DI SUSUN OLEH
1. JESISCA TUNTA (19304139)
2. ANASTASIA SAMEHE (19304156)
3. NIKITA FANESA ENGKOL (19304155)
4. GABRIEL MARTIN (19304166)
Bagi masyarakat awam, istilah surat bukanlah sesuatu yang baru atau asing. Surat
digunakan oleh seseorang baik sebagai sarana penyampaian pesan tertulis untuk berbagai
kepentingan, baik pribadi, kedinasan, maupun bisnis dari seseorang kepada orang atau pihak
lain. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat,
penulisan dan penyampaian suatu pesan dari satu pihak kepada pihak lain dapat dilakukan
bukan saja dengan kertas tetapi juga melalui electronics mail (e-mail).
Dalam menulis surat yang baik, perlu diperhatikan beberapa hal dibawah ini :
a. Bahasa yang digunakan mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Sehingga yang
membaca akan surat kita mengerti dengan baik. Bahasa yang tidak mudah dipahami akan
menimbulkan pengertian yang berbeda dan tidak sama dengan maksud kita. Sedangkan gaya
bahasa yang bertele-tele cenderung menimbulkan kebosanan bagi sang pembaca surat kita
dan mungkin saja memilih untuk tidak membaca lagi pesan dibawahnya karena kebosanan
tersebut.
b. Juga pilih ukuran kertas yang baik, bersih, dan ukurannya sesuai dengan maksud
tujuan yang hendak dicapai oleh sang pengirim pesan atau surat.
Dalam menjalankan suatu usaha, kita tentu saja berhubungan dan berkomunikasi
dengan pihak-pihak lainnya. Baik dengan instansi pemerintah, dengan mitra bisnis, maupun
dengan konsumen. Salah satu bentuk komunikasi bisnis yang sering dilakukan adalah melalui
surat. Yang dikenal sebagai surat bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
b. Lugas
Yang dimaksud dengan lugas di sini adalah ‘hemat’. ‘Hemat’ berarti ekonomis dalam
menggunakan kata, tetapi dengan cakupan makna yang lengkap. Mari kita simak sebuah
contoh berikut:
Dengan ini perkenankanlah kami memperkenalkan salah satu model terbaru dari
produksi perusahaan kami, yaitu monitor anti radiasi yang bermerk LG tipe Studiworks
561N.
Jika diperbaiki, maka contoh di atas menjadi lugas misalnya menjadi “Kami perkenalkan
salah satu produk terbaru kami, yaitu monitor LG tipe Studiworks 561N antiradiasi”.
(b) Kami ucapkan terima kasih atas surat Saudara No.123/A/SE-IV/03, tertanggal 3 April
2003, mengenai pesanan 500 eksemplar buku Pengembangan Wiraswasta. Akan tetapi,
karena persediaan buku habis, terpaksa pesanan tersebut belum dapat kami penuhi.
Tampilan 1
Contoh Penulisan Tanggal Surat Bisnis
PT. ANGIN SENJA
Jl. Gajah Putih No. 135
Jakarta Pusat
Tampilan 2
Contoh Penulisan Tanggal Surat Bisnis
..................................................
Demikianlah untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 3 April 2003
Direktur,
..............
Tampilan 3
Contoh Penulisan Nomor, Lampiran, dan Perihal
Nomor : 135/TP/IV/2003
Lampiran : Satu eksemplar
Perihal : Tagihan Pembayaran
Awan Gunawan
Manajer Pemasaran
Dalam kaitannya dengan penulisan nama pengirim surat, maka ada beberapa hal yang
layak diperhatikan, yaitu:
a. Penulisan nama pengirim tidak perlu menggunakan huruf besar seluruhnya, tetapi
cukup pada huruf awal setiap kata.
b. Nama tidak perlu ditulis di dalam kurung, tidak perlu bergaris bawah dan tidak perlu
diakhiri dengan tanda titik.
c. Nama jabatan dapat dicantumkan di bawah nama pengirim.
(9) Tembusan
Surat dengan menggunakan tembusan bila fotokopi surat diberikan kepada pihak lain
yang ada kaitannya dengan isi surat. Surat bisnis menggunakan istilah c.c., kependekan dari
carbon copy. Contoh: 1. Unit Penjualan ; 2. Unit Gudang
(10) Inisial
Inisial merupakan komponen surat paling akhir, tidak boleh ada kalimat tambahan
lagi setelah inisial. Inisial berguna untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat
sehingga jika terjadi kesalahan dalam pengetikan surat tersebut, pengonsep dan pengetik surat
tersebut dapat dihubungi dengan mudah. Biasanya inisial pengonsep ditulis dengan huruf
besar sedangkan inisial pengetik ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
CC/dm
CC = Cecilia Carita = pengonsep surat
dm = Dulce Maria = pengetik surat
BENTUK SURAT
Bentuk surat adalah tata-letak komponen-komponen surat. Pada prinsipnya, hanya ada
dua bentuk dasar surat. Bentuk-bentuk lainnya sekedar variasi hasil modifikasi atas kedua
bentuk dasar tersebut. Kedua bentuk dasar itu adalah bentuk lurus atau bentuk balok (block
style) pada tampilan 4 yang dikenal juga sebagai model Amerika; dan bentuk lekuk atau
bentuk bergerigi (indented style) pada tampilan 5 yang populer sebagai model Eropa Lama.
Tampilan 4
Bentuk Surat Model Lurus (Block Style)
Kepala Surat
Nomor : Tanggal
Lampiran :
Perihal :
Salam pembuka,
......................................................................................................................................................
...................................................................................(Paragraf pembuka)
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
............................................................................................................(Paragraf transisi)
......................................................................................................................................................
..................................................................................(Paragraf penutup)
Salam penutup,
Nama Perusahaan
Nama Orang
Nama Jabatan
c.c.: (Tembusan)
Inisial
Tampilan 5
Bentuk Surat Model Lekuk (Indented Style)
Kepala Surat
Nomor : Tanggal
Lampiran :
Perihal :
Yth.....................(Alamat tujuan)
..................................
..........................
Salam pembuka,
....................................................................................................................................
..............................................................................................(Paragraf pembuka)
....................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
........................................................................................................................(Paragraf
transisi)
....................................................................................................................................
.............................................................................................(Paragraf penutup)
Salam penutup,
Nama Perusahaan
Nama Orang
Nama Jabatan
c.c.: (Tembusan)
Inisial
1. Gunakan Bahasa Baku. Dalam menyusun sebuah surat bisnis biasakan untuk memilih
kata-kata baku dalam penyampaiannya. Hindari penggunaan kata-kata prokem seperti
ngga (untuk tidak), s’moga (semoga), dsb. Walaupun terdengar populer namun berkesan
kurang santun untuk mewakili sebuah institusi.
2. Perihal Surat yang Mewakili Isi. Pilihlah perihal surat yang mampu mewakili seluruh
isi surat. Sehingga pihak lain dapat segera memahaminya ketika membukanya – walau
hanya secara garis besar.
3. Pembuka Surat yang Santun. Dalam mengawali sebuah surat bisnis, jangan lupakan
pembuka surat yang santun sebagai bahasa ‘basa-basi’. Hal ini berlaku untuk surat-
menyurat di Indonesia mauapun di negara barat. Namun juga jangan terlalu bertele-tele
sehingga justru mengaburkan isi utama surat bisnis Anda. Gunakan pembuka surat yang
santun seperti, “Terlebih dahulu kami sampaikan terima kasih atas kerjasama yang
terjalin dengan baik.”
4. Isi Surat yang Ringkas dan Padat. Usahakan sedapat mungkin Anda menuangkan isi
permasalahan dengan ringkas dan to the point.Jangan bertele-tele atau bahkan berputar-
putar. Apabila permasalahan yang ingin Anda sampaikan terlalu banyak, gunakan pointer
untuk menyampaikannya.
5. Penutup Surat yang Menyimpulkan. Penutup surat terkadang sepele, namun akan lebih
bagus apabila ada sentuhan khusus di dalamnya. Biasakan untuk membuat penutup surat
yang relevan dengan isi surat. Misalnya seperti “Atas kesediannya kami sampaikan
terima kasih” (untuk surat undangan) atau “Demikian mohon perkenannya” (untuk
sebuah surat permohonan ijin) atau “Atas perhatian dan kerjasama yang baik kami
sampaikan terima kasih”, dsb.
6. Konsep Surat Berdasarkan Jenis. Surat bisnis pada dasarnya sama antara satu dengan
yang lainnya. Namun alangkah baiknya apabila Anda dapat mengelompokan
penyusunannya berdasarkan jenisnya, seperti surat bisnis permohonan penawaran, surat
bisnis penawaran, surat bisnis undangan, surat bisnis penolakan penawaran, dsb.
Berikut ini beberapa contoh berdasarkan jenisnya:
Contoh 1:
Kepada Yth :
Direksi
PT IBM IndonesiaThe Landmark Centre I
Jl. Jend. Sudirman No. 1 Jakarta 12910
Perihal : Permohonan Daftar Harga Hardware
Menunjuk surat kami dengan nomor XXXX/RB XXXX tanggal 24 Juni 2005 perihal
Permohonan Daftar Harga Hardware sebagaimana fotokopi terlampir, bersama ini kami
mohonkan kembali daftar harga untuk hardware dimaksud, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Pihak Bank Tipsanda tidak memungut tambahan biaya apapun dan dalam
bentuk apapun dalam rangka pengadaan hardware ini.
2. Mohon diberikan harga terbaik dengan kualitas standard.
3. Mohon dapat diberikan informasi rekanan reseller yang dapat kami
hubungi sekurang-kurangnya 3 reseller.
Demikian, mohon dapat diberikan tanggapan dalam waktu dekat ini. Atas kerja
samanya kami ucapkan terima kasih.
Contoh 2:
Kepada Yth :
Direktur
PT. Software Indonesia
Menara Kebon Sirih 5th Floor, Suite 400
Jl. Kebon Sirih No. 19-20, Jakarta 10340
Perihal : Undangan Penandatangan Perjanjian Kerjasama Pengadaan Software
Perusahaan Tipsanda
BAB III
KESIMPULAN
Secara umum tidak ada aturan baku tentang format dalam penulisan surat bisnis.
Hanya saja kita perlu memperhatikan penulisan surat yang benar agar maksud yang ingin kita
sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh penerima surat. Ada beberapa hal yang tetap
perlu diperhatikan dalam penulisan surat bisnis. Diantaranya harus disebutkan dengan jelas
nomor surat, lampiran yang disertakan dalam surat,maupun menyangkut perihalnya.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan surat bisnis, penulisan isi surat sebaiknya
tidak perlu didahului prolog atau keterangan yang bersifat basa-basi, seperti harapan atau doa
kesehatan. Selain tidak penting, tak jarang ini malah mengesankan kurang profesionalnya
kita. Apalagi kalau kita berkirim surat dengan pebisnis asing malah akan disepelekan.
Oleh karena itu yang lebih penting bila surat ditulis lansung pada pokok persoalannya
dan tidak bertele-tele. Kalau maksud atau tujuan kita bisa disampaikan dalam dua atau tiga
kalimat, kita tidak perlu memperpanjangnya menjadi banyak kalimat. Yang penting,
maksudnyasudah tersampaikan dengan jelas dan padat. Itu yang utama.
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Ronald B. and Jeanne M. Elmhorst. 1996. Communicating at Work: Principles and
Practices for Business and Professions. Fifth Edition. New York: McGrawH-Hill.
Bratawidjaja, Thomas Wiyasa. 1992. Korespondensi Bisnis. Jakarta: PT. Pustaka Binaman
Pressindo.
Curtis, Dan B., James J. Floyd and Jerry L. Winsor. 1996. Business and Professional
Communication. (Terjemahan). Jakarta: PT. Rosda Jayaputra
Katz, Bernard. 1994. Turning Practical Communication into Business Power. (Terjemahan).
Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Pace, R. Wayne and Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. (Terjemahan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss. Human Communication. (Terjemahan). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya