Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MATERI 11 : AL – QURAN II
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Islam I
Dosen Pengampu : Syaifuddin, Dr. S.Si, M.

Kelompok 5 :
Muhammad Aziro Gofa Pujangga (22001073023)
Amanda Rusdian Purnomo (22001073013)
Intan Tania Padmasari (22001073003)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PROGRAM PENDIDIKAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan
judul " Al-Quran II " tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Penyusun sangat mengharapkan agar makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan
besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan
lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

                                                                      

Malang, November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
1.3. TUJUAN.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1. KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN AL – QUR’AN..................................2
2.2. AL – QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM.....................................7
2.3. METODOLOGI TAFSIR AL – QUR’AN.............................................................9
BAB III PENUTUP..........................................................................................................13
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................................13
3.2. SARAN.................................................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Al-Qur'an adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat Jibril sebagai pedoman serta petunjuk
seluruh umat manusia. Al-Qur'an adalah kitab terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil
yang diturunkan melalui para rasul.
Allah SWT menurunkan al-Qur'an dengan perantara malaikat Jibril sebagai penyampai
wahyu kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada 17 ramadhan ketika Nabi
Muhammad SAW berusia 41 tahun seperti dijelaskan pada surat Al-Alaq ayat 1 sampai ayat
5. Sedangkan al-Qur'an turun pada 9 Zulhijah tahun 10 hijriah (surah Almaidah ayat 3).
Al-Qur'an turun secara berangsur – angsur, sedikit demi sedikit baik beberapa ayat,
langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan
dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi
sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih menghafal serta meneguhkan hati orang yang
menerimanya. Lama al-Qur'an diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekiar 22 tahun 2
bulan dan 22 hari.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Karakteristik dan Kandungan al-Qur'an?
2. Bagaimana al-Qur'an sebagai sumber ajaran Islam?
3. Bagaimana metodologi penafsran al-Qur'an?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari karakteristik dan kandungan al-Qur'an.
2. Untuk mengetahui al-Qur'an sebagai sumber ajaran islam.
3. Untuk mengetahui metodologi penafsiran al-Qur'an

iv
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KARAKTERISTIK DAN KANDUNGAN AL – QUR’AN
2.1.1. Kandungan Al-Qur'an
Isi kandungan al-Qur'an itu sehnjutnya dapat digali dan dikembangkan
menjadi berbagai bidang. Dakm bab ini akan diuraikan isi kandungan al-
Qur'an secara garis besar meliputi :

1. Akidah
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah
(Aqidah) adalah aqa'id. Akidah juga disebut dengan istikh keimanan. Orang yang berak
idah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara terminologi didefinisikan
sebagai diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan
dalam bentuk amal perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam
yang bersumber dari al-Qur'an dan hadis. Seorang yang menyatakan diri berakidah Islam
tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya, tetapi harus
menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk amal perbuatan
(amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari.
Inti pokok ajaran akidah adalah masalah tauhid, yakni keyakinan bahwa Allah Maha
Esa. Setiap Muslim wajib meyakini ke-Maha Esa-an Allah. Orang yang tidak meyakini
ke-Maha Esa-an Allah SWT berarti ia kafir, dan apabila meyakini adanya Tuhan selain
Allah SWT dinamakan musyrik. Dakm akidah Islam, disamping kewajiban untuk
meyakini bahwa Allah SWT itu Esa, juga ada kewajban untuk meyakini rukun-rukun
iman yang lain. Tidak dibenarkan apabila seseorang yang mengaku berakidah atau
beriman apabila dia hanya mengimani Allah saja, atau meyakini sebagian dari nukun
iman saja. Rukun iman yang wajib diyakini tersebut adalah: iman kepada Allah SwT,
iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada ktab-kitab Allah SWT, iman kepada
Rasul-Rasul Allah SWT, iman kepada hari akhir, dan iman kepada Qadla' dan Qadar.
Al-Qur'an banyak menjelaskan tentang pokok-pokok ajaran akidah yang terkandung di
dalamnya, di antaranya adalah sebagai berikut :

“Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang. “ (QS. Al-Baqarah [2]: 163)

v
"Rasul (Muhammad SAW.) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (al-Qur'an)
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul- rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami
dengar dan kami taat . Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami)
kembali." (QS. al-Baqarah [2]: 285)

2. Ibadah dan Muamalah


Ibadah berasal dari kata artinya mengabdi atau menyembah. Yang dimaksud ibadah
adahh menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Alkh SWT dengan tunduk, taat
dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk kepatuhan dan ketundukan yang
dimbulkan oleh perasaan yakin terhadap kebesaran Allah SWT, sebagai satu-satunya
Tuhan yang berhak disembah. Karena keyakinan bahwa Allah SWT mempunyai
kekuasaan mutlak. Dalam al-Qur'an dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jn dan manusia
tidak lain adahh untuk beribadah kepada Allah.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahiah dan ghairu mahiah.
Ibadah mahiah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah ditentukan, seperti: shalat,
puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahiah artinya ibadah yang bersifat
umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus, yang bertujuan untuk mencari ridha
Allah SWT , misalnya: siaturrahim, bekerja mencari rizki yang halal diniati ibadah,
belajar untuk menuntut ilmu, dan sebagainya.
Selain beribadah kepada Allah SWT, karena kesadaran manusia sebagai makhluk
ciptaan Allah SWT, manusia juga memiliki kecenderungan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya bersama manusia lainnya. Maka al-Qur’an tidak hanya
memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan manusia terhadap Allah
SWT tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi kebutuhan dalam hubungannya
dengan manusia lain . Misahya sillaturahim, jual beli, hutang piutang, sewa menyewa,
dan kegiatan lain dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan dalam hubungan antar
manusia ini disebut dengan mu’amalah.
3. Akhlak
Akhlak diinjau dari segi etimologi merupakan bentuk jama' dari kata khuluq yang
berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau budi pekerti. Dalam pengertian teminologis,
akhlak adalh sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam
tingkah laku hidup sehari-hari. Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan
istilah etika atau moral. Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam,
sehingga Rasulullah SAW. menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya
beliau adalah untuk memperbaiki dan menyempumakan akhlak mulia.

vi
Nabi Muhammad SAW adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam bertingkah
laku dengan akhlak mulia (karimah). Al-Qur’an merupakan sumber ajaran tentang
akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat menerapkan ajaran akhlak
dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian beliau. Sehingga wajarkh ketika Aisyah RA
ditanya olkh seorang sahabat tentang akhlak beliau, lalu Aisyah RA menjawab dengan
menyatakan “Akhlak beliau adalah al-Qur’an
4. Hukum
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur'an berisi kaidah-kaidah dan
ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah
untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil,
aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat
kelak.
Sebagai sumber hukum ajaran Islam, al-Qur'an banyak memberikan ketentuan-
ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan hukum baik
secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil).
5. Sejarah / Kisah Umat Masa Lalu
Al-Qur'an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang sejarah
atau kisah umat pada masa alu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar
cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ibrah (pelajaran) bagi
umat Islam. Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat menjadi petunjuk untuk
dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan petunjuk dan keridhaan
Allah SWT.
Al-Qur'an telah banyak menggambarkan umat-umat terdahulu baik yang iman
dan taat kepada Allah SWT maupun yang ingkar dan ma'siat kepada- Nya.
Diharapkan dengan memperhatikan kisah umat terdahulu, umat Islam bisa mencontoh
umat-umat yang taat kepada Allah SWT dan menghindari perbuatan ma'siat kepada-
Nya. Bagi umat yang beriman dan taat kepada Allah SWT, maka Allah SWT telah
memberikan kebaikan dan keberkahan dalam hidup mereka, sebaliknya bagi yang
ingkar dan ma'siat kepada-Nya, Allah SWT telah memberikan azab-Nya.
6. Dasar-dasar Imu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi
Al-Qur'an adalah kitab suci imiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat
iimu pengetahuan (sains) dan teknokogi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat
dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Allah SWT yang
Maha memberi ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani
hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Al-Qur'an menekankan
betapa pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu diisyaratkan
pada saat ayat al-Qur'an untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW yaitu (QS. al- ‘Alaq: 1-5).
Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk
membaca. Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses beajar untuk
menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa al-Qur'an

vii
menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu
pengetahuan.
Al-Qur'an banyak mendorong umat manusia untuk menggali meneliti dan
mengembangkan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan
dan kesejahteraan hidupnya. Isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
di antara berkenaan dengan ilmu kedokteran, farmasi, pertanian, matematika, fisika,
kimia, biologi, ilmu anatomi tubuh, teknologi perkepalan, teknobgi pesawat terbang,
dan lain sebagainya. Hal penting untuk diingat bahwa dalam kurun waktu sejarah
manusia, Islam telah melahirkan banyak cendekiawan muslim yang telah berhasil
menemukan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berkat ketelitian mereka
dalam menggai isyarat ilmu pengetahuan dalam al-Qur'an. Di antara cendekiawan-
cendekiawan muslim tersebut ialah: Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Maskawaih, Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Bahkan penemuan- penemuan ilmu
pengetahuan yang mereka hasilkan telah banyak mengilhami bangsa barat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berkembang hingga
saat ini.
2.1.2. Karakteristik Al-Qur'an
Istilah kunci dalam Al-Qur'an yang tidak boleh diabaikan adalah konsep tentang
surah dan ayat. Kedua istilah ini merupakan istilah tekis yang merujuk pada bagian-
bagian tertentu dalam Al-Qur'an yang dengan sendirinya melekat dan menjadi hal
yang tak terpisahkan dengan Al-Qur'an.
a. Surah
Istilah surah merupakan nama yang dipakai untuk menujuk "bab" dalam Al-Qur'an.
Mengacu pada perhitungan Mushaf Usmani, keseluruhan surah Al- Qur'an berjumlah
144.
Dalam penelusuran al-Baqi (1981). kata surah dalam bentuk tunggal muncul
sembilan kai dalam Al-Qur'an, sedangkan dakm bentuk jamak, suwar, muncul satu
kali. Berbeda dengan yang dipahami dewasa ini, penggunaan kata surah dalam Al-
Qur'an merujuk pada suatu unt wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi
Muhammad.
Penggunaan kata surah dalam konteks demikian tentu mengandung kesamaan
dalam istilah lain seperti kitab. Karena ituah, segera terlihat bahwa makna umum kata
surah dalam Al-Qur'an lebih pada suatu unit wahyu terpisah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dari waktu ke waktu. Al-Qur'an memang tidak memberi
indikasi yang nyata mengenai panjang pendeknya unit wahyu tersebut. Jika kita
memperhatikan kronobgi turunnya wahyu, tentu wajar bila muncul bila muncul
prasangka bahwa semestinya Al- Qur'an tersusun berdasarkan kronologi pewahtuan
tersebut. Namun jika kita mencermati susunan surah Al-Qur'an, temyata jauh sekali
susunan surah sebagaimana kronologi pewahyuan itu.
b. Ayat
Ketika mendengar kata "ayat" disebut, seketika pemahaman kita terfokus pada
surah. Memang, "ayat" oleh sebagian ahli tafsir diartikan dengan "beberapa jumah

viii
atau susunan perkataan yang mempunyai awal dan akhir yang dihitung sebagai suatu
bagian dari surah". Di dalam Al-Qur'an, kata "ayat" muncul sekitar 400 kali, baik
dalam bentuk tunggal maupun jamak. Urutan ayat-ayat Al-Qur'an diyakini oleh
selunuh umat Islam dilakukan berdasar atas tauqifi. Artinya, dilakukan atas petunjuk
Nabi Muhammad yang diterima dari Allah melalui perantara makikat jibril. (Faizah,
2008 : 112-129)
Dr. Yusuf Qaradhawi memaparkan beberapa karakteristik Al-Quran dalam ktabnya
"Kaifa Nata'amal ma'al Al-Quran",( Bagaimana berinteraksi dengan Al- Quran),
secara singkatnya sebagai berikut :
1) Al-Quran adalah Kitab Ilahi
Al-Quran berasal dari Allah SWT, baik secara lafal maupun makna. Diwahyukan oleh
Allah SWT kepada Rasul dan Nabi-Nya; Muhammad SAW melalui 'wahyu al-jaliy'
wahyu yang jelas. Yaitu dengan turunnya malaikat utusan Allah, Jibril AS untuk
menyampaikan wahyu kepada Rasulullah SAW yang manusia, bukan melalui jalan
wahyu yang lain ; seperti ilham, pemberian inspirasi dalam jiwa, mimpi yang benar
atau cara lainnya.
2) Al-Quran adalah Kitab Suci yang Terpelihara
Diantara karakteristik Al-Quran yang lainnya adalah ia merupakan kitab suci yang
terpelihara keasliannya. Dan Allah SWT sendiri yang menjamin pemeliharaannya,
serta tidak membebankan hal tu pada seorang pun. Tidak seperti yang dilakukan pada
kitab-kitab suci selainnya, yang hanya dipelihara oleh umat yang menerimanya.
Adapun makna dipeliharanya Al-Quran adalah Allah SWT memeliharanya dari
pemalsuan dan perubahaan terhadap teks-teksnya, seperti yang terjadi terhadap
Taurat, Injil, dan sebelumnya.
3) Al-Quran adalah Kitab Suci yang Menjadi Muk jizat
Diantara karakteristik Al-Quran adalah kemukjizatannya. la adalah mukjizat
terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga bangsa arab hanya
menyebut-nyebut mukjizat itu saja, tidak yang hinnya, meskipun dari beliau terjadi
mıkjizat yang lain yang tidak terhitung jumlahnya.
4) Al-Quran adalah Kitab Suci yang menjadi Penjelas dan dimudahkan
Pemahamannya
Al-Quran adakah kitab yang memberi penje;asan dan mudah dipahami. Tidak
seperti kitab filsafat, yang cenderung untuk menggunakan simbol- simbol dan
penjelasan yang sulit, tidak pula seperti kitab sastra yang menggunakan perlambang-
perkmbang, yang berlebihan dakam menyembunyikan substansi, schingga sulit
dipahami akal.
Allah SWT menurunkan Al-Quran agar makna-maknanya dapat ditangkap, hukum-
hukumnya dapat dimengerti, rahasia-rahasianya dapat dipahami, serta ayat-ayatnya
dapat ditadabburi. Oleh karena itu Allah SWT menurunkan Al- Quran dengan jelas
dan memberi penjelasan, tidak samar dan sulit dipahami.

ix
5) Al-Quran adalah Kitab Suci yang Lengkap
Al-Quran adalah kitab agama yang menyeluruh, pokok agama dan ruh wujud islam
Darinya disimpulkan konsep akidah Islam, tatacara ibadah, tuntutan akhlak, juga
pokok-pokok egislasi dan hukum.
6) Al-Quran adalah Kitab Suci Seluruh Zaman
Makna Al-Quran sebagai kitab keseluruhan zaman adalah ia merupakan kitab yang
abadi, bukan kitab bagi suatu masa tertentu, yang kemudian habis masa berlakunya.
Maksudnya, hukum-hukum Al-Quran, perintah dan larangannya, tidak berkaku secara
temporer dengan suatu kurun waktu tertentu, kemudian habis masanya.
7) Al-Quran adalah Kitab Suci Bagi Seluruh Umat Manusia
Al-Quran bukanlah kitab yang hanya ditujukan pada suatu bangsa, sementara tidak
kepada bangsa yang lain, tidak juga untuk hanya satu warna kulit manusia, atau suatu
wilayah tertentu. Tidak juga hanya bagi kalangan yang rasional, dan tidak menyentuh
mereka yang emosional dan berdasarkan intuisi. Tidak juga hanya bagi rohaniawan,
sementara tidak menyentuh mereka yang materialis. Al-Quran adalah kitab bagi
seluruh golongan manusia.

2.2. AL – QUR’AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM


Ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an mutlak kebenarannya dan ajaran yang paling
sempuma. Ajaran Al-Qur'an di samping membenarkan ajaran-ajaran kitab suci sebelumnya,
juga menyempumakan ajaran kitab-kitab sebelumnya tersebut. Al-Qur'an berisi tentang
pokok-pokok atau dasar-dasar ajaran Islam yang berkenaan dengan masalah ketauhidan,
ibadah, akhlak, hukum, dan segala hal yang dibutuhkan manusia dahm kehidupannya.
Dalam sebuah ayat, Allah SWT menegaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan
membawa kebenaran hakiki yang berfungsi sebagai dasar penetapan hukum yang harus
dipegang teguh oleh Nabi Muhammad SAW, tidak boleh sedikitpun menyimpang dari Al-
Qur'an. Dan tentunya hal ini juga harus dipegang teguh oleh umat Islam. Sebagaimana
dijelaskan di atas dalam QS. an-Nisa' ayat 105.
2.2.1. Kelebihan Al-Qur'an dari Segala Kitab
1. Kelebihan Al Qur'an Dibandingkan dengan Kitab Lain
Al-Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW yang berisi firman-firman Allah SWT. Al-Qur'an diturunkan
kepada nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada umat nabi Muhammad
SAW, yaitu umat islam. Sebagai kitab suci yang terakhir, sudah barang tentu Al-
Qur'an memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan kitab suci yang
diturunkan sebelumnya.
2. Kedudukan Al-Qur'an di antara Kitab Suci Lainnya
Al-Qur'an menupakan ktab suci terakhir dan penutup dari kitab suci sebekimnya.
Sekin tu, Al-Qur'an juga merupakan hakim atas kitab-kitab suci sebelumnya. Al-
Qur'an merupakan kitab suci paling panjang dan paling luas cakupannya.

x
Rasulullah SAW bersabda: "Saya diberi ganti dari Taurat dengan as-sab'ut thiwaal
(tujuh surat dalam Al-Qur'an yang panjang- panjang). Saya diberi ganti dari Zabur
dengan al-mi iin (surat yang jumlah ayatnya lebih dari seratus). Saya diberi ganti dari
Injil dengan al-matsani (surat yang terulang- ulang pembacaannya dakam setiap
rekaat shalat) dan saya diberi tambahan dengan al-mufashshal (surat yang dimulai
dari Qaf sampai surat an- Naas)." (HR. Thabarani dan selainnya, dishahihkan
sanadnya oleh al-Albani).
3. Al-Qur'an merupakan Kitab yang Syamil
Dalam hal ini Al-Qur'an mencakup seluruh ajaran Allah yang ada pada kitab-kitab
yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur). Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al-Maidah: 48 dimana Allah SWT memerintahkan kepada nabi supaya
dalam memutuskan segala persoalan yang timbul di antara seluruh umat manusia ini
dengan menggunakan hukum dari Al-Qur'an, baik orang-orang yang beragama Islam
atau pun golongan ahlul kitab (kaum Nasrani dan Yahudi) dan jangan sampai
mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.
Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah SWT dberikan syariat dan jalan
dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan
mereka. Adapun yang berhubungan dengan persoalan akidah, ibadah, adab, sopan
santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak
akan berbeda karena perubahan masa dan tempat, maka semuanya dijadikan seragam
dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang
bersumber dari wahyu Allah swt.
4. Ajaran yang Termuat dakm Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang Terakhir
Al-Qur'an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT. Adapun
tentang isi dalam Al-Qur'an, Allah telah menjamin akan kesuciannya dan
kemurniannya. Untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat
manusia, maka dari itu kita sebagai umat islam mari kita jaga kitab Al-Quran agar
tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengubah kemurniannya atau pun
hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya, seperti
kitab-kitab sebelumnya. Oleh karena itu, Allah telah menyempurnakan kitab suci Al-
Qur'an dan memelihara kitab Al-Qur'an.
Al-Qur'an dikehendaki oleh Allah akan kekekalannya telak pada suatu hari
nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang
bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Al-Qur'an Sebabnya tidak
lain karena Al-Qur'an adahh firman Allah SWT. Sedangkan keadaan yang terjadi di
alam semesta ini semuanya juga merupakan ciptaan Allah SWT. Dapat dipastikan
bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidakmungkin bertentangan antara yang satu
dengan yang lain. Bahkan yang dapat terjadi ialah bahwa yang satu akan
membenarkan yang lain.
Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya yang
ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern temyata sesuai dan cocok dengan apa yang
terkandung dahm Al-Qur'an. Jadi apa yang ditemukan adalah memperkokoh dan
merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oeh Allah SWT sendiri.

xi
5. Melalui Al-Qur'an Allah SWT Berkehendak Supaya Kalimat-Nya Disiarkan dan
Disampaikan
Allah SWT telah menciptakan Al-Qur'an dan menurunkannya melalui malaikat
Jibril a.s kepada nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada semua umat
manusia. Dalam Al-Qur'an berisi firman-firman Allah SWT. Melalui Al- Qur'an,
Allah SWT berkehendak agar fiman-firman Allah dapat disiarkan dan disampaikan
agar manusia tidak hanya mendengar tetapi juga dapat berpikir sehingga menjadi
suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil,
kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar mudah dingat, dihafal serta
dipahami. Oleh karena itu Al-Qur'an sengaja diturunkan oleh Allah SWT dengan
suatu gaya bahasa yang istimewa, mudah, tidak sukar bagi siapapun untuk
memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan
hati dan kemauan yang kuat.

2.3. METODOLOGI TAFSIR AL – QUR’AN


Metode tafsir merupakan kerangka atau kaidah yang digunakan dalam menafsirkan ayat-ayat
Al-Quran, sedangkan metodologi tafsir akah pembahasan ilmiah tentang metode- metode
penafsiran Ahuran. Munculnya berbagai model dan metode penafsiran terhadap Al-Qur'an
dalam sepanjang sejarah umat Islam merupakan salah satu bentuk upaya membuka dan
menyingkap pesan-pesan teks secara optimal sesuai dengan kemampuan dan kondisi sosial
sang mufasir. Terdapat empat metode penafsiran (maudlu'i, muqaran dan tahlili) yang pernah
berkembang di kakngan umat Islam dan diterapkan menjadi beberapa kitab tafsir.
2.3.1. Metode Global (ljmali)
Metode al-Tafsir al-ljmali (global) ialah suatu metode tafsir yang menafsirkan ayat-
ayat Al-Qur'an dengan cara mengemukakan makna global. Pengertian tersebut
menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an secara ringkas tapi mencakup dengan bahasa yang
popukr. mudah dimengerti dan enak dibaca. Sistematika penulisannya menurut
susunan ayat-ayat di dalam mushaf.
Metode tafsir ijmali menempatkan setiap ayat hanya sekedar ditafsirkan dan tidak
diletakkan sebagai obyek yang harus dianalisa secara tajam dan berwawasan luas,
sehingga masih menyisakan sesuatu yang dangkal, karena penyajian yang dilakukan
tidak terlalu jauh dari gaya bahasa Al-Qur'an, sehingga membaca tafsir yang
dihasilkan dengan memakai metode ijmali, layaknya membaca ayat Al-Qur'an. Uraian
yang singkat dan padat membuat tafsir dengan metode ijmali tidak jauh beda dengan
ayat yang ditafsirkan.
Setiap perkara pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan begitupun juga
penafsiran ini. Metode pembelajaran penafsiran ijmali lebih praktis, simple dan
mudah dipahami. Kekurangan metode tafsir Ijmaliy menjadikan petunjuk Al-Quran
bersifat parsial dan tidak ada ruang untuk mengemukakan analisis yang memadai.
2.3.2. Metode Analisis (Tahlili)
Definisi penafsiran tahlili adalah metode penafsiran Al-Quran yang dilakukan dengan
cara menjelaskan ayat-ayat Al-Quran dalam berbagai aspek, serta menjelaskan

xii
maksud yang terkandung di dalamnya sehingga kegiatan mufassir hanya menjelaskan
ayat demi ayat, surat demi surat, makna lafal tertentu, susunan kalimat, persesuaian
kalimat satu dengan kalimat lain, asbabun nuzul, nasikh mansukh, yang berkenaan
dengan ayat yang ditafsirkan.
Sebenarnya tahlili adalah metode (Tafsir yang berusaha menjelaskan kandungan
makna ayat-ayat Al-Quran dari seluruh aspeknya). Seorang penafsir yang
menggunakan metode ii akan menafsirkan ayat-ayat Al-Quran secara runtut dari awal
hingga akhimya, dan surat demi surat sesuai dengan urutan mushaf 'Utsmany. Oleh
karena tu, ia akan menguraikan kosakata dan lafazh, menjelaskan arti yang dimaksud,
juga unsur-unsur I'jaz dan balaghah, serta kandungannya dalam berbagai aspek
pengetahuan dan hukum. Penafsiran dengan metode tahlili juga tidak meninggalkan
aspek asbab nuzul suatu ayat, munasabah (hubungan) ayat-ayat al-Quran antara satu
sama lain. Dalam pembahasannya, penafsir biasanya menghadirkan riwayat-riwayat
terdahulu baik yang diterima dari nabi, sahabat, maupun ungkapan-ungkapan Arab
pra Islam dan kisah Isra'iliyyat. Karena pembahasan yang begitu luas itu maka tidak
tertutup kemungkinan penafsirannya diwarnai bias subjektivitas penafsir, baik latar
belakang keilmuan maupun aliran madzhab yang diyakininya. Sehingga
menyebabkan adanya
 Kelebihan Metode Tahlili :
a. Mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, karena susunan tertib
ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf.
b. Mudah mengetahui relevansi/munasabah antara suatu surat atau ayat dengan
surat atau ayat lainnya.
c. Memungkinkan untuk dapat memberikan penafsiran pada semua ayat,
meskipun inti penafsiran ayat yang satu merupakan pengulangan dari ayat
yang lain, jika ayat-ayat yang ditafsirkan sama atau hampir sama.
d. Mengandung banyak aspek pengetahuan, meliputi hukum, sejarah, sains, dan
lain-lain.
 Kekurangan Metode Tafsir Tahlili
a. Menghasilkan pandangan-pandangan yang parsial dan kontradiktif dalam
kehidupan umat Islam.
b. Faktor subjektivitas tidak mudah dihindari misalnya adanya ayat yang
ditafsirkan dakam rangka membenarkan pendapatnya Terkesan adanya
penafsiran berulang-ulang, terutama terhadap ayat-ayat yang mempunyai tema
yang sama
2.3.3. Metode Komparatif (Muqorin)
Yaitu, metode penafsiran al-Qur'an yang dilakukan dengan menemukan dan
mengkaji perbedaan-perbedaan antara unsur-unsur yang diperbandingkan, baik
dengan menemukan unsur yang benar diantara yang kurang benar, atau untuk tujuan
memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai masalah yang dibahas dengan
jahn penggabungan unsur-unsur yang berbeda.
Para ahli tidak berbeda pendapat mengenai definisi metode ini. Dari berbagai
literartur yang ada, dapat dirangkum bahwa yang dimaksud dengan metode
komparatif ialah:

xiii
a. Membandingkan teks (nash) ayat-ayat al-Qur'an yang memiliki kemiripan atau
persamaan redaksi dalam dua kasus atau lebih, dan atau memiliki redaksi yang
berbeda bagi satu kasus yang sama.
b. Membandingkan ayat al-Qur'an dengan hadis yang pada lahimya terlihat
bertentangan.
c. Membandingkan berbagai pendapat ulama tafsir dakm menafsirkan Al-Qur'an.
Dari definisi itu terlihat jelas bahwa tafsir al-Qur'an dengan menggunakan metode ini
mempunyai cakupan yang amat luas, tidak hanya membandingkan ayat dengan ayat
melainkan juga membandingkan ayat dengan hadis serta membandingkan pendapat para
mufasir dalam menafs irkan suatu ayat. Jadi dilihat dari pengertian tersebut dapat
dikelompokkan 3 objek kajian tafsir, yaitu membandingkan ayat al-Qur'an dengan ayat
al-Qur'an yang lain, membandingkan ayat dengan hadits Nabi SAW (yang terkesan
bertentangan), dan membandingkan pendapat penafsiran ulama tafsir (baik ulama salaf
maupun ulama khalaf).
2.3.4. Metode Tematik (Maudhu'i)
Tafsir dengan metode ini dilakukan dengan cara memilih topik tertentu dengan
penjelasan yang dicari di dalam ayat Al-Quran yang berhubungan dengan topik itu,
kemudian dicari keterkaitan antara ayat satu dengan yang lain agar bersifat saling
menjelaskan, hingga yang terakhir adalah bisa ditarik kesimpulan akhir berdasarkan
pemahaman mengenai ayat-ayat yang saling berkaitan itu.
Metode tafsir maudhů’iy juga disebut dengan metode tematik yaitu menghimpun ayat-
ayat Al Qur'an yang mempunyai maksud yang sama, dalam arti sama-sama
membicarakan satu topik masalah dan menyusunnya berdasar kronologi serta sebab
turunnya ayat-ayat tersebut.
Penafsiran al-Quran dengan metode tematik dapat dirinci sebagai berikut :
a. Menentukan bahasan al-Quran yang akan diteliti secara tematik.
b. Melacak dan mengoleksi ayat-ayat sesuai dengan topik yang diangkat.
c. Menata ayat-ayat tersebut secara kronologis (sebab turunnya), mendahulukan
ayat Makiyyah dan Madaniyyah, disertai pengetahuan tentang htar belakang
turunnya ayat.
d. Mengetahui korelasi (munasabah) antar ayat-ayat tersebut.
e. Menyusun tema bahasan dalam kerangka yang sistematis.
f. Melengkapi bahasan dengan hadits-hadits yang terkait.
g. Mempelajari ayat-ayat secara tematik dan komprehensif dengan cara
mengoleksi ayat-ayat yang memuat makna yang sama, mengkompromikan
pengertian yang umum dan khusus, muthlaq dan muqayyad.
Definisi tafsir maudhû'i ini memberikan indikasi bahwa mufasir yang
menggunakan metode dan pendekatan tematik dituntut harus mampu memahami ayat-
ayat yang berkatan dengan topik yang dibahas, maupun menghadirkan dalam pikiran
pengertian kosa kata ayat dan sinonimnya yang berhubungan dengan tema yang
ditetapkan. Mufassir menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya dalam
upaya mengetahui perkembangan petunjuk al-Quran menyangkut persoalan yang
dibahas, menguraikan satu kisah atau kejadian membutuhkan runtutan kronologis

xiv
peristiwa. Mengetahui dan memahami atar belakang turun ayat, karena hal ini sangat
besar pengaruhnya dahm memahami ayat-ayat al-Quran secara benar. Untuk
mendapatkan keterangan yang lebih luas, penjelasan ayat, dapat ditunjang dari hadis,
perkataan para sahabat, dan lain-lain yang ada relevansinya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

xv
Sebagai kitab rujukan bagi umat Islam, al-Qur'an mengandung pokok-pokok ajaran yang
ebih luas cakupan materi ajarannya mencakup segala persoalan umat manusia. Secara garis
besar, al-Qur'an mengandung 6 isi pokok ajaran yaitu meliputi : akidah, ibadah dan
mu'amalah, akhlak, hukum, sejarah, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan (sains) dan teknobgi.
Karakteristik Al-Qur'an yang tidak boleh diabaikan adalah konsep tentang surah dan ayat.
Menurut Dr. Yusuf Qaradhawi, karakteristik Al-Quran dalam kitabnya " Kaifa Nata'amal ma
'al al-Quran" dapat diartikan sebagai kitab ilahi, kitab suci yang terpelihara, kitab suci yang
menjadi mukjizat, kitab suci yang menjadi penjelas dan dimudahkan pemahamannya, kitab
suci yang engkap, sebagai kitab suci seluruh zaman, kitab suci bagi seluruh umat manusia.
Beberapa kelebihan Al-Qur'an dari segala kitab yakni merupakan kitab suci terakhir
yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW agar disampaikan kepada
umat nabi Muhammad SAw, yaitu umat islam. Selain itu, Al-Qur'an juga merupakan hakim
atas kitab-kitab suci sebelumnya. Al-Qur'an mencakup seluruh ajaran Alkah yang ada pada
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Injil, dan Zabur). Setiap umat oleh Allah
SWT diberikan syariat dan jalan dalam hukum-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan
serta kemampuan mereka. Tentang isi dalam Al- Qur'an, Allah telah menjamin akan
kesuciannya dan kemumiannya. Adapun tujuan menjaga dan melindungi Al-Qur'an dari
kebatilan, kepakuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap
tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah SWT dapat mewarisi bumi ini dan siapa
yang ada di atas permukaannya.
Terdapat empat metode yang digunakan para ahli, diantaranya:
1. Metode Global (ljmah), yang berarti menjekskan ayat-ayat Al-Qur'an secara
ringkas tapi mencakup dengan bahasa yang populer, mudah dimengerti dan enak
dibaca.
2. Metode Analisis (Tahlili), yang berarti menjekaskan kandungan makna ayat-ayat
al-Quran dari seluruh aspeknya secara runtut dari awal hingga akhimya.
3. Metode Komparatif (Muqorin), yang berarti mengkaji perbedaan-perbedaan
antara unsur-unsur yang diperbandingkan, dengan menemukan unsur yang benar
diantara yang kurang benar, atau untuk tujuan memperoleh gambaran yang kbih
lengkap mengenai masalah yang dibahas.
4. Metode Tematik (Maudhu'i). yang berarti mænghimpun ayat-ayat Al Qur'an yang
mempunyai maksud yang sama, dalam arti, sama-sama membicarakan satu topik
masalah dan menyusunnya berdasar kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat
tersebut.
3.2 Saran
Dalam usaha memahami dan menerapkan isi dari Al – Qur’an hendaknya benar –
benar memperhatikan setiap bab yang ada guna menghindari kesalahpahaman atas
kata – kata yang sering mempunyai multitafsir.

DAFTAR PUSTAKA

xvi

Anda mungkin juga menyukai