Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Epistimologi: Menyusun Kerangka Teori Dan Sumber Teori

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Redmon Windu Gumati, M.Ag

Di susun :

Kelompok 5

Alika Maulani 18121997


Amalia Nurul Viqry 19122156
Kania Safitri 18122048
Roy Pradana 18122099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT TAQWA

BANDUNG

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, dan karunia-Nya. sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul. “Epistimologi: Menyusun Kerangka Teori
Dan Sumber Teori”. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Redmon
Windu Gumati, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu. Dan
kepada teman – teman serta pihak – pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini kami ucapkan
banyak terimakasih karena berkat bimbingannya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan


penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kita miliki. Untuk
itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberi manfaat untuk kita semua .

Bandung, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Pengertian Epistemology.........................................................................3
B. Pengertian Kerangka teori........................................................................4
C. Pengertian Sumber Teori.........................................................................4

BAB III PENUTUP............................................................................................17


A. Smpulan...................................................................................................17
B. Saran ......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat merupakan induk ilmu tertua di dunia. Semua ilmu dianggap


bertumpu dari filsafat, karena filsafat adalah awal dari semua pengetahuan.
Filsafat dapat diartikan berpikir kritis, mendalam, mendobrak keluar dari
kebiasaan, mencintai kebijaksanaan, selalu berusaha menemukan kebenaran
yang kesemuanya itu dilakukan dengan akal. Filsafat adalah sebuah usaha
berpikir, yang menjadikan hakikat manusia itu benar-benar manusia. Karena
kemampuan berpikir inilah yang secara jelas membedakan manusia dengan
makhluk lainnya.

Filsafat sering dipandang sebagai suatu ilmu yang sulit difahami. Hal ini
dapat dimaklumi karena dari semua cabang ilmu pengetahuan, bidang filsafat
adalah bidang yang paling sulit karena ia menggunakan terma yang abstrak.
Meskipun demikian, ilmu filsafat adalah ilmu tentang kebijaksanaan. Dengan
mempelajarinya manusia akan mampu menjalani kehidupan secara lebih
terarah dan bermakna. Mengenal filsafat dengan karakteristiknya, mulai dari
asal usul, definisi, objek, susunan, tujuan, fungsi dan kegunaanmya dapat
membantu para pencintanya untuk memahami essensi kehidupan.

Epistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena


disinilah dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang diperoleh
manusia menjadi bahan pijakan 1 .Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang
berkembang pesat dewasa ini beserta aspek-aspek praktis yang
ditimbulkannya dapat dilacak akarnya pada struktur pengetahuan yang
membentuknya. Dari epistemologi, juga filsafat dalam hal ini filsafat modern
– terpecah berbagai aliran yang cukup banyak, seperti rasionalisme,
pragmatisme, positivisme, maupun eksistensialisme dan lain-lain.

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat


dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.“Episteme”

1
2

artinya pengetahuan, sedangkan “logos” lazim dipakai untuk menunjukkan


adanya pengetahuan sistematik. Senada dengan pendapat di atas Simon
Blackburn dalam Kamus filsafat menjelaskan bahwa Epistemologi, adalah
cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis
pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan
dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi?
b. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Teori?
c. Apa yang dimaksud dengan Sumber Teori?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diharapkan :

1. Untuk Mengetahui Apa Itu Filsafat Ilmu

2.Untuk Mengetahui Apa Itu Epistemology

3.Untuk MengetahuiApa Itu Kerangka teori dan Sumber Teori


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemology

Dalam pembahasan filsafat, epistemologi dikenal sebagai sub sistem dari


filsafat. Sistem filsafat disamping meliputi epistemologi, juga ontologi dan
aksiologi. Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang
bagaimana cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan.
Ontologi adalah teori tentang “ada”, yaitu tentang apa yang dipikirkan, yang
menjadi objek pemikiran. Sedangkan aksiologi adalah teori tentang nilai yang
membahas tentang manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek yang dipikirkan
itu. Oleh karena itu, ketiga sub sistem ini biasanya disebutkan secara berurutan,
mulai dari ontologi, epistemologi, kemudian aksiologi. Dengan gambaran
senderhana dapat dikatakan, ada sesuatu yang dipikirkan (ontologi), lalu dicari
cara-cara memikirkannnya (epistemologi), kemudian timbul hasil pemikiran yang
memberikan suatu manfaat atau kegunaan (aksiologi).

Epistemologi (filsafat ilmu) adalah pengetahuan sistematik mengenai


pengetahuan. Epistemologi merupakan salah satu objek kajian dalam filsafat,
dalam pengembangannya menunjukkan bahwa epistemologi secara langsung
berhubungan secara radikal (mendalam) dengan diri dan kehidupan manusia.
Pokok kajian epistemologi akan sangat menonjol bila dikaitan dengan
pembahasan mengenai hakekat epistemologi itu sendiri.

Secara linguistik kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu: kata
“Episteme” dengan arti pengetahuan dan kata “Logos” berarti teori, uraian, atau
alasan. Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan yang
dalam bahasa Inggris dipergunakan istilah theory of knowledge. Istilah
epistemologi secara etimologis diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar
dan dalam bahasa Indonesia disebut filsafat pengetahuan. Secara terminologi
epistemologi adalah teori mengenai hakikat ilmu pengetahuan atau ilmu filsafat

3
4

tentang pengetahuan. Pengetahuan,pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya


serta pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Masalah utama dari epistemologi adalah bagaimana cara memperoleh
pengetahuan, Sebenarnya seseorang baru dapat dikatakan berpengetahuan apabila
telah sanggup menjawab pertanyaan-pertanyaan epistemologi artinya pertanyaan
epistemologi dapat menggambarkan manusia mencintai pengetahuan. Hal ini
menyebabkan eksistensi epistemologi sangat urgen untuk menggambar manusia
berpengetahuan yaitu dengan jalan menjawab dan menyelesaikan masalah-
masalah yang dipertanyakan dalam epistemologi. Makna pengetahuan dalam
epistemologi adalah nilai tahu manusia tentang sesuatu sehingga ia dapat
membedakan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya.

Dalam epistemologi peroses terjadinya pengetahuan menjadi masalah yang


paling mendasar, sebab hal inia kan mewarnai pemikiran kefilsafatannya.
Pandangan yang sederhana dalam memikirkan proses terjadinya pengetahuan
yaitu dalam sifatnya baik a priori maupun a porteriori. Pengetahuan a priori
adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik
pengalaman indera maupun pengalaman batin. Sedangkan a posteriori adalah
pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.

Tujuan dari Epistemologi ialah:

Jacques Martain mengatakan, “ tujuan epistemologi bukanlah hal yang


utama untuk menjawab pertanyaan, apakah saya dapat tahu, tetapi untuk
menemukan syarat-syarat yang memungkinkan saya dapat tahu.”hal ini
menunjukkan, bahwa tujuan epistemologi bukan untuk memperoleh pengetahuan
kendatipun keadaan ini tak bisa dihindari akan tetapi yang menjadi pusat
perhatian dari tujuan epistemologi adalah hal lebih penting dari itu, yaitu ingin
memiliki potensi untuk memperoleh pengetahuan.

Rumusan tujuan epistemologi tersebut memiliki makna strategis dalam


dinamika pengetuhuan. Rumusan tersebut menumbuhkan kesadaran seseorang
bahwa jangan sampai kita puas dengan sekedar memperoleh pengetahuan, tanpa
5

disertai dengan cara atau bekal untuk memperoleh pengetahuan, sebab keadaan
memperoleh pengetahuan melambangkan sikap pasif, sedangkan cara
memperoleh pengetahuan melambangkan sikap dinamis.

B. Menyusun Kerangka Teori

Kerangka teori disusun untuk menjawab permasalahan secara rasional


dengan menjabarkan variabel-varibel yang terdapat pada rumusan masalah.
Penjabaran teori dimulai dari variabel dependent, kemudian diikuti variabel
independent. Variabel independent adalah faktor yang mempengaruhi terjadinya
gejala, sedangkan variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi.
Penjabaran variabel dependent mengarah kepada variabel independent. Rumuskan
keterkaitan variabel independent dengan variabel dependent menjadi hipotesis.

Langkah awal dalam menyusun kerangka teori adalah membuat kerangka


penulisan sesuai masalah yang telah dipilih. Kerangka penulisan dijabarkan dari
variabel-variabel yang terdapat pada rumusan masalah. Susunlah kerangka teori
secara rasional berupa premis-premis ilmiah dengan mengumpulkan teori-teori.
Kumpulkan teori tersebut dengan mengutip dari berbagai sumber dengan
menggunakan loose leaf atau kartu yang dbuat dari potongan loose leaf.

Kerangka teori disusun dari berbagai teori yang didapatkan dari sumber
ilmiah, seperti buku, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, peraturan perundang-
undangan, makalah, dan sebagainya. Kerangka teori yang tersusun dikembangkan
menjadi kerangka berpikir. Berpikir adalah ekspresi cara bekerjanya pikiran atau
kegiatan mental untuk mendapatkan pengetahuan. Kerangka berpikir disusun
secara rasional dengan menggunakan premis-premis ilmiah. Premis-premis ilmiah
tersebut biasanya berupa teori.

C. Sumber Teori

1. Sumber-Sumber Teori Pengetahuan

a. Rasionalis
6

Rene Descartes (1596-1650) dipandang sebagai bapak rasionalisme.


Aliran rasionalisme menganggap bahwa sumber pengetahuan manusia
yang dapat dipercaya adalah pikiran, rasio (akal), jiwa manusia.
Rasionalisme tidak mengingkari peran pengalaman, tetapi pengalaman
dianggap sebagai perangsang bagi akal atau sebagai pendukung bagi
pengetahuan yang telah ditemukan oleh akal.

b. Empiris

John Locke (1632-1704) mengemukakan teori tabula rasa yang


menyatakan bahwa pada awalnya manusia tidak tahu apa-apa. Seperti
kertas putih yang belom ternoda. Pengalaman inderawinya mengisi
catatan harian jiwanya hingga menjadi kompleks dan menjadi
pengetahuan yang cukup berarti.Jadi empirisme adalah aliran yang
menganggap bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari pengalaman
manusia, dari dunia luar yang ditangkap panca inderanya.

c. Kritisis

Immanuel Kant (1724-1804) mengatakan bahwa masing-masing aliran


itu mitra kedaulatan, tetapi jika masing-masing mengklaim benar maka
akan menemui kesulitannya sendiri-sendiri. Kant mengakui kebenaran
pengetahuan indera, dan dilain pihak ia mengakui bahwa akal budi juga
mampu mencapai kebenaran. Tetapi syarat-syaratnya harus dicari, yaitu
dengan menyelidiki atau mengkritik pengetahuan akal budi serta
menerangkan mengapa pengetahuan itu mungkin. Itulah sebabnya
mengapa aliran Kant disebut aliran kritisisme.

Jadi aliran kritisisme ini adalah aliran yang berpendapat bahwa


pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar maupun dari jiwa atau
pikiran manusia.

Adapun Sumber Pengetahuan antara lain:

a. Sumber Pengetahuan Langsung


7

Sumber Eksternal, misalkan melihat api berarti dengan indera


penglihatannya dan mencium bau dengan indera penciumannya.

Sumber Internal, misalkan perasaan sedih, gembira, marah dan


sebagainya.

b. Pengetahuan Konklusi

Pengetahuan yang diperoleh dari penarikan kesimpulan dari data empirik


atau inderawi.

c. Pengetahuan Kesaksian dan Otoritas

Pengetahuan yang diperoleh melalui kesaksian dari orang lain atau berita
dari orang yang dipercaya.

2. Sumber-Sumber Filsafat

Sumber-sumber filsafat yaitu berasal dari akal dan logika.Adapun aliran-


aliran dalam filsafat diantaranya adalah:

a. Eksistensialisme

Eksistensialisme adalah aliran yang berpendapat bahwa filsafat harus


bertitik tolak pada manusia yang konkret, yaitu manusia sebagai
eksistensi dan sehubungan dengan titik tolak ini maka manusia eksistensi
itu mendahulukan essensi.

b. Pragmatisme

Aliran ini menganggap bahwa benar dan tidaknya suatu ucapan, dalil
atau teori semata-mata bergantung pada faedah dan tidaknya ucapan,
dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam
kehidupannya.

c. Fenomenologi
8

Aliran ini berpendapat bahwa hasrat yang kuat untuk mengerti yang
sebenarnya dan keyakinan bahwa pengertian itu dapat dicapai jika kita
mengamati fenomena atau pertemuan kita dengan realitas.

d. Positivisme

Aliran yang menganggap bahwa filsafat itu hendaknya semata-mata


mengenai dan berpangkal pada peristiwa-peristiwa yang dialami
manusia.

e. Intuisionisme

Yaitu pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses pemikiran yang


tertentu. Contohnya, seseorang yang mempunyai masalah yang sedang
memupukkan pemikirannya terhadap penyelesaian masalah tersebut,
tiba-tiba menjadi jalan penyelesaian tanpa perlu berfikir panjang
seoalah-olah kebenaran yang dicari datang sendiri.

3. Sumber–Sumber Agama

Ditinjau dari segi sumbernya maka agama itu dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :

a. Agama Samawi (agama wahyu, revealed religion, Din-as-Samawi),


adalah agama yang diturunkan (wahyu) dari allah SWT melalui malaikat
jibril dan disampaikan kepada Nabi/Rasul yang telah dipilih oleh Allah
untuk disampaikan kepada umat manusia.

b. Agama Budaya (agama bumi/ardhi, non-revealed religion, Din at-


thabii), adalah agama yang berkembang erdasarkan budaya, daerah,
pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global.

Yang termasuk agama samawi hanyalah islam. Sedangkan selebihnya,


kecuali agama Nasrani dan agama Yahudi termasuk agama budaya. [11]
Pada mulanya Nasrani dan Yahudi memenuhi kriteria dalam agama
9

samawi, namun seiring berjalannya waktu kini telah lenyap dan


sepeninggal para nabi mereka keadaannya berubah menjadi :

a) Agama diciptakan oleh tokoh-tokoh agama

b) Menyembah nabi dan orang-orang shalih

c) Memalsukan kitab suci, dan sebagainya.

Adapun perbedaan agama wahyu dan agama budaya yaitu:

a. Agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan


agama budaya tidak berpokok pada keesaan Tuhan.

b. Agama wahyu beriman kepada nabi, sedangkan agama budaya tidak


ada konsep nabi.

c. Agama wahyu sumber utamanya adalah kitab suci untuk tuntunan


kebaikan, sedangkan agama budaya kitab suci itu tidak penting.

d. Semua agama wahyu lahoir di Timur Tengah, sedangkan agama


budaya lahir diberbagai daerah.

e. Agama wahyu memberikan arah yang jelas dan lengkap, baik


spiritual maupun material, sedangkan agama budaya pada spiritual saja
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana
cara mendapatkan pengetahuan dari objek yang ingin dipikirkan. Ontologi
adalah teori tentang “ada”, yaitu tentang apa yang dipikirkan, yang menjadi
objek pemikiran. Sedangkan aksiologi adalah teori tentang nilai yang
membahas tentang manfaat, kegunaan maupun fungsi dari objek yang
dipikirkan itu. Oleh karena itu, ketiga sub sistem ini biasanya disebutkan
secara berurutan, mulai dari ontologi, epistemologi, kemudian aksiologi.
Dengan gambaran senderhana dapat dikatakan, ada sesuatu yang dipikirkan
(ontologi), lalu dicari cara-cara memikirkannnya (epistemologi), kemudian
timbul hasil pemikiran yang memberikan suatu manfaat atau kegunaan
(aksiologi). Ada 3 sumber teori yaitu: Rasionalis, empiris, dan kritis.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad.2011. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka pelajar

http://wikipedia.epistemologi.

http://blognyasharing.blogspot.com/2015/06/makalah-filsafat-ilmu-
epistemologi_25.html?m=1
http://esa160.weblog.esaunggul.ac.id/materi-5-esa160-filsafat-ilmu-dan-logika/

Anda mungkin juga menyukai