Anda di halaman 1dari 11

 Anatun Nisa

Mun’amah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah kita ketahui sama-sama bahwasanya dalam setiap kita melakukan penelitian, maka
kita telah mendapatkan data yang belum tersusun atau tertata dengan baik boleh dikatakan
masih berbentuk data yang belum sempurna, maka dari itu dibutuhkan proses lanjut salah
satunya mengubah data kedalam bentuk yang diinginkan dengan menggunakan teknik
analisis korelasional.

Agar dapat memberikan informasi yang tepat, ringkas dan jelas, karena merupkan hala
yang sangat merugikan apabila sebagai peneliti tidak mengetahui apa arti dan bagaimana
cara mengolah data yang telah kita dapatkan.

B. Tujuan

Dengan disusunnya makalah ini mahasiswa diharapkan akan lebih memahami dan
mendalami statistika teknik korelasi kofisien kontigensi agar kelak dapat diterapkan kedalam
dunia pendidikan.

1
 Anatun Nisa
Mun’amah

BAB II

PEMBAHASAN

(Cara Memberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment)

1. Pengertian

Product moment correlation atau lengkapnya product of the moment correlation


adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali
digunakan. Teknik ini dikembangkan oleh karl Person, yang karenanya sering dikenal
dengan istilah teknik korelasi person.

2. Penggunaan
Teknik korelasi product moment kita pergunakan apabila kita berhadapan dengan
kenyataan berikut:
a. Variabel yang kita korelasi berbentuk gejala atau data yang bersifat kontinu
b. Sampel yang diteliti bersifat homogeny, atau setidaknya bersifat mendekati homogen
c. Regresinya bersifat regresi linear.
3. Lambang
Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antara dua variabel yang sedag kita
teliti dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks korelasi, yang pada
teknik korelasi product moment diberi lambang “r” (sering disebut “r” product moment).
Angka indeks korelasi product moment ini diberi indeks dengan huruf kecil dari huruf-
huruf yang dipergunakan untuk dua buah variabel yang sedang dicari korelasinya jadi
apabila variabel pertamanya diberi lambang x dan variabel kedua diberi lambang y, maka
angka indeks korelasinya dinyatakan dengan lambang r xy.
4. Cara memberikan iterpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment
a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment secara
kasar (sederhana)

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana , dipergunakan pedoman


sebagai berikut :

2
 Anatun Nisa
Mun’amah

Besarnya “r” product interpretasi


moment (r xy)
0.00-0,20 Apabila variabel x dan y memang terdapat korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel x dan y)
0,20-0,40 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi
0,90-1,00 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan jalan
berkorealitasi pada tabel nilai “r” product moment
Prosedur yang kita lalui secara berturut-turut sebagai berikut:
1. Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif ( H a) dan hipotesis nihil ( H o), hipotesis
alternatifnya kita rumuskan sebagai berikut : Ada atau (terdapat) korelasi positif atau
(korelasi negatif) yang signifan (meyakinkan) antara variabel x dan y.” Adapun
rumusan hipotesis nihil adalah sebagai berikut: “tidak ada (tidak terdapat) korelasi
positif (korelasi negatif) yang signifikan (meyakinkan) antara variabel x dan y.
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang kita ajukan diatas tadi,
(maksudnya: manakah yang benar H a ataukah H o?) dengan jalan membandingkan
besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi ¿ ¿)
dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment ¿ ¿),
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedomnya (df) yang
rumusnya sebagai berikut :

Df = N - N r

Keterangan:

 Df = Degress of freedom
 N = Number of cases
 N r = banyaknya variabel yang kita korelasikan ( karena teknik analisis korelasi
yang kita bicarakan disini adalah teknik analisi korelasi bivariat, maka N r akan
selalu = 2, sebab variable yang kita korelasikan hanya dua buah).

3
 Anatun Nisa
Mun’amah

Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” yang


tercantum dalam tabel nilai “r” product moment, baik pada taraf signifikansi 5%
maupun pada taraf signifikansi 1% jika r 0 sama dengan atau lebih besar dari pada
r t maka hipotesis alternatif H a disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya.
Sebaliknya, hipotesis nihil H otidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau
tidak terbukti kebenarannya, ini berarti bahwa hipotesis nihil yang menyatakan
tidak adanya korelasi antara variabel x dan variabel y itu salah.
5. Contoh cara mencari dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r”
product moment.
a. Cara menghitung untuk data tunggal, dimana N <30 dengan terlebih dahulu
memperhitungkan deviasi standarnya.
 Rumus

Menghitung angka indeks korelasi antara


variabel x dan y ( R xy) ∑ xy
r xy =
N SD X SD y

Menghitung Mean dari variabel x ( M x )


Mx = ∑X
N
Menghitung Mean dari variabel y ( M y )
My = ∑Y
N
Menghitung deviasi standar variabel x ( SDX
) ∑2
SDX =
√ X
N

Menghitung deviasi standar variabel y ( SD y


) ∑2
SD y =
√ Y
N

Keterangan :

4
 Anatun Nisa
Mun’amah

 r xy = angka indeks korelasi antara variabel x dan y

 ∑X = Jumlah skor Variabel x


 ∑Y = Jumlah skor Variabel y
 N = Number of cases ( Banyaknya data )
 Mx = Mean dari variabel x
 My = Mean dari Variabel y
 ∑ xy = Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor -skor variabel x dan y
 SDX = deviasi standar dri variable x
 SD y = deviasi standar dari variable y
 Langkah yang ditempuh :

Misal dalam suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara
signifikan terdapat korelasi positif antara nilai hasil belajar para mahasiswa di fakultas
(sebagai variabel x) dan nilai hasil beajar mereka pada waktu berada di sekolah lanjutan
tingkat atas ( sebagai variabel y), dalam penelitian telah ditetapkan sebagai sampel
sejumlah 20 orang mahasiswa ( N kurang dari 30 ), telah berhasil di himpun data berupa :
mean nilai hasil belajar para mahasiswa tersebut di fakultas pada ujian sesmester dan mean
dari nilai hasil belajar mereka pada ujian akhir sekolah lanjutan tingkat atas ( sebagaimana
tercantum dalam STTB) . Lihat tabel 1.1

Tabel 1.1 Mean nilai hasil belajar dari sejumlah 20 orang mahasiswa pada ujian semester
di fakultas dan mean dari nilai STTB mereka di SLTA.

Mean Nilai Hasil Ujian


NO Nama Mahasiswa Mean Nilai STTB di SLTA (Y)
Semester di fakultas (X)
1 A 6,5 7,5
2 B 5,8 5,6
3 C 7,2 6,6
4 D 6,9 6,4
5 E 7,6 6,9
6 F 6,7 6,2
7 G 6,2 5,9
8 H 5,6 5,8
9 I 6,8 6,1
10 J 6,0 7,1
11 K 6,4 7,4

5
 Anatun Nisa
Mun’amah

12 L 6,2 7,2
13 M 7,2 6,3
14 N 6,5 6,7
15 O 6,3 6,5
16 P 6,6 7,6
17 Q 5,8 5,9
18 R 6,3 7,3
19 S 7,4 7,8
20 T 6,0 7,2

a. Menyiapkan tabel kerja ( Tabel 1.2) dengan spesifikasi sebagai berikut :


1. Kolom 1 : Data ( Nama siswa)
2. Kolom 2 : Nilai/Skor Berupa Mean dari Nilai Hasil UN (X)
3. Kolom 3 : Nilai/skor berupa Mean dari Nilai hasil UAS (Y)
4. Kolom 4 : Deviasi skor variabel X (x)
5. Kolom 5 : Deviasi skor variable Y (y)
6. Kolom 6 : hasil perkalian deviasi x dan y
7. Kolom 7 : hasil pengkuadratan deviasi x ( x 2)
8. Kolom 8 : hasil pengkuadratan deviasi y ( y 2)

Tabel 1.2 tabel kerja ( tabel perhitungan) untuk mencari angka indeks korelasi antara variabel x
(mean nilai ujian semester di fakultas) dan variabel y (mean STTB SLTA) dari sejumlah 20
orang mahasiswa di sebuah fakultas.

Subjek X Y x y xy x2 y2
A 6,5 7,5 0,0 0,8 0,00 0,00 0,64
B 5,8 5,6 -0,7 -1,1 0,77 0,49 1,21
C 7,2 6,6 0,7 -0,1 -0,07 0,49 0,01
D 6,9 6,4 0,4 -0,3 -0,12 0,16 0,09
E 7,6 6,9 1,1 0,2 0,22 1,21 0,04
F 6,7 6,2 0,2 -0,5 -0,10 0,04 0,25
G 6,2 5,9 -0,3 -0,8 0,24 0,09 0,64
H 5,6 5,8 -0,9 -0,9 0,81 0,81 0,81
I 6,8 6,1 0,3 -0,6 -0,18 0,09 0,36
J 6,0 7,1 -0,5 0,4 -0,20 0,25 0,16
K 6,4 7,4 -0,1 0,7 -0,70 0,01 0,49
L 6,2 7,2 -0,3 0,5 -0,15 0,09 0,25
M 7,2 6,3 0,7 -0,4 -0,28 0,49 0,16
N 6,5 6,7 0,0 0,0 0,00 0,00 0,00

6
 Anatun Nisa
Mun’amah

O 6,3 6,5 -0,2 -0,2 0,04 0,04 0,04


P 6,6 7,6 0,1 0,9 0,09 0,01 0,81
Q 5,8 5,9 -0,7 -0,8 0,56 0,49 0,64
R 6,3 7,3 0,2 0,6 0,12 0,04 0,36
S 7,4 7,8 0,9 1,1 0,99 0,81 1,21
T 6,0 7,2 -0,5 0,5 -0,25 0,25 0,25
2 2
N = 20 ƩX = 130 ƩY = 134 Ʃx = 0 Ʃy = 0 Ʃxy = 2,18 Ʃ x = 5,86 Ʃ y =8,42

Langkah perhitungan pada tabel 1.2 berturut-turut adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan subjek penelitian ( kolom 1) diperoleh N=20


b. Menjumlahkan skor X (kolom 2) diperoleh ƩX = 130
c. Menjumlahkan skor Y (kolom 3) diperoleh ƩY = 134
Ʃx
d. Menghitung mean variabel x dengan rumus : M x =
N
130
Telah kita ketahui ƩX = 130, dan N = 20, Jadi M x = = 6,5
20
Ʃy
e. Menghitung mean variabel y dengan rumus : M y =
N
134
Telah kita ketahui ƩY = 134, dan N = 20, Jadi M y = = 6,7
20
f. Menghitung deviasi (penyimpangan) masing-masing skor x terhadap M x (kolom 4) ,
dengan rumus x = X - M x , untuk mengecek apakah perhitungan pada kolom 4 itu sudah
benar, semua deviasi masing-masing skor X kita jumlahkan, hasilnya harus sama dengan
nol, atau Ʃx = 0
g. Menghitung deviasi (penyimpangan) masing-masing skor y terhadap M y (kolom 5) ,
dengan rumus y = Y - M y , untuk mengecek apakah perhitungan pada kolom 5 itu sudah
benar, semua deviasi masing-masing skor X kita jumlahkan, hasilnya harus sama dengan
nol, atau Ʃy = 0
h. Memperkalikan deviasi x dengan deviasi y (kolom 4 diperkalikan dengan kolom 5),
hasilnya dapat diperiksa pada kolom 6 . setelah selesai lalu di jumlahkan, diperoleh Ʃxy
= 2,18
i. Mengkuadratkan seluruh deviasi x (kolom 7) setelah selesai lalu dijumlahkan, sehingga
diperoleh Ʃ x 2 = 5,86

7
 Anatun Nisa
Mun’amah

j. Mengkuadratkan seluruh deviasi y (kolom 8) setelah selesai lalu dijumlahkan, sehingga


diperoleh Ʃ y 2 = 8,42
k. Menghitung besarnya deviasi standar ( SD) dari variabel x, dengan rumus :

∑2
SDX =
√ X
N
5,86
Telah diketahui Ʃ x 2 = 5,86, sedangkan N = 20 Jadi, SDX =

20
= 0,541

l. Menghitung besarnya deviasi standar ( SD) dari variabel y, dengan rumus :

∑2
SD y =
√ y
N
8,42
Telah diketahui Ʃ y 2 = 8,42, sedangkan N = 20 Jadi, SD y =

20
= 0,649

m. Mencari koefisien korelasi yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antara variabel

X dan variabel Y, dengan menggunakan rumus :r xy =


∑ xy
N SD X SD y
Telah diketahui : Ʃxy = 2,18, N = 20, SDX = 0,541, SD y = 0,649. dengan demikian :

2,18 2,18
r xy = = = 0,310
( 20 )( 0,541 )(0,649) 7,02218

n. Memberikan interpretasi terhadap r xy atau r 0


seperti telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, dalam memberikan
interpretasi terhadap r xy atau r 0 dapat kita tempuh dengan dua macam cara, yaitu :
1. Interpretasi secara sederhana

Dari perhitungan diatas telah berhasil kita peroleh r xy sebesar 0,310, jika kita
perhatikan maka angka indeks korelasi yang telah kita peroleh itu tidak bertanda negatif.
Ini berarti korelasi antara variabel X (prestasi studi di fakultas) dan variabel Y (prestasi
studi di SLTA) terdapat hubungan yang searah dengan istilah lain terdapat korelasi
positif diantara kedua variabel tersebut . artinya para mahasiswa duduk di SLTA
memiliki nilai hasil belajar yang baik, setelah berada di fakultas juga mencapai nilai hasil
belajar yang baik: demikian sebaliknya. Selanjutnya apabila kita lihat besarnya r xy yang
kita peroleh = 0,310. Ternyata terletak antara 0,20-0,40. Berdasarkan pedoman yang

8
 Anatun Nisa
Mun’amah

telah dikemukakan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa korelasi antara variabel X dan
variabel Y itu adalah korelasi yang tergolong lemah atau rendah. Dengan demikian
secara sederhana dapat kita berikan interpretasi terhadap R xytersebut yaitu bahwa
sekalipun terdapat korelasi positif antara variabel x dan variabel y, namun korelasi itu
adalah korelasi yang lemah ( hubungan antara keduanya lemah atau rendah).

2. Dengan cara berkorealitasi pada tabel nilai “r” product moment


 Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif ( H a) : Ada atau (terdapat) korelasi positif
atau (korelasi negatif) yang signifan (meyakinkan) antara variabel x dan y.”
Merumuskan hipotesis nihil ( H 0 ¿: “tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif (korelasi
negatif) yang signifikan (meyakinkan) antara variabel x dan y.
 Mencari db atau df, dengan rumus Df = N - N r , sampel penelitian (N) adalah 20 orang,
variabel yang dicari korelasinya adalah variabel x dan variabel y , jadi Nr =2, sehingga
df = 20-2 =18.
 Membandingkan besarnya r xy dengan r t pada tabel dengan df = 18, diperoleh “r”
product moment pada taraf signifikansi 5% = 0,444 dan pada taraf signifikansi 1% =
0,561. Ternyata nilai r xy lebih kecil dari pada r t , diketahui r xy = 0,310 maka hipotesa
alternatif di tolak sedangkan hipotesa nihil diterima atau di setujui. Kesimpulan yang
dapat ditarik: korelasi positif antara prestasi studi di fakultas dan prestasi studi di
SLTA ( secara matematik) disini bukanlah merupakan korelasi positif yang
meyakinkan.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

9
 Anatun Nisa
Mun’amah

Adapun cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks “r” product moment dapat
kita lakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment secara kasar
(sederhana)
b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan
jalan berkorealitasi pada tabel nilai “r” product moment

DAFTAR PUSTAKA

10
 Anatun Nisa
Mun’amah

Soemadi Soerjabrata, B, A., Drs., M,A., Ed. S.,Ph. D., Metodologi Penelitian, Jakarta:CV
Rajawali, 1983

11

Anda mungkin juga menyukai