Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEPERAWATANDAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Ny.

“I” DENGAN RENDAHNYA PENGETAHUAN IBU TERHADAP


HIPERTENSI, KURANG MENGETAHUI TEKNIK CUCI TANGAN 6
LANGKAH SERTA MASALAH IBU HAMIL DENGAN KEK
(KEKURANGAN ENERGI KRONIK)DI RT 003/RW 002 KELURAHAN
KLAWASI KOTA SORONG

Disusun Sebagai Tugas Kelompok 2 A


Pada Praktik Kuliah Kerja Lapangan Semester VIII

DISUSUN OLEH:

DWI SRI WAHYUNI (11430117011)


SULFIANTI (21530117041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D-IV KEPERAWATAN
DAN D-IV KEBIDANAN
2021
ASUHAN KEPERAWATANDAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Ny.
“I” DENGAN RENDAHNYA PENGETAHUAN IBU TERHADAP
HIPERTENSI, KURANG MENGETAHUI TEKNIK CUCI TANGAN 6
LANGKAH SERTA MASALAH IBU HAMIL DENGAN KEK
(KEKURANGAN ENERGI KRONIK) DI RT 003/RW 002 KELURAHAN
KLAWASI KOTA SORONG

Disusun Sebagai Tugas Individu


Pada Praktik Kuliah Kerja Lapangan Semester VIII

Dosen Pembimbing Institusi


R. Djamanmona,S.ST,M. Tr.Kep
C. Situmorang, M. Keb

DISUSUN OLEH:
DWI SRI WAHYUNI (11430117011)
SULFIANTI (21530117041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SORONG
PRODI D-IV KEPERAWATAN
DAN D-IV KEBIDANAN
2021

POLTEKKES KEMENKES SORONG

ii
PRODI D-IV KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
LEMBAR PERSETUJUAN

TUGAS KELOMPOK PRAKTIK KULIAH KERJA LAPANGAN


SEMESTER VIII

ASUHAN KEPERAWATANDAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Ny.


“I” DENGAN RENDAHNYA PENGETAHUAN IBU TERHADAP
HIPERTENSI, KURANG MENGETAHUI TEKNIK CUCI TANGAN 6
LANGKAH SERTA MASALAH IBU HAMIL DENGAN KEK
(KEKURANGAN ENERGI KRONIK) DI RT 003/RW 002 KELURAHAN
KLAWASI KOTA SORONG

Sorong, Februari 2021

Mengetahui
RT 003/ RW 002

Yohosua Yawae

Pembimbing Instansi Pembimbing Instansi

R. Djamanmona,S.ST,M. Tr.Kep C. Situmorang, M. Keb

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat sehingga tugas Laporan Asuhan Keperawatan dan
kebidanan komunitas keluarga Praktik Kuliah Kerja Lapangan yang berjudul
“Asuhan KeperawatanDan Kebidanan Pada Keluarga Ny. “I” Dengan Rendahnya
Pengetahuan Ibu Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui Teknik Cuci Tangan 6
Langkah Serta Masalah Ibu Hamil Dengan Kek (Kekurangan Energi Kronik) Di
Rt 003/Rw 002 Kelurahan Klawasi Kota Sorong” dapat di selesaikan sesuai terget
yang ingin dicapai oleh penulis.
Penulis menyadari tak mungkin penulisan pengkajian ini dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ariani Pongoh, S.ST, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Sorong.
2. Bapak Yohosia Yawae selaku Ketua RT 003 / RW 002 Kelurahan Klawasi
3. Bapak Simon Lukas Momot, MPH selaku ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Sorong
4. Ibu Oktovina Mobalen, S.Kep.Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIV
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong sekaligus ketua Panitian KKL
Terpadu Poltekkes Kemenkes Sorong.
5. Ibu Sunaeni, M.Keb selaku ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Sorong.
6. Ibu C.Situmorang, M.Keb selaku ketua Program Studi D.IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Sorong dan selaku pembimbing kami.
7. Ibu Adriana Egam, S.ST, M.Kes selaku dosen wali tingkat IV Program Studi
D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong
8. Ibu R. Djamanmona, S.ST, M.Tr.Kep Selaku Dosen Pembimbing KKL
Terpadu
9. Bapak/ibu keluarga binaan di RT 003/ RW 002 di Jalan Rufei Star Kelurahan
Klawasi
10. Seluruh pihak yang telah membantu, khususnya pada penyusunan makalah ini.
Semoga usaha pembuatan tugas Laporan Asuhan Keperawatan komunitas
keluarga Praktik Kuliah Kerja Lapangan yang telah dikerahkan ini dapat

iv
membuahkan hasil yang maksimal dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan pengkajian ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf, karena sesungguhnya kesempurnaan
itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.

Sorong, Februari 2021


Penulis

v
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
A. Latar Belakang..........................................................................................7
B. Rumusan Masalah.....................................................................................8
C. Tujuan........................................................................................................8
BAB II....................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................10
A. Konsep Hipertensi...................................................................................10
B. Konsep Kehamilan..................................................................................13
C. Konsep Dasar Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil...........8
D. Konsep Proses Asuhan Keperawatan dan Kebidanan Keluarga Pada
Keluarga.............................................................................................................15
BAB III..................................................................................................................24
TINJAUAN KASUS..............................................................................................24
A. PENGKAJIAN DATA............................................................................24
B. PRIORITAS MASALAH........................................................................22
C. INTERVENSI.........................................................................................23
D. IMPLEMENTASI...................................................................................25
E. EVALUASI.............................................................................................27
BAB IV..................................................................................................................28
PEMBAHASAN....................................................................................................28
BAB V....................................................................................................................29
PENUTUP..............................................................................................................29
A. Kesimpulan..............................................................................................29
B. Saran........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi ialah keadaan dimana ketika tekanan darah berada diatas nilai
normal (Yonata 2016). Fakor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi
menurut AHA (2016) yaitu gen, usia, obesitas, mengkonsumsi sodium (garam)
terlalu banyak, mengkonsumsi alkohol terlalu banyak, diabetes dan tidak
beraktivitas fisik. Hipertensi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan menyebabkan berbagai komplikasi. Penatalaksanaan untuk
hipertensi dilakukan dengan 2 cara yaitu farmakologis dan non-farmakologis.
Penatalaksanaan penderita hipertensi secara farmakologis dilakukan dengan cara
mengkonsumsi obat anti hipertensi secara rutin untuk melakukan pengontrolan
tekanan darah (Utami, 2016). Sedangkan terapi non farnakologis yang dapat
dilakukan ialah diet, pengaturan intake sodium, beraktivitas fisik, pengurangan
berat badan, mengurangi konsumsi rokok, mengurangi konsumsi alkohol,
melakukan teknik relaksasi (Oza, 2015). Terapi non farmakologis yang dapat
dilakukan untuk menurunkan atau mengatasi tekanan darah tinggi yaitu dengan
berolahraga atau melakukan aktivitas fisik. Aktivitas atau olahraga fisik yang
dapat dilakukan pada penderita hipertnesi ialah yoga, selain itu yoga juga
termasuk salah satu terapi komplementer untuk mengatasi hipertensi (Martin &
Mardian, 2016). Kehamilan adalah masa dimana dimulai dari konsepsi yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai lahirnya janin (Abdul
Bari Syaifuddin, dkk. 2011).
Kekurangan energi kronis (KEK) adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun.Salah
satu identifikasi ibu hamil dengan KEK adalah memiliki ukurang lingkar lengan
atas (LiLA) < 23,5 cm.
Pada awal periode di tahun 2015, persentase ibu hamil KEK di targetkan tidak
melebihi 24,2 %, dan diharapkan di akhir periode pada tahun 2019, maksimal ibu
hamil dengan ibu dengan resiko KEK adalah sebesar 18,2 %. Menurut
Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, persentase ibu hamil kekurangan
Energi Kronis (KEK) sebesar 14,8 %, dimana angka tersebut lebih rendah di
bandingkan dengan tahun 2016 (16,2 %) dan target yang telah di tetapkan.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki gizi pada ibu hamil KEK
adalah dengan pemberian makanan tambahan. Secara nasional, cakupan ibu hamil
KEK mendapat PMT tahun 2018 adalah 86,41%. Angka ini sudah memenuhi
target Renstra tahun 2018 yaitu 80%. Sedangkan di provinsi Papua Barat, cakupan
ibu hamil KEK mendapat PMT belum memenuhi target yaitu 69,44%.
Oleh karena itu, penulis mengangkat kasus Askep Keluarga pada Ny. I
dengan Rendahnya Pengetahuan Ibu Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui
Teknik Cuci Tangan 6 Langkah Serta Masalah Ibu Hamil Dengan Kek
(Kekurangan Energi Kronik) di RT 003 RW 002 di Jalan Rufei Star Kelurahan
Klawasi.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama Rendahnya pengetahuan tentangRendahnya Pengetahuan Ibu
Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui Teknik Cuci Tangan 6 Langkah Serta
Masalah Ibu Hamil Dengan Kek (Kekurangan Energi Kronik) di Rt 003 Rw 002
Kelurahan Klawasi

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
kebidanan keluarga dengan masalah utama Rendahnya Pengetahuan Ibu
Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui Teknik Cuci Tangan 6 Langkah Serta
Masalah Ibu Hamil Dengan Kek (Kekurangan Energi Kronik)
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan proses keperawatan dan kebidanan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kasus
asuhan Rendahnya Pengetahuan Ibu Terhadap Hipertensi, Kurang
Mengetahui Teknik Cuci Tangan 6 Langkah Serta Masalah Ibu Hamil
Dengan Kek (Kekurangan Energi Kronik) di RT 003 RW 002 Kelurahan
Klawasi.
b. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama
Rendahnya Pengetahuan Ibu Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui
Teknik Cuci Tangan 6 Langkah Serta Masalah Ibu Hamil Dengan Kek
(Kekurangan Energi Kronik) di RT 003 RW 002 Kelurahan Klawasi.
c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama Rendahnya
Pengetahuan Ibu Terhadap Hipertensi, Kurang Mengetahui Teknik Cuci
Tangan 6 Langkah Serta Masalah Ibu Hamil Dengan Kek (Kekurangan
Energi Kronik) di RT 003 RW 002 Kelurahan Klawasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi
1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014). 10
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.
Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,
dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi
(Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan
pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat
keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit
ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan
faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat
dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh
darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah
karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko
hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
klasifikasi Tekanan Darah pada orang dewasa
Sistolik Diastolic
Kategori
mmHg mmHg
Normal 120-129 mmHg <85 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 >201 mmHg >120 mmHg

3. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi


a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria
ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita
ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi
berpengaruh pada wanita. Hal 12 ini dikaitkan dengan perubahan
hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Usia
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di
usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara
cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang
Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang
telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar
dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh
petugas kesehatan sehingga 13 berdampak pada perilaku atau pola
hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).
b. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan
energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas
dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno,
2013).
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan
tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan di
dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 14 gram sodium atau 6 gram)
(H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana
dalam satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10
mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler,
efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu
meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan
terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-
ulang akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga
jantung memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.

B. Konsep Kehamilan
1. Konsep Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana dimulai dari konsepsi yang dihitung dari
hari pertama haid terakhir (HPHT) sampai lahirnya janin (Abdul Bari
Syaifuddin, dkk. 2011).
Masa kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri
dari ovulasi (Pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur) dan
spermatozoa (sperma) terjadilah pertumbuhan dan pembuahan. Zigot
kemudian bernidasi (penamanan) pada uterus dan pembentukkan plasenta dan
tahap akhir adalah hasil tumbuh kembang konsepsi sampai atterem (Manuaba
dkk,2012. Hal: 75).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
Hari Pertama Haid Terakhir (Kusumahati,Evi. 2010. Buku Saku Ilmu
Kebidanan).
2. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
a. Uterus
1) Ukuran
Pada kehamilan cukup bulan ukuran uterus adalah 30x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 400 cc. hal ini memungkinkan dengan
adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat Rahim
membesar aibat hiperpetrofi dan hiperplasi otot polos Rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium
menjadi desidua.
TFU Menurut Penambahan per tiga jari
Ukuran kehamilan
(minggu) TFU

12 3 Jari diatas simfisis


16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari dibawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px)
36 3 jari dibawah prosesu xhipodeus (px)
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphodeus (px)
2) Posisi Rahim dalam Kehamilan
a) Pada permulaan kehamilan dalam posisi anafleksi atau
retrofleksi
b) Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada pada rongga
pelviks
c) Setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati
d) Pada ibu hamil, Rahim biasanyamobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan dan kiri
b. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan terjadi peningakatan curah jantung, hal itu
dikarenakan adanya perubahan dalam aliran darah ke Rahim, janin
yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke
Rahim ibu, pada akhir usia kehamilan rahim menerima seperlima
darah dari seluruh darah ibu
c. Sistem Urinaria
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih keras, ginjal menyaring
darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50%), yang puncaknya
terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum
persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat
penekanan Rahim yang membesar)
d. Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi, sembelit
diperkuat karena gerakan usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone
e. Sistem Metabolisme
Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan agar kadar glukosa
darah ibu berperan dalam perkembangan janin. Kebutuhan zat besi
wanita hamil kurang lebih 1000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke
fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya
untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh
f. Sistem Musculoskeletal
Estrogen dan progesteron memberikan efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan
posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran ligament
pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan mengilang karena berelaksasi
sebagai efek dari estrogen.
g. Sistem Endokrin
Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memporoduksi
LH dan FSH merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan
berpindah ke permukaan ovarium dimana ia dilepaskan, folikel yang
kosong dikenal sebagai korpus luteum yang dirangsang oleh LH untuk
memproduksi progesterone. Estrogen dan progesterone merangsang
proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus untuk menyiapkan
tempat implantasi jika tejadi kehamilan).
h. Sistem Pernafasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang
Rahim dan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru-
paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya, wanita hamil bernafas
lebih cepat karena lebih banyak memerlukan oksigen untuk dirinya
dan janinnya.
3) Menentukan usia kehamilan
3. Menentukan usia kehamilan yang akurat dapat dilakukan dengan 3
metode yaitu :
a. Metode Rumus Neagle
Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung usia
kehamilan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga
tanggal saat anamneses dilakukan. Rumus Neagle memperhitungkan
usia kehamilan berlangsung selama 280 hari (40 minggu). Usia
kehamilan ditentukan dalam satuan minggu. Selain umur kehamilan,
dengan rumus Neagle dapat diperkirakan pula hari perkiraan
persalinan/lahir (HPL).Namun rumus ini hanya bisa digunakan untuk
ibu yang siklus haidnya teratur.
Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :
1) Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret
(Sebelum dari tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0
Contoh : HPHT : 6 Januari 2016
= 6 -1-2016
= +7 +9 +0
Jadi HPLnya = 13-10 -2016 (13 Okt 2016)

2) Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (Dari tanggal 25 dan


selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir Desember
menggunakan rumus = +7 -3 +1
Contoh : HPHT : 8 Juli 2017
= 8 -7 -2017
= +7 -3 +1
Jadi HPLnya = 15 -4 -2018 (15 Apr 2018)

b. Metode Pengukuran TFU


Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan
dengan menggunakan pita ukur.Titik nol pita pengukur diletakkan pada
tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah
abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang
terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
setelah 22-24 minggu kehamilan.
Menurut Spiegelberg, (Kusumahati, Evi. 2014. Hal: 8) :
22-28 minggu : 24 - 25 cm diatas sympisis
28 minggu : 26,7 cm diatas sympisis
30 minggu : 29,5 - 30 cm diatas sympisis
32 minggu : 29,5 - 30 cm diatas sympisis
34 minggu : 31 cm diatas sympisis
36 minggu : 32 cm diatas sympisis
38 minggu : 33 cm diatas sympisis
40 minggu : 37,7 cm diatas sympisis

c. Metode Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)


Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic
(pencitraan diagnostik)
untuk pemeriksaan bagian-bagian dalam tubuh manusia, dimana
dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan
dengan jaringan sekitarnya. Penentuan usia kehamilan dengan USG
menggunakan 3 cara yaitu:
1) Mengukur diameter kantong kehamilan pada kehamilan 6-12
minggu.
2) Mengukur jarak kepala bokong pada kehamilan 7-14 minggu.
3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12
minggu
4. Diagnosa Kehamilan
Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan lainnya, bidan/perawat dapat
mengenali keadaan normal/bermasalah/tidak normal pada ibu hamil.
No Hasil pemeriksaan Penanganan dan Tindak Lanjut
Kasus
1. Ibu hamil dengan perdarahan Keadaan emergensi, rujuk untuk
antepartum penanganan perdarahan sesuai standar
2. Ibu hamil dengan demam  Tangani demam sesuai standar
 Jika dalam 2 hari masih demam
atau keadaan umum memburuk,
segera rujuk
3. Ibu hamil dengan hipertensi Tangani hipertensi sesuai standar
ringan ( tekanan darah≥140/90  Periksa ulang dalam 2 hari, jika
mmHg) tanpa proteinuria tekanan darah meningkat, segera
rujuk.
 Jika ada gangguan janin, segera
rujuk.
 Konseling gizi, diet makanan untuk
hipertensi dalam kehamilan
4. Ibu hamil dengan hipertensi Rujuk untuk penanganan hipertensi
berat (diastole ≥ 110 mmHg) berat sesuai standar.
tanpa proteinuria
5. Ibu hamil dengan pre Keadaan emergensi, rujuk untuk
eklampsia, penanganan pre-eklampsia sesuai
 Hipertensi disertai standar.
 Edema wajah atau tungkai
bawah, dan atau
 Proteinuria (+)
6. Ibu hamil BB Kurang Rujuk untuk penanganan ibu hamil
(kenaikan BB < 1 Kg/bulan), risiko KEK sesuai standar.
atau
Ibu hamil risiko KEK (LiLA <
23,5 cm)
5. Standar Pelayanan pada Masa Kehamilan
a. Timbangan Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan
janin.Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan
adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Ukur tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu
hamil kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya CPD
(Cephalo Pelvic Disproportion)
c. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai
edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
d. Nilai status gizi ( ukur lingkaran lengan atas/ LILA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamilberisiko
KEK.Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang
mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa
bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
e. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan.Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin.Standar
pengukuran menggunakan pita pengukursetelah kehamilan 24
minggu.
f. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit
atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat
janin.
g. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil
diskrining status imunisasi T-nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu
hamil, disesuai dengan status imunisasiTibu saat ini.Ibu hamil
minimalmemiliki status imunisasi T2agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus.Ibu hamil dengan status imunisasi T5
(TTLong Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.
Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval maksimal, hanya
terdapat interval minimal. Interval minimal pemberian imunisasi TT
dan lama perlindungannya dapat dilihat pada tabelberikut :
Imunisasi Selang waktu minimal Lama perlindungan
TT pemberian imunisasi

TT1 Langkah awal pembentukan


kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 Tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 Tahun
TT4 12 bulan setelah TT 3 10 Tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 ≥25 Tahun
h. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi)dan Asam Folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
i. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.Pemeriksaan
laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus
dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin
darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria,
HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu
hamil yang melakukan kunjungan antenatal.

C. Konsep Dasar Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil


1. Definisi
a. Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi,
yaitu keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LLA
pada WUS dan PUS < 23,5 diperkirakan akan melahirkan bayi dengan
BBLR (Supariasa, 2010).
b. Kekurangan Energi Kronis adalah ibu yang ukuran LILAnya <23,5cm
dan dengan beberapa kriteria ibu Kekurangan Energi Kronis yaitu,
berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg, tinggi badan ibu < 145 cm,
berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg, indeks masa
tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00, ibu menderita anemia Hb kurang
dari 11 gr % (Kristiyanasari, 2010).
c. Kekurangan energi kronis adalah WUS dengan ambang LILAnya
<23,5 cm dan beresiko melahirkan bayi dengan BBLR, bayi prematur,
cacat bawaan (Asfuah, Proverawati. 2009).
2. Tanda dan Gejala KEK
Tanda-tanda klinis KEK meliputi :Berat badan ibu < 40 kg atau
tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5 cm, tinggi badan < 145 cm, ibu
menderita anemia dengan Hb < 11 gr%, lelah, letih, lesu, lemah, lunglai,
bibir tampak pucat, nafas pendek, denyut jantung meningkat, susah
buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang–kadang pusing, mudah
mengantuk (Supariasa, 2010).
3. Etiologi KEK
a. Faktor Sosial Ekonomi
4. Pendapatan Keluarga
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi
keluarga, yang hubunganya dengan daya beli keluarga tersebut,
status ekonomi maupun sosial mempengaruhi pemilihan makanan
(Marmi, 2014).
5. Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi
yang baik, faktor yang mempengaruhi perencanaan dan
penyusunan makanan yang sehat dan seimbang bagi ibu hamil
yaitu kemampuan keluarga dalam membeli makanan serta
pengetahuan tentang gizi (Marmi, 2014).
6. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja bagi ibu-ibu kan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Marmi, 2014).
7. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan, pada umumnya, kaum ibu lebih memperhatikan keluarga
dari pada saat hamil (Marmi, 2014).
4. Patofisiologi
Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan beratbadan yaitu
sekitar 12,3 kg, dan peningkatan nutrisi sebanyak 15% dari sebelumnya.
Proporsi pertambahan berat badan tersebut untuk pertumbuhan
janin,plasenta, cairan amnion, volume darah,peningkatan lemak
tubuh,peningkatan cairan ekstra seluler,pertumbuhan uterus dan payudara
(Asfuah, Proverawati. 2009).
5. Akibat bila ibu hamil kekurangan gizi
Pengaruh bagi Ibu Hamil yaitu, Ibu lemah dan kurang nafsu makan,
perdarahan dalam masa kehamilan, kemugkinan terjadi infeksi tinggi,
anemia tau kurang darah, pengaruh waktu persalinan yaitu, persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah
persalinan, pengaruh pada janin yaitu, keguguran, bayi lahir mati, cacat
bawaan, anemia pada bayi, berat badan lahir rendah ( Marmi, 2014).
6. Pencegahan KEK
Meningkatkan makanan yang bergizi yaitu, daging danalternatifnya
(macam-macam daging, berbagai ikan, telur dan kacang-kacangan).Ini
merupakan sumber kalori yang berasal dari lemak yang dibutuhkan akhir
trimester, buah dan sayuran dan lebih disarankan yang masih mentah.
Buah dan sayuran kaya akan vitamin dan mineral yang baik sekali untuk
mencegah terjadinya cacat bawaan pada anak, roti dan sereal yang tidak
banyak diolah seperti makanan kering, beras merah. Ini dilakukan untuk
menghindari kejenuhan terhadap suatu bahan makanan, hal itu juga
dilakukan sebagai bahan makanan sampingan setelah mengonsumsi nasi
atau lainya, susu dan hasil olahanya seperti keju dan yoghurt
(Kristiyanasari, 2010).
7. Penatalaksanaan Kekurangan Energi Kronik
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko KEK
pada wanita usia subur juga dianjurkan, makanan cukup dengan pedoman
gizi seimbang, hidup sehat, tunda kehamilan, pertahankan kondisi
kesehatan, bila hamil periksa kehamilan kepada petugas kehamilan
(ANC), diberi penyuluhan dan melaksanakan anjuran (Supriasa dkk, 2012)
Menurut (Astuti, 2012) yaitu,beri informasi tentang tablet Fe dan
menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi tablet Fe 60 mg minimal 90
hari, anjurkan ibu untuk ANC teratur, anjurkan ibu mengatur konsumsi
makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk istirahat cukup, observasi BB
dan pengukuran LILA, pemberian makanan PMT, pelaksanaan Asuhan
Kebidanan.
8. Cara Mengukur LILA
a. Pengertian
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
Kekurangan Energi Kronis. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Pengukuran LILA digunakan karena pengukuranya sangat mudah dan
dapat dilakukan oleh siap saja, Pengukuran LILA pada kelompok
wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang
mudah dan dapat dilaksanakan olehsiapa saja, untuk mengetahui
kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (Supriasa dkk, 2012).
a. Ada beberapa cara untuk dapat digunakan untuk mengetahui status
gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama
hamil, mengukur LILA, mengukur kadar Hb. Bentuk badan ukuran
masa jaringan adalah masa tubuh. Contoh ukuran masa jaringan
adalah LILA, berat badan, dan tebal lemak. Apabila ukuran ini rendah
atau kecil, menunjukan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi
dan protein yang diderita pada waktu pengukuran
dilakukan.Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsung cepat
selama tahun pertama kehidupan (Arisman, 2007).
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah
Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan
kiri, lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan
dalam keadaan tidak tegang atau kencang, alat pengukur dalam
keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga
permukaannya tidak rata ( Arisman, 2007).
c. Cara Mengukur LILA meliputi, metapkan posisi bahu dan siku,
meletakkan pita antara bahu dan siku, menetukan titik tengah lengan,
mingkaran pita LILA pada tengah lengan, pita jangan telalu ketat, pita
jangan terlalu longgar, cara pembacaan skala yang benar ( Arisman,
2007).
d. Tujuan pengukuran LILA yaitu, Mengetahui risiko KEK WUS, baik
ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai
risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), meningkatkan
perhatian dan kesaadaran masyarakat agar berperan dalam pencegahan
dan penangulangan kek, mengembangkan gagasan baru di kalangan
dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak,
Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan
gizi WUS yang menderita KEK, mengarahkan pelayanan kesehatan
padakelompok sasaran WUS termasuk ibu hamil yang menderita KEK
(Suparisa, 2010)

9. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan
2. Fungsi Keluarga
Keluarga Mempunyai 5 fungsi yaitu
a) Fungsi afektif
Fungai Afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak
pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010)
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam
hal ini keluarga dapat Membina hubungan 6 sosial pada anak,
Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
c) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk
membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat
tinggal.
e) Fungsi Keperawatan Keluarga
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang
sakit
d) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan
e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat
D. Konsep Proses Asuhan Keperawatan dan Kebidanan Keluarga Pada
Keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan dan Kebidanan


merupakan pusat bagi semua tindakan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi
apa saja, dalam kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau
falsafah.

Dalam Proses Keperawatan dan Kebidanan keluarga juga terbagi dalam


lima tahap proses keperawatan dan Kebidanan yang terdiri dari pengkajian
terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga dan individu atau diagnosa
keperawatan dan kebidanan, rencana perawtaan, implemntasi rencana
pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga menurut


Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik
dengan keluarga yaitu dengan mengadakan kontrak dengan keluarga,
menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan kesediaan untuk
membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan
keluarga dan membina komunikasi dua arah dengan keluarga.

Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga


terdiri dari lima langkah dasar meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan dan Kebidanan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian
yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan


informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
a. Pengumpulan Data
1) Identitas Keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat
tinggal, dan tipe keluarga
2) latar belakang budaya/ kebiasaan keluarga
2. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi
oleh Keluarga. Untuk penderita stroke biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat
pengawet, serta emosi yang tinggi.
3. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit
stroke fase rehabilitasi terutama ahli fisiotherapi.
4. Pengobatan Tradisonal
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi,
keluarga bisa memanfaatkan pengobatan tradisional dengan
minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
b. Status Sosial Ekonomi
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal hipertensi beserta pengelolaannya. berpengaruh pula
terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
2. Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh
terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan
pada angota keluarga yang sakit Menurut (Effendy,1998)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan
karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang ada pada
keluarga.
3. Tingkat Perkembangan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai
lahir hingga saat ini. termasuk riwayat perkembangan dan
kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang
belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang
dapat mengakibatkan kecemasan.
4. Aktivitas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya
peningkatan tekanan darah. Serangan hipertensi dapat timbul
sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga
(Friedman, 1998:9).
5. Data Lingkungan
1) Karekteristik Rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti
lantai rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada
penderita stroke fase rehabilitasi.
2) Karakteristik Lingkungan
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dan
bidan dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
6. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dan
bidan dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah
komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
2) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah pasien
stroke.
3) Struktur Peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan
membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan
tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga.
7. Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang
menderita hipertensi, maka akan menimbulkan stressor
tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu
keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan
hipertensi karena kurangnya partisipasi keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga
yang menderita stroke dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan
anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini mengancam
status emosi menjadi labil dan mudah stress.
3) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
8. Pola istirahat tidur
Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang
mengalami masalah yang belum terselesaikan.
9. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif,
pemeriksaan fisik juga dilakukan menyeluruh dari ujung rambut
sampai kuku untuk semua anggota keluarga. Setelah ditemukan
masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
10. Koping keluarga
11. Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga, sedangkan koping
keluarga tidak efektif, maka ini akan menjadi stress anggota
keluarga yang berkepanjangan.
5. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa  keperawatan adalah
pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas perubahan pola
interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan
untuk menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan
kesehatan.
Dalam diagnose keperawatan meliputi sebagai berikut
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga aatau anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adalah :
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi).
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
3) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu
prosedur atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik
finansial, fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik dan
psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang diperoleh
perawatan dari keluarga secara langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan yang sedang
dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat
dengan cepat.
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah masalah keperawatan
yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan actual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak
segera mendapat bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari
keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
6. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat dan bidan untuk
dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan yang telah
diidentifikasi dari masalah keperawatan dan kebidanan yang sering
muncul.
Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah
a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang
akan dicapai melalui segala upaya, dimana masalah (Problem)
digunakan untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih
terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan
yang akan dilakukan, dimana penyebab (Etiologi) digunakan untuk
merumuskan tujuan (TUK).
c. Menentukan pendekatan dan tindakan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan dan kebidanan sangat
tergantung kepada sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia
untuk memecahkan masalah.
d. Menentukan kriteria dan standart kriteria
Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan
tingkat performance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa
perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan dan kebidanan
telah tercapai.

Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan


kriteria mengacu kepada 3 hal, yaitu :
1) Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
Ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan
saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan dan
kebidanan keluarga.
2) Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon
emosional, sehingga dalam keluarga terdapat sikap terhadap
masalah yang dihadapi
3) Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam
perubahan perilaku yang merugikan keperilaku yang
menguntungkan.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan dan
kebidanan adalah :
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka
waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
dimiliki oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien
sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan perbaikan ke arah
perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian
perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
a. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
dan kebidanan yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara
bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, system penulisan
evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau
menggunakan system SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan, sistem penulisan evaluasi sumatif ini dalam bentuk
catatan naratif atau laporan ringkasan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN DATA
1. DATA UMUM
DATA DEMOGRAFI
Identitas
1. Nama : Ny. IK
2. Umur : 27 tahun
3. Pekerjaan: Swasta
4. Pendidikan : SMA
5. Agama : Kristen Protestan
6. Alamat : Jln. Rufei Star
RT :003 RW :002
KELURAHAN :Klawasi KECAMATA :Sorong Barat
N
KOTA/KAB :Kota Sorong PROVINSI : Papua Barat ANGGOTA KELUARGA
NAMA KK :Imanuel Karubuy 1 2 3 4
NIK :9271031104740006 NAMA Imanuel K Irma Mayor Mishel E Aanastasya
WARGA :
No. WA/HP :- UMUR 27 thn 27 thn 3 thn 1 thn
:
ALAMAT :Jln. Rufei Star
No Pertanyaan 0=Tdk/1=Ya 0=Tdk/1=Ya 0=Tdk/1=Y 0=Tdk/1=Y
a a
Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki riwayat melakukan 0 0 0 0
1
perjalanan domestik/internasional dalam 14 hari terakhir
Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah bertemu dengan turis asing 0 0 0 0
2
dalam 14 hari terakhir
Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki riwayat kontak dengan 0 0 0 0
3 orang rumah (misalnya berjabat tangan, mengobrol lama,
berada satu ruangan)
Apakah saat ini Bapak/Ibu/Saudara mengalami demam (Apabila 0 0 0 0
4
jawaban YA, lakukan pemeriksaan)
Apakah Bapak/Ibu/Saudara ada gejala batuk (Apabila jawaban 0 0 0 0
5
YA, lakukan pemeriksaan)
6 Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasakan nyeri di tenggorokan 0 0 0 0
Apakah Bapak/Ibu/Saudara mempunyai riwayat atau saat ini 0 0 0 0
7 sedang merasakan sesak napas (Apabila jawaban YA, lakukan
pemeriksaan)
8 Apakah Bapak/Ibu/Saudara sedang batuk/pilek 0 0 0 0
Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki riwayat penyakit sebagai
9
berikut :
a. Diabetes Mellitus (Kencing manis) 0 0
b. Hipertensi (darah tinggi) 0 1
c. Jantung 0 0
d. Ginjal 0 0
e. Penyakit Paru/Asma 0 0
Apakah saat ini sedang hamil (Apabila jawaban YA, lakukan 1
10
pemeriksaan pada ibu hamil)
Apakah ada anggota keluarga yang menyusui saat pandemi ini 0
11
(Apabila jawaban YA, lakukan pemeriksaan pada ibu nifas)
Apakah saudara mengetahui cara menyusui bayi di masa 0
12
pandemi covid-19
Apakah saudara (ibu hamil) melakukan pemeriksaan secara 0
13
online (Daring/WA)
Apakah Bapak/Ibu/Saudara bertempat tinggal di area 0 0
14
kabupaten/kota zona merah
15 Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah kontak dengan penderita 0 0 0 0
covid-19
Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah menerima tamu di rumah 0 0 0 0
16
dari luar kota / zona merah
Apakah Bapak/Ibu/Saudara tahu tata cara prosedur pencegahan 1 1 0 0
17
covid-19
Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mengunjungi orang sakit di 0 0 0 0
18
Rumah Sakit dalam kurun waktu 14 hari terakhir
Apakah di depan rumah Bapak/Ibu/Saudara menyediakan 0 0 0 0
19 fasilitas cuci tangan dengan air mengalir yang dilengkapi sabun
didepan rumah
Dalam meelakukan cuci tangan, apakah Bapak/Ibu/Saudara 0 0 0 0
20
melakukan dengan 6 langkah
21 Apakah Bapak/Ibu/Saudara memiliki APD (masker) 1 1 1 1
Apakah Bapak/Ibu/Saudara selalu memakai APD (masker) 1 1 1 1
22
ketika beraktifitas di luar rumah
Apakah Bapak/Ibu/Saudara memahami tentang penyakit covid-
23
19
a. Pengertian 1 1
b. Penyebab 1 1
c. Cara Penularan 1 1
d. Pencegahan 1 1
Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengkonsumsi makanan yang lebih 1 1 1 1
24
baik (gizi seimbang) pada masa covid-19
Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan pengucilan penderita 0 0 0 0
25
covid-19
Apakah Bapak/Ibu/Saudara berjemur setiap pagi hari (jam 0 0 0 0
26
09.00 – 10.00 WIT) selama pandemi covid-19
Apakah Bapak/Ibu/Saudara ketika mengalami keluhan gigi 0 0 0 0
27 melakukan pemeriksaan ke saranan pelayanan kesehatan atau
berupaya melakukan pengobatan mandiri
Apakah Bapak/Ibu/Saudara masih melakukan pertemuan 0 0 0 0
28 dengan teman/tetangga/saudara dalam perkumpulan yang lebih
dari 10 orang
DATA PEMERIKSAAN FISIK UMUM
Keadaan Umum : Baik Baik
Kesadaran : ComposMenti ComposMenti
Tekanan Darah : s s
Nadi : No Nama Umur JK Pekerjaa Status 110/80 mmHg
Pendidika Gol 120/80 mmHg
Suhu : n n70x/m Darah80 x/m
1 Tn. I 27 LK Swasta Suami SMA Belu
Pernapasan : thn m
periks
Anggota Keluarga a
2 Ny. I 27 PR IRT Istri SMA Belu
thn m
periks
a
3 An. M 3 thn PR - Anak Blm Sklh Belu
m
periks
a
4 An. A 1 thn PR - Anak Blm Sklh Belu
m
periks
a
Genogram Keluarga

Ny. I Tn. I
27 thn 27 thn

An. M An. A
3 thn 1 thn

Keterangan:
: Garis Perkawinan
---------------- : Garis Keturunan
: Perempuan
2. Klasifikasi Data Dasar
Diagnosa
a. Masalah ibu hamil dengan KEK
Data dasar :
Lingkar lengan keluarga kurang dari batas normal yaitu 21

B. PRIORITAS MASALAH
Susunan prioritas masalah
Kemungkina Potensi
Sifat
n Masalah Masala Menonjolny Tota
No Masalah Masala
untuk h untuk a Masalah l
h
Diubah Dicegah
1. Masalah ibu hamil 1 1 1 1 4
dengan KEK
2. Riwayat ibu hamil 1 2 1 1 4
dengan riwayat 5 5
hipertensi
3. Keluarga belum paham 2 2 1 1 1
3
teknik cuci tangan 6 3 3 2 2
langkah

Keterangan Nilai:
 1 = Sangat Rendah
 2 = Rendah
 3 = Cukup
 4 = Tinggi
 5 = Sangat Tinggi

Prioritas Masalah
Berdasarkan analisa prioritas masalah diatas, maka dapat disimpulkan urutan prioritas masalah sebagai berikut:
1. masalah ibu hamil dengan KEK
2. Ibu memiliki Riwayat tekanan darah tinggi
3. Keluarga belum paham teknik cuci tangan 6 langkah

C. INTERVENSI
Tanggal : 16 Februari 2021, Jam 10.00 WIT
Diagnosa :
a. masalah ibu hamil dengan KEK
b. Ibu memiliki Riwayat tekanan darah tinggi
c. Keluarga belum paham teknik cuci tangan 6 langkah
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dan kebidanan diharapkan keluarga dapat mengerti dan menerapkan tentang
penjelasan yang diberikan
Jangka Pendek : Keluarga dapat mengerti pentingnya mencuci tangan 6 langkah yang baik dan benar dalam upaya pencegahan
penularan Covid-19
a. Keluarga dapat mengerti tentang pentingnya pemenuhan asupan makanan yang bergizi saat hamil, menjaga
pola makan bagi ibu hamil yang mengalami riwayat hipertensi
Jangka Panjang : -Ibu dapat mengerti dan lebih memahami tentang hipertensi, tanda dan gejala serta pencegahannya dan keluarga
dapat lebih memahami mengenai menjaga pola nutrisi ibu dan kelurga serta membawa anaknya ke posyandu, tetap
menjadi peserta aktif KB, menjaga pola makan, dan merubah pola kehidupan sehari-sehari

Intervensi Rasional
1. Lakukan pendekatan keluarga 1. Keluarga dapat kooperatif
2. Memberikan Edukasi Terkait 2. Kekurangan Energi Kronis
Kekurangan Energi Kronik , adalah salah satu keadaan
cara pencegahan dan jenis malnutrisi, yaitu keadaan
makanan tambahan dengan patologis akibat kekurangan zat
Menggunakan Leflet gizi dan ambang LLA pada
3. Membuat Leaflet terkait WUS dan PUS < 23,5
Riwayat Penyakit Hipertensi, diperkirakan akan melahirkan
yang beresiko tinggi Terpapar bayi dengan BBLR (Supariasa,
Covid-19 yang berisi Health 2010).
Education 3. Hipertensi atau tekanan darah
4. Berikan Demonstrasi Teknik tinggi adalah peningkatan
Cuci Tangan 6 Langkah tekanan darah secara menetap >
140/90 mmHg.
4. Mencuci tangan adalah teknik
dasar untuk melakukan
pengontrolan dan pencegahan
infeksi bakteri
D. IMPLEMENTASI
Tanggal : 16 Februari 2021, Jam 10.00 WIT

Jam Implementasi TTD


10.00 1. Melakukan pendekatan kepada keluarga, 1 Sulfianti
WIT bersikap ramah serta mengajak anggota 2 Dwi
keluarga untuk berbincang-bincang. 3 Sulfi &
2. Memberikan Edukasi Terkait Kekurangan dwi
Energi Kronik , cara pencegahan dan jenis
makanan tambahan dengan Menggunakan
Leflet
3. Membuat Leaflet terkait Riwayat Penyakit
Hipertensi, yang beresiko tinggi Terpapar
Covid-19 yang berisi Health Education
4. Mendemonstrasi Teknik Cuci Tangan 6
Langkah
E. EVALUASI
Tanggal 16 Februari 2021, Jam : 10.30 WIT
1. Keluarga menerima dan bersedia dilakukan wawancana oleh mahasiswa
2. Keluarga telah paham terkait masalah Kekurangan Energi Kronik , cara
pencegahan dan jenis makanan tambahan.
3. Ibu telah paham terkait masalah hipertensi serta tanda bahaya dan resiko
4. Keluarga telah paham dan dapat mengulang kembali terkait teknik cuci tangan
6 langkah
BAB IV

PEMBAHASAN
Tanggal 16 februari 2021 jam 10.45 WIT penulis telah melakukan
kunjungan rumah pada keluarga Ny. I. Penulis melakukan asuhan keperawatandan
kebidanan komunitas pada keluarga Ny. I yang diawali dengan melakukan
pengkajian data subyektif dan obyektif, menentukan diagnosa dari masalah yang
dihadapi keluarga Ny. I, menetukan prioritas dari masalah tersebut dan
merencanakan asuhan yang tepat pada kelauraga Ny. I.
Pada tanggal 16 Februari 2021 jam 10.45 WIT penulis melakukan
kunjungan rumah yang kedua kalinya untuk melakukan implementasi dari rencana
asuhan yang telah di tentukan. Setelah diberikan asuhan keperawatan komunitas
kepada keluarga Ny. I terdapat 3 hal yang menjadi permasalahan penting yang
mereka alami, permasalahan tersebut meliputi
 Ibu hamil dengan masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK)
 Ibumemiliki resiko terpaparnya covid-19 terhadap penderita hipertensi
 Belum memahami teknik 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar
Dari ketiga permasalahan tersebut yang menjadi prioritas utama dalam
Keperawatan dan kebidanan adalah ibu hamil dengan masalah Kekurangan Energi
Kronik, ibu memiliki resiko terpaparnya covid-19 terhadap penderita hipertensi
dan Belum memahami teknik 6 langkah cuci tangan dan. Penulis telah melakukan
asuhan sesuai dengan ke ketiga masalah tersebut dan melakukan evaluasi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
hipertensi pada Ny. I di wilayah kerja Puskesmas Sorong Barat, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ibu hamil dengan masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK)
2. Ibu memiliki riwayat penyakit turunan yaitu Tekanan Darah Tinggi
3. Ibu dan keluarga Belum adanya pemahaman terkait teknik cuci tangan 6
langkah yang baik dan benar
Dari ketiga permasalahan yang ada, penulis melakukan analisa untuk
menentukan prioritas masalah. Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun
berdasarkan keadaan yang dialami oleh keluarga Ny. ”I” diberikan asuhan
komunitas keluarga sesuai dengan teori. Implementasi yang dilakukan pada
keluarga berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

B. Saran
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan Komunitas
padaKeluarga Ny. I diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan potensi serta
pengetahuannya dalam memberikan asuhan yang tepat dan sesuai dengan masalah
yang dihadapi tiap keluarga. Dengan memberikan asuhan yang tepat diharapkan
keluarga yang dibina mengatasi masalah yang dihadapinya serta dapat
meningkatkan status kesehatan keluarga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016).
Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di
Puskesmas Ranomut Kota Manado.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya
Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC
Ai Yeyeh Rukiyah,dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan Edisi Revisi.
Jakarta: Trans Info Media.

Babak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternal. Jakarta: EGC

Buku KIA 2016 Hal 8-9 Tentang Tanda Bahaya Pada Kehamilan.

Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Evi Kusumahati. 2010. Buku Saku Ilmu Kebidanan.Jakarta: Trans Media.

Kusmiati, Yuni, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta:
Fitramaya.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta: EGC

Prawirohardjo Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Syaifudin, Abdul Bari, dkk. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : JNPKKR-POGI
Sulistyawati Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.
Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Setiyaningrum Erna. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Unicef. 2015. Paket Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. Jakarta: _____

https://www.academia.edu/6546241/Makalah-pernikahan-dini
LEMBAR KONSULTASI

Tanggal Perbaikan Saran Pembimbing Paraf


LAMPIRAN
Lampiran 1
BUKU CATATAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN
TERPADU
PRODI DIV KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
(LOG BOOK)

NAMA MAHASISWA : Dwi Sri Wahyuni


NIM : 11430117011

DOSEN PEMBIMBING : 1. Ariani Pogoh, S.ST , M.Kes


2. Rolyn Djamanmona, S.ST , MTr.Kep
3. Cory Chorajon Situmoran, M.Keb

JURUSAN KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SORONG
TAHUN 2021
LOGBOOK PELAKSANAAN KKL TERPADU TAHUN 2021
Kegiatan, Lokasi,
No Tanggal Dokumentasi
Hasil
 Kegiatan : Pembekalan
KKL Terpadu Prodi
DIV Keperawatan dan
Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Sorong
 Lokasi : di Rumah
Masing-masing
1 Februari  Hasil : Telah di lakukan
1
2021 pembekalan mahasiswa
KKL Terpadu Prodi D
IV Kebidanan dan D IV
Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Sorong,
melalui via Zoom pada
hari senin pada pukul
11.00-selesai WIT
2 2 Februari  kegiatan :
2021 - Pembukaan dan
pelepasan
mahasiswa KKL
Terpadu prodi DIV
Keperawatan dan
DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes
Sorong dan
- Pengantaran surat
ijin ke ketua RT
 Lokasi : di rumah dan
RT masing-masing
 Hasil :
1. Telah dilakukan
pembukaan dan
pelepasan
mahasiswa KKL
terpadu prodi DIV
Keperawatan dan
DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes
Sorong, melalui via
Zoom pada Pukul
10.00-selesai WIT
2. Surat ijin KKL telah
diterima oleh ketua
RT
 Kegiatan : Melakukan
pendataan keluarga dan
pengambilan bingkisan
3 Februari
3  lokasi : di RT 004 RW
2021
004 dan di kampus
Poltekkes kemenkes
sorong
 hasil : telah melakukan
pendataan 1 KK melalui
via zoom Bersama
dosen pembimbing dan
diikuti oleh teman
kelompok pada pukul
15.00-selesai dan telah
mengambil bingkisan
untuk keluarga

 Kegiatan : mengikuti
proses pendataan teman
kelompok dan
melakukan pendataan
keluarga

 Lokasi : di rumah dan di


RT 004 RW 004
4 Februari
4
2021
 Hasil : telah mengikuti
proses pendataan teman
kelompok melalui via
Zoom bersama dosen
dan telah melakukan
pendataan pada
keluarga

5 6 februari  Kegiatan :
1. mengikuti proses
pendataan teman
kelompok
2. Melakukan pendatan
keluarga

 Lokasi :
1. Di rumah
2. di RT 004/004

 Hasil :
1. telah mengikuti
proses pendataan
2021
teman kelompok
melalui via Zoom
bersama dosen
2. telah melakukan
pendataan 1 KK
melalui via Zoom
bersama dosen
pembimbing dan
diikuti oleh teman
kelompok pada
pukul 16.00-selesai
WIT

6 8 Februari  Kegiatan :
2021 1. mengikuti proses
pendataan teman
kelompok
2. Melakukan Tabulasi
Kelompok bersama
anggota kelompok

 Lokasi :
1. di rumah masing-
masing
 Hasil :
telah
mengikutipendataan
KK melalui via Zoom
bersama dosen
pembimbing

Telah dilakukan
tabulasi, mulai dari
kelompok kecil hingga
kelompok besar
bersama anggota
kelompokmelalui grup
whatsapp.

7 09  Kegiatan : Membuat
Februari POA (Planing Of
2021 Action) individu dan
SAP ( Satuan Acara
Penyuluhan ) dan
leaflet
 Lokasi : di rumah
masing masing-masing
 Hasil : telah membuat
POA individu

 Kegiatan :konsultasi
Materi MMD dengan
dosen pembimbing
13
8 februari  Lokasi : di rumah
2021
 Hasil :telah menganti
hasil revisi via
whatsapp

 Kegiatan :melakukan
MMD bersama RT
masing-masing dan

15 dosen pembimbing

9 Februari  Lokasi : di rumah

2021  Hasil :telah melakukan


MMD Bersama RT
dan dosen
Pembimbing

10 16  Kegiatan :melakukan
Februari implementasi dan ujian
2021 Bersama teman
kelompok beserta dosen
pembimbing
 Lokasi : di rumah
keluarga binaan
 Hasil : telah
melakukan
Implementasi dan
ujian di keluarga
binaan dan
memberikan kenang-
kenangan

 kegiatan : Melakukan
Penyusunan laporan
implementasi ke
keluarga binaan
17 & 18
 lokasi : di rumah
11 Februari
masing-masing
2021
 hasil : telah melakukan
penyusunan laporan
individu dan kelompok
hasil implementasi
12 20  kegiatan : Membuat
Februari video untuk kegiatan
2021 Video EXPO
 Memberikan bingkisan
dan Honor kepada ketua
RT 004/RW004 sebagai
ucapan terima kasih
telah terlaksanakan
kegiatan KKL Terpadu
2021 dengan Lancar di
Wilayah RT tersebut
 lokasi : pembuatan
video di jalan D Wam
RT 004 RW 004
pemberian bingkisan
dan honor kepada ketua
RT 004
 hasil : telah melakukan
pembuatan video EXPO
dan telah memberikan
bingkisan dan honor
kepada ketua RT 004
RW 004 sebagai ucapan
terima kasih
 kegiatan : Melakukan
Acara penutupan KKL
Terpadu via Zoom
22
 lokasi : di rumah
13 Februari
masing-masing
2021
 hasil : telah melakukan
acara penutupan KKL
Terpadu via Zoom
Lampiran 2
BUKU CATATAN KEGIATANKULIAH KERJA LAPANGAN
TERPADU
PRODI DIV KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
(LOG BOOK)

NAMA MAHASISWA : SULFIANTI


NIM : 21530117041
DOSEN PEMBIMBING : 1. Ariani Pogoh, S.ST , M.Kes
2. Rolyn Djamanmona, S.ST , MTr.Kep
3. Cory Chorajon Situmoran, M.Keb

JURUSAN KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES SORONG
TAHUN 2021
LOGBOOK PELAKSANAAN KKL TERPADU TAHUN 2021
No Tanggal Kegiatan, Lokasi, Hasil Dokumentasi
1 01/02/2021  Kegiatan : Pembekalan
mahasiswa KKL Terpadu
Prodi D IV Kebidanan dan D
IV Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Sorong

 Lokasi : di rumah masing-


masing

 Hasil : Telah di lakukan


pembekalan mahasiswa KKL
Terpadu Prodi D IV
Kebidanan dan D IV
Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Sorong, melalui via
Zoom pada hari senin pada
pukul 11.00-selesai WIT

2 02/02/2021  Kegiatan : 1.
1. Pembukaan dan Pelepasan
mahasiswa KKL Terpadu
Prodi D IV Kebidanan dan
D IV Keperawatan
Poltekkes Kemenkes
Sorong dan
2. Pengantaran surat ijin ke
Ketua RT

 Lokasi : di rumah dan RT 2.


masing-masing

 Hasil :

1. Telah di lakukan
Pembukaan dan Pelepasan
mahasiswa KKL Terpadu
Prodi D IV Kebidanan dan
D IV Keperawatan
Poltekkes Kemenkes
Sorong, melalui via Zoom
pada pukul 10.00-selesai
WIT
2. Surat ijin KKL telah
diterima oleh Ketua RT

3 03/02/2021  Kegiatan : mengikuti proses


pendataan teman kelompok

 Lokasi : di rumah

 Hasil : telah mengikuti proses


pendataan teman kelompok
melalui via Zoom bersama
dosen

4 04/02/2021  Kegiatan : Melakukan


pendatan keluarga

 Lokasi : di RT 003/002

 Hasil : telah melakukan


pendataan 1 KK melalui via
Zoom bersama dosen
pembimbing dan diikuti oleh
teman kelompok pada pukul
16.20-selesai WIT

5 06/02/2021  Kegiatan :
3. mengikuti proses
pendataan teman
kelompok
4. Melakukan pendatan
keluarga

 Lokasi :
3. Di rumah
4. di RT 003/002

 Hasil :
3. telah mengikuti proses
pendataan teman
kelompok melalui via
Zoom bersama dosen
4. telah melakukan
pendataan 1 KK melalui
via Zoom bersama dosen
pembimbing dan diikuti
oleh teman kelompok pada
pukul 18.10-selesai WIT

08/02/2021  Kegiatan :
6 1. Melakukan pendatan
keluarga
2. Melakukan Tabulasi
Kelompok bersama
anggota kelompok

 Lokasi :
1. di RT 003/002
2. di rumah masing-masing

 Hasil :
1. telah dilakukan pendataan
2 KK melalui via Zoom
bersama dosen
pembimbing dan diikuti
oleh teman kelompok pada
pukul 11.00-selesai WIT

2. Telah dilakukan tabulasi,


mulai dari kelompok kecil
hingga kelompok besar
bersama anggota
kelompok melalui grup
whatsapp.
7 09/02/2021  Kegiatan : Membuat POA
(Planing Of Action) individu
dan Kelompok

 Lokasi : di rumah masing


masing-masing

 Hasil : telah membuat POA


individu dan Kelompok

8. 10/02/2021  Kegiatan : Membuat Laporan


MKB (Masyarakat Keluarga
Binaan) bersama anggota
Kelompok

 Lokasi : dirumah masing-


masing

 Hasil : Laporan MKB telah


selesai di buat.

9 15/02/2021  Kegiatan : Melakukan MKB


Kelompok bersama dosen
pembimbing lapangan dan
ketua RT masing wilayah

 Lokasi : Di rumah masing-


masing

 Hasil : Telah dilakukan


Musyawarah Kelurga Binaan
melalui Via Daring pada jam
16.00 WIT.

10 16/02/2021  Kegiatan : Melakukan


Implementasi Pada Kelurga
Binaan bersama Kelompok
dan Pembimbing lapangan

 Lokasi : Di rumah Kelurga


Binaan

 Hasil : Telah di lakukan


Implementasi pada Kelurga
Binaan bersama kelompok
melalui Zoom dengan
pembimbing lapangan pada
jam 10.00 WIT
11  Kegiatan : Memberikan
bingkisan dan Honor kepada
ketua RT 003/RW002 sebagai
ucapan terima kasih telah
terlaksanakan kegiatan KKL
Terpadu 2021 dengan Lancar
di Wilayah RT tersebut
 Lokasi : Di RT Masing-
masing
 Hasil : Telah di berikan
bingkisan kepada Ketua Rt
Masing-masing

12 22/02/2021  Kegiatan : Mengikuti


Kegiatan penutupan KKL
Terpadu

 Lokasi : di Rumah masing-


masing

 Hasil : Telah di lakukan


kegiatan Penutupan KKL
Terpadu melalui Zoom.

Pembimbing Instansi Pembimbing Instansi

R. Djamanmona,S.ST,M. Tr.Kep C. Situmorang, M. Keb

Anda mungkin juga menyukai