Anda di halaman 1dari 10

KIMIA ANALITIK II

LAPORAN RESUME VIDEO PRAKTIKUM

DESTILASI SEDERHANA

DisusunOleh :
Kelompok 5
1. Devi Farsya (1805113476)
2. Elsa Catrina (1805124311)
3. MasahulMuthahira (1805113374)
4. Nelly Nurhayati (1805111167)

Dose Pengampu :

Abdullah, S.Si, M.Si

Dr. Roza Linda, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

2020
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR DESTILASI & TITIK
DIDIH PADA METANOL

I. Tujuan Percobaan
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk :
a. Memahami prinsip destilasi
b. Melakukan destilasi pemisahan dan pemurnian

II. Landasan Teori


Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan
perbedaan titik didih. Untuk membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan
fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang
menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang
menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan
fraksimol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Bahti.1998) 
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan
uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut
destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang
mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di
atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu
yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses
destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Prisca.2014)
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana,
pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk
memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat. Destilasi
bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang
berdekatan.. Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar
bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki
Mr yang tinggi (Irfan.2007)
Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat
dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih.
Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu
tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas
secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya
bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga
arah geraknya diubah(Armid.2009)
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan
molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan,
tekanan uap cairan akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
atmosfer. Pada keadaan itu cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan
sama dengan tekanan uap atmosfer disebut titik didih. Cairan yang mempunyai
tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan mempnyai titik didih lebih rendah
daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu kamar.(Armid.2009)
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap  di atas cairan tidak sama dengan
komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau
komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan
dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa
yang terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih
rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat yang terkumpul akan mengandung
senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.(Bahti.1998)
Ada 4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi
ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam
berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.
1.      Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas[4]. Distilasi ini dilakukan padatekanan atmosfer. Aplikasi distilasi
sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
2.      Distilasi Fraksionisasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua
atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga
dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan
bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis
ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen
dalam minyak mentah Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini
bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke
atas, semakin tidak volatil cairannya.
3.      Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut
dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi
uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus
dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
4.      Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak
stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya
atau campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah
jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak
dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum
atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
 (Wernen.1987)
Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik
didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil
distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam
pemberian atau penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua
titik didih dan komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah
komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan
tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan dari saling memengaruhi dalam
kekuatan intramolekuler dalam larutan.(Wernen.1987)
Metanol merupakan senyawa volatile yang mempunyai titik didih 64.7 °C,
148.4 °F (337.8 K), juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentukalkohol
paling sederhana. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas (berbau
lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut,
bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri. (Putro.2010)
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.
Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan
sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air. Reaksi kimia metanol yang terbakar di
udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut:
2CH3OH + 3O2 → 2CO2 + 4H2O
Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-
hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang
tak terlihat. Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan
additif bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini
akan menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol
merupakan bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Metanol kadang
juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu merupakan produk samping dari
distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului proses multi tahap. Secara singkat,
gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk membentuk gas hidrogen dan karbon
monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon monoksida ini bereaksi dalam tekanan
tinggi dengan bantuan katalis untuk menghasilkan metanol. Tahap pembentukannya
adalah endotermik dan tahap sintesisnya adalah eksotermik. (Putro.2010)
III. Alat dan Bahan
A. Alat
1) Batang pengaduk 1 unit
2) Boss head
3) Corong kaca 1 unit
4) Erlenmeyer 250 ml 1 unit
5) Gelas beker 250 ml 1 unit
6) Gelas ukur 100 ml 1 unit
7) Kaki tiga
8) Karet penutup
9) Kawat kasa
10) Klem universal
11) Kondensor
12) Labu destilasi
13) Mikropor
14) Pipet tetes
15) Selang
16) Statip
17) Termometer

B. Bahan
1) Metanol 50 ml
2) Aquades 50 ml
IV Prosedur Kerja
50 ml Metanol
- Masukkan kedalam labu alas bulat
- Tambahkan

50 ml Aquades

-Tambahkan

Batu didih

- Kedalam labu alas bulat


- Susun perangkat destilasi sederhana
- Lakukan pemanasan dengan

Spiritus

- Amati dan catat suhu saat tetes pertama


jatuh
- Ganti penampung dengan yang bersih
kering berlabel untuk menampung
distilat murni
- Catat volume secara teratur

Hasil Pengamatan
V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Teknik destilasi sederhana adalah pemisahan yang didasarkan  karena adanya
perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan.Prinsip
destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu
titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat.
B. Saran
Sebaiknya lebih selektif dalam memilih video yang akan dijadikan referensi
dalam pembuatan laporan praktikum serta jika kondisi telah membaik, sebaiknya
mahasiswa dapat melakukan percobaan kimia analitik tersebut agar mendapatkan
pengalaman langsung saat maupun setelah melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari. Unhalu Press
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Universita Padjajaran
Irfan, Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar:Alauddin Press
Prisca, Violetta Effendi &Simon Bambang Widjanarko. 2014. Distilasi dan
Karakterisasi Minyak Atsiri Rimpang Jeringau. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
2(2):1-8
Putro, I.K., Andrian, N., dan Nanang, H. 2010. Pemurnian Metanol dari Kandungan
Tri Methyl Amine di PT. Kaltim Metanol Industri-Bontang Kaltim. Jurnal
Rekayasa Proses. 3(2): 100-109
Wernen L. Mc Cabe. 1987. Operasi Teknik Kimia II. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai