoma sp ditemukan pada sebagian besar permukaan kulit batang
crustose. Memiliki warna coklat keputihan, Melekat erat pada substratnya dan
letaknya rapat.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Ascomycotina
Kelas : Lecanoromycetes
47
Ordo : Lecanorales
Famili : Haematommataceae
Genus : Haematoma
Spesies : Haematoma sp
3. Pertusaria hemisphaerica
Pertusaria hemisphaerica
48
morfologi thallus berbentuk crustose.Bewarna putih dan memiliki apothecia
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Ascolichenes
Ordo : Pertusariales
Famili : Pertusariaceae
Genus : Pertusaria
4.1.5 Alga
1. Synedra sp
49
Synedra sp merupakan spesies yang dapat hidup pada perairan yang
dinding batu, karang terjal, gambut dan kulit katu. Synedra sp memiliki bentuk
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Thallophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Fnigillariaceae
Genus : Synedra
Spesies : Synedra sp
2. Trichodesmium sp
Trichodesmium sp
50
Trychodesmium sp merupakan alga yang termasuk ke dalam filum
tubuh yang berupa filament, yaitu lembaran seperti benang lurus, bersel banyak,
tanpa percabangan dan tanpa selubung. Satu filament dapat terdiri dari 15-60 sel
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Oscillatoriaceae
Famili : Osciallatoriaceae
Genus : Trichodesmium
Spesies : Trichodesmium sp
3. Flagilari sp
51
Gambar 3. Flagilari sp
Gambar Pembanding 3. Flagilari sp
atau sesil. Bentuk koloni mungkin seperti pita dengan sel saling bertempelan
pada bagian valvenya; atau bentuk benang zigzag yang bertempelan pada
bantalan gelatinous di ujung- ujung selnya. Valve dihisi dengan alur- alur
terdapat pada bidang longitudinal axis mungkin halus dan tak jelas, atau lebar
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Thallophyta
52
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Famili : Fnigillariaceae
Genus : Fragilaria
Spesie : Flagilari sp
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jamur
Pada praktikum ini kami menemukan 3 spesies jamur, yaitu Cooceina sulcipes,
seksual dan aseksual, jamur berdasarkan ukuran tubuhnya ada yang makroskopis yaitu
jamur yang berukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan ada juga
jamur yang mikroskopis yaitu jamur yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat
Jamur merupakan salah satu organisme yang memegang peranan penting dalam
daur kehidupan. Peranan penting dari jamur adalah menguraikan bahan organik yang
kompleks yang ada di alam menjadi suatu unsur yang sangat sederhana sehingga mudah
diserap dan dimanfaatkan oleh organisme yang lainnya. Jamur merupakan organisme
dunia diperkirakan jumlahnya dapat mencapai 1,5 juta spesies yang diprediksi masih
hidup. Akan tetapi jumlah jamur teridentifikasi sampai saat ini baru mencapai sekitar
100.000 spesies yang artinya bahwa masih banyak jumlah spesies jamur yang belum
53
teridentifikasi. Jamur memperoleh makanan atau sumber nutrisi dengan menggunakan
suatu alat yang terdiri dari benang-benang halus yang disebut dengan hifa.
sebagian besar jamur hidup dengan cara memperoleh nutrisi atau makannya dari bahan
organik yang tidak hidup dan telah mengalami pelapukan atau penguraian, sehingga
jamur sering disebut dengan organisme saprofit. Jamur saprofit, dapat digolongkan
kedalam beberapa jenis berdasarkan pada substrat bahan organik yang digunakan untuk
kehidupannya. Jamur penghuni kayu, seperti jamur tiram, jamur kuping dll,
Cookeina sulcipes
tropis dan subtropics. Spesises masuk ke dalam kelompok Cup Fungi, yang dapat
dikenali melalui bentuk sporokarp seperti mangkuk, memiliki tangkai, dan spora
diproduksi pada bagian interior mangkuk yang halus. Umumnya tumbuhan ini berwarna
merah cerah dan terdapat rambut dengan garis tipis. Pigmen warna dari jamur berfungsi
untuk melindungi dinding hifa atau dinding spora jamur dari pengaruh radiasi. Pigmen
flavonoid, kuinin dan rubramin. Pembentukan pigmen oleh jamur pada umumnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya cahaya, suhu, dan komposisi medium.
Kandungan nutrien organik, logam dan mineral di dalam medium sangat berpengaruh
4.2.2. Paku
54
Pada praktikum ini kami menemukan 3 spesies paku yaitu, Pyrrosia lanceollata,
dan menjalar. Daun berwarna hijau, agak tebal, berdaging, tipe daun tunggal, bentuk
Deskripsi ini di dukung oleh penelitian yang telah dilakukan (Sofyanti, 2018),
pada umumnya merupakan paku epifit. Rhizom panjang menjalar, coklat tua, ptiolus
berwarna hijau panjang sekitra 4 mm, diameter 3 mm, bertrikoma; lamina tungal, lanset,
pteiolus coklat kehitaman, lamina Oblong, ujung menyempit, bentuk garis, sori bulat.
tegak, warna hitam, tangkainya ditutupi rambut yang berwarna coklat. tangkai bulat, dan
kadang lebih panjang, beralur, keras, berwarna coklat muda. Daun pinnatus, anak daun
berselang seling, pangkal meruncing, ujung daun meruncing, pinggir daun bergerigi.
Sorus bulat, terletak mendekati tepi anak daun (sub marginal) berwarna coklat, memiliki
dengan rimpang yang padat dan panjang. Rimpang-rimpang inilah yang kelak
panjangnya 5 cm dan lebarnya 1,5 cm. Tangkai daunnya rapat, pada permukaan tangkai
daun terdapat bulu-bulu berwarna coklat tua. Daun yang mandul lebih besar dari ukuran
55
daun yang subur. Indusia terdapat di tepi daun bagian bawah. Bentuknya hampir bulat,
letaknya berderet. Jarak antara satu indusia dengan yang lain berjauhan.
daerah paku sayur atau lebih dikenal sebagai “Pakis”. Hal ini dikarenakan jenis
tumbuhan paku ini dapat dikonsumsi. Diplazium esculentum memiliki sinonim dengan
Copel.
Menurut (Elsifa, 2019) Tumbuhan ini mempunyai akar berwarna hitam dan
ke atas alur semakin dangkal. Batangnya berwarna kuning. Tepi daun bergerigi dan
berwarna hijau tua. Pina (anak daun) yang paling atas mempunyai ujung yang runcing.
Kedua permukaan daun licin. Sporangium tersusun di bagian abaksial daun. Tumbuhan
ini mempunyai daun muda yang berwarna hijau. Diplazium esculentum mempunyai
akar yang berwarna hitam dengan batang yang beralur. Daun berwarna hijau tua dan
Wulandari (2019) mengatakan jenis paku ini merupakan salah satu tumbuhan
paku yang sering dikonsumsi masyarakat karena memiliki rasa yang cukup enak.
Masyarakat lebih menyukai ental muda yang ukurannya besar, bahkan orang terdahulu
mempunyai karateristik dengan Rhizoma tegak, membentuk seperti batang dengan ental
yang tersusun meroset di bagian ujungnya. Daun berwarna hijau dengan panjang 30-40
cm dengan lebar 15-25 cm, sorus berpasangan pada setiap anak daun, warna sorus
56
coklat, berbentuk sorus bulat dengan penyeban < 0,5 ha. Hal ini di dukung oleh
terbuka, mempunyai rhizom tegak, bersisik, percabangan tidak beraturan, tipe daun
mikrofil, tidak terlalu menutupi permukaan batang, berwarna hijau, berbentuk bulat
Batangnya tegak dan bersisik halus dan sporangium terkumpul dalam bentuk strobilus
Deskripsi ini didukung oleh Sastrapraja (2010) yang menyebutkan paku ini
termasuk jenis paku yang mempunyai daun berukuran kecil. Hidupnya di tanah
terutama di tempat yang basah baik di daratan tinggi hingga ketinggian 1200 m.
Entalnya berbentuk bulat lonjong, kecil dan kaku, menggerombol di ujung batang
sehingga tampak menutupi batangnya, berwarna hijau, rhizom tegak dan bersisik halus,
tumpul, hidup di tanah terutama di tempat yang basah baik dataran rendah maupun
(Imperata), keji beling (Strobilanthes), Begonia, dan lumut hati seperti Marchantia
57
Menurut (Wijayanto 2009) mengatakan bahwa Selaginella willdenovii mirip
dengan S. involvens yaitu mempunyai pola pertumbuhan batang memanjat dan rizoma
yang panjang merayap. Namun S. willdenovii mempunyai daun berwarna hijau kuning
kebiruan sedangkan S. involvens hanya mempunyai satu warna pada daun dengan warna
hijau atau merah kecoklatan mengkilap dan pola percabangan yang lebih meruncing ke
Setyawan (2011) mengatakan tumbuhan purba ini mampu bertahan dari seleksi
alam tanpa modifikasi morfologi yang signifikan, dan kadang-kadang disebut spike
4.2.3. Lumut
Pada praktikum ini kami menemukan 3 spesies lumut yaitu Hyophila apiculata,
tumbuhan yang memiliki perbedaan yang sangat jelas dan tidak memiliki hubungan
kekerabatan dengan tumbuhan lain. Sebagian besar tumbuhan lumut berukuran relative
kecil, dari ukuran terkecil lumut berukuran mikroskopis, dan ukuran terbesar sekitar 50
cm panjang atau ttingginya banyak ditemukan pada genus dausonia. Lumut bisa tumbuh
menempel dipohon, kayu, batu, dan dipermukaan tanah pada semua habitatkecuali
dilaut.
Tumbuhan lumut mudah dikenali dari strukturnya, namun lumut juga dapat
dibedakan dengan tumbuhan lain dengan melihat siklus hidup lumut, siklus hidup lumut
yang tumbuh dengan gametofit yang berkembangbiak secara seksual, dan genari seksual
58
Lumut dan tumbuhan berpembuluh adalah tumbuhan yang telah beradaptasi
dengan habitat darat bukan seperti ganggang yang banyak ditemukan dihabitat perairan.
lumut tidak memiliki berkas pengangkut, sedangkan pada tumbuhan berpembuluh selalu
smemiliki berkas pengangkut. Selain itu lumut tidak memiliki akar sejati, tumbuhan
Tumbuhan lumut memiliki struktur tubuh pipih menyerupai pita da nada juga
menyerupai batang dengan daun-daun, yang tumbuh tegak ataupun mendatar menempel
pada substrat menggunakan rhizoid. Tumbuhan lumut memiliki alat reproduksi berupa
4.2.4. Lichen
Lichenes merupakan tumbuhan yang sering disebut sebagai lumut kerak, karena
tumbuhan ini merupakan simbiosis antara fungi dan alga. Alga berperan sebagai
fungi mengambil air dan mineral lainnya dari lingkungan sekaligus berperan sebagai
penyedia struktur dan massa serta perlindungan. Lichenes mempunyai banyak manfaat
bagi kehidupan, salah satunya adalah sebagai indikator pencemaran udara. Zat-zat
berbahaya seperti logam berat, flourida, pestisida, radioaktif, dan zat berbahaya lainnya
4.2.5 Alga
59
Pada praktikum ini kami menemukan 3 spesies alga, yaitu Synedra sp, Fragilaria
sp, dan Trichodesmium sp. Menurut Kuncoro (2014), Alga adalah golongan tumbuhan
yang hidup baik dan di air laut maupun air tawar, namun sebgian besar alga hidup di
laut. Alga yang hidup di laut akan menempel pada substrat baik pasir, karang, ataupun
kombinasi keduanya. Alga biasa disebut dengan berbagai nama, misalnya agar-agar,
Tubuh ganggang ada yang bersel satu (uniseluler), ada pula yang bersel banyak
bentuk tubuh yang tetap karena sel selnya memiliki dinding sel. Ganggang mikroskopis
terdiri atas satu sel dengan bentuk yang bervariasi, yaitu bulat, oval, kotak, segitiga,
batang, dan seperti bintang. Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter (sendiri-
sendiri), ada pula yang berkoloni. Ganggang makroskopis terdiri atas banyak sel,
dengan bentuk tubuh yang bervariasi, yaitu seperti benang (filamen), lembaran,
menyerupai rumput, serta ada pula yang seperti tumbuhan tingkat tinggi.
Seperti semua eukariota, tetapi tidak seperti domain bakteri dan archaea, sel alga
Mereka biasanya memiliki dinding sel selulosa. Kebanyakan alga adalah organisme
uniseluler, dan ada kelompok multiseluler beberapa seperti rumput laut dan spesies
60
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar adalah tipe morfologi thallus krustace.
auricular judae, Phallus indusiatus. Terdapat Paku di daerah perbukitan yang terdiri
Diplazium esculentum yang tumbuh teresterial sebanyak 80% dan tumbuhan paku yang
tumbuh epifit sebanyak 20%. Terdapat tiga jenis lumut yang ditemukan yaitu Hyophila
jenis lichen di daerah perbukitan. Serta terdapat tiga jenis Algae yang ditemukan yaitu
5.2 Saran
Jamur ada yang beracun dan ada pula yang tidak. Di samping itu, banyak sekali
manfaat jamur sebagai obat-obatan dan bahan makanan, sehingga disarankan dapat
lebih mengerti dan mengetahui akan peran jamur bagi kehidupan, serta menjaga habitat
alami nya.
Tumbuhan lumut sangat berperan penting dalam ekologis, selain itu juga
berperan penting dalam pembuatan obat-obatan. Salah satunya yaitu yang dapat
digunakan sebagai obat-obat seprerti anti kanker. sehingga ke depan disarankan adanya
61
penelitian lebih lanjut tentang lumut sehingga dapat bisa memberikan manfaat dari
lumut tersebut, dan lebih memperhatikan lagi lumut yang ada di kawasan wisata Air
terjun Seuhom, Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar
banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri, misalnya
sebagai hiasan, bahan makanan, dan obat-obatan. Dengan menganggap tumbuhan paku
tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan kita untuk bisa menjaga kelestarian
alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama spesies tumbuhan paku serta
mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah wawasan tentang kerajaan
adanya penelitian lebih lanjut tentang lichens yang ada di kawasan wisata Brayeun
Alga merupakan tumbuhan rendah yang sangat berperan penting dalam berperan
sebagai produsen dalam rantai makanan, khususnya di ekosistem perairan. Alga juga
penelitian lebih lanjut tentang lichens yang ada di kawasan wisata Air terjun Seuhom,
Desa Tunong Krueng Kala, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar atau daerah
lainnya.
62
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Anwar. 2017. Inventarisasi Lumut Epifit di Kawasan Hutan Lumut, Suka Marga
Satwa Penggunungan Argopuro. Jurnal Biotropika. 5:3, 114-118.
Arini, D. I. D., & Kinho, J. 2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di
Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Info BPK Manado, 2:1, 17-
40.
Campbell., dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jiilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dewi, A. 2014. Kandungan Total Fungi Serta Jenis Kapang dan Khamir pada Limbah
Pabrik Pakan yang Difermentasi dengan Berbagai Aras Starter ‘Starfung’.
Jurnal Agripet, 14:2, 102-106.
Elsifa, A., dkk. 2019. Eksplorasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di STL Ulu
Terawas, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Biosfer: Jurnal Tadris Biologi,
10:1, 47-55.
Harahap, L. 2018. Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman
Wisata Alam Muka Kuning Batam. Jurnal Simbiosa, 6:2, 74-84.
Hartini, S.dkk. 2017. Keanekaragaman Jamur di Cagar Alam Gunung Mutis Kabupaten
Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Jurnak Biota, 2:3, 105-110.
Kuncoro, E. 2014. Akuarium Laut. Yogyakarta: Penerbit Kanisus.
Kusumawati. 2016. Keanekaragaman Hayati Tanaman Lumut DI Hutan Waduk
Kedumg Brubus Kecamatan Pilang Keceng Kabupaten Madiun. Jurnal Florea.
3:1, 46-51.
Lestari, S. 2019. Identifikasi Tumbuhan Paku Sejati (Filicinae) Epifit Di Gunung Pesagi
Kabupaten Lampung Barat (Doctoral dissertation, UIN Lampung).
Mardiyah, A.,dkk. 2016. Karakteristik Warna Sorus Tumbuhan Paku Di Kawasan
Gunung Paroy Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Biotik,
3:1, 220- 228.
Nurasiah. 2018. Keanekaragaman Tumbuhan Lumut Di Air Terjun Peucari Bueng
Jantho Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Biotik. 4;1
439-451
Purwati, A. 2013. Optimasi Kondisi Proses Pengambilan Asam Alginat Dari Alga
Coklat. Jurnal Teknologi Technoscientia, 5:2, 125-133.
Rikani, A. 2015. Mengidentifikasi Beberapa Jenis Mikroalga. Jurnal Cryptogamae, 1:1,
1-4.
Roziaty, Efri. 2016. Kajian Lichen: Morfologi, Habitat, dan Bioindikator Kualitas Udara
Ambien Akibat Polusi Kendaraan Bermotor. Jurnal Bioeksperimen, 2:1, 55-66.
Sastrapradja, S., J. J., dkk. 2010. Jenis Paku Indonesia. Lembaga Biologi Nasional-
LIPI: Bogor.
Setyawan AD. 2011. Review: Senyawa Biflavonoid pada Selaginella Pal. Beauv. dan
Pemanfaatannya. Journal Biodiversitas, 12:2, 112-124.
Sharo, N. 2013. Uji Toksisitas dan Identifikasi Senyawa Ekstrak Alga Merah
(Eucheuma cottonii) Terhadap Larva Udang Artemia salina. Jurnal Alchemy,
2:3, 170-177.
Sofyanti, N., & Isda, M. N. 2018. Kajian Morfologi dan Mikromorfologi (Sisik serta
Trikoma) 4 Jenis Pyrrosia Mirb. (Polypodiaceae) Di Provinsi Riau. Jurnal
Biologi Tropis, 18:2, 174-181.
Sugiarti, A. 2017. Identifikasi jenis paku-pakuan (pteridophyta) di kawasan Cagar Alam
Pagerwunung Darupono Kabupaten Kendal sebagai media pembelajaran
sistematika tumbuhan berupa herbarium (Doctoral dissertation, UIN
Walisongo).
LAMPIRAN