Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DESILIA KURNIAWATI

NIM : 20206012032

LOGIKA ILMU DALAM BERPIKIR ILMIAH

1. Kelemahan yang didapat dari berfikir ilmiah yaitu berfikir ilmiah hanya dapat digunakan
pada kajian-kajian teori yang bersifat ilmiah saja, sehingga berfikir ilmiah tidak dapat
digunakan dalam segala aspek kerangka berfikir. Metode berfikir ilmiah ini memiliki
sifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka
kesimpulan dianggap benar. Artinya kita biasanya akan kebenarannya tersebut melalui
penglihatan perasaan dll yg berhubungan dgn indera. Dalam kegiatan berfikir belum
dapat dimasukkan sebagai bagian dari kegiatan ilmiah, tetapi harus memenuhi beberapa
persyaratan yang tertentu disebut sebagai pola fikir. Yang pada dasarnya kerangka fikir
tertentu inilah yang disebut sebagai penalaran atau kegiatan berfikir ilmiah. Maka dari
itu tidak semua kegiatan berfikir dapat dikategorikan sebagai kegiatan berfikir ilmiah,
dan begitu pula kegiatan penalaran atau suatu berfikir ilmiah tidak sama dengan berfikir.
Kelemahan kelemahan tersebut dikarenakan berfikir ilmiah merupakan gabungan antara
penalaran deduktif dan induktif. Masing-masing penalaran ini berkaitan dengan
rasionalisme atau empirisme, dimana dalam kerangka berfikir ini bersifat relative dan
mutlak. Kelemahan – kelemahan tersebut yaitu :
 Metode berpikir ilmiah tidak dapat digunakan kecuali pada pengkajian objek-
objek material yang dapat di indera. Metode ini khusus untuk ilmu-ilmu
eksperimental.
 Metode berpikir ilmiah mengasumsikan adanya penghapusan seluruh informasi
sebelumnya tentang objek yang akan dikaji, dan mengabaikan keberadaannya.
Kemudian memulai pengamatan dan percobaan atas materi.
 Metode berpikir ilmiah bersifat tentatif, yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang
dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan
ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan 
 Metode berpikir ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk
sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika 
 Metode berpikir ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak
termasuk ke dalam kelompok ilmu. Demikian juga   halnya   dengan bidang sastra
yang termasuk dalam humaniora yang jelas tidak mempergunakan metode ilmiah
dalam penyusunan tubuh pengetahuaannya. 
 Pengetahuan yang berupa wahyu Ilahi merupakan kebenaran dari pengetahuan
yang bersifat mutlak, artinya tidak berubah sepanjang masa. Metode berpikir
ilmiah tidak bisa menjangkau untuk menguji adanya Tuhan. (Salam,
Burhanuddin.2003)

2. Pengertian dari berpikir ilmiah adalah metode berfikir yang di dasarkan pada logika
deduktif dan induktif . Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis:
masuk akal, empiris, dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan. (Prawiro,2004).Beberapa kriteria yang yang harus dimiliki oleh
suatu metode agar metode tersebut dikatakan metode ilmiah yaitu :

 Berdasarkan fakta.
Keterangan-keterangandalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan
yang dianalisa haruslah berdasarkan faktayang nyata.
 Bebas dari prasangka (bias).
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, suatu fakta haruslah
dengan alasan dan bukti yang lengkap dan yang objektif.
 Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
Terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua
masalah harus dicari sebab-musababdengan menggunakan analisa yang logis,
Fakta bukan dibiarkanhanya begitu saja tetapi dibuat deskripsinya saja.
 Menggunakan hipotesa.
Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan
pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh
akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas
dalam menuntun jalan pikiran peneliti
 Menggunakah ukuran objektif.
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakandengan ukuran yang objektif.
Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.
Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan
menggunakan pikiran yang waras
 Menggunakan teknik kuantifikasi.
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
kecuali untuk artibut-artibut yan tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran
seperti ton, mm, per detik, ohmkilogram, dan sebagainya harus selalu
digunakan Jauhi ukuran-ukuran: sejauh mata memandang, sehitam
aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah
adalah dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating
(Taufiqurrahman. 2016)

Anda mungkin juga menyukai