Pendidikan
Disusun oleh:
Meutia Azzahra (Kimia/115116016)
Jasmine Rahma Amalia (Ilmu Komunikasi/106116012)
Christina Aprilia (Kimia/105117001)
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2018
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
ABSTRAK
2
ABSTRAK
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUN
1.1. Latar Belakang.......................................................………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................
……………………….. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan..............................
………………………..
1.4. Rancangan Penelitian............................................
……………………….
1.5. Tinjauan Pustaka....................................................
……………………….
4
BAB 4 PENUTUP
4.1. Kesimpulan............................................................…...........................…..
4.2 Saran...................................................................................................…….
5
DAFTAR TABEL
Halaman
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan peran serta Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dalam menjalankan segala aspek kehidupan
bernegara. Perbaikan kualitas SDM dapat dilakukan melalui penerapan sistem
pendidikan yang efektif pada instansi pendidikan seperti pendidikan formal.
8
sistem pembelajaran yang efektif sehingga mampu meningkatkan kualitas
peserta didik.
IDE TULISAN
9
Kurangnya kualifikasi angkatan kerja untuk dapat bersaing
di dunia kerja
TINJAUAN PUSTAKA
Mutu pendidikan
Bonus Demografi
EKSPLORASI PERMASALAHAN
10
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 Mutu Pendidikan
A. Pengertian
Mutu pendidikan terdiri dari gabungan dua kata yaitu mutu dan
pendidikan. Mutu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
(ukuran) baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat (kepandaian,
kecerdasan, dan sebagainya); kualitas. Sedangkan pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik.
Dengan demikian, mutu pendidikan adalah derajat keunggulan
dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien untuk melahirkan
keunggulan akademis dan ekstra kurikuler pada peserta didik yang
dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau menyelesaikan
pembelajaran tertentu (Suti, 2011).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikam
Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
mutu pendidikan yaitu:
1. Kompetensi guru
2. Peserta didik
3. Kurikulum pembelajaran
C. Upaya yang Dapat Meningkatkan Mutu Pendidikan
Peningkatan mutu pendidikan salah satunya dengan perbaikan dari
metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi
instruksional. Metode instruksional berfungsi sebagai cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu (Yamin, 2012).
1.5.2 Sistem Pembelajaran
Menurut Merril (1971) pembelajaran merupakan suatu kegiatan
dimana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar
dapat bertingkah laku atau bereaksi sesuai kondisi tertentu. Sedangkan menurut
Degeng (1989) pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Untuk
11
mengembangkan sumber daya manusia (SDM) tidak ada cara yang paling tepat
selain belajar dan belajar.
Menurut teori Behaviorisme belajar adalah perubahan tingkah laku.
Belajar adalah pembuka dari tidak tahu menjadi tahu dari paham menjadi paham,
dari kurang terampil menjadi mahir, dengan kata lain terjadi perubahan mental
dalam diri seseorang. Pada prosesnya pendidik menjadi faktor pendukung siswa.
Pendidik berperan sebagai fasilitator, dan mediator dalam rangka membawa
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Sigit Mangun
Wardoyo, 2013).
1.5.3 Research Based Learning (RBL)
RBL merupakan salah satu sitem pembelajaran aplikatif. Sistem ini
dapat diterapkan disemua tingkatan pendidikan. Secara bahasa, istilah Research
Based Learning (RBL) menggunakan bahasa inggris yang artinya adalah
pembelajaran berbasis riset atau penelitiaan. Menurut Dafik (2015: 6) RBL
merupakan metode pembelajaran yang menggunakan contextual learning,
authentic learning, problem-solving, cooperative learning, hands on & minds on
learning, dan inquiry discovery approach. Target dari penerapan RBL adalah
mendorong terciptanya keterampilan berfikir tingkat tinggi pada diri dosen dan
mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya dijejali dengan informasi dan ilmu
pengetahuan namun harus dibawa ke level yang tinggi yaitu creating atau
comunicating.
1.5.6 Bonus Demografi
Indonesia menjadi salah satu negara yang dalam waktu dekat ini akan
mendapatkan bonus dalam aspek kependudukan. Istilahnya lebih sering dikenal
dengan bonus demografi. Bonus demografi diartikan sebagai peluang (window of
opportunity) yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang dialaminya (Noor, 2015).
Dalam menghadapi bonus demografi, diperlukan beberapa langkah agar
bonus demografi yang dihadapi nantinya dapat memberikan keuntungan bagi
Indonesia. Rekomendasi untuk menghadapi bonus demografi diperlukan kesiapan
dari sumber daya manusia (Maryati, 2015). Salah satu hal yang penting dalam hal
12
ini adalah diberikannya akses pendidikan yang merata serta peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang memadai. Pemerintah juga dapat berpartisipasi
dengan menjadikan pendidikan sebagai pilar utama pembagunan nasional.
Pendidikan yang merata diartikan bahwa semua elemen dapat menikmatinya;
bukan hal eksklusif. Hingga kedepannya sumber daya manusia ini dapat menjadi
generasi emas yang dapat menghadapi tantangan bonus demografi dengan sebaik-
baiknya.
BAB II
METODE PENULISAN
13
Pertamina.
2) Penentuan pihak yang akan diwawancarai (dosen).
3) Pengolahan data hasil wawancara.
2.3 Variabel Penulisan
Variabel penulisan adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehinggadiperole informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2013). Variabel yang digunakan
dalam penulisan dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Variabel Bebas (X)
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas pada penulisan ini yaitu alteratif penerapan RBL.
2) Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel bebas. Variabel bebas pada penulisan yaitu mutu pendidikan.
2.4 Tahapan dan Jadwal Pelaksanaan
Penulisan dilaksanakan mulai bulan Mei dan direncanakan berakhir
pada bulan Juni 2018. Selanjutnya rincian mengenai waktu, tempat, dan jadwal
kegiatan diuraikan pada tabel di bawah ini.
5. Pembahasan 2018
6. Penarikan Kesimpulan
14
2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan karya tulis ini
menggunakan beberapa metode yaitu :
1) Studi Pustaka
Data-data yang diperoleh diambil dari reverensi buku yang
diperoleh dari perpustakaan yang memiliki relevansi dengan pembahasan.
2) Studi Litelatur
Informasi-informasi lain yang diperoleh sebagai input dalam
penyusunan karya tulis ini diperoleh dari internet, jurnal ilmiah dan media
elektronik.
3) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan dosen saintek dan soshum Universitas
Pertamina terkait penerapan sistem pembelajaran RBL. Wawancara
dilakukan pada 3 dosen saintek dan 2 dosen soshum.
4) Angket
Penyebaran angket dilakukan melalui pengisian google form oleh
mahasiswa/i Universitas Pertamina secara random untuk mengetahui
presentase perolehan terkait validasi data yang diperoleh dari penerapan
metode RBL.
2.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data
kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif dilakukan dengan menganalisa
presentase pernyataan terkait pemahaman, peningkatan inovasi, dan kreativitas
setelah diterapkanya metode RBL dari angket yang disebarkan kepada
mahasiswa/I melalui google form. Sedangkan teknik pengumpulan data secara
kualitatif dilakukan melalui wawancara kepada pihak dosen terkait penerapan
sistem pembelajran RBL
BAB III
15
3.1 Hasil Pengumpulan Data
Berdasarkan pengumpulan data yang kami gunakan berupa penyebaran
google form dan wawancara diperoleh hasil sebagai berikut.
3.1.1 Hasil Penyebaran google form
Hasil penyebaran google form merupakan rekapitulasi data dari 272
responden mahasiswa Universitas Pertamina program studi saintek dan soshum
angkatan 2016 dan 2017. Hasil dari pernyataan-pernyataan tentang penerapan
RBL di Universitas Pertamina adalah sebagai berikut.
1) Program Studi Responden
Angket ini diisi oleh mahasiswa dari 16 program studi soshum dan
saintek Universitas Pertamina. Pengisi responden terbanyak pada program studi
Teknik Kimia sebesar 14 %.
2) Angkatan Responden
Responden yang mengisi google form berasal dari angkatan 2017
yang jumlanya jauh lebih besar sebanyak 66,2 % daripada angkatan 2016
sebanyak 33,8%.
3) Persentase Responden yang Mengetahui Metode Pembelajaran RBL
Jumlah responden yang mengetahui sistem pembelajaran RBL
sebanyak 84,1 % dan 15,9 % tidak mengetahui.
4) Persentase Tanggapan Mahasiswa Sosial terhadap Rencana Penerapan RBL
Sebanyak 88,4 % mahasiswa sosial menyatakan bersedia apabila
RBL diterapkan pula pada pembelajaran mereka dan 11.6 % menyatakan tidak
setuju.
5) Persentase Tingkat Pemahaman setelah Diterapkanya Sistem Pembelajaran
RBL
Tingkat pemahaman mahasiswa menunjukan angka yang
memuaskan setelah diterapkanya sistem pembelajaran RBL, sebanyak 92,3 %
menyatakan paham dan 7,7 % menyatakan tidak paham.
6) Persentase Responden yang Menyatakan Peningkatan Inovasi dan Kreativitas
dari Diterapkanya RBL
Penerapan sistem pembelajaran RBL sebagai peningkatan inovasi
dan kreativitas menyatakan sebanyak 94,5 % mahasiswa setuju dan sisanya 5,5
16
% menyatakan tidak setuju.
7) Persentase Mahasiswa yang Setuju Terhadap Pembaharuan Penerapan sistem
Pembelajaran RBL
Pembaharuan dari sistem penerapan yang kami ajukan di
pernyataan angket yaitu berupa keleluasaan mahasiswa dalam menentukan
tema proyek RBL sebanyak 80,1 % setuju dan 19,9 % menyatakan tidak setuju.
17
Sedangkan pada prodi Ilmu Komunikasi, Ibu Farah mengaku kerap
memberikan kasus untuk dianalisis lebih lanjut menggunakan konsep yang telah
dipelajari, misalnya dalam mata kuliah komunikasi strategis, komunikasi
pemasaran, ataupun public relation. Sehingga dalam prodi Ilmu Komunikasi
riset yang digunakan lebih kepada studi kasus untuk mencari solusi terhadap
permasalahan yang ada di masyarakat menggunakan konsep komunikasi.
3.2 Tabulasi Data Penulisan
Data penulisan yang diperoleh melalui metode, teknik dan pengolahan
data yang telah dijelaskan sebelumnya disajikan melalui tabulasi data penulisan
sebagai berikut :
Tabel 2. Tabulasi Data Penulisan
Frekuensi
Rumus perhitungan persentase ¿ x 100 %
Jumlah Frekuensi
RBL tidak hanya diberikan kepada mahasiswa pada tahap persiapan bersama
(TPB) saja dikarenakan konsepnya masih berlaku untuk materi pada mata
perkuliahan pada tingkat-tingkat lanjutan. Namun, untuk lebih mendalam,
penerapannya dapat menyesuaikan dengan materi mata kuliah yang relevan
19
dengan penerapan RBL.
Untuk lebih mengoptimalkan penerapan proyek RBL, proyek ini juga dapat
dilaksanakan pada berbagai program studi, baik saintek maupun sosial.
Hanya saja dari hasil wawancara dengan dosen dari program studi saintek
maupun sosial, keduanya memiliki beberapa perbedaan, yaitu sebagai
berikut:
Saintek Sosial
Pada tahap persiapan bersama Pada tahap persiapan bersama (TPB),
(TPB), materi dasar lebih relevan materi dasar lebih sulit diaplikasikan
diaplikasikan karena bahan-bahan karena masih memuat konsep teoretis.
dan riset cenderung mudah.
Pada tingkat lanjutan, materi lebih Pada tingkat lanjutan, materi lebih
sulit diaplikasikan mengacu pada mudah diaplikasikan karena sudah
kerumitan bahan dan riset yang aplikatif dan berkaitan langsung
kompleks. dengan masyarakat.
20
adanya ketentuan tema spesifik. Namun intervensi pihak dosen selaku
pendidik dan penilai memiliki peran penting keberhasilan penerapan RBL
seperti penentuan tema besar dan indikator penilaian.
Tema besar ini dimaksudkan agar pihak dosen selaku penilai
mudah untuk melakukan aspek penilaian dengan penyeragaman tema besar,
misalnya dalam Bab “Elektrokimia”. Mahasiswa bebas berkreasi dan
berinovasi tentang proyek apa yang akan dibuat asalkan tetap berpedoman
pada tema besar tersebut. Kebebasan pemilihan subtema dalam pembuatan
proyek RBL juga mencegah terjadinya plagiarisme produk RBL yang akan
dibuat oleh mahasiswa.
21
dapat meningkatkan aspek inovasi dan kreativitas. Selain itu data hasil
wawancara yang diperoleh dari dosen program studi saintek dan soshum
menyatakan bahwa penerapan RBL berpengaruh pada peningkatan beberapa
aspek seperti:
Pemahaman
Peningkatan aspek pemahaman mahasiswa dapat diamati dari
berbagai hal. Pertama, kesesuaian antara teori yang didapat dengan hasil dari
pembuatan proyek RBL. Teori dan hasil yang dibuat akan menghasilkan
persen galat sehingga persentase tersebut menyatakan seberapa besar tingkat
pemahaman mahasiswa. Dari hasil wawancara yang diperoleh, rata-rata
persen galat yang dihasilkan mahasiswa cukup kecil dikarenakan hal tersebut
termasuk pada salah satu indikator penilaian. Kedua, kesesuaian hasil laporan
pembuatan. Laporan Pembuatan RBL merupakan salah satu indikator
penilaian substanisal yang merepresentasikan tingkat pemahaman dilihat dari
kelengkapan data yang disajikan, kesesuaian dengan teori yang digunakan,
dan hasil analisis data yang diperoleh. Ketiga, penjelasan sesi presentasi dari
masing-masing anggota kelompok RBL pada proses penilaian. Pada sesi
presentasi, pihak penilai (dosen) akan memberikan beberapa pertanyaan
kepada mahasiswanya terkait dengan teori dan proses selama pembuatan
RBL. Hal ini memacu mahasiswa untuk menyiapkan materi dengan sebaik
mungkin agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan sehingga
meningkatkan pemahaman.
Belajar aktif dan mandiri
Dalam pembuatan proyek RBL, mahasiswa menjadi tertantang
untuk terlibat aktif mengerjakan tugas dengan teman-teman kelompoknya.
Proyek RBL yang harus diselesaikan dengan sejumlah orang yang ada
mengharuskan mahasiswa untuk aktif dan mandiri dimulai dari penentuan
bahan, pembelian alat dan bahan, hingga proses pengerjaan. Mahasiswa
menjadi terlatih mandiri untuk turun langsung ke lapangan. Selama proses
tersebut pun mahasiswa aktif terlibat langsung dalam berbagai langkah
pembuatannya sehingga juga dapat membuat mahasiswa lebih memahami
tema pada mata kuliah tersebut.
22
Berpikir kritis dalam mencari solusi terhadap suatu permasalahan
Proyek RBL mengharuskan mahasiswa menyelesaikan produk yang
akan dibuat dengan sebaik mungkin. Hal ini berlaku sejak awal mahasiswa
membuat konsep. Mahasiswa dituntut untuk berpikir memecahkan masalah
agar proyek RBL tersebut dapat menggunakan sumber daya yang baik dan
sesuai serta menghasilkan keluaran yang diinginkan. Saat memiliki kendala
dalam proses pembuatan, mahasiswa juga dituntut untuk berpikir agar proyek
RBL tetap dapat berjalan sesuai yang direncanakan dengan mencari solusi-
solusi bagi kendala tersebut.
Inovasi dan Kreativitas
Proyek RBL dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas mahasiswa
karena banyaknya variasi produk RBL yang dibuat oleh tiap mahasiswa
dengan tujuan berlomba-lomba mendapatkan nilai yang tinggi. Seperti
contohnya pembuatan baterai, terlihat inovasi dan kreativitas mahasiswa
muncul untuk menghasilkan bentuk baterai yang ringan, mudah dibawa, dan
memiliki voltase yang besar. Berbagai bentuk variasi tersebut muncul dari
ide masing-masing mahasiswa sehingga mendorong diri untuk berinovasi.
Kemampuan Kerjasama
Pengerjaan proyek RBL dilakukan secara kelompok sehingga masing-
masing mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Dalam laporan akhir
terdapat ketentuan penyantuman terkait pembagian tugas dari masing-maisng
anggota kelompok. Hal ini menjadikan terasahnya kemampuan bekerja sama
antar anggota kelompok untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai harapan.
Kemampuan bekerja sama sangat dibutuhkan sebagai bekal utuk terjun ke
dunia kerja. Tanpa disadari dengan dibentuknya kerja secara kelompok akan
tercipta iklim yang baik berupa meningkatnya kemampuan berkomunikasi
antar sesama.
23
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Research Based Learning (RBL) menjadi salah satu metode
pembelajaran alternatif untuk membantu mengoptimalkan mutu pendidikan. RBL
dapat dilakukan baik pada program studi saintek maupun sosial. Penerapannya
berdasarkan materi dari mata kuliah yang relevan jika dilakukan dengan konsep
RBL. Dengan RBL, mahasiswa berperan aktif dalam proses pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan tingkat pemahaman terhadap materi yang sedang
dipelajari. Selain itu, dengan metode pembelajaran RBL, mahasiswa memiliki
kemampuan tambahan yang dapat mendukung keberlangsungan Bonus
Demografi 2030, di antaranya berpikir kritis dalam mencari solusi terhadap suatu
permasalahan, kemampuan bekerja sama, belajar aktif dan mandiri, serta
meningkatkan inovasi dan kreativitas.
4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat lebih berperan aktif dan terlibat dalam
penerapan metode pembelajaran RBL sehingga dapat merasakan manfaat hingga
membantu meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan dalam menghadapi
Bonus Demografi 2030. Selain itu, untuk pihak dosen, diharapkan dapat mencari
materi lain yang relevan dengan penerapan RBL sehingga tidak mengacu pada
yang sudah ada sebelumnya. Serta untuk peneliti, diharapkan dapat menggali
potensi penerapan RBL agar terus relevan bagi mahasiswa dan dapat dirasakan
manfaatnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Hamid K. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: PPs Unimed.
Ariyanti, F., dkk. (2018). HEADLINE: Tenaga Kerja Asing, Tuntutan Investasi atau Ancaman
bagi Pekerja Lokal?. Diakses pada 28 Mei 2018 dari
https://m.liputan6.com/bisnis/read/3469944/headline-tenaga-kerja-asing-tuntutan-investasi-
atau-ancaman-bagi-pekerja-lokal
Budi, K. (2018). Tantangan Bonus Demografi, Universitas Mesti Lakukan Ini. Diakses pada 31
Mei 2018 dari https://edukasi.kompas.com/read/2018/02/01/09110991/tantangan-bonus-
demografi-universitas-mesti-lakukan-ini
Chapman, D., & Adams D. (2002). Education in Developing Asia. The Quality of Education:
Dimensions and Strategies. Asian Development Bank, Comparative Education Research
Centre, The University of Hong Kong. Volume 5 .
Danim, Sudarwan. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
Jalal, F. (2014). Peranan Gizi dalam Memanfaatkan Bonus Demografi. Diakses dari
https://file.persagi.org/share/3%20Fasli%20Jalal%20-%20Gizi%20&%20Bonus
%20Demografi.pdf
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada 3 Juni 2018 dari https://kbbi.kemdikbud.go.id
Rosari, A. (2017). Bonus Demografi dan Dampak Terhadap Indonesia. Diakses pada 31 Mei
2018 dari https://www.kompasiana.com/andhinirosari/5a2e2c4acf01b4574160ed32/bonus-
demografi-dan-dampak-terhadap-indonesia
25
Suti, Marsus. (n.d.). Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan, Jurnal MEDTEK,
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2011.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Jakarta: Cemelang.
26
BIODATA
27
LAMPIRAN
28