Anda di halaman 1dari 48

ANALISIS DAMPAK DARI PROFESI WANITA

KARIR TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA


(Studi Kasus Penjahit Wanita Di Desa Blang Ara Kecamatan
Paya bakong Kabupaten Aceh Utara)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan


Memenuhi Syarat-syarat Guna Mempeloreh
Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

BURHANUDDIN
NIM : 170440054

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE-ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan rasa

syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas

segala rahmat dan nikmatNya, dan Shalawat bernadakan salam kepada penghulu

kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam

kejahilan dan kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan, sehingga

penulis dapat Penelitian skripsi ini yang berjudul “ANALISIS DAMPAK

DARI PROFESI WANITA KARIR TERHADAP KESEJAHTERAAN

KELUARGA (Studi Kasus Penjahit Wanita Di Blang Ara Kecamatan Paya

Bakong Kabupaten Aceh Utara)”. Skripsi ini ditulis dalam rangka melengkapi

tugas-tugas dan memenuhi syarat- syarat untuk menyelesaikan pendidikan

program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Malikussaleh Lhoksemawe.

Dalam penyusunan proposal ini penulis mendapatkan banyak saran dan masukan

serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herman Fithra, ST., MT.,IPM selaku Rektor Universitas Malikussaleh

2. Bapak Dr. Hendra Raza, S.E., M.Si, Ak, Ca selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Malikussaleh

3. Bapak Mukhlis M Nur, Lc., MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh

4. Bapak Dr. Damanhur Abbas, Lc. MA selaku dosen pembimbing yang dengan

sabarnya membimbing saya dan dapat meluangkan waktu dalam pembimbing penulisan

skripsi ini

5. seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh yang

telah memberikan ilmu yang berguna dan bermanfaat bagi penulis


6. ayahanda, kerabat, teman – teman yang telah memberikan dukungan dan motivasi yang

tiada hentinya kepada penulis

Penulis menyadari bahwa dengan berbagai keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki, skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi isi maupun sistematika

penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempuraan tulisan dimasa yang akan datang

Semoga rahmat dan hidayatserta lindunganNya senantiasa dilimpahkann kepada

kita semua, selaku orang-orang yang selalu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di

dunia dan akhirat. Kepada-Mu kami menyerakan diri dan keampunan-Mu kami harapkan,

semoga tulisan ini bermanfaat dan berguna, Aamiin Ya Rabbal’alamin

Lhokseumawe, Desember 2020


Penulis,

Burhanuddin
NIM. 170440054
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Wanita biasanya identik dengan melakukan pekerjaan rumah tangga pada

kehidupan sehari-hari seperti mencuci, memasak serta membersihkan rumah. Selain itu

juga ada yang memiliki pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangga seperti wanita karir

ataupun wanita pekerja diluar pekerjaan rumah tangga yang biasa dilakukan kebanyakan

merupakan wanita sebagai tenaga kerjanya. Penggerak utama roda perekonomian dalam

hal ini manusia merupakan peran penting dalam aktivitas sosial ekonomi dalam

masyarakat khususnya di Indonesia.

Saat ini perubahan sosial pada kelompok wanita mulai bergerak secara

perlahan (evolusi) yang diilhami pandangan kesetaraan gender, ibu-ibu rumah

tangga tidak mau lagi dikatakan tidak mempunyai pekerjaan tetapi sekarang sudah

berani keluar dari rumah untuk mencari nafkah. Kesadaran diri dan tingkat

emansipasi wanita Indonesia tidak mau dirinya hanya menjadi beban suaminya,

melainkan mereka ingin sebagai pejuang yang sama kemampuan dan haknya

dengan sang suami yang mampu mejalankan fungsi dan kewajibannya tidak

terbatas hanya menjadi tanggung jawab suami (Soedjatmoko, 2007: 58)

Di dalam kehidupan rumah tangga, seorang laki-laki sebagai ayah maupun

perempuan sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga mempunyai kewajiban


2

bersama untuk berkorban guna kepentingan bersama. Kedudukan laki-laki dan

perempuan di dalam keluarga memiliki hak yang sama untuk ikut andil dalam

memenuhi kesejahteraan seluruh anggota keluarganya. Status suami istri dalam

keluarga adalah sama nilainya, keluarga akan kokoh dan beribawa apabila dari

masing-masing anggota keluarga yang ada dapat membentuk suatu rumah tangga

yang sejahtera, tentu hal itu tidak lepas dari peran ibu rumah tangga yang begitu

besar, baik dalam membimbing , mendidik anak mendampingi suami dan

membantu pekerjaan suami bahkan sebagai tulang punggung keluarga dalam

mencari nafkah.

Sering kita temui bahwa tidak sedikit ibu rumah tangga yang terlibat

langsung mencari nafkah dikarenakan kondisi ekonomi yang menjadi dorongan

dalam memenuhi kebutuhan keluarga, hal ini terjadi karena suami dianggap

kurang mampu memenuhi kebutuhan keluarga, namun menjadi seorang wanita

karir yang telah berkeluarga memiliki beban ganda yang cukup berat. Wanita

yang menyandang status sebagai wanita karir merupakan tanggung jawabnya

sebagai ibu dalam membina pendidikan anaknya di lingkungan keluarga terutama

dalam pembinaan agama anak. Selain bekerja, wanita diupayakan tidak

mengurangi kewajibannya untuk mengurus keluarga sehingga diperlukannya

komitmen yang serius antara suami dan isteri agar tidak terjadi pertikaian di

dalam keluarga dan tercipta keluarga yang sejahtera.

Wanita bekerja dalam perspektif islam

Islam mengajarkan kepada umatnya, baik pria maupun wanita untuk

bersama-sama membina kesejahteraan masyarakat melalui usaha dan kerja keras.


Semua usaha untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga maupun untuk

meningkatkan prestasi, pada hakekatnya merupakan usaha yang dapat membina

dan menciptakan kesejahteraan masyarakat. Mendorong umat untuk meningatkan

mutu kehidupan sama pentingnya dengan usaha meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan.

Allah Ta’ala menciptakan laki-laki dan wanita dengan karakteristik yang

berbeda. Secara alami (sunnatullah), laki-laki memiliki otot-otot yang kekar,

kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang berat, pantang menyerah, sabar dan

lain-lain. Cocok dengan pekerjaan yang melelahkan dan sesuai dengan tugasnya

yaitu menghidupi keluarga secara layak. Sedangkan bentuk kesulitan yang dialami

wanita yaitu: Mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak,

serta menstruasi yang mengakibatkan kondisinya labil, selera makan berkurang,

pusing-pusing, rasa sakit di perut serta melemahnya daya pikir, sebagaimana

disitir di dalam AlQur’an.

Oleh karena itu, Islam menghendaki agar wanita melakukan

pekerjaan/karir yang tidak bertentangan dengan kodrat kewanitaannya dan tidak

mengungkung haknya di dalam bekerja, kecuali pada aspek-aspek yang dapat

menjaga kehormatan dirinya, kemuliaannya dan ketenangannya serta menjaganya

dari pelecehan dan pencampakan.

Kemajuan teknologi berkembang demikian pesat. Kebutuhan rumah

tanggapun kita bertambah. Hal inilah yang menjadikan tingkat konsumsi dalam

keluarga meningkat besar. Untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga tersebut jika
hanya mengandalkan satu sumber penghasilan saja, tentunya akan timbul banyak

kesulitan.

Seperti halnya di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten

Aceh Utara sebagian dari ibu rumah tangga memilih bekerja sebagai penjahit demi

meningkatkan daya tahan ekonomi keluarga.

Tabel 1.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Ulee Pulo


Jumlah
Mata Pencaharian Persentase
Penduduk
Petani 60 % 1260
Pedagang 5% 105
Wiraswasta 8% 168
Supir 7% 147
PNS 10 % 210
Pensiunan 5% 105
Peternak 3% 63
Penjahit 2% 42
Jumlah 100% 2100
Sumber : data umum Desa Blang Ara tahun 2020

Tabel diatas menjelaskan bahwa di Desa Blang Ara Kecamatan Paya

Bakong Kabupaten Aceh Utara jumlah mata pencaharian penduduk ada 8.

Berdasarkan mata pencaharian tersebut meliputi petani, pedagang, wiraswasta,

supir, PNS, penjahit, pensiun dan peternak. Mata pencaharian penduduk yang

paling banyak adalah pentani, yaitu mencapai 60 persen dan paling sedikit adalah

penjahit, hanya 2 persen (tabel 1.1).


Tabel 1.2 Jumlah Pekerja Wanita di Desa Ulee Pulo
Pekerjaan Persentase Jumlah Penduduk
Petani 70% 588
Pedagang 15% 126
PNS 10% 84
Penjahit 5% 42
Jumlah 100% 840
Sumber : data umum PKK Desa Blang Ara tahun 2020

Seperti kisah yang dialami Hasanah, Ibu-Ibu berumur 45 tahun yang

tinggal di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara,

sehari-harinya menjahit. Ia mampu menjahit 3-4 baju dalam sehari dan di beri

upah Rp.75 ribu per baju, ia telah menggeluti pekerjaan itu sejak 10 tahun yang

lalu. Hal itu ia lakukan demi membantu suaminya untuk mencukupi ekonomi

keluarga dengan pekerjaan yang ia lakukan. Meski dia sibuk dengan menjahit,

Hasanah tetaplah sumber kasih sayang bagi anak-anaknya. Saat senggang

ataupun tidak ia menyempatkan diri untuk bermain dengan anaknya dan mengurus

keluarganya.

Begitulah hal yang dialami ibu rumah tangga di Desa Blang Ara

Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara, Ibu rumah tangga tidak hanya

berfokus pada rumah tangga saja tetapi mereka memilih untuk bekerja di tengah

kesibukan yang harus mereka jalankan sebagai ibu rumah tangga. Kebanyakan

dari ibu rumah tangga memilih bekerja sebagai petani, penjahit, dll. demi

meningkatkan daya tahan ekonomi keluarga.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Septi Latifa Hanum

(2017) yaitu tentang Peran ibu rumah tangga dalam membangun kesejahteraan
keluarga, yang menyatakan bahwa sebaga istri tidak hanya menjalani

kebutuhannya, yaitu menjalankan tugasnya, tetapi istri harus mempunyai

keinginan-keinginan yang ingin dicapai seperti meningkatkan eksistensi wanita

pada dunia karir, ekonomi maupun politik. memanfaatkan seberapapun

pendapatan itu untuk diolah kembali agar itu menjadi suatu kemunculan ide baru

yang sangat bagus dalam berkarir dan dalam dunia usaha/bisnis, karena itu pula

sebagai bentuk pemberdaayan kaum wanita.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Latifa, Rosmala Dewi, Fitriana

(2018) yaitu tentang Peran wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga

(studi kasus usaha penjahit perempuan di mukim lhoknga) menyatakan bahwa

Dengan usaha menjahit yang dilakukan perempuan di Mukim Lhoknga sangat

menunjang ekonomi keluarga, memberi tambahan bagi ekonomi keluarga yang

cukup untuk menambah penghasilan keluarga juga usaha tersebut dapat memberi

motivasi yang baik bagi keluarga-keluarga yang ada di Mukim Lhoknga.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu di atas, penulis

tertarik untuk meneliti dampak dari profesi wanita karir terhadap kesejahteraan

keluarga dengan judul penelitian: “Analisis dampak dari profesi wanita karir

terhadap kesejahteraan keluarga (Studi kasus Penjahit Wanita Di Desa

Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara)”.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak dari profesi wanita karir terhadap kesejahteraan keluarga

di Di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara?

2. Bagaimana tinjauan Ekonomi Islam terhadap istri berprofesi sebagai wanita

karir dalam keluarga ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dampak dari profesi wanita karir terhadap kesejahteraan

keluarga di Di Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh

Utara

2. Untuk mengetahui tinjauan Ekonomi Islam terhadap istri berprofesi sebagai

wanita karir dalam keluarga.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Diharapkan hasil dari penelitin ini dapat memberikan kegunaan teoritis

atau akademis berupa sumber informasi khususnya pada kajian ilmu ekonomi

yang berkaitan dengan wanita karir serta dapat memberi sumbangan


pengetahuan, khususnya terkait dengan analisis dampak dari profesi wanita

karir terhadap kesejahteraan kelurga.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi masyarakat, diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

berguna untuk mengetahui dan memahami tentang wanita karir sesuai

dengan perspektik ekonomi islam.

b. Bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini bisa dijadikan rujukan

penelitian berikutnya tentang wanita karir sesuai dengan perspektik

ekonomi islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Defenisi Wanita Karir

Pada hakekatnya sinonim kata wanita dan perempuan itu sama saja namun

dalam perkataan (perempuan) lebih halus, akan tetapi kata “wanita” dimaksudkan

karena wanita adalah istilah yang lebih populer dan lebih banyak disebutkan

dalam percakapan sehari hari. Pengertian wanita dalam kamus besar bahasa

Indonesia wanita adalah perempuan dewasa atau kaum puteri.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), “wanita” berarti

perempuan dewasa. Sedangkan “karir” berarti memiliki arti: (1) perkembangan

dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan, serta (2) pekerjaan yang

memberikan harapan untuk maju. Oleh karena itu, karir selalu dikaitkan dengan

uang dan kuasa. Namun bagi sebagian yang lain, masalah tentu bukan sekedar itu,

karir juga merupakan karya yang tidak dapat dipisahkan dengan panggilan hidup.

Orang yang hidup sesuai dengan panggilan hidupnya akan menikmati hidup

bahagia. “Wanita karir” berarti wanita yang berkecimpung dalam kegiatan profesi

seperti bidang usaha, perkantoran, dan sebagainya dilandasi dengan pendidikan

keahlian seperti ketrampilan, kejujuran dan sebagainya yang menjanjikan untuk

mencapai kemajuan.

9
10

Menurut Ikawati (2016a) wanita karir adalah wanita yang menekuni dan

mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam waktu yang relatif

lama, untuk mencapai suatu kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan.

Umumnya karir ditempuh oleh wanita diluar rumah sehingga wanita karier

tergolong mereka yang berkiprah disektor publik. Pekerjaan dalam kajian

ekonomi disebut sebagai salah satu unsur produksi, yang tercermin dalam tenaga

fisik dan pemikiran yang dilakukan seseorang untuk kegiatan produksi

(Kusmayandi, 2017).

Wanita karir menurut para ahli dijelaskan dalam penelitian :

a. Menurut Simamora, karir adalah urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan

dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang

selama rentang hidup orang tersebut. Perencanaan karir merupakan proses

yang disengaja di mana dengan melaluinya seseorang menjadi sadar akan

atribut-atribut yang berhubungan dengan karir personal dan serangkaian

langkah sepanjang hidup memberikan sumbangan pemenuhan karir.

b. Menurut Ekaningrum, karir digunakan untuk menjelaskan orangorang pada

masing masing peran atau status. Karir adalah semua jabatan (pekerjaan) yang

mempunyai tanggung jawab individu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

karir adalah suatu rangkaian atau pekerjaan yang dicapai seseorang dalam

kurun waktu tertentu yang berkaitan dengan sikap, nilai, perilaku dan motivasi

dalam individu.
Pada masa Rasulullah sendiri, ada banyak wanita yang juga dikenal

sebagai wanita karir. di antaranya yaitu Siti Khadijah, istri Nabi adalah satu di

antaranya. Namun demikian, kita semua tahu bahwa ekonomi bukanlah

satusatunya tujuan kita hidup di dunia. Pada kenyataannya ekonomi hanyalah

sarana untuk menopang sisi-sisi kehidupan yang lain.

Keberadaan wanita karir dibedakan menjadi dua bentuk:

a. Wanita karir yang tidak terikat dengan tali pernikahan maksudnya adalah

wanita yang belum pernah menikah atau wanita yang pernah menikah tetapi

telah terjadi proses perceraian/talak yang aktif dalam bekerja pada bidang

pekerjaan tertentu sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya.

Karena tidak ada ikatan pernikahan, maka wanita yang tergolong dalam

golongan ini dapat bekerja dengan bebas tanpa adanya keterikatan dan

tanggung jawab kepada siapapun.

b. Wanita karir yang terikat dengan tali pernikahan maksudnya adalah wanita

yang telah melangsungkan pernikahan dengan seorang pria yang ditandai

dengan adanya proses akad nikah yang di dalamnya terjadi sebuah ikatan lahir

dan batin antara wanita dan pria, inilah lahirlah pasangan suami istri yang

mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Karena telah menjadi

pasangan suami istri, maka keduanya mempunyai keterikatan. Terutama

keterikatan dalam hal penyeimbangan pemenuhan hak dan kewajiban diantara

keduanya.
Secara umumnya, wanita adalah bagian dari masyarakat. Peranan dan

tanggung jawab wanita dalam pembentukan masyarakat sangat penting dan

bermakna sekali. Oleh karena itu, wanita perlu memahami tentang kadudukan,

peranan dan hak mereka yang ditentukan oleh syari‟at Islam. Peranan utama

wanita bermula sebagai anak perempuan, istri, ibu, anggota masyarakat dan

pemimpin(Hanum, 2017)

Al-Quran berbicara tentang wanita dalam berbagai ayatnya. Pembicaraan

tersebut menyangkut barbagai sisi kehidupan. Ada ayat yang berbicara tentang

hak dan kewajibannya, ada pula yang menguaraikan keistimewaan-keistimewaan

tokoh-tokoh wanita dalam sejarah agama atau kemanusiaan. Secara umum QS.

An-Nisa (4)/32, menunjuk kepada hak-hak wanita:

Terjemahnya:
“Bagi lelaki hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya dan bagi
perempuan hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan kepadanya”

2.1.2 Ciri-ciri Wanita Karir

Menuru (Fatimah, 2015), beberapa ciri wanita karir yaitu :

a. Wanita yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu

kemajuan.

b. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu merupakan kegiatan-kegiatan

profesional sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Baik bidang politik,


ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, ketentaraan, sosial, budaya

pendidikan, maupun dibidang-bidang lainya.

c. Bidang pekerjaan yang ditekuni oleh wanita karir adalah pekerjaan yang

sesuai dengan keahlianya dan dapat mendatangan kemajuan dalam kehidupan

pekerjaan, atau jabatan.

Dari berbagai prestasi yang didapatkan wanita karier, bahwa wanita karier

memiliki tingkat energi yang kuat dan tinggi pada umumnya memiliki kesehatan

yang baik. Wanita karier memilki ketetapan hati, dorongan yang kuat untuk

mencapai kemajuan, dan keuletan.

2.1.3 Syarat Wanita Karir Dalam Ranah Hukum Islam

Seorang wanita boleh bekerja jika ada salah satu dari sejumlah keadaan

yang membolehkan wanita bekerja diluar rumah sehingga dikatakan bahwa

wanita karir itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu (Husin, 2015). Dengan

demikian, keluarnya wanita dari rumah untuk bekerja itu tidak berakibat buruk

bagi dirinya, suaminya, anak-anaknya dan masyarakatnya. Diantara persyaratan

yang telah ditetapkan para ulama’ fiqih bagi wanita adalah:

a. Persetujuan suami

Adalah hak suami untuk menerima atau menolak keinginan istri untuk bekerja

diluar rumah, sehingga dapat dikatakan bahwa persetujuan suami bagi wanita

karier merupakan syarat pokok yang harus dipenuhinya karena laki-laki adalah

pemimpin bagi wanita.


b. Menyeimbangkan kewajiban rumah tangga dan kewajiban kerja

Sebagian besar wanita muslimah yang dibolehkan bekerja diluar rumah karena

tuntutan kebutuhan primer rumah tangganya, mampu menyamakan dan

menyeimbangkan antara kewajiban rumah tangga dan kewajiban kerja. Adanya

aturan-aturan pekerjaan baik dari segi waktu maupun dari segi kesanggupan,

menyebabkan seorang istri mengurangi kualitas pemenuhan kewajiban rumah

tangganya atau bahkan mempengaruhi kesehatannya.

c. Pekerjaan itu tidak menimbulkan khalwat

Yang dimaksud dengan khalwat adalah berduaannya laki-laki dan wanita yang

bukan mahram. Pekerjaan yang didalamnya besar kemungkinan terjadi khalwat

akan menjerumuskan seorang istri kedalam kerusakan.

d. Menghindari pekerjaan yang berbahaya bagi diri wanita dan masyarakat.

e. Menjauhi segala sumber fitnah.

f. Memperpanjang pakaiannya hingga menutupi kedua kakinya dan menutupkan

kerudung ke kepalanya sehingga tertutup bagian leher, bagian atas dada, dada

dan wajahnya.

2.1.4 Pandangan Ulama Terhadap Wanita Karir

Para ulama masih memperdebatkan bolehkah seorang wanita (istri)

bekerja di luar rumah. Untuk mengetahui bagaimana hukum wanita yang bekerja

atau berkarir dapat dilihat dari fatwa-fatwa para ulama. Ada dua pendapat tentang

boleh tidaknya wanita bekerja di luar rumah. Pendapat yang paling ketat
menyatakan tidak boleh, karena dianggap bertentangan dengan kodrat wanita

yang telah diberikan dan ditentukan oleh Tuhan (Husnussa’adah, 2019).

1. Pendapat Yang Membolehkan

Menurut Qâsim Âmîn dalam (Husnussa’adah, 2019), pendapat yang

mewajibkan wanita harus berada dalam rumahnya tidak lain bersumber dari adat

dan tradisi masyarakat Arab pada masa lalu. Alasan mengapa para wanita harus

ikut bekerja, karena pada setiap negara banyak dijumpai kaum wanita yang belum

menikah ataupun wanita yang terpaksa bercerai dengan suaminya, baik cerai

hidup maupun cerai mati, ataupun wanita yang telah bersuami namun dia juga

terpaksa harus bekerja mencari nafkah karena himpitan kemiskinan atau karena

suami tidak mampu atau malas bekerja. Dalam kondisi-kondisi seperti inilah para

wanita tidak boleh dilarang bekerja atau berkarir di luar rumah.

Para ulama dayah di Aceh berpendapat bahwa perempuan pekerja di luar

rumah (keluar zona nyaman) pada prinsipnya dibolehkan (dibenarkan) atau diberi

pilihan bagi perempuan. Kenapa demikian, pembolehan tersebut diikuti

ketentuan-ketentaun yang mengikat dan membatasi perempuan demi menjaga

peran dan tanggungjawab utamanya dalam keluarga (pendidik, pencurah perhatian

dan pemberi kasih sayang) dan mampu menghadirkan kemashlahatan

(keselamatan, kenyamanan, dan kesejahteraan) dirinya di tempat

umum(Muhibuddin, 2018).

Menurut pandangan yang telah dipaparkan diatas menyakan bahwa wanita

diperkenankan bekerja di luar rumah dalam bidang-bidang tertentu yang sesuai

dengan kewanitaan, keibuan, dan keistrian, seperti pengajaran, pengobatan,


perawatan, serta perdagangan. Bidang-bidang ini selaras dengan kewanitaan.

Wanita yang melakukan pekerjaan selain itu dianggap menyalahi kodrat

kewanitaan dan tergolong orang-orang yang dilaknat Allah karena menyerupai

pria.

2. Pendapat Yang Tidak Membolehkan

Menurut Yûsuf al-Qardhâwî, pekerjaan atau tugas kaum wanita yang paling

penting adalah mendidik anak-anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang

sesuai dengan ajaran agama. Namun hal itu bukan berarti melarang kaum wanita

(ibu dan istri) melakukan pekerjaan-pekerjaan sosial di luar rumah, akan tetapi

yang disoroti oleh agama adalah jenis dan metode pekerjaan yang dilakukannya

tersebut, sebab terdapat beberapa jenis pekerjaan tertentu yang hanya cocok dan

sesuai bagi kaum wanita begitu pula sebaliknya

Al qurthubi berpendapat bahwa perempuan Islam secara umum

diperintahkan untuk menetap di dalam rumah, walaupun ia mengakui bahwa

sebenarnya relasi lebih terarah kepada isteri-isteri nabi Muhammad SAW, tapi

perempuan selain isteri nabi juga tercakup dalam perintah tersebut. Hal yang

hampir senada juga diterjemahkan oleh Ibn Katsir yang mengatakan bahwa

perempuan tidak dibenarkan ke luar rumah kecuali ada kebutuhan yang

dibenarkan oleh agama(Yenti, 2011).

Selain itu, yang menjadi alasan para ulama melarang wanita muslimah

memasuki dunia kerja adalah kekhawatiran akan terjadinya khalwat


(percampuran) antara wanita dan pria di tempat kerja. Hal itu sebagaimana yang banyak

terjadi

di lapangan sering menimbulkan pelecehan seksual dan perlakuan diskriminatif

bagi para pekerja wanita dan lambat laun akan mengakibatkan kemerosotan atau

dekadensi moral masyarakat muslim. Kendala inilah yang mungkin menjadi

pertimbangan para ulama untuk menetapkan fatwa dan hukum bagi seorang

wanita karir.

2.1.5 Peran Ganda Wanita Karir

Pada dasarnya Islam telah menaruh perhatian yang sangat besar terhadap

wanita dan menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dalam perspektif Islam, wanita memiliki peran dan fungsi dalam

kehidupan sehari-hari, yaitu wanita sebagai seorang ibu, wanita sebagai seorang

istri, dan wanita sebagai anggota masyarakat

Berikut penjelasan dari masing-masing peran wanita:

a. Wanita Sebagai Seorang Ibu

Islam memandang dan memposisikan wanita sebagai ibu ditempat yang luhur

dan sangat terhormat. Ibu adalah satu diantara orang tua yang yang mempunyai

peran yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu. Posisi perempuan

sebagai ibu dalam Islam sangat tinggi, ia berhak mendapatkan penghormatan tiga

kali besar dari penghormatan anak kepada ayahnya. Ditangan ibu-lah setiap

individu dibesarkan dengan kasih sayang yang tidak terhingga. Secara tegas

Alquran memerintahkan setiap manusia untuk menghayati dan mengapresiasi ibu

atas jasa-jasanya dengan berbuat baik kepadanya.


Firman Allah dalam Q.S al Lukman /31:14 sebagai berikut:

Terjemahannya :

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang bapak
ibunya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada Ku dan kepada
ibu bapakmu, hanya kepada Kulah kembalimu. (Q.S. al -Lukman /31: 14).
Ayat ini menunjukkan sebagai salah satu dari orang tua seorang ibu

mempunyai hak untuk diapresiasi dan diperlakukan sebaik-baiknya terutama oleh

anak-anaknya. Apresiasi dan rasa syukur itu adalah semacam kompensasi dari

jerih payah ibu yang melahirkan, merawat, mengasuh dan mendidik. Bentuk

penghormatan lainnya juga menjadi hak ibu untuk mendapatkanya adalah

diperlakukan dengan tutur kata yang santun dan dijaga perasaannya.

b. Wanita sebagai istri

Peran lain wanita dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai seorang istri.

Suami dan istri adalah sepasang manusia yang atas dasar cinta dan kasih suci

mengikat diri dalam jalinan nikah. Seorang suami berkewajiban untuk mencintai

dan suaminya dengan sepenuh hati. Istri dan suami memiliki peran yang berbeda

namun harus saling melengkapi (Ermawati, 2016: 3).


Kewajiban dan tugas pokok seorang istri yang salihah adalah berbakti kepada

suami, taat kepada perintahnya selama tidak bertentangan dengan perintah Allah,

dan berusaha mencari ridanya, karena rida Allah kepada seorang istri terletak pada

rida suami dan laknat Allah juga menyertai laknat suami. Seorang istri harus siap

menjadi teman dalam beribadah kepada Allah, menjadi teman dalam berpikir, dan

menjadi teman dalam perjalanan. Seorang istri harus selalu bersama dengan suami

baik di saat suka maupun duka, senantiasa memperhatikan hal-hal yang akan

menjadikan suaminya semakin mencintai. Terlebih lagi, istri harus memiliki sifat

pemaaf dan penyantun terhadap kekurangan dan kelemahan suami (Arfah & Al

Adani, 2012: 279-281).

Wanita yang berperan sebagai istri adalah wanita yang pandai membelanjakan

uang, tidak boros dalam pengeluaran uang dan tidak pula kikir. Jujur dalam segala

hal dan tidak terlalu matrealisme. Maka semaksimal mungkin seorang istri akan

mengabdi kepada suaminya sesuai dengan tuntunan Islam. Wanita sebagai istri

yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam serta mampu memberikan ketenangan

jiwa suaminya adalah istri yang patuh. Seorang istri hendaknya jangan terlalu

pasif terhadap perintah suami, tetapi setidaknya istri yang patuh harus mempunyai

pemikiran yang kreatif, aktif, tingkah laku yang baik, cara berbicara yang baik,

dan tidak menggoda laki-laki lain.

c. Wanita sebagai pribadi dan anggota masyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berkumpul dan berinteraksi

dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama. Setiap individu membentuk


keluarga dan keluarga-keluarga itu merupakan komponen masyarakat. Tidak

dapat dielakkan bahwa masyarakat tersebut lebih kurang separo anggotanya

adalah wanita. Dengan demikian, kokoh tidaknya masyarakat dan tercapai

tidaknya harapan dan cita-cita masyarakat ditentukan oleh wanita, walaupun ini

tidak boleh dipahami bahwa kehidupan masyarakat hanya menjadi tanggung

jawab wanita.

2.1.6 Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri. Keluarga

adalah fungsi pengantara pada masyarakat besar dan dijadikan sebagai

penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar. Hanya melalui

keluargalah masyarakat itu dapat memperoleh dukungan yang diperlukan dari

pribadi-pribadi sebaliknya keluarga hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh

masyarakat yang lebih luas (Wibawa & Wihartanti, 2018).

Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas

dengan pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada

eksistensinya. Keluarga itu adalah satu-satunya lembaga sosial yang diberi

tanggung jawab untuk mengubah suatu organisma biologis menjadi manusia.

Mongid mengatakan bahwa Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi

dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan fisik materiil, mental

spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai
dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan

memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental dan

kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

Setiap keluarga mempunyai tujuan untuk membentuk keluarga menjadi

keluarga sejahtera. Kehidupan yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Kuswardinah mengatakan, bahwa untuk

menciptakan suatu keluarga yang baik perlu didukung hal sebagai berikut:

a. Kesehatan jasmani harus diperhatikan, mulai dari kesehatan suami, istri, dan

kesehatan anak sejak dalam kandungan, usia balita, hingga dewasa, gizi

keluarga, hidup bersih serta teratur.

b. Kesehatan rohani harus diperhatikan, mulai dari sikap perilaku orang tua sejak

anak masih dalam kandungan, mengajarkan pendidikan moral, sosial, dan

agama dalam keluarga, serta menjadi tauladan bagi anak-anaknya.

c. Ekonomi keluarga yang dapat menunjang kehidupan rumah tangga, yaitu

adanya keseimbangan antara pengahasilan dan pengeluaran, menentukan skala

prioritas, menambah pendapatan keluarga dengan kesempatan wanita sebagai

ibu rumah tangga yang bekerja atau berwiraswasta.

Jadi, kesejahteraan keluarga merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan

primer dan sekunder dalam kehidupan suatu keluarga di masyarakat. Kehidupan

yang sehat sejahtera harus dapat dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kesejahteraan keluarga tidak terlepas dari upaya pemberdayaan keluarga.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, kesejahteraan keluarga adalah

suatu kondisi dinamis keluarga dimana terpenuhi semua kebutuhan fisik materiil,
mental spiritual, dan sosial yang memungkinkan keluarga dapat hidup wajar

sesuai dengan lingkungannya serta memungkinkan anak-anak tumbuh kembang

dan memperoleh perlindungan yang diperlukan untuk membentuk sikap mental

dan kepribadian yang matang sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.

Upaya pemberdayaan keluarga merupakan upaya yang dilakukan untuk

menjadikan keluarga sebagai pelaku dalam pembangunan dimana suatu

keluargatidak hanya mampu memberdayakan keluarganya, namun juga

memberdayakan masyarakat.

1. Pemenuhan Kebutuhan Hidup

Setiap keluarga mempunyai berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari

yang harus dipenuhi dengan biaya yang berasal dari pendapatan keluarga.

Pemenuhan kebutuhan hidup keluarga sehari-hari merupakan upaya yang

dilakukan untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi berbagai kebutuhan

sehari-hari, antara lain:

a. Pemenuhan Kebutuhan Pangan

Pencapaian ketahanan pangan dapat dilihat dari ketersediaan pangan,konsumsi

gizi, dan status gizi. Usaha untuk mewujudkan ketahanan pangan pada tingkat

keluarga atau rumah tangga dapat ditempuh melalui peningkatan daya beli

masyarakat, peningkatan cadangan pangan, dan peningkatan pengetahuan

tentang pangan dan gizi.

b. Pemenuhan Kebutuhan Sandang dan Papan

Pakaian dan rumah merupakan kebutuhan untuk meminimalkan resiko

perubahan lingkungan yang akan berdampak pada gangguan kesehatan


masyarakat. Pakaian dan rumah merupakan sarana untuk mewujudkan

pemenuhan kebutuhan sosial psikologis keluarga dan anggotanya. Kualitas

dan kuantitas dalam pemilihan sandang dan papan akan berpengaruh pada

tingkat kesejahteraan keluarga.

c. Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Setiap

manusia membutuhkan pendidikan, baik pendidikan formal maupun

pendidikan informal, serta non formal. Dengan adanya pendidikan maka

manusia akan mempunyai wawasan yang luas dan pola pikir yang maju.

Tingkat pendidikan mempengaruhi kesempatan bagi manusia untuk memilih

jenis pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin tinggi

pendidikan yang dimiliki masyarakat, maka semakin tinggi pula pendapatan

serta status sosial pada masyarakat tersebut. Pendidikan bagi anak juga sangat

penting dalam kehidupan suatu keluarga. Pendidikan anak tidak hanya

mencakup pendidikan yang diberikan oleh kedua orang tua, tetapi juga

pendidikan formal yang harus terpenuhi. Jika pendidikan pada anak terpenuhi

dengan baik, maka itu merupakan salah satu ciri tercapainya keluarga yang

sejahtera.

d. Pemenuhan Kebutuhan Kesehatan

Kesehatan setiap anggota keluarga merupakan syarat penting untuk dapat

bekerja secara produktif, sehingga menghasilkan pendapatan yang digunakan

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kesehatan keluarga tidak dapat dipisahkan


dengan ketahanan pangan keluarga. Keduanya saling berhubungan dan saling

mempengaruhi satu sama lain. Kesehatan keluarga juga dipengaruhi oleh

faktor lain, seperti pelayanan kesehatan, dan perubahan lingkungan.

2.1.6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Kelurga

a. Pekerjaan

Manusia adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia

disebut sebagai makhluk yang suka bekerja, manusia bekerja untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya yang terdiri dari pakaian, sandang, papan, serta memenuhi

kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan

sebagainya (Mulyanto, 1985:2). Jadi, untuk menentukan status ekonomi yang

dilihat dari pekerjaan, maka jenis pekerjaan dapat diberi batasan sebagai berikut:

1) Pekerjaan yang berstatus tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis,

pemimpin ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun

swasta, tenaga administrasi tata usaha.

2) Pekerjaan yang berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan

jasa.

3) Pekerjaan yang berstatus rendah, yaitu petani dan operator alat angkut atau

bengkel.

b. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, pendidikan dapat

bermanfaat seumur hidup manusia.


c. Pendapatan

Christoper dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan

kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji,

upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

d. Jumlah Tanggungan Orang Tua

Proses pendidikan anak dipengaruhi oleh keadaan keluarga (Lilik, 2007).

e. Jenis Tempat Tinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi (2004) untuk mengukur tingkat

sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

 Status rumah yang ditempati.

 Kondisi fisik bangunan.

 Besarnya rumah yang ditempati.

2.1.6.2 Hubungan Wanita Karir Dengan Kesejahteraan Keluarga

Tentang masalah wanita karir terutama dalam rumah tangga pada dekade ini

memang sarat dengan perdebatan yang cukup menarik perhatian terutama yang

terkait dengan isu gender. Kesetaraan gender menghendaki perempuan dan laki-

laki menikmati status setara dan memiliki kondisi yang sama untuk mewujudkan

secara penuh hak-hak asasi dan potensi bagi keutuhan dan kelangsungan rumah

tangga secara proporsional. Sejalan dengan hal tersebut semakin banyak wanita

yang bekerja untuk membantu suami dalam meningkatkan kesejahteraan

keluarga(Kusmayandi, 2017)

.
Dalam sebuah keluarga, wanita merupakan pengelola keuangan yang pandai

dalam mengatur keuangan rumah tangga. Hal ini dihubungkan dengan keadaan

ekonomi yang labil dengan gaji suami yang hampir tidak cukup di akhir bulan

atau justru seringkali hanya sampai pada pertengahan bulan. Wanita menjadi

pihak yang paling banyak terkena pengaruh. Mereka pulalah yang memeras otak

bagaimana agar dapurnya dapat terus berasap. Karena semakin besarnya peranan

wanita khususnya yang bekerja di sektor industri sebagai buruh untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Menurut Hoffman dan Hoffman dalam(Ikawati, 2016) menyebutkan, banyak

dampak positif wanita karir atau ibu bekerja salah satunya ibu yang bekerja bisa

meningkatkan standar kehidupan keluarga dan menambah penghasilan suami.

Apabila dikaitkan dengan kesejahteraan keluarga, dukungan positif ini akan

mendukung kemapanan karir istri/ibu, akibatnya keluarga akan merasa aman,

terlindungi, tidak tertekan dalam menjalankan karir yang dijalani, akhirnya ada

peningkatan pendapatan dari sisi ibu/istri yang dapat meningkatkan kesejahteraan

keluarganya.

2.1.7 Pendapatan

Menurut Suroto (2000:26) dalam (Christoper & Chodijah, 2017) Teori

pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang

yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah

uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mapun tidak

langsung.

Becker (1985) mengembangkan teori untuk mempelajari model ekonomi

rumah tangga, dimana kegiatan konsumsi dan produksi tidak terpisah dan

penggunaan tenaga kerja keluarga lebih diutamakan. Ekonomi rumah tangga

adalah waktu dan barang atau jasa merupakan unsur kepuasan, waktu dan barang

atau jasa digunakan sebagai faktor produksi dalam fungsi produksi rumah tangga,

dalam mengkonsumsi kepuasan rumah tangga bukan hanya ditentukan oleh

barang dan jasa yang diperoleh di pasar tetapi dari berbagai komoditi yang

dihasilkan oleh rumah tanga dan terakhir adalah rumah tangga bertindak sebagai

produsen dan konsumen.

Pendapatan keluarga adalah pendapatan suami dan istri serta anggota

keluarga lain dari kegiatan pokok maupun tambahannya. Pendapatan sebagai

ukuran kemakmuran yang telah dicapai oleh seseorang atau keluarga pada

beberapa hal merupakan faktor yang cukup dominan untuk mempengaruhi

keputusan seseorang atau keluarga terhadap suatu hal. Pendapatan keluarga

berperan penting, karena pada hakekatnya kesejahteraan keluarga sangat

tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga (Anggraini, 2007).

Pendapatan istri yang bekerja dalam keluarga berpengaruh terhadap upaya

peningkatan kesejahteraan karena Salah satu faktor pendorong sebagian besar

wanita bekerja adalah alasan ekonomi. Untuk membantu perekonomian keluarga

dimana pendapatan suami belum mampu mencukupi pendapatan keluarga.

Melalui wanita bekerja berarti terjadi penambahan pendapatan bagi keluarga


miskin. Penambahan ini merupakan sumbangan pendapatan wanita yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga kesejahteraan

keluarga dapat dicapai. Selain itu memberikan nilai tambah bagi kehidupan

mereka dalam keluarga maupun dalam masyarakat (Syafrina dalam Alvionita,

2015)

2.1.8 Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah. Barang

setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Kertasapoetra,

1987:6). Ini berarti segala bentuk aktivitas ekonomi yang bertujuan untuk

pengolahan agar mendapatkan nilai barang tersebut agar lebih tinggi dan dapat

digunakan untuk kebutuhan yang diperlukan dalam masyarakat merupakan

kegiatan perindustrian. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang

Perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah,

bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun

dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu

sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia.

Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang

mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan

barangyang lebih tinggi kegunaannya.Secara umum pengertian industri adalah

suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi
menjadi barang jadi barang jadi yang memilikinilai tambah untuk mendapatkan

keuntungan. Usaha perakitan atau assemblingdan juga reparasi adalah bagian dari

industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Pengelolaan tanah liat yang awalnya bernilai ekonomis rendahkemudian

dapat bernilai ekonomis tinggi setelah diolah menjadi bahan utama pembuat

bangunan. Batu bata merupakan hasil dari proses pengelolaan barang dari bahan

mentah menjadi barang setengah jadi lalu kemudian diproses sebagai bahan baku

untuk pembangunan gedung, rumah, sekolah dan sarana-sarana publik lain yang

memerlukan bahan baku dari batu bata yang tak lain berasal dari tanah liat yang

melalui proses pengelolaan. Pengelolaan tanah liat menjadi bahan bangunan

berupa batu bata merupakan salah satu bentuk aktivitas perekonomian dalam

bidang industri.

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya akan memberika

gambaran tentang dampak wanita karir terhadap keseahteraan keluarga. Berkut

adalah beberapa penelitian yang telah dilaukan sebelumnya :

1. Septi L(Hanum, 2017), berjudul peran ibu rumah tangga dalam membangun

kesejahteraan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis upaya yang

dilakukan oleh ibu rumah tangga di pedesaan terkait kontribusinya dalam

membangun kesejahteraan keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif, data diperoleh menggunakan wawancara


terhadap 6 informan di desa Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ibu rumah tangga memiliki kiat-kiat khusus dalam

mengelola pendapatan yang diamanahkan suami agar keluarga menjadi

sejahtera. Selain itu, tidak jarang pula ibu rumah tangga yang mencari

sambilan pekerjaan untuk menambah pendapatan keluarga dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, upaya untuk

menyejahterakan keluarga tidak semata-mata bergantung pada kemampuan

suami dalam mencari nafkah, tetapi juga ada peran istri yang secara bersama-

sama membangun kesejahteraan keluarga.

2. Nurul Latifa, Rosmala Dewi, Fitriana (2018), berjudul peran wirausaha dalam

meningkatkan kesejahteraan keluarga (studi kasus usaha penjahit perempuan

di mukim lhoknga). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi

ekonomi keluarga perempuan wirausaha yang ada di Mukim Lhoknga dan

motivasi perempuan wirausaha dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di

Mukim Lhoknga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan cara pengambilan subjek menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pemilihan sampel ditentukan oleh penelitian karena

adanya pertimbangan tertentu, sebagai contoh untuk mengetahui peran

wirausaha perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hasil

penelitian menunjukkan kondisi ekonomi perempuan yang membuka usaha

menjahit di Mukim Lhoknga termasuk dalam kondisi yang berkecukupan

sehingga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Motivasi penjahit

adalah ingin membahagiakan keluarga dengan cara mencukupi segala sesuatu


yang diperlukan setiap harinya, membantu keuangan keluarga dengan

menabung serta ingin membiayai pendidikan anak sampai perguruan tinggi.

3. Rudy Catur Rohman(Kusmayandi, 2017), berjudul kontribusi pekerja wanita

dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga dan proses pengambilan

keputusan dalam keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian

besar perempuan sekaligus ibu rumah tangga termotivasi bekerja untuk

kesejahteraan keluarga mereka. Perbedaan motivasi bekerja ibu-ibu rumah

tangga dalam penelitian ini lebih disebabkan karena latar belakang strata

ekonomi keluarga. Para responden yang termotivasi bekerja untuk membantu

mengatasi persoalan ekonomi keluarga (meningkatkan kesejahteraan keluarga

kebanyakan berasal dari strata ekonomi yang rendah, sedangkan para

perempuan ibu rumah tangga yang termotivasi bekerja karena untuk

menghindari stress dan upaya pengembangan diri kebanyakan berasal dari

keluarga strata ekonomi yang lebih tinggi (strata menengah).

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah susunan yang diatur untuk memberikan

petunjuk tentang kejelasan dari konsep, fenomena dan variabel tertentu. Dengan

adanya kerangka konseptual maka peneliti akan terfokus dalam bentuk yang layak

diteliti dan memudahkan penentuan fungsi variabel penelitian, baik sebagai

variabel bebas maupun variabel lainnya.


Berikut gambar konseptual dari penelitian ini:

Wanita karir Kesejahteraan keluarga

Ekonomi Islam

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar diatas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, penulis ingin

meneliti tentang dampak wanita karir terhadap kesejahteraan keluarga. Dan juga

peneliti ingin mengkaji bagaimana wanita karir menciptakan kesejahteraan

keluarga jika di kaitkan dengan ekonomi islam.


BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian dilakukan guna memperoleh

data penelitian. Adapun Lokasi penelitian ini yaitu Desa Blang Ara Kecamatan Paya

Bakong Kabupaten Aceh Utara Dengan objek penelitian sebagai sumber datanya

adalah penjhit wanita di desa blang ara tahun 2020.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research), yaitu dengan terjun ke lapangan dengan cara studi kasus (case study)

(Arikunto, 1986). Penelitian dilakukan berdasarkan pada objek penelitian daerah

lokasi yaitu Desa Blang Ara guna untuk mendapatkan data-data yang nyata.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penulis

dalam hal ini berusaha untuk menggambarkan dan menjelaskan apa saja yang ada

dilokasi penelitian.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut ((Purwanti & Dewi, 2014) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya.

33
34

Dalam penelitian ini jumlah populasinya adalah 42 penjahit wanita.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2013a) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah metode Non-Probability Sampling. Non-Probability

Sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Jenis teknik sampling yang digunakan adalah

sampling purposive. sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Unit sampel yang diambil sesuai dengan kriteria-kriteria

tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan atau permasalahan peneliti.

Rumus Slovin dalam(Sugiono, 2010) untuk menentukan sampel adalah

sebagai berikut :

N
n=
1 + N(e)2

Dimana:
n : Jumlah sampel
N : Ukuran populasi
e : Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir sebesar 0,1 (10%).
Untuk mengetahui sampel penelitian dengan perhitungan sebagai berikut:

42
n=
1 +42 (0.1)2
42
n=
4,3

n = 9,76 responden dibulatkan menjadi 10 responden.

Peneliti membatasi sampel sebanyak 10 responden, tetapi apabila data

yang didapatkan belum lengkap dari sampel tersebut, maka peneliti akan

menambah jumlah responden sampai tercukupinya data yang diperlukan dalam

penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2005) teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian

tidak akan mendapatkan data yang ditetapkan.

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi

Nasution (1998) dalam (Sugiyono, 2013b) menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, data ini dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai

observasi. Untuk memperoleh informasi tentang wanita karir di Desa Ulee

Pulo, penulis melakukan observasi langsung ke tempat penelitian. Obsevasi ini


dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi para pekerja dan pekerjaan

yang dilakukan secara langsung.

2. Wawancara

Esterberg (2002) dalam (Sugiyono, 2013b) menyatakan wawancara

merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukan informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.

Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang wanita karir di Desa

Ulee Pulo Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara, guna untuk

mendapatkan informasi tentang permasalahan yang diteliti. Pihak yang

diwawancarai yaitu para wanita karir yang bekerja di Industri batu bata di Desa

Ulee Pulo Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengambil bukti-bukti atau dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian,

berupa teori yang bersumber dari literatur dan buku yang berhubungan dengan

penelitian (Sanusi, 2011).


3.5 Sumber Data

Sumber data merupakan objek-objek yang menjadi sasaran dalam

pengembangan penelitian yang digunakan oleh penulis, sumber data yang

dilakukan oleh penulis berupa sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapatkan melalui penelitian di

lapangan dengan melakukan wawancar secara langsung dengan instrumen

penelitian yang objek utamanya adalah wanita karir dengan kriteria sudah

berumah tangga dan telah bekerja sebagi penjahit semenjak 3-5 tahun lamanya.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dari penelitian melalui

kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, artikel, karya tulis, makalah atau

hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data

dilakukan selama penelitian, hal ini dimaksudkan agar fokus penelitian tetap

diberi perhatian khusus melalui observasi dan wawancara mendalam, yang

selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif. Menurut Bogdan dan Bikler (1982)

dalam penelitian (Rijali, 2018) analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-

milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan


menemukan pola, menemukan apa yang penting dan yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Milles dan Huberman (1992: 90). Tahapan menggambarkan

proses analisis data penelitian kualitatif sebagai berikut :

Pengumpulan Penyajian data


data

Kesimpulan –kesimpulan:
Reduksi data
penarikan/Verifikasi

Gambar 3.1 Model Analisis Data Interaktif Miles dan Huberman

Gambar tersebut memperlihatkan sifat interaktif analisis data dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data

pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara melakukan

observasi dan mewawancarai para ibu rumah tangga yang bekerja sebagai penjahit

Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian.


2. Reduksi Data

Reduksi data adalah upaya menyimpulkan data, kemudian memilah-milah

data dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu, dan tema tertentu. Dalam

penelitian ini, peneliti melakukan penyederhanaan, memusatkan tema, dan

mempertegas terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,

selanjutnya data tersebut dikelompokkan sesuai dengan topik permasalahan

penelitian, sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

3. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti menghubungkan dan

membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dengan

data yang diperoleh dari dokumentasi guna menghasilkan konsep yang bermakna.

4. Penarikan Kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus

selama berada di lapangan serta data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi berdasarkan hasil interpretasi data

Data disini dibahas dan dianalisis dengan menggunakan alat statistik dengan

metode Analisis Linier sederhana melalui sarana program SPSS (Statistical

Package For Social Science),(Sugiono, 2010).

Y= a + β1X1 + ei

Dimana : Y = Kesejahteraan Keluarga

a = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi

X1 = Wanita Karir

ei = Error Term
3.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman para pembaca dalam proposal skripsi

ini, maka peneliti menjelaskan beberapa definisi operasional antara lain sebagai

berikut:

1. Wanita Karir

Wanita berarti perempuan dewasa. Sedangkan “karir” berarti memiliki arti:

perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, dan jabatan, serta

pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Wanita karir” berarti wanita

yang berkecimpung dalam kegiatan profesi seperti bidang usaha, perkantoran, dan

sebagainya dilandasi dengan pendidikan keahlian seperti ketrampilan, kejujuran

dan sebagainya yang menjanjikan untuk mencapai kemajuan.

Wanita karir yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah ibu rumah

tangga yang bekerja sebagai penjahit Desa Blang Ara Kecamatan Paya Bakong

Kabupaten Aceh Utara.

2. Kesejahteraan Keluarga

Kesejahteraan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual,

dan sosial agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri. Keluarga

adalah fungsi pengantara pada masyarakat besar dan dijadikan sebagai

penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar.

Kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi dinamis keluarga dimana

terpenuhi semua kebutuhan fisik materiil, mental spiritual, dan sosial yang

memungkinkan keluarga dapat hidup wajar sesuai dengan lingkungannya serta

memungkinkan anak-anak tumbuh kembang dan memperoleh perlindungan yang

diperlukan untuk membentuk sikap mental dan kepribadian yang matang sebagai

sumber daya manusia yang berkualitas.


3.Wanita Karir Dalam Ranah Hukum Islam

Seorang wanita boleh bekerja jika ada salah satu dari sejumlah keadaan yang

membolehkan wanita bekerja diluar rumah sehingga dikatakan bahwa wanita karir itu

harus memenuhi syarat-syarat tertentu (Husin, 2015). Dengan demikian, keluarnya wanita

dari rumah untuk bekerja itu tidak berakibat buruk bagi dirinya, suaminya, anak-anaknya

dan masyarakatnya

Dalam penelitian ini, kesejahteraan keluarga yang dimaksud dilihat dari segi

pendapatan wanita karir yang bekerja sebagai penjahit di Desa Blang Ara

Kecamatan Paya Bakong Kabupaten Aceh Utara.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina

Aksara.

Christoper, R., & Chodijah, R. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pekerja Wanita Sebagai Ibu Rumah Tangga. 15(1), 35–52.

Fatmah, T. (2015). Wanita Karir Dalam Islam Titin Fatimah. Musawa, 7(1), 29–

51.

Hanum, S. L. (2017). Peran Ibu Rumah Tangga Dalam Membangun

Kesejahteraan Keluarga. Journal Of Multidisciplinary Studies, 5(2), 1–9.

Husin, F. (2015). Wanita Karier Dalam Pandangan Islam. Ilmiah, 8(1), 22–29.

Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Husnussa’adah, H. (2019). Wanita Karier Dalam Pandangan Islam. An-Nisa,

11(2), 448–457. Https://Doi.Org/10.30863/Annisa.V11i2.329

Ikawati. (2016a). Sikap Keluarga Terhadap Ibu Atau Istri Sebagai Wanita Karir.

Jurnal Pks, 15(4), 337–348.

Kusmayadi, R. C. R. (2004). Kontribusi Pekerja Wanita Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Keluarga Dan Proses Pengambilan Keputusan Dalam Keluarg

42
Pendahuluan. Ekonomi Syariah, 2(1), 103–113.

Muhibuddin. (2018). Pandangan Ulma Dayah Terhadap Perempuan Pekerja Pada

Malam Hari Pada Fasilitas Umum. Gender Equality: Internasional Journal

Of Child And Gender Studies, 4(1), 131–158.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17(33), 81–95.

Sanusi, A. (2011). Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Selemba Empat.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Cetakan

14). Bandung: Alfebeta.

Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfebeta.

Sugiyono. (2013b). Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Wibawa, R. P., & Wihartanti, L. V. (2018). Peran Perempuan Kepala Keluarga

Dalam Menciptakan Kesejahteraan Keluarga. Ilmu Dan Pendidikan

Ekonomi-Sosial, 2(2), 145–152.

Yenti, E. (2011). Wanita Bekerja Menurut Islam: Analisis Gender. Kafa`Ah:

Journal Of Gender Studies, 1(1), 111. Https://Doi.Org/10.15548/Jk.V1i1.49


Nama : Burhanuddin
Nim : 170440054
Mk : Seminar Ekonomi Islam

PEDOMAN WAWANCARA

Identitas Informan

Nama :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

a. Daftar Pertanyaan Terkait Kehidupan Wanita Karir

1. Faktor apa yang mendorong sampai akhirnya ibu memutuskan untuk

bekerja atau menjadi wanita karir?

2. Berapa lama ibu sudah bekerja sabagai penjahit ?

3. Apakah ibu mendapatkan dukungan penuh dari anggota keluarga

untuk bekerja ?

4. Bagaimana ibu menjaga keharmonisan keluarga sedangkan ibu kadang-

kadang sibuk bekerja?

5. Bagaimana cara ibu mengasuh anak ibu ketika ibu sedang bekerja ?

6. Bagaimana ibu menyelesaikan pekerjaan rumah sedangkan ibu juga harus

manjahit ?

7. Apakah ibu mengalami kesulitan untuk membagi waktu antara urusan

rumah tangga dengan pekerjaan? bagaimana mengatasinya?

8. Apakah ibu mempunyai pekerjaan sampingan selain menjahit ?


45

9. Kendala apa saja yang ibu alami selama menjadi wanita karir?

b. Daftar Pertanyaan Terkait Peningkatan Kesejahteran Keluarga

1. Apakah suami ibu bekerja? Jika iya, apa pekerjan suami ibu?

2. Apakah keuntungan dari bekerja menjahit menambabh

penghasilan keluarga ibu?

3. Berapa penghasilan perbulan yang ibu terima selama menjahit ?

4. Apakah pendapatan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari?

5. Apakah pendapatan yang ibu peroleh bisa disisihkan untuk menabung?

6. Untuk apa saja upah yang ibu terima selama ibu bekerja ?

7. Apakah antara pendapatan rata-rata perhari seimbang dengan pengeluaran

ibu dalam sehari?

8. Apakah perbedaan ketika ibu belum bekerja dengan sudah bekerja?


Terutama kondisi keluarga ibu?

Anda mungkin juga menyukai