Laporan UMKM
Laporan UMKM
AKUNTANSI MANAJEMEN
OBSERVASI UMKM “WEIRDO SOCIETY’
Pembimbing:
Lisa Martiah Nila P, SE., M.Si.Akt
Disusun
Lukman Lucky (C1C018073)
Muhammad Gatra Fikaris (C1C018129)
Obet Refrando Sarumpaet (C1C018194)
Kelas
S1 Akuntansi C 2018
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BENGKULU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan salah satu contoh usaha yang mungkin
sekarang ini banyak kita temukan. Mereka menjalankan usahanya dengan modal yang
seminimal mungkin dan dapat hasil yang lumayan. Mereka juga menganggap bahwa usaha yang
dibangun dari hal terkecil maka akan membuahkan hasil yang lebih baik lagi.
Salah satu contoh usaha mikro kecil dan menengah adalah usaha “Weirdo Society”.
Usaha tersebut didirikan oleh Fikriadi. Alasan beliau kenapa memilih bisnis fashion(pakaian),
karena dia menggemari mendesain gambar atau desain grafis dan menuangkan ide-idenya
tersebut ke dalam pakaian.
Beliau telah mengelola modal untuk usaha tersebut dengan sebaik mungkin. Pendapatan
yang telah didapatkannya selama ini sudah cukup lumayan. Pengelolaan yang cukup baik telah
diterapkan dalam usaha ini. Usaha yang maju akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak.
Selain itu juga dapat memberi peluang yang luas bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan.
Untuk menguraikannya lebih lanjut tentang usaha “Weirdo Society” milik Fikriadi,
laporan ini mencoba untuk membahas tentang bagaimana manajemen pemasaran, manajemen
produksi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen keuangan di usaha kecil dan
menengah tersebut. Adapun judul laporan tugas mata kuliah Akuntansi Manajemen usaha kecil
dan menengah yang diambil untuk membahasnya adalah Laporan Observasi UMKM “Weirdo
Society”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik
suatu perumusan masalah:
Bagaimana manajemen di usaha “Weirdo Society” milik Fikriadi, yang meliputi:
1. Manajemen pemasaran
2. Manajemen produksi
3. Manajemen sumber daya manusia
4. Manajemen keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PROFIL UMKM
Nama UMKM : Weirdo Society
Pemilik UMKM : Fikriadi
Alamat : Jl. Letkol Santoso no.10 RT. 4 RW. 02 Kel. Pasar Melintang
Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu, 38115
Nomor Telepon : 081377609885
Bidang Usaha : Fashion (pakaian)
Tahun Berdiri : 2019
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Usaha Mikro
a. Pengertian usaha mikro
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
b. Kriteria usaha mikro
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
c. Ciri-ciri usaha mikro
Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan
keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai;
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga
keuangan non bank;
Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.
d. Contoh usaha mikro
Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;
Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri pandai
besi pembuat alat-alat;
Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu segmen pasar yang cukup
potensial untuk dilayani dalam upaya meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro
mempunyai karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non mikro, antara
lain :
Perputaran usaha (turn over) cukup tinggi, kemampuannya menyerap dana yang mahal dan
dalam situasi krisis ekonomi kegiatan usaha masih tetap berjalan bahkan terus berkembang;
Tidak sensitive terhadap suku bunga;
Tetap berkembang walau dalam situasi krisis ekonomi dan moneter;
Pada umumnya berkarakter jujur, ulet, lugu dan dapat menerima bimbingan asal dilakukan
dengan pendekatan yang tepat.
Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih banyak usaha mikro yang sulit memperoleh
layanan kredit perbankan karena berbagai kendala baik pada sisi usaha mikro maupun pada sisi
perbankan sendiri.
2. Usaha Kecil
a. Pengertian usaha kecil
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
b. Kriteria usaha kecil
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
c. Ciri-ciri usaha kecil
Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah;
Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah;
Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan
perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP;
Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha;
Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal;
Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.
d. Contoh usaha kecil
Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja;
Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan, industri alat-alat
rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan;
Peternakan ayam, itik dan perikanan;
Koperasi berskala kecil.
3. Usaha Menengah
a. Pengertian usaha menengah
Usaha mikro berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
b. Kriteria usaha menengah
memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
c. Ciri-ciri usaha menengah
Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan
lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian
pemasaran dan bagian produksi;
Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur,
sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek,
pemeliharaan kesehatan dll;
Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat,
NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik.
d. Contoh usaha menengah
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari hampir seluruh sektor
mungkin hampir secara merata, yaitu:
Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah;
Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus
antar proponsi;
Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer buatan.
5. Manajemen Pemasaran
a. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses
pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan
penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen
jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih
baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).
Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang
dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).
Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk
mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di
dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".
b. Konsep Pemasaran
Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan
dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Hal ini secara asasi berbeda dengan falsafah
bisnis terdahulu yang berorientasi pada produk, dan penjualan.
Secara definitif dapatlah dikatakan bahwa: Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis
yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan (Stanton, 1978).
Tiga unsur konsep pemasaran:
Orientasi pada Konsumen
Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Kepuasan Konsumen
c. Strategi Pemasaran STP
Ada tiga elemen dalam strategi pemasaran yaitu segmentation, targeting dan positioning.
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan
targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Setelah pasar
sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada
dasarnya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning biasanya
tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama barang-barang yang tersedia dalam
suatu masyarakat tidak begitu banyak dan persaingan belum menjadi sesuatu yang penting.
Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan sudah sangat sengit.
Segmentasi
Kotler, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses untuk membagi pasar menjadi
kelompok-kelompok konsumen yang lebih homogen, dimana tiap kelompok konsumen dapat
dipilih sebagai target pasar untuk dicapai perusahaan dengan strategi bauran pemasarannya,
sedangkan Murphy, mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses membagi sekeluruhan
pasar (lingkungan) yang heterogen menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan homogen
dengan kebutuhan yang relatif serupa yang diharapkan dapat dipenuhi oleh suatu perusahaan
dengan baik.
Segmentasi pasar membantu perusahaan untuk membuat suatu produk yang spesifik dan
memenuhi kebutuhan sebagian pasar yang menjadi targetnya, sehingga kegunaan segmentasi
pasar untuk desain strategi pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh posisi bersaing yang lebih efektif bagi merek-merek yang ada.
2. Lebih mengefektifkan lagi posisi merek saat ini dengan bertumpu pada pasar yang terbatas.
3. Memisahkan posisi dua atau lebih merek dari perusahaan yang sama untuk meminimalisasi
kanibalisme.
4. Mengidentifikasi gap dalam pasar yang menunjukkan peluang untuk mengembangkan produk
baru.
Segmentasi pasar yang efektif harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Dapat diukur (measureability): menunjukkan bahwa besar daya beli setiap segmen harus dapat
diukur dengan tingkat tertentu, meskipun pada kenyataannya beberapa variabel tertentu tidak
mudah diukur.
2. Dapat dicapai (accessibility): menunjukkan seberapa jauh segmen dapat dijangkau dan dilayani
dengan efektif.
3. Berarti (substantially): suatu kelompok akan pantas disebut segmen apabila cukup besar dan atau
cukup menguntungkan
4. Layak (feasibility): menunjukkan seberapa jauh program-program efektif dapat disusun untuk
menarik minat segmen
Dalam melakukan segmentasi pasar terdapat prosedur yang biasa dilakukan dalam riset
pemasaran, di mana terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Tahap survey
Para peneliti akan mengadakan wawancara dan membentuk tim fokus untuk menambah
pengetahuan tentang motivasi, sikap dan perilaku konsumen dan untuk melakukan hal tersebut
peneliti menyiapkan kuesioner formal untuk mengumpulkan data tentang:
Atribut-atribut produk dan tingkat kepentingannya
Perhatian merek (brand awareness) dan rating merek (brand ratings)
Pola penggunaan produk
Sikap berdasarkan kategori produk
Demografik psikografik dan mediagrafik dari responden
2. Tahap Analisis
Peneliti akan menggunakan analisis faktor terhadap data untuk memisahkan variabel yang
berkorelasi tinggi, lalu dilakukan analisis pengelompokkan untuk menghasilkan segmen-segmen
pasar
3. Tahap Pemberian Profil
Masing-masing kelompok akan diberikan profil yang berhubungan dengan sikap, perilaku,
demografik, psikografik dan kebiasaan konsumsi media
Target (Targeting)
Target (targeting) adalah memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki atau cara
perusahaan mengoptimalkan suatu pasar dan dalam penentuan target pasar perusahaan harus
menggunakan konsep prioritas, variabilitas dan fleksibilitas. Konsep prioritas dipakai karena
perusahaan tidak bisa melayani semua orang dalam satu pasar. Konsep variabilitas digunakan
untuk menghadapi situasi persaingan yang sudah semakin meningkat, karena perusahaan tidak
bisa memberikan pelayanan yang sama kepada semua orang yang usah diprioritaskan. Semakin
sama akan semakin tidak optimal, dan perusahaan dapat optimal dalam melayani orang jika bisa
memberikan lebih banyak variasi. Konsep feksibilitas ada hubungannya dengan variasi tadi
karena semakin fleksibel, suatu perusahaan bisa memberikan variasi tangpa banyak keluar
ongkos tambah.
Posisi (Positioning)
Pengertian positioning diberikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Don E. Schwitz
Positioning adalah bagaimana untuk meningkatkan sekaligus menempatkan produk yang kita
buat terhadap pesaing kita dalam pikiran konsumen, dengan kata lain positioning dipakai untuk
mengisi dan memenuhi keinginan konsumen dalam kategori tertentu
2. Menurut Kotler
Sebuah tindakan dalam mendesain penawaran perusahaan dan image sehingga menciptakan
tempat dan nilai tersendiri dalam pikiran konsumen.
3. Menurut Al Ries dan Jack Trout
Positioning adalah segala sesuatu yang anda lakukan terhadap pikiran dari prospek, dengan kata
lain anda menempatkan produk ke dalam alam pikiran proses anda
4. Menurut David A. Aaker
Positioning merupakan kata lain dari “kesan”, dan kesan itu ditujukan kepada sejumlah obyek
yang membentuk persaingan satu sama lain.
Jadi dapat disimpulkan positioning merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan
dalam mendesain produk-produk mereka sehingga dapat menciptakan kesan dan image tersendiri
dalam pikiran konsumennya sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa strategi penentuan posisi (positioning) untuk menghadapi dunia persaingan adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan posisi menurut atribut: Perusahaan memposisikan diri menurut atribut seperti ukuran,
lama keberadaannya dan seterusnya
2. Penentuan posisi menurut manfaat: Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat
tertentu.
3. Penentuan posisi menurut penggunaan atau penerapan: Memposisikan produk sebagai yang
terbaik untuk sejumlah penggunaan atau penerapan
4. Penentuan posisi menurut pemakai: Memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk sejumlah
kelompok pemakai.
5. Penentuan posisi menurut pesaing: Produk memposisikan diri lebih baik daripada pesaing yang
disebutkan namanya atau tersirat
6. Penentuan posisi menurut kategori produk: Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu
kategori produk
7. Penentuan posisi kualitas atau harga: Produk diposisikan menawarkan nilai terbaik
Menurut Kotler terdapat 4 klasifikasi posisi perusahaan menurut peranannya dalam pasar
sasaran, yaitu:
1. Pemimpin pasar
Perusahaan ini memiliki pangsa pasar terbesar dan biasanya memimpin dalam perubahan harga,
peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intensitas promosi
2. Penantang pasar
Posisi perusahaan ini berada setelah pemimpin pasar atau berada pada posisi kedua. Perusahaan
ini dapat melakukan dua hal, mereka dapat menyerang si pemimpin pasar secara agresif untuk
mendapatkan pangsa pasar (penantang pasar) atau mereka dapat tenang dan tidak menimbulkan
gejolak (pengikut pasar)
3. Pengikut pasar
Perusahaan model ini lebih suka mengikuti daripada menantang pemimpin pasar. Adapun hal-hal
yang ditiru biasanya pada produk, distribusi dan iklan si pemimpin, tetapi meskipun strategi
pemasarannya mengikuti si pemimpin pasar biasanya masih terdapat perbedaan dibanding si
pemimpin pasar seperti harga, kemasan atau selain mengadaptasi kadang-kadang
memperbaikinya.
4. Penceruk Pasar
Alternatif dari pengikut pasar besar adalah pemimpin dalam pasar kecil atau ceruk (niche).
Perusahaan kecil umumnya menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mengarah
pasar kecil yang tidak menarik perusahaan besar dan ide dasar penceruk adalah spesialisasi
d. Bauran Pemasaran 7P
Sebuah usaha sudah pasti menginginkan semua produknya terjual sesuai dengan target yang
direncanakan. Baik itu rencana jangka pendek, mengenah ataupun rencana jangka panjang.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor untuk mencapai tujuan tersebut agar
tercapai sesuai rencana. Meskipun tidak semua aspek berlaku didunia nyata, akan tetapi teori
yang ada bisa dikatakan mewakili berbagai faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran suatu
usaha. Marketing mix (bauran pemasaran) adalah perpaduan dari variabel-variabel interen yang
dapat dikontrol, dimobilisasi untuk mencapai pasar sasaran (segmen) tertentu.
Bauran pemasaran berdasarkan 7P, Ke-7nya adalah sebagai berikut:
Product (Produk)
Produk merupakan komponen utama yang mendasari pemasaran suatu perusahaan. Karena
dibuatnya suatu produk, maka sebuah usaha mempunyai misi bagaimana caranaya produk yang
diproduksi dapat dijual. Akan tetapi produk saja tidak cukup, akan tetapi sebuah produk harus
memiliki kualitas dan kuantitas. Kuantitas berarti dapat memenuhi kebutuhan pasar sedangkan
kualitas adalah produk itu mamapu memuaskan keinginan Customers sebgai pengguna produk
yang kita produksi. Sehingga perusahaan harus mampu memproduksi membuat produk yang
mampu menjawab keinginan pelanggan. Terkait pembuatan produk, maka perusahaan
memerlukan harus bekerjasama dengan bagian informasi perusahaan supaya produksi yang
dilakukan tidak salah sasaran.
Price (Harga)
P yang ke dua adalah Price (harga). Maksudnya adalah harga sebuah produk harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungan tempat produk tersebut dipasarkan. Research pasar perlu dilakukan
agar penetapan harga suatu produk sesuai dengan daya beli lingkungan. Karena tanpa
pertimbangan tersebut bisa jadi suatu produk tidak akan laku dipasaran.
Place (Tempat)
Tempat yang strategis merupakan salah satu kunci suskses pemasaran suatu produk. Terkait
dengan temapat perusahaan harus mamapu memilih lokasi yang mampu dijagkau oleh siapa saja.
Sehingga pelanggan tidak merasa kesulitan untuk menjangkau tempat tersebut. Selain itu sarana
parkir merupakan fasilitas yang tidak boleh ditinggalkan.
Promotion (Promosi)
Promosi merupakan tahapan memperkenalkan suatu produk kepada Customers. Pada tahapan ini
tidak jarang sebuah perusahaan memerlukan pengeluaran yang besar uintuk promosi tersebut.
Promosi mutlak dilakukan oleh sebuah perusahaan, karena meski produk yang dihasilkan
perusahaan memlikiki kuantitas dan kualitas yang memenuhi permintaan pasar, akan tetapi bisa
jasa tidak laku karena produk yang kita buat tidak banyak orang yang mengetahuinya. Pada
kenyataa saat ini teknologi informasi sudah sangat kompleks, sehingga mengenai media promosi
yang diguanakan tentunya disesuaikan dengan target pasar dan kemampuan yang dimiliki
perusahaan untuk melakukan promosi.
People (Orang)
Pada awalnya strategi penjaualan hanya menggunakan 4 prinsip di atas. Akan tetapi dalam
perkembangannya manusia menjadi salah satu strategi yang perlu diperhatikan dalam strategi
pemasaran produk. Manusia bisa menjadi kunci ketika kualitas suatu produk dipengaruhi baik
langsung manupun tidak langsung oleh manusia. Sehingga jaminan kualitas produk
memperhatikan manusia yang ikut andil dalam pembuatan produk tersebut atau bahkan dalam
pendistribusian dan pemasaran secara langsung. Etos kerja serta pelayanan terhadap pelanggan
baik secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk.
Physical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik merupakan salah satu faktor yang tidak harus ada, meskipun suatu perusahan pasti
memiliki bukti fisik dari usaha yang dijalankan. Bukti fisik sebuah usaha bisa dijadikan sebagai
dasar penentuan harga karena terkait untuk menutup pembelian peralatan tersebut.
Process (Proses)
Yang terakhir adalah proses. Proses disisni tidak hanya terbataqs pada pembuatan produk dari
bahan yang mentah samapai barang jadi, akan tetapi dari hilir samapai ke hulu. Dari pen-Supply
bahan baku samapai pada pelanggan yang menikmati hasil produksi perusahaan.
6. Manajemen Produksi
a. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen yang mempunyai
peran dalam mengoordinasi kan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur
kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
b. Aspek-aspek Manajemen Produksi
Aspek-aspek manajemen produksi meliputi;
Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan.
8. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau perusahaan.
b. Aktivitas Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu:
Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber
dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva,
dana harus dikelola seefisien mungkin.
c. Fungsi Manajemen Keuangan
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen keuangan:
Perencanaan keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan
lainnya untuk periode tertentu.
Penganggaran keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
Pengelolaan keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
Pencarian keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
Penyimpanan keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan
dana tersebut.
Pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada perusahaan.
Pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.
Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan sekaligus
sebagai bahan evaluasi
Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai
berikut:
Melakukan pengawasan atas biaya.
Menetapkan kebijaksanaan harga.
Meramalkan laba yang akan datang.
Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja.
d. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian
apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang
manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak
diinginkan.
C. MANAJEMEN PEMASARAN
1. Gambaran Umum Pasar (STP)
a. Segmen Pasar
Pakaian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua kalangan umur dimulai dari
kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Sehingga pakaian merupakan hal yang
sangat diperlukan bagi manusia modern. Produk dari “Weirdo Society” mempunyai segmen
pasar semua kalangan, baik kaum menengah ke bawah maupun menengah ke atas.
b. Target (Targeting)
Produk pakaian “Weirdo Society’ ditargetkan untuk kalangan anak muda. Adapun target pasar
yang ingin dituju “Weirdo Society” yaitu anak-anak dan remaja yang berasal dari Kota
Bengkulu.
c. Posisi (Positioning)
Keunggulan dari produk pakaian “Weirdo Society” ini adalah mempunyai berbagai macam
motif dan sangat trendi sesuai selera kalangan anak muda yang pastinya akan laku di pasaran.
Hal ini dikarenakan harganya yang terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet anak anak,
mahasiswa, dan masyarakat Kota Bengkulu.
e. People (Orang)
Untuk dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung, Si pemilik toko saat
ini bisa menghandle semua pesanannya sendiri dan belum terlalu membutuhkan tenaga kerja,
sehingga menghemat pengeluaran untuk tenaga kerja.
f. Process (Proses)
Proses yang ditampilkan oleh “Weirdo Society” kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk
membeli adalah produknya yang cukup unik dan berbeda dibandingkan dengan produk lainnya
yang sejenis.
D. MANAJEMEN PRODUKSI
1. Produk
a. Deskripsi Produk
Produk Fashion dari “Weirdo Society” salah satunya adalah T-shirt dengan motif dan corak yang
beragam dan sesuai dengan trend anak muda jaman sekarang. Dan produk andalan dari “Weirdo
Society adalah kacamata dari papan skateboard yang sangat unik dibandingkan dengan kacamata
lainnya yang dijual di pasaran. Dan produk lainnya yang dijual ialah sweater, jaket, kaos kaki,
dan produk fashion lainnya. Selain itu keunggulan produk ini ialah murah dan terjangkau oleh
anak muda di kota Bengkulu.
b. Nilai/Manfaat Produk
“Weirdo Society” adalah satu produk fashion yang sangat trendi di kalangan remaja bahkan
anak-anak. “Weirdo Society’ juga merupakan produk asli dari putra Bengkulu.
2. Proses Produksi
Proses produksi dari produk “Weirdo Society’ dilakukan di Bandung, sedangkan desain dan
sebagainya merupakan dari rancangan pemilik yaitu Fikriadi.
.
A. KESIMPULAN
Salah satu contoh usaha mikro kecil dan menengah adalah usaha pakaian “Weirdo
Society” yang didirikan oleh Fikriadi. Alasan beliau kenapa memilih bisnis ini ialah karena
beliau sangat menggemari mendesain grafis hingga menuangkannya dalam produk yang
dijualnya. Untuk nama usahanya sendiri dinamakan “Weirdo Society” selain agar mudah dikenal
dan nama tersebut juga sangat berbeda dibandingkan brand-brand yang menjual produk yang
sejenis.
Lokasi produksi “Weirdo Society” berada di kota Bandung sedangkan lokasi
penjualannya berada di Jl. Letkol Santoso no.10 RT. 4 RW. 02 Kel. Pasar Melintang Kecamatan
Teluk Segara, Kota Bengkulu. Lokasi penjualannya tersebut juga cukup strategis dan mudah
dijangkau oleh masyarakat Kota Bengkulu.
Keunggulan dari produk fashion “Weirdo Society’ ialah motif pakaiannya yang cukup
unik dan sangat berbeda dibandingkan produk yang dijual di toko lainnya. Produk yang dijual
“Weirdo Society” juga harganya cukup terjangkau dan sangat pas untuk ukuran dompet anak
anak, mahasiswa, dan masyarakat Kota Bengkulu.
Fikriadi telah mengelola modal untuk usaha tersebut dengan sebaik mungkin. Pendapatan
yang telah didapatkannya selama ini sudah cukup lumayan. Pengelolaan yang cukup baik telah
diterapkan dalam usaha ini. Usaha yang maju akan menghasilkan keuntungan yang lebih banyak.
Selain itu juga dapat memberi peluang yang luas bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan.
B. SARAN
1. “Weirdo Society” sebaiknya segera mengurus Surat Izin Usaha sehingga ketika UMKM tersebut
telah memilik izin usaha dapat memudahkan untuk mendapatkan modal usaha dan bisa
memperluas usahanya.
DAFTAR PUSTAKA
Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen,
PBFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2005), Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan,
Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai, Cetakan ketiga, PT
Grasindo, Jakarta.
http://brankaseverest.wordpress.com/2012/10/05/strategi-pemasaran-7p/ diakses pada tanggal 06
April 2014.
http://erdiasa38e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2012/03/06/strategi-pemasaran-stp/ diakses pada
tanggal 06 April 2014.
http://hendrausahakecil.blogspot.com/ diakses pada tanggal 26 Maret 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_keuangan diakses pada tanggal 10 April 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_produksi diakses pada tanggal 10 April 2014.
http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf diakses pada
tanggal 26 Maret 2014.