Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan Bahasa Indonesia di Media sosial

Bahasa merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Dengan bahasa,
manusia memiliki alat untuk berinteraksi atau berkomunikasi, dalam artian untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa
diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis,
beragam dan manusiawi. Seiring berkembangnya zaman, keanekaragaman bahasa turut
berkembang sesuai dengan tujuan dan penggunaannya. Indonesia sendiri merupakan bangsa
yang memiliki beragam suku, ras dan bahasa daerah dengan bahasa persatuan bahasa
Indonesia.

Apa media sosial itu?


Tidak hanya keanekaragaman bahasa yang berkembang, tetapi cara manusia untuk
berkomunikasi juga berkembang. Salah satunya adalah dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, manusia zaman sekarang dapat berkomunikasi melalui jejaring
sosial atau dunia maya.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah
kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi
Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"
(Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite! The challenges
and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–68).

Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia dalam media sosial?


Dengan adanya jejaring sosial, manusia dapat melakukan komunikasi tanpa harus
bertatap muka. Hal ini menyebabkan bahasa lisan yang biasa digunakan ketika
berkomunikasi secara langsung, berubah menjadi bahasa tulisan. Dengan bahasa tulisan, para
pengguna sering mengabaikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Seperti menyingkat dan menyisipkan kata-kata berbahasa inggris dalam kalimat yang mereka
gunakan.

Kenapa para pengguna menyingkat kata?


Kebiasaan menyingkat kata disebabkan oleh kata-kata yang terlalu panjang dirasa akan
membuat kalimat menjadi tidak efektif. Penyingkatan dilakukan agar kalimat menjadi lebih
pendek dan cepat dibaca. Komunikasi menggunakan jejaring sosial terkadang membatasi
jumlah huruf yang akan dikirim. Sehingga banyak pengguna jejaring sosial yang melakukan
penyingkatan. Contohnya adalah kata “malas” yang disingkat menjadi “mlz” dan kata “on the
way” disingkat menjadi “otw” dan sebagainya.
Terkadang para pengguna menggunakan singkatan yang tidak mereka ketahui artinya
dikarenakan banyak pengguna lain yang menyisipkannya dalam percakapan yang mereka
lakukan. Selain itu, hal ini akan mengurangi pengetahuan kita tentang kata-kata asli yang
seharusnya kita gunakan. Selain itu, penggunaan singkatan bisa menyebabkan adanya
miskomunikasi karena pengguna mengartikan singkatan dengan artian yang berbeda. Karena
bila suatu kata disingkat, maka akan menjadi rancu artinya.

Apa itu Indoglish?


Di era globalisasi ini, bahasa Inggris merupakan hal yang penting dipelajari bagi
seluruh bangsa di dunia. Tidak heran jika banyak terjadi fenomena pergeseran bahasa yang di
latar belakangi oleh era globalisasi. Dalam komunikasi melalui media sosial, para pengguna
sering menggunakan bahasa Inggris yang disisipkan dalam kalimat berbahasa Indonesia.
Kemudian muncul istilah indoglish atau Indonesia-English.
Istilah indoglish adalah pemakaian bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa
Inggris. Contohnya adalah “Kapan hal itu akan di-follow up?” dan “So what gitu loh?”. Selain
itu juga bisa diartikan sebagai pemakaian bahasa Inggris yang bergaya bahasa Indonesia.
Contohnya adalah kalimat “Kalau bukan sekarang kapan lagi?” yang sering di ubah menjadi
“If not now more when?”.
Penggunaan indoglish di media sosial membuat kita tidak terbiasa menggunakan kata-
kata bahasa Indonesia. Kita lebih akrab jika mendengar kata upload daripada mendengar kata
unggah. Perbendaharaan kata yang kita miliki akan semakin berkurang jika kita terus
menggunakan istilah bahasa Inggris.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai pengguna media sosial?
Dengan adanya beragam kesalahan berbahasa Indonesia yang baik dan benar di media
sosial, kita sebagai pengguna seharusnya meiliki kesadaran untuk memperbaiki kesalahan
tersebut. Kita harus bangga dalam berbahasa Indonesia. Tidak ada salahnya untuk
mempelajari bahasa Inggris di era globalisasi seperti zaman sekarang ini. Akan tetapi, kita
tidak boleh lupa dengan bahasa Indonesia dan harus selalu melestarikan bahasa Indonesia.
Dengan cara menngunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak menyingkat kata
agar kalimat menjadi jelas, tidak menyisipkan bahasa Inggris dalam kalimat berbahasa
Indonesia. Dengan begitu, perbendaharaan kata yang kita miliki akan bertambah dan bahasa
Indonesia akan tetap lestari. Ayo berbahasa Indonesia dan bangga jadi orang Indonesia!

Sumber :
https://dibustom.wordpress.com/2011/05/07/pengertian-bahasa-karakteristik-bahasa-dan-fungsi-
bahasa-kajian-sosiolinguistik/

http://www.kompasiana.com/syarif1970/bahasa-indonesia-di-dunia-maya-ancaman-atau-
peluang_551b006b8133117e089de3a0

http://www.romelteamedia.com/2014/04/media-sosial-pengertian-karakteristik.html
http://febrintorinto.blogspot.co.id/
http://ahlibahasaindonesia.blogspot.co.id/2008/09/ajang-diskusi-ahli-dan-pemerhati-
bahasa.html

Anda mungkin juga menyukai