Makalah Proyek PKN
Makalah Proyek PKN
KEBIJAKAN PUBLIK
Disusun Oleh :
JURUSAN KIMIA
MEDAN
2017
PENDAHULUAN
Reformasi sosial
Ideologi yang bersumber pada filsafat pancasila menjadikan reformasi bersifat sosio-
moral.Sebagai suatu ideologi maka terkandung suatu kehendak untuk bebuat sesuatu. Bagi
ideologi pancasila diperlukan adanya sadar kehendak (dalam arti tidak akan terombang-ambing).
Agar tidak teombang ambing maka sadar kehendak itu perlu sadar tujuan, sadar laku (usaha) dan
sadar landasanAgenda Reformasi Sosio-Moral
Posisi pemerintah tetap amat penting bagi proyek reformasi.Reformasi plitik harus
mendukung stabilitas dinamis yang berarti bahwa civil society harus diberi ruang untuk bernafas
lega melalui pelaksanaan yang konsisten dan konsekuen akan kebebasan – kebebasan asasi yaitu
kenbebasan menyatakan pendapat, berkumpul dan berserikat.
Berkaitan dengan itu, dapat diamati banyaknya pemimpin politik yang bersedia
melakukan liberalisaasi namun sedikit sekali yang bersedia melakukan dan mendukung
demokratisasi. Kesediaan melakukan liberalisasi dalam artian tersebut itu karena diduga dan
diharap dapat mempertinggi tingkat kesuksesan kekuasaan, karena itu mengukuhkan
legitimasinya, sementara demokratisasai dihalangi karena secara keliru diduga dan dikuatirkan
akan merongrong pemerintahan.
Masalah-Masalah Penting
Berikut ini adalah beberapa persoalan yang diperkirakan akan mewarnai wacana
nasinal tentang sosial dan agenda reformasi yang dikehendaki oleh kelas menengah Indonesia
yang sedang tumbuh. Gejala gejala yang timbul, sebagaimana telah diisyaratkan tadi, harus
dibaca sebagai dampak positif tingkat kecerdasan mum yang semakin tinggi dan kenaikan
kemampuan ekonomi rakyat umum sebagai hasil pembangunan nasional.
1. Reformasi damai namun prinsipil. Penolakan kepada perubahan radikal dan revolusioner
tidak saja didasarkan pada trauma – trauma masa lalu yang masih mencekam, tapi juga karena
pertimbangan bahwa suatu perubahan yang radikal merusak aset – aset positif yang telah
berhasil dibangun.
2. Konstitusionalisme. Bersangkutan dengan reformasi damai itu ialah faham menegakkan
konstitusi.
3. Tertib hukum dan “Predictability”. Benar atau tidak materi permasalahannya, ramainya isu
kolusi dikalangan penegak hukun dinegeri kita menunjukkan adanya kelemahan dalam tertib
hukum.
4. Masalah akhlak atau etika dan moral.banyak tinjauan dari luar yang hendaknya tidak begitu
saja kita tolak secara ksenofobis-xenophic yang mengatakan bahwa negeri kita adalah negeri
yang secara etis dan moral sosial-politik dan ekonomi termasuk lunak.
5. Pengawasan sosial. Karena masakah etika dan moral termasuk yang dikaitkan dengan ajaran
agama pada analisis terakhir adalah masalah pribadi yang tidak dicampuri oleh orang luar.
6. Kebebasan –kebebasan asasi.Pertama, yang positif berupa kebebasan akademik yang relatif
cukup baik di negeri kita.kedua yang negatif, kebebasan menyatakan pendapat secara mum,
termasuk kebebasan pers, yang jauh dari mantap dan penuh percaya diri.
7. Andalan kepada sistem dan struktur, bukan pribadi..salah satu hasil yang diharapkan dari
tegaknya konstitusi, tertib hkum, pengawasan sosial dan pelaksanaan kebebasan – kebebasab
asasi.
8. Keadilan kekuasaan dan ketahanan budaya. “Power tends to corrupt and absolout power
corrupts absolutely” ( kekuasaan cenderung curang, dan kekuasaan mutlak curang secara
mutlak pula.
Reformasi sosio moral yang berdasarkan ideologi pancasila berarti akan menciptakan:
1. Sistem kelembagaan
2. Sistem tanggap nilai
3. Sistem norma yang ideal (esprit dan ethos).
Ini berarti suatu ideologi apapun namanya termasuk ideologi pancasila, “terbuka” terhadap
suatu perubahan yang datangnya dari luar.Walaupun nilai- nilai dasar yang terkandung
didalamnya tidak berubah.Sebagai hasil dari sosio-moral tecipta suatu peradaban dalam
masyarakat berdasarkan pancasila.
Model kebijakan adalah representasi sederhana mengenai aspek-aspek yang terpilih dari suatu
kondisi masalah yang disusun untuk tujuan-tujuan tertentu.Model adalah wakil ideal dari situasi-
situasi dunia nyata.Model adalah menyederhanakan dari realitas yang diwakili. Model dapat
dibedakan atas model fisik dan model abstrak. Model memiliki fungsiantara lain: Membantu kita
untuk memperoleh pemahaman tentang peroperasinya sistem alamiah atau system buatan
manusia. Model membantu kita menjelaskan sistem apa, dan bagaimana sistem tersebut
beroperasi, membantu kita dalam menjelaskan permasalahan dan memilah-milah elemen-elemen
tertentu yang relevan dengan permasalahan, membantu kita memperjelas hubungan antara
elemen-elemen tersebut, membantu kita dalam merumuskan kesimpulan dan hipotesis mengenai
hakekat hubungan antar elemen. Selain fungsi yang di miliki model, model kebijakan juga
memiliki jenis yaitu model pluralis, elitis, sistem, rasional, inskrementalis, dan institusional.
Sedangkan untuk pendekatan kebijakan juga memiliki berbagai macam yaitu pendekatan
kelompok, proses fungsional, kelembagaan, peran serta warga negara, psikologis,
proses,subtantip,logis-positivis, ekonomentrik, Fenomenologik/Pospositivis,
partisipatori, Normatif/Preskriptif, ideologik,Historis.
Dalam sebuah kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah dan telah direalisasikan kepada
masyarakat ada kalanya merupakan sebuah kebijakan yang dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat, karena kebijakan tersebut mampu menanggulangi krisis dan ketimpangan serta
masalah-masalah yang ada dalam masyarakat, akan tetapi ada kalanya dalam pemerintah
membuat sebuah kebijakan tidak diterima oleh masyarakat karena kebijakan tersebut dinilai tidak
sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, saran dalam
makalah ini adalah sebaiknya pemerintah dalam membuat sebuah kebijakan hendaklah melihat
realita dalam masyarakat sehingga kebijakan yang akan ditetapkan dapat diterima oleh
masyarakat dan kebijakan tersebut dapat menjadi solusi yang tepat bagi problematika dalam
masyarakat tersebut.
Menurut analisi dari kami bahwa Negara kita paling ideal dapat menggunakan monel
kebijakan dar Thomas r dye yakni Model rasional komprehensif ini menekankan pada
pembuatan keputusan yang rasional dengan bermodalkan pada komprehensivitas informasi dan
keahlian pembuat keputusan. Dalam model ini suatu kebijakan yang rasional adalah suatu
kebijakan yang sangat efisien, dimana rasio antara nilai yang dicapai dengan nilai yang
dikorbankan adalah positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan alternatif-alternatif yang lain.
Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.
Dr. Syafaruddin, M.Pd, 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Edi Suharto, Ph.D, 2010, Analisa Kebijakan Publik panduan praktis mengkaji masalah dan
kebijakan public, Bandung:Alfabeta.
Miftah toha. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Aministrasi Negara. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.
Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik: formulasi, implementasi, dan evaluasi. Jakarta: Elex
Media Komputindo.