Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol.

4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

PERSPEKTIF ISLAM KRITIS TERHADAP TEORI KEAGENAN

Hamdi Agustin
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Pekanbaru, Indonesia

Firdaus Abdul Rahman


Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Pekanbaru, Indonesia

Poppy C. Jamil
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Pekanbaru, Indonesia

Abstrak
Teori keagenan adalah nilai sistem ekonomi kapitalisme. Tujuan dari makalah ini adalah untuk
mengkaji dan mengkritisi teori keagenan berdasarkan perspektif Islam. Perspektif Islam dianggap
perkembangan yang sangat penting. Tinjauan dari teori-teori yang berbeda ini, bersama dengan
teori agensi prinsipal-agen. Dengan mengikuti kritik tersebut, maka muncul teori dan perspektif
alternatif yang perlu didiskusikan. Itulah cara pandang Islam yang dianggap sangat penting
perkembangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kontrak agen dalam
perspektif Islam didasarkan pada konsep ASIFAT, yaitu: Akhidah (ketaatan kepada Allah Ta'ala),
Shiddiq (benar), Fathanah (cerdas), Amanah (jujur/dapat dipercaya) dan Tabligh (komunikatif).
Kontrak antara prinsipal dan agen dalam perspektif Islam didasarkan pada kontrak amanah dan
saling memberikan akhlak mulia dalam menjalankan amanah tersebut.

Kata kunci: Agency theory, ASIFAT, amanah, kontrak

1. PENDAHULUAN

Teori keagenan memiliki sejarah panjang dan kembali menjadi karya besar karena didasarkan
pada karya-karya formatif ekonomi berbasis Spence dan Zeckhauser (1971), Ross (1973) dan
Jensen dan Meckling (1976). Sejak karya-karya awal di bidang ekonomi ini diterbitkan, para
sarjana telah mempelajari secara teoritis untuk berbagai mekanisme dalam menjelaskan
kegagalan pasar yang tersirat dalam konsepsi agen paling awal (Berle & Means, 1932/2009;
Smith, 1776/1952). Para sarjana juga mencari masalah prinsipal-agen serta instrumen penting dari
pandangan kontrak yang tidak lengkap dari perusahaan yang dikembangkan oleh Jensen dan
Meckling, 1976, Fama, 1980, Fama dan Jensen, 1983a, 1983b, Mahoney, 2005, Agarwal, et. Al.
2014. Teori tersebut diambil oleh peneliti di bidang keuangan dan manajemen oleh Kallmuenzer,
2015, Yusof, 2016, Kultys, 2016, Z on ning, 2017 dan Kumalasari and Sudarma, (2018).
Teori keagenan adalah salah satu teori organisasi dan manajemen yang dominan karena fokus
khusus pada hubungan antara prinsipal dan agen (Dalmácio dan Nossa, 2004; Zongning, 2017
dan Payne dan Petrenko, 2019). Teori keagenan bertujuan untuk menjelaskan perilaku organisasi
secara global dengan menekankan pada hubungan antara manajer sebagai “agen” perusahaan, dan
pemegang saham sebagai “prinsipal” (Zongning, 2017). Jensen & Meckling (1976) menyatakan
bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih prinsipal membayar agen untuk
bertindak atas nama mereka, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepadanya.
Dalam konteks pengelolaan keuangan,

www.ijebmr.com Halaman 43

Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor


08;2020
ISSN: 2456-7760

hubungan ini muncul antara pemangku kepentingan dan manajer dan antara pemegang saham dan
pemegang obligasi.
Ada sejumlah keterbatasan teori agensi (Agarwal et al. 2014; Shleifer dan Vishny 1997; Daily et
al. 2003). Teori keagenan mengasumsikan kontrak lengkap (misalnya kontrak yang melayani
semua kemungkinan yang mungkin terjadi seperti ketidaknyamanan, konflik, keadaan tak
terduga, perselisihan, dll). Rasionalitas terikat tidak memungkinkan kontrak yang lengkap dan
efisien. Asimetri informasi, biaya transaksi, dan keegoisan adalah kemungkinan kondisi yang
tidak dapat diatasi dalam kontrak. Teori keagenan mengasumsikan bahwa kontrak dapat
menghilangkan biaya keagenan tetapi pada kenyataannya timbul biaya keagenan. Banyaknya
ketidaksempurnaan di pasar menunjukkan bahwa asumsi ini tidak valid. Pemegang saham
diasumsikan hanya tertarik pada kinerja keuangan. Direksi dan manajemen diasumsikan memiliki
tanggung jawab pekerjaan dari pemegang saham. Dewan memiliki sejumlah peran dalam
membuat kebijakan perusahaan. Sebagian besar penelitian tata kelola perusahaan
dikonseptualisasikan sebagai pencegah kepentingan manajerial. Teori keagenan tidak menghargai
kompetensi agen.
Teori keagenan adalah nilai dari sistem ekonomi kapitalisme (Zongning, 2017) karena
menghilangkan rasa nilai-nilai kemanusiaan seperti: rasa, intuisi, spiritual, saling percaya, saling
menghormati, saling percaya dan kejujuran. Konteks teori keagenan termasuk bertujuan untuk
mementingkan diri sendiri, baik oleh prinsipal maupun agen. Perilaku manajemen cenderung
menguntungkan direksi sebagai pengendali, hal ini dikarenakan direksi merupakan bagian dari
manajemen, dan manajer telah diangkat dan direkrut oleh direksi.
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa teori keagenan banyak terdapat permasalahan yang
bertentangan dengan ekonomi Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Hadist. Sedangkan kritik
terhadap teori keagenan telah dilakukan oleh beberapa penelitian seperti Yusof (2016), Kultys
(2016), Zongning (2017) dan Kumalasari dan Sudarma (2018) mengkritisi permasalahan yang
terjadi antara prinsipal dan agen. Sedangkan belum ada penelitian yang mengkritisi teori
keagenan berdasarkan perspektif Islam. Hal inilah yang mendorong kita untuk mengkaji dan
mengkritisi teori keagenan berdasarkan perspektif Islam.

2. METODOLOGI

Dalam penelitian ini, kami menggunakan data sekunder sebagai sumber untuk menemukan
penjelasan informasi teoritis yang dapat berguna dalam membahas teori keagenan dari perspektif
Islam. Data sekunder diperoleh dengan membaca literatur kajian-kajian syariat Islam seperti Al-
Qur'an, hadits dan fiqh. Setelah mempelajari dan memahami kajian Islam secara mendalam akan
menghasilkan pembahasan kritik teori keagenan berdasarkan perspektif Islam. Literatur berbasis
kajian Islam dengan mempelajari kaidah-kaidah Islam mengenai teori agensi sehingga dapat
diambil pembahasan yang benar tentang teori agensi.

www.ijebmr.com Halaman 44
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

3. HASIL DAN ANALISIS


Gambar 1: Teori keagenan Perspektif

IslamIslam
Syariah

Agen
Kontrak Prinsipal
Akhidah, Siddiq, Fathanah,
Amanah, Tabliqh

Hasil

Berdasarkan tabel 1 di atas, Syariah Islam sebagai pedoman bagi Prinsipal dan Agen sehingga
semua tindakan dan kebijakan prinsipal dan agen harus didasarkan pada Syariah Islam. Prinsip
kontrak agen dalam perspektif Islam didasarkan pada konsep ASIFAT, yaitu: Akhidah (ketaatan
kepada Allah Ta'ala), Shiddiq (benar), Fathanah (cerdas), Amanah (jujur/dapat dipercaya)
dan Tabligh (komunikatif). Prinsip-prinsip kontrak adalah sebagai berikut:
a. Akhidah
Akhidah adalah alat bagi umat Islam untuk menjaga perilaku mereka dalam kontrak prinsipal dan
agen. Taat kepada Allah Taa'la akan selalu menjaga perbuatannya dari hal-hal yang dilarang oleh
syariah.ini Akhidah tampak dalam dua prinsip utama, yaitu:
1. Allah Taa'la adalah pemilik dunia dan segala isinya dan hanya Allah Taa'la yang mengatur
segala sesuatu menurut kehendak-Nya. Dalam bekerja, manusia merupakan pemegang amanah
yang dititipkan Allah Taa'la atas pekerjaan yang sebenarnya sepenuhnya dimiliki oleh Allah
Taa'la.
2. Allah adalah pencipta semua makhluk hidup dan semua makhluk hanya berdoa dan mentaati
segala perintah kepada Allah Taa'la.

b. Shidiq
Prinsipal dan agen harus memiliki karakteristik shidiq yang dapat dipercaya dan bertanggung
jawab. Berdasarkan sifat shidiq , akad prinsipal dan agen akan bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dilakukannya. Bertanggung jawab untuk selalu melindungi hak asasi manusia dan
hak Allah Taa'la dengan tidak melupakan kewajiban sebagai manusia sosial. Tanggung jawab
dalam Islam memiliki aspek fundamentalis, yaitu pertama statusmanusia khalifah disatukan
dengan tanggung jawab. seorangbaik khalifah yang selalu melakukan perbuatan baik antara
prinsipal dan agen. Kedua, tanggung jawab seorang khalifah dilakukan secara sukarela tanpa
paksaan. Jika konsep ini dilakukan dalam prinsip dan kontrak agen, maka pekerjaan dilakukan
dengan cara yang benar, adil dan jujur. Penerapan perilaku ini tidak akan merugikan pihak lain
karena akad antara prinsipal dan agen menjalankan akhlak menurut syariat Islam untuk selalu
membantu dan menghormati orang lain.

www.ijebmr.com Halaman 45
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

c. Fathanah
Fathanah merupakan kecerdasan yang meliputi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
yang dimiliki oleh principal dan agen. Seseorang yang memiliki fathanah sikap tidak hanya
menguasai lapangan, tetapi memiliki tekad yang kuat. Keputusan yang diambil oleh prinsipal dan
agen menunjukkan sikap profesional yang dilandasi oleh sikap moral seperti karakter Nabi
Muhammad Rasulullah Shallallahu 'alaihiwasallam. Prinsipal dan agen yang fathanah tidak
hanya cerdas, tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam berpikir dan bertindak. Selain itu, sifat
fathanah menjadikan dirinya sebagai teladan karena keahlian dan kepribadiannya yang mampu
menumbuhkan situasi yang nyaman dan harmonis.

d. Amanah (jujur/dapat dipercaya)


Elemen teori Teori agensi Perspektif Islam

Ide kunci Hubungan prinsipal-agen harus Agen-prinsipal melaksanakan amanah untuk


mencerminkan organisasi informasi memajukan perusahaan
yang efisien dan biaya yang
menanggung risiko

Unit analisis Kontrak antara prinsipal dan agen Kontrak kerjasama antara prinsipal dan agen

Asumsi manusia Kepentingan pribadi, Rasionalitas saling membantu, menjaga amanah dan jujur
terbatas, Penghindaran risiko

Asumsi organisasi Konflik tujuan parsial di antara Tidak ada masalah organisasi karena organisasi
peserta, Efisiensi sebagai kriteria didasarkan pada
efektivitas, Asimetri informasi prinsip amanah antara
antara prinsipal dan agen prinsipal dan agen

Asumsi Informasi Informasi sebagai Informasi untuk dikomunikasikan, bukan sebagai


komoditas yang dapat dibeli komoditas yang dapat dibeli

Masalah kontrak Keagenan (moral hazard dan Tidak ada masalah kontrak karena agen jujur dan
adverse selection), Pembagian amanah
risiko

Domain masalah Hubungan di mana prinsipal dan Tidak ada domain masalah karena Allah SWT diawasi
agen memiliki tujuan dan preferensi dan dibimbing oleh
risiko yang sebagian berbeda Quran dan Hadits
(misalnya kompensasi, regulasi,
kepemimpinan, manajemen kesan,
whistleblowing, integrasi vertikal,
transfer pricing)

Jujur adalah kesamaan antara berita yang disampaikan dengan fakta. Dalam kontrak prinsipal dan agen yang
jujur adalah nilai terpenting dalam kontrak kerja. Kejujuran inilah yang menjadi salah satu alasan pembuatan
akad yang dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam, yang merupakan hal paling mendasar dari semua hubungan
antara prinsipal dan agen.

e. Tabligh
Salah satu peran tabligh sikapyang merupakan karakter akhlak Rasulullah adalah menyampaikan
kebenaran melalui akhlak yang baik. Kontrak prinsipal dan agen sangat membutuhkan tabligh
sikapuntuk menyampaikan informasi yang lengkap dan jujur antara prinsipal dan agen.

Tabel 1: Skema Teori Keagenan Vs Perspektif Islam


www.ijebmr.com Halaman 46
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

Skema Agency Theory di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara teori keagenan dan
perspektif Islam, khususnya akad prinsipal dengan agen berdasarkan akad amanah dan
memberikan akhlak yang baik dalam menjalankan amanah. Dalam perspektif Islam mereka harus
menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapatkan ridho Allah
Taa'lawa AzzaJalla. Melanggar amanah adalah perbuatan yang mengarah pada makar dan hal
tersebut merupakan perbuatan yang dilarang Allah Taa'la.

Ayat-ayat yang berhubungan denganadalah amanah sebagai berikut:

1. AllahTaa'la SWTmemberitahu kita untuk memberikan amanah


∙ Ayat pertama tentangyang amanah ditemukan dalam firman Allah Taa'ladalam surat
annisa ayat 58:

‫ح كمت م ذ ا وإ هاه ل‬

‫كا ن س مي ع ان ٱ لل‬
‫لنَّا‬

Lo! Allah memerintahkan kamu agar kamu mengembalikan titipan kepada pemiliknya, dan jika
kamu memutuskan di antara manusia, agar kamu memutuskan dengan adil. Lihat! Alangkah
indahnya yang Allah peringatankan kepadamu. Lihat! Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Ibnu Katsir mengatakan dalam penafsiran ayat ini, "Allah Ta'ala memberitakan bahwa Dia
diperintahkan untuk melaksanakan amanah para ahli. Dalam hadits hasan dari Samurah yangNabi
alaihiwasallamMuhammad Rasulullah Shallallahu'

‫ن م ن خان كإ ل ى م‬
kata. ‫م ك وال ت خ‬

"Sampaikan mandat kepada mereka yang memberikankepada amanah Anda, dan tidak
mengkhianati orang-orang yang mengkhianati Anda" (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan
Ahlussunnan).
Ini mencakup segala bentuk amanah yang merupakan amanah bagi manusia mulai dari hak-hak
Allah Ta'ala atas hamba-hamba-Nya seperti: shalat, zakat, puasa, kaffarat, nazar dan lain
sebagainya. seorang hamba mengetahui tentang hal itu, terhadap hak-hak sesama hambanya,
seperti; titipan dan sebagainya dari yang aman tanpa mengetahui adanya dalilnya, maka Allah
Ta'ala memerintahkan untuk memenuhinya, barang siapa yang tidak memenuhinya. di dunia
diambil darinya pada hari kiamat.”

2. Allah Ta'ala meminta kita untuk o menjaga amanah


Ayat kedua tentang mandat ditemukan dalam surah al-mukmin ayat 8 dan surah al-ma' ARIJ ayat
32:

Al-Mu'minun ayat 8

‫ع هد ه م ر عو‬
‫و ن ه مت م ن م ل ذي‬

dan yang gembala janji mereka dan perjanjian mereka

www.ijebmr.com Page 47
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

Ibnu Katsir berkata, “Artinya, jika mereka diberi amanah, mereka tidak berkhianat, dan jika
mereka berjanji untuk tidak mengingkari, itulah sifat-sifat orang mukmin dan penentangnya
adalah ciri orang munafik. , seperti yang dinyatakan dalam hadits otentik

‫ا‬
‫ قآي ة إذ ا ا ؤتم ن خ‬.:‫ث ال ث مناف الح‬

, ‫ ذ د ا نوإث كذ‬,‫"ذ خل ا و عدوإأب‬Ada

tiga tanda-tanda munafik: ketika berbicara tentang kebohongan, jika ia berjanji untuk berbalik
pergi dan jika diberi pesan dia mengkhianati"‫مت‬.

Al-Ma'arij ayat 32

‫عهه‬
‫و‬

‫م ن م ل ذي ن ه د‬
dan orang-orang yang menjaga janji mereka dan perjanjian mereka

3. Allah Taa'la menjelaskan mandat bahwa kita harus membawa


sementara di dunia ayat ketiga tentangyang amanah terkandung dalam surah
al-Ahzab ayat
‫هو‬ ‫ل مل ك بي ن أ ل ف‬
72:‫ج‬

‫ماا ن ظل نه ن إ ل ن‬ ‫ضنا ٱإ ن ي ح نا ر‬

Lo! Kami menawarkan kepercayaan kepada langit dan bumi dan bukit-bukit, tetapi mereka
menyusut dari memikulnya dan takut padanya. Dan manusia mengasumsikannya. Lihat! dia
telah terbukti sebagai seorang tiran dan bodoh.

Ibnu Katsir mengatakan setelah mengemukakan pendapatnya tentang tafsir amanah, termasuk
ketaatan, kewajiban, din (agama), dan hukum had, dia berkata, "Dan semua pendapat ini tidak
bertentangan satu sama lain, sebenarnya mereka tepat dan kembali pada satu makna, yaitu
bertaklif dan menerima perintah dan larangan dengan syarat-syaratnya.Dan jika kamu
melakukannya dia mendapat pahala, jika kamu membiarkannya dihukum, maka manusia
menerimanya dengan kelemahan, kebodohan, dan kezaliman kecuali orang-orang yang diberi
taufik oleh Allah Taa'la, dan hanya kepada Allah tempat meminta pertolongan".

4. Allah Taa'la pembicaraantentang kami yang mengkhianati kepercayaan

Ada firman Quran surah al-Anfal ayat

‫م تع ل نت أ م ماناتك منواذي‬
27:
‫ن ل ت خونوا لال وال رسو ل‬

hai orang yang beriman! Jangan mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, dan tidak mengkhianati amanah
Anda dengan sengaja.

Ibnu Katsir berkata, “Dan pengkhianatan termasuk dosa kecil dan besar yang lazim (yang tidak
berhubungan dengan orang lain) dan muta' addi (yang berhubungan dengan orang lain). Kata Ali
bin Abi Talha dari Ibnu Abbas tentang tafsir ini ayat, “Dan kamu mengkhianati pesan-pesanmu”.
Amanah itu adalah amalan-amalan amanah oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu faridhah
(yang wajib), Allah berfirman: “Jangan berkhianat” artinya: jangan musnahkan”. Dan dalam
riwayat lain
www.ijebmr.com Halaman 48
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

beliau bersabda, “(Jangan kau khianati Allah dan Nabi) Ibnu Abbas berkata,” (Yaitu) dengan
meninggalkan sunnahnya dan mengamalkannya”.

Sedangkan asumsi diperlukan agar teori menjadi pelit dan logis, mereka cenderung menjadi
sumber utama kritik di kalangan ulama dan berpotensi menjelaskan temuan empiris yang
beragam (Bosse&Phillips, 2016).Dengan mengikuti kritik tersebut, maka muncul teori-teori dan
perspektif alternatif yang perlu didiskusikan.Itulah perspektif Islam yang dianggap sangat
penting. Perkembangan penting Tinjauan dari teori-teori yang berbeda, bersama dengan teori
keagenan agen-prinsipal disediakan pada Tabel 3.

Tabel 2: Perbandingan teori keagenan dan perspektif teoretis Islam

Principal-Agent Agency Theory Perspektif Islam

Theoretical Foundations Berle and Means (1932/ 2009) dan akan datang amanah yang Teori
Jensen dan Meckling (1976)

Orientasi Teoritis Penyelarasan kepentingan agen dan Penugasan peran Agen dan
prinsipal prinsipal

Unit Analisis Usia nt–Principal Agent–Principal

Self-serving Collective

Model of Man Behavior Rational Mengikuti sifat dan karakter


Nabi Muhammad Rasulullah
Shallallahu 'alaihiwasallam

Individualistis Kerjasama agen dan prinsipal

Agen Motivasi Ekstrinsik Amanah dan ibadah

Identifikasi Komitmen nilai rendah Komitmen tinggi

Kekuasaan Institusional Islam Syariah

Key Mekanisme Pemantauan dan kontrak berbasis Otonomi dan amanahkontrak


insentif berbasis

3.1 Kesimpulan
Teori keagenan adalah nilai sistem ekonomi kapitalisme karena menghilangkan nilai-nilai selera
manusia seperti: rasa, intuisi, spiritual, gotong royong, saling menghormati, saling percaya dan
kejujuran. Konteks teori keagenan termasuk bertujuan untuk mementingkan diri sendiri, baik oleh
prinsipal maupun agen. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji dan mengkritisi teori
keagenan berdasarkan perspektif Islam. Menyusul berbagai kritik ini, kemudian, muncul teori dan
perspektif alternatif yang memerlukan diskusi. Yaitu perspektif Islam yang dianggap sangat
penting perkembangannya. Tinjauan dari teori-teori yang berbeda ini, bersama dengan teori
agensi prinsipal-agen. Skema Agency Theory menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara
teori keagenan dan perspektif Islam, khususnya akad prinsipal dengan agen berdasarkan akad
amanah dan memberikan akhlak yang baik dalam menjalankan amanah. Dalam perspektif Islam
mereka harus menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas untuk mendapatkan
ridho Allah Taa'laMelanggarYang Maha Kuasa. amanah adalah perbuatan yang menuju ke
makar dan hal tersebut merupakan perbuatan yang dilarang Allah Taa'la. Melanggar amanah
adalah perbuatan yang mengarah pada makar dan ini adalah perbuatan dosa yang dilarang oleh
Allah Taa'la.

www.ijebmr.com Halaman 49
Jurnal Internasional Riset Ekonomi, Bisnis dan Manajemen Vol. 4, Nomor
08;2020
ISSN: 2456-7760

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, S., Goel, R., dan Vashishtha, PK (2014). Sebuah tinjauan Literatur teori keagenan.
Paripex – Jurnal Penelitian India, 3(5), 51-52.
Berle, AA, dan Means, GC (1932/2009). Korporasi modern dan properti pribadi, New
Brunswick, NJ: Transaction.
Bosse, DA, dan Phillips, RA (2016). Teori keagenan dan kepentingan pribadi yang terbatas.
Akademi Manajemen Review, 41(2), 276-297.
Daily, C., Dalton, DR, dan Cannella, AA (2003). Tata kelola perusahaan: dialog dan data selama
beberapa dekade. Akademi Manajemen Review, 28(3), 371-382.
Dalmácio, FZ, dan Nossa, V. (2004). Teori Agency diterapkan pada dana investasi. Ulasan
Bisnis Brasil, 1(1), 31-44.
Fama, EF (1980). Masalah keagenan dan teori perusahaan. Jurnal Ekonomi Politik,88(2), 288–
307.
Fama, EF, dan Jensen, MC (1983a). Masalah keagenan dan klaim residual. Jurnal Hukum dan
Ekonomi, 26(2), 327–349.
Fama, EF, dan Jensen, MC (1983b). Pemisahan kepemilikan dan kontrol. Jurnal Hukum dan
Ekonomi, 26(2), 301–325.
Jensen, MC, danMeckling, WH (1976). Teori perusahaan: Perilaku manajerial, biaya agensi dan
struktur kepemilikan. Jurnal Ekonomi Keuangan, 3(4), 305-360. Kallmuenzer A. (2015). Teori
agensi dan bisnis keluarga. Dalam: Mattias Nordqvist, Leif Melin, Matthias Waldkirch dan
Gershon Kumeto (ed.) Perspektif teoretis tentang bisnis keluarga Cheltenham: Edward Elgar
Publishing, 58-77.
Kultys, J. (2016). Kontroversi tentang teori keagenan sebagai dasar teoritis untuk tata kelola
perusahaan. Oeconomia Copernicana, 7(4), 613-634.
Kumalasari, KP, dan Sudarma. (2018). Perspektif kritis terhadap teori keagenan. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 4(2), 269-285.
Mahoney, JT (2005). Fondasi ekonomi dari strategi, Thousand Oaks, CA: SAGE. Payne, GT,
danPetrenko, OV (2019). Teori Agensi dalam Riset Bisnis dan Manajemen. Oxford Research
Encyclopedia of Business and Management.
Diunduhdari:https://oxfordre.com/business/view/10.1093/
Ross, SA (1973). Teori ekonomi agensi: Masalah prinsipal. The American Economic Review,
63(2), 134-139.
Shleifer, A., danVishny, RW (1997). Sebuah survei tata kelola perusahaan. Jurnal Keuangan,
52(2), 737-783.
Smith, A. (1776/1952). Penyelidikan tentang sifat dan penyebab kekayaan bangsa-bangsa. Dalam
RM Spence, M., dan Zeckhauser, R. (1971). Asuransi, informasi, dan tindakan individu.
Tinjauan Ekonomi Amerika, 61(2), 380–387.
Yusof, Selandia Baru (2016). Konteks penting: Kritik teori keagenan dalam penelitian tata kelola
perusahaan di negara-negara berkembang. Jurnal Internasional Ekonomi dan
Keuangan, 6(S7), 154-158.
Zogning, F. (2017). Teori agensi: Sebuah tinjauan kritis. Jurnal Bisnis dan Manajemen Eropa,
9(2), 1-8.

www.ijebmr.com Halaman 50

Anda mungkin juga menyukai