Anda di halaman 1dari 3

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN TERKAIT YANG BERADA DI INSTITUSI

DAN CARA MENGATASINYA SERTA KEGIATAN YANG DAPAT DILAKUKAN


UNTUK MENGATASI MASALAH TERSEBUT

Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap pelayanan publik membuat


pemerintah dituntut untuk melakukan perbaikan, terutama terkait dengan sistem penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik. Rumitnya prosedur terkait dengan pelayanan publik
merupakan gejala umum yang telah dihadapi oleh masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun.
Perizinan yang harus melalui banyak pintu dan durasi pelayanan yang memakan banyak waktu
menjadi momok tersendiri bagi masyarakat. Pelayanan yang cepat dan prosedur yang mudah
merupakan harapan masyarakat yang harus dijawab oleh pemerintah untuk memberikan
kepuasan publik. Melalui peraturan Presiden (PP) Nomor 5 Tahun 2010 tentang permasalahan,
terutama terkait dengan ego sektoral masing-masing instansi pemerintah. Aparatur sipil negara
(ASN) sebagai aparatur penyelenggara negara sudah seharusnya menjadi motor penggerak
persatuan dan kesatuan serta menjadi contoh bagi warga bangsa dan masyarakat dalam
mencapainya, bukan sebaliknya menjadi contoh buruk mendorong terjadinya disintegrasi bangsa
dan fragmentasi sektor.

Perbedaan antar sektor mendorong munculnya perbedaan visi dan orientasi, yang pada
akhirnya akan mendorong munculnya kompetisi atau persaingan antar sektor. Beragam
kepentingan yang diemban oleh masing-masing instansi menimbulkan ancaman ketika ego
sektoral menguat dan masing-masing instansi seakan-akan berlomba untuk saling mengalahkan.
Satu sektor atau instansi bisa saja memandang sektor atau instansi lain tidak lebih penting dari
sektornya sendiri.

Reformasi birokrasi yang diamanatkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tidak
boleh sekedar diartikan sebagai reformasi mental aparatur pemerintahan, melainkan juga
mereformasi sistem pelayanan masyarakat sehingga menjadi lebih efektif dan terbebas dari ego
sektoral.
Beberapa hal lain terkait penyelenggaraan pemerintahan seperti mengapa satu isu atau
masalah dapat diatasi oleh kebijakan atau institusi tertentu, padahal isu atau masalah tersebut
memerlukan upaya lebih dari sekedar jawaban kebijakan atau penanganan institusi
tersebut. Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahanan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karena itu, WoG juga dikenal
sebagai pendekatan integrancy, yaitu pendekatan yan melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

 Permasalahan-permasalahan terkait yang berada di institusi terkait WoG diantaranya :

1. Terkait perlengkapan administrasi pelayanan kesehatan khususnya data BPJS terkadang ada
kesalahan salah tulis nama, beda identitas antara KTP dan kartu BPJS.
2. Pasien rujukan rawat inap terkadang ditangguhkan
3. Rujukan FKTP yang tidak sesuai diagnosa, sehingga rujukan FKTP ditolak oleh Rumah
Sakit/FKTRL.
4. Pasien BPJS rawat jalan tidak gawat darurat datang secara mandiri ke Rumah sakit/FKTRL
tanpa membawa rujukan dari Fasyankes/FKTP.
5. Antrian pendaftaran BPJS yang masih membutuhkan waktu cukup lama.
6. Di Indonesia masih diminta fotokopi untuk administrasi penting.
7. Sulitnya pelayanan UPTD PMI karena jaraknya jadi jauh dari RSUD Kota Banjar, sehingga
dapat menghambat untuk pelayanan transfusi darah apabila keadaan sedang cito.

Cara mengatasi masalah-masalah atau kegiatan yang dapat dilakukan :

1. Pihak BPJS lebih diteliti lagi dalam verifikasi data sehingga antara identitas di ktp dan kartu
BPJS Sama datanya, sebelum dicetak harus di cek dulu e-ktp nya ke dirjen dukcapil
sehingga system di Indonesia sudah berintegrasi secara utuh.
2. Pihak BPJS yang berada di unit masing-masing RSUD sebaiknya orang yang peka terhadap
permasalahan setempat terkait dengan BPJS sehingga bias menjadi penentu problem solving
ketika terjadi masalah dalam pelayanan BPJS di Rumah Sakit.
3. Pihak BPJS memgundang dari perwakilan FKTP dan FKTRL untuk mesnsosialisakan sistem
rujukan nasional BPJS kesehatan
4. Pihak BPJS Sebaiknya membekali peserta pengguna BPJS dengan sebuah buku panduan
ketika mereka mendaftar, dengan tujuan sebagai bahan bacaan dan pengetahuan serta dasar
acuan ketika ada masalah.
5. Pasien pengguna BPJS diharapkan lebih cerdas dengan menambah wawasan mengenai
fungsi, manfaat, serta cakupan pelayanan BPJS di tingkat primer maupun sekunder melaui
media online maupun media offline.
6. Untuk perlengkapan persyaratan administrasi tidak harus di fotokopi tinggal di instegrasikan
antara system BPJS dengan dirjen dukcapil atau dinas Sosial atau dengan dinas
lainnya.karena zaman sekarang harus seluruhnya terintegrasi secara utuh.
7. Agar mempermudah pelayanan PMI serta mempercepat penanganan transfusi darah
sebaiknya UPTD PMI Kota Banjar di bangun dekat RSUD Kota Banjar sehingga bias
mengurangi resiko yang tidak diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai