Anda di halaman 1dari 2

Nama : Farid Afifatun Habibah

NIM : 1820610036
Kelas : ASKYA – 6A
ANALISIS ARTIKEL INSTITUTIONAL THEORY
Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditengah persaingan global membuat pelaku
usaha harus meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Sebuah perusahaan
pastinya bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya demi kesejahteraan
pemengang saham. Jika prospek perusahaan bagus maka harga saham perusahaan akan
meningkat karena investor akan menanamkan sahamnya di perusahaan itu dengan harapan
akan mendapatkan keuntungan dari deviden yang dibagikan setiap periode oleh perusahaan
kepada pemegang saham. Konvergensi IFRS memberikan manfaat terhadap keterbandingan
laporan keuangan dan peningkatan transparansi karena laporan keuangan perusahaan
Indonesia akan dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan dari negara lain,
sehingga akan sangat jelas kinerja perusahaan mana yang lebih baik. IFRS dapat menjadi
referensi utama dalam mengembangkan standar akuntansi keuangan di Indonesia karena
IFRS merupakan standar yang sangat kokoh yang disusun oleh para ahli dan dewan
konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. IFRS ini telah mengarahkan proses
pencatatan yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan; Chiapello (2016)
menyebutnya sebagai proses Finansialisasi Kapitalisme. Finansialisasi Kapitalisme dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, antara lain transformasi morfologi kapitalisme dan
proses kolonialisme bertahap melalui teknik dan metode pencatatan yang mengarah pada
konsep “Financialised”. Investor tampaknya menjadi minat arus utama. Fenomena
selanjutnya adalah bagaimana proses harmonisasi ini berdampak pada konflik dengan
kearifan lokal yang ada di masing-masing negara. Pola ini akan berdampak pada «benturan
kuat» antara kepentingan investor dan kewajiban memelihara sistem sosialis yang memang
memiliki “arah berlawanan” dengan sistem kapitalis . Kapitalisme telah mengusasi bisnis di
Indonesia dan dunia, sehingga kapitalisme sama seperti perangkap yang tidak berujung.
Globalisasi dan perkembangan dunia bisnis mendorong IAI untuk mengadopsi International
Financial Reporting Standard (IFRS). Adapun beberapa perangkap yang melekat pada
kapitalisme dalam IFRS adalah (a) semakin terbukanya kesempatan bagi pemilik modal asing
untuk menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia, (b) semakin
terbukanya peluang bagi sistem perekonomian kapitalisme untuk menggantikan sistem
perekonomian kekeluargaan yang diamanatkan oleh UUD 1945. Tercatat dengan jelas bahwa
perekonomian Indonesia berbasis keluarga. Namun, masa depan perekonomian Indonesia
adalah kapitalis. Tidak dapat dipungkiri bahwa keunggulan negara barat (ibu kota negara)
telah mempengaruhi seluruh pola kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari kehidupan
sehari-hari hingga permasalahan ekonomi. Namun, dengan munculnya konvergensi IFRS,
nampaknya ada kelompok yang menginginkan keterbukaan yang ekstrim dalam dunia
investasi. Hal ini tentunya bertentangan dengan Pasal 33 UUD. Kaitannya dengan IFRS
adalah keseragaman global yang mudah membuat masyarakat beranggapan bahwa pemegang
polis akuntansi di Indonesia adalah kapitalis dan mengesampingkan prinsip perekonomian
Indonesia yang tertera dalam Undang-Undang.

Anda mungkin juga menyukai