Dosen Pengampu :
Dra. Zuhriah, MA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
Ilmu Komunikasi-3 / Semester III
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga makalah yang berjudul “Dence and Helical Model” dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................iii
A. Latar Belakang...........................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.....................................................................................iii
C. Tujuan Penyusunan...................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………1
ii
C. Kelebihan dan Kekurangan Dance Helical Model...................................5
A. Kesimpulan..................................................................................................6
B. Saran............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruben dan Stewart ketika menulis kritis tentang The Evolution of Communication Theory
dan Standard Model of Communication keluaran tahun 1960 mengemukakan bahwa evolusi teori
komunikasi telah terjadi sejak awal, di mana sejak tahun 1960 sistem komunikai menampilkan
enam komponen yang berpola satu arah. Sejak model itu diperkenalkan, maka banyak orang
berkeyakinan bahwa model ini tidak dapat dipisahkan dari model pemerosesan informasi.
Setelah beberapa tahun kemudian model itu tidak dapat dipisahkan dari model pemrosesan
informasi. Setelah beberaapa tahun kemudian model ini berubah karena ada dua tambahan
komponen lagi yaitu: feedback (yang menekankan pada komunikasi dua arah) dan bidang
pengalaman (field of experience), sementara itu pandangan tentang saluran juga diperluas dengan
memasukkan konsep media. perubahan ini sebenarnya merefleksikan kondisi ekonomi pada
iii
waktu itu, jadi mereka berkesimpulan bahwa telah terjadi evolusi selama kurun waktu tertentu,
buktinya kini karakter teori komunikasi mulai meluas ke berbagai studi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang diatas yaitu sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Dance and Helical Model?
2. Apa saja sifat-sifat dimensi Dance and Helical Model?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Dance and Helical Model?
C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan penyusunan yang dapat disimpulkan dari rumusan masalah diatas yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui serta memahami yang dimaksud dengan Dance Helical Model
2. Untuk mengetahui sifat-sifat dari Dance and Helical Model
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Dance and Helical Model
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dance Helical Model
Pada tahun 1967, Frank Dance mengembangkan model komunikasi yang melingkar-piral
(helical spiral). Model komunikasi Dance secara substansi berbeda dengan pendekatan
sebelumnya pada model-model komunikasi yang diperkenalkan pada decade 1950-an. Model
komunikasi Dance mengasumsikan tentang ide bahwa komunikasi merupakan proses yang
kompleks dan evolusioner. France menjelasakan sebagai berikut.1
“Jika komunikasi dilihat sebagai sebuah proses, kita dipaksa untuk mengadopsi sebuah
ujian dan instrument ujian tersebut merupakan tantangan dari sesuatu yang bergerak,
sesutau yang berubah ketika kita sedang mengujinya” (Dance dalam Ruben dan Stewart,
1988:33)
Komunikasi ditandai sebagai aktivitas yang terus berjalan dan kumulatif antara individu
yang terlibat, yang kadang menjadi sumber dan pada saat lain menjadi penerima. Model
komunikasi melingka- spiral dari Dance ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa untuk
memahami bagaimana komunikasi bekerja, seseorang perlu melihat lebih dari pesan dan
salurannya menuju makna di mana individu terlihat dalam kata dan tindakan yang mereka
lakukan.
Dance menggambarkan komunikasi sebagai proses dinamis melalui proses Helix.
Menurut Mortensen, helix ini merupakan cara untuk menggambarkan dinamika komunikasi
yang terus berkembang dalam diri seseorang sejak ia lahir sampai sekarang. Menurut Dance,
model Helix seolah ingin memberikan kesaksian bahwa pada suatu saat komunikasi bisa
bergerak ke depan, pada saat lain ia kembali dengan sendirinya karena dipengaruhi oleh
perilaku masa lalu. Dinamika komunikasi ke depan dan ke belakang ditunjukkan oleh
besaran pengaruh melalui kurva. Meskipun perlahan namun model Helix secara bertahap
dapat membebaskan seseorang dari distorsi pada tingkat yang lebih rendah. Model
komunikasi Helix menawarkan proses komunikasi yang lebih fleksibel.2
1
Fajar Junaedi dan Filosa Gita Sukmono, Komunikasi Kesehatan: Sebuah Pengantar Komperhensif,
(Kencana: 2018), hal.76
2
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Kencana: 2011), hal.89
1
Frank Dance memikirkan proses komunikasi yang mirip dengan Helix yang mirip yang
bergerak turun dan naik (menari). Model tari menekankan kompleksitas komunikasi. Dia
tertarik pada sifat evolusi proses komunikasi. Menurut dia, begitu komunikasi di mulai, ia
berkembang secara bertahap sesuai waktu. Model ini tidak sesuai dengan konsep tradisional
linearitas dan konsep komunikasi lingkaran Indonesia. Sebab, komunikasi menekankan sifat
yakni Helix Spiral dan proses. Menurut Frank Dance, komunikasi membantu memperluas
sifat dan konteks komunikasi lebih lanjut.komunikasi memiliki awal yang sangat sederhana
dan meluas seiring waktu dan konteks.3
3
Lahyanto Nadie, Media Massa dan Pasar Modal, (Media Center: 2018), hal 30.
2
B. Sifat-Sifat Dimensi Dance dan Helical Model
3
Dance mengggaris bawahi sifat dinamik dari komuikasi. Ia menemukan tiga hal yang
disebutnya “diferensiasi konseptual kritis” (critical conceptual differentiation) yang membentuk
dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri dari:4
1. Dimensi Level Observasi
Dimensi pertama adalah level observasi (level of observation). Menurutnya beberapa
definisi mengenai komunikasi bersifat sangat luas (inclusive) sementara define lainnya
bersifat terbatas.
Dimensi Level Observasi adalah proses yang menghubungkan suatu aspek kehidupan dengan
aspek lainnya
Kelebihan:
Menilai keefektifan komunikasi yang sangat luas (berhasilnya pertukaran ide)
Kekurangan:
Tidak memiliki penilaian implicit (keberhasilan dan keakuratan data)
Contoh:
Mengirim pesan militer melaluii telepon atau kurir.
2. Dimensi Kesengajan
Dimensi kedua adalah kesengajaan (intentionally). Sebagian definisi mengenai
komunikasi yang dikemukakan para ahli hanya memasukkan faktor pengiriman dan
penerimaan pesan yang memiliki kesengajaan atau maksud tertentu (purposeful); sementara
definisi lain tidak memasukkan batasan ini.
Defenisi berikut ini merupakan contoh definisi yang memamasukkan faktor kesengajaan
atau maksud tertentu misalnya adalah;
“Those situations in wich a source transmits a message to a receiver with conscious
intent to affect the latter’s behaviours”.
“Situasi di mana sumber mengirimkan pesan kepada penerima dan sengaja untuk
mempengaruhi tingkah laku penerima).
Sedangkan definisi yang tidak memerlukan kesengajaan atau maksud tertentu misalnya:
“It is a process that makes common to two or several what was the monopoly of one or
some”
4
https://www.scribd.com/document/429309475/model-komunikasi-ekef-docx diakses pada tanggal 7
Januari 2021 pukul 17.30 WIB
4
“Komunikasi adalah proses yang membuat dua atau beberrapa orang memahamiyang
menjadi monopoli satu atau beberapa orang lainnya”
Kesimpulan dari definisi-definisi di atas ialah, Dimensi Kesengajaan merupakan situasi
di mana sumber mengirimkan pesan kepada penerima dengan sengaja untuk mempengaruhi
tingkah laku penerima.
Kelebihan:
Pesan cepat tersampai ke komunikan
Kekurangan:
Belum tentu ditanggapi dengan baik oleh masyarakat
Contoh:
Iklan susu dengan menggunakan model yang cantik.
3. Dimensi Penilaian Normatif
Sebagian definisi mengenai komunikasi memasukkan pernyataan keberhasilan atau
keakuratan (accuracy) sedangkan definisi lainnya tidak memiliki tidak memiliki penilaian
implisit semacam itu. Definisi berikut, misalnya menganggap proses komunikasi selalu
berakhir dengan kesuksesan.
Misalnya:
“Communication is the verbal interchange of a thought or idea”.
Asumsi dari definisi tersebut adalah pemikiran atau gagasan itu selalu berhasil
dipertukarkan. Definisi lainnya, sebaliknya, tidak menilai hasil komunikasi itu akan berhasil
atau tidak.
Mislanya:
“Communication is the transmission of information”.
Di sini terjadi pengiriman informasi, namun pengiriman itu tidak harus berhasil (diterima
atau dipahami).
Dimensi Penilaian Normatif adalah mengenai komunikasi yang memasukkan pernyataan
yang mengandung keberhasilan dan keakuratan.
Kelebihan:
Memasukkan pernyataan keberhasilan dan keakuratan sehingga bisa dipercaya.
Kekurangan:
Tidak memperdulikankeefektifan komunikasi
5
Contoh:
Dosen mengajar di kelas.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan berakhirnya pemaparan materi mengenai arti penting pers dan kebebasan pers di
Indonesia pada makalah ini, tentu penyusun mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
agar menuai informasi dan materi yang lebih luas lagi terkait materi ini. Maka dari itu,
penyusun menyarankan kepada pembaca untuk menambah bahan bacaan guna lebih mengerti
terkait materi ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Fajar Junaedi dan Filosa Gita Sukmono, Komunikasi Kesehatan: Sebuah Pengantar
Komperhensif, (Kencana: 2018),
Lahyanto Nadie, Media Massa dan Pasar Modal, (Media Center: 2018)