2718 7345 1 PB
2718 7345 1 PB
http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/ijsse
E-ISSN: 2655-6278 P-ISSN: 2655-6588
ABSTRACT:
This research is to find out the foundation of educational anthropology and its implications for
Indonesia's national development. This article was compiled using a literature study approach,
starting from studying theories relevant to anthropology in education, and then reviewing them.
Based on studies conducted, obtained by anthropologists with an important role in building the
country, studies ofanthropologists as a basis for the government in the development of development
policies especially in the development of education, education and socialization in education in
Indonesia. this is so that there is no conflict and social inequality in community life.
Keywords: Educational foundation; Educational anthropology; Multicultural education
ABSTRAK:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui landasan antropologi pendidikan dan implikasinya terhadap
pembangunan nasional Indonesia. Artikel ini disusun menggunakan pendekatan studi kajian literatur,
dimulai dari mengkaji teori-teori yang relevan dengan landasan antropologi dalam pendidikan,
kemudiaan dilakukan telaah. Berdasarkan kajian yang dilakukan, diketahui bahwa para antropolog
memainkan peran penting dalam membangun suatu negara, kajian-kajian para antropolog digunakan
sebagai landasan bagi pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan-kebijakan pembangunan
khusunya dalam pembangunan bidang pendidikan, pentingnya latar sosial antropologi diwujudkan
dalam landasan pendidikan di Indonesia ini agar tidak terjadinya konflik dan ketimpangan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat.
Kata kunci: Landasan pendidikan; Antropologi pendidikan; Pendidikan multikultural
ARTICLE HISTORY: Submitted: Januari 9th 2020; Accepted: January 19th 2020; Published: January 31st 2020
PLEASE CITE AS: Satria, R., Hanum, N. A., Shahbana, E. B., Supriyanto, A., & Ulfatin, N. (2020). Landasan
Antropologi Pendidikan dan Implementasinya Dalam Pembangunan Indonesia. Indonesian Journal of Social
Science Education (IJSSE), 2(1), 49-65. doi:http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v2i1.2718
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
50 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
dalam mencapai tujuan pendidikan. Jika saing, inovatif, dan dinamis; 3) Peningkatan
transformasi kebudayaan dilepas dalam konektivitas dan kerja sama sektoral; 4)
proses pendidikan hanya akan menuai ASEAN yang tangguh, inklusif, serta
kepunahan terhadap kebudayaan tersebut. berorientasi dan berpusat pada masyarakat;
Kajian antropologi memudahkan akses dan 5) ASEAN yang global (Kemlu.go.id,
dari proses kegiatan belajar peserta didik 2019).
untuk tetap dapat menanamkan Dinamika perubahan global patut
kebudayaan ke dalam individu peserta menjadi bahan pertimbangan dalam
didik, seperti halnya pengembangan memajukan masyarakat Indonesia ke arah
kurikulum dalam penerapan muatan lokal di yang lebih baik. Adapun Cetak Biru
sekolah harus ditinjau terlebih dahulu Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
melalui kajian antropologi agar sesuai menjadi suatu tantangan, harapan, dan
dengan kondisi peserta didik sehingga juga peluang dalam mengupayakan
membantu guru lebih baik dalam proses sinergitas antara antropologi dan
pembelajarannya. Septiarti, Hanum, pendidikan di Indonesia. Langkah ini
Wahyono, Astuti, & Efianingrum (2017) merupakan suatu keharusan agar
menguraikan yang dikaji dalam dalam menghasilkan lulusan yang terampil dan
sosio-antropologi pendidikan meliputi: 1) kompetitif dalam memperkuat inisiatif
pendidikan kebudayaan; 2) pendidikan di ekonomi bangsa (Sumilih, 2015).
dalam kebudayaan; dan 3) pendidikan Contoh kasus tentang interpretasi
lintas kebudayaan. Jelaslah bahwa landasan gejala sosial dan budaya pada
antropologi memberikan kontribusi dalam permasalahan kesehatan masyarakat
berbagai bentuk strategi dan kebijakan Papua. Masyarakat disana memiliki tafsiran
dalam disiplin ilmu pendidikan, terutama yang berbeda tentang pola kesehatan
dalam pembangunan Indonesia di masa dimana mereka memandang bahwa
depan. penyakit bersumber dari penyebab
Perspektif antropologi dalam naturalistik (alami) dan di sisi lain
pembangunan Indonesia diarahakan untuk disebakan oleh penyebab magis
membangun masyarakat dan peradaban (supernatural), meliputi faktor persepsi
manusia. Tentunya, masyarakat itu sendiri tentang penyakit, pengalaman mediasi
akan menjadi subjek dan objek dalam degnan tabib, pengetahuan keluarga dan
pembangunan tersebut. Kebudayaan keterampilan terapi, biaya perawatan dan
berfungsi sebagai culture value pada proses jaminan terhadap jenis perawatan. Hasil
pembangunan agar sesuai dengan tatanan temuan yang diperoleh mengindikasikan
dalam masyarakat. Melihat berbagai kondisi Masyarakat Papua relatif bergantung pada
di atas menarik untuk dikaji, merujuk pada faktor magis (Djoht, 2002; Dumatubun,
Pertemuan ke-38 ASEAN Economic 2002). Jika dikaji lebih mendalam bahwa
Ministers Meeting (AEM) di Kuala Lumpur dengan mengintegrasikan ilmu antropologi
bahwa adanya kesepakatan bersama dari dalam kurikulum pendidikan kesehatan di
Negara anggota ASEAN tentang Cetak Biru lingkungan masyarakat Papua dapat
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2025 membantu mengatasi permasalahan
yang dibangun di atas Cetak Biru MEA 2015 tentang pola pengobatan kesehatan yang
meliputi lima karakteristik yang saling modern terhadap masyarakat,
terkait, yaitu: 1) ekonomi yang terpadu dan pembangunan konsepsi kesehatan dan
terintegrasi penuh; 2) ASEAN yang berdaya peningkatan keterampilan staf medis serta
51 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
53 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
55 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
56 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
dalam proses belajar, serta juga terlibat juga memengaruhi terhadap perbedaan
dalam penilaian hasil belajar. Pada pemahaman kebudayaan masyarakat
hakikatnya, didalam masyarakat akan tersebut baik dalam ide-ide atau pola
sangat merasa senangjika dilibatkan dalam perilaku masyarakatnya. Kemudian
kegiatan pendidikan dan dengan suka rela perbedaan tersebut juga memengaruhi
akan menyumbang atau membantu sistem nilai dalam masyarakat yang juga
menyediakan sarana dan prasarana yang akan memengaruhi proses pendidikan.
diperlukan Pada umumnya, sistem nilai dari
Salah satu studi kasus yang terjadi di kebudayaan suatu masyarakat bersifat
SD di salah satu desa di Jawa Timur, abstrak sehingga upaya pendidikan yang
dimana gedungnya masih belum berdiri berfungsi mewariskan dan melestarikan
sendiri atau numpang dengan rumah sistem nilai oleh suatu masyarakat/bangsa
warga. Namun ada suasana mengharukan tidaklah dapat di lepaskan dari sistem nilai
sekaligus mengherankan bahwasannya yang dianut oleh latar masyarakat.
masih adanya partisipasi masyarakat yang 5) Antropologi dalam Pembangunan
sangat besar terhadap berkembangnya Indonesia
sekolah tersebut. Kursi dan meja belajar
yang digunakan oleh sekolah tersebut Ilmu antropologi di Indonesia telah
merupakan buah hasil karya masyarakat berkembang dalam beberapa tahun
yang dikerjakan dengan gotong royong terakhir ini, akan tetapi bagaimana
dan ikhlas meskipun masih tampak kasar peranan disiplin ilmu tersebut dalam
hasilnya. Pemilik rumah yang menjadikan pembangunan Indonesia, inilah yang
gedung tersebut sebagai gedung sekolah menjadi sebuah pertanyaan bagi para
dengan suka rela dan ridho untuk berdiam antropolog-antropolog Indonesia untuk
diri dibagian belakang, meskipun pada menjawab tantangan dan keluhan dalam
hakikatnya rumah tersebut tidak layak memanfaatkan ilmunya bagi pembangunan
dijadikan sebagai tempat belajar. Suatu hal Indonesia.
yang menarik yang dilakukan masyarakat Para antropolog harus bisa menguasai
setempat, yaitu dengan menyediakan cakupan pengetahuan paradigma
makan setiap harinya untuk disajikan antropologi sosiokultural dengan berbagai
kepada guru yang mengajar disekolah literatur nasional dan internasional, dan
tersebut. Jika dibandingkan dengan teori-teori dalam pembangunan secara
gedung sekolah yang megah dengan umum, disamping itu juga mereka harus
menggunakan pagar yang tinggi, mengikuti dan memahami kebijakan-
memperlihatkan suasana gedung sekolah kebijakan yang diimplementasikan dalam
yang seram sehingga masyarakat pembangunan Indonesia. Objek kajian
setempat enggan dan segan untuk para antropolog secara tradisional banyak
berpartisipasi didalam lingkungan tersebut. berasal dari bahan kajian terhadap
Dengan adanya lingkungan kelompok-kelompok masyarakat primitif
mempengaruhi terhadap perbedaan dikarenakan para peneliti berasal dari
geografis dan sosiokultural dalam bangsa Eropa dan Amerika yang mana
masyarakat seperti halnya letak daerah mereka mempelajari dan mengamati
yaitu: daerah pantai, daerah pegunungan, tentang kebudayaan dari masyarakat
daerah tropis, derah subtropis, daerah lainnya yang berbeda dengan tataran
subur, daerah tandus, dan lain sebagainya budaya di komunitas kehidupannya.
59 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
60 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
bermasyarakat. Senada dengan apa yang sekolah dan pendidikan (Ninsiana, 2016).
dipaparkan Presiden RI dalam program
Adapun pemetaan lulusan pendidikan
Revolusi Mental dalam bidang pendidikan
yang mampu berdaya saing secara global
sebagai pembentukan karakter dan
(Sumilih, 2015) tertuang dalam tabel 1
peningkatan kualitas diri dalam aspek
akademis, kualitas kurikulum, kualitas
61 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
62 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
yang baik dalam mencapai proses setiap peserta didik sehingga terwujudnya
pembelajaran. Model pembelajaran yang kegiatan belajar yang baik, kurikulum
baik menjadi suatu konsep dalam bermuatan lokal adalah suatu langkah yang
pelaksanaan pembelajaran, diantaranya
bijak dalam memposisikan faktor budaya
yaitu model pembelajaran berbasis
pertanyaan (Inquiry Based Learning), dalam perkembangan intelektual peserta
pembelajaran berbasis penemuan didik, pentingnya latar sosial antropologi
(Discovery Based Learning), pembelajaran diwujudkan dalam landasan pendidikan di
berbasis masalah (Problem Based Learning) Indonesia ini, mengingat negara ini terdiri
dan pembelajaran berbasis proyek (Project dari berbagai macam suku bangsa dan
Based Learning). Kempat macam model agama sehingga tidak terjadinya konflik dan
pembelajaran tersebut dijalankan secara
ketimpangan sosial dalam kehidupan
bersifat kerjasama dan kolaboratif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai bermasyarakat. Adapun materi kajian dalam
dengan masing-masing karakteristik siswa. antropologi pendidikan yaitu teori-teori dan
Menurut Rohmad (2018) problematika metode-metode tentang pengetahuan yang
pendidik sosiologi antropologi di masyarakat berhubungan dengan kebutuhan manusia
multikultural, dimana mereka memiliki dan masyarakat sehingga menambah
keranekaragaman budaya dengan segala wawasan ilmu pengetahuan dalam ruang
kelebihan dan kekurangannya masing-
lingkup pendidikan.
masing. Berdasarkan hasil kajian ditemukan
empat hal problematika yang dialami oleh Di Indonesia perkembangan dan
pendidik sosiologi antropologi di masyarakat kemajuan masyarakat di setiap masing-
multikultural, yaitu; (1) integrasi masing suku bangsa memiliki pengalaman
penyetaraan isi materi pembelajaran; (2) yang berbeda-beda. Tingkat perkembangan
masalah proses mengkonstruksikan
dan kemajuan masyarakat di setiap masing-
pengetahuan; (3) menguragi prasangka
diskriminatif budaya suatu etnis tertentu; masing suku bangsa di Indonesia
(4) kemampuan guru dalam memilih isi dan dipengaruhi oleh pengetahuan dan
topik mata pelajaran yang relevan dengan pemahaman tentang wawasan
kebudayaan masyarakat sekitar. keIndonesiaan setelah penjajahan yang
Dapat ditarik kesimpulan bahwa berlangsung cukup lama. Kemudian tentang
problematika dalam kelompok masyarakat tingkat kebutuhan, pola pikir, serta cara
multikultural yang dihadapi oleh pendidik
bertahan hidup masyarakat juga
sangatlah kompleks, dimana paham
multikulturalisme beranggapan bahwa dipengaruhi terhadap perbedaan
berbagai budaya yang lahir di masyarakat perkembangan dan kemajuan masyarakat
memiliki kedudukan yang sama/sederajat, di setiap masing-masing daerah.
maka guru dituntut untuk menggunakan Berdasarkan jabaran kesimpulan
pendekatan santifik dalam proses sebelumnya, maka dirumuskan saran yakni
pemecahan masalah dalam ruang lingkup
sehendaknya kepala sekolah, guru, dan
pendidikan.
para akademisi lainnya menyadari akan
D. KESIMPULAN pentingnya landasan antropologi dalam
Antropologi pendidikan mempelajari pendidikan beserta implikasinya. Dimana
tentang bagaimana proses praktek proses perkembangan suatu lembaga
pendidikan ditinjau menurut pandangan pendidikan, sangat erat hubungannya
budaya masyarakat setempat. dengan latar kemajuan dan keterampilan
Dimasukkannya landasan antropologi dalam akan sumber daya masyarakat sekitar
agar pendidikan memperhatikan latar lembaga pendidikan tersebut. Apabila
belakang kebudayaan yang berbeda dari mengabaikan landasan antropologi sama
63 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
64 | P a g e
Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE)
Vol. 2, No. 1, Januari 2020
65 | P a g e