Toksisitas pada setiap jenis logam berat sangat beragam, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhinya yakni:
- Tingkat dan Lamanya Pajanan
Logam berat bersifat bioakumulatif dan biomagnifikasi. Dengan demikian, semakin
tinggi dan lama tingkat pajanan logam berat maka akan semakin tinggi pula konsentrasi
logam berat di tubuh organisme termasuk manusia dan efek toksiknya akan semakin
besar.
- Bentuk kimia
Bentuk kimia logam berat dapat mempengaruhi toksisitas logam berat tersebut.
Sebagai contoh merkuri dalam bentuk HgCl2 lebih toksik daripada dalam bentuk merkuro
(HgCl). Ini disebabkan bentuk divalen lebih mudah larut daripada bentuk monovalen.
Selain itu, bentuk HgCl2 lebih cepat dan mudah diabsorpsi sehingga toksisitasnya lebih
tinggi.
- Kompleks protein logam berat
Beberapa logam berat dapat berikatan dengan protein karena sifat afinitas yang
tinggiterhadap gugus S.Protein mengandung asam amino yang memiliki gugus S seperti
methionine (met) dan cysteine (cys), sehingga mudah berikatan dengan logam berat.
Sebagai contoh logam berat yang membentuk kompleks protein logam adalah yang
dibentuk oleh timbal, bismut dan merkuri-selenium.
- Faktor penjamu
Faktor penjamu (host) seperti umur, jenis kelamin, ras, kondisi fisiologis dan anatomi
tubuh yang dapat mempengaruhi toksisitas logam berat di dalam tubuh manusia. Anak
kecil cenderung lebih rentan terhadap efek toksik logam berat dibandingkan orang
dewasa karena anak kecil lebih peka dan tingkat penyerapan di dalam saluran
pencernaannya juga lebih besar. Kondisi fisiologis seperti kehamilan juga mempengaruhi
toksisitas logam berat. Logam berat tertentu seperti timbal (Pb) dan merkuri (Hg), dapat
masuk ke dalam plasenta dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Begitupun pada organisme lain karena memiliki metabolisme dan jaringan yang berbeda.