Anda di halaman 1dari 6

Titrasi Asam & Basa 57

TITRASI ASAM & BASA MODUL-11


Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Welianto Boboy, SP, M.Sc.
Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic Jl. Prof. Herman
Yohanes Penfui, PO Box 1152 Kupang East Nusa Tenggara Indonesia

A. Tujuan
Mempelajari cara melakukan titrasi sebagai salah satu metode dalam menentukan kadar suatu zat asam atau basa
Menentukan kadar asam dan basa dalam suatu zat larutan dengan menggunakan teknik titrasi
B. Dasar Teori
Titrasi adalah cara analisa tentang pengukuran jumlah larutan yangg dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat
dengan zat yang terdapat dalam larutan lain. Larutan yang diketahui normalitasnya disebut larutan standart, biasanya
dimasukkan dalam buret sebagai zat penitrasi atau titran. Larutan yang akan ditentukan normalitasnya diletakkan
dalam Erlenmeyer dan disebut juga sebagai zat yang dititrasi atau analit.
Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir titrasi terjadi pada saat terjadi
perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat dengan menggunakan zat penunjuk atau indikator. Pada saat itulah
gram ekivalen dari titran sama dengan gram ekivalen dari zat yang dititrasi, dimana jumlah mol asam setara dengan
jumlah mol basa.
Proses penetapan kadar suatu larutan asam dengan larutan standar basa yang diketahui normalitasnya atau
sebaliknya disebut titrasi asam-basa. Titrasi asam-basa terdiri atas :
1. Titrasi asam kuat dengan basa kuat.
2. Titrasi asam kuat dengan basa lemah.
3. Titrasi asam lemah dengan basa kuat.
Asam dan garam dari basa lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-basa. Proses ini dinamakan alkalimetri.
Basa dan garam dari asam lemah dapat dititrasi dengan larutan baku-asam. Proses ini dinamakan asidimetri. Suatu
larutan asam dapat ditentukan kadarnya dengan penambahan larutan standar-basa yang tepat ekivalen dengan jumlah
basa yang ada. Titik di mana saat tersebut tercapai dinamakan titik ekivalen atau titik akhir teoritis, di mana jumlah
asam adalah ekivalen dengan jumlah basa.
Untuk menentukan titik ekivalen ini digunakan indikator asam-basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya
tergantung pH-nya. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi
telah tercapai dan titik tersebut dinamakan titik akhir titrasi.
C. Alat & Bahan
Alat : Bahan :
Statip dan perlengkapannya, buret 50 ml, pipet tetes, labu NaOH 0.1 N, HCl 0.1 N, indikator
erlenmeyer 250 ml, labu takar 250 ml, gelas kimia 250 ml, pipet PP 1%, larutan cuka.
volum 25 ml, pipet tetes
D. Prosedur Kerja

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang
Titrasi Asam & Basa 58
MPLK

Kegiatan 1. Standardisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam klorida (HCl).
1. Isi buret dengan larutan NaOH (sampai tanda batas 50 ml) dengan bantuan corong, kemudian pasang statip
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar D.1.
berikut.
2. Ke dalam labu erlenmeyer, masukkan 25 ml
larutan HCl 0.1 N dan tambahkan 2-3 tetes
indikator pp 1%. Perhatikan Gambar D.1.
3. Titrasi larutan NaOH dari buret ke dalam larutan
HCl dalam erlenmeyer dengan hati-hati sambil
membuka keran pelan-pelan sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna sampai
menjadi merah muda.
4. Baca skala pada buret dan catat volume NaOH
terpakai.
5. Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4
sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 3 ulangan.
6. Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Gambar D.1. Rangkaian Alat Untuk Titrasi
Kegiatan di Lembaran Kerja dan carilah nilai rata-ratanya.
7. Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah Normalitas NaOH (N2) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

V1  N1
V1  N1  V2  N2  N2 
V2

Dimana:

V1 = Rata-rata Volume HCl yang dititrasi N1 = Rata-rata Normalitas HCl yang dititrasi
V2 = Rata-rata Volume NaOH terpakai N2 = Normalitas NaOH

Kegiatan 2. Menentukan kadar asam cuka


1. Ambil 5 ml larutan asam cuka perdagangan dengan pipet, kemudian masukan ke dalam labu ukur 250 mL dan
tambahkan aquadest sampai volume 250 mL.
2. Ambil erlenmeyer 250 mL, kemudian timbang
erlenmeyer tersebut kemudian tanpa diangkat dari
timbangan, re-zero kembali timbangan, lalu pipet
25 mL (gunakan pipet ukur atau pipet volum 25
mL) larutan asam cuka dari dalam labu ukur
masukan ke dalam erlenmeyer yang terdapat
dalam timbangan, kemudian timbang dan catat
hasilnya.
3. Setelah ditimbang, angkat dari timbangan dan
tambahkan 2 tetes indikator pp. Sebelum
melakukan titrasi baca dan catat skala terakhir
volume NaOH terpakai pada buret. Perhatikan
Gambar D.2.
4. Setelah itu, titrasi larutan tersebut dengan larutan Gambar D.2. Rangkaian Alat Untuk Titrasi
baku NaOH sampai tepat terjadi perubahan warna
dan catat volume NaOH yang terpakai.

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang
Titrasi Asam & Basa 59
MPLK

5. Lakukan lagi titrasi sesuai prosedur nomor 2 – 4 sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 3 ulangan.
6. Isilah data pengamatan anda pada Tabel Hasil Kegiatan di Lembaran Kerja dan carilah nilai rata-ratanya.
7. Dengan menggunakan nilai rata-ratanya, hitunglah kadar asam asetat dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

fp  Rerata Volume NaOH Terpakai  Rerata N NaOH  Mr.CH3COOH


Kadar Asam Cuka   100%
Rerata Berat Sampel  1000

Dimana:
250
fP = Faktor Pengenceran =  50 ; Mr CH3COOH = 60
5

Pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian titrasi dan bagaimana cara melakukan titrasi yang tepat.
2. Apa manfaat titrasi dalam analisis kimia ?

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang
Titrasi Asam & Basa 60
MPLK

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Nama / NIM :
Prog. Studi/Semester :
Kelompok :
Judul Praktikum :

Hasil Kegiatan 1. Standarisasi NaOH

No. Volume HCl dititrasi (V1) Volume NaOH terpakai (V2) Normalitas HCl dititrasi (N1)
1. 25 mL ……… mL 0.1 N
2. 25 mL ……… mL 0.1 N
3. 25 mL ……… mL 0.1 N
Rata-Rata 25 mL ……… mL 0.1 N

Menghitung Normalitas (Konsentrasi) NaOH:


V1  N1
V1  N1  V2  N2  N 2 
V2
Dimana:
V1 = Rata-rata Volume HCl yang dititrasi; N1 = Rata-rata Normalitas HCl yang dititrasi
V2 = Rata-rata Volume NaOH yang terpakai; N2 = Normalitas NaOH

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang
Titrasi Asam & Basa 61
MPLK

Hasil Kegiatan 2. Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Larutan Asam Cuka

Volume Larutan Asam Berat Sampel (Larutan Volume NaOH


Konsentrasi
No. Cuka yang dititrasi Asam Cuka) yang yang terpakai
(Normalitas) NaOH
(mL) dititrasi (mL)
1. 25 mL ……………. gram ……… mL 0.1 N
2. 25 mL ……………. gram ……… mL 0.1 N
3. 25 mL ……………. gram ……… mL 0.1 N
Rata-Rata 25 mL ……………. gram ……… mL 0.1 N

Menghitung Kadar Asam Asetat:

fp  Rerata Volume NaOH Terpakai  Rerata N NaOH  Mr.CH3COOH


Kadar Asam Cuka   100%
Rerata Berat Sampel  1000

Dimana:
250
fP = Faktor Pengenceran =  50 ; Mr CH3COOH = 60
5

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang
Titrasi Asam & Basa 62
MPLK

Jawaban Pertanyaan:

Mengetahui Kupang,
Dosen / Teknisi Praktikan

( .................................................. ) ( .................................................. )

Prepared by: Yos F. da Lopes & Welianto Boboy – Prodi MPLK Politani Negeri Kupang

Anda mungkin juga menyukai