Anda di halaman 1dari 5

Khotbah

Ujian Iman

Matius 15:21-28

Setiap kita yang sedang atau pernah mengikuti suatu pendidikan, pasti pernah mengalami yang namanya
ujian. Ujian-ujian yang dilaksanakan berguna untuk mengukur tingkat iq kita, dan bahkan sebagai syarat
mutlak sebelum kita naik ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Dan yang namanya ujian itu pasti tidaklah
menyenangkan, karena kita harus menghafal lagi semua pelajaran-pelajaran sampai larut malam, kita juga
harus selesaikan tugas-tugas yang diberikan, dan bahkan kita juga harus cape-capean mempersiapkan
catatan-catatan kecil sebagai contekan yang kadang bukanlah jawaban dari soal-soal ujian kita. Betulkan?

Saudara-saudaraku, bukan hanya dalam kehidupan pendidikan atau dunia saja ada yang namanya
ujian, bahkan dalam kehidupan kerohanian kitapun mendapatkan suatu ujian, yakni ujian iman. Dalam
pembacaan kita ini dicatat bahwa Yesus sedang menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon setelah Ia bersoal
jawab dengan beberapa orang Farisi dan ahli Taurat. Dicatat dalam Markus7:24-30 bahwa Yesus tidak mau
diketahui oleh orang lain perihal kedatangan-Nya. Namun sekalipun demikian ternyata kedatangan Yesus
tidak bisa dirahasiakan karena ke mana pun Yesus pergi, Dia akan selalu menjadi fokus perhatian banyak
orang. Dan kedatangan-Nya itupun diketahui oleh seorang perempuan Kanaan yang mempunyai seorang
anak yang sedang kerasukan setan. Kisah ini sangat menarik mengingat perempuan ini adalah seorang
Kanaan (golongan kafir) yang bagi orang Yahudi tidak layak untuk bergaul dengan orang-orang Yahudi.
Namun iman yang diperoleh dari keberanian dan ketabahan perempuan ini dalam menghadapi tantangan
atau ujian, mendapat pujian dari Yesus dan bahkan apa yang diinginkannya akhirnya didapatkannya.

Sebagai orang-orang Kristen, kita harus mengalami ujian iman untuk mendapatkan suatu hasil yang
memuaskan.

Apa sajakah ujian iman yang harus kita alami?

Ujian iman yang harus kita alami ditunjukkan dari sikap-sikap Tuhan Yesus Kristus kepada
perempuan Kanaan seperti yang tertulis dalam Matius 15:21-28, yakni:

1. Ketika Tuhan seolah-olah terdiam (ayat 23)

Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada tidak dipedulikan oleh seseorang yang sangat kita harapkan
mampu menolong kita. Ketika kita sudah berharap sepenuhnya kepada orang tersebut namun orang orang
itu sama sekali tidak memberi perhatian, hal itu akan sangat mengecewakan. Hal yang sama dialami oleh
perempuan Kanaan ini. Dia datang kepada Yesus dengan harapan yang besar bahwa Yesus akan
menolongnya. Namun apa yang diperoleh tidak sesuai dengan harapannya. Yesus tidak menjawabnya
sama sekali. Suatu keadaan yang sangat menyakitkan. Tapi sikap perempuan ini sangat mengagumkan, dia
tidak undur sedikitpun. Ini merupakan satu sikap yang patut diteladani oleh semua orang.
Ketika Tuhan seolah-olah tidak berbicara apa-apa, seolah-olah tidak mendengar sama sekali seruan kita
dalam kesesakan kita, seolah-olah Tuhan tidak mau menolong kita, jangan menyerah, teruslah berseru
kepada-Nya. Dalam keterdiaman-Nya, Tuhan sedang memproses ketekunan dan pengharapan kita. Tuhan
sedang mengajar kita untuk terus memandang dan berharap kepada-Nya. Melalui proses diam, kualitas
iman kita sedang diperbaiki. Apakah dalam keadaan yang sepertinya Tuhan tidak menolong, kita masih
tetap berharap dengan iman atau kita menjadi undur dari Tuhan? Ingatlah saudaraku, ketika Tuhan seolah-
olah terdiam terhadap seruan kita, ketahuilah kita sedang mengalami ujian iman.

2. Ketika Tuhan seolah-olah menolak kita (ayat 24-25)

Ketika Tuhan tidak memberi jawaban/respon dan murid-murid berusaha mengusirnya, perempuan ini
tetap berharap penuh kepada Yesus dan dia tidak berbalik pulang dengan kekecewaan. Dia terus berada di
tempat itu. Akan tetapi ujian iman selanjutnya harus dilalui oleh perempuan ini. Kali ini Yesus membuka
suara namun bukan suatu pernyataan yang diharapkan oleh perempuan ini, karena kalimat yang diucapkan
Yesus bernada penolakan. Yesus mengatakan bahwa Dia diutus tidak untuk orang-orang di luar Israel.
Suatu penantian dan pengharapan yang lagi-lagi menyakitkan. Seolah-olah Yesus menolak memberikan
pertolongan. Kembali perempuan ini memperlihatkan sikap yang sangat mengagumkan. Dia tidak putus
asa, sebaliknya dia malah semakin mendekat dan menyembah Yesus. Dia lebih merendahkan dirinya
dengan pengharapan yang besar.

Terkadang kita merasa ditolak Tuhan dan sepertinya Tuhan memalingkan wajah dan tidak memberi
pertolongan sama sekali ketika kita sedang dalam tekanan. Namun dalam keadaan seolah-olah Tuhan
menolak kita dan semua jalan keluar dari masalah kita sepertinya ditutup, jangan pernah menyerah!
Karena dalam keadaan seperti ini, Tuhan sedang menguji kesabaran kita dan kesabaran itu akan
membuahkan hasil yang sangat indah. Amsal menuliskan, “Orang yang sabar melebihi seorang
pahlawan, ....” (Amsal 16:32)

3. Ketika Tuhan seolah-olah merendahkan dan mempermalukan (ayat 26-27)

Ujian iman ketiga yang dilalui oleh perempuan Kanaan ini adalah direndahkan dan dipermalukan. Matius
mencatat bahwa ketika perempuan ini semakin mendekati Yesus dan menyembah, Yesus menjawab
bahwa tidak patut memberikan makanan anak-anak kepada anjing. Dikatakan sebagai anjing tentu bukan
hal yang menyenangkan sebaliknya itu akan sangat menyakitkan. Akan tetapi perempuan ini tetap
bertahan dan tidak menyerah, dia membenarkan apa yang dikatakan Yesus, dan semakin merendahkan
dirinya di hadapan Yesus. Suatu sikap yang sangat menakjubkan dan mengagumkan sehingga Yesus pun
memberi pujian. Dan imannya yang besar itulah yang menyembuhkan anaknya seketika itu juga. Iman yang
diperoleh melalui berbagai ujian yang cukup berat.

Seringkali sebagai anak-anak Tuhan, kita mengalami situasi di mana kita merasa sangat dipermalukan dan
sangat direndahkan. Jangan berputus asa dan kehilangan harapan. Yesus tidak sedang mempermalukan
kita, sebaliknya Dia sedang menguji ketabahan, kesetiaan dan kerendahan hati kita. Ujian kerendahan hati
adalah ujian yang paling berat. Tetapi jika kita berhasil melaluinya, kita akan memperoleh hasil yang luar
biasa, seperti perempuan Kanaan itu.
Penutup:

Saudaraku, mungkin kita pernah mengalami hal seperti ini, didiamkan, ditolak dan direndahkan, tapi
jangan pernah putus asa tetaplah setia dan berharap kepada-Nya karena Tuhan tidak akan membiarkan
kita tertekan oleh masalah terus menerus. Sabar dan pujilah Dia karena Ia sedang menuntun kita kepada
rencana-Nya yang besar. Jawaban akan kita terima pada waktu yang tepat karena Tuhan tidak mengenal
kata “terlambat.” Tetaplah setia dan berharap kepada-Nya dan kita akan terheran-heran melihat apa yang
Tuhan lakukan. Amin

[
Mencari Tuhan Dengan Motivasi yang Benar

Yesaya 55:1-13

Dalam pembacaan kita malam ini, konteks yang ingin disampaikan kepada kita ialah mengenai
seruan/perintah untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan. Artinya bahwa Tuhan Allah
menuntut respons segera yang benar dari kita sebagai umat-Nya terhadap seruan/perintah tersebut. Dan
kita dapat merespon seruan untuk turut serta dalam keselamatan yang dari Tuhan tersebut dengan cara
mencari-Nya (ayat 6).

Oleh karena itu, sebagai orang-orang percaya maka kita harus mencari Tuhan dengan Motivasi yang
benar. Mengapa kita harus mencari Tuhan dengan motivasi yang benar? Kita harus mencari Tuhan dengan
motivasi yang benar karena kebenaran-kebenaran yang tertulis dalam Yesaya 55:1-13, yakni:

I. Karena Tuhan rindu bersekutu dengan kita (Ayat 3c).

Para Opsir dan rekan-rekan kadet, ayat ini ingin menyatakan kepada kita bahwa ketika kita
membangun persekutuan dengan Tuhan, maka Tuhan akan dekat dengan kita . Dan tanpa kita minta pun,
Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. Oleh karena itu, carilah Tuhan, karena Dia rindu hendak
mengikat perjanjian abadi dengan kita. Mungkin saat ini kita merasa kurang nyaman dengan hati dan
pikiran kita sehingga membuat kita putus asa maka carilah Tuhan karena Tuhan juga rindu agar kita
bersekutu dengan-Nya. Dia sedang menanti kita supaya kita juga menerima janji-janji-Nya dalam hidup
kita.

II. Karena Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita (ayat 8).

Tuhan punya rencana yang indah bagi kita. Bagi orang yang benar-benar setia mencari Tuhan, Tuhan
dekat padanya. Yeremia 29:11 berkata “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada
pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Oleh karena itu
kalau kita butuh damai sejahtera, nas ini adalah jawabannya. Tuhan Allah ingin anak-anak-Nya sukses.
Tuhan tidak merancang kita jadi orang orang Kristen yang miskin, yang menderita, yang mudah menyerah,
yang gagal terus, sakit-sakitan, tetapi Tuhan ingin supaya kita berhasil. Kalau kita tidak berhasil atau kita
selalu mengalami masalah berarti kitalah yang perlu mengoreksi diri kita sendiri. Jadi, carilah Tuhan karena
ada rencana indah yang ia sediakan bagi kita.

Kesimpulan:

Akhirnya saudaraku, carilah Tuhan dengan motivasi yang benar karena Tuhan rindu bersekutu
dengan kita, dan karena Tuhan memiliki rencana yang indah bagi kita. Amin
Apa itu komunikasi?

Pengertian Komunikasi adalah suatu aktivitas penyampaian informasi, baik itu pesan, ide, dan gagasan, dari
satu pihak ke pihak lainnya. Biasanya aktivitas komunikasi ini dilakukan secara verbal atau lisan sehingga
memudahkan kedua belah pihak untuk saling mengerti.

Anda mungkin juga menyukai