Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

Lembaga
Keuangan
Syariah
Sistem Keuangan Islam

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
FEB S1.Akuntansi Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.

Abstract Kompetensi
Dalam bab ini dibahas tentang konsep Agar mahasiswa dapat memahami
dasar sistem keuangan islam Ekonomi syariah sebagi bagian dari dinul
islam serta konsep dasar sistem
keuangan islam.
Perkembangan Pemikiran Ekonomi

Pemikiran Ekonomi Pra-klasik, Klasik, Sosialis, dan Neo-Klasik

Pemikiran-pemikiran ekonomi yang berkembang saat ini telah mengalami

suatu proses yang panjang selama berabad-abad, seiring munculnya peradaban di

dunia. Salah satu corak perkembangan pemikiran ekonomi pada masa lampau

adalah kegiatan bisnisnya yang menggunakan system bunga (riba). Para pakar

sejarah pemikiran ekonomi menyimpulkan bahwa kegiatan bisnis dengan system

bunga telah ada sejak tahun 2500 sebelum masehi, baik di Yunani kuno, Romawi

kuno dan Mesir kuno (Amalia, 2010).

Pemikiran ekonomi pada masa-masa tersebut terutama masa Yunani kuno

masih merupakan bagian dari filsafat, terutama filsafat moral. Pada masa yang lebih

modern, banyak para ilmuwan Barat yang mengembangkan pemikiran ekonominya

di atas landasan teori-teori para filsuf Yunani kuno tersebut. Sebagai contoh adalah

Adam Smith (1723-1790), yang dikenal sebagai pelopor ilmu ekonomi modern atau

system ekonomi kapitalisme, dalam buku The Wealth of Nation-nya banyak

mengambil referensi dari pemikiran Pythagoras, Democritus, Epicurus, Zeno, Plato,

dan Aristoteles. Smith mengasumsikan bahwa orang bertindak sesuai dengan

kepentingan dirinya sendiri, menganalisis apa yang menyebabkan standar hidup

nasional meningkat, dan menunjukkan bahwa bagaimana kepentingan diri dan

persaingan berperan dalam pertumbuhan ekonomi.

Ilmuwan ekonomi lainnya adalah Thomas Robert Malthus (1766-1834) yang

menulis karyanya, Principle of Political Economy, pada saat Inggris Raya sedang

mengalami depresi berat. Penyebab dari semuanya adalah karena kapitalisme yang

2019 Lembaga Keuangan Syariah


2 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berkembang ketika itu membuat kaum kapitalis memperoleh banyak pendapatan.

Malthus menyatakan bahwa secara empiris pendapatan kapitalis ternyata lebih

besar dari investasi. Ada dua alasan yang menjadi penyebab: Pertama, mesin-mesin

baru membutuhkan pekerja baru. Kedua, mesin-mesin baru akan meningkatkan

produktifitas dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.

David Ricardo (1772-1823) penganut Laissez Faire, dan mengembangkan

dasar teori nilai yang terkenal dengan labor theory of value. Perangkat teori yang

dikembangkan menyangkut empat pokok permasalahan, yaitu (1) teori tentang nilai

dan harga barang dan berkaitan dengan itu, (2) teori tentang distribusi pendapatan

sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah,

teori sewa tanah, teori bunga dan laba, (3) teori tentang perdagangan internasional,

dan (4) teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.

Jean Baptiste Say (1767-1832) merumuskan hipotesis untuk lebih

memperjelas pandangannya, yaitu cost reduction (pengurangan biaya), dimana

nantinya akan membuat biaya produksi turun hingga menjadi nol. Kemudian, semua

barang akan menjadi barang bebas, seperti udara dan air, sehingga dengan

demikian permasalahan ekonomi akan terpecahkan.

John Stuart Mill (1806-1873) membolehkan campur tangan pemerintah

berupa peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat

membawa kearah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik.

Dengan pandangannya itu, setiap aktifitas ekonomi dapat diarahkan kepada sesuatu

yang lebih baik dan lebih pantas.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


3 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ekonomi Islam dan The Great Gap

Sistem ekonomi liberalis-kapitalis ternyata berdampak negatif, yaitu

pendapatan yang tidak merata, peningkatan kemiskinan dan kesenjangan sosial

yang makin melebar. Timbul karena pasar yang bekerja maksimal membuat

persaingan menjadi tidak terhindar. Kompetisi di dalam sistem sosialis adalah hal

yang terlarang, untuk berprestasi dan meningkatkan produktivitas kerja menjadi

menurun. Pada akhirnya sistem sosialisasi tidak mampu mendorong pertumbuhan

ekonomi dengan baik. Fenomena yang terjadi adalah Negara-negara Eropa Timur

yang menerapkan sistem sosialis ternyata mengalami kebangkrutan ekonomi dan

mulai melirik sistem pasar bebas sebagai landasan pembangunan ekonomi.

Josep Schumpeter mengatakan, adanya “Great Gap” dalam sejarah

pemikiran ekonomi selama 500 tahun yaitu masa yang dikenal sebagai the dark

ages. Dalam karyanya, “History of Economis Analysis” , ia menegaskan bahwa

pemikiran ekonomi timbul pertama kali di zaman Yunani Kuno pada abad 4 SM dan

bangkit kembali pada abad ke 13 M ditangan pemikiran skolastik Thomas Aquinas.

Dalam periodisasi sejarah Islam, masa kegelapan Barat tersebut adalah masa

kegemilangan Islam. Suatu hal yang berusaha ditutupi oleh Barat karena pemikiran-

pemikiran ekonomi Islam pada masa ini yang kemudian banyak dijadikan rujukan

oleh para ekonom Barat.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


4 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tradisi dan Praktek Ekonomi Pada Masa
Rasulullah SAW dan Sahabat
Masa Sebelum Islam

Perdagangan merupakan dasar perekonomian bangsa Arab sejak sebelum

Islam datang. Suku Quraisy yang merupakan suku asal Nabi Muhammad Saw dan

pemegang otoritas sebagai penjaga Ka’bah adalah sukuk bangsa Arab yang paling

dominan dan berpengaruh, termasuk dalam kegiatan perniagaan. Dengan statusnya

sebagai penjaga Ka’bah tersebut, suku Quraisy memiliki peluang dan kemudahan

dalam berniaga. Mereka sangat leluasa dan aman untuk melakukan perjalanan

dagang di seluruh kawasan Arab, meskipun di wilayah yang sedang berkecamuk

perang. Hampir seluruh suku bangsa Arab menghormati kafilah-kafilah sukuk

Quraisy, baik dalam bentuk penyediaan izin singgah setiap saat, fasilitas dagang,

maupun jaminan keamanan.

Dalam melakukan transaksi perniagaan, suku bangsa Arab mempunyai

kebiasaan menerapkan sistem ribawi, sebagai berikut:

a. Seseorang menjual sesuatu kepada orang lain dengan perjanjian bahwa

pembayaran akan dilakukan pada suatu tanggal yang telah disetujui bersama.

Apabila pembeli tidak dapat membayar tepat pada waktunya, suatu tenggang

waktu akan diberikan dengan syarat membayar dengan jumlah yang lebih

besar dari pada harga awal.

b. Seseorang meminjamkan sejumlah uang selama jangka waktu tertentu

dengan syarat, pada saat jatuh tempo, peminjam membayar pokok modal

bersama dengan suatu jumlah tetap riba atau tambahan.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


5 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Antara peminjam dengan pemberi pinjaman melakukan kesepakatan

terhadap suatu tingkat riba selama jangka waktu tertentu. Apabila telah jatuh

tempo dan belum bisa membayarnya, peminjam diharuskan membayar suatu

tingkat kenaikan riba tertentu sebagai kompensasi tambahan tenggang waktu

pembayaran.

Masa Rasulullah SAW

Praktek dan Kebijakan Ekonomi Rasulullah SAW :

1. Periode Mekah: Muhammad SAW Sebagai Seorang Pedagang

Dalam melakukan usaha dagangnya, Muhammad SAW menggunakan modal

orang lain yang tidak mampu menjalankan usaha dengan modalnya sendiri

tersebut. Dari hasil mengelola dana tersebut, beliau mendapat upah atau bagi

hasil sebagai mitra. Muhammad SAW sering melakukan perjalanan bisnis

keberbagai negeri, seperti Syiria, Yaman, dan Bahrain untuk mempertahankan

usahanya.

2. Periode Madinah: Muhammad SAW Sebagai Seorang Kepala Negara

Setelah mendapat perintah dari Allah SWT, Nabi Muhammad Saw berhijrah

ke Yatsrib (Madinah). Ia disambut dengan hangat oleh penduduk kota tersebut

dan diangkat sebagai pemimpin mereka. Berbeda pada periode Mekah, Islam

menjadi kekuatan politik pada periode Madinah. Ajaran Islam yang berkenaan

dengan kehidupan masyarakat (Mu’amalah) banyak turun di kota ini. Rasulullah

SAW segera membuang sebagaian besar tradisi dan nilai-nilai yang bertentangan

dengan ajaran Islam dari seluruh aspek kehidupan masyarakat muslim.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


6 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Pembangunan Sistem Ekonomi

Rasulullah SAW merubah sistem ekonomi sesuai yang dijelaskan Al-quran,

adalah sebagai berikut:

a. Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh

alam semesta.

b. Manusia hanyalah khalifah Allah SWT di muka bumi, bukan pemilik yang

sebenarnya.

c. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seizin Allah SWT.

Oleh karena itu, manusia yang kurang beruntung mempunyai hak atas

sebagian kekayaan yang dimiliki manusia lain yang lebih beruntung.

d. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun.

e. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya, termasuk riba, harus

dihilangkan.

f. Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan.

g. Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-orang miskin,

Pendirian Lembaga Baitul Mal dan Kebijakan Fiskal

Rasulullah SAW merupakan kepala Negara pertama yang memperkenalkan

konsep baru di bidang keuangan Negara di abad ketujuh. Semua hasil

penghimpunan kekayaan Negara harus dikumpulkan terlebih dahulu dan kemudian

dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan Negara. Tempat pusat pengumpulan dana itu

disebut bait al-mal yang dimasa Nabi Muhammad SAW terletak di Masjid Nabawi.

Pemasukan Negara yang sangat sedikit disimpan di lembaga ini dalam jangka waktu

yang pendek untuk selanjutnya di distribusikan seluruhnya kepada masyarakat.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


7 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kebijakan moneter

Seperti yang telah dikemukakan bahwa mata uang yang dipergunakan

bangsa Arab, baik sebelum Islam maupun sesudahnya, adalah dinar dan dirham.

Kedua mata uang tersebut memiliki nilai yang tetap dan karenanya tidak ada

masalah dalam perputaran uang. Jika dirham diasumsikan sebagai satuan uang,

nilai dinar adalah perkalian dari dirham, sedangkan jika diasumsikan dinar sebagai

unit moneter, nilainya adalah sepuluh kali dirham.

Tradisi dan Praktek Ekonomi Masa Pemerintah Al-Khulafah Al-Rasyidin

Masa pemerintahan Abu Bakar ash-Shiddiq

Dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan umat Islam, Abu Bakar ash-

Shiddiq melaksanakan berbagai kebijakan ekonomi seperti yang telah dipraktekkan

Rasulullah SAW. Ia sangat memperhatikan keakuratan perhitungan zakat sehingga

tidak terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran. Hasil pengumpulan zakat

tersebut dijadikan sebagai pendapatan Negara dan disimpan dalam Baitul Mal untuk

langsung didistribusikan seluruhnya kepada kaum muslimin hingga tidak ada yang

tersisa.

Masa pemerintahan Umar ibn al-Khattab

Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama sepuluh tahun, Umar

ibn al-Khattab banyak melakukan ekspansi hingga wilayah Islam meliputi Jazirah

Arab, Palestina, Syiria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Karena perluasan

daerah terjadi dengan cepat, Umar ibn al-Khattab segera mengatur administrasi

Negara dengan mencontoh Persia. Administrasi pemerintah diatur menjadi delapan

wilayah propinsi: Mekah, Madinah, Syiria, Jazirah,Basrah, Kufah, Palestina, dan

Mesir. Ia juga membentuk jawatan kepolisian dan jawatan tenaga kerja.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


8 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Masa pemerintahan Utsman ibn Affan

Pada masa pemerintahannya yang berlangsung selama 12 tahun, Khalifah

Utsman ibn Affan berhasil melakukan ekspansi ke wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus,

Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Ia juga

berhasil menumpas pemberontakan di daerah khurasan dan Iskandariah. Dalam

rangka pengembangan sumber daya alam, ia melakukan pembuatan saluran air,

pembangunan jalan-jalan, dan pembentukkan organisasi kepolisian secara

permanen untuk mengamankan jalur perdagangan.

Masa Pemerintahan Ali bin Abi Thalib

Masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib langsung mengambil beberapa

tindakan, seperti memberhentikan para pejabat korup dan mendistribusikan

pendapatan pajak tahunan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Umar ibn

al-Khattab. Ali bin Abi Thalib tetap berusaha untuk melaksanakan berbagai

kebijakan yang mendorong peningkatan kesejahteraan umat Islam. Menurut sebuah

riwayat, ia secara sukarela menarik diri dari daftar penerima dana bantuan Baitul

Mal. Selama masa pemerintahannya, Ali bin Abi Thalib menetapkan pajak terhadap

hasil hutan dan sayuran.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


9 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tradisi dan Praktek Ekonomi Pada Masa
Daulah Islamiyah

Tradisi dan Praktek Ekonomi Masa Daulah Umawiyah

Sejak Bani Umayyah berkuasa, seorang khalifah tidak lagi harus seorang ahli

hukum agama (fuqaha). Dinasti ini mulai memisahkan antara pemegang otoritas

keagamaan dengan pemegang otoritas politik. Urusan agama diserahkan kepada

para ulama, sedangkan urusan politik diserahkan kepada para penguasa. Pada

masa daulah ini, pusat penyelenggaraan administrasi pemerintah berada di

Damaskus, sedangkan pusat aktivitas keagamaan berada di Madinah.

Khalifah Muawiyah ibn Abi Sofyan

Khalifah Muawiyah ibn Abi Sofyan mendirikan dinas pos beserta dengan

berbagai fasilitasnya, menerbitkan angkatan perang, mencetak mata uang, dan

mengembangkan jabatan qadi (hakim) sebagai jabatan professional. Selain itu,

menerapkan kebijakkan pemberian gaji tetap kepada para tentara, pembentukan

tentara professional, serta pengembangan birokrasi, seperti fungsi pengumpulan

pajak dan administrasi politik.

Khalifah Abduk Malik ibn Marwan

Pemikiran yang serius terhadap penerbitan dan pengaturan uang dalam

masyarakat Islam muncul di masa pemerintahan khalifah Abduk Malik ibn Marwan.

Hal ini dilatarbelakangi oleh pihak Romawi agar khalifah Abdul Malik ibn Marwan

menghapuskan kalimat Bismillahirrahmanirrahim dari mata uang yang berlaku pada

2019 Lembaga Keuangan Syariah


10 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
khalifahnya. Permintaan tersebut ditolak, mata uang Islam tersendiri dengan tetap

mencantumkan kalimat Bismillahirrahmanirrahim pada tahun 74 H (659 M) dan

menyebarkan ke seluruh wilayah Islam seraya melarang pemakaian mata uang lain.

Ia juga menjatuhkan hukuman ta’zir kepada mereka yang melakukan pencetakan

mata uang di luar percetakan Negara.

Khalifah Umar ibn Abdul Aziz

Pada masa pemerintahannya, khalifah Umar ibn Abdul Aziz menegakkan

keadilan. Ia pernah membelanjakan seluruh kekayaan Baitul Mal di Irak untuk

membayar ganti rugi kepada orang-orang yang diperlakukan semena-mena oleh

para penguasa sebelumnya. Ia juga melarang tanah garapan agar tidak ada

penguasa lahan. Melarang memungut sewa terhadap tanah yang tidak subur dan

jika tanah tersebut subur, pengambilan sewa harus memperhatikan tingkat

kesejahteraan hidup petani yang bersangkutan.

Tradisi dan Praktek Ekonomi Masa Daulah Abbasiyah

Pada masa Daulah Bani Abbasiyah, pusat pemerintahan Islam dipindahkan

dari Damaskus ke Baghdad. Dalam kurun waktu lebih dari lima abad dinasti ini

berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan

perubahan politik, sosial, dan budaya.

Dalam mengendalikan harga-harga, Khalifah al-Manshur memerintahkan para

kepala jawatan pos untuk melaporkan harga pasaran dari setiap bahan makanan

dan barang lainnya. Jika mengalami kenaikan yang luar biasa, ia memerintahkan

para walinya agar menurunkan harga-harga ke tingkat semula. Disamping itu,

Khalifah al-Manshur sangat hemat dalam membelanjakan harta Baitul Mal.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


11 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumbangan Pemikiran dari Para Pemikir Islam

Pemikiran Ekonomi al-Ghazali

Dari sudut pandang ekonomi, walaupun al-Ghazali terkenal sebagai seorang

ahli di bidang tasawuf, bukan berarti beliau tidak memperhatiakn masalah-masalah

yang lain atau malah meninggalkan keduniawian. Alih-alih meninggalkan

keduniawian, beliau malah walaupun secara tersirat menyebutkan dalam kitab Ihya

Ulum Ad-Din walau tidak secara eksplisit tentang konsep ekonomi. Karena latar

belakang beliau yang mahir dalam dunia tasawuf, maka pemikiran ekonominya pun

banyak diwarnai dengan nilai-nilai ketasawufan.

Pemikiran Ekonomi Ibnu Taimiyah

Negara hendaknya menjadi supervisor moralitas pembangunan untuk

menyadarkan rakyatnya bahwa betapa pentingnya norma moral dan nilai etika

sebagai asas pembangunan dan dapat mewujudkannya dalam kehidupan

perekonomian.

Pemikiran Ekonomi Ibn Khaldun

Ibn Khaldun secara khusus memberikan ulasan tentang harga dalam bukunya

al-muqaddimah pada satu bab berjudul “Harga-Harga di Kota”. Ia membagi jenis

barang menjadi dua jenis, barang kebutuhan pokok dan pelengkap. Menurutnya, bila

suatu kota berkembang dan populasinya bertambah banyak, maka pengadaan

barang-barang kebutuhan pokok menjadi prioritas.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


12 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pemikiran Ekonomi al-Maududi

Islam menerangkan sebuah sistem ekonomi. Akan tetapi bukan berarti islam

telah menerangkan sebuah sistem yang permanen dan lengkap dengan segala detil-

detilnya. Apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh islam berupa landasan dasar atau

peraturan dasar yang bisa membuat kita menyusun sebuah rancangan ekonomi

yang sesuai di setiap masa. Maka, melalui hal yang global tersebut akan terlihat

jelas tujuan dan maksud dari al-Qur’an dan Hadis yang mengatur segala aspek

kehidupan sebagaimana mestinya.

Pemikiran Ekonomi Umar Chapra

Menurut Umar Chapra, ilmu ekonomi konvensional yang selama ini

mendominasi pemikiran ilmu ekonomi modern, telah menjadi sebuah disiplin ilmu

yang sangat maju dan bahkan terdepan. Dampak yang lebih mengagumkan lagi dari

akselerasi perkembangan di Negara-negara industri Barat adalah tersedianya

sumber-sumber kajian yang substansial bagi para pakar untuk membantu program

riset mereka. Lain halnya dengan ekonomi Islam, ilmu ekonomi dengan prespektif

Islam ini baru menikmati kebangkitannya pada tiga atau empat dekade terakhir ini

setelah mengalami tidur panjang pada beberapa abad lalu. Hal ini, dikarenakan

sebagian besar Negara Muslim adalah Negara miskin dengan tingkat pembangunan

ekonomi yang rendah.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


13 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Prinsip Keuangan Syariah
Pengertian Keuangan Syariah

Keuangan syariah merupakan system keuangan yang menjembatani antara

pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui

produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Seluruh transaksi

yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan berdasarkan

prinsip-prinsip syariah. Sistem keuangan syariah didasari oleh dua prinsip utama,

yaitu prinsip syariah dan prinsip tabi’i.

Sistem keuangan syariah yang bebas dari prinsip bunga diharapkan mampu

menjadi alternatif terbaik dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Penghapusan

prinsip bunga ini memiliki dampak makro yang cukup signifikan, karena bukan hanya

prinsip investasi langsung saja yang harus bebas dari bunga, namun prinsip

investasi tak langsung juga harus bebas dari bunga. Perbankan, sebagai lembaga

keuangan utama dalam sistem keuangan dewasa ini tidak hanya berperan sebagai

lembaga perantara keuangan (financial intermediary), namun juga sebagai industri

penyedia jasa keuangan (financial industry) dan instrument kebijakan moneter yang

utama.

Sistem keuangan syariah didasari oleh dua prinsip utama, yaitu prinsip

syariah dan prinsip tabi’i.

Prinsip-prinsip syar’i dalam system keuangan yaitu:

1) Kebebasan bertransaksi namun harus didasari prinsip suka sama suka dan

tidak ada pihak yang dizalimi dengan didasari oleh akad yang sah. Disamping

itu, transaksi tidak boleh dilakukan pada produk-produk yang haram seperti

babi, organ tubuh manusia, pornografi dan sebagainya.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


14 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2) Bebas dari magrib (maysir yaitu judi, gharar yaitu ketidakpastian/penipuan

dan riba yaitu pengambilan tambahan dari hata pokok atau model secara

bathil atau tidak sah).

3) Bebas dari upaya mengendalikan, merekayasa, dan memanipulasi harga.

4) Semua orang berhak mendapatkan informasi yang berimbang, memadai dan

akurat agar bebas dari ketidaktahuan dalam bertransaksi.

5) Pihak-pihak yang bertransaksi harus mempertimbangkan kepentingan pihak

ketiga diberikan hak atau pilihan.

6) Transaksi didasarkan pada kerja sama yang saling menguntungkan dan

solidaritas (persaudaraan dan saling membantu).

7) Setiap transaksi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kemaslahatan

manusia.

8) Mengimplementasikan zakat.

Prinsip-prinsip tabi’i adalah prinsip-prinsip yang dihasilkan melalui interpretasi

akal dan ilmu pengetahuan dalam menjalankan bisnis seperti manajemen

permodalan, dasar da analisis teknis, manajemen cash flow, manajemen risiko dan

lainnya.

Dengan demikian, sistem keuangan syariah diformulasikan dari kombinasi

dua kekeuatan sekaligus, pertama prinsip syar’i yang di ambil dari Al-Quran dan

Sunnah, kedua prinsip tabi’i yang merupakan hasil interpretasi akal manusia dalam

menghadapi masalah-masalah ekonomi seperti manajemen, keuangan, bisnis dan

prinsip-prinsip ekonomi lain yang relevan.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


15 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Konsep Dasar Sistem Keuangan
Fungsi Sistem Keuangan

Sistem keuangan memiliki fungsi yang sangat vital dalam perekonomian

modern. Sistem keuangan berfungsi menyediakan mekanisme pembayaran,

menyediakan dana untuk pembiayaan / kredit, penciptaan alat penukaran (uang),

dan sebagai sarana mobilisasi tabungan. Secara mendasar fungsi sistem keuangan

ada lima, yaitu:

1. Memobilisasi tabungan. Sistem keuangan dapat menciptakan berbagai

instrument yang dapat digunakan untuk memobilisasi dana dalam jumlah kecil

tetapi banyak. Karakteristik pertama sistem keuangan adalah kredibilitas yang

memainkan peran penting. Sistem keuangan yang kredibel akan mampu

mengumpulkan dana masyarakat dengan biaya yang rendah.

2. Mengalokasikan sumber daya. Sistem keuangan dapat berperan sebagai

pengumpul informasi mengenai peluang-peluang investasi secara lebih

efisien sehingga membantu memperbaiki alokasi sember daya. Maka

karakteristik kedua dari sistem keuangan yang berfungsi dengan baik adalah

kemampuan mengumpulkan, mengolah, da menerjemahkan informasi

menjadi alat pengambil keputusan investasi yang terlihat pada pergerakan

harga instrumen keuangan yang mencerminkan kondisi fundamental.

3. Memantau para manajer dan melaksanakan pengawasan perusahaan.

Sistem keuangan dapat berperan dalam melakukan kegiatan monitoring dan

verifikasi tersebut sehingga berdampak positif pada perkembangan investasi

dan efisiensi ekonomi. Karakteristik ketiga dari sitem keuangan yang

berfungsi dengan baik, yaitu rendahnya kasus-kasus penyelewengan oleh

2019 Lembaga Keuangan Syariah


16 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
manajemen perusahaan-perusahaan publik atau perusahaan-perusahaan

yang mendapatkan dana melalui lembaga intermediasi.

4. Memfasilitasi perdagangan, lindung nilai, diversifikasi, dan penggabungan

risiko. Karakteristik empat dari sistem keuangan yang berfungsi dengan baik

adalah kemampuan mendiversifikasi risiko dengan baik.

5. Memfasilitasi transaksi barang dan jasa agar lebih efisien. Sistem keuangan

yang mampu menyediakan fasilitas transaksi dengan biaya yang rendah akan

mendukung pertumbuhan produktivitas ekonomi. Karakteristik kelima dari

sistem keuangan yang berfungsi baik adalah adanya mekanisme transaksi

keuangan cepat, aman, dan biayanya rendah.

Intermediasi Keuangan

Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dana dari unit surplus

ekonomi, baik sector usaha, lembaga pemerintah, maupun individu (rumah tangga)

untuk penyediaan dana bagi unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan

kegiatan pengalihan dana dari unit ekonomi surplus ke ekonomi deficit. Lembaga

intermediasi berperan sebagai intermediasi informasi, intermediasi lokasi, dan

intermediasi mata uang.

Dalam proses intermediasi keuangan unit yang kelebihan dana dimediasi oleh

lembaga keuangan. Pada proses intermediasi keuangan unit yang kelebihan dana

akan menyimpan dananya berdasarkan kebutuhan likuiditas, keamanan,

kenyamanan, kemudahan akses dan operasional lembaga keuangan apakah

berdasarkan syariah atau konvesnsional. Sedangkan bagi pengguna dana

didasarkan pada kebutuhan jangka waktu, jumlah dan prinsip operasional yang

digunakan. Sekuritas primer bisa berbentuk saham, obligasi, dan yang sejenisnya.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


17 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sedangkan sekuritas sekunder bisa berbentuk giro, tabungan, deposito, polis

asuransi, program pensiun, reksadana, dan sebagainya. Bagi umat islam hendaklah

ketika menjadi pihak yang kelebihan dana maupun menjadi pihak kekurangan dana,

lebih memproritaskan memilih lembaga keuangan yang beroperasi berlandaskan

prinsip syariah. Lembaga intermediasi keuangan berdasarkan kemampuannya

menghimpun dana dari masyarakat dapat dikelompokkan kedalam dua golongan,

yaitu lembaga keuangan depository dan lembaga keuangan nondepository.

Lembaga keuangan depository menghimpun dana secara langsung dari

masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) misalnya giro, tabungan atau

deposito berjangka yang diterima dari penabung atau unit surplus. Unit surplus

dapat berasal dari perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga yang memiliki

kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga

keuangan yang menawarkan jasa-jasa seperti ini adalah Bank. Lembaga keuangan

nondepository atau disebut juga Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB) adalah

lembaga keuangan yang lebih terfokus kepada bidang penyaluran dana dan masing-

masing lembaga keuangan mempunyai ciri-ciri usahanya sendiri. Adapun jenis

lembaga keuangan non depository yang ada di Indonesia saat ini antara lain

lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual, lembaga keuangan

investasi, dan perusahaan modal ventura serta perusahaan pembiayaan yang

menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan

konsumen dan kartu kredit.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


18 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Disintermediasi

Disintermediasi merupakan kebalikan dari proses intermediasi.

Disintermediasi berarti proses penarikan dana dari lembaga keuangan oleh

penabung dan meminjamkan dana tersebut kepada peminjam.

Dengan kata lain, disintermediasi merupakan pengalihan dana dari metode

pembiayaan tidak langsung menjadi metode pembiayaan langsung atau semi

langsung.Penabung menarik dana simpanannya di bank kemudian membelikannya

saham, obligasi, atau surat berharga lainnya melalui broker.

2019 Lembaga Keuangan Syariah


19 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Euis Amalia. 2010. Sejarah pemikiran Ekonomi Islam. Gramata.Depok

Soemitra, Andri. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.

Medan:Kencana

Sudarsono, Heri. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Ekonisia

Yaya,Rizal. Martawireja,Aji Erlangga. Abdurahim, Ahim. 2014. Akuntansi

Perbankan Syariah. Jakarta:Salemba Empat

http://mysunsetland.blogspot.com/2016/11/lembaga-keuangan-dan-pasar-

keuangan.html

2019 Lembaga Keuangan Syariah


20 Shinta Melzatia, S.E., M.Ak.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai