Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Studi
Hadist
DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I
FAKULTAS TARBIYAH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berusaha dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik , oleh
karena itu dengan rendah hati dan tangan terbuka kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.
Secara bahasa, kata hadist (al-hadist) berarti baru ( sesuatu yang baru),
bentuk jamak hadis dengan makna ini hidats , hudatsa’ dan hudust,
dengan lawan katanya qadim (sesuatu yang lama). 1 Disamping berarti
baru, al- hadist juga mengandung arti dekat, yaitu sesuatu yang dekat ,
2
yang lama terjadi. Dan juga berarti berita yang sama dengan hiddits,
yaitu ( sesuatu yang dipercakapan dan dipindahkan dari seseorang pada
orang lain).3
1
Muhammad al-shabbagh, al- Hadist al- Nabawi, (Riyadh: al- Maktab al- Islam 1972 M /1392
H), hlm.13
2
Muhammad Mahfuzh ibn ‘Abd Allah al- Tirmizi, Manhaj Dzawi al- Nazhar, (Beirut: Dar al-
Fikr, 1974), hlm.8
3
Muhammad al- shabbagh , al- Hadits , hlm. 13
4
Ibid
5
Nashr Abu ‘Athya (ed), Ktab Majmu’ah Rasail fi’ ‘Ulum al-Hadist, (Beirut Dar al-Kutub al-
‘ilmyah, 1993), hlm. 8
khusus dari pada sunnah sebab hadis , menurut mereka adalah sunnah
qawliyah. 6
Sedangkan jika kita lihat dari segi bentuknya , Hadis Nabi dapat di
klasifikasikan menjadi lima, yaitu :hadis yang berupa ucapan (hadis
qawli), hadis yang berupa perbuatan (hadis fi’li), hadis yang berupa
persetujuan (hadis taqriri), hadis yang berupa hal ihwal (hadis ahwali),
dan hadis yang berupa cita-cita (hadis hammi).
6
Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, Ushul al-Hadist, Hlm. 27
7
Ibid., hlm.28
PEMBAHASAN
Kata ilmu hadis berasal dari bahasa arab ‘ilm al-hadist, yang terdiri
atas kata ‘ilm dan al-hadist. Secara etimologis , ‘ilm berarti pengetahuan8
jamaknya ‘ulum, yang berarti al-yaqin ( keyakinan) dan al-ma’rifah(
pengetahuan). Menurut para ahli kalam (mutakallimun). Ilmu berarti
keadaan tersingkapnya sesuatu yang diketahui (objek pengetahuan).9
8
Ahmad Warson Munawwir , Kamus al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progresif,1997), 966,
243.
9
Muhammad ibn Abu syihab al-wasith fi ‘ulum wa musthhalah al-Hadist (Beirut: Dar al-
fikr,tth.), hlm. 23
10
Muhammad Ajjal al- Khathib , al-sunnah qabl al-Tadwin (Beirut: Dar al-Fikr, 1971 M), hlm.
20 juga pengarang yang sama , ushul al-Hadist ‘ Ulumuh wa Musthalahuh (Beirut : Dar al-Fikr, 1989
M), hlm 226-227
11
Nur al-Din ‘itr, Manhaj al-Naqd fi ‘ulum al-Hadist al-Nabawi, ( Damaskus: Dar al-Fikr,
1997), 26.
Menurut al-suyuthi , ulama mutaqaddimun (ulama yanh hidup sebelum
keempat hijriah)12 Mendefinisikan ilmu hadis sebagai ilmu pengetahuan
yang membahas tentang cara-cara persambungan hadis sampai kepada
rasulullah SAW, dari segi mengatahui hal ihwal para periwayat
menyangkut ke-dhabith dan keadilannya , dan dari segi tersambung atau
terputusnya sanad , dan sebagainya. 13
12
Ensiklopedi Islam 2 (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,1993), hlm . 47.
13
Jalal al-Din ‘Abd al-Rahman ibn Abi Bakr al- Suyuthi, Tadrib al- Rawi fi Syarh Taqrib al-
Nawawi, Jilid 1, (Beirut : Dar al-Fikr, 1988), hlm. 5-6.
14
Ibid
Objek ilmu hadits riwayah ialah bagaimana cara menerima,
menyampaikan kepada orang lain, dan memindahkan atau
mendewakan.15
Ilmu Hadist Dirayah biasa juga disebut Ilmu Mustalahul hadits . ilmu
usul al-hadist , dan qawaid at-Tahdits. At Turmuzi menta’rifkan ilmu
hadits dirayah adalah : Undang-undang atau kaidah-kaidah untuk
mengetahui keadaan sanad dan matan , cara menerima dan meriwayatkan
, sifat-sifat perawi, dan lain-lain.16
15
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis (Bandung : Tafakur , 2014), hal.36.
16
Ibid
e. Keadaan para perawi ialah pembicaraan sekitar keadilan, kecacatan
para perawi, dan syarat-syarat mereka dalam menerima dan
17
meriwayatkan hadits.
Objek kajian Ilmu Hadits Dirayah adalah keadaan para perawi dan
marwinya. Keadaan para perawi , baik yang menyangkut pribadinya
maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya sanad.
Sedangkan keadaan marwi, baik dari sudut kesahihan, dan kedaifannya
maupunsudut lain yang berkaitan dengan keadaan matan.18
17
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis (Bandung : Tafakur , 2014), hal. 36-37
18
Asep Herdi, Memahami Ilmu Hadis (Bandung : Tafakur , 2014), hal.37
19
Ibid
C. Manfaat Hadis
Pada masa Rasulullah, tidak ada sumber hukum selain al-Kitab (al-
Qur’an) dan al-Sunah. Di dalam Allah ta`ala terdapat pokok-pokok yang
bersifat umum bagi hukum-hukum syariat, tanpa pemaparan rincian
keseluruhannya dan pencabangannya, kecuali yang sejalan dengan
pokok-pokok yang bersifat umum itu, yang tidak pernah berubah oleh
bergulirnya waktu dan tidak berkembang lantaran keragaman manusia
dan lingkungan dan tradisi masing-masing. Semua tetap begitu, hingga
al-Qur’an merialisasikan gerakan humanitas yang menyeluruh dan
kemajuan intelektualitas masyarakat serta menyebarkan keadilan dan
kebahagian di setiap masa.
_________________________
21 Muhammad Idris al-Syafi`iy, al-Risalah, Dar al-Fikr, Beirut, tt, hlm. 91. Imam
alSyatiby, al-Muwafaqat, Juz IV, Dar al-Fikr, Beirut, 1977, hlm. 12. Ali Hasbalah, Ushul al-
Tasyri` al-Islamiy, Dar Ilmiy al-Malayin, Beirut 1979, hlm. 40. Khudhary Beyk, Tarikh al-
Tasyri` al-Islamiy, al-Halabiy, Kairo, 1978, hlm. 426.
D. Pembagian Ilmu Hadist
Kata pembagian berasal dari kata bagi. Dalam kamus lengkap bahasa
Indonesia karangan Nurkhalif Hazin (2001:26) kata bagi berarti untuk,
kebalikan dari perkalian. Sedangkan dalam Kamus lengkap bahasa
Indonesia lainnya karya Hendra Yuliawan (2006:63) kata bagi berarti
pecahan dari sesuatu yang utuh, penggal’ pecah, bahagi; Jadi pengertian
pembagian hadist menurut kami adalah kegiatan pengelompokan hadist
ke dalam beberapa bagian yang disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan
yang telah disepakati oleh Ulama.
- Ilmu Hadits Riwayah, dan yang kedua Ilmu Hadits Dirayah. Ilmu
Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadits-hadits
yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan,
taqrir, tabi’at maupun tingkah lakunya.
- Kesimpulan
- Saran
Dr.Idri,M.Ag.2013.Studi Hadis.Bekasi:Kencana