OLEH :
AULIA RAHMAH
PO 71.24.1.20.0105
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala,
karena atas rahmat-Nya makalah yang berjudul “Teknologi Pelayanan
Kebidanan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah.Selama
penyusunan makalah ini kami telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak dalam bentuk informasi, motivasi, serta dorongan moral dan spiritual,
sehingga makalah ini tersusun dan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Disamping itu, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
sudah tentu masih ada kesalahan-kesalahan yang luput dari pengamatan
kami, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan dariara
pembaca.
Pada akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca jika ada kesalahan dan kekurangan kami mohon dimaklumi.
Jambi, Maret 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obat-obatan dalam pelayanan ibu Nifas......................................... 3
2.2 Alat-alat dalam peayanan Nifas...................................................... 5
2.3 Asuhan yang diberikan pada ibu nifas terkini................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 26
3.2 Saran .............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama
kira-kira 6 minggu atau setelah persalinan sampai 42 hari persalinan (WHO, 2008)
merupakan periode penting bagi ibu dan bayi baru lahir (Zainur and Loh, 2006). Periode
nifas merupakan salah satu periode kritis dalam proses kehidupan seorang perempuan
maupun bayi dan merupakan masa sulit (Yanita dan Zumralita, 2001), diperkirakan 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 25 jam pertama (Rahayu dkk, 2012). Bagi pasangan dengan anak pertama,
akan menjadi pengalaman baru, baik bagi istri maupun suami, sehingga yang dirasakan
adalah kebingungan, khususnya istri yang akan merasakan perasaan cemas, takut, dan
bahagia (Karanina dan Suyasa, 2005).
Dukungan sosial merupakan hal yang penting untuk kesejahteraan ibu dan bayi
(WHO, 2008). Adaptasi perempuan menjadi seorang ibu, memerlukan dukungan suami
dan orang di sekitarnya. Orang yang memotivasi, membesarkan hati dan orang yang
selalu bersamanya serta membantu dalam menghadapi perubahan akibat adanya
persalinan, untuk semua ini yang penting berpengaruh bagi ibu nifas adalah kehadiran
seorang suami (Kitzinger, 2005).
1
yang menjadi ayah baru dituntut dapat membantu istrinya yang baru saja melewati
pengalaman persalinan.
Salah satu peran suami dalam keluarga adalah menjaga kesehatan istri setelah
melahirkan yaitu dengan cara memberikan cinta kasih kepada istrinya agar sang istri
merasa diperhatikan, mengantarkan untuk kontrol, menganjurkan untuk makan makanan
bergizi, istirahat yang cukup, menjaga personal hygine (BKKBN, 2004) dan
memberikan dukungan penghargaan, berupa pujian atau penilaian kepada ibu nifas,
dukungan instrumental berupa membantu merawat bayi. Tidak adanya dukungan suami
pada ibu di masa nifas akan menyebabkan ibu merasa tidak diperhatikan dan tertekan.
Tekanan yang dirasakan ibu nifas tersebut jika dibiarkan berlarut-larut dapat
menyebabkan ibu mengalami stres, sehingga bisa memunculkan sikap negatif dan
menimbulkan perilaku yang kurang baik seperti tidak mau makan, tidak mau
memeriksakan diri ke tenaga
2
BAB II
PEMBAHASAN
KONTRA INDIKASI :
Diare.
Kehilangan nafsu makan.
Sakit perut.
Muntah.
Kulit dan bibir yang kering atau pecah-pecah.
Mengantuk dan kelelahan.
Lemas.
Uring-uringan.
Rambut rontok.
Sakit kepala.
Demam.
3
Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
DOSIS :
NAMA DAGANG:
INDIKASI:
Menggunakan suplemen zat besi bersama dengan suplemen kalsium. Berikan jarak
1-2 jam antara konsumsi keduanya.
Hati- hati menggunakan suplemen zat besi bersama dengan antasida, karena bisa
menghambat penyerapan suplemen zat besi.
Hati-hati menggunakan suplemen zat besi dalam jangka waktu yang panjang >6
bulan. Berkonsultasilah dulu dengan dokter sebelum menggunakan suplemen zat
besi, karena kebutuhan zat besi tiap orang belum tentu sama.
Beritahu dokter jika Anda ingin merencanakan kehamilan atau sedang hamil, agar
dosisnya dapat disesuaikan.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah
mengonsumsinya.
KONTRA INDIKASI:
DOSIS:
4
Pada orang dewasa untuk mengatasi anemia defisiensi besi, dosis suplemen besi
dalam bentuk besi elemental adalah 100-200 mg, dua kali sehari. Sedangkan dosis
yang diberikan untuk pencegahan anemia defisiensi besi adalah 60 mg, sekali sehari.
Pada Umumya, karena tuntutan rutinitas harian, misalnya jika ibu bekerja, ibu
menyusui yang ingin memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hati harus memerah
air susunya, agar dapat diberikan kepada sang bayi melalui medium lain, misalnya
botol susu. Kebutuhan memerah air susu juga bisa saja dilakukan guna menghindari
peradangan kelenjar payudara, serta tersumbatnya saluran ASI pada payudara ibu.
Sayangnya, terkadang ibu Nah, untuk ibu yang ingin mencoba memerah air susunya
dengan menggunakan breast pump, sebaiknya baca terlebih dahulu petunjuk
pemakaian yang terdapat dalam setiap kemasan breast pump. Agar lebih jelas lagi,
Ibu dapat membaca pedoman menggunakan breast pump berikut ini:
Pastikan breast pump dalam keadaan steril. Caranya, cukup dengan merendam
breast pump dalam air panas atau hangat selama 10 menit sebelum digunakan.
Selain itu, basuh tangan ibu hingga bersih ketika menggunakan breast pump.
Kemudian, buatlah posisi ibu duduk dengan nyaman, lalu arahkan tubuh agak
condong ke depan. Untuk menstimulasi aliran ASI dalam payudara, urutlah
payudara ibu ketika menggunakan breast pump.
Pasang corong atau pompa tepat pada puting payudara. Lakukan pemompaan
dengan perlahan dan teratur.
Ibu dapat memompa ASI sebanyak dua kali sehari, atau tergantung dari kebutuhan
ASI pada setiap bayi. Waktu yang dibutuhkan untuk memompa ASI menggunakan
teknik manual sebanyak 45 menit, namun dengan menggunakan breast pump
biasanya hanya membutuhkan waktu 15 menit.
5
Jika aliran susu terhenti selama pemompaan, sebaiknya ibu mengistirahatkan
payudara ibu terlebih dahulu selama beberapa menit. Kemudian, lakukan
pemompaan kembali, sampai saluran ASI berjalan lancar.
Setelah selesai menggunakan breast pump, sebaiknya cuci setiap bagian yang
terkena ASI hingga bersih, dan keringkan sebelum disimpan kembali.
B. Kompres Dingin
Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan
mengurangi perdarahan serta edema. Diperkirakan bah wa terapi dingin menimbulkan
efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri
yang mencapai otak lebih sedikit.
a. Gunakan kantong berisi es batu (cold pack) atau air es, bisa juga berupa handuk yg
dicelupkan ke dalam air dingin.
b. Kompres dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetap
berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi
6
nyeri.
c. Pemberian kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5 10 menit
dan 20
30 menit atau setiap 2 jam sekali tergantung pada tingkat nyeri dan bengkak .
d. Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup), penurun
an metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma,
mengurangi nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
Ada sebagian Ibu mulai dipijat segera setelah pulang dari rumah sakit. Namun
bagi Ibu yang menjalani operasi sesar, sebaiknya tunggu hingga luka operasi
sembuh.
7
• Proses melahirkan akan meregangkan tubuh Ibu, terutama bagian perut,
punggung, dan panggul. Dengan pijatan lembut, selain meredakan beberapa
titik nyeri dan melepaskan tegangan pada otot, pijat dapat meningkatkan
aliran darah dan oksigen ke dalam otot dan dapat meredakan nyeri atau pegal-
pegal pada tubuh.
• Gerakan meremas, mengusap, dan tekanan saat pijat dapat membantu
pengencangan bagian perut dan membantu pemulihan tubuh.
• Membantu pelepasan hormon endorfin di otak yang merupakan pereda nyeri
alami.
• Membantu melepaskan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI
dan memudahkan proses menyusui. Pijatan pada payudara akan membantu
membuka saluran kelenjar susu yang tersumbat, sehingga mengurangi risiko
radang kelenjar pada payudara (mastitis).
2. Senam Nifas
– 6 jam setelah persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh
melakukan
– Bentuk latihan senam antara ibu pasca melahirkan normal dengan yang
melahirkan dengan
– Pada ibu yang melahirkan dengan cara sesar, beberapa jam setelah keluar dari
kamar operasi,
8
– Sementara latihan untuk mengencangkan otot perut dan memperlancar sirkulasi
darah
dibagian tungkai dapat dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat
tidur.
– Pada persalinan normal, bila keadaan ibu cukup baik, maka gerakan senam dapat
dilakukan.
a. Langkah Pertama
9
c. Langkah Ke-tiga
d. Langkah Ke-empat
e. Langkah ke-lima
10
f. Langkah Ke-enam
g. Langkah ke-tujuh
h. Langkah Ke-delapan
11
Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan
meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada
dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti
mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.
i. Langkah ke-sembilan
j. Langkah Ke-sepuluh
Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah
seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
k. Langkah Ke-sebelas
12
sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki
sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap
hari.
13
SISTEM
Masa nifas (pueperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira- kira 6 minggu.Kunjungan masa nifas paling sedikit
dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan uang yaitu untuk menilai keadaan ibu dan
bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah
yang terjadi. Berikut ini adalah jadwal kunjungan masa nifas yang dianjurkan:
Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila perdarahan
berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi
baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
2. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
14
Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
15
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi pasien,
obat ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontra indikasi pemberian
obat. Sebab ada jenis-jensi obat tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara
yang salah. Dan pengenalan alat-alat serta asuhan bagi pelayanan ibu nifas ini.
2. Saran
Setiap obat merupakan racun yang yang dapat memberikan efek samping yang
tidak baik jika kita salah menggunakannya. Hal ini tentunya dapat menimbulkan
kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai bidan kiranya harus
melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah
yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain dan bidan harus memberi
asuhan kepada ibu nifas dengan hati yang ikhlas dan selalu memberikan senyuman
serta kebahagiaan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18