Anda di halaman 1dari 10

CATATAN UNTUK JAGA

RUANG MELATI (BANGSAL PERAWATAN ANAK)

Dosis obat yang sering digunakan :


1. Inj. Cefotaxim : 50-100 mg/kg/hari (3x)
2. Inj. Ceftriaxone : 80 mg/kg/hari (1-2x)
3. Inj. Ampicillin : 100 mg/kg/hari (3x)
4. Amoxicillin : 50 – 100 mg/kg/hari (3x)
5. Cefixime : 3 – 10 mg/kg/hari (2x), biasanya dipakai 4 mg/kg/kali (2x),
*Klo pasiennya dr. Tini dosisnya kasih lebih kecil lagi : 1-2 mg/kg/kali (2x)
6. Cotrimoxazol : hitung dosis T (trimetoprim)
 Untuk kasus GE, dosis T : 8 – 10 mg/kg/hari (2x), biasanya pake 4 mg/kg/kali (2x)
 Untuk kasus ISPA n ISK, dosis T : 6 – 10 mg/kg/hari (2x)
 BSO : Sirup 240/5ml mengandung S = 200 mg, T = 40 mg), tablet 480 mg (mengandung S = 400
mg, T = 80 mg)
7. Cefadroxil : 25 – 50 mg/kg/hari (2x)
8. Eritromicin : 30 – 50 mg/kg/hari (3-4x) atau 10 – 15 mg/kg/kali (3x), biasanya dipakai dosis : 10
mg/kg/kali (3x), BSO : Sirup 200mg/5ml
9. Inj. Gentamicin : 5 – 7,5 mg/kg/hari (2-3x)
 Untuk dr. F. Wahab, biasanya pake dosis : 6 mg/kg/hari (2x)
 Untuk dr. Tini : 5 mg/kg/hari (2x)
10. Metronidazol : 30 mg/kg/hari (3x)
11. Dexametason : 0,2 – 0,5 mg/kg/hari (3x), biasanya pake dosis 0,1 5 mg/kg/kali (3x)
12. Domperidon : 0,3 mg/kg/hari (3x) atau 0,1 mg/kg/kali (3x), BSO : Sirup 5mg/5ml, atau yg drop
*Jangan pake metoklopramid ya pada anak2
13. Pirantel Pamoat : 10 mg/kg/hari (1x) pada malam hari, BSO : tab 125 mg, 250mg, Sirup 125mg/5ml
14. Diazepam :
 Intravena : 0,3 – 0,5 mg/kg (dosis max 20mg)
 Rectal : 0,5 – 0,75 mg/kg, atau 5 mg bila BB < 10 kg, 10 mg bila BB ≥ 10 kg, atau 5 mg utk anak
< 3 tahun, 7,5 mg utk anak ≥ 3 0tahun

1
 Klo untuk maintenance ora lnya, dr. William pake dosis : 0,5 mg/kg/hari (3x) dibuat puyer
15. Fenitoin :
 Loading Dose : 15 –20 mg/kg/kali, encerkan 20cc Nacl masukkan pelan selama 20-30menit
 Maintenance dose : 4 - 8 mg/kg/hari (2x), biasanya dr. Will pake : 5 mg/kg/hari (2x)  dimulai
+12 jam setelah pemberian loading dose.
16. Fenobarbital :
 Hari 1 & 2 : 8 – 10 mg/kg/hari (2x)
 Hari 3, dst : 4 – 5 mg/kg/hari (2x)

Untuk Neonatus (umur 0 – 28 hari, biasanya pasien yg ada di R.bayi, NICU, Resus) versi dr. Hendra,
Sp.A :
 Loading dose : 10 – 20 mg/kg/kali bisa diulang 2x, untuk bayi Aterm dipukul rata Inj.
Fenobarbital 40 mg, tapi selain itu pake dosis yg minimal aja kata dr. Hendra, Sp.A, misal bayi
dg BB 900 gram kejang, jadi Inj. Fenobarbital 10 x 0,9 = 9 mg
 Untuk maintenancenya (apabila diperlukan) : 3,5 mg/kg/hari (2x)
17. Captopril : 0,3 – 2 mg/kg/hari (3x), biasanya dr. Wahab pake dosis : 0,5 – 1 mg/kg/hari (3x)
18. Furosemid :
 Oral : 2 – 4 mg/kg/hari (2x)
 Intravena : 1 – 2 mg/kg/hari (2x)
19. Ranitidin : 1 mg/kg/kali (2x) , klo dapat pasien dr. Tini, biasanya pake dosis : 2 mg/kg/kali (2x)
20. Inj. Asam Traneksamat : 10 mg/kg/kali
21. Paracetamol : 10 – 15 mg/kg/kali (3x), biasanya dipake 10 mg/kg/kali, bila pasiennya demam terus
minimal pemberiannya 4 jam dari yg sebelumnya dibantu kompres air hangat.
 BSO : Sirup 120mg/5ml, tablet 500 mg, drop : 60mg/0,6ml, Dumin 125 mg/2,5ml
22. Untuk Resep Puyer Batuk Pilek :
 Ambroxol : 0,5 mg/kg/kali (3x)
 CTM : 0,1 mg/kg/kali (3x)
 Efedrin : 0,5 mg/kg/kali (3x)
 GG : 4 mg/kg/kali (3x)
 DMP : 0,5 mg/kg/kali (3x)

2
23. Nifedipin : 0,1 mg/kg/kali (klo dr. Wahab : bisa diulang sampai 10 kali pemberian sampai mencapai
TD target)
24. Inj. Ondancentron : 0,15 – 0,2 mg/kg/kali (2-3x), klo dr. Tjan, Sp.A pake dosis 0,15 mg/kg/kali (2x)
25. Inj. Antrain : 10 mg/kg/kali (3x), pada anak2 jangan diberikan Tramadol karena kerjanya di SSP,
efek sampingx pasien bisa syok apalagi bila diberikan secara bolus iv.
26. Asam Valproat (Depakene) : 15 – 40 mg/kg/hari (2 – 3x)
27. Inj. Vit K : 0,25 mg/kg/kali IM

A. KASUS HEMATOLOGI
 Untuk pasien thalasemia target Hb ≥ 10 mg/dl, jadi bila Hb < 10, maka ditransfusi : 10 cc/kg/24
jam (untuk amannya jaraknya 24 jam)
Rumus perhitungan kebutuhan transfusi : ∆Hb x BB x 4
Contoh : Hb pasien 6,5 mg/dl, BB : 10 kg, Hb yang diharapkan 10 mg/dl 
Transfusi PRC = (10-6,5) x 10 x 4 = 140 cc, tetapi kebutuhan hariannya 10 cc/kg/hari ( 10 x 10 =
100c), jadi bisa diberikan 2 kali pemberian selama 2 hari berturut turut.
 Untuk pasien yang mengalami trombositopeni :
 < 20.000/mm3 : Indikasi transfusi TC (10 cc/kg)
 20.000 – 50.000/mm3 : bila tidak ada perdarahan tidak usah ditransfusi, tetapi bila ada
perdarahan ditransfusi TC (10cc/kg)
 > 50.000/mm3 : tidak usah ditransfusi (kecuali ada indikasi lain : seperti permintaan DPJP
atau Spesialis yg lain, dll)
 Untuk pasien thalasemia yang transfusi > 3 kali, perlu diberikan ca glukonas 1 – 2 cc/kg/kali
 Klo konsulannya dr. Wahab, Sp.A  biasanya sebelum transfusi PRC diberi : Pre Lasix 1
mg/kg/kali, dan post transfusi : Ca glukonas 0,1 cc/kg/kali

B. KASUS GASTROHEPATOLOGI (Untuk lebih lengkapnya baca buku saku WHO)


Tentukan derajat dehidrasi :
 Dehidrasi Ringan Sedang : 70cc/kg/selama 3 jam  observasi tanda2 dehidrasi, bila tidak
ada lanjut ke maintenance.

3
 Dehidrasi Berat : *tentukan dulu status gizi anaknya, klo gizi buruk anggap sebagai
dehidrasi ringan sedang karena derajat dehidrasi sulit dibedakan pada anak yg gizi buruk.
 Umur < 12 bulan : 30 cc/kg/1 jam  selanjutnya 70 cc/kg/5 jam
 Umur ≥ 12 bulan : 30 cc/kg/30 menit  selanjutnya 70 cc/kg/2,5 jam
 Untuk anak2 dengan kelainan jantung, penyakit paru, gizi buruk pemberian cairan bisa lebih
lambat, misal yang tadinya diberikan selama 3 jam dapat diperlambat dengan memberikan
selama 5 atau 6 jam.
 Cara Perhitungan Kebutuhan cairan harian :
10 kg yang pertama x 100 cc
10 kg yang kedua x 50 cc Hasilnya di tambahkan semua
Sisanya x 20 cc
Contoh : Anak dengan BB 14 kg, berapa kebutuhan cairan perharinya?
10 kg yg pertama x 100 cc = 1000 cc
Sisanya 4 kg x 50 cc = 200 cc
Total kebutuhan cairan = 1000 cc + 200 cc = 1200 cc/hari
Untuk menentukan tetesannya lihat factor tetesnya (15 tpm atau 20 tpm), biasanya klo
masuknya dari IGD yang 15 tpm, jadi :
 Klo yang 15 tpm  1200 cc / 24 jam = 50 cc/jam x 15/60 = 12,5 tpm ≈ 13 tpm,

Total kebutuhan cairan


atau cara cepatnya : = ... tpm (makro)
72
 Klo yang 20 tpm  1200 cc/24 jam = 50 cc/jam x 20/60 = 16,6 tpm ≈ 17 tpm, atau

Total kebutuhan cairan


cara cepatnya : = ... tpm (makro)
96

C. KASUS NEUROLOGI
Tatalaksana kejang (untuk lebih lengkapnya baca konsensus kejang demam) :
 Kejang (+) klo belum terpasang infuse atau obat diazepam iv blm dimasukkan ke dlm spuit
maka beri stesolid rectal sesuai dosis yg telah dijelaskan di atas. Diazepam bisa diulang 3x
dengan selang waktu 5 menit

4
 Jika masih kejang setelah pemberian diazepam  berikan Inj. Feniton, Loading Dose : 10 –
20 mg/kg/kali, Maintenance dose : 4 – 8 mg/kg/hari (2x), biasanya dr. Will pake : 5
mg/kg/hari (2x)  dimulai 12 jam setelah pemberian loading dose. (alurnya sdh ada di
clinical pathway)
 Jika masih kejang bisa diberikan Inj.Fenobarbital sesuai dg dosis yg telah dijelaskan
 Jika masih kejang cari penyebabnya sambil nelpon konsulen utk masuk ruang ICU anak
 Klo anak Demam, Kejang, Penurunan Kesadaran + Kelainan Neurologis (Spastik) : ini
kemungkinan besar Ensefalitis  indikasi masuk ICU anak

Untuk kejang pada Neonatus (umur 0 – 28 hari, biasanya pasien yg ada di R.bayi, NICU, Resus)
versi dr. Hendra, Sp.A :
 Loading dose : 10 – 20 mg/kg/kali bisa diulang 2x, untuk bayi Aterm dipukul rata : Inj.
Fenobarbital 40 mg, tapi selain itu pake dosis yg minimal aja kata dr. Hendra, Sp.A, misal
bayi dg BB 900 gram kejang, jadi Inj.Fenobarbital 10 x 0,9 = 9 mg

D. KASUS PULMONOLOGI

Usia Dikatakan sesak bila RR


< 2 bulan > 60 kali/menit
2 bulan – 12 bulan > 50 kali/menit
1 – 2 tahun > 40 kali/menit
3 – 8 tahun > 30 kali/menit

 Bila anak sesak (ingat bukan neonatus yg baru lahir ya): beri Oksigen melalui nasal kanul mulai
flow ½ - 4 liter/menit bergantung pada usia pasien, biasanya utk bayi muda ½ - 1 lpm, Klo
saturasi masih tetap rendah pake NRM 6 – 10 lpm tergantung usia dan respon pasien, klo bayi
muda biasanya pake Headbox 10 lpm, klo saturasinya tetap tidak naik juga Telpon aja
konsulan utk terapi lebih lanjut.
 Klo sesak  pasien dipuasakan untuk mencegah terjadinya aspirasi pneumonia
 Untuk pasien sesak, riw.alergi, dan pada pemeriksaan fisik ditemukan rhonki atau wheezing
 nebu ventolin ½ - 1 ampul + NaCl 0,9 % (diencerkan sampai 4 cc)

5
6
E. KASUS INFEKSI
 DHF (paling sering dilaporin utk hasil Lab nya atau kondisinya yg syok)
 Untuk DSS (DHF gr III atau gr IV) :
 Beri Oksigen 2 – 4 lpm
 Guyur RL 20 cc/kg/secepatnya (max 30 menit)
 Evaluasi 30 menit (pantau tanda vital N keseimbangan cairan)

*sambil siap2 telpon konsulan bila masih blm stabil, tp apabila konsulan sangat susah
utk dihubungi maka algortimenya seperti dibawah ini :
 Bila syok tidak teratasi : pasang 2 iv line : Guyur cairan RL 20 cc/kg/secapatnya (yang
kedua), tambahkan Koloid 10-20 cc/kg/jam (FimaHes, Gelovusal atau klo gak ada n
pasien tidak mampu beli atau jaminannya blm jadi shg bla bla bla  kasih dextran),
sambil cek DL n AGD cito.
 Bila syok masih belum teratasi : Hb n Ht tetap tinggi/naik  guyur koloid 20
cc/kg/jam, tetapi apabila Hb n Ht turun  Tranfusi PRC 10 cc/kg (diulang sesuia
kebutuhan)
 Bila syok teratasi : maka cairan diturunkan menjadi 10 cc/kg/jam  bila stabil 
turunkan lagi 5 cc/kg/jam  bila stabil  3 cc/kg/jam (pertahankan sampai disini
dulu sambil diobservasi)
 Untuk laporan telpon ttg hasil Lab pasien DHF: tanyakan vital signnya, demam hari keberapa
klo VS nya dbn n demamnya bukan pada fase kritis cek DL/24 jam, klo fase kritis (hari 4,5,6) tp
VS baik : cek DL/12 jam, klo fase kritis n VS cukup menurun : cek DL/ 6 atau 8 jam.

F. Terapi Gangguan Elektrolit


 Terapi Hiponatremia (dikoreksi bila Na < 125, Cuma tergantung DPJP seperti BA biasanya Na
dikoreksi bila < 135)
Rumus Koreksi Na = ∆Na x BB x 0,6  1 mEq = 2 cc (cara cepatnya)  drip NaCl 3 %
Tapi klo mau lebih rinci :
*Klo pakai cairan D5 ¼ NS atau D5 ½ NS atau aminofusin kurangi kebutuhan natriumnya
dengan kandungan natrium yg terdapat dalam cairan ini.

7
Kandungan Na dlm D5 ¼ NS = 38,5 mEq /Liter, D5 ½ NS = 77 mEq/Liter
Kandungan Na dan K dalam aminofusin : Na = 30 mEq/Liter, K = 25 mEq/Liter
 Terapi Hipokalemia (K < 3,5)
Rumus Koreksi K = ∆K x BB x 0,4  1 mEq = 1 cc  (drip KCl 7,46%)
Versi dr. Tjan n dr. Will : Cara cepatnya klo dibangsal anak bila K sekitar < 3  IVFD KN3B +
drip KCL 7,46% 10 cc (maximal dalam satu kolf infus itu 20 mEq)  sesuaikan tetesan
infusnya dg tetesan maintenancenya, cek SE post koreksi.
Versi dr. Wahab :
 K < 2 = 0,75 cc/kg
 K 2 – 2,5 = 0,5 cc/kg
 K > 2,5 - <3 = 0,25 cc/kg
 Selama 6 jam atau 24 jam
 Terapi Hiperkalemia (bila K > 6)
 Untuk bayi muda atau anak = Ca glukonas 0,5 – 1 cc/kg, klo dr.William pakai dosis Ca
glukonas 1 – 2 cc/kg + diencerkan dengan NaCl 0,9% (1:1)  bolus iv pelan
 Untuk Neonatus (bila K > 6 baru diterapi), dr.Hendra, Sp.A pakai dosis Ca glukonas : 0,5
cc/kg + diencerkan NaCl 0,9% (1:1)  bolus iv pelan.

G. Terapi Asidosis

Klo dr. Wahab Koreksi Asidosis bila pH < 7,1  perhitungannya : Kebutuhan NaBic (natrium

0,3 x BB x BE
bicarbonate) =
2
= … cc ( NaBic ….cc bolus IV selama 1 jam, Nabic … cc drip dalam
cairan Infusnya selama 24 jam)

Contoh Soal : Anak dg BB 10 kg, Hasil AGD : pH 7,05, BE -11


0,3 x 10 x 11
Na bic =
2
= 16,5 cc ( Nabic 16,5 cc bolus iv selama 1 jam (biasanya diencerkan),
Nabic 16,5 cc drip dalam infusnya selama 24 jam)

8
H. Terapi Hipoglikemia
 Untuk Neonatus (GDS amannya dlm rentang 50 -110 mg/dl), bila Hipoglikemia = bolus iv
D10%  2 cc/kg, cek ulang GDS 30 menit lagi, bila masih hipo bisa diulang lagi bolus
D10% nya, ganti Infusnya dg D10% bila infus dengan D10% bayi masih tetap hipoglikemia
ganti Infusnya dg D12,5%, cari penyebab hiponya. Cek GDS/6 jam atau 12 jam bila sdh
cukup stabil.
 Untuk Bayi muda atau anak (Hipoglikemia bila GDS < 45mg/dl utk anak dg gizi baik dan
GDS < 54 mg/dl utk anak dengan gizi buruk) = b olus iv D10%  5 cc/kg, cek ulang GDS
30 menit lagi, bila masih hipo bisa diulang lagi bolus D10% nya, ganti Infusnya dg D10%.
Cek GDS/6 jam atau 12 jam bila sdh cukup stabil.

I. NICU, Ruang Bayi dan Resus Bayi


 Bayi yang lahir dari Ruang Resus Bayi :
 Bayi lahir dg BB < 2500 gram  masuk ruang bayi (walaupun bayinya sehat)
 Bayi dg keluhan demam atau muntah  masuk rg.bayi
 Bayi dengan Caput (+)  masuk rg.bayi, observasi kejang, minimal handling
 Bayi yang bugar tetapi dengan Ketuban Meconium atau Hijau, Riw. KPD  beri
Amoxicilin 3 x 50 mg, boleh RG bila kondisi bayi aktif dan tidak ada keluhan.
 Bayi BMK  jangan lupa cek GDS/6jam - 12 jam (selama 3 hari)
 Bayi sianosis  beri O2 ½ lpm, observasi
 Bayi merintih atau masih retraksi  pakai Neopuff dg single nasal pronge (PEEP 7, Flow
6), observasi 30 menit sampai 1 jam, bila retraksi masih ada dan kondisi bayi jelek 
Pasang CPAP (Settingan Awal PEEP 7, FiO2 30%, Flow 6) dan pertimbangkan untuk
konsul Konsulen Jaga utk masuk NICU, klo gak ada neopuff atau CPAP terpaksa
menggunakan O2 nasal kanul (KIE ke ORTU nya ttg resiko pemberian O2 murni ini yaitu
terjadinya ROP (retinophaty of prematurity) atau bila tidak diberikan O2 akan terjadi
ancaman gagal nafas).
 Settingan Awal CPAP : PEEP 7, FiO2 30%, Flow 6  Cek Saturasi (Pertahankan nilai saturasi
antara 88 – 92%), bila saturasi masih dibawah standar Settingan bisa dinaikkan sampai

9
maximal yaitu PEEP 8, FiO2 40 – 50%, Flow 8  bila selama observasi saturasi tidak naik juga,
konsul konsulen utk pertimbangan intubasi, Cek AGD.
 Bila bayi premature Apnea  alat neopuff, CPAP dll tidak ada  dapat diberikan Inj.
Aminophilin 5mg/kg (loading dose), 12 jam berikutnya Inj. Aminophilin 2,5mg/kg/kali (2x
pemberian)
 Bayi BB < 1500 gram  Pasang Infus D10% 80 cc/kg/hari, Inj. Ampicilin 25mg/kg/kali (2x),
Inj.Gentamicin 5 mg/kg/kali (1x)
 Bayi lahir Premature : cairan mulai dari 80cc/kgbb/hari, besok dst 100cc/kgbb/hari
 Bayi lahir Aterm : cairan mulai dari 60 cc/kg/hari, besok 80cc/kg/hari, dst 100 cc/kg/hari

J. Terapi Pasien yg sudah kritis (Selalu Ingat A B C D …)


 Bila Pasien Bradikardia (< 60 x/menit), Saturasi < 85% dan CRT > 3 detik :
 Pada Neonatus : Loading NaCl 0,9%  10 cc/kg/secepatnya (bisa diulang 2 - 3x) + Inj.
Epinefrin 1 : 1000 (1 ampul diencerkan sampai 10 cc  diinjeksikan intravena : 0,1 –
0,3 cc/kg, misal : BB = 5 kg  jadi inj. Epinefrin yg diberikan 0,5 cc – 1,5 cc)
 Pada bayi muda & anak : Guyur RL atau NaCl 0,9%  20 cc/kg/secepatnya (max 30
menit, bisa diulang 3x)  ce
 k respon pasien, klo gak ngangkat  tambahkan Inj. Epinefrin 1 : 1000 (1 ampul
diencerkan sampai 10 cc  diinjeksikan intravena : 0,1 – 0,3 cc/kg)
 Bila pasien Apnea + HR (-) atau bila neonatus HR < 60 x/menit  RJP + VTP atau Bagging
(Sambil cek respon dan ikuti algoritme ACLS pada henti jantung) + Inj. Epinefrin
 Jangan lupa KIE keluarga tentang kondisi anaknya yg sedang kritis.
 PICU 082148041412

10

Anda mungkin juga menyukai