Anda di halaman 1dari 14

Farmasi Klinik

SIMULASI KONSELING APOTEK


TBC

OLEH :

DESI SARTINA F1F1 13 008


DIAN ASRINI F1F1 13 009
NOVITA SARI SYUKUR F1F1 13 039
NURFITRI GOMUL F1F1 13 040
IKKE DIAN NURHAYATI F1F1 13 106
HANADYA SALSABILA F1F1 13 108
AMALIAH SAPUTRI F1F1 13 113
WA ODE NIA HELMIA F1F1 13 114
CICILIA RESA F1F1 13 159
NENCY SIKKU F1F1 13 161

JURUSAN FARMASI KLINIK

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
Pemeran :

Desi Sartina (Asisten Apoteker)

Dian Asrini (Pengantar Pasien 1)

Novita Sari Syukur (Pasien 1)

Nurfitri Gomul (Pasien 2)

Hanadya Salsabila (Apoteker)

Ikke Dian Nurhayati (Kasir)

Wd. Nia Helmia (Narator)

Amaliah Saputri (Dokter )

Cicilia Resa (Pengantar Pasien 2)

Nency Sikku (Perawat )

Lokasi: RSUD Bahteramas Kendari

Prolog:

Pada suatu pagi yang cerah di rumah sakit umum daerah kota Kendari,
tepatnya di depan poli penyakit dalam terlihat beberapa pasien sedang menunggu
giliran masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Diantara pasien-pasien tersebut ada
seorang ibu berumur kurang lebih 24 tahun datang bersama saudaranya untuk
memeriksakan kesehatannya..

Hari Pertama:

(pasien menghampiri tempat registrasi)

Suster : selamat pagi bu.

Pasien 1 : pagi sus, saya mau mendaftar untuk pemriksaan.

Suster : apa ibu sudah pernh berobat sebelumnya?

Pasien 1 : belum sus.


Suster : baik saya data dulu yah bu (suster lalu menanyakan beberapa
pertanyaan kepada pasien)

Beberapa saat kemudian..................................................................................................

Suster : ibu novi?

Pasien 1 : Iya.

Suster : Silahkan masuk bu..

Dr : Selamat pagi bu (mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan


pasien)

Pasien 1 : Pagi dok (menyambut jabat tangan dokter)

Dr : keluhan ibu apa ya ?

Pasien 1 : Belakangan ini saya batuk disertai dahak dan belum juga sembuh

selama 3 minggu lebih, padahal sudah minum obat batuk.

Dr : Saya perksa dulu ya bu.

Pasien 1 : Biasanya sesak nafas sampai dada terasa nyeri. Belakangan ini juga

saya sering berkeringat di malam hari.

Dr : Apakah ibu juga tidak nafsu makan ?

Pasien 1 : Iya dok, saya juga lagi kurang napsu makan.

Dr : Mungkin gejala yang dikeluhkan oleh ibu, ini tanda-tanda penyakit

TBC, tapi untuk memastikan ibu besok kembali lagi untuk

pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyakit yang ibu

derita, dan jangan lupa membawa dahak ibu yang ditempatkan dalam

pot salep yang bersih yang dapat dibeli di apotek-apotek. Oh iya bu

sebaiknya ibu juga mengambil foto rontgen.

Pasien 1 : Oh iya dok kalau begitu besok saya kembali lagi setelah melakukan
pemeriksaan lab.

Dr : Iya bu sebaiknya begitu, jadi hari ini saya belum bisa memberikan

resep obat, kita tunggu saja dulu hasil pemeriksaan lab ibu.

Pasien 1 : Baik dok, terimakasih saya permisi.

Keesokan harinya Ibu Novi kembali kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lab
dan mengambil foto rontgen.

Pasien 1 : selamat pagi bu.

Analis : iya selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu bu?

Pasien 1 : begini bu kemarin saya dianjurkan oleh dokter untuk memeriksakan


dahak saya di lab dan juga mengambil foto rontgen bu.

Analis : oh iya bu, boleh saya minta dahaknya bu?

Pasien 1 : (menyerahkan pot yang berisis dahak)

Analis : silahkan tunggu sebentar yah bu. Oh iya bu untuk mengambil foto
rontgen, ibu bisa keruang............................

Beberapa saat kemudian hasil pemeriksaan lab dan foto rontgen ibu novi sudah
keluar.

Analis : ibu novi, ini hasil pemeriksaan labnya.

Pasien 1 : oh iya bu, terimakasih.

Analis : iya bu, oh iya apa ibu sudah mengambil foto rontgen ibu?

Pasien 1 : iya sudah bu.

Setelah hasil labnya keluar, ibu novi kemudian kembali menemui dokter untuk
melakukan pemeriksaan.

Hari Kedua

Dr : Selamat pagi bu

Pasien 1 : Pagi dok. kemarin saya disuruh kembali untuk membawa dahak saya
dan saya sudah membawa ke lab, dan juga sudah mengambil foto

rontgen.

Dr : Oh iya bu bisa saya lihat hasil labnya bu.

Dokter kemudian memeriksa hasil lab dan foto rontgen yang dibawa oleh Ibu Novi.

Dr : dari hasil lab ibu, ibu novi postif terkena penyakit TBC.

Pasien 1 : Penyakit apa itu dok ?

Dr : TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB atau


Mycobacterium tuberkulosis, kuman ini menyerang paru-paru tapi
ada juga menyerang anggota tubuh lain. Biasanya penyakit ini
ditularkan melalui batuk atau bersin dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau
droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.

Pasien 1 : Apakah penyakit ini bisa sembuh dok?

Dr : Bisa bu. yang penting ibu teratur minum obat karena pengobatan TB
ini lumayan lama bu, selama 6 bulan dan jangan lupa berdoa

kepada yang menyembuhkan. Ini saya berikan resep, silahkan ditebus

di apotek ya bu.

Pasien 1 : Baik dok. Terima kasih.

Setelah melakukan pemeriksaan, Ibu Novi kemudian menuju ke apotek untuk


menebus resep obat yang diberikan oleh dokter. Dihari yang sama datang pula
seorang pasien bernama Ibu Figol dengan usia 19 tahun untuk memeriksakan kondisi
kesehatannya.

Pasien 2 : selamat pagi sus, saya mau mendaftar untuk pemeriksaan.

Suster : Selamat pagi bu, apa ibu sudah pernah berobat sebelumnya?

Pasien 2 : sudah pernah sus.

Suster : kalau begitu boleh saya lihat kartu kontrol pengobatannya?


Pasien : (menyerahkan kartu berwarna kuning)

Suster : baik bu, silahkan tunggu sebentar yah.

Beberapa saat kemudian..................................................................................................

Suster : ibu figol ?

Pasien 2 : iya sus.

Suster : silahkan masuk.

Dr : Selamat pagi bu.

Pasien 2 : Pagi dok.

Dr : apa yang ibu keluhkan?

Pasien 2 : Begini dok, belakangan ini saya batuk disertai dahak dan belum juga

sembuh selama 2 minggu lebih, saya juga demam dan merasakan

sesak.

Dr. : dari data rekam medik ibu, bu figol pernah terkena TBC ya bu ?

Pasien2 : iya dok saya pernah terkena TBC sebelumnya.

Dr. : lalu apakah sekarang bu figol masih menjalani pengobatan


TB?

Pasien 1 : saya sudah tidak menjalani pengobatan TB lagi dok.

Pengantar 2 : jadi dok kakak saya ini sewaktu menjalani pengobatan TB, dia
hanya meminum obatnya selama 2 bulan karena kakak saya sibuk
dan merasa keadaannya sudah baikan jadi dia berhenti minum
obatnya. Tapi beberapa hari belakangan ini, kakak saya kembali
merasakan gejala seperti awal terkena TBC. Jadi sebelum kesini
kami berinisiatif untuk melakukan pemriksaan lab dan mengambil
foto rontgen. Ini hasilnya dok (menyerahkan amplop coklat)

Dr : Oh iya setelah melihat hasil labnya, BTA-nya masih positif yang

menandakan bahwa kuman TBCnya masih ada.


Pasien 2 : Lalu bagaimana selanjutnya dok?

Dr : Pengobatannya harus diulang lagi dari awal bu, karena memang


untuk pengobatan TBC itu memerlukan jangka waktu yang lama. Jadi
saya berikan resep untuk ditebus di apotek yah bu.

Pasien 2 : Baik dok, terima kasih

Ibu Figol kemudian menuju apotek untuk menebus resep obatnya. Sementara itu di
sana telah ada Ibu Novi yang sebelumnya telah lebih dulu sampai untuk menebus
resep obat.

AA : Ada yang bisa dibantu bu? (tersenyum ramah)

Pasien 1 : Saya mau tebus obat bu..

AA : Saya lihat dulu resepnya bu. Hmm, ini resep obat untuk penyakit

TBC ya?

Pasien 1 : Iya bu.

AA : Kalau boleh tau ibu alamatnya dimana yah, bu?

Pasien1 : Saya tinggal di daerah konda, bu.

AA : Oh, kalau begitu obatnya ditebus untuk satu bulan yah, bu. Jadi nanti

setiap bulan sebelum obatnya habis ibu datang lagi untuk menebus

obatnya. Tunggu sebentar ya bu, saya siapakan dulu obatnya.

Asisten apoteker kemudian menyiapkan obat sesuai dengan resep yang diberikan oleh
dokter.

AA : Ibu Novi.. Ini obatnya dan copy resepnya. Kalau ibu ada waktu

sebaiknya silahkan konseling dengan apoteker untuk mengetahui

lebih jelas mengenai penggunaan obatnya.

Pasien 1 : Oh iya bu boleh. Dimana bu saya bisa konseling?

AA : Mari bu saya antar. Tapi sebelumnya ibu bisa membayar obatnya di


kasir.

Kasir : Selamat pagi bu, harga obatnya Rp. 60 ribu

Pasien 1 : Oh iya ini mba.

Setelah membayar obat AA lalu mengantar pasien ke ruang konsultasi.

AA : Pagi bu, ini ada pasien yang mau konsultasi

Apt : Oh iya silahkan.

Pasien 1 : Pagi bu.

Apt : Pagi bu (menjabat tangan pasien)

Pasien 1 : Saya mau konsultasi bu.

Apt : Perkenalkan Bu saya Hana, saya apoteker di rumah sakit ini. Disini
saya akan menjelaskan mengenai resep obat yang ibu terima dari
dokter. Kalau boleh tau apa saja yang dokter sudah jelaskan mengani
resep obat ibu?

Pasien 1 : dokter hanya mengatakan kalau ini resep untuk TBC.

Apt : Baik bu. Jadi resep ini memang untuk pengobatan TBC. Maaf bu,
apa ibu sudah pernah terkena TB sebelumnya?

Pasien 1 : Tidak bu, ini yang pertama kali. Saya juga kaget bu, apalagi setelah
tau kalau pengobatannya lumayan lama bu.

Apt : Tidak apa bu, untuk pengobatan TB memang memakan waktu yang
cukup lama. Selama 6 bulan. Tetapi pengobatan ini juga untuk
kebaikan ibu agar ibu dapat kembali sehat. Jadi apa dokter sudah
menjelaskan mengenai tahap pengoabatan yang akan ibu jalani?

Pasien 1 : belum bu. Jadi selama 6 bulan itu saya harus minum obat terus
menerus bu?
Apt : iya bu. Jadi untuk pengobatan TB ini terbagi atas 2 tahap. Tahap
pertama selama 2 bulan merupakan tahap intensif. Pada tahap ini
biasanya menggunakan 4 macam obat. Jadi pada tahap ini diharapkan
penuruan jumlah kuman yang meyebabkan TB. Tahap kedua adalah
tahap lanjutan. Pada tahap ini biasanya menggunakan obat yang lebih
sedikit namun dengan jangka waktu yang lebih lama. Pengobatan
pada lanjutkan bertujuan untuk membersihkan kuman dan mencegah
terjadinya kekambuhan. Jadi untuk saat ini saya akan menjelaskan
mengenai pengobatan untuk tahap pertama terlebih dahulu. Apa
dokter sudah menjelaskan mengenai cara penggunaan obat ini bu?

Pasien 1 : belum bu, dokter hanya meminta saya untuk menebus resep di
apotek. Dan tadi kata AA saya harus menebus obat ini tiap bulan.

Apt : oh iya bu, jadi untuk tahap pertama ini, ibu harus meminum 4 obat
ini (isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol) setiap hari.
Untuk isoniazid dan rifampisin diminum 1 kali sehari, sedangkan
obat pirazinamid dan etambutol diminum 3 kali sehari (menjelaskan
sambil memperlihatkan obatnya). Ini obat untuk satu bulan, jadi
untuk bulan berikutknya ibu datang lagi ke apotek untuk menebus
resep ini dan melanjutkan penggunaan obatnya selama 2 bulan.

Pengantar 1 : Jadi obat ini untuk penggunaan 1 bulan, kemudian bulan berikutnya
saya harus menebus obat yang sama dengan aturan pakai yang sama
bu?

Apt : benar sekali ibu, jadi 2 bulan itu untuk tahap pertama. Untuk
pengobatan tahap kedua akan saya jelaskan pada bulan ketiga. Jadi
saya harapkan bisa kembali bertemu dengan ibu di bulan 3.
Pasien 1 : begitu yah bu, baiklah saya akan kembali konsultasi pada bulan ke
tiga bu.

Pengatar 1 : Pengobatan TBC ini apa memang harus selama ini bu?

Apt : Iya bu. Karena kuman penyebab penyakit ini termasuk kuman yang
resisten “kebal” sehingga perlu pengobatan yang lama.

Pengantar 1 : Tapi bu apa tidak berbahaya mengkonsumsi obat dalam jangka

waktu yang lama karena ipar saya ini sedang hamil bu?

Apt : memang, sebaiknya ibu hamil tidak meminum obat. Tetapi ibunya
sudah terkena TB sehingga penting untuk melakukan pengobatan
dan sembuh dari TB agar bayinya juga nanti terbebas dari ancaman
terkena TB ini. Teang bu, obat ini masih dikategorikan aman untuk
ibu hamil. Dengan ia rajin minum obat, Insya Allah penyakit TB ini
tidak sampai mempengaruhi perkembangan janin si ibu.

Pengatar 1 : jadi bu apa ada hal-hal yang harus diperhatikan selama ipar saya
menjalani pengobatan ?

Apt : penting sekali untuk selalu ingat meminum obatnya, jangan sampai
terputus. Jadi saya harap ibu bisa mengingatkan ibu novi. Penting
juga untuk menjaga lingkungan tetap bersih, memakan makanan
yang bergizi dan selalu memakai masker, jangan sampai batuk atau
bersin saat sedang berhadapan dengan orang lain. Oh iya bu, jika
selama pengobatan tahap awal ini ibu melihat air kencing ibu
berwarna merah, ibu tidak perlu khawatir itu bukan efek samping
dari obat yang ibu minum. Jadi apa ibu sudah mengerti dengan
penjelasan saya tadi bu?

Pasien 1 : Iya sudah bu (menjelaskan ulang aturan pakai obat)


Apt : Baik , nampaknya ibu sudah mengerti. Kalau boleh saya minta
nomor telpon ibu novi dan saudaranya, sehingga saya bisa
mengontrol pengobatan ibu.

(ibu novi dan pengantar lalu menulis nomor telpon dan menyerahkan ke apoteker)

Pasien : baik bu kalau begitu kami permisi, terima kasih atas penjelasannya.

Apt : iya bu sama-sama, semoga lekas sembuh bu (menyalami pasien dan


pengantarnya)

Setelah Ibu Novi keluar dari ruang konseling, asisten apoteker kemudian datang lagi
mengantar pasien Ibu Figol keruang konseling. Sebelumnya Ibu Figol telah menebus
resep obatnya di apotek.

AA : Pagi bu, ini ada pasien yang mau konsultasi

Apt : Oh iya silahkan.

Pasien 2 : Pagi bu (mengulurkan tangan)

Apt : Pagi bu (tersenyum ramah, mejabat tangan pasien dan pengantar


pasien).

Apt : Perkenalkan Bu saya Hana, saya apoteker di rumah sakit ini. Disini
saya akan menjelaskan mengenai resep obat yang ibu terima dari
dokter. Kalau boleh tau apa saja yang dokter sudah jelaskan
mengenai resep obat ibu?

Pesien : dokter hanya mengatakan resep ini untuk pengobatan ulang TB


saya bu.

Apt : benar bu resep ini untuk TB. Kalau boleh tau ibu menjalani
pengobatan TB sebelumnya berapa lama?

Pasien : saya hanya menjalani pengobatan selama 2 bulan bu. Karena saya
sibuk dan merasa sudah baikan saya lalu berhenti minum obat.
Apt : Jadi seperti itu, memang bu pengobatan TB memakan waktu yang
lama sehingga mungkin membuat pasien merasa bosan untuk minum
obat. Ditambah lagi kalau pasien sibuk jadi terkadang lupa untuk
meminum obatnya. Jadi, apa dokter sudah menjelaskan mengenai
tahap pengobatan yang akan ibu jalani?

Pasien : belum bu, apa pengobatannya berbeda dengan pengobatan


sebelumnya?

Apt : secara umum sama bu, hanya saja karena ibu pernah menderita TB
dan tidak selesai pengobatannya, maka jangka waktu pengobatannya
itu lebih lama yaitu selama 8 bulan. Pengobatannya nanti terbagi atas
3 tahap. Tahap pertama selama 2 bulan, tahap kedua selama 1 bulan,
dan tahap ketiga selama 5 bulan. Jadi untuk saat ini saya akan
menjelaskan mengenai pengobatan untuk tahap pertama terlebih
dahulu. Apa dokter sudah menjelaskan mengenai cara penggunaan
obat ini bu?

Pasien : Karena saya sudah pernah menjalani pengobatan TB saya sudah


pernah diberitahu sebelumnya. Hanya saja saat ini saya sudah lupa
dan bingung dengan cara penggunaannya bu karena jangka waktu
pengobatan yang lama.

Apt : pengobatan TB ini memang membuat orang bingung karena obat


yang cukup banyak dan jangka watunya yang lama. Saya akan
menjelaskan ulang. Dalam jangka waktu 2 bulan ibu minum 4 obat
ini (isoniazid, rifampisin, pirazinamid dan etambutol) setiap hari.
Untuk isoniazid dan rifampisin diminum 1 kali sehari, sedangkan
obat pirazinamid dan etambutol diminum 3 kali sehari. Selain itu
diberi streptomisin secara parenteral selama 2 kali sehari
(menunjukan obatnya).
Pengantar : jadi ada obat yang harus disuntukan ya bu?

Apt : iya bu, tapi untuk itu harus ada tenaga ahli yang megetahui tentang
cara pemberian obat secara suntik.

Pengantar : saya bisa bu, kebetulan saya ini kuliah dikeperawatan jadi saya tahu
tentang cara pemberian obat suntik bu.

Apt : syukurlah kalau begitu, jadi obat ini untuk pemakaina satu bulan,
untuk bulan selanjutkan ibu harus menebus resep ini kembali setiap
bulan. Memasuki bulan ketiga saya harap ibu bisa datang lagi kemari,
sehingga saya bisa menjelaskan lagi menenai pengobatan tahap
kedua.

Pasien 2 : Maaf bu, tapi kenapa pengobatannya sepertinya lebih lama dari

pengobatan awal yah bu?

Apt : Iya bu, karena ibu pernah meminum obat TB sebelumnya kemudian
berhenti, ada kemungkinan bahwa bakteri di dalam paru-paru sudah
resisten atau kebal apalagi bakteri pada TB ini menetap dalam paru-
paru sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan
perkembangbiakan kuman, akibatnya yang bersangkutan akan
menjadi penderita TB dalam beberapa bulan.
Pengatar : jadi bu apa ada hal-hal yang harus diperhatikan selama kakak saya
menjalani pengobatan ?

Apt : penting sekali untuk selalu ingat meminum obatnya, jangan sampai
terputus lagi, jangan berhenti minum obatnya sebelum jangka waktu
pengobatan selesai. Jadi saya harap adenya bisa mengingatkan
kakaknya agar rajin minum obat agar tidak lagi terkena TB. Penting
juga untuk menjaga lingkungan tetap bersih, memakan makanan
yang bergizi dan selalu memakai masker, jangan sampai batuk atau
bersin saat sedang berhadapan dengan orang lain. Jadi apa ibu sudah
mengerti dengan penjelasan saya tadi bu?
Pasien 2 : Iya sudah bu (menjelaskan ulang aturan pakai obat) Terima kasih bu.

Apt : Baik , nampaknya ibu sudah mengerti. Kalau boleh saya minta
nomor telpon ibu novi dan saudaranya, sehingga saya bisa
mengontrol pengobatan ibu.

(ibu figol dan pengantar lalu menulis nomor telpon dan menyerahkan ke apoteker)

Apt : kalau ada yang ingin ibu tanyakan silahkan hubungi saya bu, semoga
lekas sembuh bu.

Kedua pasien TB tersebut kemudian pulang ke rumah masing-masing dan menjalani


pengobatan untuk penyakit TB mereka.

Anda mungkin juga menyukai