Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STUDI KEPENDUDUKAN

KONSEP TEORI H.L. BLUM DAN OBSERVASI TETANGGA


DI DAERAH KOTA BONTANG BAGIAN BARAT

DISUSUN OLEH:

NATASYAYA CICILIA SUWUH


(2011016015)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITASMULAWARMAN
SAMARINDA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep HL Blum & Observasi Tetangga’.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan kepada saya dan dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Di dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan oleh
karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan tidak lupa kami mohon
maaf bila terjadi kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga
saya dapat memperbaiki bentuk maupaun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat menjadi
lebih baik.

Bontang, 28 Oktober 2020

Natasya Cicilia Suwuh


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

1.2.RUMUSAN MASALAH

1.3.TUJUAN

BAB II: PEMBAHASAN

2.1.KONSEP TEORI H.L. BLUM

2.2.HASIL DATA OBSERVASI TETANGGA

BAB III: PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif maupun
kuantitatif pada kebijakan kependudukan, dinamika kependudukan terjadi karena adanya
dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi)
terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan pertumbuhan penduduk.
Perubahan-perubahan unsur demografi tersebut pada gilirannya mepengaruhi perubahan pada
berbagai bidang pembangunan secara langsung maupun tidak langsung.

Selanjutnya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang pembangunan akan


mempengaruhi dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk. Kependudukan
merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari,
namun pada prakteknya demografi tidak dapat menjawab pertanyaan ‘mengapa itu terjadi’’
melainkan melalui studi ini dapat menghasilkan teknik-teknik untuk menghitung data
kependudukan sehingga hasilnya digunakan untuk mempelajari kualitas dan distribusi
penduduk dalam suatu daerah tertentu dan mengembangkan hubungan sebab akibat antara
perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial, ekonomi,
budaya, lingkungan. Selain itu, studi demografi bertujuan dapat menjelaskan pertumbuhan
penduduk pada masa lampau, dan memperkirakan pertumbuhan penduduk pada masa yang
akan datang.

Studi Kependudukan juga memepelajari kesehatan penduduk. Kesehatan merupakan


sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap orang. Namun, kesehatan seringkali
menjadi hilir (dampak) dari berbagai permasalahan yang dialami individu dan lingkungan
sekitarnya. Padahal, kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu
dalam hidup. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan
juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh misalnya penerapan konsep
hidup sehat H.L. Blum yang sampai saat ini masih releven untuk diterapkan.
1.2. RUMUSAN MASALAH

Melalui pernyataan latar belakang di atas, dirumuskan masalah dalam pertanyan-


pertanyaan berikut ini:

1. Apa yang dimaksud konsep teori H.L Blum?


2. Bagaimana kondisi demografi di daerah Kota Bontang bagian Barat?

1.3. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan makalah ini adalah untuk:


1. Untuk mngetahui konsep teori H.L. Blum.
2. Untuk mengetahui kondisi demografi penduduk dengan cara menyajikan data hasil
observasi tetangga sekaligus menjelaskan hubungan antar objek atau variabel yang
diamati di daerah Kota Bontang bagian barat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP TEORI H.L. BLUM

Landasan teori yang dijadikan sebagai acuan dalam observasi penduduk adalah
teori Blum, dalam teori Blum (1974), ada 4 faktor yang dijadikan sebagai derajat
kesehatan diantaranya faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam
meningkatkan status kesehatan baik individu maupun masyarakat.
Faktor pertama yaitu perilaku, perilaku seseorang memiliki peranan penting
dalam menjaga status kesehatan, karena kesadaran dalam pribadi seseorang harus
dimunculkan untuk mencapai budaya hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari
berbagai penyakit seperti diare. Faktor kedua yaitu lingkungan, salah satu yang menjadi
sumber berkembangnya suatu penyakit yaitu karena kondisi sanitasi lingkungan yang
buruk dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat kita. Penumpukan sampah yang
tidak dikelola dengan benar dapat menjadi penyebab. Tempat pelayanan kesehatan
sendiri memiliki beberapa program terkait dengan pemeliharaan sanitasi lingkungan
untuk mencegah terjadinya berbagai penyakit seperti diare, namun masih terkendala
dengan jumlah tenaga kesehatan lingkungan yang masih kurang memadai. Faktor ketiga
yaitu pelayanan kesehatan yang menjadi penunjang dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terbaik sangat
dibutuhkan masyarakat untuk mencegah dan menurunkan tingkat kematian yang
disebabkan karena diare. Faktor keempat yaitu genetik, yang perlu diperhatikan yaitu
bagaimana cara meningkatkan kualitas generasi muda mendatang yang memiliki
kompetensi dan kreatifitas tinggi. Mencapai tujuan tersebut, perlu diperhatikan status gizi
Balita yang dapat meningkatkan perkembangan otak anak. Pada kenyataannya di
Indonesia masih banyak ditemukan kasus gizi buruk yang mengakibatkan risiko sakit
pada anak. Pemeriksaan tumbuh kembang anak harus dilakukan secara rutin dan
mendeteksi dini status gizi agar menghindari kasus gizi buruk maupun obesitas terjadi,
hal ini memperlihatkan bahwa perilaku manusia mempunyai konstribusi yang besar
(Notoatmodjo, 2003).
2.2. HASIL OBSERVASI TETANGGA DI DAERAH KOTA BONTANG
BAGIAN BARAT.
A. Usia
Informasi ini digunakan untuk mengetahui umur dari responden. Penghitungan umur
harus selalu dibulatkan kebawah, atau disebut juga umur menurut ulang tahun yang terakhir.
Tabel 2.1
Usia (tahun) Jumlah responden Persentase
20-29 2 10%
30-39 6 30%
≥ 40 12 60%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.2, responden yang berusia 40 tahun dan di atasnya adalah distribusi terbanyak
sebesar 60% dan distribusi terkecilnya yaitu 10% terdapat pada responden yang berusia berkisar
antara 20 sampai 29 tahun. Sedangkan pada hasil daa perolehan sebenarnya, sebagian besar
responden termasuk dalam kategori usia produktif yaitu 15-64 tahun.
B. Jenis Kelamin
Data mengenai rasio jenis kelamin pada suatu daerah dan waktu tertentu berguna
untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang
berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil.
Tabel 2.2
Jenis Kelamin Jumlah responden Persentase
Laki-laki 4 20%
Perempuan 16 80%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.2, jumlah penduduk perempuan lebih banyak sebesar 80% daripada jumlah
penduduk laki-laki hanya 20%.

C. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan seseorang pada waktu
terkini. Informasi pekerjaan ini dapat menjadi variabel yang menentukan pihak pemerintah
dalam membuat sebuah kebijakan.
Tabel 2.3
Jenis Pekerjaan Jumlah responden Persentase
Tidak bekerja 1 5%
Buruh harian 1 5%
Pedagang 1 5%
Wiraswasta 1 5%
Karyawan swasta 3 15%
Ibu rumah tangga 13 65%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.3, persentase pekerjaan yang dominan dalam daerah ini adalah Ibu Rumah Tangga
(IRT) sebanyak 65% karena pada data jenis kelamin sebelumnya tercatat sebagian besar
responden adalah perempuan.
D. Pendidikan Terakhir
Pendidikan adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Informasi ini dapat dimasukkan sebagai investasi pembangunan yang hasilnya dapat
dinikmati di kemudian hari.
Tabel 2.4
Pendidikan terakhir Jumlah responden Persentase
SD 2 10%
SMP 1 5%
SMA 13 65%
S1 4 20%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.4, tingkat pendidikan terakhir tertinggi adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebesar 65% dan tingkat terendahnya pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 5%.

E. Jumlah pendapatan
Disini, pendapatan mengarah pada pendapatan usaha dalam setahun yang dimiliki
tiap responden. Pendapatan usaha adalah penghasilan yang diterima ketika adanya penjualan
hasil usaha utama dalam suatu usaha tersebut.
Tabel 2.5
Jumlah pendapatan per tahun Jumlah responden Persentase
(rupiah)
0-29.999.999 15 75%
30.000.000-59.999.999 3 15%
> 60.000.000 2 10%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.5, kelompok dengan jumlah pendapatan per tahunnya yang tertinggi adalah Rp
0,00-Rp 29.999.999,00 sebanyak 75% dari 20 responden. Dan kelompok dengan jumlah
pendapatan yang terendah sekitar 10% adalah lebih dari Rp 60.000.000,00 per tahunnya.
F. Jumlah anak
 Jumlah anak lahir-hidup
Anak Lahir Hidup adalah semua anak yang waktu lahir memperlihatkan tanda-tanda
kehidupan, walaupun sesaat, seperti adanya detak jantung, bernafas, menangis dan tanda-
tanda kehidupan lainnya.
Tabel 2.6
Jumlah anak lahir-hidup Jumlah responden Persentase
Tidak ada 1 5%
1 3 15%
2 8 40%
3 6 30%
5 2 10%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.6, kelompok tertinggi jumlah anak lahir hidup adalah 2 anak sebesar 40% dan
kelompok terendah jumlah anak lahir hidup adalah 5 anak sebesar 10%. Namun, hanya ada satu
responden yang belum memiliki anak sebesar 5%.

 Jumlah anak lahir-mati


Anak Lahir Mati adalah semua anak yang waktu lahir tidak terdapat tanda-tanda
kehidupan seperti tidak bernafas, tidak menangis, dan tidak terdeteksi detak jantungnya.
Tabel 2.7
Jumlah anak lahir-mati Jumlah responden Persentase
Tidak ada 16 80%
1 2 10%
3 2 10%
Total 20 100%
Dari Tabel 2.7, tidak ada kelompok tertinggi dan terendah jumlah anak lahir mati karena ada 2
responden yang memiliki anak lahir mati berjumlah 1 anak dan ada 2 responden pun yang
memiliki anak lahir mati berjumlah 3 anak. Namun, mayoritas responden tidak memiliki anak
lahir mati sebesar 80%.
G. Riwayat Penyakit
Disini, riwayat penyakit yang diidentifikasi terhadap responden adalah dalam jangka
waktu 3 bulan sebelum dilaksanakannya observasi penduduk. Karena observasi ini dilakukan
pada bulan Oktober lalu maka diidentifikasilah riwayat penyakit yang dialami tiap responden
pada bulan Juli yang lalu. Riwayat penyakit dapat mengidentifikasi keadaan morbiditas suatu
daerah karena merujuk pada keberadaan suatu penyakit dan pada tingkat kondisi kesehatan
yang memengaruhi seseorang.
Tabel 2.8
Jenis penyakit Jumlah responden Persentase
Tidak riwayat penyakit 11 55%
Batuk 2 10%
Pilek 1 5%
Demam ringan 1 5%
Vertigo 1 5%
Asma 1 5%
Kolestrol 1 5%
Asam Urat 1 5%
Sinus 1 5%
Total 20 100%

Dari Tabel 2.8, kelompok tertinggi responden yang memiliki riwayat sakit adalah sebesar 10%
responden yakni batuk, kelompok terendah terdapat pada responden yang sakit pilek, demam
ringan, vertigo, asma, kolestrol, asam urat, sinus masing-masing sebesar 5%. Namun, mayoritas
responden dalam keadaan sehat sebanyak 55%
H. Asal Daerah
Informasi Asal Daerah berarti informasi yang berisi asal daerah para responden.
Informasi ini untuk menunjukkan tingkat perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
yang mana menjadi tempat observasi penduduk (migrasi) dengan tujuan menetap permanen.
Tabel 2.9
Asal Daerah Jumlah responden Persentase
Kalimantan Timur 7 35% 35%
Sulawesi Utara 6 30% 65%
Sulawesi Selatan 3 15%
(Luar
Nusa Tenggara Timur 3 15%
Jawa Tengah 1 5% Kaltim)
Total 20 100%

Dari Tabel 2.9, tingkat migrasi tertinggi berasal dari daerah Kalimantan Timur sebanyak 35%
dan tingkat migrasi terendah berasal dari daerah Jawa Tengah sebesar 5%. Meski demikian,
tingkat migrasi penduduk dari luar daerah Kalimantan Timur (tempat observasi penduduk)
sebesar 65% lebih dominan daripada yang dari dalam daerah Kalimantan Timur hanya 35%.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep H.L.Blum adalah konsep yang menyatakan bahwa ada 4 faktor yang saling
berinteraksi dan mempengaruhi status kesehatan seseorang. Keempat faktor tersebut meliputi
gaya hidup (life style), lingkungan (sosial, ekonomi, politik, dan budaya), pelayanan
kesehatan, serta keturunan (genetik). Dari faktor-faktor itu, faktor lingkungan adalah faktor
yang paling berpengaruh lalu diikuti dengan faktor gaya hidup atau perilaku. Dengan
demikian, konsep H.L.Blum dapat digunakan sebagai alternatif yang menentukan status
demografi penduduk.
Kemudian, berdasarkan hasil data observasi tetangga di daerah Kota Bontang bagian
barat dari jumlah responden sebanyak 20 orang, sebagian besar responden yang dapat
diwawancarai adalah penduduk berjenis kelamin perempuan yang berusia lebih dari atau
sama dengan 40 tahun. Dilihat dari kelompok jenis kelamin dan usia terbesar maka penduduk
daerah ini termasuk pada angka usia produktif dan dominan bekerja sebagai ibu rumah
tangga lalu diikuti dengan pekerja swasta. Pendidikan pun menjadi variabel penentu baiknya
kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) penduduk daerah ini karena sebagian besar
penduduknya berpendidikan akhir tingkat SMA. Kesejahteraan penduduk daerah ini juga
dapat diukur dari variabel jumlah pendapatan tiap tahunnya namun setelah dilakukan
observasi tetangga ini, didapatkan kelompok tertinggi dari jumlah pendapatan tiap tahun
adalah kelompok yang tidak atau belum memiliki pendapatan. Hal itu disebabkan sebagian
besar responden merupakan ibu rumah tangga. Akan tetapi, jika dilihat dari kelompok yang
bekerja maka pendapatan tiap bulannya dapat melampaui UMK Kota Bontang (Upah
Minimum Kota/Kabupaten) pada tahun 2020. Hubungan antara jumlah anak dengan status
demografi penduduk saling berkaitan sebab variabel tersebut menunjukkan kondisi
pertumbuhan penduduk. Pada daerah yang diobservasi pun sudah cukup memenuhi standar
pertumbuhan penduduk yang baik karena sebagian besar responden memiliki 2 anak. Lalu,
status kesehatan penduduk daerah ini juga cukup baik karena sebagian besar responden
mengaku tidak ada riwayat penyakit dari 3 bulan terakhir ini. Terakhir, berdasarkan asal
daerah, sebagian besar responden mengaku sebagai imigran dari daerah luar Kalimantan
Timur meliputi Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah.
Dengan demikian, simpulan hubungan sebab-akibat dari hasil data observasi tetangga
di Kota Bontang bagian barat menentukan status, kondisi atau karakteristik demografi daerah
ini.

B. SARAN
Berdasarkan pembahasan konsep H.L.Blum dan hasil data observasi tetangga di Kota
Bontang bagian barat, saya sebagai penulis memberi saran sebagai berikut:
1. Kepada para penduduk Indonesia, sebaiknya kita saling bekerja sama dengan pihak
pemerintah yang telah membuat peraturan tentang demografi agar tercapainya tujuan
bangsa Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.

2. Pihak pemerintah dapat menggunakan hasil data observasi ini atau hasil data statistik
penduduk lainnya untuk merencanakan inisiatif kebijakan mengenai kependudukan,
menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
sebagainya.

3. Bagi tenaga pelayanan kesehatan masyarakat, sebaiknya selalu memahami dan


menggunakan konsep teori H.L.Blm atau konsep lainnya yang ada kaitannya antara
kesehatan terhadap demografi.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Eprints.ums.ac.id. 2019. BAB I PENDAHULUAN. online. http://eprints.umm.ac.id/pdf (diakses


28-10-2020).

Anda mungkin juga menyukai