4. jangka panjang ini dibagi menjadi eimpat tahap, setiap tahap berlangsung selama lima
tahun. Keempat tahap itu adalah empat rencana RPIMN yang berjangka menengah dan
sejajar dengan masa jabatan pemerintah. Lewat rencana jangka menengah ini,
pemerintahan yang berbeda dibenkan kebebasan untuk menentukan prioritas dalam
proses pembangunan ekonomi yang sejalan dengan rencana jangka panjang RPIPN 6,
CSR dapat dipandang sebagai dua hal yang saling bertolak belakang, yalitu apakah CSR
itu bersifat sukarela atau wajib. Beberapa ahli bertindak CSR seharusnya didasarkan
pada kesukarelaan dengan pendirian Ketua Panitia Khusus UU. Dengan demiklan
kegiatan CSR perusahaan harus diregulasi, namun pada saat ini banyak perusahaan yang
memandang CSR bukan sebagai kewajiban, tetapi suatu kesukarelaan. Pemahaman yang
dipromosikan oleh perusahaan-perusahaan yang berkomitmen CSR tinggi atau banyak
ahli yang sependapat adalah bahwa bekerja bukan berarti perusahaan bisa semaunya saja
memilih untuk menjalankan atau tidak menjalankan tanggung jawabrya stau selektif
terhadap tanggung jawab itu. Yang dimaksud dengan kesukarelaan adalah perusahauin
juga menjalankan tanggung jawab yang tidak diatur oleh regulasi
6. Tidak bisa di ukur, karena perusahaan start-up biasanya sangat kurang memperhatikan
jangka panjang perusahaan nya. Seringkali para pendiri start-up terburu-buru
merealisasikan
ide dan kreativitasnya menjadi suatu usaha tanpa memperhatikan aspek legal dalam
membangun usaha itu sendiri. Padahal, semakin besar suatu usaha, semakin besar risiko
yang muncul. Untuk itu, para pendiri start-up harus menguatkan fondasi hukum dari
usahanya sejak awal
8. Menurut pendapat saya. Sebenarnya Harus karena hotel itu berkawasan pasti di tempat-
tempat yang dekat dengan penduduk lokal, misal di kawasan yang masih asri di desa atau
di pegunungan. Kawasan seperti itu tentu membutuhkan fasilitas umum yang harus
ditingkatkan guna kelancaran internal dan eksternal lingkungan tersebut. Disanalah CSR
perlu dilakukan dari pihak hotel dan pariwisata.