Anda di halaman 1dari 4

1.

Saat Putaran Langsam (idle)


Pada saat putaran stasioner kurang lebih 1400 rpm, putaran dari crank
shaft diteruskan ke pulley primer. Kemudian putaran diteruskan ke
pulley sekunder yang dihubungkan oleh v-belt selanjutnya putaran dari
pulley sekunder diteruskan ke kopling sentrifugal.

Tetapi, karena putaran masih rendahnya putaran, kopling sentrifugal


belum bisa bekerja. Hal ini disebabkan gaya tarik per kopling masih
lebih kuat dari pada gaya sentrifugal, sehingga sepatu kopling belum
menyentuh rumah kopling dan real wheel (roda belakang) tidak
berputar.
Pada saat putaran engine bertambah kurang lebih 3.000 rpm,
roda belakang mulai berputar. Ini terjadi karena adanya gaya
sentrifugal yang semakin kuat dibandingkan gaya tarik pegas
kopling.
Pada putaran tinggi, sepatu kopling akan terlempar keluar dan
mengopel rumah kopling. Pada kondisi ini posisi v-belt pada
bagian pulley primer berada pada diameter bagian dalam
pulley. Pada bagian pulley sekunder diameter v-belt berada
pada bagian luar diameter besar.
Pada putaran menengah perubahan tersebut dapat terlihat
pada Gambar diatas. Diameter V-belt kedua pulley berada pada
poisisi balance (sama besar). Ini terjadi akibat gaya sentrifugal
weight pada pulley primer bekerja dan mendorong sliding
sheave searah fixed sheave.

Tekanan pada sliding sheave mengakibatkan V-belt bergeser


kearah lingkaran luar. Selanjutnya menarik V-belt pada pulley
skunder kearah lingkaran dalam.Perubahan ini terjadi berkisar
antara 5.000-6.000 rpm.
Putaran engine lebih tinggi dibandingkan putaran menengah
maka gaya keluar pusat dari pemberat semakin bertambah.
Sehingga semakin menekan v-belt kebagian sisi luar dari pulley
primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary
semakin mengecil.

Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang


semakin tinggi. Jika pulley secondary semakin melebar, maka
diameter v-belt pada pulley semakin kecil, sehingga
menghasilkan putaran yang semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai