Panduan K3LL Rev 3
Panduan K3LL Rev 3
PERTAMINA
DIREKTORAT PEMASARAN DAN NIAGA
K3LL&MM
Oktober 2008
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
A. Faisal
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
ii
‘Safety, Health dan Environment’ atau K3LL saat ini sudah tidak lagi dipandang
sebagai Cost atau beban bagi unit usaha. Aspek K3LL sudah menjadi suatu
kebutuhan dan bagian dari operasi perusahaan. Karena dengan menerapkan aspek
K3LL yang ‘built in’ dalam operasi, akan tercipta jaminan atau garansi kontinuitas
operasi, sehingga perusahaan dapat selalu ‘exist’ dan terus bergerak maju dalam
memenangkan persaingan.
Dit. Pemasaran & Niaga selaku pemasok BBM, telah beberapa kali di audit aspek
pengelolaan K3LL oleh konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya
peduli pada harga yang murah, namun juga mengharapkan adanya jaminan
kontinuitas supply/operasi yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat risiko karena
adanya pengelolaan aspek K3LL yang baik. Gangguan pada pemasok juga berarti
sebagai cost bagi perusahaan.
Kita harus ingat, akibat insiden yang hanya berlangsung satu detik, bisa
memusnahkan segala impian dan masa depan pekerja, rekan kerja, mitra kerja,
lingkungan maupun keluarga. Aspek K3LL bukanlah tugas fungsi K3LL saja, namun
merupakan tanggung jawab kita semua. “Safety is a shared responsibility”.
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menaruh perhatian yang tinggi terhadap
aspek K3LL dalam melaksanakan tugas dan mengejar target perusahaan. Dengan
buku panduan K3LL ini diharapkan dapat membantu para pekerja dalam
memberikan pemahaman aspek K3LL yang sesuai dengan bidang tugasnya,
sehingga dengan berbekal pengetahuan yang lengkap pada gilirannya akan
membentuk kesadaran pribadi yang kuat.
Mari kita capai Visi kita. Dengan K3LL menuju Perusahaan Kelas Dunia.
Achmad Mizan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
iii
KATA PENGANTAR
Sudah menjadi kebijakan dan komitmen PT Pertamina untuk menjalankan operasi
perusahaan dengan memenuhi standard dan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja serta Lindungan Lingkungan (K3LL) sehingga memberikan rasa aman baik bagi
pekerja, masyarakat sekitar maupun seluruh stake holder perusahaan.
Agar kebijakan dan komitmen tersebut dapat terlaksana hingga ke lini operasi, maka perlu
disediakan panduan untuk melaksanakan kaidah-kaidah K3LL agar bisa dijadikan rujukan
bagi pekerja didalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.
PT. Pertamina Direktorat Pemasaran dan Niaga telah menerbitkan buku Panduan K3LL
pada tahun 1993 dan telah direvisi pada tahun 2002. Namun dengan berkembangnya
operasi perusahaan maupun peraturan perundangan, dalam beberapa hal sudah tidak
sesuai sehingga perlu dilakukan Up Dating.
Dalam revisi kali ini, perubahan yang dilakukan antara lain adalah penggunaan istilah
yang lebih familiar bukan sekedar translate bahasa, pemasukan peraturan dan kebijakan
perusahaan yang baru, penggunaan kalimat yang lebih ringkas dan pemberian nomor
halaman serta penjilidan dalam bentuk buku.
Kami menyadari bahwa Buku Panduan K3LL ini bersifat dinamis dan belum maksimal
dalam mempertimbangkan berbagai aspek operasional, kebijakan maupun peraturan dan
perundang-undangan sehingga perlu terus disempurnakan untuk menjadi standard
operasi perusahaan yang terbaik (best practice). Untuk itu apabila ada masukan perihal
Buku Panduan ini agar segera disampaikan ke K3LL&M Dit. Pemasaran & Niaga,
Gedung Annex lantai 7 Telp.021-3815504, Fax.021-3455344
A. Yuliandi B.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
iv
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
I Umum
1.1. Pendahuluan I- 2
1.1.1 Latar Belakang I- 2
1.1.2 Maksud dan tujuan I- 2
1.4. Definisi/Batasan I - 14
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
I UMUM
1.1.0. PENDAHULUAN
1.1.1. LATAR BELAKANG
PERTAMINA Bidang Pemasaran dan Niaga mempunyai tugas dalam bidang
penyediaan dan pelayanan BBM dan Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, disamping pemasaran hasil-hasil Minyak dan Gas Bumi serta
produk-produk Petrokimia dan produk-produk lainnya di dalam dan luar negeri.
Di dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut selalu terkait aspek Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL). Agar dapat melaksanakan
tugasnya sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan adanya suatu Buku
Panduan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan yang dapat
diberlakukan di semua jajaran unit kerja Bidang Pemasaran dan Niaga
PERTAMINA, sehingga dapat diharapkan adanya keseragaman dan
keterpaduan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
1.2.1. Standard.
Standard atau Code yang digunakan di dalam Buku Panduan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ini
adalah:
Produk minyak bumi, selain LPG dikelompokkan berdasarkan flash pointnya sbb. :
Klas II dan Klas III bisa dikelompokkan sesuai dengan cara penanganannya. Klas
II(1) dan III(1) adalah produk minyak bumi yang dikelola pada suhu dibawah flash
pointnya, sedang Klas II(2) dan III(2) adalah produk yang dikelola pada temperatur
lebih besar dari flashpoint-nya.
d. Uap BBM lebih berat dari udara. Bila ada kebocoran atau tumpahan, uap
BBM akan mengalir sepanjang permukaan tanah atau melalui parit dan turun
ke level yang lebih rendah. Pengenceran kadar uap BBM ini diudara mungkin
berlangsung lambat.
e. Cairan BBM mengapung diatas air. Bila terjadi kebocoran atau tumpahan di
area yan mengandung air, produk akan menyebar dipermukaan air. Jika
produk yang bocor atau tumpah ini mencapai fasilitas drain, bisa ikut
mengalir jauh hingga ke area berbahaya. Karena cairan mengapung di air,
penggunaan air untuk pemadaman bisa memperluas kebakaran.
a. Uap produk BBM pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan narcosis (efek
bius), anasthesia dan suffokasi (mati lemas) jika konsentrasi terlalu tinggi
hingga mengurangi kadar oksigen hingga dibawah 18%.
b. Sebagian besar uap produk BBM pada kadar rendah agak membius bila
dihirup. Menghirup uap pada kadar tinggi hendaknya dihindari begitu juga
menghirup uap pada kadar rendah dalam jangka waktu yang lama.
c. Karena sebagian besar cairan BBM dapat melarutkan lemak, kontak dengan
material tersebut cenderung mengikis lapisan lemak dari kulit sehingga bisa
mengakibatkan iritasi ringan. Kontak yang berkepanjangan atau berulang-
ulang hendaknya dihindarkan. Bila terjadi kontak dengan kulit, bagian tubuh
yang terkontaminasi agar segera dibilas dengan air dan sabun.
d. Produk BBM bisa berbahaya jika tertelan
e. Banyak produk BBM ditambah additif yang harus ditangani dengan perhatian
khusus. Additif bisa berubah dari waktu ke waktu. Dalam hal adanya additif
baru, sifat-sifatnya harus dipastikan (lihat MSDS) sebelum memapari orang
baik cairan atau uapnya, dan instruksi kerja harus menjelaskan metoda
penanganan yang benar.
a. Produk BBM dapat terbakar. Cairannya sendiri tidak terbakar, tapi uap yang
dihasilkan yang akan terbakar. Produk BBM bersifat volatil (mudah menguap)
dan bercampur dengan udara. Beberapa produk seperti premium sudah
menguap pada temperatur rendah, hingga minus 15ºC. Sementara yang lain
seperti minyak bakar harus dipanaskan lebih dulu agar bisa terbentuk uap.
b. Uap BBM agar dapat terbakar harus bercampur dengan udara pada proporsi
tertentu. Bila uap bercampur pada proporsi ini akan membentuk ’campuran
flammable’, yang bisa terbakar bila ada sumber api yang akan meningkatkan
temperatur campuran uap-udara hingga ignition temperatur (temperatur
pembakaran). Sebagian besar uap BBM memiliki ignition temperatur antara
260ºC - 480ºC.
c. Bila persentasi uap dalam campuran dibawah 1% volume, campuran tidak
akan terbakar dan hal ini disebut campuran miskin (too lean) atau dibawah
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Lower Flammable limit / LFL (batas flammable terendah). Bila persentasi uap
lebih besar dari 8% volume, campuran juga tidak dapat terbakar dan disebut
campuran kaya (too rich) atau diatas Upper Flammable Limit/UFL (Batas
flammable tertinggi)
a. Tekanan uap produk adalah faktor penting dalam informasi suatu ’hazardous
atmosfir.
Hazardous atmosfir bisa ternbentuk dalam ruang kosong ketika produk yang memiliki
tekanan uap rendah seperti minyak tanah, solar atau minyak bakar diisikan kedalam
tangki atau mobil tangki yang sebelumnya berisi produk yang memiliki tekanan uap
tinggi seperti premium. Operasi ini dikenal dengan istilah ”switch loading”. Sedapat
mungkin hindari kegiatan switch loading, tapi bila tidak terhindarkan lakukan dengan
sangat hati-hati dan hindarkan segala sumber api.
Bila RTW perlu diisi dengan produk yang berbeda, harus dipastikan produk
sebelumnya telah didrain bersih. Ketika melakukan loading produk, yang berpotensi
timbulnya hazardous atmosfir dalam ruang kosong tangki, pengisian harus
mengurangi lajunya hingga pipa pengisian tertututup. Setelahnya, laju pengisian bisa
ditingkatkan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Bahaya terbesar dari listrik statik dalam operasi pemasaran meningkat ketika produk
itu sendiri menjadi bermuatan.
Flow rate lebih cepat, bisa memperbesar pembentukan listrik statis. Flow rate yang
lebih rendah tidak hanya mengurangi pembentukan muatan tapi memberikan waktu
lebih lama agar muatan listrik pada cairan meluruh ke bumi, suatu proses yang
disebut relaksasi.
Listrik statis bisa terbentuk pada tubuh manusia, khususnya jika menggunakan baju
yang terbuat dari bahan syntetis, yang memiliki konduktivitas lebih rendah dari bahan
natural (katun). Effek ini lebih besar dalam kondisi kering. Jika seseorang
menggunakan sepatu yang konduktif dan tidak berdiri pada permukaan terisolasi,
muatan listrik akan meluruh perlahan ke bumi. Akan tetapi, muatan listrik ini dapat
menyebabkan spark ketika baju dilepas, karena itu hendaknya jangan dilakukan
dalam ruang ’hazardous atmosphire’.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Listrik statis bisa terbentuk oleh aliran jet dari gas, udara bertekanan atau uap., jika
gas atau uap tersebut mengandung cairan atau partikel padat. Karena itu sangat
penting untuk menjaga timbulnya pembakaran campuran flammable selama kegiatan
gas-freeing atau tank cleaning, bila jet tersebut akan digunakan dengan cara mem-
bonding nozzle ke tangki dan ke tanah.
Karena aliran fluida dalam pipa membentuk listrik statis, semua pipa service baik
untuk udara, air atau steam, nozzle untuk air, air arau steam, jalur pipa dab selang
yang dipakai untuk memindahkan produk harus dihubungkan ke tangki dan tanah
(grounding).
Tabel 1.1 Batas Daerah Dapat Terbakar Dari Beberapa Senyawa Hidrokarbon
Flammable Limits
Percent Vol/Vol
Senyawa
Lower Upper
Campuran uap bahan bakar dan udara diatas upper flammable limit (UFL)
memang tidak bisa terbakar, tetapi jika kita menangani campuran ini kita harus
mempertimbangkan kemungkinan adanya udara disekitarnya yang mungkin
terdifusi kedalam campuran tadi sehingga campuran itu dapat berubah menjadi
campuran dibawah upper flammable limit.
Jika hal ini terjadi maka campuran tersebut akan menjadi campuran yang bisa
terbakar.
Uap bahan bakar yang mempunyai daerah (range) flammable limit (selisih upper
limit dengan lower limit) yang lebar atau besar, lebih berpotensi menimbulkan
bahaya kebakaran dari pada uap bahan bakar yang mempunyai range flammable
limit sempit atau kecil, karena untuk bahan yang mempunyai range flammable
limit lebar kebakaran bisa terjadi pada range komposisi bahan bakar dan udara
yang lebar. Jika range flammable limitnya sempit maka pengendalian agar
komposisi bahan bakar dan udara diluar range flammable limit akan lebih mudah.
Range flammable limit bisa dipersempit dengan menambahkan "inert gas"
kedalam campuran uap bahan bakar dan udara. Oleh karena itu tindakan purging
dengan menggunakan inert gas kedalam tangki timbun, selain bertujuan agar
komposisi uap bahan bakar diluar range flammable limit juga agar range
flammable limit menjadi lebih sempit.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Penanganan bahan bakar pada temperatur yang tinggi juga harus mendapatkan
perhatian yang serius, karena range flammable limit akan menjadi makin lebar
dengan kenaikan suhu. Sifat mudah terbakarnya suatu cairan/minyak biasanya
dinyatakan dengan flash point.
Cairan/minyak yang mempunyai flash point lebih rendah dari 0°C (32°F) sering
disebut flammable liquid. Bahan bakar dengan flash point yang tinggi untuk bisa
terbakar harus dipanaskan terlebih dahulu hingga terbentuk gas yang cukup
dalam campurannya dengan oksigen.
Titik nyala (Flash Point) dari produk BBM juga harus diketahui oleh petugas yang
menangani BBM tersebut, agar selalu menjaga kondisi penanganan yang aman.
Dengan mengetahui nilai flash point tersebut, petugas bisa mengetahui pada
temperatur berapa uap yang ditimbulkan oleh BBM cair tersebut bisa menyala,
sehingga jika disekitar daerah operasi terdapat sumber penyalaan (source of
ignition) maka pengawasan harus lebih diperketat.
Spontaneuous Temperature
Hydro Carbon
Ignition (ºC)
Pada waktu kita melakukan pengelasan (pada saat perbaikan) pada pipa-pipa
penyalur BBM, kita juga harus hati-hati, karena kemungkinan adanya sisa-sisa
cairan atau uap BBM dalam pipa yang dapat menimbulkan kebakaran sewaktu
pengelasan.
Pada temperatur tertentu BBM bisa terbakar dengan sendirinya tanpa adanya
sumber api (source of ignition), apabila dikabutkan dan dikenakan pada
permukaan material yang panas seperti steam pipe, knalpot dll.
Temperatur penyalaan secara penyalaan sendiri dari senyawa hidrokarbon dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
Jadi produk-produk seperti fuel oil, pelumas dan solar dapat diperkirakan
mempunyai temperatur penyalaan yang rendah karena rantai karbonnya panjang,
maka penanganan produkproduk ini perlu mendapatkan perhatian yang serius.
d. Petroleum Coke.
Petroleum Coke (Coke) berupa zat padat yang hampir seluruhnya
terdiri atas kristal-kristal Karbon (C). yang berbentuk amourphous
sampai graphite dengan Carbon Hydrogen Ratio antara 18 sampai
1000.
Ada 2 (dua) macam Coke yaitu Green Coke dan Calcined Coke. Green
Coke adalah coke yang dihasilkan oleh proses pengolahan residu
dengan pemanasan pada suhu tinggi dan waktu yang lama di dalam.
Delayed Coker Unit, sedangkan Calcined Coke adalah coke yang
dihasilkan dari pengolahan lanjut Green Coke di dalam unit Kalsinasi
yang disebut Calciner.
Perbedaan utama antara Green Coke dan Calcined Coke secara visual
adalah dapat dilihat dari warna Green Coke yang hitam berkilat agak
basah, sedangkan Calcined Coke berwarna hitam agak kelabu dan
kering.
Green Coke mengandung Karbon antara 85-90% dan Calcined Coke
mengandung karbon 95-99% berat.
Green Coke digunakan sebagai bahan baku pembuatan Calcined Coke,
bahan bakar padat (solid fuel) pada industri peleburan baja, industri
logam, peleburan timah di Pulau Bangka dan sebagainya. Calcined
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
e. Methanol.
Methanol disebut juga Metil Alkohol (CH3OH), Carbinol atau Wood
Alcohol dibuat dari gas alam dengan dasar proses steam reforming.
Metanol ini.adalah berupa zat cair yang tidak berwarna, berbau pedas,
mudah terbakar, mudah larut di dalam air. Metanol ini adalah bahan
baku yang diperlukan pada industri kayu lapis, plastik, farmasi dan
sebagai bahan bakar campuran bensin.
g. Minarex
Minarex adalah ekstrak produk hasil samping Lube Oil Plant yang
dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu Minarex A, B, C
dan D. Minarex ini berupa cairan yang relatif tidak mudah menguap
dan mempunyai flash point cukup tinggi (435°F). Penggunaan Minarex
ini tergantung pada jenisnya masing-masing.
• Minarex A
Dapat digunakan sebagai bahan pencampur bersama plasticizer
(pelumas) pada proses pembuatan produk-produk PVC dan kulit
imitasi.
• Minarex B
Pada umumnya digunakan pada industri produk yang terbuat dari
karet yang berwarna gelap, misalnya industri ban, belt conveyor
dan dapat digunakan pada industri tinta cetak yang berwarna hitam.
• Minarex C dsn D
Dapat digunakan di dalam industri tinta cetak yang memproduksi
warna-warna terang.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
i. Minasol.
Minasol adalah merupakan produk samping yang berupa kondensat
dari produk utama LPG. Minasol ini adalah berupa cairan tidak
berwarna dan mudah menguap serta mudah terbakar.
1.4.0. DEFINISI/BATASAN.
Dalam rangka menyamakan pengertian dalam kegiatan Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) maka, digunakan
terminology sebagai berikut:
A
ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR):
Suatu alat pemadam api / kebakaran yang beratnya tidak lebih dari 16 kg
(35 Ibs), dapat berdiri sendiri (tanpa harus ditunjang dengan peralatan lain),
dapat dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain dan dapat
digunakan/dioperasikan oleh satu orang.
Media pemadam yang digunakan dapat berupa air, busa kimia (chemical
foam), tepung kimia kering (dry chemical powder), gas inert
(nitrogen/karbon dioksida) atau cairan yang mudah menguap (halon).
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
B
BACK LOADING:
Pemuatan elpiji/BBM dari suatu Peralatan/Pembungkus/Instalasi/ Elpiji
Filling Plant untuk dikirim ke Pelabuhan penerima/Instalasi.
BOOSTER STATION:
Adalah lokasi dimana tersedia fasilitas untuk meningkatkan tekanan
pemompaan produk (tekanan pompa) dalam suatu sistem pemompaan
melalui jalur pipa.
BOTTOM LOADING:
Pengisian/pemuatan elpiji/BBM dari bagian bawah tangki penerima muatan yang
berhubungan sehingga ujung slang dan pipa pengisian terendam didalam cairan
elpiji/BBM yang berada didalam tangki penerima muatan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
BOUNDING CABLE
Kabel (kawat) tembaga yang menghubungkan tangki/ bejana yang sedang diisi
elpiji/BBM dengan alat pengisi untuk menghilangkan beda potensial yang terjadi
sebagai akibat terbentuknya listrik statis selama berlangsungnya pengisian
elpiji/BBM.
BULK ELPIJI
Elpiji dalam bentuk curah.
C
CAP PROTECTOR:
Tutup pelindung katup pada tabung elpiji untuk kemasan 50 kg (108 It WC) dari
kemungkinan bahaya benturan.
CHECK SCALE:
Timbangan akhir yang digunakan untuk mengecek kebenaran dari pengisian
tabungtabung tersebut setelah tabung keluar dari tempat pengisian.
CONTAINER:
Wadah/kemasan, baik yang berupa tangki penyimpan atau pengangkut produk
dalam bentuk curah (Bulk) maupun bejana yang lebih kecil yaitu berupa tabung,
kaleng, can dan sebagainya.
CONVEYOR:
Sarana berupa bantalan roll/ban berjalan yang terpasang tetap dan dapat
berputar sejajar permukaan lantai yang berfungsi memindahkan tabung
dari satu tempat ketempat lain tanpa harus diangkut untuk tabung kosong
maupun tabung isi.
D
DAERAH
Yaitu daerah dimana kondisi udaranya tidak tercampur gas/uap bahan
bakar yang mudah terbakar.
Daerah yang tidak termasuk kategori daerah berbahaya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
DEALER
Penyalur BBM/Non BBM ke pihak konsumen.
E
EARTHED EQUIPMENT:
Alat yang dihubungkan ke tanah dengan memakai kabel khusus untuk
menyalurkan adanya listrik statis, petir dan imbas arus listrik lainnya ke
pentanahan.
ELPIJI:
Merk dagang dari Liquified Petroleum Gases yang merupakan campuran
Butana dan Propana.
1. Timbangan.
2. Kerangan dan nozzle pengisi tabung.
3. Master penyetelan volume/berat pengisian untuk 12-50 kg.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
EVAQUATION PUMP
Jenis pompa yang dipakai untuk mengeluarkan sisa elpiji yang didapat
didalam tangki dan container/tabung kemasan elpiji.
F
FILLING NOZZLE:
Ujung pipa dan atau selang penyalur produk cair yang terdapat peralatan
kerangan, kopling di Instalasi pengisian.
FLAMMABLE:
Setiap zat cair, gas atau uap yang mudah dinyalakan/mudah terbakar.
FLAMMABLE GAS:
Tanda peringatan (sticker plakad) tentang Bahan Bakar Gas yang mudah
terbakar dan terpasang pada dinding tangki skid tank dan RTW.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
FLEXIBLE PIPE:
Pipa lentur yang dapat mengikuti perubahan kedudukan tangki timbun
dengan jalur pipa dan atau meredam getaran dari suatu peralatan dengan
peralatan lainnya.
FOOT RING:
Bagian bawah dari tabung elpiji yang berfungsi sebagai alat penyangga
tabung.
FORKLIFT:
Alat/kendaraan pengangkat container/kemasan pallet elpiji/BBM/Pelumas
dari kendaraan ke tempat penimbunan dan sebaliknya.
G
GAS CYLINDER TRUCK SYSTEM (TRAVASI SYSTEM):
Sejumlah cylinder atau tangki yang terpasang tetap di atas truck untuk
angkutan GAT ke stasiun pengisian. Travasi truck dapat mengangkut 2.500
m3 GAT, disesuaikan dengan kemampuan jalan.
GROUNDING CABLE:
Kabel tembaga yang menghubungkan dinding tangki dengan plat logam
tembaga dibawah tanah untuk menyalurkan muatan listrik statis yang
terjadi pada tangki.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
H
HAMMER TEST:
Pengujian dengan menggunakan alat pemukul (hammer) untuk
mendapatkan petunjuk perkiraan tentang terjadinya kelainan/ keretakan/
kerusakan pada dinding bejana tekan.
HAND GUARD:
Bagian atas tabung elpiji yang berfungsi sebagai alat pelindung valve dan
untuk mengangkat elpiji.
HYDROSTATIC TEST:
Pengujlan terhadap bejana tekan dengan jalan memasukkan air
bertekanan kedalamnya.
Pengujian ini dapat dimaksudkan sebagai uji kekedapan atau uji kekuatan
bahan dinding bejana.
INLAND DEPOT:
Tempat penerimaan penimbunan dan penyaluran BBM yang
pembekalannya dilaksanakan dengan sarana angkutan darat/sungal
seperti : mobil tangki, RTW dan jalur pipa.
INSTALASI:
Adalah Seafed Depot dalam skala besar antara lain terdapat di Labuhan
Deli, Instalasi Tanjung Priok, Instalasi Pengapon, Instalasi Surabaya Group,
Instalasi Ujung Pandang.
INTERTANK TRANSFER:
Pemindahan BBM/elpiji dari suatu tangki timbun ke tangki timbun lain yang
dilakukan untuk keperluan operasional bila terjadi kondisi darurat maupun
operasi biasa.
IJIN (PERMIT):
Suatu surat yang dikeluarkan oleh pejabat bidang operasi yang berwenang
untuk suatu pekerjaan didalam daerah-daerah berbahaya/terbatas.
J
JOBBER:
Adalah Seafed Depot yang pemilikan assets dan pengoperasiannya
dilaksanakan oleh pihak swasta.
K
KERANGAN DARURAT (EMERGENCY SHUT OFF VALVE):
Kerangan/katub yang secara otomatis dapat terbuka maupun tertutup yang
bekerja dengan sistem hidrolis, pneumatis dan kabel yang dapat
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
KONSINYASI:
Pengiriman BBM/Non BBM dari suatu Instalasi/Depot PDN ke
Instalasi/Depot lainnya dilingkungan PERTAMINA dalam rangka memenuhi
stock lokasi/daerah.
L
LOADING PORT:
Lokasi tempat berlangsungnya kegiatan pemuatan BBM/ elpiji/Non BBM.
M
MAN HOLE (LUBANG LALU ORANG):
Suatu lubang yang disediakan untuk lalu orang masuk kedalam tangki
timbun pada waktu diadakan pemeriksaan, pemeliharaan dan perbaikan.
MANIFOLD:
Satu atau lebih pipa utama dengan sambungan-sambungan cabang serta
kumpulan kerangan-kerangan yang dipergunakan untuk mengumpulkan
atau mendistribusikan bahan cairan atau gas (zat alir) yang diatur
melewati pipa-pipa, pompa-pompa atau bejana-bejana dari suatu tempat
ketempat lain.
N
NAKED LIGHT (API TERBUKA):
Api terbuka yang berasal dari alat-alat pemanas dan lampu yang
mengeluarkan nyala api / bara, seperti alat pengelas, alat-alat portable
yang digerakkan / dioperasikan dengan tangan atau motor penggerak yang
dapat menimbulkan bara api dll.
O
OIL INTERCEPTOR (JEBAKAN MINYAK):
Suatu peralatan yang penempatannya dalam suatu sistem drainage dan
disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan aliran air lewat, tetapi
dapat menahan setiap bahan minyak yang terdapat didalamnya.
P
PEJABAT YANG BERWENANG (COMPETENT PERSON):
Orang yang memiliki kepandaian yang diperlukan pada suatu proses
tertentu atau jenis mesin dan perlengkapan sehingga orang tersebut
mampu untuk mengerjakan pekerjaan yang bersangkutan dan atau yang
sudah diberi wewenang untuk melaksanakan pekerjaan termaksud.
Sedang kelas II & III ini termasuk "Combustible liquid" (cairan yang
dapat terbakar).
Dilihat dari operasinya, bilamana dikelola pada suhu dibawah Flash Point
maka diberi tanda (1), misainya II (1) atau III(1) tetapi bila dikelola
(handling) diatas suhu flash pointnya maka diberi tanda (2), misainya II (2),
III (2).
PENGHENTI API :
Penghalang-penghalang yang dikonstruksi secara menyilang pada lubang-
lubang penempatan saluran-saluran buangan air limbah dengan pipa
sebagai pencegahan menjalarnya api.
R
RTW:
Kereta Ketel (Rail Tank Wagon = RTW) yaitu tangki silinder datar
(horizontal) yang dipasang diatas rangka kereta didalam rangkaian
gerbong kereta api.
S
SAFE ATMOSPHERE:
Keadaan atmosphere atau udara yang tidak dapat menimbulkan nyala api.
SAFETY CAP:
Tutup pelindung kerangan pada tabung elpiji dengan kapasitas 45 kg.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
SAFETY GAUGE:
Jaringan Yang dipergunakan untuk mencegah diteruskannya nyala api
kedalam atau keluar dari setiap alat/perlengkapan atau bangunan.
SAFETY VALVE:
Katup pengaman yang tekanan kerjanya diset pada suatu tekanan
maksimum misalnya (18 kg/cm²) dan apabila tekanan gas didalam tangki
lebih besar dari tekanan maksimum (18 kg/cm²) maka gas akan keluar
untuk mencegah tekanan berlebihan melampaui kemampuan tekanan
bejana/tabung.
SEAFED DEPOT:
Tempal penerimaan penimbunan dan penyaluran BBM yang
pembekalannya dilaksanakan dengan menggunakan sarana angkutan
laut/air, yang berasal dari Kilang/Import, Floating Storage, Seafed Depot
yang lain dan menyalurkannya ke lokasi kerja yang lain serta melakukan
penyerahan kepada konsumen.
SKID TANK :
Bejana atau tabung dengan batasan kapasitas isi air diatas 1.000 Ib (454
kg), yang dipergunakan untuk mendistribusikan elpiji sebagai sebuah
"Paket" (package) dan dapat dipasang atau dilepas lagi diatas kendaraan
pengangkut, misalnya truck atau trailer.
Appurtenance pada wadah/tangki tersebut harus dilindungi sedemikian
rupa sehingga tangki tersebut dapat ditangani sebagal sebuah paket.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
SPARK ARRESTOR :
Suatu alat yang mampu untuk mencegah pengeluaran dari partikel-partikel
bunga api ke udara bebas hasil proses pembakaran motor bakar yang
terpasang pada sistem pengeluaran gas buang.
Hendaknya diperhatikan bahwa spark arrestor tidak perlu merupakan suatu
flame trap.
SPBU TERAPUNG :
SPBU yang ditempatkan diatas tongkang sebagai sarana penyaluran
premium dan minyak solar bagi kendaraan air.
SUPPLY POINT :
Seafed Depot atau Inland Depot yang berfungsi juga sebagai tempat
penimbunan BBM sementara untuk selanjutnya disalurkan ke lokasi kerja
lainnya dilingkungan UPMS yang bersangkutan.
T
TANGGUL PENAHAN (BUND) :
Suatu tanggul yang mempunyai ketinggian cukup dan dibuat dari beton,
tanah atau bahan lainnya yang sesuai dengan maksud untuk penampung
tumpahan minyak dari segala arah.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
U
UDARA BERBAHAYA (DANGEROUS ATMOSPHERE) :
Udara yang mengandung konsentrasi gas atau uap dalam jumlah tertentu,
dalam konsentrasi yang dapat menimbulkan nyala api.
Istilah ini hanya mengenai bahaya yang timbul dari nyala api, sedangkan
sebab-sebab lain misalnya keracunan, menyesakkan dan radioaktivitas,
maka bahaya-bahaya ini disebut secara khusus.
UNDERGROUND TANK :
Tangki dengan seluruh bagian-bagiannya terpendam di dalam tanah,
kecuali fitting fitting yang terpasang pada tangki tersebut.
V
VALVE INLET LIQUID (KERANGAN PENERIMAAN CAIRAN LPG):
Untuk memasukkan cairan elpiji dari bejana/tabung penyerahan ke
bejana/tabung penerima yang dioperasikan secara manual pada proses
penerimaan dengan manual.
VAPORIZER:
Suatu alat yang dapat menerima elpiji dalam bentuk cair, kemudian
dipanaskan sehingga mengubah cairan tersebut menjadi gas untuk
dimanfaatkan lebih lanjut.
WATER SPRINKLER:
Pipa galvanized yang pada jarak tertentu dipasang nozzle pengabut yang
berfungsi untuk mendinginkan permukaan dinding tangki.
WC (WATER CAPACITY):
Kapasitas sebuah bejana/tabung elpiji ditentukan standar dalam satuan
volume, misalnya liter atau dalam satuan massa, misalnya kilogram
apabila tabung tersebut diisi dengan air.
2.6. Dermaga II - 53
2.6.1 Umum II - 53
2.6.2 Pengertian II - 53
2.6.3 Memasuki Daerah Terbatas II - 54
2.6.4 Penerimaan dan Pemasangan Peraturan II - 54
2.6.5 Sandar II - 54
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.7. Transportasi II - 60
2.7.1 Umum II - 60
2.7.2 Tongkang II - 60
2.7.3 Mobil Tangki II - 65
2.7.4 Truk Pengangkut BBM II - 76
2.7.5 Rail Tank Wagon (RTW) II - 76
2.7.6 Pipa II - 78
2.8. SPBU II - 79
2.8.1 Jarak Aman Peralatan II - 79
2.8.2 Potensi Bahaya di SPBU II - 80
2.8.3 Keselamatan Kerja II - 81
2.8.4 Keselamatan Kerja II - 84
2.8.5 Lindungan Lingkungan II - 87
2.8.6 Pembinaan II - 87
2.8.7 Keadaan Darurat II - 88
2.8.8 Persyaratan Konstruksi SPBU II - 88
2.8.9 Pelaporan II - 89
2.8.10 Pemasangan Sumur Pantau II - 89
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
II OPERASI BBM
2.1. UMUM
Ketentuan yang ada pada bab ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk
membangun Instalasi/Terminal Transit/Depot/Transit Terminal pada suatu lokasi
dimana pembangunan akan dilaksanakan.
2.2.1. Lokasi
Dasar perhitungan luas lahan berdasarkan pada perkiraan jumlah kebutuhan BBM
minimum untuk jangka waktu dua puluh tahun mendatang, sehingga kapasitas tangki
yang dibutuhkan dapat dirancang sesuai kebutuhan.
Pada umumnya Produk BBM yang disimpan dalam tangki selalu melepaskan uap
BBM yang mudah terbakar dan berbahaya bagi pernafasan pekerja terutama selama
pengisian tangki-tangki tersebut atau karena pengaruh cuaca lingkungan.
Pipa-pipa yang ditempatkan dibawah tanah yang melintasi jalan raya, jalan kereta
api atau tempat lain yang diperkirakan akan mendapatkan beban yang berat harus
diberikan perlindungan yang secukupnya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Dibangun pagar kawat atau suatu dinding yang mempunyai tinggi vertikal minimum
2,25 meter dari permukaan tanah serta bagian atas diberi kawat duri 4 lapis keatas
dengan jarak 40 cm mengelilingi seluruh kegiatan operasional pemasaran BBM dan
Non BBM di lokasi tersebut.
Bentuk konstruksi pagar dapat berupa kawat haromonika, tembok pasangan batu
bata, tembok beton cor bertulang, atau kombinasi antara tembok pasangan batu bata
dengan kawat harmonika.
Akan tetapi sering dijumpai bahwa penggunaan lebih dari satu macam pagar dapat
dilaksanakan didalam Instalasi/Terminal Transit/Depot yang sama, seperti kawat
harmonika standar SWG 40 atau BRC-M8-150 C/C, atau bentuk lainnya untuk
lapangan-lapangan tangki, bangunan dan sebagainya.
Sedang konstruksi pagar dari batu bata atau dinding beton untuk daerah-daerah
operasional yang sibuk khususnya untuk daerah yang berdekatan dengan jalan
umum yaitu kegiatan yang melibatkan orang banyak (misainya sekolahan, lapangan
bola dan sebagainya) yang ditinjau dengan aspek ketentuan daerah berbahaya
(hazardous area) dari suatu sarana peralatan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Untuk mencegah atau memperkecil timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan akibat
kegiatan penerimaan, penimbunan dan penyaluran BBM seperti kebisingan dan penyebaran
uap Hidrokarbon terhadap lingkungan sekitamya, maka sebelum batas Instalasi/Terminal
Transit/Depot diperlukan suatu daerah penyangga yang ditanami pepohonan dengan lebar
minimal 15 meter.
Pada dasarnya letak tangki timbun BBM dapat dibedakan menjadi 2 jenis
1. Tangki diatas permukaan tanah.
2. Tangki didalam tanah (tangki pendam atau setengah pendam).
Bahan untuk kedua jenis tangki timbun tersebut dapat terbuat dari bahan plat baja, yang
dilengkapi dengan :
1. Pipa masuk/keluar.
2. Lubang lalu orang (Man Hole).
3. Kerangan masuk/keluar (Gate Valve in/out).
4. Katup tekan hampa (Pressure Vacum Valve).
5. Katup pernapasan (Full Vent).
6. Lubang ukur.
7. Sistim pendingin tangki jika perlu.
8. Tangga khusus untuk tangki diatas tanah.
Selain tangki timbun tersebut diatas ada juga tangki khusus untuk penimbunan slop yang
disebut "slop tank" (tangki slop) yang mempunyai fasilitas sama dengan tangki diatas tanah.
Tanggul adalah suatu sarana untuk menampung tumpahan minyak dan atau
mengisolir/membatasi apabila terjadi kebakaran dari satu atau beberapa buah tangki
yang dikelilinginya agar kedua kondisi tersebut diatas benar-benar dapat dibatasi
atau ditahan sehingga tidak menyebar ke lokasi yang lain.
Konstruksinya terbuat dari beton atau timbunan tanah yang ditutupi oleh rumput.
Tinggi tanggul tidak boleh melebihi dari 1.5 meter dari sudut pandangluar. Volume
tanggul harus dapat menampung tumpahan minyak minimum 100% darl kapasitas
tangki yang terbesar. Isi bersih yang dapat ditampung didaerah tanggul harus berada
20 cm dibawah bibir tanggul utama dengan total kapasitas dalam tanggul.
Antara tangki-tangki yang terdapat didalam daerah tanggul kebakaran (bund wall)
diperlukan dinding-dinding penahan atau penyekat yang berguna untuk mencegah
merambatnya api dan untuk membagi tangki dalam pengelompokan ukuran guna
memudahkan usaha dalam penanggulangan kebakaran. Tinggi dinding penyekat
maksimum setengah dari tinggi tanggul utama, atau minimum 0,6 meter.
Setiap tempat yang ditanggul harus dilengkapi dengan sistem saluran buangan air
limbah termasuk bak kontrol, oil interceptor dan berhubungan dengan saluran diluar
tanggul melalui sebuah pipa lengkap dengan kerangan yang dapat dibuka/ditutup
dengan segera apabila diperlukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Bangunan untuk pengisian BBM dari tangki timbun ke mobil tangki, kereta ketel
(RTW) yang dilengkapi peralatan lengan pengisian (loading arm), meter arus (flow
meter), kerangan pembuka/penutup (gate valve), kerangan pengatur aliran (flow
governor) dan kerangan yang dapat disetel (preset valve), pembuang gas (gas
eliminator), saringan kawat (strainer), satuan penyaring (unit filter).
Bangunan filling shed harus dilengkapi pentanahan (grounding) untuk fasilitas mobil
tangki BBM saat pengisian, konstruksi bangunan dari bahan yang tidak mudah
terbakar, atap dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai kedap air/beton
bertulang dikelilingi dengan selokan parit untuk mengisolir kemungkinan
tumpahan/ceceran BBM serta diberi tutup konstruksi besi yang dialirkan ke oil
catcher.
Luas lantai bangunan tersebut harus diperhitungkan dengan jenis produk dan jumlah
mobil yang akan memakai fasilitas pengisian BBM.
2.2.3.6. Jalan
Khusus kendaraan mobil tangki yang akan masuk ke Instalasi atau Depot dari jalur
cepat, harus direncanakan suatu cara untuk menghindari terjadinya kecelakaan
maupun kemacetan arus lalu-lintas. Konstruksi jalan harus kuat, dilengkapi
selokan/got disebelah kiri dan kanan dengan ukuran jalan minimal 6 meter untuk dua
arah dan 4 meter apabila satu arah.
Khusus untuk kemudahan dalam pemadaman kebakaran perlu ada jalan tambahan
yang kuat untuk dilalui mobil pemadam atau. Peralatan-peralatan pemadam
kebakaran lainnya.
Konstruksi lapangan parkir harus kuat dan dikelilingi dengan selokan/got. Lapangan
parkir harus dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas untuk mencegah kecelakaan
dan diletakkan di tempat yang sesuai dan mudah dibaca.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Konstruksi gudang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai dari beton
bertulang, memakai pintu dorong. Perbaikan semua peralatan yang digunakan untuk
menunjang kegiatan operasional pada suatu Instalasi/Terminal Transit/Depot
dilaksanakan pada tempat yang dinamakan bengkel.
Konstruksi bengkel terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar, lantai beton
bertulang memakai pintu dorong, ventilasi serta penerangan yang cukup dan
dikelilingi oleh selokan/got yang kedap air untuk menyalurkan air limbah ke sebuah
oil catcher. Gudang dan bengkel dengan ukuran tertentu harus dilengkapi pintu
darurat (emergency door) yang bisa terbuka didorong keluar dan rambu-rambu
peringatan/ pemakaian alat pelindung diri (APD).
2.2.3.19. Kantor
Tempat kegiatan untuk mengurus kelancaran operational pelayanan BBM dan Non
BBM dari Instalasi/Terminal Transit/Depot yang lengkap dengan fasilitas
penunjangnya. Penempatan bangunan harus memperhatikan kemudahan bagi
karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan
untuk pemasaran BBM dan Non BBM. Bangunan harus dilengkapi dengan
penerangan yang cukup untuk melakukan aktivitas kerja dan pintu darurat yang
dapat didorong keluar
Bahan lain yang perlu dialirkan ke selokan adalah tumpahan /ceceran minyak yang
terdapat dibeberapa tempat pada waktu kegiatan Instalasi/Terminal Transit/Depot
sudah beroperasi sebagai berikut:
Dengan demikian ketentuan membuat dermaga Qetty head) harus mengacu kepada
ketentuan kebutuhan ukuran kapal tanker yang dibuat oleh bidang Perkapalan.
Untuk menjaga kemungkinan lolosnya ceceran minyak dari jebakan minyak pada suatu
lokasi tersebut di atas, maka semua air larian/permukaan dan air limbah keluaran dari oil
catcher disalurkan ke oil catcher terakhir dengan ukuran yang disesuaikan dengan
perkiraan debit air agar tidak terjadi luapan minyak keluar lokasi Instalasi/Terminal
Transit/Depot (sebelum air limbah tersebut disalurkan ke badan air/ perairan umum).
6. Oil Boom.
Alat terapung diatas air untuk melokalisir (membendung / mengurung / membatasi)
tumpahan minyak di sungai dan di laut terdiri dari bagian-bagian antara lain ; Skirt,
Pelampung, Timah hitam untuk pemberat dan Penyambung unit/potongan ke unit.
7. Oil Skimmer.
Alat untuk mengisap minyak yang telah di blokir oleh oil boom, melalui sirip-sirip/plat
dari bahan fibre glass yang diputar dengan tenaga hidrolik oleh sebuah pompa yang
dapat ditempatkan didarat, diatas kapal atau motor boat.
10. Incinerator.
Sebuah alat untuk membakar sludge/blubber dibuat darn rangka besi baja dilengkapi
dengan dapur memakai batu tahan api, satu set brander, cerobong asap, pintu dapur,
digerakkan oleh tenaga listrik.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pelabuhan khusus adalah sebuah pelabuhan yang khusus untuk melayani suatu
kegiatan industri dimana penyelenggaranya dilakukan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Untuk menentukan kebutuhan peralatan pencegahan pencemaran
perairan di dermaga minyak pelabuhan khusus diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Dermaga Minyak Pelabuhan Khusus Besar adalah dermaga minyak yang dapat
disandari kapal tanker minimum 17.500 DWT, dengan kebutuhan peralatan
lindungan lingkungan sebagai berikut :
c. Dermaga Minyak Pelabuhan Khusus Kecil adalah dermaga minyak yang dapat
disandari kapal tanker minimum 1000 DWT dengan kebutuhan peralatan
lindungan lingkungan sebagai berikut :
Penurunan ke dalam air dan penyimpanan di gudang harus diatur dan disusun
sedemikian rupa.
2.2.4.1. Tangki
Tangki dengan diameter 10 meter atau kurang, dapat dianggap sebagai satu buah
tangki dan jarak keselamatan antara tangki hendaknya ditentukan oleh klasifikasi isi
produk dari tangki-tangki yang berdekatan, dimana setiap kelompok tidak boleh
mempunyai kapasitas melebihi 8000 M3 (8000 ton air).
1. Jarak aman tangki vertikal yang berkonstruksi atap tetap untuk minyak kelas I, II
dan III di instalasi.
a. Jarak antara tangki-tangki dalam satu kelompok dengan atap tetap yang
konvensional dengan diameter 10 meter atau kurang harus ditentukan menurut
keperluan konstruksi dan operational.
b. Jarak antara kelompok tangki dengan diameter tangki 10 meter atau kurang
adalah 15 meter.
c. Jarak antara tangki-tangki yang berdiameter 10 meter atau lebih adalah
setengah diameter tangki yang terbesar atau sama dengan diameter tangki
yang terkecil, atau 15 meter tetapi tidak boleh kurang dari 10 meter.
d. Jarak antara tangki dengan titik pengisian, bangsal pengisian dan gedung
adalah 15 meter.
e. Jarak antara tangki dengan pagar batas instalasi, daerah aman dan sumber
api tetap adalah minimal 15 meter.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3. Jarak aman tangki timbun diatas tanah untuk minyak kelas I, II dan III di depot.
a. Jarak antara tangki dengan diameter 10 meter atau kurang dengan tinggi 14
meter atau kurang hendaknya ditentukan menurut keperluan konstruksi dan
operational.
b. Jarak antara tangki dengan diameter lebih dari 10 meter dan tinggi lebih darl
14 meter adalah setengah diameter dari tangki yang terbesar atau sama
dengan diameter tangki terkecil atau 15 meter tetapi tidak boleh kurang dari 10
meter.
c. Jarak antara tangki dengan titik pengisian, bangsal pengisian atau bangunan
adalah 15 meter, tetapi dengan persetujuan penguasa untuk jenis tangki
silinder vertikal atau horizontal yang kecil jarak dapat dikurangi, tetapi tidak
kurang dari 6 meter.
d. Jarak antara tangki dengan pagar batas depot, daerah aman atau sumber api
tetap adalah 15 meter, tetapi dengan persetujuan penguasa untuk jenis tangki
silinder vertikal atau horizontal yang kecil jarak dapat dapat dikurangi, tetapi
tidak kurang dari 6 meter.
a. Jarak antara tangki adalah setengah diameter tangki yang paling besar atau 6
meter atau jarak yang terpendek.
b. Jarak antar tangki adalah sama dengan diameter tangki atau 9 meter atau
jarak jang terpendek.
Untuk tangki dengan konstruksi pendam, setengah pendam atau urugan, maka jarak
antar tangki, jarak antar tangki dengan pagar batas dan jarak dengan bangunan
hendaknya hanya ditentukan oleh keperluan konstruksi dan operational bagi tangki-
tangki timbun BBM kelas "II" penentuan jarak aman untuk tujuan keselamatan perlu
dipertimbangkan oleh keperluan konstruksi dan mempertimbangkan adanya
realokasi isi produk tangki kelas "I" karena kebutuhan segi operational. Oleh karena
itu dianjurkan dalam penentuan jarak aman tangki timbun BBM kelas "II" memakai
acuan penentuan jarak aman tangki timbun BBM kelas "I".
2.2.4.2. Bangunan
Untuk bangunan yang menggunakan tembok yang rapat dan pagar yang berada
di sebelah belakang (tidak ada jendela, ventilasi) dan yang terbuka hanya satu
sisi bagian depan maka jarak tersebut diatas dapat dikurangi menjadi 10 meter.
Apabila pagar telah diganti dengan dinding-dinding padat, jarak ini dapat
dikurangi, tetapi tidak boleh kurang darl 6 meter.
Dalam hal bahan bakar minyak kelas "II", maka jarak tersebut dapat dikurangi
sampai mencapai 6 meter dan dalam keadaan bahan bakar minyak kelas "III"
maka tidak terdapat batas jarak aman.
4. Kemasan/wadah yang diangkut dalam bentuk drum atau bentuk lainnya yang
dapat ditimbun diudara terbuka. Kemasan atau wadah untuk jarak antara yang
telah dikemukakan diatas, harus disusun menurut pengelompokan produk
kelasnya.
"Jarak antara" menurut kelasnya harus dibuat gang dan diatur sedemikian rupa
agar dapat dengan mudah diambil/diangkut serta memudahkan didalam usaha
penanggulangan kebakaran.
2.2.4.3. Perpipaan
1. Pipa yang dipasang diatas tanah harus dilengkapi dengan penyangga beton
atau besi dengan jarak maksimum 3 meter.
2. Pipa yang dipasang didalam tanah harus dilengkapi dengan sarana anti korosi
dan ditanam sedemikian rupa dengan kedalaman minimal 1 meter dari
permukaan tanah.
3. Pipa yang dipasang didalam air harus dilengkapi pemberat atau "concrete block"
jarak antara pemberat satu dengan yang lain adalah 3 meter. Berat pemberat
harus sesuai dengan daya apung dari pipa (Bouyancy).
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.3.1.1. Personel
2.3.1.3. Komunikasi
Harus disediakan sistem komunikasi yang efisien antara personil yang terkait di
dalam operasi/kegiatan untuk menjamin bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara
aman dan tindakan akan cepat dilaksanakan di dalam keadaan darurat.
2.3.1.6. Ballasting
Pembebasan gas dan pembersihan tangki muatan kapal waktu ada di sepanjang
Jetty atau Wharf (dermaga).
3. Bilamana sebuah jalur pipa dipakai untuk pembongkaran dan pemuatan, pada
waktu akan dilakukan pemuatan, check valve yang ada di jetty/warf supaya
dibuka, dan sambungan fleksibel darat ke kapal supaya terus-menerus diawasi.
4. Operator yang bertugas mengawasi sambungan fleksibel darat ke kapal dan
peralatan bongkar lainnya, supaya memeriksa pressure gauge terus-menerus
dan bilamana terjadi kenaikan tekanan yang sudah ditentukan, supaya segera
menghubungi petugas kapal untuk menghentikan pemompaan, sampai
penyebabnya diketahui dan sudah ditanggulangi. Pressure gauges supaya diuji
dan dikalibrasi secara berkala.
5. Jalur pipa supaya dipatroli setiap jangka waktu yang ditentukan.
1. Buoy, tali penambat, selang dan jalur pipa bawah laut supaya diperiksa secara
berkala, oleh penyelam bilamana diperlukan, dan hasil pemeriksaan, pengujian
dan perawatan supaya disimpan dengan baik.
2. Blla salah satu dari untaian selang menunjukkan tanda-tanda keausan,
kerusakan atau akan pecah, seluruh untaian selang supaya diangkat ke atas
permukaan air.
2.3.2.1. Umum
1. Sebelum RTW membongkar muatannya supaya diperiksa ullage, suhu, air dan
bila perlu, ambil contoh untuk visual/short test. Tangki penerima supaya diperiksa
jenis produknya dan ruang yang cukup untuk menerima kiriman.
2. RTW yang akan dimuat supaya diperiksa kebersihan didalamnya, kelaikan
operasi, produk yang diangkut sebelumnya dan yakin benar-benar kosong.
Bilamana masih ada sisa supaya diperhitungkan jumlahnya.
3. Bila akan ganti produk, RTW supaya di drain kering, dan bila diperlukan untuk
quality control, dibilas dengan produk pengganti yang akan diangkut (selanjutnya
perhatikan produk quality control).
Bila memuat produk yang menimbulkan uap yang mudah terbakar, termasuk
switch-loading, supaya dilakukan secara perlahan sampai lobang pengisian
tertutup sepenuhnya dengan produk. Bila menggunakan "fill pipe" supaya
diturunkan sampai ke dasar tangki.
4. Bila pengisian dilakukan dari atas, foot valve dan kerangan penurunan supaya
ditutup. Bila pengisian dilakukan dari bawah, yang juga dipakai untuk penurunan,
foot valve supaya dibuka. Setelah selesai pengisian, foot valve ditutup dan
produk yang ada diantara foot valve dan kerangan penurunan supaya ditiris.
5. Sebelum kereta diberangkatkan, periksa ullage, tutup manhole dan lobang
pengeluaran supaya ditutup rapat, disegel dan bila diperlukan digembok dan
diberi label seperlunya.
1. Bejana terbuka berisi produk class I atau II (2) petroleum tidak boleh dibiarkan di
daerah bongkar/muat RTW.
2. Hanya martil berkepala kayu atau karet yang boleh digunakan untuk membuka
pengikat tutup manhole.
3. Bila terjadi tumpahan atau kebocoran, kegiatan bongkar/muat supaya dihentikan
dan foot valve yang terbuka supaya ditutup. Kegiatan dapat diteruskan setelah
dinyatakan aman oleh pengawas yang bertugas.
4. Perbaikan besar RTW tidak boleh dilakukan di jalur bongkar/muat.
5. Loading/unloading arms, selang dan sambungan sambungan supaya diberi tanda
yang jelas dengan tanda warna atau papan nama.
6. Loading/unloading arms atau selang supaya ditempatkan yang rapi setelah
dipergunakan.
7. Bilamana terjadi kebakaran sewaktu kegiatan bongkar/muat sedang berlangsung,
semua kegiatan supaya segera dihentikan. Supply produk ke fasilitas pengisian
supaya diputuskan/dihentikan. Bilamana memungkinkan, RTW yang tidak terkena
supaya dijauhkan dari daerah bahaya. Prosedur brand-roll supaya diterapkan.
1. Orang tidak boleh ada di atas buffer lok dan RTW bila sedang bergerak/jalan.
2. Orang tidak boleh melintas dengan cara merangkak di bawah RTW.
3. Orang tidak boleh naik ke atas/puncak RTW bila sedang berhenti di bawah kabel
listrik tegangan udara (overhead).
4. Waktu langsir supaya menggunakan tanda sandi (signal code) yang sudah
dimengerti oleh petugas lnstalasi/Terminal Transit/Depot dan perusahaan kereta
api.
2.3.3.1. Umum
2.3.3.2. Prosedur
1. Bila mobil tangki akan ganti produk yang diangkutnya, tangki atau
kompartemennya supaya didrain sampai kering dari produk terdahulu. Bila
melakukan pengisian dengan produk yang dapat menimbulkan uap yang mudah
terbakar, termasuk switch loading, pengisian supaya dilakukan pelanpelan
sampai kaki/ujung fil pipe tertutup produk.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.3.4.1. Umum
1. Class I petroleum biasanya ditampung di dalam "floating roof tank" atau "fixed
roof tank" yang dilengkapi dengan PV. Vents. Hal ini berlaku juga untuk class II
bilamana suhu udaranya tinggi (40°C keatas). Atau dapat juga disimpan di dalam
tangki dengan internal folating diaphragms. Class II dan III petroleum biasanya
disimpan di dalam tangki dengan open/free vents. Produk class III yang berat
dapat disimpan di dalam tangki dengan fasilitas pemanasan di dalam atau di luar
tangki (i.e. di Indonesia biasanya dengan mengecat tangki seluruhnya dengan
warna hitam).
2. Kita anggap bahwa semua tangki dilengkapi dengan fitting sesuai standard
pembuatan yang digunakan.
3. Personil yang terkait dengan pengoperasian tangki penimbunan supaya benar-
benar menguasai/mengerti dengan jenis tangki yang ada di bawah tanggun-
jawabnya, pengukuran dan kapasitas operasi yang aman, fittings dan
sambungan-sambungannya.
4. Semua kerangan dimana produk dapat keluar/dikeluarkan dan kerangan inlet
tangki-tangki yang tidak dioperasikan supaya ditutup dengan rapat dan kuat.
Untuk meningkatkan keamanannya, selain disegel, supaya dirantai dan digembok,
terutama bila Instalasi/Terminal Transit/Depot sudah tidak ada kegiatan. Semua
kerangan supaya sering dioperasikan untuk menjamin kemudahan
pengoperasiannya sewaktu diperlukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Untuk keperluan "Safe Operation" supaya diberikan metoda pengertan yang jelas
mengenai tanda warna produk pada tangki dan jalur pipa dan data kuantitas isi
tangki.
2. Setiap tangki supaya diberi nomor yang jelas.
2.3.4.3. Prosedur
1. Harus tersedia prosedur yang jelas untuk penerimaan produk kedalam tangki-
tangki Instalasi/Terminal Transit/Depot. Prosedur tersebut akan berbeda-beda
sehubungan dengan metoda penerimaan yang akan dipergunakan, jalur pipa
cross country, kapal laut, RTW atau mobil tangki ; jumlah dan jenis produk yang
akan dikirim, kecepatan pengiriman, jumlah dan kapasitas tangki kemana
pengiriman tersebut akan dilakukan dan metoda pengendalian / pengawasan
operasi kerangan-kerangan masuk ke tangki. Prosedur untuk pindah (change
over) dan jenis produk, sebagai tambahan, pencegahan resiko pengisian tangki
yang berlebihan (overfiliing), supaya menjamin penyekatan (segregation) jenis
dan menghindari resiko kontaminasi produk.
2. Harus tersedia sistem komunikasi yang efisien antara semua personil yang
terkait di dalam operasi, dengan ketentuan bahwa prosedur seperti yang
diuraikan di dalam butir(1) di atas telah dilaksanakan secara baik, dan dengan
demikian dapat mengambil tindakan dengan segera di dalam keadaan darurat.
Referensi kedalaman supaya ditulis secara jelas di dekat. lubang pengukuran secara
manual.
1. Lubang pengukuran manual tangki yang menampung produk class I atau II (2)
petroleum supaya dibuka sejarang mungkin, sedapatnya terbatas untuk
pemeriksaan inventarisasi dan pengisian tangki saja.
2. Bila tidak dalam keadaan dipakai, lobang tempat pengukuran supaya ditutup
dengan rapat. Bilamana tangki dilengkapi dengan beberapa iubang pengukuran,
hanya sebuah yang digunakan untuk setiap waktu.
3. Pengukuran secara manual supaya tidak dilakukan bila kondisi cuaca
menunjukkan kemungkinan adanya bahaya badai listrik statik, atau bahaya
lainnya seperti hujan, badai dsb.
4. Pengukuran secara manual dan pengambilan contoh supaya tidak dilakukan
bilamana kegiatan pengisian tangki sedang berlangsung dengan produk class I
petroleum atau produk class II dan III jenis penumpuk listrik statik yang tinggi
yang dimasukkan kedalam tangki yang berisi uap minyak yang mudah terbakar,
atau dimana ada kemungkinan produk classlI dan III terkontaminasi produk class
I petroleum. Bila diberi anti static additive (ASA-3) di dalam konsetrasi yang
disarankan, ketentuan waktu tersebut di atas dapat dikurangi.
5. Orang yang bertugas mengukur, setibanya di atas atap tangki supaya istirahat
sebentar untuk bernafas sebelum melakukan pengukuran dan pengambilan
contoh, supaya tidak naik bila terjadi badai listrik. Bilamana ada benda yang
terjaduh ke dalam tangki supaya dilaporkan dengan segera.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Untuk menghindari terjadinya muatan statik waktu mengisi tangki dengan produk
class I petroleum, atau class II dan III petroleum yang menimbun muatan statik di
dalam kondisi dimana mungkin terjadi udara yang mudah terbakar di dalam ruang
ullage tangki yang disebabkan oleh penguapan atau terbentuknya mist (kabut)
minyak yang mudah menyala, kecepatan masuk sehingga inlet tangki tertutup
seluruhnya di bawah permukaan produk, dan jalur pipa bebas dari air dan udara,
supaya tidak lebih dari 1 mldetik. Disamping kecepatan masuk tersebut, supaya
menjamin kelancaran masuk ke dalam tangki tanpa menimbulkan gejolak
(turbulence), memecahkan permukaan produk dan mengaduk (disturbing) endapan
(sediment) dasar tangki.
1. Air hujan dan air buangan dari tangki yang terkumpul di dalam lapangan tangki
dapat di drain/dibuang dengan cara drainage gravitasi biasa. Dalam hal ini
daerah di dalam lapangan tangki supaya diisolasi/dipindahkan dari sistem
drainage yang ada di luar dengan kerangan yang ditempatkan disebelah luar,
dibiarkan selalu tertutup, terkecuali untuk mendrain air yang selalu di bawah
pengawasan.
2. Pilihan lainnya untuk mendrain lapangan tangki dengan menggunakan pompa
yang dikendalikan secara manual, atau dengan siphon drain, yang melalui
puncak bund wall lapangan tangki, yang dipancing (primed) dengan
menggunakan pompa kecil yang dikendalikan secara manual.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.3.5. POMPA
Sebelum pemakaian pertama dan setelah perbaikan besar, pompa tidak boleh
langsung digunakan di dalam operasi, sampai kecepatan (aligment)-nya telah
diperiksa, dan bila menggunakan penggerak listrik, motor dan control gear diuji untuk
hubungannya (continuity), pentanahan dan tahanan insulasinya. Setelah itu supaya
diperiksa secara berkala, khususnya untuk kebisingan suaranya waktu dijalankan,
tanda-tanda suhu yang berlebihan, kebocoran glands dan kondisi pada umumnya.
Sarana untuk menutup secara darurat supaya diuji secara berkala.
Glands yang bocor di dalam pompa dapat menimbulkan bahaya, selain dapat
menimbulkan kerugian/hilangnya produk yang mungkin cukup besar. Bila
kebocoran terjadi pada sisi penghisapan, udara dapat masuk, dan bila hal ini terjadi
pada jalur yang membawa produk class I petroleum, dapat menimbuikan campuran
uap dan udara yang membahayakan.
2.3.6.1. Umum
Penanganan produk dengan jalur pipa, apakah jalur pipa cross country, atau
dengan jalur pipa dari jetty atau pelabuhan, dapat menghubungi prosedur dan
disiplin tertentu sejak pihak ketiga mungkin dapat terlibat dan kesalahan mungkin
dapat menimbulkan akibatnya di luar Instalasi/Terminal Transit/Depot.
1. Supaya menggunakan sarana Indentifikasi (tanda) yang sudah ada, untuk jalur
pipa dan kerangan yang menunjukkan jenis produknya. Jalur pipa supaya diberi
Indentifikasi, sebaiknya disesuaikan dengan "master flows sheet" untuk
Intalasi/Depot. Perhatian khusus supaya diberikan untuk mengindentifikasi titik-
titik kritis pada jalur pipa, eg. Titik pengisian dan pembongkaran, tempat
pengisian RTW dan mobil tangki, rumah pompa, jetty atau pelabihan, manifolds.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Satu produk yang disusul langsung dengan produk yang lainnya, memerlukan
perencanaan sequence untuk pumping operations, berdasarkan pada sifat-sifat
produk dan prosedur yang ditentukan untuk menangani product interfaces.
Interface dapat diperkecil dengan menjaga arus pipa yang cukup tinggi hingga
diambang turbulensinya dan penyebaran interfacenya minimal.
Interface material sedapatnya supaya dapat diserap seluruhnya ke dalam tangki
penerima produk terdahulu atau yang menyusul kemudian, agar dengan demikian
dapat menghindari "Slopping".
2. Bilamana produk dipisahkan oleh "pigs" atau "spheres", perencanaan sequence
untuk pemompaan juga diperlukan, tetapi kontaminasi produk satu dengan yang
lainnya adalah keci I.
3. Dimana produk dikosongkan dari jalur pipa sebelum disusul oleh produk lainnya,
lihat butir (4) di bawah ini.
Pengosongan pipa tidak dibenarkan untuk normal operations, dan untuk itu
disarankan agar membiarkan jalur pipa seluruhnya berisi dengan produk sementara
pipa tidak beroperasi. Bilamana pengosongan pipa diperlukan, ada tiga cara yang
disarankan.
2.3.6.5. Kerangan
1. Kerangan supaya dijaga agar bebas dan mudah dioperasikan. Plug valve, jenis
berpelumas, supaya diberi pelumas secara teratur.
2. Glands kerangan yang bocor, sama halnya dengan pompa, dapat menimbulkan
bahaya.
3. Roda pegangan atau tuas kerangan, bila dilepaskan karena suatu alasan
operasional, supaya mudah ditemukan, sehingga dengan demikian kerangan
dapat ditutup dan dibuka, bilamana diperlukan, di dalam keadaan darurat.
2.3.7.1. Pembuatan
Dilakukan di bangunan yang ventilasinya baik atau di udara terbuka. Yang umum
digunakan untuk pembersihan dan pembebasan gas drum ialah "steam".
2.3.7.3. Perbaikan
Perbaikan drum dengan pekerjaan panas tidak boleh dilakukan sebelum dibebas-
gas-kan. Perbaikan seperti ini supaya dilakukan di daerah aman (non-hazardous
area). Bejana bekas minyak berat dapat saja menunjukkan bebas gas waktu diuji,
tapi waktu dipanaskan mengeluarkan uap yang mudah terbakar, produk harus
dibersihkan dahulu.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Kemasan hanya ditimbun dalam bangunan atau ruangan lainnya yang khusus
dibuat untuk keperluan itu. Lantai bangunan supaya berupa konstruksi yang baik,
lantai dan jalur jalan menuju ketempat penyimpanan terbuka supaya bebas
lubang-lubang atau bahaya lainnya dijalanan. Walkways Qalur lintasan) supaya
bebas rintangan dan sebaiknya diberi membatas garis putih.
2. Sejak pembungkus diterima, apakah kosong atau berisi, dari sumber di luar
Instalasi/Terminal Transit/Depot, supaya diatur perputaran penanganannya yang
baik, untuk membatasi penanganan-penanganan yang tidak perlu.
3. Bila menyusun pembungkus yang berisi penuh, agar diatur sedemikian rupa
supaya kebocoran yang terjadi dapat diketahui dengan segera. Pembungkus
yang bocor supaya dipindahkan / dituangkan ke pembungkus yang baik.
4. Drum isi berkapasitas nominal 210 liter yang disusun berbaring supaya diberi
sarana penahan gerakan/ganjal yang baik pada kedua sisinya yang tidak
merusak badannya. Tingginya tidak boleh melebihi beban berat yang diijinkan
untuk baris yang terbawah.
5. Drum yang disusun berdiri supaya tumpukannya stabil, dapat menggunakan
pallets atau disusun secara "cross bonding" (bentuk piramida). Tingginya supaya
tidak melebihi beban berat yang terbawah dan tidak membahayakan di dalam
penanganannya.
6. Pembungkus lainnya supaya disusun secara rapih dan stabil. Kardus-kardus
yang lebih kecil, yang tidak mempunyai kekuatan mekanik suapaya tidak
ditumpuk tinggi tanpa para-para (racking).
7. Semua tumpukan supaya ditumpuk di dalam daerah yang sudah diberi
pembatasan, mempunyai lorong yang cukup lebar untuk kegiatan sehari-hari dan
merupakan pemisah bila terjadi kebakaran. Harus ada jalur pemisah antara
tumpukan dengan dinding bangunan, baik diluar maupun di dalam.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Untuk menghindari kerugian dan kecelakaan pada pekerja yang terlibat dan
orang-orang yang ada disekitarnya, penanganan pembungkus supaya dilakukan
secara hati-hati.
2. Bila pembungkus ditangani di daerah berbahaya, supaya dicegah jangan sampai
terjadi percikan api dari pembungkus atau peralatan yang menanganinya.
2.3.7.7. Peralatan Bantu Mekanik
1. Fork lift truck dan power trollies yang dioperasikan di dalam bangunan sebaiknya
menggunakan jenis yang digerakkan oleh tenaga listrik/aki. Bila sistem ventilasi
cukup baik, dapat menggunakan kendaraan dengan bahan bakar solar/bendin
atau LPG. Dengan BBG keracunannya rendah, tetapi tangki supaya terlindung
dengan baik terhadap kemungkinan kerusakan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Air di dalam bejana penampungan udara yang dimampatkan dapat menimbul kan
pengkaratan yang serius. Bajana yang dipakai secara tetap supaya ditiriskan setiap
hari, terkecuali bila dilengkapi dengan alat peniris otomatis.
2.4.1. UMUM
Tangki dan bejana merupakan sarana penunjang untuk kelancaran operasi iilang.
Agar tangki dan bejana bisa berfungis sebagaimana mestinya, maka persyaratan
untuk mengoperasikan kedua sarana tersebut harus dipenuhi. Persyaratan ini harus
sudah dipenuhi sejak tahap rancang bangun.
2.4.2. PENGERTIAN
2.4.2.1. Tangki adalah suatu vessel untuk menimbun cairan dengan kapasitas
melebihi 227 liter (60 gallon) dan merupakan instalasi tetap serta tidak
digunakan untuk keperluan proses.
2.4.2.2. Air Supplied breathing apparatus adalah alat bantu pernapasan dengan
pasokan udara segar dari tabung udara bertekanan, selang dan regulator
serta dan masker.
2.4.2.3. Produk kelas I adalah cairan yang mempunyai titik nyala (flash point)
dibawah 37,8°C.
2.4.2.4. Produk kelas II adalah cairan yang mempunyai titik nyala (flash point)
37,8°C atau lebih tinggi, namun kurang dari 60°C.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.4.3.1. Tanggul
Tanggul-tanggul tangki dan dinding penahan harus selalu dijaga kondisinya agar
tetap baik. Tumbuhan yang berada di dalam tanggul, begitu juga rumput-rumput
harus pendek. Tanggul tidak diperlukan di sekitar tangki LPG bertekanan. Tanggul
tangki tidak boleh dibongkar, kecuali telah dikeluarkan Surat Ijin Kerja dingin atau
Surat Ijin Kerja Gali untuk maksud itu. Surat Ijin tersebut harus mencantumkan
metoda untuk membongkar, mesin-mesin dan alat-alat yang boleh digunakan serta
tindakan pencegahan terhadap kemungkinan kerusakan kabel yang ditanam di
dalam tanah, dan lain-lain. Jika tangki masih berisi produk, harus dilengkapi dengan
sarana sementara yang dapat menutupi bagian tanggul yang dibongkar secepat
mungkin apabila diperlukan.
Pipa-pipa yang berada di dalam area tanggul tangki harus dijaga jangan sampai
terkena paparan api yang ada di dalam area tersebut dengan salah satu cara berikut
ini.
1. Buatlah parit sedemikian rupa sehingga minyak tidak terkumpul di bawah pipa.
Permukaan tanah di dalam area tanggul tangki dibuat miring ke arah luar.
2. Apabila tidak mungkin dibuat parit, tutuplah pipa-pipa di dalam area tanggul
tangki dengan tanah campur kerikil, dan ambil tindakan pengamanan untuk
melindungi pipa terhadap karat.
Kerangan pembuangan pada tanggul harus selalu terbuka. Semua jalan menuju ke
tangki harus diberi penerangan yang cukup. Anak tangga yang cukup harus tersedia
ke atas tanggul, dan jalan setapak dengan permukaan yang keras yang menuju ke
arah tangga dan kerangan tangki harus terpelihara baik.
Semua perlengkapan tersebut harus selalu dijaga dalam keadaan baik, dan setiap
saat ada kerusakan harus segera dilaporkan.
Semua tangki dan bejana harus diproteksi dengan alat penganginan (atmospheric
vents) atau peralatan pembuang tekanan (pressure / vacuum relieving devices)
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Kerangan penutup harus selalu terkunci, apakah dalam keadaan tertutup atau
terbuka. Apabila relief valve tidak difungsikan, langkah-langkah seperti tercantum
dalam Pedoman Pengawasan Terhadap Isolasi dan Menonaktifkan Sistem
Pengaman Vital harus ditindak lanjuti. Selama dalam periode tangki atau bejana
tersebut diijinkan beroperasi dengan tanpa relief valve, petugas operasi atau
operator harus selalu mengawasi dan mencek agar tekanan di dalam tangki atau
bejana tidak melebihi tekanan kerja yang telah ditentukan.
Jika kondisi operasi pada bejana atau sistem yang dilengkapi relief valve berubah,
maka Inspektor dari bagian inspeksi harus diberitahu agar kemampuan / kapasitas
relief valve tersebut dihitung kembali.
Penutup Iubang ukur, Iubang pengambilan contoh dan manholes harus selalu dijaga
dalam keadaan tertutup apabila tidak dipergunakan untuk keperluan operasi.
2.4.3.5. Manholes
Manholes digunakan sebagai sarana untuk masuk ke dalam setiap tangki atau
bejana yang jika berbentuk segi empat harus berukuran sekurang-kurang nya 18" x
16", dan jika berbentuk lingkaran, sekurang-kurangnya mempunyai diameter 18".
Mungkin ketentuan Pemerintah menghendaki ukuran lebih besar dari pada ketentuan
di atas. Penyimpangan dari ukuran tersebut harus mendapat persetujuan dari
Instansi Pemerintah atau Pejabat Pemerintah yang berwenang untuk maksud itu.
Keterangan tentang penyimpangan tersebut dapat diperoleh dari Bidang K3LL.
Metoda, jalan masuk dan jalan keluar yang aman harus tersedia pada setiap
manhole.
Tidak seorangpun dibenarkan berjalan di atap tangki kecuali telah mendapat ijin dari
pejabat yang berwenang untuk itu
Pada saat ada petir atau hujan, dilarang melakukan pengukuran isi tangki secara
manual dan mengambil contoh minyak. Petugas harus mencegah terhirupnya uap
minyak, oleh karena itu ia tidak boleh berdiri di bawah angin dari Iubang ukur atau
Iubang untuk mengambil contoh minyak. Untuk mencegah timbulnya muatan listrik
statis pada saat mengambil contoh minyak dan mengukur isi tangki.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pada atap tangki dan lantai pembambilan contoh harus dihindari adanya ceceran
minyak. Jika ini terjadi, harus segera dibersihkan. Ceceran minyak di area proses,
penanganannya harus sama dan setiap kain lap yang telah kotor harus ditempatkan
di dalam tempat yang tertutup untuk kemudian secepatnya dibuang.
Kain lap yang digunakan untuk membersihkan pita pengukur dan lain-lain, tidak
boleh ditinggalkan di atap tangki ataupun di dalam daerah tanggul, tetapi harus
ditempatkan pada tempat-tempat khusus yang tertutup dan secara berkala dibuang
ke tempat yang aman.
Peralatan pengukur tangki dan alat-alat lainnya yang dibawa petugas pengukur,
harus dimasukkan ke dalam suatu tempat kusus dan dibawa dengan cara disandang
dibahu. Botol tempat contoh minyak harus dibawa dengan alat yang khusus
dirancang untuk itu.
Mengingat adanya bahaya gas, tidak seorangpun dibenarkan turun ke atap tangki
apung (floating roof) yang sedang berisi, kecuali dengan menggunakan alat Bantu
pernapasan (air supplied breathing apparatus) dan tali penyelamat, serta harus
diawasi dan dikontrol paling sedikit oleh 2 (dua) orang yang berdiri di platform tempat
lubang ukur. Patuhi Pedoman Memasuki ruang Tertutup (confined space entry). Jika
atap tangki dinaikkan ke atas sehingga batas tertinggi, dimana kemungkinan
endapan gas tidak akan terjadi, penggunaan breathing apparatus tidak diperlukan
lagi, tetapi syarat atau kondisi kerja yang lain harus tetap dipatuhi.
Penyekat (fabric seals) dan kaki penyangga atap tangki, harus diperiksa secara
periodik dan diganti baru bila diperlukan. Pemeriksaan dari waktu kewaktu harus
dinkukan untuk meyakinkan bahwa sambungan-sambungan penghantar (shunt)
stainless steel disekeliling tangki yang melewati penyekat dalam keadaan cukup dan
baik.
Kondisi lubang pembuangan (drains) dan penganginan (vent) harus diperiksa secara
berkala. Jika digunakan tube seals, maka tube seals tersebut selalu dijaga agar
berisi cairan yang sesuai. Pada kondisi operasi normal, atap tangki tidak boleh
diturunkan hingga menyentuh dudukannya.
2.4.3.12. Kerangan
Semua kerangan pada tangki dan bejana harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
mudah untuk dijangkau saat dioperasikan. As dan roda kerangan tidak boleh
menimbulkan bahaya benturan (stricking hazards).
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika pengaduk jenis propeller atau jet dipasang pada tanki beratap tetap (fixed roof)
yang berisi produk Kelas I dan Kelas II, alat tersebut tidak boleh dioperasikan jika
ketinggian minyak dalam tangki kurang dari 3 (tiga) meter. Pengambilan contoh
minyak dan pengukuran isi tangki setelah proses pengadukan, harus mematuhi
tindakan terkait dalam butir 2.3.4.4.
Semua bak dan lubang penampung minyak harus dilengkapi dengan pagar
pelindung dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1 (satu) meter atau ditutup secara
sempurna dengan lantai dari jenis yang memenuhi syarat. Bak penampung kotoran
harus dianginkan selama paling tidak 5 (lima) menit dan dilakukan pemeriksaan gas,
sebelum seseorang diijinkan memasukinya.
Kondisi atau persyaratan seperti tercantum dalam butir 2.3.4.5. (a) harus dipenuhi
dan diikuti sebelum seseorang diijinkan masuk ke dalam bak atau lubang
penampungan.
Semua aliran ke dalam tangki atau bejana panas harus bebas dari air atau cairan
hidrokarbon ringan yang berlebihan. Pipa pemanas (steam coils) harus ditest secara
teratur untuk mengetahui sedini mungkin jika terjadi kebocoran.
High level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang menerima bahan / produk
Kelas I dan kelas II dari saluran pipa atau dari kapal. Alarm akan berbunyi di tempat
kerja yang ada petugasnya apabila permukaan cairan di dalam tangki melebihi batas
tertinggi yang telah ditentukan. Alat untuk membunyikan alarm tidak tergantung
kepada instrumentasi pengukur tangki.
Low level alarm harus dipasang pada tangki-tangki yang dilengkapi dengan koil
pemanas untuk mencegah pengeringan dan panas yang berlebihan pada koil akibat
permukaan cairan di dalam tangki melebihi batas terendah yang telah ditentukan.
Alarm akan berbunyi di tempat kerja yang ada petugasnya. Alat untuk membunyikan
alarm tidak bergantung kepada instrumentasi pengukur tangki.
2.4.4.1. Pemompaan
Tangki dan bejana, sejauh memungkinkan harus dikosongkan isinya ketempat yang
aman, dengan menggunakan saluran yang biasa atau saluran pembuangan. Selang
dapat digunakan untuk memompakan isi tangki atau bejana, dengan syarat suhu
cairan dibawah suhu penyalaan sendiri.
Selama pemompaan berlangsung, harus selalu dijaga agar tidak sampai terjadi
kehampaan udara (vacuum), hal ini dapat terjadi jika lubang penganginan
(atmospheric vents ataupun vacuum vents) ditutup atau tertutup oleh sesuatu, atau
dapat juga terjadi jika kecepatan pengosongan berlebihan melalui sambungan pipa
pengisi atau pipa isap yang berdiameter besar.
Jika pompa portable dengan penggerak tenaga listrik atau mesin dengan sistem
pembakaran di dalam digunakan untuk mengosongkan tangki atau bejana, Surat Ijin
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika menangani produk Kelas I dan Kelas II, hanya jenis pompa tersebut dibawah ini
yang boleh digunakan :
Kerangka motor harus digrounding dengan baik dan kabel-kabelnya harus diproteksi
dari kerusakan.
2.4.5. Isolasi
Isolasi harus dilaksanakan dengan salah satu cara tersebut dibawah ini.
1. Dengan melepas kerangan atau bagian dari setiap sambungan pipa dan yang
sambungan terletak paling dekat dengan dinding tangki atau bejana dan penutup
sambungan yang telah dilepas tersebut dengan memasang flens buta (blind
flanges) yang memenuhi standard.
2. Dengan menyisipkan flens buta yang memenuhi standard, sedekat mungkin
dengan dinding tangki atau bejana. Untuk maksud ini sorokan kacamata
(spectades) lainnya yang sama, harus digunakan. Tindakan pencegahan harus
dilakukan untuk menjamin agar tidak ada minyak yang terjebak diantara flens
penutup dengan kerangan yang tertutup.
3. Bak penampungan (sumps) dapat diisolasi dengan menggunakan penyumbat
yang terbuat dari karet (expandable rubber plugs). Jika menggunakan metoda ini,
harus diyakinkan bahwa lubang pipa yang akan disumbat berbentuk bulat dan
rata.
Jika ada kemungkinan terjadi kenaikan tekanan di dalam pipa penyumbat karet tidak
boleh digunakan, dan sistem isolasi ini jangan dicampur adukkan dengan prosedur
isolasi seperti yang tercantum dalam Pedoman Jaringan Pipa.
Catatan
Dalam Keadaan bagaimanapun, tidak diperbolehkan diijinkan untuk melakukan
isolasi dengan hanya menutup kerangan saja, bila seseorang harus masuk ke
dalam tangki atau bejana.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Jika membuka manhole atau melepas pipa pada setiap tangki atau bejana,
kemungkinan adanya kerak pyrophoric di dalamnya harus diperhitungkan. Selang
steam dan air harus secepatnya tersedia untuk membasahi setiap bahan
pyrophoric. Tindakan pencegahan yang lebih teliti harus dilakukan, jika tangki
atau bejana tersebut berisi minyak mentah, gas lapangan atau fraksi-fraksi yang
belum terdestilasi, dimana unsur belerang yang terkandung di dalam cairan
tersebut, dapat membentuk kerak yang mudah teroksidasi dan sering bersifat
pyrophoric.
2. Pada waktu membuka manhole atau melepas pipa, dimana ada kemungkinan
keluarnya gas H2S dalam jumlah yang besar (misalnya kadar H2S dalam minyak
melebihi 0,5% berat), harus memakai Breathing Apparatus yang sesuai.
3. Pelaksanaan melepas pipa-pipa untuk mengambil / mencabut sorokan atau
sambungan-sambungan adalah suatu pekerjaan yang berbahaya dan sebelum
ada ijin untuk melakukan hal ini, yaitu dalam bentuk dikeluarkannya Surat Ijin
Kerja Dingin, Bidang Operasi yang berwenang harus meyakinkan sendiri bahwa
Iangkah-langkah untuk membuang tekanan dari dalam pipa telah dilakukan.
Setiap kemungkinan adanya cairan yang tertinggal di ujung pipa atau kerangan,
harus diberitahukan kepada Bidang Teknik dan dinyatakan dalam Surat Ijin Kerja
Dingin, dimana juga harus menyebutkan sorokan-sorokan dimana yang dicabut.
Harus diingat bahwa saluran pembuangan mungkin perlu untuk tetap dibuka.
Jika tangki atau bejana dilengkapi dengan pengaduk jenis propeller, maka
switchgear dari pengaduk tersebut harus diputuskan dari aliran listriknya dan pada
Surat Ijin Masuk hal-hal tersebut dicatat sebagai tindakan pengamanan yang
diperlukan, sebelum seseorang diijinkan masuk. Uji coba alat ini bilamana tangki
atau bejana dalam keadaan terbuka, harus diawasi dengan ketat.
Metoda yang diijinkan adalah dengan lelepas beberapa buah pipa dan mentup
sambungan pipa yang berbuka dengan flens buta. Setiap sisa endapan larutan asam
yang tertinggal harus dinetralisir, dibuang secara sempurna dan tangki atau bejana
dicuci dengan air sebelum seseorang yang tanpa menggunakan pakaian pelindung
diijinkan masuk kedalamnya.
Sebagai kelanjutan pengisolasian tangki atau bejana, maka tangki atau bejana
tersebut tidak boleh dimasuki, kecuali telah mendapat ijin dari petugas Bidang
Operasi yang berwenang, yang mana akan menentukan persyaratan untuk masuk,
tetapi belum merupakan jaminan bahwa tempat tersebut aman untuk dimasuki tanpa
memakai alat Bantu pernapasan, kecuali tangki dan bejana tersebut telah benar-
benar bebas gas secara sempurna. Untuk menghilangkan uap-uap berbahaya, gas
dan cairan mudah menyala dapat dilakukan secara tersendiri maupun kombinasi dari
metoda berikut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Metoda ini harus digunakan, jika penggunaan air atau steam tidak praktis atau tidak
diinginkan. Jika telah diputuskan untuk menggunakan metoda ini, setiap usaha harus
dilakukan untuk memompakan keluar minyak dan lumpur sebanyak-banyaknya.
Bila memungkinkan ventilasi mekanis harus digunakan, sehingga uap bagan mudah
menyala atau beracun dapat dibuang dalam waktu yang singkat.
Semua peralatan listrik yang digunakan harus mempunyai konstruksi flameproof.
Alat penghisap udara (air mover) harus dipasang pada lubang lalu orang (manhole)
di atap tangki, sehingga udara dapat dihisap mulai dari bawah melalui lubang lalu
orang (manhole) di dinding tangki dan terus dibuang ke bagian atas.
Semua peralatan listrik yang digunakan harus mempunyai konstruksi flameproof.
Alat penghisap udara (air mover) harus dipasang pada lubang lalu orang (manhole)
di atap tangki, sehingga udara dapat dihisap mulai dari bawah melalui lubang lalu
orang (manhole) di dinding tangki dan terus dibuang ke bagian atas.
Tindakan penjagaan harus dilakukan jika menggunakan penganginan alamiah pada
kondisi cuaca tenang, karena uap yang keluar dari tangki dapat mencapai jarak yang
jauh tanpa terdispersi.
Uap yang keluar dari manhole pada dinding tangki dapat meningkat mencapai kadar
yang berbahaya, jika berada di dalam tanggul atau di daerah terbatas, dan dalam
keadaan seperti ini tidak satupun jenis sumber penyalaan yang diperbolehkan.
Pembuangan uap dengan menggunakan alat penghisap udara (air mover) yang
terpasang pada manhole di atap tangki merupakan tindakan keselamatan yang
dianjurkan.
Untuk tangki atau bejana yang berisi produk atau minyak mentah yang mengandung
larutan asam, tindakan pengamanan yang harus dilakukan adalah dengan
membasahi secara terus menerus permukaan dalam dinding tangki dengan alat
pengabut air (water fog), yang dimasukkan dari lubang di atap tangki. Pengabut air
harus dibuka terlebih dahulu, setelah itu segera alat penghisap udara dijalankan.
Tutup manhole pada dinding tangki harus dibuka 5 (lima) menit kemudian setelah
permukaan dalam dinding tangki selesai dibasahi semuanya. Sementara alat
penghisap udara tetap beroperasi, pengabut air dapat dihentikan dan kerak-kerak
yang sudah terlepas dikeluarkan dengan semprotan air yang bertekanan tinggi.
Nozzle yang digunakan harus dihubungtanahkan (arde).
Sebelum tangki atau bejana diisi dengan air, harus dipastikan bahwa tangki atau
bejana dan pondasinya betul-betul mampu menahan berat keseluruhan.
Untuk mencegah timbulnya listrik statis selama pengisian tangki atau bejana tersebut,
sebaiknya air dimasukkan lewat bagian bawah tangki atau bejana.
Bila digunakan selang, kecepatan aliran harus tetap rendah, sampai ujung bagian
selang tersebut terendam air dan nozzle yang digunakan harus dihubungtanahkan
(aarde). Pembersihan dengan menggunakan air ini tidak dapat membuang semua
sisa-sisa uap minyak, cairan maupun endapan padat lainnya secara sempurna.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Metoda ini digunakan jika tidak mungkin untuk membuang gasgas atau cairan mudah
menyala, karena adanya pengaruh air, uap air atau udara terhadap isi tangki atau
bejana. Bahaya yang terdapat dalam metoda ini yaitu bila udara terlambat dipastikan
dengan inert gas, dan saat itu terdapat endapan pyrophoric maka dapat timbul nyala
api.
Oleh karena itu sebelum udara dimasukkan, permukaan dalam tangki harus selalu
dibasahi dengan semprotan air seperti tercantum dalam Pedoman Jaringan Pipa
tentang Kerak Pyrophoric.
Inert gas didalam tangki atau bejana, tidak sesuai untuk pernapasan, oleh sebab itu inert gas
harus didorong dengan udara bersih dan ditest untuk mengetahui konsentrasi zat asam yang
ada, sebelum seseorang diperbolehkan masuk tanpa menggunakan alat bantu pernafasan.
Kadar zat asam di udara tidak boleh kurang dari 17%.
Sebelum seseorang diijinkan masuk ke dalam ruang tertutup, termasuk petugas yang akan
memeriksa kandungan gas, Surat Ijin Masuk yang mencantumkan kondisi/syarat yang
ditentukan harus diperoleh terlebih dahulu.
Jika petugas pejabat yang berwenang menyatakan bahwa tempat tersebut telah aman untuk
dimasuki tanpa memakai alat bantu pernapasan, maka masa berlaku Surat Ijin Masuk dan
orang yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut harus diingatkan kapan berakhirnya waktu
ijin tersebut.
Jika Surat Ijin Masuk menyebutkan bahwa alat bantu pernapasan harus dipakai, tali penyelamat
dan pengaman harus juga dipakai oleh orang yang masuk ke dalam ruang tertutup tersebut.
Ujung tali penyelamat harus dipegang oleh petugas lain yang berdiri di luar tangki dekat
manhole, dan selalu dalam keadaan siaga, siap memberikan tanda jika ada bahaya, serta siap
menarik keluar orang yang berada di dalam ruang tertutup tadi. Penolong tidak dibenarkan
memasuki ruang tertutup tanpa menggunakan alat bantu pernapasan yang sesuai.
Catatan
Dalam keadaan apapun, alat pelindung pernapasan jenis canister (canister respirator)) tidak
boleh digunakan pada saat memasuki tangki atau bejana. Alat Bantu pernapasan yang
cocok untuk memasuki tangki atau bejana adalah Alat Bantu Pernapasan dengan Supply
Udara Segar (Air Supplied Breathing Apparatus).
Tangki, bejana, bak atau lubang penampung tidak dapat dinyatakan sebagai tempat
yang aman untuk dimasuki tanpa menggunakan alat Bantu pernapasan, kecuali :
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Setelah tangki atau bejana dibuka, minyak, lumpur dan karatkarat yang ada di
dalamnya, harus dibuang sebanyak mungkin, baik dengan timba, sapu dan lain-lain,
dan dapat juga dibntu dengan air yang dimasukkan dengan memakai selang yang
telah dihubungtanahkan (arde).
Jika tangki atau bejana sudah selesai dibersihkan dari lumpur atau kerak, akan tetapi
dari hasil pengukuran gas ternyata masih mengandung uap hidrokarbon, maka
tindakan selanjutnya adalah melakukan pembebasan gas.
Sebelum seseorang diijinkan masuk tangki atau bejana, baik untuk pekerjaan
inspeksi atau pemeliharaan dan perbaikan, petugas Bidang Operasi yang berwenang
harus memeriksa dan menyatakan bahwa alat tersebut telah diisolasi secara
sempurna, tidak ada lagi gas tidak ada endapan yang tertinggal yang dapat
menghasilkan uap atau gas.
Jika keadaan sudah memenuhi syarat, Surat Ijin Masuk yang lain harus dikeluarkan
untuk inspeksi. Jika pekerjaan perbaikan dilakukan, Surat Ijin Kerja Dingin atau
Panas, sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan harus disiapkan.
Tindakan yang menjamin bahwa tidak ada minyak yang terkumpul pada tempat-
tempat yang rendah harus diambil jika pekerjaan perbaikan di dalam tangki atau
bejana akan dilakukan. Hollow king post dan penyangga atap (roof leg support) serta
di bawah plat dasar (bottom), seringkali merupakan tempat terkumpulnya sisa-sisa
minyak dan satu atau beberapa lubang kecil harus diborkan pada bagian atas dan
bawah dari hollow support dan pada plat dasar untuk menjamin pembuangan secara
sempurna dan selanjutnya harus dibersihkan dengan steam, udara atau inert gas.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika diperlukan untuk memperbaiki setiap bagian logam pelapis, pada plat atau plat-
plat harus dibuat 2 (dua) buah lubang dengan ukuran 5 (lima) mm, yang letaknya
saling berseberangan (diagonal), yang berfungsi untuk membuang sisa cairan yang
terdapat di dalam pelapis logam tersebut.
Ruangan di belakang plat, kemudian harus dibersihkan beberapa saat, sebelum ijin
untuk perbaikan diberikan. Pembersihan pada tangki atau bejana yang mempunyai
pelapis tidak akan menghilangkan cairan atau gas yang terperangkap di belakang
pelapis tersebut jika plat tidak dilubangi.
Jika diperlukan penggunaan penerangan buatan di dalam tangki atau bejana, hal-hal
berikut harus dilaksanakan :
¾ Jika tangki atau bejana belum dinyatakan bebas gas, maka hanya lampu
listrik jenis "Compressed air turbin flame proof' dan atau lampu battery yang
telah disahkan saja yang boleh digunakan, dan ini harus dinyatakan di dalam
Surat Ijin Kerja.
¾ Tangki atau bejana yang sudah dinyatakan bebas gas, boleh diterangi seperti
tersebut diatas atau dengan lampu listrik jenis portable dengan tegangan
maksimun 24 volt.
¾ Mengingat kabel lampu penerangan dapat rusak bila digunakan, maka harus
disiapkan terlebih dahulu Surat Ijin Kerja Panas. Kabel dari flame proof
transformer harus diberi penyangga yang cukup. Transformer tidak boleh
diletakkan di dalam angki atau bejana.
Jika terdapat sisa-sisa endapan yang keras, sehingga memerlukan pahat untuk
membuangnya, pada Surat Ijin Kerja harus dinyatakan bahwa permukaan yang akan
dipahat harus selalu dibasahi dengan air selama pekerjaan dilakukan. Jika
mengunakan semprotan air bertekanan tinggi untuk membuang Lumpur atau kerak,
nozzle yang digunakan harus digrounding (aarde).
Jika ada pekerjaan pengelasan atau lainnya dilakukan di dalam ruang tertutup,
maka harus diambil langkah-langkah yang menjamin bahwa selalu terdapat
sirkulasi udara segar yang cukup di dalam ruangan tersebut, dan uap hasil
pengelasan harus dibuang keluar.
Langkah pencegahan khusus harus diambil agar pada saat pengelasan, udara
selalu mengalir menjauhi tempat tukang las berada, dan udara yang telah
bercampur dengan uap hasil pengelasan tidak mengalir kembali ke tempat tukang
las.
2.5.1. Pengertian.
2.5.1.1. Bordes adalah sarana jalan inspeksi / operasi yang melintasi jalur perpipaan
maupun tepi kolom dan biasanya berupa jembatan yang terbuat dari plat
besi.
2.5.1.2. Pipe Rack adalah jalur dari kelompok jaringan pipa.
2.5.1.3. Jaringan pipa adalah jaringan / saluran perpipaan untuk menyalurkan fluida
cair ataupun gas.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Metode ini terdiri dari pengelasan fitting pada pipe line / peralatan yang
telah terpasang atau nozzle dan reinforcing pada tangki.
2.5.1.9. Listrik statis adalah aliran elektris yang ditimbulkan oleh 2 macam benda
yang saling bergesekan yang menimbulkan kerapatan elektron yang
berbeda.
2.5.1.10. Pentanahan adalah sarana penyaluran adanya aliran arus listrik yang tidak
dikehendaki, dan disalurkan ke dalam tanah.
Jaringan pipa (yang ditimbun atau diselubung) harus dilengkapi dengan relief valve
atau peralatan lain untuk merelease tekanan lebih pada pipa akibat pengaruh
kenaikan temperatur.
Kenaikan tekanan dapat segera timbul akibat mengembangnya cairan didalam pipa
karena panas matahari. Dalam hat ini perlu diingat, check valve akan bertindak
sebagai kerangan penahan / penutup, jika cairan yang berada disebelah hilir (down
stream) mengembang.
Penyangga pipa harus diperiksa secara berkala oleh Petugas yang berwenang,
untuk meyakinkan bahwa pipa-pipa masih disangga dengan baik. Hal ini sangat
penting, mengingat pipa pipa cenderung bergetar. Setiap ditemukan hal-hal yang
tidak biasa atau terjadi getaran yang berlebihan, meskipun hanya bersifat sementara,
harus segera dilaporkan. Tali penahan, kawat penguat atau tackle dari berbagai
peralatan, tidak diperkenankan untuk diikatkan pada sembarang pipa atau
penyangga pipa.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika jaringan pipa melintas jalan, bordes dan lain-lainnya, maka harus diberi
pelindung yang memadai. Jaringan pipa diatas kepala (overhead), harus mempunyai
ketinggian paling sedikit 2 (dua) meter diatas permukaan lantai kerja (platform) atau
tempat jalan (walkways).
Rongga antar pipa dan pelindungnya harus diisi atau disumbat dengan bahan yang
ticlak mudah terbakar, untuk menjamin agar tidak ada minyak yang keluar dari dalam
tanggul atau dinding penahan, bila terjadi tumpahan minyak.
Parit, lubang dan galian dapat merupakan tempat terkumpulnya gas-gas berbahaya.
Terkecuali jika hasil pemeriksaan gas menunjukkan tidak adanya gas beracun
ataupun yang mudah terbakar, serta adanya gas oksigen yang cukup, maka orang-
orang yang memasuki tempat tersebut untuk keperluan pemeriksaan ataupun
perbaikan kebocoran pipa, harus memakai alat Bantu pernafasan yang sesuai, tali
penyelamat dan pengaman.
Setiap tali pengaman harus dijaga oleh seorang yang setiap saat dapat memberitahu
adanya bahaya. Serta membantu menarik keluar orang yang mengalami bahaya.
Petugas yang menjaga tali pengaman harus dilengkapi juga dengan alat bantu
pernafasan yang siap digunakan sewaktu-waktu.
Semprotan steam ataupun minyak yang keluar dari bocoran pipa, flens atau lubang
yang serupa akibat suatu tekanan, dapat menyebabkan timbulnya muatan listrik
statis, yang bersifat akumulatif menjadi muatan yang berbahaya pada setiap
konduktor yang tidak dihubung tanahkan (contohnya pekerja yang memakai sepatu
karet). Segera harus dilakukan untuk memperbaiki bocoran seperti ini.
Sebelum pekerjaan penutupan suatu pipa dimulai, Surat Ijin Kerja dingin harus
didapat oleh petugas yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut dari Bidang
Operasi yang berwenang. Surat Keterangan ini harus menyatakan mengenai
syarat-syarat kerja dan perincian bahaya-bahaya yang mungkin timbul.
Pipa-pipa yang berisi cairan hydrocarbon harus diisolasi dengan salah satu cara di
bawah ini, atau kombinasinya.
Isi pipa harus dialirkan (depressured) kedalam bejana atau sistem pengeluaran (vent
system) ke atmosfir. Cairan harus dibuang sebelum pipa dibuka, langkah penjagaan
perlu dilakukan terhadap kemungkinan adanya sisa-sisa cairan di dalam pipa.
Pakaian pelindung yang sesuai harus digunakan, terutama alat pelindung muka dan
tangan.
a. Minyak
Air dapat digunakan, langkah penjagaan harus diambil, guna meyakinkan bahwa air
didalam pipa benar-benar telah terbuang semuanya keluar sebelum pipa tersebut
dioperasikan kembali.
Pipa yang berisi LPG sedapat mungkin didorong isinya ketempat yang aman
sebelum mengalirkan air atau inert gas untuk membuang sisa-sisa LPG. Jika
memungkinkan pembuangan LPG hanyalah ke udara bebas saja. Langkahlangkah
penjagaan dan pencegahan haruslah dibuat sedemikian rupa, sehingga uap LPG
yang berat tidak turun dan menyebar ke jalan, alat-alat pemanas ataupun ke sumber
penyalaan yang lain. Pendorongan LPG harus dilakukan secara berlahan-lahan,
untuk mencegah timbulnya listrik statis.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika harus memotong pipa pada jalur pipa yang panjang, dimana tidak mudah untuk
melakukan pembebasan gas (Gas Freeing), maka harus dilakukan dengan metoda
khusus. Pekerjaan ini hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
K3LL. Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tersebut harus benar-benar
diberitahu menenai peraturan-peraturan yang berlaku
Jika dilakukan suatu pekerjaan yang menyangkut pemotongan pipa, maka diperlukan
Surat Ijin Kerja dari Bidang Operasi yang berwenang.
Proteksi dengan katodik sering dipakai pada tiang penyangga dermaga, besi-besi
dan jaringan pipa didalam tanah. Untuk mencegah aliran listrik supaya jangan
sampai terkena langsung dengan konstruksi yang dilindungi, flens non konduktor
(insulation flanges) harus dipasang pada semua ujung sambungan pipa yang ada di
dermaga dan tempat-tempat tertentu sepanjang pipa tersebut.
Anoda digunakan untuk melindungi pipa-pipa bawah tanah yang berada di daerah
depot/instalasi/terminal seperti pipa air pemadam kebakaran, pipa air dan pipa-pipa
proses lainnya. Sambungan-sambungan pada cabang jaringan pipa atau sistem pipa
tersebut, harus juga dilengkapi dengan flens non konduktor (insulation flanges).
Flens non konduktor (insulation flanges) dapat ditandai dengan pita berwarna hitam.
Alat ini juga dapat dikenali dengan adanya 2 (dua) buah penyekat (washer), atau
diantarnya adalah penyekat non konduktor yang berada dibawah mur dan kepala
baut.
Bila ada pekerjaan perbaikan pada flens non konduktor yang ada di pipa-pipa
dermaga ataupun pipa-pipa lainnya, seperti pemotongan pipa, pertama kali yang
harus dilakukan adalah mengamankan sistem terhadap kemungkinan timbulnya
percikan atau bunga api, yaitu dengan mematikan rectifier dan memasang
sambungan pentanahan sementara. Dalam hal ini sistem anoda tidak perlu dilepas.
Operasi pemutusan aliran dan pentanahan merupakan tanggung jawab Ahli Listrik
dan Surat Ijin Kerja harus menunjukkan bahwa pekerjaan tersebut sudah dilakukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Dalam membuat sambungan pada pipa-pipa yang berisi minyak bumi dengan cara
pengelasan, bila tidak praktis untuk mengisolasi dan membuang gas dari pipa
dengan prosedur biasa, dapat digunakan peralatan : "Hot-tapping" dengan
persyaratan yang berlaku, harus dipenuhi.
Pekerjaan ini dapat menimbulkan 2 (dua) jenis sumber penyalaan yang berbeda,
karena itu Surat Ijin Kerja Panas harus disiapkan terlebih dahulu.
Bahaya yang terdapat akibat pekerjaan ini seperti bahaya diluar pipa, yaitu dari
hubungan api, meskipun energi yang timbul relatif kecil, namun dapat membakar
bahan-bahan yang mengandung Hydrocarbon.
Bahaya yang lebih besar justru terjadi didalam pipa, ketika pisau pemotong
mengenai dinding pipa, pada saat ini dinding pipa sebelah dalam akan menjadi
panas dan bunga api dengan energi yang tinggi akan terpancar kedalam pipa.
Pengaruh panas ini dapat menyebabkan penguapan pada minyak berat (sama
halnya seperti minyak ringan) yang tertinggal didalam pipa, meskipun pada test awal
tidak menunjukkan adanya uap bahan mudah menyala / terbakar.
Karena dalam banyak hal tidak praktis untuk membersihkan dengan sempurna
permukaan pipa sebelah dalam, maka pemotongan harus dilakukan dengan cara
manual atau metoda dingin.
Gas test yang dilakukan pada pipa bekas berisi minyak berat, tidak akan
menunjukkan adanya gas / uap, tetapi dengan adanya panas, lapisan tipis dari
minyak dapat menguap dan membentuk campuran uap yang mudah terbakar
didalam pipa tersebut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.6. DERMAGA
2.6.1. Umum.
2.6.2. PENGERTIAN.
Dalam peranturan ini, pengertian dari suatu kata mungkin mempunyai makna yang
berbeda dalam hubungan yang lain. Bila dipergunakan dalam peraturan ini, maka
istilah kata-kata berikut adalah :
a. Disyahkan
Peralatan yang disyahkan adalah suatu peralatan dari suatu jenis yang sudah
disetujui dan syahkan oleh suatu bahan yang berwenang seperti Instansi
Pemerintah ataupun Biro Klasifikasi Niaga.
b. Kapal Kecil
Semua kapal tunda, kapal sungai, kapal bunker, kapal ringan atau kapal lainnya
yang bukan kapal tanker dan berat bersihnya tidak lebih dari 100 ton bersih
(terdaftar).
c. Dek Utama
Dek Utama dari suatu kapal tanker adalah berbentuk plat baja, yang mentutupi
bagian atas tanki muatan, ruang penyekat dan kamar pompa.
d. Nakhoda
Nakhoda harus diartikan sebagai Nakhoda atau wakilnya yang. diberi wewenang
ataupun orang lain yang pada waktu tersebut diberi tanggung jawab penuh di
atas kapal.
e. Operasi Dermaga
Bongkar, muat, pemindahan minyak, membuang ballast, mengisi ballast, pembebasan
gas serta pembersihan tangki.
f. Minyak Bumi
Minyak mentah serta semua hasil pengolahannya, baik berbentuk cair, padat maupun gas.
i. Kapal
Setiap kapal, kapal keruk, kapal ringan atau alat apung lainnya.
Melalui dapat atau laut memasuki Daerah Terbatas. Tamu tidak diperbolehkan berada di atas
kapal, kecuali telah didaftarkan, dan seizin dari Bidang Operasi yang berwenang dan
Nakhoda Kapal. Pejabat yang berwenang dari perusahaan, setiap saat mempunyai hak untuk
naik ke kapal, untuk meyakinkan apakah peraturan-peraturan ini telah dilaksanakan, serta
dapat menghentikan operasi dermaga bilamana peraturan-peraturan ini dilanggar.
Naik turun kapal harus melewati tangga. Tangga harus dibuat dan dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak ada jarak yang dapat menyebabkan orang jatuh. Bila memungkinkan, jaring
pengaman harus dipasang di bawah tangga.
Daerah Dermaga merupakan daerah terbatas, sehingga tidak semua orang dibolehkan
memasuki are tersebut kecuali telah mendapat ijin (kewenangan) dari Bidang operasi
2.6.4.1. Nakhoda menanda tangani Sertifikat yang menyatakan sudah menerima dan
mengetahui peraturan-peraturan ini.
2.6.4.2. Pernyataan yang dibuat dalam bahasa yang dimengerti sudah dipasang di tempat
yang jelas di atas kapal, serta dekat dengan tangga naik kapal, seperti
HATI - HATI
DILARANG MEMBUAT API TERBUKA
DILARANG MEROKOK
DILARANG MASUK KECUALI PEJABAT YANG BERWENANG
2.6.4.3. Nakhoda dan Pejabat Operasi yang berwenang telah menanda tangani Check List
Kesehatan.
2.6.5. Sandar
Nakhoda kapal harus :
2.6.5.1. Yakin bahwa kapalnya telah cukup diikat sepanjang sisi dengan tali atau sling yang
disetujui oleh Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang.
2.6.5.2. Yakin bahwa kapal sudah-ditambatkan dengan benar, sehingga tidak ada lagi
pergerakan kapal tersebut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Selama operasi dermaga, awak kapal dalam jumlah yang cukup harus siaga di atas kapal,
di bawah pengawasan terus-menerus dari Perwira kapal yang bertanggung jawab untuk
mengatasi setiap keadaan darurat. Anak buah kapal yang bertanggung jawab harus
berada di dekat kerangan kontrol utama selama operasi bongkar muat.
Petugas dapat yang bertanggung jawab harus selalu siaga di dekat kerangan kontrol
utama di darat, pada ujung selang fleksibel. Selama muat, bongkar atau pemindahan
antar kompartement (tangki) dari cairan Kelas I dan Kelas II dan selama muat atau
pemindahan cairan Kelas III ke dalam tangki yang tidak bebas gas, dan ketika pengisian
ballast setelah bongkar cairan Kelas I dan Kelas 11, maka :
2.6.6.1. Semua pintu, lubang-lubang kapal dan bagian terbuka dari dek utama ke ruang
akomodasi atau ruang mesin (selain kamar pompa), harus tertutup rapat dan
pintu-pintu, lubang kapal dan bagian terbuka pada dek di atas dek utama yang
berdekatan harus tertutup rapat.
2.6.6.2. Semua ventilasi dimana gas dapat masuk, harus ditutup rapat dan ventilasi
mekanis serta AC haros dimatikan segera bila ada gas masuk ke dalam ruang
akomodasi.
2.6.6.3. Semua tutup tangki harus tertutup erat dan rapat.
2.6.6.4. Pembuangan gas dari tangki-tangki kapal harus dilaksanakan hanya melalui
sistim penganginan (venting system).
2.6.6.5. Bila terjadi suatu perubahan yang tidak biasanya dan gas terakumulasi,
pengisian harus di stop atau kecepatan muat (loading rate) dikurangi, sesuai
pertimbangan dari Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang, atau
Perwira Kapal yang bertanggung jawab.
Syarat pada 2.5.6.1. dan 2.5.6.2. di atas harus selalu diperhatikan pada waktu
pembebasan gas atau pembersihan tangki, setelah bongkar cairan kelas I dan kelas I1.
Kegiatan buka dan tutup palka, menyambung dan melepas selang serta kegiatan
lainnya di dek kapal tanker, harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga terhindar
dari timbulnya bunga api.
Langkah segera harus diambil untuk mengurangi timbulnya bunga api dad cerobong
kapal dan jika hal ini terjadi segera dipadamkan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Selama adanya badai atau petir, operasi dermaga harus dihentikan, yang
disesuaikan dengan kebijakan dari Perwira Kapal yang bertanggung jawab ataupun
Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang.
2.6.9. Merokok
Dilarang keras merokok di darat, kecuali dalam bangunan atau lokasi lain yang telah
dikeluarkan surat Izin merokok yang syah oleh Perusahaan. Begitu juga di kapal,
dilarang merokok selama pelaksanaan operasi dermaga, kecuali pada lokasi yang
terkontrol pada satu atau paling banyak dua tempat yang aman dan ditentukan.
Tempat-tempat tersebut harus di buritan, dan tidak boleh ada pintu atau lubang yang
dibuka mengarah kearah atau diatas tangki-tangki. Tempat tersebut ditentukan oleh
Nakhoda dan disetujui oleh Pejabat Depot / Instansi/Terminal yang berwenang.
2.6.9.1. Selama bongkar muat cairan Kelas I dan Kelas II, mulai saat pertama tangki
dibuka atau pada saat operasi penyambungan selang dari darat dimulai (yang
mana saja mulai lebih dahulu) sampai semua selang dilepas, semua blank
saluran dilepas dan semua lubang tangki terbuka, kecuali venting gas harus
ditutup rapat.
2.6.9.2. Operasi ballast setelah bongkar Kelas I atau Kelas .
2.6.9.3. Pemindahan cairan Kelas I atau Kelas II darl satu tangki ke tanki yang lainnya.
2.6.9.4. Pembebasan gas atau pembersihan tangki setelah pembongkaran cairan kelas
I atau Kelas II.
2.6.9.5. Pengisian atau pemindahan cairan Kelas II ke dalam tangki yang tidak bebas
gas, atau bila temperatur di atas flash pointnya.
2.6.9.6. Bilamana tidak ada kegiatan apapun seperti tersebut di atas, merokok di kapal
diperbolehkan di ruangan-ruangan yang disetujui Nakhoda dan Pejabat
Depot/InstalasifTerminal yang berwenang.
2.6.9.7. Tanda tempat merokok sesuai dengan tempat dan waktu yang diizinkan
harus dinyatakan dengan jelas dan ditempatkan pada tempat yang menyolok
selama kapal sandar. lzin merokok ini setiap saat dapat dicabut bila keadaan
menghendakinya.
Tidak seorangpun, kecuali orang yang diberi izin khusus oleh Kepala Depot /
Instalasi / Terminal yang berwenang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu,
diizinkan membawa korek api ke dalam Daerah Terbatas, termasuk Daerah Dermaga
bongkar muat dimana dilaksanakan bongkar muat minyak dari Kelas I atau II, pada
kapal-kapal tanker yang muatan atau sebagian muatannya adalah minyak bumi atau
yang belum dinyatakan bebas gas setelah kapal tersebut pernah dimuati minyak
bumi. Semua korek api yang digunakan pada tempat-tempat yang disyahkan,
haruslah korek api dari jenis yang aman. Membawa korek api atau pembuat api
lainnya juga dilarang.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Lampu portable atau lampu tangan dari jenis yang tidak disyahkan dilarang
digunakan. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai kelayakan dari suatu lampu,
Perusahaan akan meminjamkan lampu yang memenuhi syarat.
Di atas kapal tanker dilarang menggunakan lampu listrik serta peralatan listrik
lainnya pada tangki muatan, ballast, kamar pompa, cofferdam, tangki bunker atau
dimana saja di atas tangki kapal. Sambungan yang merupakan bagian dari suatu
instalasi yang layak dan aman untuk daerah berbahaya dapat digunakan
(instrinsically safe) seperti pada alat pengukur level/level indicator.
Pekerjaan perbaikan termasuk boiler dan pembersihan tube boiler, chipping dan
menyekrap ataupun pengetesan berbagai peralatan listrik . (termasuk radar, radio dan
peralatan kapal lainnya) dilarang dikerjakan di atas kapal, kecuali telah ada izin
tertulis dari Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang berwenang.
Perbaikan dan pekerjaan lainnya yang akan menyebabkan kapal tidak bisa
meninggalkan dermaga, tidak diperkenankan tanpa izin dari Pejabat Depot/ Instalasi/
Terminal yang berwenang.
Penggunaan kompor dan peralatan masak lainnya diperbolehkan, kecuali bila Pejabat
Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang memperkirakan adanya bahaya yang tidak
semestinya.
Selama operasi muat Liquefied Petroleum Gases (LPG), api boiler dan dapur harus
dipadamkan dan tidak boleh ada sumber penyalaan dalam bentuk apapun, sampai bongkar
muat selesai dan semua selang dilepas dan dibuka.
Alat-alat pemadam kebakaran di atas kapal termasuk pompa pemadam harus dijaga dan
selalu siap untuk digunakan. Selang pemadam kebakaran agar digelar dan disambung
dengan saluran air pemadam. Sedikitnya satu pompa harus dijalankan untuk menjaga
tekanan air dalam pipa pemadam kebakaran. Nakhoda bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa peraturan pemadam kebakaran di dermaga telah diketahui dan terpasang di papan
pengumuman.
Apabila terjadi kebakaran pada kapal, Nakhoda harus segera memberitahukan dengan
memberi tanda isyarat yang berbentuk bunyi suling (peluit) panjang atau membunyikan
lonceng kebakaran.
Tidak boleh ada muatan umum, termasuk minyak di dalam drum atau tempat lain, gas cair
dalam silinder, yang dimuat atau dibongkar selama berlangsung.
a. Pemuatan atau pemindahan dalam bentuk curah dari suatu bagian tangki kebagian
lainnya untuk muatan Kelas I atau Kelas II.
b. Pembongkaran cairan Kelas I dalam bentuk curah.
c. Pengisian ballast atau pembebasan gas sesudah pembongkaran cairan Kelas I dan II.
Selama pembongkaran cairan Kelas III dan waktu pemuatan, pengosongan atau
pemindahan dari satu tangki ke tangki lainnya (kecuali pemuatan atau pemindahan
cairan Kelas III kedalam tangki yang itdak bebas gas), operasi bongkar muat barang
umumnya diizinkan atas persetujuan Nakhoda dan Pejabat Depot / Instalasi /
Terminal yang berwenang.
Bila kapal tunda berada disisi atau sedang membantu tanker, semua lubang muatan
harus ditutup, tanpa melihat jenis minyak yang dibawa, kecuali bila semua tangki
telah bebas gas.
Tidak diperbolehkan segala jenis minyak atau ballast kotor (yang mengandung
minyak) dibiarkan lepas dari kapal ke perairan. Selama operasi dermaga
berlangsung, semua lubang pada sisi dek kapal harus disumbat secara efektif dan
bila ada kebocoran atau tetesan minyak di atas kapal, harus segera dibersihkan
dengan kain pel atau pasir yang digunakan untuk membersihkan ceceran minyak,
dan harus diangkut ke darat untuk dimusnahkan. Semua bocoran atau tumpahan
harus segera dilaporkan kepada Pejabat Depot / Instalasi / Terminal yang
berwenang.
Ballast kotor harus dibongkar lewat pipa ballast ke tangki darat yang tersedia. Surat
Permintaan untuk pembuangan ballast kotor ke darat harus dibuat oleh Nakhoda dan
ditujukan kepada Pejabat Depot/Instalasi/Terminal yang berwenang.
Tidak boleh membuang sisa pembakaran (arang atau abu) atau barangbarang panas
dan berbahaya lainnya ke luar kapal. Begitu juga barangbarang lain yang tidak
disetujui, baik berupa padat maupun cair tidak dibenarkan dibuang ke luar kapal.
2.6.23. Catatan
2.7. TRANSPORTASI
2.7.1. UMUM.
Lingkup kegiatan transportasi yang dikelola Bidang Pemasaran dan Niaga meliputi
penggunaan sarana transportasi darat dan laut/air. Transportasi yang dimaksud
adalah sarana untuk memindahkan, mengangkut dan menyalurkan produk BBM dari
suatu lokasi penimbunan ke lokasi penimbunan yang lain atau ke konsumen.
Sarana transportasi yang digunakan meliputi :
a. Tongkang.
b. Mobil Tangki.
c. Truk Pengangkut.
d. Rail Tank Wagon (RTW).
e. Pipa.
2.7.2. TONGKANG
Tongkang adalah suatu kapal tangki yang dasarnya berbentuk cekung mendatar.
Tongkang digunakan untuk mengangkut bahan bakar minyak terutama di lokasi
perairan dangkal, baik untuk distribusi ke konsumen di daerah pedalaman yang tidak
mempunyai Term inal/Instalasi/Depot dan untuk melayani bunker dari Instalasi/Depot
ke kapal angkutan di perairan. Dalam pengoperasiannya, tongkang harus memenuhi
beberapa persyaratan yang dapat menjamin keselamatan kerja dan operasi.
1. Mempunyai pernyataan Laik Layar yang dikeluarkan oleh Dinas Lalu Lintas Air
Sungai Danau Penyeberangan (DLLASDP), dengan memiliki surat dan
kelengkapan sebagai berikut :
d. Kelas BBM
• Garis Mast (load line)
• Mesin (Machinary)
• Lambung (Hull)
e. Pencegahan pencemaran minyak di laut.
f. Kelengkapan keselamatan kerja.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
a. Hati-hati.
b. Dilarang Merokok.
c. Dilarang masuk kecuali petugas yang berwenang.
2.7.2.2.4. Pompa.
k. Tekanan kerja pompa tidak boleh melebihi batas tekanan kerja aman yang
telah ditentukan untuk pompa itu. Untuk keperluan tersebut harus dipasang
alat-alat pengamannya yang selalu dapat bekerja dengan baik di atas batas
tekanan kerja aman yang telah ditentukan.
l. Pompa harus diperiksa secara berkala dan diuji kemampuannya menurut
tata-cara yang telah ditentukan.
m. Apabila terjadi kebocoran pada pompa, fluida di dalamnya harus dapat
dihentikan dengan segera dari tempat yang aman.
n. Apabila terjadi perubahan, penambahan atau pemindahan terhadap suatu
pompa dan perlengkapannya, maka kemampuan pompa tersebut harus diuji
kembali. Syarat-syarat pemakaian yang diperbolehkan dan jangka waktu
pemakalan sebelum inspeksi berikutnya akan ditentukan kembali.
o. Apabila didalam suatu kelompok pompa (sebuah pompa atau lebih)
dibersihkan atau diperbaiki, sedangkan pompa yang lain masih beroperasi,
maka semua saluran pipa dari dan ke pompa tersebut harus dilepaskan dan
ditutup dengan flange mati.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.7.2.4. Lain-Lain.
4. Pekerjaan Perbaikan.
Pekerjaan perbaikan, pembersihan atau_ pengetesan peralatan listrik
(termasuk radio dan peralatan tongkang lainya) dilarang dikerjakan diatas
tongkang, kecuali sudah ada ijin tertulis dari pejabat operasi yang berwenang.
Dilarang melakukan pekerjaan perbaikan yang dapat menimbulkan sumber
penyalaan api setempat (diatas tongkang atau pada tangki muatan, palka,
kamar pompa dan sebagainya), kecuali sebelumnya sudah mendapat ijin
tertulis dari pejabat operasi yang berwenang.
7. Penerangan.
a. Lampu tangan Portabel.
Hanya lampu senter safety (safety flash light) portabel yang memenuhi
syarat yang boleh digunakan.
b. Penerangan dalam tangki.
Bila diperlukan penerangan buatan untuk memasuki tangki, atau ruang
tertutup lainnya, maka peraturan berikut harus dipenuhi. Bila tangki atau
ruangan tertutup lainnya belum dinyatakan bebas gas, lampu listrik yang
tahan ledakan dan lampu batery yang terjamin keselamatan dan yang
disahkan yang boleh dipakai.
Pada tangki yang dinyatakan bebas gas, dapat dipakai penerangan
seperti tersebut di atas, atau dengan tegangan rendah (25 Volt AC) dari
peralatan penerangan portabel. Oleh karena jaringan kabel dapat
menimbulkan bunga api bila terjadi kerusakan kabel, maka surat ijin kerja
panas harus didapat terlebih dahulu sebelum peralatan ini dipakai.
Jalur kabel tidak boleh ada beban atau benda di atasnya, untuk itu perlu
diberikan pelindung.
c. Bila menggunakan meter penggerak listrik, harus memenuhi
persyaratanlkedap gas (gas tight) terutama pada unit-unit yang diletakkan
diatas geladak.
8. Selain petugas tidak dibolehkan berada diatas tongkang, kecuali telah
didaftarkan dan seijin pejabat yang berwenang dan Nakhoda tongkang.
9. Perlengkapan lain yang perlu adalah:
a. Bendera-bendera.
b. Lampu navigasi dan penerangan yang cukup dan memenuhi ketentuan.
c. Jangkar dan tali-temali.
d. Slang air pemadam 2,5" x 75 ft. 1, 5 " x7 5 ft.
e. Bounding cable (wire) dengan damp.
f. Nozzle spray 2,5" & 1,5".
1. Mobil tangki rigid adalah mobil yang dilengkapi dengan tangki tetap yang
melekat pada chassis kendaraan tersebut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
1. Mobil Tangki.
a. Tangki terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan konstruksi yang
sesuai serta memenuhi persyaratan lalu lintas kendaraan umum.
b. Tangki harus melekat pada chassis dan tidak goyah dengan mur baut.
Antara skid dengan chassis diberi perantara kayu klos kelas I.
c. Berat tangki dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan
chassis dan kendaraan itu serta disesuaikan dengan kelas jalan.
d. Lebar tangki tidak boleh melebihi lebar kendaraan/kabin serta panjang
tangki tidak boleh melebihi panjang sisa chassis.
Jarak antara kabin belakang dengan dinding tangki minimum 50 Cm.
e. Kapasitas maksimal tangki tiap kompartemen 9 KI (9.000 liter).
2. Semi Trailler.
a. Mobil tunda (penarik) harus dilengkapi dengan ban ganda pada bagian
belakang.
b. Hubungan mobil tunda dengan tangki trailler harus sesuai dan dilengkapi
pin pengaman/pengikat/per penekan yang mempunyai kekuatan patah
dari penghubung atau pin pengaman minimal 2 x berat trailler sendiri.
Bagian depan dari tangki trailler dilengkapi dengan minimal sebuah tiang
penyangga yang dapat diatur ketinggiannya guna menunjang berat tangki
dan muatan bila rangkaian dilepas.
c. Sistem rem untuk ban belakang dari trailler harus berfungsi serta
dipasang nomor polisi dan lampu sesuai ketentuan lalulintas / DLLAJR.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
4. Tronton.
a. Mobil Tangki Tronton adalah mobil tangki yang memiliki double gandar
dibelakan atau memiliki jumlah ban 10 buah. Karena itu, kapasitas
angkutnya lebih besar dari pada mobil tangki type rigid.
b. Tangki bisa mempunyai lebih dari 1 kompartemen, namun setiap
kompartemen maks. 9.000 KL.
c. Setiap tronton harus dilengkapi dengan 2 buah alat pemadam api ringan
(APAR).
d. Masing-masing kompartemen terpisah dengan dilengkapi man hole.
5. Bridger.
Secara umum konstruksi bridger sama dengan konstruksi mobil tangki. Istilah
Bridger adalah mobil tangki yang dipakai untuk mengangkut produk Aviasi.
Tangki dapat terbuat dari mild steel atau aluminium. Untuk menghindari
terjadinya kerusakan mutu dari produk yang dimuat, tangki yang terbuat dari
mild steel, dinding tangki bagian dalam harus diepicoat.
6. Refueller.
Konstruksi Refueller sama dengan konstruksi bridger. Sedangkan
kelengkapannya adalah
a. Perlengkapan bonding system.
b. Racun api 2 buah.
Mobil tangki terdiri dari beberapa klasifikasi antara lain sebagai berikut :
Lubang Atas
Lubang Tengah
Lubang Bawah
2. Setiap mobil tangki dilengkapi dengan kode warna sebagi identifikasi produk
yang diangkut sebagai berikut
a. AVGAS 100/130 : warna hijau.
b. Premium : warna kuning.
c. Pertamax : warna kuning dengan ditengah warna hijau
d. Pertamax Plus : warna kuning dengan ditengah warna merah
e. SBPXX : warna merah.
f. Minyak tanah : warna biru.
g. AVTUR : warna putih dengan kedua sisi kuning
h. Solar : warna abu-abu.
i. Solar Dex : warna abu-abu ditengah warna merah
j. Bio Solar : warna abu-abu ditengah warna hijau
k. Minyak Diesel : warna coklat.
l. Minyak Bakar : warna hitam
Tanda jenis selendang dicat dibagian belakang tangki dengan lebar 20 cm.
Konstruksi tangki sedemikian rupa sehingga mampu menahan tekanan statis dari
cairan, tekanan pengisian, goncangan dalam perjalanan, dan lain-lain, ditambah
safety factor 35 Kpa atau 3,5 Kg /cm2.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
DILARANG MEROKOK
DILARANG MEMUAT PENUMPANG
Semua persyaratan untuk mobil tangki tersebut diatas berlaku juga bagi bridger,
disamping itu ada beberapa persyaratan lain sebagai berikut :
Kode warna
1. Persyaratan Pengemudi
a. Syarat-Syarat Umum
1) Pengemudi mobil tangki harus mempunyai tanda ijin mengemudi (SIM) yang
sesuai untuk kendaraan yang dikemudikannya.
2) Pengemudi mobil tangki harus berbadan sehat, tidak terpengaruh minuman
keras yang dinyatakaan dengan Surat Keterangan Dokter yang berwenang.
3) Pengemudi mobil tangki harus memenuhi persyaratan yang dikeluarkan
oleh Security PERTAMINA.
4) Setiap pengemudi mobil tangki harus mematuhi ketentuan lalu litas jalan
yang berlaku, batas kecepatan maksimum yang diijinkan dan ketentuan
lainnya.
5) Pengemudi mobil tangki harus berpakaian seragam dengan memakai
identitas Transportir masing-masing.
2. Kewajiban Pengusaha
4. Emergency
5. SISTEM PELAPORAN
a. Petugas PERTAMINA yang berwenang (security, K3LL, Kepala Depot, S&D dan
sebagainya) berhak memeriksa setiap mobil tangki untuk memeriksa syarat-
syarat keselamatan yang ditentukan.
b. Petugas yang berwenang berhak menyetop atau menghentikan kegiatan
bongkar/muat bila menilai kondisi kendaraan, peralatan atau lingkungan tidak
aman dan dapat menimbulkan bahaya.
1. Bak terbuat dari bahan kayu Was I dan konstruksi yang sesuai serta memenuhi
persyaratan lalu lintas kendaraan umum.
2. Bak harus melekat pada chassis dan tidak goyah yang dipasang dengan mur
baut.
3. Berat Bak dengan muatan tidak boleh melebihi batas kemampuan chassis dan
kendaraan itu serta disesuaikan dengan keias jalan.
4. Lebar bak tidak boleh melebihi lebar kendaraan/kabin, serta panjang bak tidak
boleh melebihi panjang sisa chassis.
5. Tinggi dinding bak minimal 2/3 bagian dari tinggi kemasan BBM.
Rail Tank Wagon (RTW) merupakan rangkaian tangki horizontal yang dipasang
diatas chassis dengan roda, yang pengoperasiannya ditarik dalam rangkaian kereta
api.
1. Lokomotif.
a. Lokomotif pembawa Rail Tank Wagon (RTW) yang menggunakan tenaga
penggerak mesin diesel diijinkan masuk ke area penimbunan BBM, sistim
pembuangan gas harus menggunakan flame trap.
b. Lokomotif dengan sistim pembakaran (lokomotif uap)tidak diijinkan masuk ke
area penimbunan BBM.
2. Tangki.
Konstruksi tangki dengan bentuk silinder menggunakan plat baja, konstruksi
harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi teknik yang sesuai dengan sifat
produk yang diangkut. Tangki yang memuat BBM penerbangan, dinding bagian
dalam harus diepicoat.
3. Penandaan.
Setiap tangki harus dilengkapi dengan tanda jenis selendang sesuai dengan produk
yang diangkut sebagai berikut :
a. Asal Depot.
b. Tujuan Depot.
c. Kapasltas tangki.
d. Tanda dilarang merokok.
e. Tanda peringatan agar nyala api terbuka tidak terbawa kedekatnya.
4. Terminal Bonding Cable.
2.7.6. PIPA.
Pipa sebagai sarana transportasi produk BBM, konstruksinya harus sesuai ketentuan.
(Ref. 2.4.0.) Mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh dan melalui berbagai kondisi
daerah yang berbeda, maka dalam operasi penerimaan/penyaluran produk dengan
menggunakan pipa perlu diperhatikan faktor Keselamatan Kerja dan Lingkngan
Lingkungan.
Pipa penyalur/penerima BBM dan Non BBM, harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Bahan pips adalah carbon steel dan tidak digunakan pipa Galvanized, dan
memenuhi standard yang ditentukan.
2. Untuk BBM Penerbangan, bagian dalam harus diberi antirust inhibitor.
3. Dipasang cathodic protection, untuk pipa yang ditanam.
4. Untuk pipa diatas tanah sebaiknya dipasang 30 cm diatas tanah dan pada jarak
tertentu diberi penyangga. Pada sambungan flange dilengkapi dengan bounding
plate. Bagian luar dicat dengan warns standar.
5. Valve, fitting dan meter ukur pada pipa penyalurlpenerima BBM dan Non BBM
yang berada didalam suatu ruangan harus dilengkapi dengan sistem ventilasi
yang baik pada ruangan tersebut, atau ditempatkan dalam lubang.
6. Untuk pipa lewat laut harus dilengkapi dengan concreate coating, dari bahan
yang tahan terhadap air laut dan dipasang cathodic protection. Bahan pipa untuk
penyaluran LPG/gas harus memenuhi persyaratan
2.8. SPBU
SPBU merupakan ujung tombak penyaluran BBM dan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Sesuai dengan
kebijaksanaan PERTAMINA, pengelolaan SPBU diserahkan Kepada swasta, yang
diharapkan akan mampu mengeiola usaha SPBU secara efisien dan aman.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi dan peran aktif semua pihak
termasuk pengusaha, karyawan, dan masyarakat luas selaku konsumen SPBU
dengan senantiasa memenuhi dan mengikuti prosedur yang berlaku dalam
pengoperasian SPBU
Bahan bakar yang dikelola di SPBU ada beberapa macam yaitu solar, premium dan
premix dan lain-lain yang masing-masing mempunyai spesifikasi berbeda, baik sifat
phisis, kandungan maupun potensi bahayanya. Dewasa ini beberapa SPBU juga
melayani pengisian LPG dan BBG.
Seperti halnya produk minyak bumi lainnya, BBM yang dikelola di SPBU mempunyai
potensi bahaya dan tergolong B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
a. Bahaya Kebakaran.
Bahan bakar minyak khususnya jenis pelumas dan premix sangat mudah terbakar
bila ada sumber api dan udara yang cukup. Sumber api dapat berasal dari rokok,
gesekan, bunga api, listrik statis atau sambara petir. Dalam operasi SPBU;
kebakaran dapat terjadi antara lain:
1) Pada waktu pembongkaran dari mobil tangki ke tangki pendam. Sumber api
dapat berasal dari listrik statis atau percikan api dari mesin atau knalpot. Karena
itu selama pembongkaran, sistem arde harus dipasang/ disambung dari mobil
tangki ke bibir dombak tangki pendam.
2) Pada waktu pengisian BBM ke mobil/motor konsumen. Peristiwa ini sering
terjadi terutama karena adanya tumpahan yang mengenai bagian yang panas
pada kendaraan seperti knalpot atau mesin/busi (pada sepeda motor). Karena
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
b. Bahaya Pencemaran.
Produk minyak merupakan bahan yang dapat mencemari lingkungan seperti perairan,
kolam penduduk, air sumur penduduk atau air tanah. Karena itu upaya lindungan
lingkungan dalam kegiatan perminyakan dijalankan dengan ketat. Dalam kegiatan
SPBU, pencemaran dapat terjadi bila timbal tumpahan, seperti pada saat
pembongkaran, pemompaan atau pengisian. Sumber lain adalah bocoran dari tangki
pendam yang masuk ke dalam air tanah dan merembes ke area sekitarnya.
c. Bahaya Kesehatan.
a. Penerimaan
b. Pembongkaran
1) Buka kerangan bongkar mobil tangki sedikit demi sedikit (pastikan tidak ada
kebocoran).
2) Lubang pengukuran tangki pendam harus dalam keadaan tertutup.
3) Selesai pembongkaran lakukan hal terikut
9 Periksa dari lubang atas, yakinkan BBM benar-benar sudah habis.
9 Bila perlu mobil tangki dimiringkan.
9 Tutup kerangan
4) Lepas selang bongkar.
5) Ukur tinggi cairan (BBM) dalam tangki timbun (pendam).
6) Lepaskan kabel arde.
7) Kembalikan alat pemadam ke tempat semula.
8) Selesaikan proses administrasinya.
c. Penimbunan
1) Tangki timbun harus mempunyai sertifikat kelaikan yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang.
2) Tangki timbun agar ditera oleh instansi yang berwenang (Metrologi).
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.8.3.3. Penyaluran
a. Pipa isap dari pulau pompa sampai dombak agar diberi pipa pelindung (casing)
yang dapat berfungsi juga sebagai pengaman apabila terjadi kebocoran pada
pipa isap, sehingga BBM yang tumpah dapat kembali ke dombak melalui pipa
selubung.
b. Dispensing pump agar dipasang grounding.
c. Pada waktu penyaluran BBM, Nozzle (pistol kran) agar ditempelkan pada lubang
tangki BBM kendaraan dan hindarkan terjadinya tumpahan/tetesan dan listrik
statis.
d. Bila ada BBM yang tumpah / tetesan segera dibersihkan / keringkan dengan pasir
yang tersedia.
e. Selama pengisian BBM, mesin kendaraan harus dimatikan.
f. Dilarang mengisikan BBM selain ke tangki kendaraan, seperti kaleng, jerigen,
dsb.
g. Dilarang merokok dalam kendaraan yang akan / sedang mengisi BBM (terutama
kendaraan umum seperti bus, oplet).
h. Pada saat pengisian dapat timbul uap BBM. Bahaya uap tersebut dapat
dihindarkan dengan memakai penutup hidung (Gas Masker).
i. Dilarang mengoperasikan/menghidupkan pesawat telepon genggam (HP), saat
pengisian bahan bakar minyak.
2.8.3.5. Lain-Lain
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
a. Dilarang merokok, membuat api terbuka atau pekerjaan lainnya yang dapat
menimbulkan bunga api di area SPBU.
b. Area SPBU harus aman dari sumber api yang berdekatan dengan cara
pengaturan jarak yang aman (Safe Distance) atau tembok pembatas antara
SPBU dan area sekitarnya.
c. Bila terjadi kebocoran yang dapat membahayakan, SPBU harus segera diisolir
dan diamankan. Kegiatan pengisian segera dihentikan.
b. Alat pemadam kebakaran harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan.
Tidak dibenarkan memindahkan atau mengganti alat tanpa ijin petugas setempat.
c. Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan
yang berwenang. Hasil dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung
pemadam.
Semua karyawan SPBU yang melihat / mengetahui adanya gejala yang diduga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran, baik yang langsung menimpa SPBU atau kondisi
lainnya yang dipandang akan dapat membahayakan keutuhan SPBU, wajib segera
bertindak sesuai ketentuan-ketentuan berikut
Telepon
Kepala Cabang/Ka. Depot
K3LL
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Sekuriti
2.8.6. PEMBINAAN
2.8.6.1. Pelatihan.
2.8.6.2. Pengawasan.
2.8.7.1. Kebakaran.
a. Setiap kebakaran yang terjadi di SPBU atau mobil konsumen segera dipadamkan
dengan sarana yang tersedia.
b. Bila kebakaran membesar segera hubungi petugas pemadam kebakaran
setempat (Pemda, PERTAMINA atau instansi lain)
c. Bila kebakaran menimpa mobil konsumen, segera pindahkan ketempat yang
aman, jauh dari tangki pemadam atau pompa.
d. Bila kebakaran menimpa tangki pendam, segera diisolir. Keluarkan semua
kendaraan dari area SPBU.
2.8.7.3. Kecelakaan.
2.8.8.1. Lokasi.
2.8.8.2. Fasilitas.
2.8.9. PELAPORAN
a. Setiap kecelakaan, kebakaran dan tumpahan minyak yang terjadi di SPBU harus
dilaporkan dengan segera, dengan cara
1) Lisan atau melalu telepon segera setelah kejadian.
2) Laporan tertulis selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian.
b. Laporan dibuat rangkap/tembusan menurut kebutuhan atau petujunk UPMS
setempat.
c. Laporan dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan SPBU setempat.
d. Copy laporan disimpan dengan baik di SPBU dan dapat ditunjukkan bila
diperlukan.
2.8.10.2. Tujuan.
a. Sebagai alat deteksi dini adanya rembesan/bocoran BBM (Bahan Bakar Minyak)
dari tangki pendam.
b. Meningkatkan pengawasan/kontrol terhadap operasi SPBU dalam melayani
konsumen, karena secara dini dapat dicegah hal-hal yang mungkin timbul dan
tidak diinginkan, antara lain pencemaran dan gangguan terhadap lingkungan di
sekitarnya.
c. Sebagai alat dan dasar kajian serta pertimbangan dalam menangani
permasalahan/tuntutan yang dilakukan oleh masyarakat/pihak ketiga yang
berlokasi disekitar SPBU.
d. Mecegah dan mengurangi kerugian akibat kebocoran BBM dan tangki timbun.
2.8.10.3. Penempatan.
a. Untuk tangki pendam tanpa menggunakan lapisan plastik tahan minyak (Oil
Resistant Plastic/geomembran) sumur pantau penempatan sumur pantau adalah
sebagai berikut :
b. Untuk tangki pendam yang menggunakan lapisan plastik tahan minyak (Oil
Resistant Plastic) atau menggunakan sistem bak beton, sumur pantau
ditempatkan pada bagian dalam areal penanaman tangki pendam, yang
terlindung pelapis plastik tahan minyak (Oil Resistan Plastic) atau bak beton.
2.8.10.4. Jumlah.
Jumlah sumur pantau untuk SPBU disesuaikan dengan jumlah tangki timbun yang
ada, dan sistem penanaman yang dipakai oleh SPBU tersebut.
a. Untuk tangki pendam yang menggunakan pelapis plastik tahan minyak cukup 1
(satu) buah sumur pantau.
b. Untuk tangki pendam, tanpa menggunakan pelapis plastik tahan minyak, jumlah
sumur pantau ditentukan sesuai dengan jumlah tangki timbun pendam ada.
2.8.10.5. Pemantauan.
b. Alat Pemantau
1) Menggunakan tabung contoh (Sample Can) yaitu alat untuk menimba cairan
minyak yang berada di dalam sumur pantau. Bila terlihat lapisan minyak atau
bau gas minyak patut diduga adanya rembesan minyak.
2) Menggunkaan tongkat ukur (Dip Stick) yang bagian ujungnya diolesi pasta
minyak (Color Kit - Gasoline Gauging Paste) untuk mengetahui adanya
genangan minyak di dalam sumur pantau. Dip stick dapat menggunakan
bahan dari kayu atau kunigan. Bila terjadi perobahan warna maka dalam
sumur terdapat rembesan minyak.
2.8.10.6. Konstruksi.
Konstruksi sumur pantau dapat disesuai kan dengan peralatan atau sistem yang
dipergunakan untuk pemantauan adanya minyak/gas yang berada di dalam sumur
pantau. Secara umum sumur pantau, kelengkapan sumur pantau terdiri atas :
a. Bahan:
Pipa PVC Ø 4" sebagai lobang sumur, panjang minimal, atau kedalaman sumur
adalah diameter tangki pendam ± 0.60 M. Untuk tangki pendam dengan diameter 3
M, dalam sumur pantau minimum adalah 3,6 M.
c. Alat Pemantau:
9 Tabung Contoh (Sample Can)
9 Detektor Gas.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2.8.10.7. Pengawasan.
Hasil pemantauan dari sumur pantau harus dilaporkan secara berkala oleh pimpinan
SPBU kepada PERTAMINA sesuai formulir terlampir
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
LAPORAN No :
KECELAKAAN DAN KEBAKARAN
SPBU Tgl :
1. Tgl. Kejadian :
2. No. SPBU :
3. Lokasi :
4. Pemilik :
5. Kejadian Kecelakaan
Kebakaran
6. Uraian Singkat
7. Data Korban
• Nama :
• Umur :
• Pekerjaan :
• Alamat :
• Cidera :
8. Kerugian/Kerusakan
__________________
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
PEMERIKSAAN
LAPORAN SUMUR PANTAU (MONITORING WELL)
SPBU No. ......................................
BULAN . ..............
Sumur Pantau
No Tanggal Hasil Pantauan Keterangan
I II III IV
............................., ..................
SPBU .................... Petugas,
Pengawas,
(....................................) (.......................................)
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
HASIL
No URAIAN KETERANGAN
Baik Tidak
1 Kebersihan dan Kerapihan
1.1. Apakah Lingkungan SPBU bersih dan
terawat.
• Kapopy / dispenser
• Kios
• Kamar mandi I
1.2. Apakah tersedia tempat sampah yang cukup dan baik.
1.3. Apakah jalan halaman baik dan bersih.
1.4. apakah tanaman keadaan baik dan bersih.
1.5. apakah Lambang PERTAMINA kondisi baik.
3. Lain-Lain
3.1. Apakah tanda larangan merokok tersedia dan baik.
3.2. Apakah rabu-rambu tersedia, dan terpasang baik.
3.3. Apakah pengaturan kendaraan baik dan tidak macet.
3.4. Apakah sekeliling dispenser bersih dan tidak terdapat
ceceran-ceceran minyak.
3.5. apaka tersedia bak pasir dan isinya.
3.6. apakah tersedia grounding dan kondisi cukup baik.
3.7. apakah sistem instalasi listrik baik tidak ada
sambungan / baut yang kendor.
SARAN-SARAN
3.1.0. PENDAHULUAN
3.1.1. TUJUAN
1. Sebagai salah satu acuan dalam perencanaan, pemeliharaan dan
pengoperasian fasilitas penerimaan, penimbunan dan penyaluran LPG.
2. Bagian dari upaya membudayakan K3LL (keselamatan dan kesehatan
kerja serta lindungan lingkungan) di kalangan pekerja dan semua
personil yang terlibat dalam penanganan LPG.
Tabel 3.1. Persentasi Pengisian tangki Kapasitas ≥ 7,6 m3 (268 ft2) Capacity
Tabel 3.2. Persentasi Pengisian tangki Kapasitas ≤ 4,5 m3 (1,200 Gal) Capacity
LPG sangat mudah terbakar apabila bersatu dengan udara dalam proporsi yang
tepat. Bila konsentrasi uap di udara berada di antara 2 dan 9.5% maka campuran
tersebut menjadi flammable. Di bawah 2%, batas ledakan terendah (LEL)
komposisi merupakan campuran miskin untuk terbakar dan di atas 9,5%,
batas ledakan tertinggi (UEL) menjadi campuran kaya uap sehingga
kadar oksigen terlalu rendah tidak mampu untuk proses pembakaran.
Namun komposisi udara bisa segera berubah, akibat dilusi oksigen dari
udara sekitar.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Trans-2-
1-Butene Cis-2-butene Isobutylene
Butene
Chemical C4 H8 or C4H8 or C4H8 or C4H8 or
Symbol CH2=CHCH2CH3 CH3CH=CHCH3 CH3CH=CHCH3 (CH3)2C=CH2
Dimethyl Dimethyl
2-methyl
Ethyl ethylene ethylene beta- ethylene beta-
Synonyme propane iso
alpha-butane butylene “high butylene “low
butane
boiling” butane-2 boiling” butane-2
CAS Registry
196-88-8 590-18-1 624-64-6 115-11-7
Number
Flammable
Classification Flammable gas Flammable gas Flammable gas
gas
Transport
2,1 2,1 2,1 2,1
Classification
UN Number UN 1012 UN 1012 UN 1012 UN 1055
Komposisi LPG bisa bervariasi dari100% butana hingga 100% propana dengan campuran
diantaranya. Semua senyawaan tersebut diatas bisa terdapat dalam segala bentuk/komposisi LPG.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Formula C3 H8 C4 H10
Boiling Point ; at 1.013 bars, °C -42 -0.5
at 14,696 psi, °F -43.7 +31.1
Relative density of gas (air = 1.00) at 1.013 bars (14.696
1.55 2.07
psia), 15.6°C/15.6°C (60°F/60°F)
Relative-density of liquid (water = 1.00) at 15.6°C (60°F) 0.508 0.548
3
Weight, kg/m at 15.6°C 508 584
(Fasa cair) Ib/gal at 60°F **) 4.22 4.86
Heat of combustion of liquid
MJ/kg at 15.6°C 50.004 49.162
Btu/lb at 60°F 21.498 21.136
GJ/m3 at 15.6°C 25.363 28.702
Btu/gal at 60°F 91,001 102,980
Heat of combustion of gas
MJ/m3 at 1.013 bars, 15.6°C 95.49 125.7
Btu/m3 at 14.696 psia, 60°F 2,563 3,374
Ratio of vapor volume at 1 bar (14.696 psi) and 15.6°C
267 230
(60°F) to liquid volume at 1 5.6°C (60°F)
Vapor volumes
m3 vapor at 15.6°C/kg liquid at 15.6°C 0.528 0.394
ft3 vapor at 60°F/lb liquid at 60°F 8.45 6.31
Ignition temperature in air, °C ***) 456 405
°F 871 761
Limits of flammability, percentage of gas in air mixture
at lower limit (percent) 2.1 1.8
at upper limit (percent) 9.5 8.4
* From API Technical Data Book Petroleum Refining. The values are for pure propane and
butane and necessarily apply to commercials products, which may have other
hydrocarbons present in varying amounts.
** From GPSA Engineering Data Book
*** From AGA Gas Engineers Handbook.
200 1500
100% PROPANE
150 1000 90% PROPANE – 10% BUTANE
900
80% PROPANE – 20% BUTANE
800
100 700 70% PROPANE – 30% BUTANE
80 600
500 60% PROPANE – 40% BUTANE
60 400 50% PROPANE – 50% BUTANE
50
40 300
30
PRESSURE, kPa gauge
200
PRESSURE, psig
25
20
15 100
90
10 80
70
60
50
40
5 40% PROPANE – 60% BUTANE
30
4 30% PROPANE – 70% BUTANE
20% PROPANE – 80% BUTANE
3 20
10% PROPANE – 90% BUTANE
2
100% BUTANE
1,5 10
- 30 - 20 - 10 0 10 20 30 40
TEMPERATURE, ºC
- 20 0 20 40 60 80 100
TEMPERATURE, ºF
Vapor Pressure of Butane-Propane Mixtures
¾ Uap LPG tidak boleh dihirup. Konsentrasi uap yang tinggi akan
menyebabkan pusing kepala dan sesak nafas karena kekurangan
oksigen.
¾ Tidak boleh ada sumber api berdekatan dengan pemakaian LPG atau
tidak ada pekerjaan yang berhubungan dengan panas yang boleh
dilakukan berdekatan dengan LPG, karena terdapat kemungkinan
munculnya uap dan campuran LPG yangflammable.
¾ Semua fasilitas dan peralatan termasuk peralatan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran dan sistem / peralatan penanggulangan
keadaan darurat harus dipelihara dengan baik.
¾ Pemilihan material harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin
kecocokannya dengan LPG dan tidak akan rusak, karena LPG adalah
pelarut efektif untuk produk minyak dan karet.
¾ Propana atau LPG yang mengandung propana tidak boleh disimpan
dalam kemasan yang didesain hanya untuk butana, karena tekanan
uap yang tinggi. Petunjuk tekanan harus ditampilkan pada name plate
kemasan.
¾ Sebuah eksplosimeter atau pendeteksi gas harus digunakan selama
pekerjaan panas. Uap LPG harus selalu berada dalam batas yang telah
ditentukan. Juga jangan memasuki ruang tertutup dengan konsentrasi
oksigen kurang dari 19,5% tanpa menggunakan alat bantu pernafasan
dan peralatan lainnya.
Tabel 3.5. Confined Space Entry (percentages read from an approved explosimeter
Percentage of Oxygen in Air
Conditions for Confined Space (%O2)
Entry Less than Between More than
19,5% 19,5% and 25,0% 25%
More than
No Entry No Entry No Entry
20%
Between Entry with BA for Entry with BA for
Percentage of No Entry
11% and 20% Inspection only Inspection only
Lower Explosive
Limit Between Entry with BA for Entry with BA for
No Entry
(%L.E.L) 2% and 10% Cold Work only Cold Work only
Api Besar :
¾ Gunakan Semprotan air (dalam bentuk pancaran fog) atau uap.
Pindahkan kemasan lain yang belum terbakar apabila tidak ada resiko.
¾ Untuk api yang besar di area penyimpanan, gunakan penyemprot air
yang tidak dipegang langsung / monitor. Lakukan pendinginan pada
bagian luar dari tangki atau kemasan yang sudah terkena api sampai api
padam.
¾ Menjauh dari ujung tangki.
¾ Jika ini tidak memungkinkan jauhi area dan biarkan sampai api padam.
Biarkan tangki LPG terbakar kecuali kebocoran dapat dihentikan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
(Jangan berusaha mematikan api pada pressure relief vent ) gunakan air
pendingin pada bagian luar tangki jika memungkinkan.
¾ Evakuasi personil secepatnya jika terjadi pelepasan tekanan yang besar
atau suara gas yang meninggi keluar dari peralatan keamanan atau
perubahan warna pada tangki. Apabila terjadi kebakaran pada lokasi
penimbunan LPG cair, harus dilakukan evakuasi sedikitnya radius 0,5 mil
(750 m).
3.2.0. PENYIMPANAN
3.2.1. Pendahuluan
Bagian ini memuat persyaratan minimum untuk instalasi penerimaan,
penyimpanan dan pengapalan LPG, penyimpanan persediaan di bagian
pengisian tabung LPG, SPBLGV, Agen dan konsumen industri.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
KilangLPG
Jalur Pipa
HA Tank
Terminal /
DepotLPG
SPPBE
Industri SPBLGV
HA Tank HA Tank
HA Tank
Proses
EMERGENCY EXIT
PROPERTY LINE THAT CAN BE BUILT ON
7,5 M (25’)
7,5 M (25’)
15 M (50’)
15 M (50’) 7.5 – 113 M3
23 M (75’) 114 – 264 M3
7,5 M (25’) 30 M (100’) 265 – 340 M3
15m (50’) PREFERED STORAGE
15 M
CYLINDER (50’)
STORAGE
PLATFORM DIKE
FILLING
15 M (50’) AT 3 M (10’)
ROOM
TRUCK
FROM PROPERTY LINE THAT HEIGHT COMPRESSOR 15 M
CAN BE BUILT ON PUMP (50’)
HOUSE 15 M
(50’)
30 M (100’) FLAMMABLE
15 M LIQUID TANK
FROM OUTDOOR PLACE OF (50’)
PUBLIC ASSEMBLY , SCHOOL YARD,
PLAY GROUND ETC
23 M (75’) OVER 30.000 USG
LPG STORAGE
OFFICE
GATE HOUSE AND
WAREHOUSE
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
CABLE CLAMP
ANODA CABLE
SACRIFICIAL ANODE
(BAG OF MAGNESIUM
POWDER)
150 mm – 300 mm
(6’ – 12’ ) COARSE SAND
SACRIFICIAL ANODE
(MAGNESIUM ROD)
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
(a) Fixed Liquid Level Gage (Alat ukur ketinggian cairan tetap) – alat ini
terdiri dari katup ventilasi kecil pada bagian shell atau head dari kontainer.
Bagian inlet dari alat ini berada pada ketinggian yang telah ditentukan
sebelumnya atau dihubungkan dengan pipa ketinggian tertentu. Alat ukur ini
dirancang untuk mengindikasikan apakah ketinggian cairan sudah
mencapai ketinggian yang sudah ditentukan sebelumnya
(b) Rotary Gage (Alat ukur ketinggian cairan rotary) – Alat ukur ketinggian
cairan yang dapat disesuaikan terdiri dari katup positive shutoff (PSV)
berukuran kecil yang berada di ujung terluar pipa pengukur. Ujung bagian
lainnya terhubung dengan bagian dalam tangki timbun. Pipa pengukur
dipasang pada sebuah fitting yang memungkinkan pipa pengukur untuk
diputar dan sebuah penunjuk dipasang untuk menunjukkan posisi dari
belokan ujung bagian dalam. Panjang dari pipa pengukur dan posisi
pemasangannya disesuaikan dengan variasi ketinggian yang akan diukur.
Dengan skala yang sesuai, ketinggian cairan dalam tangki timbun, dimana
bagian dalam terdalam pipa mulai dimasuki cairan, dapat dibaca dari posisi
penunjuk pada skala tersebut.
(c) Slip Tube Gage – Alat pengukur ketinggian cairan yang dapat disesuaikan
dimana sebuah katup positive shutoff (PSV) yang relative kecil terletak pada
ujung luar pipa pengukur yang lurus, biasanya terpasang dalam posisi
vertical, dan terhubung dengan bagian dalam tangki timbun. Lubang
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
pemasangan untuk pipa ukur ini dirancang agar pipa pengukur dapat
dimasukan dan ditarik dari tangki timbun dan ketinggian cairan ditentukan
dengan dengan mengamati sat katup positif shutoff terbuka untuk
membuang campuran uap dan cairan. Alat ini tidak direkomendasikan
karena adanya proses venting (pembuangan ke atmosfer) LPG dan bahan
bahan berbahaya yang berada dalam tagki timbun.
(d) Magnetic Gages – Sebuah alat ukur ketinggian yang terdiri dari sebuah
pelampung yang berada dalam vessel dan terletak pada permukaan cairan
yang akan mengirimkan posisi ketinggian melalui tuas yang sesuai yang
dihubungkan dengan alat penunjuk yang berada diluar vessel. Karena tidak
ada proses venting LPG yang diperlukan, alat ini sangat direkomendasikan.
(e) Tape and Float Gages – Alat ukur pita dan pelampung dengan alat
pembacaan yang berlokasi ditempat lain dapat digunakan pada instalasi
industri besar.
(f) Direct-Reading Gages- Alat Ukur pembacaan Langsung; alat ukur pantulan
dan tembus pandang terdiri dari rumah dari baja yang sangat kuat dan kaca
tebal. Sambungan dengan vessel harus dilengkapi dengan ball check atau
peralatan pelindung yang mirip.
PERCENTAGE OF
TOTAL VOLUME
40 50 60
30
70
20 80
10
90
5 100
0
3.2.6.3. Thermometer
Tiap tangki timbun harus dilengkapi dengan thermometerwell dan
thermometer.
Semua bagian yang memiliki tekanan pada katup haruslah terbuat dari baja,
besi nodular atau material sejenis. Besi tempa tidak boleh digunakan.
Koneksi valve harus dengan flange (flensa); namun, bila ukurannya 50 mm (2
in) atau kurang, koneksi dengan drat diijinkan.
Banyak tipe katup yang digunakan dalam sistem LPG. Di bawah ini
didiskusikan beberapa rancangan, pengoperasian dan kegunaan tipe-tipe
utama:
Shutoff valves yang digunakan dalam sistem LPG harus memiliki karakter
positive bubbletight shutoff. Untuk mendapatkan sifat tersebut, maka
dianjurkan untuk memakai bahan seating yang elastis (resilient).
Akan tetapi material yang elastis sangat rentan terhadap kerusakan jika terjadi
kebakaran. Semua katup dengan bahan seating yang elastis selain gate valve
API 600/602 yang dimodifikasi, harus memenuhi persyaratan ketahanan api
yang disyaratkan oleh API 607
Katup lain yang cocok digunakan adalah ball valve dan/atau butterfly-valve
yang tahan api.
Ball valves dengan double-sealing dianjurkan untuk dipakai pada sistem LPG.
Double sealing mempunyai sifat penutupan anti bocor ketika dikenai tekanan
dari sisi manapun. Jenis ball valve yang hanya mampu menahan tekanan dari
satu sisi saja tidak dianjurkan untuk dipakai
Rumah katup harus terbuat dari baja karbon tempa (forged) atau cor (cast).
Gate dan globe valve harus dibuat berdasarkan standard katup API. Sebagian
besar gate dan globe valve berukuran NPS 3 (NPS = nominal pipe size,
inches) atau lebih besar harus dibeli dengan menyertakan bahan seating
elastis (resilient) pada piringan atau gerbangnya agar didapatkan penutupan
yang sangat rapat
b. Emergency Shut-off
Valve ini dihubungkan dengan sistem aman-tidaknya penutupan yang secara
menyeluruh menutup katup dan menghentikan pompa atau kompresor.
Backflow check valveharus dipasang pada sisi keluaran dari semua pompa
sentrifugal.
excess-flow valve akan menutup jika perpipaan pada sisi keluar katup ini
mengalami kebocoran dengan jumlah sama atau lebih besar dari kapasitas
rata-rata dari excess-flow valve. Penutupan juga dapat diakibatkan oleh
kenaikan tekanan secara tiba-tiba yang diakibatkan oleh pompa. Untuk
membuka kembali excess-flow valve yang sudah tertutup, maka katup lain
pada sisi keluar excess flow valve harus ditutup untuk menyamakan tekanan
pada sisi masuk dan keluar excess flow valve.
Excess-flow valve biasanya dipilih dengan laju aliran rata-rata untuk menutup
yang lebih besar sekitar 50% dari perkiraan kapasitas normalnya. Hal ini
dilakukan untuk menghindari chatter (membuka dan menutup dalam
frekuensi yang tinggi) atau tertutup akibat adanya kenaikan tekanan yang
tiba-tiba pada operasi normal akibat pembukaan control valve secara tiba-
tiba.
Semua bukaan vessel untuk aliran cairan ataupun uap, baik masuk atau
keluar, harus dilengkapi dengan excess-flow valve. Sambungan pressure
relief valve, peralatan pengukur ketinggian, dan sambungan pengukur
tekanan dikecualikan dari persyaratan ini..
mungkin dengan ujung selang atau cabang pengisian. Jika terjadi kebocoran
pada selang atau cabang pengisian, excess-flow valve akan menutup dan
memungkinkan operator untuk menutup shutoff valve secara manual
Uap akan terbentuk ketika differential valve beroperasi. Uap ini dapat mengalir
kedalam pompa dan mengakibatkan ikatan uap jika keluaran katup
dihubungkan terlalu dekat dengan sisi hisap pompa. Differential pressure
valve juga dipasang setelah liquid meter untuk mencegah pembentukan uap
yang mungkin terjadi karena tekanan pada atau sebelum meter jatuh dibawah
tekanan uap fluida tersebut. Pembacaan meter akan tidak tepat jika uap
melewati peralatan pengukuran ini. Katup ini juga berfungsi sebagai peralatan
shutoff yang akan mencegah aliran kecuali pompa telah beroperasi.
Differential pressure bypass valve tidak akan membatasi besar tekanan yang
sebenarnya; katup ini hanya membatasi perbedaan tekanan dengan sisi
tekanan rendahnya.
Jenis lain dari bypass valve akan membuka ketika tekanan pompa yang
ditentukan sebelumnya sudah tercapai. Jenis ini merupakan katup tekanan
balik dan kurang baik jika dibandingkan dengan katup perbedaan tekanan
dalam beberapa situasi. Contoh penggunaannya adalah ketika uap akan
ditekan hingga menjadi cairan dalam pengisian vessel tanpa jalur
pengembalian uap dan di lokasi dimana temperatur lingkungan sangat.
Katup ini diatur pada tekanan dibawah tekanan pemeriksaan pipa. Informasi
untuk pengaturan tekanan katup ini dapat ditemukan pada NFPA 58. Thermal
relief valve disambungkan langsung pada perpipaan dan manifold yang rentan
terhadap kerusakan mekanikal, oleh karena itu lokasinya harus dipilih dengan
baik dan perlindungan harus diberikan jika diperlukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika sisi keluaran thermal relief valve menuju atmosfer dan dapat
menimbulkan kondisi berbahaya, maka sisi keluarannya dapat dilengkapi
dengan pipa dan diperpanjang hingga ke daerah yang aman, dan dihitung
ukurannya sehingga daerah free vent nya tidak berkurang. Keluaran dari vent
minimal harus berjarak 15m (50 ft) ata 120 kali diameter pipa venting, diambil
jarak yang paling besar.
Tabel 3.8. Safety Relief Valve Piping
Safety relief piping shall terminate as follows:
2 meters above highest adjacent structure
4 meters above highest adjacent platform
5 meters above grade
15 meters or 120 pipe structure or platform when
diameters away from termination elevation not as
whichever is the greater above
30 meters or 120 pipe
diameters away from, top of boiler flue gas stacks
whichever is the greater
VALVE
PUMP OR LINE
PUMP RF FLANGE
MODIFIED
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3.2.7. POMPA
Besi tuang kelabu atau besi ulet tidak cocok bagian pompa LPG, biasa
digunakan baja.
SUPPLY TANK PRESSURE
BYPASS VALVE
P
METER PRESSURE
P
DIFFERENTIAL VALVE
SUPPLY HOSE
P
TANK P
METER
METER
PUM ASSEMBLY
CHAMBER
Berikut ini adalah prosedur umum yang harus diikuti dalam setiap operasi
pemompaan cairan LPG:
1. Buka hanya katup cairan yang bekerja dari tangki suplai ke tangki
penerima, jika tekanan dalam tangki suplai lebih besar dari tekanan dalam
tangki penerima.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika tekanan tangki suplai tidak banyak berbeda dengan tekanan tangki
penerima, buka perlahan katup uap pada suplai tangki dan penerima vesel
dan biarkan tekanan sesuai persamaan.
Perlahan dan secara lengkap buka katup cairan tangki suplai dan tangki
penerima dan transfer cairan akan dimulai.
2. Hidupkan pompa segera dimulai transfer cairan. Hal yang sangat penting
adalah bahwa katup uap harus dibuka untuk mencegah tekanan tangki
suplai jatuh di bawah tekanan dalam tangki penerima.
Cek pengoperasian dengan katup bypass pada pompa dan pastikan
terbuka untuk menghilangkan uap yang terperangkap yang dapat
menyebabkan kerusakan yang serius.
3. Inspeksi pompa dan sight - flow glass pada interval waktu tertentu untuk
memastikan proses transfer cairan berlanjut.
Jika katup pemeriksa aliran berlebih tertutup, dan perlunya untuk
menghentikan pompa, tutup katup cairan pada tangki suplai dan beri waktu
yang cukup untuk persamaan tekanan untuk membuka kembali katup
pemeriksa aliran berlebih.
4. Tutup katup jalur cairan dan uap setelah kandungan cairan telah
dipindahkan dari tangki suplai.
RECEIVER
TANK
LIQUID LINE
3.2.9. Kompresor
Pada kegiatan pemindahan, kompresor digunakan untuk membuat perbedaan
tekanan antara dua vessel sehingga terjadi aliran dari vessel yang bertekanan
lebih tinggi. Kompresor juga dipakai untuk mengalirkan uap sisa dari vessel dan
fasilitas lain dalam kegiatan pemindahan dan perawatan. Dalam merancang
sistem kompresor, harus dipertimbangkan persyaratan keselamatan agar dapat
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
dipakai dalam pengolahan uap LPG pada kondisi operasi tertentu dan sistem
akan mencegah LPG cair masuk ke dalam sistem kompresor.
* Laju alir: std m3/h at 15.6°C and 101.325 kPa abs; scfm at 60°F and 14.7 psia.
Kompresor tidak boleh ditempatkan dibawah vessel LPG dan harus ditempatkan
di daerah yang cukup terbuka. Jika kompresor ditempatkan di tempat tertutup,
maka harus dilengkapi dengan ventilasi yang cukup.
Kompresor harus diamankan pada permukaan dasar atau baseplate yang baik
sesuai dengan rekomendasi pembuat kompresor. Perpipaan kompresor harus
disesuaikan dan disangga dengan baik sesuai dengan rekomendasi pembuat
kompresor sehingga terhindar dari pembebanan yang berlebihan. Perpipaan
untuk memindahkan LPG cair harus ditentukan ukurannya sehingga penurunan
tekanan pada sistem tidak menimbulkan pengembunan yang berlebihan.
Pengalaman pada instalasi LPG yang sudah umum memakai nilai penurunan
tekanan maksimal 200 kPa (29 psi). Pasang perpiapaan untuk masukan dan
keluaran compressor sehingga cairan yang dihasilkan akan mengalir menjauhi
kompresor. Katup isolasi harus dipasang baik pada sisi masuk maupun keluar
untuk memungkinkan pemindahan kompresor untuk perawatan dan mengurangi
jumlah LPG yang dibuang ke atmosfir.
Motor listrik dan peralatan listrik lainnya harus memenuhi syarat untuk
beroperasi pada daerah berbahaya. Jika peralatan berada di daerah terbuka
maka peralatan tersebut harus tahan perubahan cuaca. Jika menggunakan
remote starter maka harus dilengkapi dengan switch isolasi yang tahan api
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jika pelumas kompresor atau oli pelindung bisa mengkontaminasi aliran LPG,
alat penghilang oli harus dipasang dalam kompresor pembuang. Untuk tujuan
ini alat berefisiensi tinggi harus digunakan di jalur pembuang kompresor.
Kontrol kapasitas harus ada pada kompresor pembongkaran guna
perlindungan. Kompresor pemindahan positif dilengkapi dengan sistem kontrol
kapasitas pembongkaran dan sebuah automatic gas bypass loop. untuk aliran
yang sangat rendah atau aliran sedang dalam tahapan sistem pembongkaran.
Kompresor sentrifugal memerlukan sistem anti-surge automatis untuk
mencegah penggelombangan pada kompresor dan menyediakan metode
penurunan kapasitas yang aman pada aliran kurang dari minimum, pada
keadaan aliran inlet kompresor stabil.
Dalam kasus lain, panas kompresor harus dihilangkan dari gas sebelum
dikembalikan ke kompresor pengisap. Pendinginan uap ini harus ada dalam
sistem siklus (recyde). Beberapa metode digunakan untuk pendinginan gas ini
dan termasuk: liquid spray cooling; udara ke gas atau cairan atau pemindah
gas; dan mengembalikan gas ke tangki pengisap, dimana panas kompresor
dihilangkan dengan cairan dalam tangki. Kegagalan pada pendinginan yang
cukup akan menyebabkan mesin mengalami permasalahan dan kemungkinan
peralatan menjadi rusak.
Semua peralatan yang digunakan dalam mentransfer LPG sebaiknya didisain
untuk pelayanan tersebut. Konstruksi material sebaiknya cocok dengan
karakteristik gas. Besi tuang kelabu tidak dapat digunakan untuk penahanan
tekanan. Baja coran untuk kompresor sentrifugal dan kompresor rotary
sebaiknya dipasang ketika uap LPG dalam keadaan terkompresi. Besi ulet
umumnya digunakan untuk kompresor reciprocating tabung LPG dalam
aplikasi ini.
Kompresor uap sering digunakan untuk mentransfer cairan LPG dengan
mengambil uap dari tangki yang terisi, meningkatkan tekanan melalui
kompresor, dan pembuangan uap bertekanan ke dalam tangki suplai.
Penurunan tekanan antara tangki suplai dan tangki penerima memberikan
gaya untuk mentransfer cairan menuju jalur pipa dari satu tangki ke tangki
lainnya. Biasanya perbedaan tekanan yang diperlukan 70 kPA (10 Psi) sampai
140 kPa (200 Psi).
Kompresor uap menawarkan suatu keuntungan dimana sisa uap bisa
dihilangkan setelah transfer cairan selesai.
Keterbatasan dari kompresor pentransfer adalah tidak akuratnya pengukuran
yang mana bisa meningkat akibat cairan yang menguap, digabungkan dengan
kurangnya konstanta tekanan pompa, mengijinkan percepatan terjadi di dalam
ruang meteran.
Untuk menghilangkan uap, jalur cairan ditutup dan koneksi/hubungan pipa
pada kompresor bolak-balik jadi uap diambil dari tangki suplai dan dibuang ke
dalam tangki penerima. Seperti penjelasan sebelumnya, uap akan lebih mudah
dikonversi ke cairan jika area permukaan cairan ditingkatkan. Hal ini dapat
dipecahkan dengan membuang uap ke dalam bagian bawah tangki penerima
sehingga terjadi mekanisme "bubble up" (pengelembungan) melalui cairan.
Kompresor yang digunakan untuk pembongkaran kapal, dioperasikan pada
rating aliran maksimum dari katub aliran berlebih yang dipasang pada tangki
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
5. Jalankan Kompresor
Dengan tekanan tangki pensuplai dijaga antara 35 kPa (5 psi) sampai 70
kPa (10 psi) diatas tekanan tangki penerima, tangki pensuplai seharusnya
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
dapat dikosongkan dengan laju alir rata-rata antara 8.000 I/h (280 ft3/h)
sampai 11.000 I/h (380 ft3/h).
Aliran gas yang terlihat menggantikan aliran cairan dalam unloading
melalui the slightflow glass mengindikasikan bahwa cairan yang ada di
tangki pensuplai telah habis.
6. Matikan kompresor ketika cairan dalam tangki pensuplai telah habis dan
tutup katup cairan, dimulai dari tangki penerima dan diteruskan ke tangki
pensuplai.
7. Atur valve pada saluran masuk dan saluran keluar dari kompresor
sehingga kompresor akan menarik cairan dari tangki pensuplai dan
mengalirkannya ke tangki penerima. Dalam operasi ini, uap dikeluarkan
dibawah permukaan cairan dalam tangki penerima.
8. Nyalakan kembali kompresor dan teruskan pengeluaran uap sampai
tekanan tangki pensuplai berkurang sampai 175 kPa (25 psi). Dalam
tekanan tersebut, matikan kompresor dan semua katup pada saluran uap.
3.2.11. Meter
Meter zat cair sebaiknya juga dilengkapi dengan beberapa asesoris, baik
sebagai bagian dari meter atau bukan untuk mendapatkan pembacaan
meteran yang akurat.
¾ Stariner halus dipasang sebelum meter. Strainer untuk pompa penyedot
tidak sesuai digunakan untuk meter.
¾ Dipasang ’differential pressure valve’ agar terjadi tekanan balik terhadap
meteran dan pompa dan untuk menjaga tekanan sistem diatas uap produk.
Hal ini mencegah penguapan saat zat cair melewati meter.
¾ ’Vapor eliminator’ berfungsi untuk menghilangkan uap dari zat cair
sebelum masuk meter. ’Vapor eliminator’ ini terdiri dari tangki kecil dengan
mekanisme operasional mengambang atau bukaan konstan untuk
mensirkulasikan uap kembali kedalam tangki timbun. Ketika uap tidak
kembali ke penyimpanan, pengontrol batas tipe mengambang harus
menggunakan katup penutup pada katup beda tekanan pada keluaran
meteran ketika level zat cair turun terlalu rendah, untuk mencegah uap
masuk kedalam meter. Lihat gambar 3.23.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Peralatan listrik harus sesuai dengan zona tersebut, Tangki LPG sebaiknya
ditutup atau dikubur untuk memberikan perlindungan terhadap petir. Tanda
peringatan seperti "Dilarang merokok" atau "Dilarang Menyalakan Api" harus
ditaruh di zona 0,1 dan 2.
Semprotan air pendingin tidak perlu disediakan pada tangki yang dibungkus
dengan materi non-combustible insulation. Materi ini harus mampu menahan
minimal satu jam suhu 650 ºC (1200 ºF).
Tangki hingga 7.6 m3 (268 ft3) harus memiliki water spray untuk mangalirkan
air, jika diperlukan pada keseluruhan permukaan tangki.
Penimbunan atau penguburan tangki merupakan alternatif terbaik untuk
melindungi dari api. Untuk itu tidak diperlukan sistem penyemprotan air.
“EMERGENCY
STOP PUSH”
Bila terjadi kebocoran LPG, ada 3 hal yang harus segera dilakukan:
1. Hentikan aliran LPG dengan menggunakan katup penutup jika mungkin.
2. Jika belum ada api:
9 pindahkan semua orang dari area penyebaran uap.
9 pindahkan atau padamkan semua sumber pemicu api.
9 usahakan untuk membuyarkan uap, jauhkan dari potensi bahaya. Hal
ini dimungkinkan dengan penggunaan tirai air, tapi haruslah terus
diatas awan uap dan hindari menjadi pembungkus uap. Hati-hati agar
tidak membawa uap menuju sistem pembuangan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3. Jika telah ada api, dan setelah menghentikan aliran LPG, konsentrasikan
pada usaha mendinginkan peralatan yang terkena api.
Perhatian:
Selalu yakinkan bahwa semua benda logam panas dalam awan uap dapat
didinginkan dengan cepat, jika tidak gasnya akan terpicu kembali
Walaupun propana dan butana tidak memiliki substansi beracun, uapnya
merupakan bahaya serius bila dihisap dalam kuantitas berlebih, karena hal
tersebut mengurangi konsentrasi oksigen dibawah 16%. Penghisapan pada
situasi ini akan mengakibatkan cedera serius dan bila kontinyu bisa fatal
akibatnya.
Tabung LPG kendaraan dipasang permanen pada kendaraan sebagai tangki bahan
bakar. Tabung ini biasanya dirancang untuk diisi dan digunakan pada sisinya. Ukuran
umum yang digunakan pada kendaraan adalah 50 kg dan tabung yang dipakai
adalah jenis Tabung LPG Cair.
Truk pengangkut tabung LPG dirancang untuk diisi, ditaruh dan menjaga tabung
pada posisi menghadap.
Semua tabung LPG diberi tanda pada pegangannya dengan informasi dasar seperti
di bawah ini.
Sebagian besar tabung LPG memiliki katub tunggal untuk pengisian dan
pengeluaran isinya, sementara yang lainnya memiliki katub yang terpisah untuk
masing-masing operasi. Penutup juga sebaiknya disediakan untuk melindungi katub.
Sebagian tabung LPG yang berukuran kecil tidak dapat digunakan ulang dan
sebaiknya jangan diisi ulang.
Catatan
1. Terhadap tabung baru, tabung ex repair, tabung ex retest sebelum diisi
LPG harus divacum terlebih dahulu menggunakan vacuum pump.
2. Timbangan harus ditera/dikalibrasi secara periodik sesuai ketentuan dan
mendapatkan surat tera dari Departemen Perdagangan Cq Dinas Metrologi
setempat.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pertimbangan Lain
Semua peralatan elektonik, sistem pengikatan dan grounding sebaiknya
mengikuti panduan peraturan untuk klasifikasi area berbahaya (hazardous area).
Sistem drainase sebaiknya disesuaikan agar mampu menghilangkan air hujan
sebaik pemadam kebakaran dan air pendingin.
Jalan sebaiknya menyediakan akses yang mudah dan jalan keluar untuk
transportasi Skidtanks LPG ke dan dari area pemuatan dan juga cocok untuk in-
plant traffic.
3. Yakinkan bahwa mesin pengisian dalam kondisi baik, periksa filling hoses dan
filling head.
4. Set timbangan pada berat yang dikehendaki secara otomatis. Proses pengisian
akan berhenti bila isi tabung sudah cukup.
5. Tabung agar diisi dengan teliti dan tepat, lakukan pemeriksaan agar tidak
terjadi pengisian lebih. Apabila diperlukan untuk mengurangi isi tabung yang
terialu penuh. maka bisa dikurangi isi dengan evacuation pump.
6. Hindari kebocoran pada saat pengisian. Hubungan yang kurang baik antara
filling head dan kerangan tabung dapat menyebabkan kebocoran.
7. Lakukan inspeksi kebocoran (leakage test) dengan teliti. Terhadap tabung
yang bocor agar disingkirkan untuk dikosongkan (dengan evacuation pump)
untuk kemudian tabung diperbaiki.
8. Lakukan penimbangan ulang untuk meyakinkan bahwa isi LPG dalam tabung
cukup.
9. Pasang safety seal cap untuk tabung 3 kg, 6 kg, 12 Kg dan safety plug dan
segel untuk tabung 50 Kg, sebagai jaminan isi dan mutu LPG.
10. Bila kegiatan pengisian selesai, tutup semua kerangan dan kosongkan sisa
LPG di dalam selang, dengan cara isikan kedalam tabung kosong.
11. Matikan mesin pengisian, tiupkan udara bertekanan untuk menghilangkan sisa-
sisa LPG yang tertinggal di bawah conveyor
12. Operator / petugas harus memakai safety shoes dan sarung tangan kulit.
LEGEND :
Shutoff valve
Backflow check valve
HORIZONTAL VESSEL
Internal safety control valve
Excess flow valve
T Relief valve
Thermal relief valve
CYLINDER
FILLING
BUILDING A) If pump bypass is not required, valve after pump may be eliminated
for short discharge lines.
7. Buka mulut katup dan suplai udara untuk mesin pengisian tunggal.
8. Nyalakan mesin korsel, mulut konveyor dan keluaran konveyor.
9. Pasang selang pengisian pada tabung LPG dan turunkan setting pengungkit
dari mesin untuk memulai pengisian.
10. Set tare weight tabung LPG dan jumlah LPG yang mau diisi pada mesin
pengisian. Pengisian LPG secara otomatis akan berhenti ketika set point pada
mesin pengisian dicapai. Semua tabung LPGs sebaiknya diisi dengan basis:
tare weight + net weight of LPG
11. Yakinkan bahwa head pengisian diputuskan setelah pengisian selesai pada
outlet Kerosel.
12. Cek berat tabung LPG terhadap tare weight tag dengan cara memeriksa skala
pada outlet korsel.
13. Identifikasi tabung LPG yang pengisiannya berlebih dengan tanda "O" pada
badan tabung LPG. Tabung LPG ini membutuhkan penarik cairan untuk
mengkoreksi kelebihan. Identifikasi tabung LPG yang kurang terisi dengan
meletakkan plug pplastik pada katupnya.
14. Masukkan tabung LPG ke dalam mesin yang mampat udara untuk mengetes
kebocoran poros katup tabung LPG, ring leher dan badan tabung. Cara
altematif, dapat digunakan alat pemeriksa kebocoran elektronik yang reliable
atau cairan pendeteksi kebocoran. Identifikasi tabung LPG yang cacat dengan
memberi tanda "X" pada badan tabung LPG.
15. Bed Cap-seal tabung LPG yang lulus test.
16. Muat tabung LPG yang telah diisi ke dalam truk pengantar yang diberi gabus
atau ditumpuk berjejer.
17. Pindahkan tabung LPG yang ditolak dan tumpuk dengan baik tabung LPG
yang terisi dan pertahankan untuk proses lebih lanjut.
18. Tutup semua katup.
19. Putar switch kearah off dan isolasi mereka.
20. Periksa bahwa semuanya tidak ada yang bocor.
21. Arahkan penghitung tumpukan pada tabung LPG dan lapor setiap ketidak
sesuaian pada pengawas.
Tabung LPG yang gagal melewati test pengujian atau inspeksi dengan
perbaikan di bawah spesifikasi manufaktur harus dilabeli °bisa diperbaiki" dan
mungkin diperbaiki dan dikirim kembali untuk pengujian.
Wadah yang melewati pengujian dan pengujian visual diperlukan dengan
penandaan dengan tanggal dan tahun pengujian menginditifikasikan
kualifikasian kembali dengan metode pengujian water jacket.
Pengelasan yang melibatkan kepala atau dinding dari tabung LPG harus
berdasar pada kode konstruksi aslinya. Umumnya diperlukan tukang las
bersertifikasi atau Rekualifikasi dengan kode dan pengawasan tersebut atau
pengujian mengikuti kode yang diharapkan. Pengerjaan panas akan menjadi
isu pengelasan dalam fasilitas LPG.
n. Pengecatan
9 Cat dasar abu-abu dan cat akhir biru Pertamina, mengkilap baik, halus dan
rata.
9 Sablon logo PERTAMINA.
9 Stensil berat tabung kosong (putih).
9 Stensil bulan dan tahun masa retest mendatang (putih).
9 Beri kalung merah pada bagian atas mengelilingi Katup.
Ketentuan Umum
Setiap tabung LPG yang beredar telah mendapatkan sertifikat/pengesahan pemakaian
dari Direktorat Jendral Bina Hubungan Ketenaga Kerjaan dan Pengawasan Norma
Kerja DEPNAKER RI, dengan ketentuan dan syarat-syarat antara lain :
1. Dalam pemakaiannya ditempat kerja pengawas PERTAMINA Unit Pemasaran
setempat diwajibkan memenuhi/melaksanakan dan bertanggung jawab atas
syarat-syarat keselamatan kerja yang ditetapkan dalam pengecapan/sertifikat
pemakaian dan harus mengikuti petunjuk Pengawas Keselamatan Kerja Kanwil
DEPNAKER setempat.
2. Sebelum pengisian pertama semua tabung LPG baru harus diperiksa secara
seksama disesuaikan dengan data sertifikat dan konstruksinya yang diberikan dan
disetujui oleh Direktorat Bina Lindung Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Bila dalam pemeriksaan di atas menunjukkan hasil baik, tabung LPG baru
tersebut diadakan hydrostatic test (pemadatan dengan air dingin) sampai tekanan
30 kg/cm2, atas jumlah 200 tabung (0,5%). Pemeriksaan dan pemadatan ini harus
dilaksanakan atas kesaksian Pengawas Keselamatan Kerja setempat/Kanwil
DEPNAKER setempat.
3. Semua tabung LPG yang tercantum dalam sertifikat/pengesahan dimaksud dalam
pemakaiannya harus dicap tanda baik sesuai ketentuan yang berlaku,
pengecapan harus dilakukan atas kesaksian Pengawas Keselamatan Kerja yang
berhak memeriksanya.
4. Paling lambat setelah 5 (lima) tahun pemakaian terhitung mulai pengisian pertama
atau test terakhir, semua tabung LPG harus diadakan pemeriksaan dan
pemadatan ulang (retest) oleh atau atas kesaksian Pengawas Keselamatan Kerja.
setempat.
5. Tabung LPG baik ukuran 3 kg, 6 kg, 12 kg (26,2 liter WC) maupun 50 kg (108
liter WC), sebelum mendapatkan sertifikat/pengesahan pemakaian telah melalui
serangkaian pengujian di pabriknya antara lain
a. Visual test.
b. Hydrostatic test, dengan tekanan 31 kg/cm2 seiama 30 detik.
c. Pneumatic test dengan tekanan 18 kg/cm2.
d. Leakage test.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Prosedur yang direkomendasikan untuk pembuangan tabung LPG yang tidak bisa
diperbaiki, yakni:
1. Pembuangan kandungan.
2. Pembersihan liquid yang menguap atau gas dalam tabung LPG dengan
material inert seperti nitrogen, karbon dioksida atau air.
3. Menekan tabung LPG atau memotong ke dalam dua atau lebih bagian
sehingga tidak bisa digunakan kembali dalam presssure service.
4. Jika tabung LPG dipotong, musnahkan tanda spesifikasi pada tabung LPG.
informasi tanggal pengujian. Kebakaran dan alarm darurat harus diuji tiap bulan
untuk memastikan bekerja dengan tepat.
Tabung LPG isi maupun kosong harus disimpan terpisah pada jarak 1 m.
Lokasi penyimpanan harus diventilasi dengan baik dan mungkin pada level bawah
tanah atau pada platform terbuka maupun tertutup.
Tabung LPG selalu tersimpan dengan baik dimana safety valve berada pada ruang
uap dalam tabung. Kondisinya tidak boleh terjadi stagnan. Desain spesial logam
pallet rack tabung LPG handling dan sistem penyimpanan bisa digunakan.
Tabung LPG tidak boleh disimpan dalam lokasi yang digunakan untuk
penyimpanan alat-alat yang kering sifatnya, produk lain dari petroleum dalam
paket atau drum, atau gas terkompresi lainnya. Tabung LPG harus disimpan
dalam tempat yang cocok, area stabil, memastikan minimum terpapar dari
temperatur ekstrim, kerusakan fisik dan daerah lingkungan merusak (tampering).
Tabung LPG harus diposisikan sehingga relief katup penekan langsung
menyentuh dengan vapor space. Diluamya, relief penekan dijauhkan langsung
dari material yang mudah terbakar.
Tabung LPG yang kosong harus disimpan di tempat terbuka. Jika disimpan di
ruangan, dilakukan pemisahan jarak.
Collars pelindung dan tutupnya harus pada tempatnya dan outlet valves/katup
tertutup selama penyimpanan, baik untuk tabung LPG berisi maupun kosong.
APAR DCP 9 Kg harus ditempatkan dalam jarak 5 m.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
LPG
"Peringatan"
1. Selalu jaga tabung LPG dalam posisi
berdiri.
2. Jauhi dari panas dan open flame.
3. Jaga tabung LPG dalam ruang ventilasi
yang baik.
4. Jika terjadi kebocoran gas hubungi
Suplyer Anda atau Pertamina.
9 Jarak antara kelompok susunan tabung harus cukup aman untuk kegiatan
penimbunan dan penyaluran.
9 Tabung ditempatkan untuk maksud penyimpanan dan penimbunan, jangan
untuk maksudmaksud lain, misalnya untuk ganjal, tempat duduk dan
sebagainya.
Pengangkutan
1. Pengangkutan tabung LPG tidak boleh diperlakukan dengan kasar dan tidak
boleh berhubungan langsung dengan sinar matahari atau sumber panas lainnya.
2. Hindarkan benturan / gerakan antara tabung. atau antara metal sekecil mungkin.
3. Pengangkut harus mengetahui keamanan barang-barang yang diangkut.
4. Alat pengangkut harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang sesuai,
minimal 1 buah DCP (dry chemical powder) ukuran 18 Lbs / 8,2 kg rating B:C.
5. Dalam pengangkutan harus dilaksanakan sedemikan rupa, sehingga tidak
mudah jatuh. mengguling (posisi tabung harus tegak) dan tidak menyentuh
barang yang keras.
6. Supaya diperhatikan agar tali tambang tidak menyentuh safety valve.
Suplai Air
Jika fasilitas pengisian tabung LPG adalah bagian dari pemasaran terminal atau
refinery, air harus dilokasikan minimal 30 m dari pengisian tabung LPG dan fasilitas
penyimpanan.
Jika fasilitas bukan merupakan bagian instalasi luas/besar, tetap harus ada suplai air
sesuai ukuran dan fasilitas yang ada, sumber api dan ketentuan undang-undang.
Umumnya 4 jam pemadam kebakaran dan suplai air pendingin harus ada/tersedia.
Sistem Alarm
Sistem alarm yang mempunyai kemampuan sinyal respon darurat harus tersedia
untuk mendeteksi kebocoran, kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Penghentian Darurat
Sistem Penghentian Darurat bisa menghentikan pengoperasian pengisian tabung
LPG, valves suplai produk dan disediakan valve/katup pengeluaran tangki
penyimpan. Sistem Penghentian Darurat bisa dicocokkan pada lokasi pabrik, tertutup
dari operator station, pada ruang kontrol dan dekat dengan jalur keluar darurat.
Tanda "Perhatian" dan "Bahaya" harus ditempatkan pada lokasi-lokasi untuk
memperingatkan bahaya-bahaya dari fasilitas-fasilitas yang ada. Juga, tanda kontrol
akses harus ada pada pintu masuk untuk menjaga orang-orang yang tidak
berwenang keluar.
Tanda yang banyak dan penandaan harus digunakan untuk indikasi kandungan
tangki, valve/katup dan fungsi switch dan indentifikasi pipa dan arah aliran.
Jalan keluar darurat harus ada untuk memastikan penyelamatan personil yang dalam
kondisi darurat.
3.3.12.1. Kebocoran
a. Mengatasi Kebocoran Pada Tabung LPG
1. Apabila terjadi kebocoran pada valve, usahakanlah memperbaiki dengan
cara membersihkan valve dan menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin
ada pada valve dengan menekan-nekankan penusuk ke dalam valve,
sehingga kotoran yang mungkin melekat pada seating hilang, atau mungkin
duduknya steam valve tidak sempurna pada seatingnya. Dengan jalan
demikian dapat diperbaiki. Jika ternyata gagal, Cairan didalam tabung diisap
dengan evacuation pump dikembalikan ketangki timbun.
2. Pada tabung diberikan tanda "BOCOR" yang cukup jelas.
3. Apabila diperlukan ruang untuk vapor, sebagian isi container yang terlalu
penuh dikembalikan ke tangki timbun melalui evacuation pump.
4. Hindarkan kemungkinan suatu campuran yang dapat menyala (batas
penyalaan, perbandingan gas LPG dengan udara 1,8 sampai dengan 10%
gas).
5. Sediakan alat pemadam kebakaran yang cukup.
6. Bila terjadi kebocoran pada sekitar valve, atau pada dinding cylinder, maka
cara mengatasinya sama, adapun tabung bocor yang tidak bisa diperbaiki,
dikirim ke LPG Filling Plant.
Bila terjadi kebocoran diluar Plant letakkan tabung LPG tersebut ditempat
yang aman dan jauh dari sumber api.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
b. Korosi garis
Yang dimaksud dengan korosi garis adalah korosi berbentuk suatu garis dengan
ukuran panjang tidak melebihi 6 mm (sering terjadi pada sambungan ikatan umpama
antara tangki dan footring). Panjang korosi garis harus lebih kecil dari 75 mm atau
tebal dinding tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang diperbolehkan.
c. Korosi merata
Yang dimaksud dengan korosi merata adalah korosi yang terjadi secara merata dan
meluas. Tebal dinding korosi garis merata tidak kurang dari 1 x tebal minimum yang
diperbolehkan.
Bila terjadi penyimpangan dari syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti tersebut
diatas, maka tabung harus diperbaiki.
d. Perubahan Bentuk
9 Penggelembungan
Yang dimaksud dengan penggelembungan adalah penggelembungan pada dinding
silinder. Bagian-bagian yang mendapat penggelembungan pada dinding silinder
harus lebih kecil dari 1 % terhadap keliling badan tabung.
9 Lekuk
Yang dimaksud dengan lekuk adalah lekuk yang tidak tajam pada permukaan bahan
dan lekukan ini tidak tembus ke dinding bagian dalam. Dalam lekuk tidak melebihi
1/10 diameter lekuk dan atau diameter lekuk tidak melebihi dari 1/4 diameter tabung.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
9 Lekuk tajam
Yang dimaksud lekuk tajam adalah lekuk dengan lekuk bersudut tajam sedangkan
permukaan bahan tidak ditembus. Apabila lekuk terjadi sedemikian rupa sehingga
sebagian berada pada sambungan las-lasan silinder, maka kedalaman lekuk tidak
boleh lebih dari 6 mm.
9 Luka tajam
Yang dimaksud luka tajam adalah lekukan bersudut tajam dimana permukaan bahan
luar dan dalam tertembus. Lekuk tajam pada silinder harus kurang dari 75 mm
panjangnya atau tebal dinding pada lekuk tajam tidak kurang dari 1 x tebal dinding
minimum yang diperbolehkan. Penyimpangan dad syarat-syarat yang harus dipenuhi
tersebut diatas harus diafkir.
e. Kebocoran
9 Adanya kebocoroan dalam setiap bagian dari badan silinder.
9 Adanya kebocoran pada leher berulir, kecuali dapat diperbaiki secara
memuaskan dan dapat dipertanggung jawabkan.
9 Penyimpangan seperti tersebut diatas harus diafkir.
f. Pemeriksaan Dalam
9 Apabila terdapat kerusakan bagian bawah yang tak dapat dilihat dari sebelah
luar sehingga tak dapat diukur.
9 Ketebalan silinder kurang dari ketentuan-ketentuan yang diperbolehkan
sebelumnya.
9 Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti tersebut di atas harus
diafkir. Pemeriksaan seluruh permukaan dalam dapat menggunakan lampu
bertegangan rendah dan yang terlindung
g.Timbangan Beratnya
Bila dalam penimbangannya sesuai peraturan yang berlaku terdapat adanya
perubahan berat tabung 3 1/3% dari berat semula, tabung-.tabung LPG harus diafkir.
h. Bunyi
Bila diadakan pemeriksaan secara hammer test sesuai peraturan yang berlaku
terhadap sambungan-sambungan badan tabung terdapat adanya bunyi pekak, maka
tabung-tabung LPG tersebut harus diafkir.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
j. Pengujian Pemadatan
9 Setiap tabung LPG yang dalam pemeriksaan secara visual telah menunjukkan
hasil baik, harus dipadat dengan air dingin pada tekanan 27 kg/cm2
9 Bila dalam pemadatan terdapat tanda-tanda bocor, berkeringatan atau
menunjukan perubahaan dalam bentuk yang menetap lebih dari 0.2% dari
volume semula, maka tabung LPG tersebut harus dinyatakan afkir.
3.3.14. Pencatatan Hasil Pemeriksaan / Pemadatan (Register) dan Cap Tanda Baik Dan
Tanda Afkir ;
1. Pencatatan hasil pemeriksaan / pemadatan harus disesuaikan dengan Surat
Edaran Direktur Direktorat Pembinaan Norma-Norma Keselamatan Kerja dan
Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja No. 11 tahun 1977.
2. Pemeriksaan / Pemadatan harus dilaksanakan oleh atau atas kesaksian pegawai
Pengawas / Ahli Keselamatan Kerja setempat.
3. Pencatatan seperti tersebut pada item 1 di atas harus disyahkan oleh Kepala
Bidang Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kantor Wijayah Direktorat
Jenderal Perlindungan dan Pemwatan Tenaga Kerja setempat.
4. Setiap tabung LPG yang dinyatakan baik pada pemeriksaan/pemadatan sesuai
item 1 dan 2, dalam pemakaian harus dibubuhi cap tandabaik pada bagian
tabung yang mudah dilihat, begitu pula yang dinyatakan afkir juga harus dibubuhi
cap tanda afkir.
5. Pengecapan harus dilakukan/diberikan oleh Pegawai Pengawas Keselamatan
Kerja setempat dengan kode-kode sesuai Surat Edaran Direktur Direktorat
Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja dan Hygiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja No.32/Ins/1977.
3.4.2.Persyaratan instalasi
Semua izin dan persetujuan yang diperlukan dari pemberi otoritas / Disnaker
PERTAMINA harus diperoleh untuk sistem dan instalasi Elpiji.
Hanya kontraktor yang memenuhi kualifikasi dan disetujui yang boleh
melakukan instalasi peralatan Elpiji.
Disarankan untuk mengawasi kontraktor selama tahapan proses instalasi
1. Pemeriksaan terhadap peralatan yang diantar, termasuk pengujian dan
pemeriksaan terhadap pelindung luar tangki yang dikubur atau ditimbun.
2. Pengujian tekanan pipa dan inspeksi pelindung luar.
3. Pengisian parit dan tangki.
4. Kalibrasi dispenser.
5. Penggantian dan perbaikan sistem
Membetahukan kepada pihak otoritas / Disnaker PERTAMINA untuk dapat
menginspeksi instalasi selama pekerjaan berlangsung dan pada proses
penyelesaian . Pada saatnya, sertifikat pengesahan untuk instalasi lengkap
dapat diperoleh dari pihak otoritas / Disnaker tersebut.
Pada semua kasus, minimum safety distance harus sebesar yang sudah ditunjukkan
pada bagan berikut ini atau sesuai dengan persyaratan otoritas / Disnaker .
SITE BOUNDARY
OPEN PIT
OR DRAIN
BUILDING
YARD 15 M
LIGHT
5 M 10
M 7M
DIAMETER OF
LARGEST U/G TANK U/G FUEL
7M
ABOVEGROUND TANK
LPG TANK
10
10 LPG
COSTUMER DISPENSER
CAR
15 GASOLINE 5M
M 5 DISPENSER 5M
LPG FILL POINT LPG
DISPENSER UNPROTECTED
LIGHT SOURCE 15 M
5M
LPG TANK 5M
OPEN PIT
TRUCK POSITION
OR DRAIN
15 M
OPEN PIT
OR DRAIN YARD LIGHT
Biasanya, semakin besar kapasitas tangki timbun, semakin besar pula area yang
dibutuhkan untuk pembatasan, tempat umum, sumber pengapian, dsb. Penimbunan
atau penguburan bejana, walaupun sering dianggap sebagai penambahan biaya,
biasanya lebih menguntungkan pada tempat terbatas dan jarak pemisah minimum
dapat dikurangi secara signifikan.
Bejana yang terletak di atas tanah harus diarahkan agar poros longitudinal menjauh
dari tangki timbun atau bangunan yang lain.
Kadang-kadang lebih dari satu tangki timbun akan menyuplai fasilitas. Disarankan
untuk instalasi diatas tanah, tidak lebih dari dua bejana dalam satu kelompok.
Penghalang uap yang tahan air dan tidak mudah terbakar, dapat digunakan untuk
mengurangi jarak pemisahan horisontal langsung. Jarak pemisah dihitung dari dinding
tangki dan obyeknya, pada area horisontal sekitar ujung dari penghalang uap. Bagian
atas penghalang uap minimal harus setinggi 0,5 m (2 ft) diatas tutup bejana atau
penyambung pipa (tidak termasuk katup pengaman dan penghubung yang berkaitan).
Dasar penghalang uap tersebut juga harus sejajar.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Tembok atau pagar penghalang yang lama maupun baru, digunakan sebagai
penghalang uap LPG apabila terjadi kebocoran.
Rel pelindung atau tonggak harus disediakan untuk melindungi tangki timbun dari
kemungkinan tertabrak kendaraan yang bergerak disekitar area.
Tanda peringatan "dilarang merokok" dan sumber api harus tersedia pada bejana.
Bejana horisontal harus dipasang sedikit menurun ke arah saluran pembuangannya.
Daerah dibawah tangki timbun terletak di atas tanah disemen dan sedikit menurun agar
produk yang bocor akan mengalir keluar bejana dan pipa yang berhubungan dengan
bejana. Permukaan luar bejana terkubur/tertimbun harus ditutup dengan lapisan anti
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
korosi. Lapisan ini harus diperiksa keutuhan dan spesifikasi ketebalannya pada saat
instalasi.
Prosedur persyaratan PERTAMINA pada inspeksi tangki timbun berbeda-beda,
inspeksi harus dilakukan setiap 6 bulan.
Bejana terkubur/tertanam harus dipasang dengan sistem perlindungan katodik.
Biasanya digunakan sistem jenis anoda sacrificial dan harus dimonitor/diukur
potensialnya setiap tahun untuk menjamin perlindungan bejana.
Ketika terdapat air tanah dalam jumlah besar, bejana harus dijangkar mekanis untuk
mencegahnya mengambang.
Tidak diperbolehkan ada pekerjaan, yang berkaitan dengan fasilitas Elpiji maupun tidak
yang dilakukan pada atau bersebelahan dengan instalasi Elpiji, hal ini dapat
memberikan efek penurunan pada persyaratan keamanan.
VENT
STACK DISTANCE FROM
LEVEL PUMP SUCTION
GAGE SHOULD BE A
MIN OF 5 M (15 ft)
T COUPLING
LIQUID QUICK ACTION
FILL VALVE
GLOBE VALVE T STRAINER
SELF SEALING
COUPLINGS T
BALL VALVES REQUIRED
UNLESS SELF-SEALING HOSE
COUPLINGS ARE USED
PUMP
METER
VAPOR ELIMINATOR
Note : LEGEND :
a. Where hoses from truck transport can reach the storage
tank, piping from connections (1) and (2) can be Shutoff valve
eliminated and valve outlet lined with hose adapter Backflow check valve
b. Enclosed tank and pump within fence
c. Provide impact posts to protect vulnerab;e equipment
d. The emergency fail safe shutdown system that closes
Internal safety control valve
Excess flow valve
valves. must also stop the pump. Valve.
are not required at unloading point when receipt lines hold Relief valve
less than 0,05 m3 (13 US gal) of product
Thermal relief valve
Katup Penghalang
Katup penutup yang dioperasikan secara manual
3.4.7.Peralatan pemompa
Elpiji merupakan zat cair yang sulit untuk dipompa, terutama pada suhu yang lebih
tinggi. Harus diperhatian jenis dan klasifikasi pompa yang paling cocok. Pompa harus
memiliki design untuk pelayanan Elpiji dan ditempatkan di lokasi yang berbahaya.
Pompa harus selalu ditempatkan sedekat dan semudah mungkin dengan tangki
timbun, tapi tidak boleh dibawahnya. Untuk tangki timbun bawah tanah, pompa harus
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3.4.8.Pipa
Jalur berbeda untuk zat cair dan jalur uap kembali harus disediakan untuk setiap
dispenser. Panjang jalur keseluruhan harus sependek mungkin.
3.4.9. Dispenser
Persyaratan Lokasi dispenser Elpiji tergantung pada jenis dan kegunaan dispenser
yang akan digunakan. Jarak minimum seringkali diukur dari daerah pengeluaran,
yang biasanya dalam area dimana kendaraan dapat diisi oleh dispenser.
Dispenser Elpiji haruslah disetujui oleh desain grafis Pertamina dan mirip dengan
bensin, solar dan pompa / dispenser bahan bakar lainnya pada pompa bensin.
Unit perlindungan yang disarankan untuk pompa dengan dispenser Elpiji dapat dilihat
pada gambar berikut in.
Unit ini hanya digunakan ketika ada kemungkinan besar dispenser Elpiji akan rusak
karena adanya gangguan kendaraan (khususnya truk dan bus) tanpa pelindung.
Tonggak merupakan metode yang disarankan untuk melindungi dispenser Elpiji di
pulau pompa dimana unit perlindungan ditempatkan. Ketika digunakan, tonggak harus
dicat sesuai dengan standar warna Elpiji Pertamina dan ditempatkan pada 4 penjuru
dispenser Elpiji.
Dataran unit pelindung terbuat dari baja . Lokasi yang dipilih untuk rambu-rambu dan
instruksi adalah dekat pompa atau snap-losk atas pompa berlawanan dengan unit
dataran pesan. Dataran unit perlindungan dengan radius putaran kendaraan
ditampilkan dibawah ini.
Dispenser sebaiknya ditempatkan sehingga bagian yang diisi tidak pada daerah lalu
lalang publik. Sebuah dispenser Elpiji dengan akses publik sebaiknya dilengkapi
dengan penguncian nozzle pada dispensernya saat tidak digunakan. Selang
dispenser sebaiknya dilengkapi dengan segel otomatis atau katup penutup cepat
(emergency shut-off valve) sebagai pengaman untuk menghindari pelepasan uap
Elpiji tidak disengaja.
Jika lebih dari 15 ml (0,5 fl oz) zat cair yang terjebak dilepaskan ketika selang
terputus, katup pembuka dengan tabung yang terpasang untuk menjamin bahwa zat
cair tidak dilepaskan kedalam kontainer.
Peralatan selang dispenser harus sesuai untuk pelayanan Elpiji dan memiliki segel
otomatis, breakfree coupling dari tipe no-damage dengan kapasitas kehilangan zat
cair maksimum 15 ml (0,5 fl oz) ketika dipisahkan.
sebaiknya dipasang pada dasar dispenser. Instalasi yang benar akan menjamin
fungsi keamanannya.
Emergency Shutoff Valve juga ditempatkan dalam atau pada dasar dispenser untuk
menutup jalur suplai zat cair. Katup ini diaktifkan oleh sistem penutup darurat atau api
pada dispenser. Setidaknya dua tutup pengisi kendaraan cadangan standar disimpan
di lokasi jika terjadi kebocoran pada jalur hubungan pengisian kendaraan.
3.4.10.Persyaratan pengisian
Peraturan PERTAMINA membolehkan pengisian sendiri.
Instrumen pengisian sebaiknya ditampilkan pada/atau bersebelahan dengan
dispenser Elpiji, hal ini akan menjelaskan apakah pengisian sendiri diperbolehkan.
Dispenser yang beroperasi pengisian sendiri sebaiknya selalu berada dibawah
pengawasan operator pompa bensin.
Tanda yang jelas, mudah dibaca dalam area pengisian dengan "matikan mesin -
dilarang merokok" atau kata-kata sejenis harus dipasang.
No Smoking
Stop Engine
Directions:
1. Remove Nozzle
2. Connect Nozzle To Tank
3. Fill 80% Maximum - No
Selama mengisi, mesin kendaraan harus dimatikan, merokok dan sumber api lainnya
tidak diijinkan dalam jarak 7 m (23 ft) dari titik pengisian.
Hanya operator pompa pengisian yang sudah terlatih yang boleh melayani pengisian
Elpiji, kecuali bila peralatan disetujui untuk sistem pengisian sendiri.
Banyak peraturan yang menerapkan pembatasan pengisian otomatis dipasang pada
tangki bahan bakar kendaraan Elpiji. Peralatan ini akan secara otomatis
menghentikan aliran Elpiji ketika batas pengisian yang telah ditentukan dicapai.
Kendaraan dengan fasilitas pembatas pengisian otomatis sesuai untuk operasi
pengisian sendiri.
Ketika peralatan pembatasan pengisian otomatis tidak terpasang, operator harus
memastikan bahwa batas aman pengisian tidak dilewati. Kelebihan pengisian akan
mengurangi ruangan Elpiji untuk mengembang dan akan mengakibatkan tangki
bahan bakar mempunyai tekanan yang berbahaya.
Semua selang pengisian tabung otomotif Elpiji haruslah jenis "dead - man" Semua
penumpang harus berada diluar kendaraan pada saat pengisian.
Persyaratan yang harus diperhatikan untuk keamanan disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3.4.11.Tabung Elpiji
Tabung Elpiji harus dilengkapi kerah pengaman dan tutupnya.
Rancangan yang disarankan untuk rak penyimpanan ditunjukan dibawah ini. Rak
terbuat dari besi dan dipasang pada kaki baja dilevel dasar. Rak ini terbuka pada
semua sisi untuk sirkulasi udara yang baik.
TOP VIEW
Untuk alasan keamanan, rak penyimpanan harus dapat dikunci. Penerangan daerah
harus dipasang untuk pada saat malam hari.
Pesan peringatan dan perintah seperti dilarang merokok dan minta bantuan pada
penjaga dan masukkan botol kosong harus dari huruf putih dan dimulai dari bagian
bawah rambu.
PERTAMINA
LPG
No Smoking
menjaga jarak aman dari objek yang telihat dan tidak sangat penting dan harus
disesuaikan dengan jarak minimal yang ditunjukan.
Lokasi yang sesuai untuk rak penyimpanan tabung Elpiji, dalam parameter stasiun
pelayanan digambarkan dibawah ini.
EMERGENCY
STOP: PUSH
Rambu yang berisi prosedur darurat harus dipasang diluar bangunan utama.
Pemberitahuan lainnya dipasang didalam bangunan pada kantor / ruang operator.
Nomor kontak telepon darurat harus dimuat pada rambu tersebut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
POWER ISOLATED
AT SWITCH BOARD
EMERGENCY STOP/START
BUTTON AND SIGN
POWER TO EMERGENCY
PUMP CUT OFF POWER TO
PROCEDURES
UNPROTECTED
SIGN AND
LIGHTS CUT OFF
Emergency Stop
Button and Sign EMERGENCY PROCEDURES SIGN
ISC ON LIQUID OUTLET CLOSES
ISC ON LIQUID INLET CLOSES EMERGENCY STOP BUTTON AND SIGN
ISC ON VAPOR INLET CLOSES
ISC ON VAPOR OUTLET CLOSES
ISC ON PUMP BYPASS CLOSES
LIQUID LINE
Emergency Stop Button and Sign SHUT OFF VALVES
AT DISPENSER
Power to BASES CLOSSED
Gasoline
Dispencer
FIRE WATER
Cut POWER TO LPG
SPRAY SYSTEM
DISPENCER CUT
SPRAY SYSTEM
MANUAL VALVE
3.4.15.Prosedur Darurat
Kebocoran Bejana Penyimpan
1. Usahakan untuk menghentikan aliran produk
Matikan sistem dengan menggunakan sistem penghenti darurat jarak jauh.
• Dengan pemutusan jalur keseluruhan, katup aliran keluar akan menutup
otomatis dan menghentikan 99% aliran.
• Dengan pemutusan jalur sebagian, katup aliran keluar mungkin tidak tertutup.
• Ketika aliran secara normal menuju bejana, katup pemeriksa balik / block
valve akan menutup secara otomatis.
5. Gunakan penyemprot air bentuk fog untuk memecah uap dan membawa
campuran kebawah batas terbakar.
1. Apakah sertifikat ada dan ditempatkan pada instalasi dan ___ ___ ___
apakah telah dimodifikasi ?
2. Apakah semua emergency stops, kontrol stop/start, di atas ___ ___ ___
tanah dan bejana (vessel) ditandai sesuai peruntukan ?
a. Tipe apa untuk menyelamatkan dispenser ? ___ ___ ___
3 Instalasi vessel yang ada jenisnya apa ? ___ ___ ___
a. Diatas tanah – horizontal ? ___ ___ ___
b. ------------------- vertikal ? ___ ___ ___
c. Gundukan ? ___ ___ ___
d. Di bawah tanah ? ___ ___ ___
e Apakah bejana sesuai orientasinya? ___ ___ ___
4. Apakah semua gauges, kontrol valve, tombol penekan cocok ___ ___ ___
untuk lokasi baik saat pengoperasian normal maupun
penggunaan darurat?
5. Apakah jarak separasi, termasuk remote filling berdasarkan ___ ___ ___
permintaan?
a. Apakah vapor barriers terinstalasi dan kedap air? ___ ___ ___
6. Apakah fasilitas dilengkapi Fire Protection System dan ___ ___ ___
accesoriesnya ?
a. Sprayer/sprinkler ? ___ ___ ___
b. Fire hose reel? ___ ___ ___
c. Nozzle dan hose? ___ ___ ___
d. Alat pemadam api ringan / Fire extinguishers? ___ ___ ___
e. Sensor ? ___ ___ ___
f. Fusible Link? ___ ___ ___
7. Apakah dispenser dan vessel cukup terlindungi dari tabrakan ___ ___ ___
langsung dengan kendaraan ?
a. Endosure? ___ ___ ___
b. Collards? ___ ___ ___
c. Barriers? ___ ___ ___
8. Apakah area vessel bebas dari sumber api ? ___ ___ ___
a. Apakah pengairan pada vessel cukup? ___ ___ ___
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
9. Kapan pengawasan terakhir dilakukan pada peralatan berikut? ___ ___ ___
a. Vessel?
b. Vessel fittings?
c. Sistem proteksi katodik Cathodic?
d. Pipelines?
e. Kontrol?
10. Apakah ada penerangan untuk malam hari ? ___ ___ ___
a. Operasi? ___ ___ ___
b. Vessel? ___ ___ ___
c. Remote filling? ___ ___ ___
d. Dispensers? ___ ___ ___
11. Apakah self-service dispenser dibawah pengawasan dari ___ ___ ___
operator pengisian?
a. Apakah sarung tangan panjang tahan panas tersedia? ___ ___ ___
12. Apakah rambu dan instruksi keselamatan ada pada dispenser? ___ ___ ___
a. Area Tangki? ___ ___ ___
b. Tank truck unloading area? ___ ___ ___
c. Lokasi berkumpul dalam keadaan darurat? ___ ___ ___
13. Apakah racks untuk penyimpanan tabung LPG yang tersedia ___ ___ ___
tepat dan cukup ?
a. Apakah disediakan rambu keselamatan? ___ ___ ___
b. Apakah pencahayaan yang ada sudah cukup? ___ ___ ___
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
3.5.1. Pendahuluan
Bagian ini berisi persyaratan untuk transportasi dan transfer Elpiji
menggunakan Skid tank, tanker dan jaringan pipa.
Bila menggunakan sistem flexible hose / selang untuk bongkar muat , sebaiknya ada
sistem pengikat yang baik untuk mencegah pergerakan selang waktu bongkar muat
LPG . Penyakuk (coupling) segel otomatis dibutuhkan pada jalur bongkar muat.
Peralatan keamanan seperti penghalang yang bisa dipindahkan atau gerbang
dilengkapi dengan lampu peringatan merah (dikunci bersama saklar posisi lengan
pengisi) harus disediakan untuk menghindari bergeraknya posisi skidtank Elpiji
sebelum lengan pengisi / loading arm diputus dan dikunci dalam posisi aman.
SELF-SEALED (3)
COUPLINGS
LIQUID FILL
GLOBE VALVE
BALL VALVES REQUIRED UNLESS
SELF-SEALING COUPLING ARE USED
NOTES : LEGEND :
(A) When hoses from truck transport can reach the consumer
piping item connection (1). (2) and (3) can be eliminated and Shutoff valve
Valve outlents lines with hose adapters.
(B) Connection (3) is for liquid pumpout Backflow check valve
(B)
LIQUID
LIQUID KNOCKOUT
VENT (C) DRUM
STACK
COMPRESSOR
VAPOR
(A)
LIQUID
LOADING POINT
PUMP
LEGEND :
Shutoff valve
NOTE :
Backflow check valve A. Use-sealing couplings and rigid steel pipe/swing
joint connection to truck or tanker
Internal safety control valve B. Equip vent lines at unloading connections with
Excess flow valve spring-loaded actuators that must be manually
hold open
Relief valve C. The emergency fail safe shutdown system that
Thermal relief valve closes valves. must also stop the pump and
compressor. Valve. are not required at
Diferential relief valve unloading point when receipt lines hold less than
Strainer 0,05 m3 (13 US gal) of product
TRUCK TANK
FLOMATIC VALVE
FILL HOSE
PUMP
Selama Penerimaan
1. Awasi jalur pipa dari skid tank sampai tangki timbun dari kemungkinan
kebocoran.
2. Yakinkan bahwa Elpiji sudah mengalir ke tangki yang telah disiapkan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Setelah Penerimaan
1. Yakinkan bahwa Skid Tank sudah kosong.
2. Matikan pompa transfer dan tutup kerangan.
3. Lepas hubungan Quick Coupling (cairan dan uap) dan bonding cable.
4. Setelah seluruh muatan mobil tangki dibongkar, lakukan pengukuran pada
isi, suhu dan tekanan pada tangki timbun, laporkan tentang jumlah
penerimaan. Bila terjadi selisih jumlah penerimaan dan melebihi batas
toleransi (0,5% wt) laporkan kepada atasan.
5. Selesaikan seluruh dokumen penerimaan.
Skid Tank yang telah siap dibongkar muatannya, disambungkan pada pipa
penyalur Elpiji dan pipa tekan dari kompresor . Ke dalam Skid Tank diberikan
tekanan oleh kompresor, sehingga Elpiji cair terdorong keluar dari Skid Tank
dan masuk ke dalam tangki penimbun Elpiji. Gas penekan yang dihasilkan
oleh kompresor uap Elpiji. Setelah selesai pembongkaran, uap Elpiji yang
tersisa dalam Skid Tank, dihisap kembali oleh kompresor yang sama dan
dimasukkan dalam ruangan uap tangki timbun Elpiji.
Sesudah Pengisian
1. Pengemudi mengambil PNBP/BPP yang telah diisi oleh petugas yang
berwenang.
2. Skid tank segera meninggalkan filling shed.
3. Di pintu gerbang diperiksa PNBP/BPP serta tinggi cairan Elpiji pada rotor
gauge dan segel pada inlet katup.
STORAGE TANK
6. Hubungkan filling nozzle ke skid tank (cairan dan uap), buka katup cairan
dan uap baik discrepancies filling point dan skid tank, dan jalankan pompa
transfer.
7. Selama pengisian berlangsung, petugas pengisi (filler) selalu mengontrol
rotor gauge sampai mendekati berat Elpiji yang akan dimuat ( ±80%
sampai 86% kapasitas aman skid tank / jumlah yang akan diisikan.
8. Jumlah Elpiji yang telah diisikan dapat diketahui dengan rotor gouge yang
ada pada skid tank sendiri, jika telah cukup pengisian dihentikan.
.
Gambar 3.34. Plant Elpiji Khusus: Suplai Skidtank Elpiji, Pompa
Pembongkaran
VENT
STACK
(C)
(B) T PUMP T
LIQUID
UNLOADING
(B) POINT
VAPOR
UNLOADING
POINT
BYPASS FOR RECEIPT FROM
YRUCY WITH PUMP
(D)
LEGEND :
Shutoff valve
Note : 9.
A. Use self-sealing couplings and rigit steel pipe/ swing joint Backflow check valve
connection to truck or tank car.
B. Equip vent lines at unloading connection with spring- Internal safety control valve
loaded actuators that must be manually held open. Excess flow valve
C. The emergency fail safe shutdown system that closes
Relief valve
valves. must also stop the pump and compressor.
Thermal relief valve
Valve. are not required at unloading point when
receipt lines hold less than 0,05 m3 (13 US gal) of Diferential relief valve
product.
D. If pump bypass is not required, valve after pump may be Strainer
eliminated for short discharge lines.
Emergency failsafe shutdown
NOTE : Containers of 6m3 (2000 US gal) or less capacity shall valve
have no more than two plugged openings (typical in all
installations)
9. Tutup katup cairan dan uap inlet outlet pada skid tank dan pada filling point.
10. Pada akhir kegiatan pengisian buang sisa uap Elpiji yang masih terdapat
pada slang/hose.
11. Lepaskan hubungan slang/hose antara filling nozzle dengan skid tank.
12. Timbang skid tank, jika kurang isinya tambahkan elpiji sesuai dengan
kekurangannya discrepancies jembatan timbang (sopir tetap berada
discrepancies belakang kemudi). Untuk penambahan kekurangan Elpiji ini
lakukanlah seperti no. 1 sampai dengan 11, sehingga beratnya sesuai
dengan Elpiji yang dimuat.
13. Inlet dan outlet katup cairan dan uap pada skid tank kemudian disegel.
3.5.7.Pemberian Plakat
Setiap tangki yang dapat dipindahkan harus dilengkapi dengan tanda/plat
identifikasi tertentu yang sesuai dengan peraturan. Biasanya identifikasi
tersebut akan memuat informasi berikut:
• Identifikasi isi kendaraan seperti Elpiji.
• Informasi kontak darurat, termasuk nomor telepon.
• Tanda kimia berbahaya, jika diperlukan.
Pipa bongkar muat / pengisian ke skidtank Elpiji harus mampu menahan tekanan geser
/ mekanis, setelah katup penutup darurat diaktifkan dan bila tertarik sebelum sistem
pengisian selesai / dilepaskan.
Hal ini bisa didapatkan dengan pipa schedule 80 tanpa menggunakan" 'weakness
fittings" dengan memakai seksi pembesar 300 mm (12 in) setelah "bulkhead". Bagian
ini dibaut kedalam pipa "bulkhead".
Titik keluar yang dapat diperkirakan ini bebas dari sudut penarikkan, memastikan
pengaktifan katup penutup darurat dan mencegah kerusakan jangkar, pipa dan
kendaraannya.
Rambu prosedur darurat saat bongkar muat / pengisian harus ditempatkan dengan
jelas pada semua fasilitas tangki truk pengangkut LPG.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
BREAKDOWN
Jika traktive Skidtank Elpiji tidak berfungsi/ mogok usahakan untuk mendorong ke
bahu jalan jika memungkinkan. Lakukan handbrake dan tempatkan pengganjal roda.
Pasang tanda peringatan, reflektor, dll sebagaimana mestinya. "Reflektor segitiga
darurat" Usahakan untuk menentukan masalah seakurat mungkin dan mintalah
bantuan kepada pengawas anda.
Bahaya Kesehatan
Uap Elpiji dapat menyebabkan pusing dan mati lemas. Kontak secara langsung
dapat menyebabkan luka bakar akibat suhu rendah (frostbite). Kebakaran dapat
menimbulkan gas-gas beracun dan gas gas penyebab iritasi.
Kebakaran Kecil: Padamkan dengan menggunakan air, zat kimia kering / DCP atau
karbon dioksida (C02)
Kebakaran Besar: Gunakan semburan atau kabut air. Pindahkan kontainer dari
daerah kebakaran, jika hal tersebut dapat dilakukan tanpa resiko personal. Gunakan
air pendingin untuk membasahi tangki atau kontainer yang terpapar oleh nyala
sehingga dindingnya tidak akan terbakar. Jaga jarak dengan tangki atau Skidtank
Elpiji. Untuk kebakaran yang masif pada daerah kargo, gunakan nosel monitor; jika
hal ini mustahil dilakukan, mundur dari daerah tersebut dan biarkan terbakar.
Lakukan evakuasi segera, jika terjadi pelepasan tekanan yang cepat atau
peningkatan suara gas yang keras dibuang melalui alat pengaman / venting atau
peluruhan tangki lainnya.
10. Jika dibutuhkan penggunaan gas inert atau udara ruangan penyimpanan
tidak dapat digunakan kembali untuk Elpiji sampai zat tersebut dikeluarkan
dengan purging. Jika udara yang digunakan, produk yang didapat dari
penyimpanan harus diuji dan dimonitor kelembaban dan tekanan uapnya .
Jika kelembaban yang didapatkan sangat besar pengukuran yang lebih
teliti harus dilakukan sebelum produk tersebut dikurangi kelembabannya.
12. Catat bacaan pengukur ketinggian cairan akhir, temperatur dan tekanan
yang teramati pada masing-masing ruang peniympanan pada kapal.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
13. Buang cairan dan uap yang terdapat pada pipa yang digunakan untuk
menghubungkan vessel dengan sistem perpipaan pada dek Setelah itu,
putuskan sambungan dan amankan seluruh terminal fitting dengan plug,
cap atau blind flange.
11. Singkirkan sinyal-sinyal dan tanpa-tanda peringatan
KEBAKARAN ELPIJI
Aksi pada pelabuhan yang diambil sama seperti jika yang terbakar adalah
sistem I perpipaannya.
Jika terjadi kebakaran di dermaga / pelabuhan, maka pelaksanaan
pemadaman dilaksanakan seperti pemadaman pada pipa.
1. Hentikan aliran produk
2. Jauhkan orang-orang dari area tersebut
3. Padamkan seluruh kebakaran sekunder dan dinginkan seluruh peralatan
yang bisa terbakar
4. Mintalah bantuan dari pemadam kebakaran dan polisi. Biarkan perpipaan
mengeluarkan seluruh produknya di dalamnya sampai habis.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Dermaga Elpiji
1 Apakah material konstruksi dermaga tidak dapat terbakar? ___ ___ ___
2 Apakah fasilitas pemadam kebakaran tersedia?
a. Air pemadam tersedia? ___ ___ ___
b. Penghubung air pemadam pada kapal dan dermaga tersedia? ___ ___ ___
c. Unit zat kimia kering / APAR beroda yang portabel tersedia? ___ ___ ___
d. Terdapat monitor pengawas area pengisian? ___ ___ ___
e. Terdapat penyemprot untuk perlindungan dermaga? ___ ___ ___
3 Apakah Tedapat batas pengaman di pinggir dermaga? ___ ___ ___
4 Apakah vessel dirancang dan berada pada kondisi yang baik? ___ ___ ___
5 Apakah dermaga dapat dijangkau oleh kendaraan pemadam kebakaran dan ___ ___ ___
ambulan?
6 Apakah tanda dilarang merokok selama pemindahan produk? ___ ___ ___
7 Apakah pembatas yang meisahkan daerah merokok OK? ___ ___ ___
8 Apakah personel di dermaga dan vessel familiar dengan penggunaan ___ ___ ___
peralatan anti kebakaran?
9 Sistem komunikasi dermaga/ area penyimpanan :
Apakah telepon dan sistem komunikasi darurat lain tersedia untuk : ___ ___ ___
a. Menghentikan perpindahan produk? ___ ___ ___
b. Apakah tersedia peralatan untuk menghubungi:
• Pemadam kebakaran? ___ ___ ___
• Ambulan? ___ ___ ___
• Polisi? ___ ___ ___
• Otoritas / Disnaker pelabuhan? ___ ___ ___
• Pelayanan tugboat? ___ ___ ___
c. Apakah nomor telepon dan instruksi terpasang secara jelas dan ___ ___ ___
dimengerti?
10 Apakah sistem penghalang dirancang dengan baik dan berada pada kondisi ___ ___ ___
yang baik?
11 Komunikasi dermaga :
a. Telepon-_area penyimpanan ke dermaga? ___ ___ ___
Jenis ________________________
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
22 Apakah pipa pada dermaga mudah diinspeksi dan diuji ? ___ ___ ___
23 Apakah katup pipa dermaga terpasang pada dermaga untuk :
a. Pada pipa cairan ? ___ ___ ___
b. Pada pipa uap ? ___ ___ ___
24 Apakah seluruh katup terbuat dari baja ? ___ ___ ___
Jika tidak, tuliskan katup yang tidak terbuat dari baja ______________
25 Apakah katup purging terpasang ? ___ ___ ___
a. Apakah katup purging = katup ganda ? ___ ___ ___
b. Apakah katup purging bisa diakses ? ___ ___ ___
c. Apakah katup purging dilengkapi dengan peralatan buangan yang cocok ? ___ ___ ___
26 Akses ke katup-katup dermaga memungkinkan ? ___ ___ ___
27 Apakah katup darurat pada pipa dermaga terpasang dan lokasi aman pada
pelabuhan dekat dengan dermaga ?
a. Pipa liquid ? ___ ___ ___
b. Pipa vapor ? ___ ___ ___
c. Apakah mereka digunakan untuk perpindahan yang dekat ? ___ ___ ___
28 Apakah prosedur dan peralatan darurat lainnya dibutuhkan ? ___ ___ ___
a.Jika ya, sebutkan ? __________________
b.Apakah terpasang ?
29 Dapatkah pipa-pipa pada dermaga diinspeksi dengan prosedur inspeksi ___ ___ ___
yang panjang dan lengkap?
30 Periksa apakah operasi pemindahan untuk katup shutdown darurat ___ ___ ___
dibutuhkan pada dermaga _______________________
31 Apakah terdapat prosedur untuk menentukan tingkat keparahan korosi ___ ___ ___
pada pipa?
a. Apakah lapisan dicheck untuk liburan (lubang)? ___ ___ ___
32 Apakah proteksi katodik terpasang pada pipa dermaga bawah tanah atau ___ ___ ___
yang terendam di laut ?
a. Jenis _________________
33 Apakah sistem proteksi katodik dichek secara teratur untuk keefektifannya- ___ ___ ___
kondisi anoda dan voltase?
34 Apakah kondisi eksternal pipa dermaga merupakan kondisi yang ___ ___ ___
diinginkan?
a.Apakah dibutuhkan inspeksi visual? ___ ___ ___
b.Jika tidak, tuliskan deefisiensinya____________________
35 Apakah ada 2 katup untuk mengisolasi tangki selama pemindahan produk? ___ ___ ___
36 Apakah flange aman bagi katup? ___ ___ ___
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Sistem jalur perpipaan dibuat untuk pergerakan bulk Elpiji dari dalam dan dari
plant produksi, penyimpanan, dan distribusi.
Prosedur dan teknik untuk pemindahan/ transfer Elpiji dengan jalur perpipaan
sangat tergantung pada panjang jalur transfer. Pipa dibuat sependek mungkin,
hanya melewati pagar dari penyulingan ke fasilitas penyimpanan ruah / tangki
timbun yang lokasinya sangat berdekatan, atau mungkin juga sangat jauh.
Dalam jalur yang pendek, sangat praktis mengukur volume Elpiji yang
ditransfer dan, kualitas dan spesifikasi produk dengan mengambil sampel dari
vessel dimana produk diambil. Dalam jalur yang panjang/ jauh, diperlukan
mengukur produk yang datang dari terminal penerima. Sampel dapat dicatat
dari jalur perpipaan pada awal dan akhir operasi dan selama transfer secara
berkala.
Sistem transfer mungkin menggunakan kompresor atau pompa. Pompa biasa
digunakan dalam instalasi kecil. Pompa biasanya digunakan dengan atau
tanpa jalur uap kembali (vapor return line) atau jalur penyamaan tekanan
(pressure equalizing line).
Vessel penerima harus diukur untuk menentukan kapasitas yang cukup untuk
dapat ditransfer tanpa melebihi kecepatan pengisian maksimum.
Setting manifold katup dapat ditentukan sebelumnya selama tangki penerima
dimonitor secara tepat.
Selama produk mulai mengalir ke dalam fasilitas, kualitasnya harus segera
diperiksa. Jika produk yang diterima tidak sesuai spesifikasi, operasi harus
dihentikan dan stasiun pemompaan segera diberitahu. Sebelum transfer
dilakukan kembali jalur pipa pengiriman dari pabrik / plant harus dipurging dulu.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
API/ KEBAKARAN
1. Hentikan aliran produk
2. Jauhkan semua orang dari area
3. Cegah timbulnya kebakaran kedua dan dinginkan tiap peralatan yang
merupakan subyek untuk terkena nyala api.
4. Minta bantuan dari pemadam kebakaran dan polisi. Biarkan api di jalur
perpipaan untuk terbakar habis sendiri sampai produk terpakai.
3.6.0. LAMPIRAN.
ISTILAH DEFINISI
Tekanan Atmosfer Tekanan yang digunakan oleh berat atmosfer pada level
permukaan laut. Ekivalen dengan 101,3 kPa (14,7 psi).
tekanan yang digunakan oleh kolom merkuri ( Hg ( 760 mm
(29,2 in).
Stasium Pengisian Lokasi di mana kendaraan tangki bahan bakar diisi dari
Otomatis dispenser. Stasiun dapat atau tidak dapat digunakan oleh
umum.
Back Flow Check Valve Sebuah valve yang mengalirkan fluida ke satu arah tapi
secara otomatis menutup untuk mencegah aliran darih arah
berlawanan.
ISTILAH DEFINISI
Elpiji Bottle Cap Perlengkapan yang sesuai dengan bagian atas valve pada
tabung Elpiji dan diputar ke threaded boss welded ke tabung
Elpiji. Melindungi valve dari kerusakan atau pecah pada kasus
botl Elpiji jatuh atau mengenai sesuatu dengan keras.
Elpiji Bottle Collar (Neck Sebuah collar (kerah) yang dilas dengan kuat pada tabung
Ring) Elpiji untuk melindungi valve dari kerusakan dan agar mudah
dibawa. Mempunyai pringan data yang terlampir di atasnya,
untuk menyediakan informasi dasar pada supplier produk dan
pengguna
LPG Bottle Filling Plant Plant atau terminal ruah di mana tabung Elpiji portabel dapat
diisi
LPG Bottle Valve Valve, digunakan pada tabung Elpiji, yang terhubung dengan
valve shutof dan safety relief valve dalam satu unit. Sebuah
fusible plug juga terhubung dalam valve yang sama
Tekanan Diferensial Perbedaan tekanan antara 2 bagian dari suatu sistem seperti
misalnya bagian masukan atau keluaran dari suatu kompresor
pada saat menaikan tekanan dari mobil tangki dan
menurunkan tekanan pada kontainer penyimpan dengan
menggunakan pompa uap dari kontainer penyimpanan ke
mobil tangki.
Dip Pipe Suatu pipa tambahan dari bukaan tangki atau dari suatu valve
yang masuk ke dalam ruang cair atau uap dari tangki. Biasa
digunakan untuk membuang cairan atau menenukan
ketinggian cairan di dalam tangki.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
ISTILAH DEFINISI
Valve Diferensial Valve khusus dipasang di antara dua tekanan yang berbeda.
Biasanya digunakan untuk mengendalikan tekanan yang lebih
tinggi sampai tekanan yang diinginkan di atas tekanan yang
rendah.
Etil Mercaptan Suatu senyawa sulfur organik yang memiliki bau yang
menyengat. Biasa digunakan untuk memberi bau pada Elpiji
sehingga dapat dideteksi bila terjadi kebocoran gas. Apabila
digunakan pada komposisi yang tepat mercaptan akan
memberi bau terhadap gas yang tidak dibakar tetapi bau
tersebut akan hilang ketika gas tersebut dibakar.
Excess-Flow Check Valve Suatu valve yang memungkin terjadinya aliran searah namun
ketika aliran meiliki kecepatan yang lebih dari yang ditentukan
valve tersebut akan menutup menghentikan aliran.
Densitas Pengisian Perbandingan persen dari berat Elpiji dalam kontainer dengan
berat air pada 15.6 °C (60°F).
Material yang bisa Suatu material yang akan meleleh pada temperatur tertentu
menyatu dan menyebabkan tertutupnya valve atau akan berakibat
terhadap aksi lain untuk tujuan mencegah kebakaran.
ISTILAH DEFINISI
Sumber Ignisi (Pemicu) Suatu sumber energi yang cukup untuk memicu terjadinya
nyala dan termasuk tapi tidak hanya naked flame, exposed
inandescent material, electric welding arcs, dan peralatan
elektrik atau mekanik tidak disarankan untuk digunakan pada
lokasi yang berbahaya.
Pengisian In-Situ Suatu prosedur pengisian Elpiji di mana tabung Elpiji diisi di
tempat pelanggan dari suatu tangker. Pelepasan uap
biasanya terjadi selama pengisian.
Nyala Internal Valve penutup utama dalam kontainer yang digerakkan secara
otomatis atau manual. Valve dirancang untuk bekerja apabila
valve luar rusak.
Internal Safety Control Valve internal yang menutup dengan cepat sesuai dengan
Valve fungsi valve internal excess-flow.
Batas Eksplosi Bawah Batas bawah dari flamability suatu gas atau uap pada tekanan
dan temperatur lingkungan biasa yang dinyatakan dengan
persen volume gas atau uap dalam udara. Batas eksplosi
bawah akan berubah sesuai dengan perubahan temperatur
dan tekanan.
ISTILAH DEFINISI
Tekanan Kerja Nilai tekanan yang diperbolehkan dalam suatu vessel pada
Maksimum saat beroperasi pada temperatur tertentu.
Quick Closing Valve Suatu valve yang dapat menutup dengan cepat dengan
pergerakan atau pelepasan lever atau dengan memutar valve
sebesar 90°.
Relief Device Suatu alat yang diaktifkan oleh tekanan untuk membuang
sebagian produk dari suatu kontainer atau pipa untuk
mencegah terjadinya kelebihan tekanan.
Relief Valve Manifold Pipa yang dapat meegang dua atau lebih relief valve dengan
hanya satu sambungan ke kontainer. Beberapa manifold
dirancang untuk memungkinkan dipindahkannya satu relief
valve tanpa mengganggu kinerja relief valve lainnya.
Rotary Gauge Suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah cairah
dengan menggunakan tabung open-end rotating dan suatu
bleeder valve.
ISTILAH DEFINISI
Safety Relief Valve Suatu alat pelepasan tekanan yang akan terbuka dan
melepaskan saat suatu tekanan tercapai pada vessel atau
pipa.
Scuff Ring Cincin logam yang dipasang pada bagian bawah tabung Elpiji
portabel. Cinci tersebut menyediakan dasar yang rata untuk
mencegah tabung Elpiji terabrasi dan untuk memberikan jarak
bagi bagian bawah dengan lantai.
Self Sealing Coupling Suatu copling yang secara otomatis menutiup ketika terputus
dan terbuka ketika tersambung.
Skid Tank Suatu kontainer yang dilengkapi dengan penopang dari logam
yang dapat dimanfaatkan untuk memindahkan kontainer dari
suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan mudah.
Slip Tube Gauge Suatu peralatan yang dapat dipindahkan ke dalam dan ke luar
melalui suatu fitting khusus untuk mengukur ketinggian cairan
dalam konainer bertekanan.
Storage Tank Suatu kontainer yang besar di mana Elpiji disimpan dalam
fasa liquid.
Specific Gravity Laju suatu massa dari sejumlah volume zat yang
dibandingkan dengan laju suatu massa dari zat standar
dengan volume yang sama pada air di temperatur standar. Air
pada 4oC (39,2oF) merupakan standar yang biasanya diacu
pada suatu cairan; Untuk gas, udara keying (pada temperatur
dan tekanan yang sama dengan gas tersebut) biasanya
digunakan sebagai zat standar.
Tank Ulage Volume kosong di atas permukaan cairan pada suatu tangki.
Thermal Relief Valve. Sejenis alat untuk melepas tekanan
yang bekerja berdasarkan ekspansi hidrolik dalam sistem
akibat variasi temperatur.
Thermal Relief Valve Sejenis alat untuk melepaskan tekanan yang bekerja
berdasarkan ekspansi hidrolik dalam system akibat variasi
temperatur.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
ft X 0,3048 = m (meters)
Panjang
in x 25,4 = mm (milimeters)
Luas ft2 x 0,09290 = m2 (square meters)
US gal x 0,03785 = m3 (cubic meters)
UK gal x 0,004548 = m3
Volume
Ft3 x 0,02831 = m3
Liter x 0,0010 = m3
Lb x 0,4536 = kg (kilograms)
Massa US ton x 0,9072 = t (tonnes)
UK ton x 1,016 = t
Temperatur ( F – 32) x 5/9 = C (degrees Celcius)
= kPa (kilopascals)
Psig x 6,895
gage/1000 = Mpa gage
Pressure Kgf/cm2 x 98,07
= kPa
Bar x 100
= kPa
Flowrate (Basis Massa) Lb/h x 0.4536 = kg/h (kilograms per hour)
Flowrate (Basis US gpm x 0,06309 = liter/s (liter per second)
Volume) US gpm x 0,227 = m3/h (cubic meters per hour)
Laju Filtrasi US gpm/ft2 x 0,04 = m3/min/m2
Btu x 1,055 = kJ (kilojules)
Energy
Kcal x 4.184 = kJ
Btu/h x 0,2931 = W (Watts)
Daya/Power Kca/h x 1,162 =W
Hp x 0,745 = kW
(Btu/h x ft2 x F) x 5.678 = W/m2/ C(watts per square
Heat Transfer (kca/h x m2 x C) x meter per degree Celcius)
1,162 = W/m2/ C
Nilai Kalori Btu/lb x 2.326 = kJ/kg (kilojules per kilogram)
(Basis Massa) Kcal/kg x 4,184 = kJ/kg
* For conversion factors to SI (metric) units see also API manual of Petroleum.
Measurement standard Chapter 5.2. (Publ. 2564 : Guideline for the use of the
International System of Units (SI in the Petroleum and Industries second edition,
1980)
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Referensi
Berikut ini adalah daftar dokumen-dokumen referensi yang direkomendasikan:
1. Pertamina Engineering Guide-EGS 202, "LPG-Gas Facilities-Marketing
Terminals and Consumer Storage,"
2. Pertamina Engineering Guide-EGS 626," Fire Protection Storage Tanks,"
3. Mobil Marketing Operations-"Safe Practices and Procedures Guidelines." MRDI,
988.
4. American Petroleum Institute-AP 510 "Pressure Vessel Inspection Code"
(Maintenance Inspection, Rating, Repair and Alteration). API, 1988.
5. Amencan Petroleum Institute-Publ 2510 "Design of Liquefied Petroleum Gas
(LPG) Installations." API, 1989.
6. American Petroleum Institute-Publ 2510A "Fire Protection Considerations for the
Design and Operation of Liquefied Petroleum Gas (LPG) Storage Facilities." API,
1989.
7. National Fire Protection Association-NFPA 58 "Storing and Handling of Liquefied
Petroleum Gases." NFPA, 1989.
8. National Fire Protection Association-NFPA 58 "Storing and Handling of Liquefied
Petroleum Gases." NFPA, 2004.
r
9. National Fire Protection Association-"Liquefied Petroleum Gases Handbook."
NFPA, 1989.
10. American Society for Testing and Materials-ASTM D 1835 "Specification for
Liquefied Petroleum (LP) Gases." ASTM, 1982.
11. Compressed Gas Association-Pamphlet 0-8 "Standards for Visual Inspection of
Steel Compressed Gas LPG bottles." OGA, 1984.
12. National Propane Gas Association-Bulletin 118 "Recommended Procedures for
Visual Inspection and Requalification of DOT (ICC) cylinders in LP-Gas Service."
NPGA, 1979.
13. National Technical Information Ser"'ice-Co-e of (US) Federal Regulations: Title
49, Part 195 "Transportation of Hazardous Liquids by Pipeline." .
14. “Handbook of Butane Propane Gases," 4th ed., Chilton Company, 1962.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
4.2.0 PENIMBUNAN
Fasilitas penimbunan terdiri dari :
• Storage tank (tangki timbun) base oil dan additive
• Plastik tank / drop tank / holding tank digunakan untuk
penyimpanan dan penyaluran produk jadi
• Tangki solar untuk menyimpan bahan bakar steam boiler
• Gudang bahan pembantu produksi
• Gudang pelumas (produk jadi)
• Lapangan penimbunan drum kosong
• Lapangan penimbunan additive drum
• Lapangan penimbunan drum pelumas (produk jadi)
4.3.0 BLENDING
Peralatan pelengkap yang digunakan adalah meter arus, telegauge,
additive decanting tank/auxiliary tank, steam coil, heat exchanger,
water cooler, compressed air agitation atau jet recirculation, boiler, dll
4.4.0 FILLING
Fasilitas filling drum terdiri dari semi otomatis/manual filing drum,
pneumatic sealing tool
Fasilitas filling plastik terdiri dari mesin pengisian, unscrambling,
labeling, screw caping, induction sealing, cartoon sealing, laser printer.
4.5.0 DISPATCHING
Fasilitas dispatching berupa :
• Produk dus/drum : pallet, forklift truck, truck container (milik
transportir)
• Produk curah/bulk (filling shed) : meter arus, Loading arm,
micro filter, tank truck
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Tata letak suatu production unit pelumas atau gemuk (grease) ditinjau
dari kegiatan penerimaan bahan baku, proses pembuatan produk,
pengemasan dan pengiriman produk harus mempertimbangkan faktor
keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
4. Suatu material yang dapat rusak oleh air harus disimpan dalam
suatu tangki atau dibungkus dengan rapat atau ditempatkan
diatas pallet yang mempunyai jarak minimal 4 inch dari lantai.
Disamping hal-hal diatas tata letak peralatan juga tergantung dari luas
lahan, estetika dan kemudahan operasi.
4.1.0 PENERIMAAN
• Dermaga
• Jalur Pipa
• Pompa
• Meter Arus
• Kompresor
Kompresor harus ditempatkan di lokasi khusus atau diberi
penyekat agar kebisingannya tidak mengganggu kesehatan
pendengaran pekerja.
4.2.0 PENIMBUNAN
• Gudang penimbunan
• Lapangan penimbunan
4.3.0 BLENDING
• meter arus
• Lantai.
Lantai dan tangga untuk daerah yang licin harus dibuat kasar
untuk menghindari bahaya tergelincir.
Lantai gedung operasi harus padat dan mampu menahan
beban jika dilewati peralatan pemadam.
Diberi rambu peringatan “Hati-hati lantai licin” terutama
dilokasi decanting .
• telegauge
Ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dan mudah
dilihat oleh operator.
• steam coil
Saluran pipa steam coil sebelum memasuki tangki harus
diberi pelindung panas untuk menjaga radiasi panas tidak
keluar dan tidak mambahayakan operator.
• heat exchanger
Peralatan pompa/kompresor dan shell and tube heat
exchanger untuk layan material yang mudah terbakar,
direkomendasikan untuk tidak ditempatkan secara langsung
di bawah pendingin udara yang dapat menyebarkan api jika
terjadi kebakaran pada pompa dan shell and tube tersebut.
Jika lokasi penempatannya tidak dapat dipisahkan maka
antara pompa atau shell and tube heat exchanger dengan
pendingin udara harus disekat dengan deck pemisah api.
• water cooler
Ditempatkan pada lokasi yang berhubungan dengan udara
bebas, diberi pagar pengaman dan rambu peringantan
“awas panas”.
GREASE PLANT
Grease Contactor
tempat blending proses penyabunan pembuatan bahan dasar
grease dengan pemanasan 2000C s/d 2150C dengan tekanan
mencapai 5,5 kg/cm2 additive Litium harus ditangani secara
hati-hati karena bersifat iritasi.
Kettle–I
Bahan sabun selanjutnya diproses homogenizer hingga tekanan
100 kg/cm2 dengan temperatur 1400C s/d 1500C selanjutnya di
vaccum /dehydration hingga tekanan minus 20 s/d 40 cmHg.
Mengingat operasinya pada tekanan dan temperatur tinggi
maka harus memperhatikan antaralain:
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Kettle–II
Semi Grease dari Kettle I dilakukan pendinginan sampai
temperatur 750C s/d 800C serta sirkulasi melalui homogenizer
dengan tekanan 100 kg/ cm2.
4.4.0 FILLING
• mesin pengisian
• unscrambling
• labeling
• screw caping
• induction sealing
• cartoon sealing
• laser printer
4.5.0 DISPATCHING
5.2.0 Aspal V- 4
5.2.1 Informasi Produk V- 4
5.2.2 Penanganan Produk Dan Fasilitas V- 4
5.2.2.1 Penanganan Produk V- 4
5.2.2.2 Sarana & Fasilitas V- 5
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja yang diperlukan antara lain pakaian kerja, apron
(celemek) sarung tangan, sepatu boot, gas masker / dust masker, dan
helm safety. Pakaian kerja sebaiknya terbuat dari bahan katun, tidak
diberi kantong baju, dan berwarna putih agar mudah terlihat apabila
terkontaminasi. Apron / celemek sebaiknya menggunakan bahan yang
terbuat dari karet neoprene.
5.1.2.2.1. Penerimaan
a. Dermaga
b. Pipa Penerimaan
5.1.2.2.2. Penimbunan
a. Tangki Timbun
c. Gudang Kemasan
5.1.2.2.3. Penyaluran
c. Mobil Tangki/Truk/Box
d. Forklift
5.2.0. Aspal
Untuk menunjang kelancaran operasional proses penerimaan,
penimbunan dan penyaluran aspal baik dalam bentuk curah maupun
drum perlu dipertimbangkan faktor-faktor kesehatan, keselamatan kerja
dan lindungan lingkungan, untuk itu fasilitas, tata letak peralatan dan
bangunan, tempat penimbunan dan lain sebagainya perlu diatur.
c. Control Room
2. Penimbunan
a. Tangki Timbun
Atap tangki harus kedap air dan bebas dari genangan air serta
dibuat lemah pada sambungan las antara atap dengan body
tangki (sesuai API 650).
b. Drum Yard
Drum yard sebagai tempat penimbunan produk jadi aspal
drum harus cukup luas dengan konstruksi dapat berupa beton
atau aspal. Kondisi drum yard aspal harus memperhatikan
beberapa aspek a.l :
- Penimbunan drum dilakukan dalam posisi drum berdiri
dengan susunan maksimal 3 (tiga) susun, tata letak diatur
sehingga memudahkan pergerakan forklift dalam
memindahkan/menyusun drum aspal tersebut
- Area drum yard harus dilengkapi dengan rambu
keselamatan kerja yang sesuai kaitannya dengan
penanganan produk dalam kondisi panas dan adanya
pergerakan forklift
- Pembersihan area drum yard harus dilakukan secara rutin
sehingga tidak terjadi tumpukan sisa aspal/ceceran aspal
yang mengeras dan membuat lantai drum yard menjadi tidak
rata & lengket
- Lantai drum yard dibuat dengan kemiringan ke arah saluran
drainase sehingga tidak terjadi genangan air apabila turun
hujan
- Untuk penimbunan kemasan drum kosong lihat bab 2.2.7.5.
(Operasi BBM -Storage / Penimbunan)
3. Penyaluran
c. Painting Both
d. Drying Oven
VI MANAJEMEN KEBAKARAN
1.
Jenis Jumlah Diperlukan Keterangan
Tersedia
1. Dry Powder
20 lbs
50 lbs
150 lbs
350 lbs
2. CO2
3. Water Type
4. Foam Type
Ya Tdk
1. Apakah pemeriksaan rutin alat pemadam telah
dilaksanakan ? Jelaskan
______________________________________
______________________________________
2. Apakah semua alat pemadam dalam kondisi baik dan
siap dioperasikan ?
3. Apakah alat pemadam terhalang oleh alat/bahan-
bahan lain ?
4. Apakah semua karyawan telah mengetahui cara
pemakaian/penggunaan alat pemadam ?
5. Apakah semua alat pemadam api ringan diletakkan
pada tempat yang tepat ?
6. Apakah alat tersebut ditandai dengan catatan
pengisian dan pemeriksaan terkhir ?
Dimensi
Lokasi Jumlah titik Keterangan
ruang
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Ya Tdk
1. Apakah sistem Water Sprinkler yang ada telah mencukupi
dan memenuhi syarat ?
2. Apakah block valve dalam keadaan terbuka dan disegel ?
Ya Tdk
a. Apakah Jumlah fire hydrant telah mencukupi dan
memenuhi syarat ?
b. Apakah peralatan pada hose box telah mencukupi dan
dalam kondisi baik ?
c. Apakah kondisi fire hydrant baik dan siap dioperasikan ?
Ya Tdk
a. Apakah fire water telah memenuhi loop system ?
b. Apakah isolation valve telah memadai dan dalam kondisi
baik ?
c. Apakah kondisi pipa-pipa penyalur mencukupi kebutuhan
iar minum ?
d. Apakah kapasitas pipa penyalur mencukupi kepbutuhan
air minum ?
• Kebutuhan air minum ________m3/hr
• Kapasitas pipa penyalur ______m3/hr
3. Fire Pump
a. Jumlah Pompa
No. Pompa Type E/D Kapasitas Keterangan
Water Foam
Lokasi F/W Keterangan
Monitor Monitor
4. Foam Monitor
1. Data Tangki
Jenis F.P
No. Tangki Kapasitas - Diameter Isi
Foam Sprinkler
2. Apakah fire hose dalam kondisi baik dan di test secara berkala ?
3. Apakah kondisi koupling baik dan di test secara berkala ?
2. Apakah hose reel telah memenuhi dan terdapat pada setiap lokasi yang
berbahaya ?
3. Apakah kondisi hose reel baik/tidak bocor dan siap dioperasikan ?
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Jenis E W S
Alat yang
Lokasi Fire Gas Fire Keterangan
diproteksi
Detector Detector Alarm
5. Apakah EWS dilengkapi dengan back up battery yang baik dan memenuhi
syarat ?
6. Apakah semua operator telah mengerti dan menguasai
penggunaan/operasi EWS ?
• Slang
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
• Nozzle
• Baju Tahan Api
• Gas Masker
• Foam Indicator
• Foam Gun
6.2.1. UMUM
dilakukan dengan segera/cepat dan tepat, sehingga dampak yang lebih luas
dapat dihindari.
1. Faktor Teknis
a Kebakaran
b Tumpahan / Kebocoran Minyak
c Penyebaran Gas Mudah Terbakar
d Dan lain-lain.
2. Faktor Alam
a Gempa Bumi
b Banjir
c Angin Topan
d Gelombang Pasang
e Dan lain-lain.
terpadu, saling menunjang antara yang memberi perintah dan yang menerima
perintah, antara yang memberi laporan dan yang menerima laporan, antara yang
memberitahukan kepada yang diberitahu, antara yang memimpin operasi dan
yang melaksanakan operasi penanggulangan serta antara yang memimpin
bantuan atas kelancaran operasi penanggulangan dengan yang melaksanakan
bantuan untuk kelancaran operasi penanggulangan
Garis komando tersebut harus disikapi dengan disiplin dan kepatuhan layaknya
seperti organisasi militer, demikian juga garis hierarki agar tidak tumpang tindih
dan bertele-tele. Contoh organisasi keadaan darurat dimaksud seperti diuraikan
berikut ini.
6.2.4.1. Kebakaran
a. Kebakaran Kecil
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
b. Kebakaran Besar
Apabila kebakaran yang terjadi tidak berhasil diatasi, sehingga kebakaran
menjalar lebih luas dan besar, maka diperlukan langkah-langkah
penanggulangan lanjutan
(1) Komandan satuan tugas pengamanan dan penyelamatan, segera
memerintahkan komandan regu penghubung, untuk menghubungi para
komandan satuan tugas dalam organisasi keadaan darurat beserta
jajarannya, dan seterusnya para komandan satuan tugas dan
jajarannya dimaksud segera melakukan tindakan sesuai tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing.
(2) Membunyikan tanda bahaya (alarm, Lonceng, dll) selama 60 detik,
yang pelaksanaannya dilakukan oleh salah seorang petugas regu inti
penanggulangan keadaan darurat. Keputusan untuk membunyikan
tanda bahaya ditentukan oleh komandan satuan tugas
penanggulangan keadaan darurat, setelah melakukan koordinasi
dengan Koordinator Organisasi Keadaan Darurat.
(3) Apabila diperlukan bantuan dari instansi lain yang terkait, maka
komandan satuan tugas penanggulangan keadaan darurat setelah
melakukan koordinasi dengan koordinator organisasi penanggulangan
keadaan darurat memerintahkan komandan regu penghubung untuk
menghubungi instansi-instansi yang dimaksud.
(4) Semua bantuan dari instansi di luar Pertamina setelah tiba di lokasi
kejadian segera berkoordinasi dengan Koordinator OKD, dan
pelaksanaan bantuan penanggulangan pemadaman kebakaran yang
dilaksanakan harus mengikuti instruksi dan petunjuk Koordinator OKD.
6.2.7. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum ada atau belum cukup diatur dalam keputusan ini, akan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekitarnya.
CONTOH
DIAGRAM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT INSTALASI
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
b. PEMERIKSAAN VISUAL
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Bulanan
Periksa semua peralatan Fire alarm untuk menyakinkan bahwa tidak ada
kerusakan atau tidak bekerjanya sarana. Lihat dan periksa lampu penerangan
dan Light Emitting Diodes (LED) pada alarm kebakaran dan panel
pemberitahuan. Periksa permukaan air battery dan jika kurang ditambah.
Lakukan uji operasi mesin generator jika ada. Periksa tegangan dari setiap sel.
Periksa fuse, termasuk ukurannya.
c. PENGUJIAN
Pengujian harus dilaksanakan pada waktu tertentu dengan menggunakan
formulir yang tersedia dan mencatat semua hasil pengujian. Pemeliharaan harus
dilakukan secara tepat untuk setiap peralatan yang digunakan pada waktu
dilaksanakan pengujian. Pengujian harus dimulai dari Manual Sattion dan
detector.
Sistem harus bisa beroperasi dalam keadaan normal. Dengarkan bunyi yang
dihasilkan dan catat lokasi yang tidak beroperasi.
Pengujian dilaksanakan
• Setiap tiga bulan
o Initiating Device Circuits.
o Signaling Device Circuits.
o Komunikasi 2 arah.
6.3.1.2. PEMELIHARAAN
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
6.3.1.3. PENGARSIPAN.
Catatan pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan harus disimpan
dengan baik, dan pads ruang yang tersedia catat informasi yang
penting.
6.3.1.4. REFERENSI.
9 NFPA 72A Standard for the installation, Maintenance and Use of Local
Protective Signaling System for Guard's Tour, Fire Alarm and
Supervisory Service.
9 NFPA 72H Guide for testing Procedures for local, Auxiliary, Remote
Station and Proprietary Protective Signaling Systems.
9 Maintenance of Fire Protection System, US Navl Publications Philadelpia
Pa, 1981.
9 OSHA : General Industry Standards. • Standard Building Code.
Bulanan.
Periode inspeksi dilakukan setiap bulan pada bagian dibawah ini dengan
pengisian formulir.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
6.3.2.3. PENGUJIAN.
Pengujian diperlukan pada frekuensi tertentu, pemeliharaan harus dilaksanakan
secara tepat pada setiap peralatan yang tidak berfungsi sewaktu pengujian.
Pelaksanaan pengujian dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan aerosol
atau memasukkan asap kedalam ruang pengindraan dari detector asap.
Pengujian dilaksanakan setiap 6 bulan terhadap:
-.Smoke detector ionisasi.
-.Smoke detector photo electric.
-.Bersihkan detector dari kotoran dan debu.
6.3.2.4. PEMELIHARAAN.
Semua detector asap harus di kalibrasi 1 tahun sekali, khusus yang dipasang di
pabrik yang mempunyai instrumen yang sangat peka , dilaksanakan sesuai
dengan pabrik pembuat. Pembersihan dilaksanakan sesuai instruksi pabrik
pembuatnya. Mengingat kepekaannya beberapa detector dipasang dalam
rangkaian zona silang. Apabila dihubungkan dengan media pemadam, maka
detector harus lebih dulu mengaktifkan alarm sebelum media pemadam
kebakaran disemburkan keluar.
6.3.2.5. PENGARSIPAN
Hasil pengujian disimpan dengan baik untuk keperluan dan pemeliharaan.
6.3.2.6. REPERENSI
• NFPA 72A Standard for the Installation, Maintenance and use of Local
Protective Signaling System for Guard's Tour, Fire Alarm and Supervisory
Service.
• NFPA 72H Guide for Testing Procedures for local, Auxiliary, Remote Station and
Proprietary Protective Signaling Systems.
• Maintenance of Fire Protection System, US Navi Publications Philadelpia Pa, 1981.
• OSHA : General Industry Standards.
Jenis.
Terdiri dari sebuah tabung detektor ( Detector Housing ) yang berisikan sebuah
elemen yang dapat meleleh dengan segera pada temperatur yang ditentukan.
Melelehnya elemen tersebut menyebabkan terjadinya kontak listrik dan
menyebabkan alarm pada sistim alarm kebakaran.
Rate of rise detector tipe electric, terdiri dari tabung detector Detector Housing)
yang mempunyai lubang kecil dengan sebuah diaphram. Panas akibat
kebakaran menyebabkan udara dalam housing memuai lebih cepat, pemuaian
menyebabkan tekanan pada diaphram sehingga terjadi kontak listrik.
Rate of rise detector tyfe pneumatic, terdiri dari tabung metalik dalam bentuk
gulungan panjang yang dapat dihubungkan denga detector. Panas akibat
kebakaran menyebabkan udara dalam tabung mengembang dan menaikkan
tekanan pada fleksibel diaphram. Pengembangan fleksibel diaphram
menyebabkan terjadinya kontak listrik dan alarm bekerja.
Terdiri dari elemen metalik didalamnya yang akan mengembang jika menerima
panas. Pertemuan keduanya menyebabkan kontak listrik sehingga alarm bekerja.
6.3.3.3. PENGUJIAN.
Pengujian diperlukan pada waktu - waktu tertentu, pemeliharaan harus dilakukan
secara tepat dari setiap peralatan yang tidak berfungsi baik sewaktu pengujian.
Fixed Temperature detector tidak bisa diuji dengan menggunakan panas, apabila
ia perlu mendeteksi panas sehingga menyebabkan alarm, maka ia harus diganti.
Pelaksanaan pengujian adalah dengan melepas detector dari box outlet listrik.
Selanjutnya gunakan sepotong cable listrik yang di isolasi untuk menghubungkan
( to jumper ) kontrol listrik pada dasar dari unit detector tersebut.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Yakinkan kabel yang dipakai untuk jumper tersebut di isolasi. Setlah 15 tahun dan
setiap 5 tahun berikut 2 dari 100 fixed temperatur detector harus diuji di
laboratorium. Jika kedua detektor gagal, maka dilakukan uji ulang detector yang
lain.
Pengujian detector rate of rise dan rate compensation bisa dengan menggunakan
hair dryer atau panas lampu yang terlindung. 10 % dari detector harus diuji setiap
6 bulan, sehingga pengujian seluruhnya detector harus diuji setiap 6 bulan,
sehingga pengujian seluruhnya detector seleseai setelah 5 tahun.
6.3.3.4. PEMELIHARAN
Sewaktu diadakan pengujian harus dilaksanakan segera pemeliharaan yang tepat atau
penggatian detector yang rusak.
6.3.3.5. PENGARSIPAN
Catatan pengujian disimpan dengan baik untuk keperluan pemeriksaan. Pengujian dan
pemeliharaan, isi informasi yang penting untuk pekerjaan berikutnya.
6.3.3.6. REFERENSI
• NFPA 72E Standard and Automation Fire detector
• NFPA 72H Guide for testing Procedures for local, Auxiliary, Remote Station and
Proprietary Protective Signaling Systems
• NFPA Inspection Manual 5th Edition National Fire Protection Association, Quiny Mass.
1982.
Bulanan.
9 Periksa kerusakan dan kelainan detector nyala.
9 Bersihkan kaca.
6.3.4.3. PENGUJIAN
Pengujian berikut perlu dilaksanakan, kecuali instruksi khusus dari pabrik
pembuat.
6 Bulan
9 Ultraviolet
9 Infrared.
9 Photo electric
9 Flame Flicker
6.3.4.4. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan yang tepat harus dilaksanakan terhadap semua peralatan yang
harus selama dilaksanakan pengujian. Catat semua pemeliharaan yang
dilaksanakan.
6.3.4.5. PENGARSIPAN
Semua hasil inspeksi, pengujian dan pemeliharaan harus dicatac dan disimpan
baik.
6.3.4.6. REFERENSI
• NFPA 72E Standard on Automation Fire detector
• NFPA 72H Guide for testing Procedures for Local, Auxiliary, Remote
Station and Proprietary signanling Systems.
• NFPA Inspection Manual, 5th Editional National Fire Protection
Association, Quincy Mass. 1982.
2. Preamplier
3. Pengeras suara (load speaker)
4. Tape player
5. Tape dan persambungan kabel.
Bulanan
1. Periksa speaker
2. Periksa preamplier dan controlnya
3. Periksa tape jika ada
4. Periksa power supply
6.3.5.3. PENGUJIAN.
Jika alarm kebakaran bekerja, maka tape player akan mengirimkan pesan yang
pra rekam (Pre recorded) melalui rangkaian pengeras suara. Beberapa sistem
voice alarm tidak dilengkapi tape player, tetapi sebagai gantinya pesan
disampaikan secara langsung oleh operator melalui mikrofon di lokasi pusat.
Pesan kadang-kadang didahului suatu nada tertentu untuk menarik perhatian
penghuni. Sistim ini dapat gagal berfungsi karena adanya kerusakan pada tape
player, preamplier dan amplier, pengeras suara kabel, penghubung atau sumber
tenaga. Sekurangkurangnya setiap triwulan harus diadakan perigujian.
Triwulan
1. Rangkaian speaker
2. Tape player
3. Speaker
6.3.5.4. PEMELIHARAAN.
Pemeliharaan yang tepat harus dilaksanakan setiap komponen yang ditemui
rusak pada waktu pemakaian atau pengujian perlu dicatat untuk mengetahui
waktu yang akan datang.
6.3.5.5. PENGARSIPAN.
Penyimpanan dan pengujian harus disimpan dengan baik.
6.3.6.3. PENGUJIAN.
Perlu dilakukan pengujian secara berkala dengan menggunakan blanko yang
tersedia.
Triwulan
a. Semua sistem sprinkler
Tahunan.
a. Sistem Sprinkler curah Uji cara bekerjanya sistem deteksi kebakaran.
b. Sistem Sprinkler Praaksi Uji bekerjanya sistem deteksi kebakaran
c. Sistem Sprinkler Pipa Basah Seperti uji triwulan
d. Sistem Sprinkler Pipa Kering Uji trip bagi kerangan pipa kering.
Sebelum pengujian, kerangan pencerat (drain valve) utama harus terbuka penuh
dan pasokan air harus dibuang sampai aliran air menjadi bersih. Jika pada
pemasokan terdapat hidran, maka ia harus di gelontor (flush) lebih dahulu
sebelum pencerat utama dibuka. Penggelontoran ini akan mengurangi jumlah
kotoran (debris) yang masuk kedalam sistem pipa kering
Setiap pipa kering, termasuk sarana pembuka cepat, harus di uji trip, dengan
keadaan kerangan pengendali pasokan air sebagian terbuka.Saat kerangan
mulai trip, maka kerengan pengendali air harus segera ditutup agar sistem tidak
terisi penuh dengan air. ( perhatian Beberapa kerengan pipa kering tidak akan
bekerja baik tanpa aliran air yang cukup untuk mengikat katup "Dapper").
Kerangan ini ditripkan dengan membuka " inspektor's tets valve" yang akan
melepas tekanan udara dari dalam sistem.
Setelah pengujian, bukalah kerangan pencerat utama 2 inchi untuk
membersihkan sistem. Buka katup kerangan dan bersihkan bagian dalam
kerangan. Perbaiki ulir atau bagian yang rusak, set kembali kerangan, dan
kembalikan penutupnya.
Tambahan air : priming" dan buka pasokan udara untuki mengisi kembali sistem
dengan udara. Pada saat tekanan udara mencapai ketinggian yang tepat.
Bukalah pencerat utama 2 inchi untuk mengurangi terjadinya hentakan air
( water hammer ) yang dapat mentripkan sistem, dan kemudian secara lambat
tutup kembali pencerat utama 2 inchi.
Tiga Tahunan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Uji trip terhadap kerangan pipa kering. Kerangan pipa kering harus diuji trip
dengan kerangan pemasok air dalam keadaan terbuka penuh. Pengujian dapat
dihentikan pada saat aliran air dan sambungan uji menjadi bersih. Perlu juga
dilakukan uji trip lengkap jika ada perubahan atau perubahan besar terhadap
sistem sprinkler yang ada.
Lima Tahunan
Semua sistem sprinkler. Ambillah contoh sprinkler dengan temperature ekstra
tinggi (3250F atau ambil 163°C atau yang lebih tinggi, yang diletakkan didaerah
dengan temperature sering melebihi temperature pagu (ceiling ) yang diizinkan.
Gantilah sprinkler yang diambili tadi dengan yang baru.Contoh sprinkler yang
diambil dapat dikirim kelaboratorium untuk di uji operasi sesuai dengan NFPA 13.
Jika contoh sprinkler tersebut gagal dalam ujian, maka sprinkler yang lain harus
diganti dengan yang baru, sesuai rating.
6.3.6.4. PEMELIHARAAN
Triwulan.
Bersihkan dan coba kerangan--kerangan dan dudukan indikator. Tutup secara
penuh dan buka kembali setiap kerangan. Saat membuka, pegangan kerangan
harus diputar sampai terasa ada tahanan pada tangki penggerak kerangan. Ini
untuk memastikan bahwa batangan / tangki tersebut tidak terlepas dari kerangan
( valve gate ). Pegangan kemudian diputar kembali seperempat putaran dari
posisi terbuka penuh, agar tidak terjadi jepitan.
Tahunan.
Semua Sprinkler.
9 Lumasi semua ulir kerangan dengan menggunakan grafit atau campuran grafit
dengan minyak ringan. Kerangan ditutup penuh dan dibuka kembali untuk menguji
operasinya dan meratakan pelumas pada tangki ulir.
9 Bersihkan saringan, jika ada. Hal ini dilakukan dengan cara menutup pasokan air
dan melepas serta membersihkan saringan tersebut. Ada beberapa saringan yang
dapat membersihkan sendiri, yang diperlukan hanya dari roda operasi (operating
wheel).
6.3.6.5. PENGARSIPAN.
Catatan hasil pengujian disimpan untuk keperluan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan
berikutnya.
Nozzle.
9 Periksa posisi nozzle.
9 Periksa bahwa tidak nozzle atau pipa yang dipindahkan, atau adanya
penambahan sarana baru yang menyebabkan sistem tak mampu
menyemburkan air secara baik untuk mengendalikan bahaya.
9 Pastikan bahwa semua kerangan pengendali dalam keadaan terbuka.
9 Periksa semua pipa dan adanya penyalur (drainage) yang baik.
6.3.7.3. PENGUJIAN.
Pengujian dilakukan secara berkala dengan menggunakan blanko yang tersedia.
Tahunan.
9 Uji kerangan pengendali. Pengujian ini melibatkan trip dan kerangan,
yang dapat dilakukan tanpa perlu adanya aliran air dalam sistem. Cara:
Kerang pengendali dapat dibuka sebagian dan jika terjadi trip, segera
kerangan ditutup kembali sebelum air mengalir keluar dari nozzle. Walau
demikian pengujian operasi secara penuh dengan air mengalir metalui
nozzle merupakan cara terbaik untuk memastikan bahwa sistem bekerja
baik.
9 Uji sarana pengindra otomatis. Laksanakan pengujian dengan aliran
penuh terhadap sistem setiap sistem. Bila keadaan memungkinkan, uji
aliran sebaiknya lebih sering dilakukan. (saringan harus diperiksa setelah
ada pengaliran dan jika perlu bersihkanlah).
6.3.7.4. PEMELIHARAAN.
Tahunan.
9 Operasikan sarana & keterangan "trip" manual, termasuk ulir dan dudukan
keterangan disebelah luar. Hal ini manyangkut penutupan dan pembukaan
kerangan secara sempurna. Saat pembukaan kerangan, tangkai harus
diputar sampai terasa ada tahanan pada batang penggerak. Hal ini untuk
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
menyakinkan bahwa batang tersebut tidak terlepas dari valve gate. Setelah
dibuka penuh kembali, putarlah kembali seperempat putaran agar tidak
terjepit.
9 Lumasi tangkai kerangan dengan grafit. Selama pelumasan, buka dan
tutuplah kerangan agar pelumasan merata.
9 Ceratlah ( Flush) sambungan & pipa. Penceratan harus diteruskan sampai
air yang keluar cukup bersih. Derajat aliran minimum tidak boleh lebih kecil
dari pada kebutuhan operasi dan sistem seperti yang ditentukan dalam
rancangan atau lebih kecil dari pada aliran untuk menjaga kecepatan 3
meter/detik (10 ft detik ), tergantung nilai mana yang lebih besar. Derajat
aliran yang diperlukan untuk menghasilkan kecepatan 3 meter per detik
adalah
4 390 1476
6 880 3331
8 1560 5950
10 2440 9235
12 3520 13325
Aliran ini berlaku saat menguji aliran dalam sistem atau aliran air dari
sambungan pencerat tertentu. Saringan harus diperiksa atau dibersihkan (jika
diperlukan) setelah setiap kali di aliri air.
6.3.7.5. PENGARSIPAN.
9 Lakukan pencatatan terhadap semua hasil inspeksi dan adakan
perbaikan bila terjadi kerusakan.
9 Adakan kerja sama dengan bagian yang terkait.
6.3.8.3. PEMELIHARAAN.
Bulanan
Jalankan pompa cairan busa lebih kurang 30 - 60 detik, bila kerangan dalam
keadaan baik, tentu tidak akan ada bocoran yang keluar.
Tiga Bulanan.
Tutup dapat-rapat semua kerangan. Kemudian buka penuh kembali. Agar tidak
terjadi penyempitan, putar kembali, seperempat putaran ke arah yang
berlawanan setelah ditutup atau dibuka penuh.
Enam Bulanan.
Lakukan perawatan Pressure vaccum vent dengan mengikuti prosedur sebagai
berikut :
9 Lepaskan PV Vent dari lengkung kubah tanki (tutup lubang PV Vent
sehingga tidak kemasukan benda lain.
9 Lepaskan Ventbonnet
9 Gunakan air bersih untuk membersihkan dan teliti terhadap kerusakan.
9 Bilas semua alat tersebut, buang airnya dan keragkan sampai betul-betul
kering.
9 Semprotkan peralatan tersebut dengan teflon untuk pelapis alat tersebut,
jangan menggunakan oil pada peralatan vent.
9 Pasang kembali vent bounet dan bagian-bagian lainnya.
Tahunan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Berkala
Tanki penimbun cairan busa harus dibersihkan secara berkala. Hal ini penting
untuk menjaga kelancaran operasi. Untuk itu perhatikan prosedur sebagai
berikut :
9 Drain busa kental dari tanki
9 Isi pelan-pelan tanki dengan air (agar tidak berbusa)
9 Drain tanki
9 Cuci tanki
9 Periksa bagian dalam tanki terhadap tanki karat & kerusakan-kerusakan.
9 Bersihkan karatnya dan perbaikan kerusakan yang diperlukan dan
dihubungi pabriknya untuk mendapatkan keterangan khusus.
9 Bila perlu bersihkan tanki dengan deterjen
9 Cuci tanki sampai bersih dengan air dan keringkan
9 Isi kembali tanki sampai penuh.
9 Untuk busa jenis alkohol, diperlukan tanbahan prosedur sebagai berikut
9 Cuci tanki dengan larutan deterjen
9 Bilas tanki dan isi dengan air bersih. Tambahkan satu atau dua kilo
koustik soda per 100 gallon kapasitas tanki, rendam selama 2 jam
9 Bilas tanki hingga bersih.
6.3.8.4. PENGARSIPAN.
Catat semua hasil pemeriksa dan pengujian, pengetesan dan pemeliharaan dan
beri keterangan yang penting bila perlu.
6.3.8.5. REFERENSI.
9 NFPA 13A : Recommended Practice for the care and Maintenance of
Sprinkler System.
9 NFPA 16 : Standard for the Installation of deluge foam water sprinkler
system and foam water spray system
Dalam penggunaan stand pipe ada 3 kelasifikasi, tergantung dari penghuni/ regu
pemadam yang akan. menggunakannya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Kelas I
Perencanaan stand pipe bangunan tergantung pada petugas pemadam
kebakaran yang terlatih menggunakan slang ukuran 2,5 ". Untuk melakukan
pemadam kebakaran slang dapat dihubungkan langsung dengan hidran.
Kelas II
Stand pipe untuk digunakan oleh penghuni sendiri menggunakan slang 1,5",
slang dan nozle sudah tersambung langsung.
Kelas III
Perencanaan stand pipe Kelas ini ditempatkan dalam bangunan atau untuk
keperluan training. Diperlukan slang dengan diameter 2,5" dan kemudian
dihubungkan dengan sebuah cabang yang membagi aliran masing-masing
menjadi 1,5". Stand pipe untuk dipakai penghuni dengan slang pemadam 1,5"
dan untuk yang terlatih 2,5" dan bertekanan.
TIGA BULANAN.
Pemeriksa semua sambungan selang ataupun serat-seratnya
9 Periksa rak slang, agar penempatan slang selalu dalam keadaan baik dan
teratur
9 Periksa tanda pengenal pada rak slang
9 Periksa sistim penghubung dengan fire brigade setempat
9 Periksa pipa-pipa pada sistim pipa kering untuk mengetahui kerusakan
dan korosinya.
6.3.9.3. PENGUJIAN.
Tahunan
Test pompa pemadam bila penggunaannya merupakan bagian dari sistim
penyuplai air
Lima Tahunan
Test hydrostatic pada stand pipe kering dengan tekanan 50 psi (3,4 bar) diatas
normal dan perhatikan setiap kerusakan yang timbul. Pada beberapa tempat
kebutuhan pengetesan ini dilakukan setiap bulan yang dikenal dengan test pipa
air bakaran dan pompa pemadam kebakaran. Pada akhir pengetesan dilakukan
drain selama 15 menit untuk membuang endapan-endapan lumpur.
6.3.9.4. EMELIHARAAN.
Pemeliharaan dilakukan setahun sekali. Gunakan blanko yang tersedia untuk
mencatat hasil pemeliharaannya.
Tahunan.
Susun kembali slang : slang ukuran 1,5 " pada pipa tegak kelas 11 dan III harus
dilepas dan disusun kembali sehingga tidak terjadi keausan pada tekanan slang.
Pada saat penyusunan slang harus diusahakan terjadi perubahan dari bagian
yang tertekuk. Packing (gasket) pada sambungan slang juga harus diperiksa
terhadap keausan, jika diperlukan packing harus diganti.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
9 Pergunakan grafit untuk melumasi gelendong slang (hose reel dan rak
slang yang dapat barayun agar mudah bergerak.
6.3.9.5. PENGARSIPAN.
Catat semua hasil pemeriksaan dan pengujian, pengetesan dan pemeliharaan
dan beri keterangan yang penting bila perlu.
6.3.9.6. REFERENCE.
9 NFPA 13 A : Recommended practice for the care and maintenance of
sprinkler system
9 NFPA 16 : Standard for the installation og deluge foam water sprinkler
system and foam water spray system
9 NFPA 14: Standard for the installation of stand pipe and hose system
9 NFPA 19,62 : Standard for the care, use and maintenance of fire hose
induding connection and nozzle
6.3.10.2. BATASAN.
Pompa pemadam kebakaran dilengkapi dengan. perlengkapan pipa isap dan
pipa outlet (keluar) yang jumlah dan tekanannya mampu untuk menanggulangi
kebakaran. Pompa dapat digerakan secara manual atau otomatis. Untuk
menjalankan secara otomatis diperlukan sistim pengontrol. Pompa dapat
digerakan dengan motor listrik, motor bakar/diesel atau turbin. Kapasitas pompa
pemadam kebakaran bervariasi sampai 5000 gpm. Pompa kebakaran diperlukan
kapan saja sesuai dengan kebutuhan, jenis pompa ada 2 yaitu : tipe sentrifugal
dan vertikal/turbin. Pompa pemadam kebakaran didasarkan oleh kemampuan
jumlah air tertentu, biasanya diukur dalam gpm.
Pada kecepatan dan tekanan pompa tertentu, pompa harus dapat mengalir.
150% aliran yang ditentukan pada 60% tekanan yang ditentukan (rated
pressure). Pada kondisi tidak ada aliran, tekanan haus mampu mencapai 120%
dari tekanan yang ditentukan (sering kali disebut tekanan aduk) untuk pompa
sentrifugal dan 140% dari tekanan untuk pompa turbin.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pompa dijalankan dan distop dengan kontrol, pompa bekerja apabila pompa
memerlukan tekanan tambahan dan pompa berhenti setelah pompa mencapai
tekanan yang diinginkan. Pompa mempunyai alat pengatur waktu supaya pompa
tidak akan hidup terus menerus berhenti dengan tiba-tiba seperti selama terjadi
kebocoran kecil atau rembesan.
Untuk alasan yang sama digunakan pompa kedua yang dikenal dengan jokey
pump yang dipasang pada pipa yang paralel dengan pompa pemadam utama
tersebut, untuk mencegah bekerjanya pompa utama dalam keadaan adanya
bocoran atau rembesan. Pompa pemadam kebakaran dilengkapi dengan
sirkulasi katup lepas (relief valve), untuk mengeluarkan air melalui saluran keluar
¾" apabila pompa dijalankan tanpa air keluar. Tanpa valve ini, air yang
terperangkap dalam casing akan naik suhunya menambah daya sentrifugal
dalam pompa, suhu yang tinggi dapat merusak pompa pemadam.
Pompa yg mengisap air dari kolam atau sumur dilengkapi dengan saringan untuk
menjaga agar pompa tidak rusak karena masuknya benda-benda padat. Pada
saluran isap juga dilengkapi valve (foot valve) untuk pompa selalu dalam
keadaan baik.
Bulanan
9 Periksa tekanan pada semua pompa pemadam
9 Periksa lampu-lampu pengontrol
9 Periksa semua keterangan untuk menyakinkan kerangan terbuka
6.3.10.4. PENGUJIAN.
Pengujian header pompa diperlukan tersendiri saluran keluar 2,5" untuk setiap
250 gpm kecepatan dari pompa pemadam. Slang panjang dengan diameter 2,5"
dengan nozzle dihubungkan dengan erat dan kemudian air dialirkan melalui
slang ke pitot gage.
Untuk melaksanakan pengujian pompa, air harus dialirkan melalui pompa dan
hasil pengujian ditentukan. Saluran keluar pada test header atau pipa saluran
keluar dan jaringan slang harus dibuka dengan bermacam-macam tingkatan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
agar air keluar pada bermacam aliran. Pengujian dilakukan saat pompa bekerja
pada keadaan tanpa aliran. Pengujian dilakukan saat pompa bekerja pada
keadaan tanpa aliran 25%, 50%, 75%, 125% dan 150% aliran yang ditentukan
(rated flow).
Sebagai contoh pompa berkapasitas 500 gpm harus diuji dalam 7 point 0, 125,
250, 375, 500, 625 dan 750 gpm. Untuk melaksanakan alat ukur (gauges) yang
ada dibagian isap dan tekanan dari pompa harus diamati pengukuran dengan
pipa point pada discharge nozzle"
Apabila aliran mencapai persentase yang diinginkan maka tekanan pada pitot
besarnya disaluran keluar, koefiesien saluran keluar tekanan pompa masuk,
tekanan pompa keluar dan kecepatan ini diulangi dan dicatat untuk semua
tingkat aliran yang diperlukan.
Pengujian selanjutnya akan dilaksanakan dengan frekuensi tertentu dan catat
pada formulir yang tersedia.
Mingguan
9 Pengujian menjalankan pompa pemadam (15 menit)
9 Mengencangkan packing
9 Pengukuran tekanan isap dan tekanan keluar
9 Sistim starter penggerak pompa
9 RPM penggerak pompa
9 Petunjuk lampu pengontrol
9 Valve saluran keluar posisi terbuka
9 Pemeriksaan indikator alat pengatur waktu
9 Running alarm (over speed trip)
9 Periksa "steam traap" untuk turbin uap
Tahunan
9 Pengujian untuk kerja pompa (pump performance test
9 Aliran air dan sakelar alarm
9 Posisi kerangan
9 Periksa saringan isap (suctio strainer)
9 Periksa saringan air
9 Periksa kondisi rumah pompa
9 Periksa PSV setiap dua tahunan
9 Periksa kecepatan pompa pada setiap aliran
9 Catat tekanan isap dan discharge pada masing-masing aliran
a. KONDISI LAPANGAN
1) Kedalaman bak / sumber air minimum 1,2 meter.
2) Level maksimum 3 meter di bawah pusat pompa intake dan cukup dekat
kepada suction strainer minimum 0,6 meter di bawah permukaan air jika
dihubungkan ke pompa dengan suction hose 6 meter.
b. KONDISI LINGKUNGAN
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
c. PERALATAN
Gunakan suction hose dengan table di bawah ini
d. FREKWENSI
Dilakukan setiap tahun, setelah selesai perbaikan besar (overhaul) atau
modifikasi pompa, atau pada saat penerimaan pompa baru sebelum
dioperasikan.
e. PROSEDUR
a. Periksa seluruh kondisi pompa secara visual
b. Pasang flow tester kit pada discharge pompa dengan cara
g. Jika pompa two-stage dengan kondisi parallel / seri, atur kondisi pengetesan
pada
(1). 100% kapasitas rata-rata dengan kondisi parallel.
(2). 70% kapasitas rata-rata dengan kondisi parallel/seri.
(3). 50% kapasitas rata-rata dengan kondisi seri.
Merk/Jenis :
No. : Kapasitas :
Tanggal : Tahun :
DIESESL ENGINE PUMP PRESSURE DIAMETER
Total
Waktu Water Oil
RPM Suction Discharge Netto Flow 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25 2,50 2,75 3,00 GPM
Temp Pressure
PANDUAN K3LL
DIT. PEMASARAN & NIAGA
VI – 41 / 63
Oktober 2008
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
6.3.10.6. PEMELIHARAAN.
Laksanakan perawatan dengan segera terhadap beberapa komponen yang tidak
berfungsi selama pengujian, catat semua perawatan pada blanko yang tersedia.
6.3.10.7. PENGARSIPAN.
Catat hasil pemeriksaan pengujian dan perawatan. Formulir yang ada diakhir
bab ini mempunyai ruang untuk mencatat informasi yang penting. Formulir
tersebut harus digunakan untuk mencatat semua hasil pemeriksaan visual,
pengujian dan perawatan.
6.3.10.8. REFERENSI.
9 NFPA 20, Standard for installation of centrifugal fire pump.
9 NFPA Inspection Manual, 5th Edition National Fire Protection Association.
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
Pemeriksaan visual diperlukan secara periodik, dan dalam pemeriksaan ini yang perlu
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
PEMERIKSAAN BULANAN
1. Periksa level air pada tangki.
2. Periksa tekanan udara pada tangki bertekanan.
3. Periksa kontrol valve (biasanya terbuka).
PEMERIKSAAN TAHUNAN
1. Pemeriksaan sambungan siamese (dapat dijangkau)
2. Periksa penyangga sambungan Siamese.
3. Periksa kap sambungan Siamese.
4. Periksa ulir selang (dalam keadaan baik atau tidak)
5. Periksa bola menetes otomatis (ball drip ) pada sambungan
6. Periksa secara keseluruhan tangki air termasuk kerak besi dan lapisan yang bocor
atau paku keling
7. Periksa tangga apakah ada karat atau rusak.
8. Periksa atap tangki apakah ada karat dan stabil secara struktural.
9. Uji penahan goyangan pada elevated water storage. tank.
10. Periksa kondisi cat pada tangki.
11. Periksa kolom, "elevated storage tank" dan lubang (pits) jaga agar tetap bebas dari
kotoran.
12. Periksa struktur pemakaian lapisan karat pada tangki.
13. 13. Periksa kondisi cat pada tangki bertekanan.
14. Periksa bagian dalam tangki bertekanan.
c. PENGUJIAN.
Pengujian semua aliran sistem distribusi air dari tangki yang dilakukan setiap tahun yaitu
dengan mengukur aliran air (water flow test), kapasitas air dan tekanan air (water
capacity and pressure test).
d. PEMELIHARAAN.
Pemeliharaan dan perubahan setiap komponen yang rusak perlu segera
dilakukan setelah pelaksanaan pemeriksaan. Catat seluruh kegiatan
pemeliharaan ini untuk memudahkan dalam pemeriksaan dan pemeliharaan
selanjutnya.
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pemeriksaan jaringan pipa diperlukan minimal satu kali dalam setahun. Inspeksi
dimaksud agar mendeteksi sedini mungkin kemungkinan adanya bocoran pipa,
ataupun penyalahgunaan jaringan pipa air pemadam
Dalam pmeriksaan ini yang perlu dilakukan sebagai berikut
c. PENGUJIAN.
Pengujian untuk jaringan pipa hendaknya dilakukan dengan pengetesan NDT
(Non Destructive Test) dan DT (Destructive Test). Namun hal ini dilakukan
pada titik atau bagian-bagian tertentu saja.
Bila diperlukan dilakukan Hydrostatic Test, test untuk jaringan pipa.
Pengujian aliran atau distribusi air dilakukan untuk meyakinkan bahwa jaringan
pipa dalam keadaan baik dan kerangan yang harus dibuka dalam kondisi
terbuka. Catat keadaan tekanan statis dan tekanan aliran penuh dan
bandingkan dengan pengujian sebelumnya.
d. PEMELIHARAAN.
Dalam pemeliharaan jaringan pipa yang perlu dilakukan sebagai berikut
Beri pelumas/grease ulir-ulir kerangan agar mudah untuk membuka dan
menutupnya.
Cat kembali pipa-pipa yang warnanya telah memudar. Buanglah air (flushing)
pada jaringan pipa secara berkala dari titik elevasi-elevasi terendah dengan
maksud agar endapan ataupun kotoran yang ada dapat keluar sehingga tidak
akan merusak bagian dalam dari pipa.
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
Pelaksanaan pemeriksaan secara visual diharapkan satu kali dalam setahun,
dan yang perlu dilakukan dalam pemeriksaan ini adalah sebagai berikut
PEMERIKSAAN TAHUNAN (Annually Inspection)
c. PENGUJIAN.
Dalam pengujian kerangan isolasi yang perlu dilakukan yaitu dengan jalan
membuka atau menutup kerangan apakah dapat berfungsi dengan baik.
d. PEMELIHARAAN.
1. Beri pelumas pada setiap bagian yang berputar.
2. Bersihkan permukaan kerangan terhadap kotoran yang dapat
mempercepat kerusakan.
3. Cat kembali apabila kondisi cat yang telah memudar.
4. Perbaiki/ganti setiap kompnen yang telah rusak.
5. Catat setiap kegiatan untuk memudahkan pemeriksaan selanjutnya.
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
Diperlukan pemeriksaan bulanan dan setiap enam bulan untuk
mengadakan pemeriksaan pada hidran.
c. PENGUJIAN.
Pengujian pada hidran kebakaran yaitu dengan jalan melakukan pengujian
aliran air, kapsitas dan tekanan air yang ada sesuai dengan kebutuhan.
Juga yakinkan bahwa kerangan dari jaringan pipa distribusi ke hidran dalam
posisi terbuka. Pengujian dilakukan setahun sekali.
Catat keadaan tekanan statis dan tekanan aliran penuh dan bandingkan
dengan pengujian sebelumnya.
d. PEMELIHARAAN.
Dalam pemeliharaan hidran kebakaran yang perlu dilakukan sebagai berikut
1. Bed pelumas pada mur pembuka
2. Bersihkan permukaan hidran dari kotoran/karat yang dapat
mempercepat kerusakan.
3. Cat kembali bejana, jika warna cat telah memudar
4. Buanglah air (flushing) dari saluran air pada bejana secara berkala,
dengan maksud agar endapan atau kotoran yang ada dapat keluar
sehingga tidak akan merusak bagian dalam dari bejana hidran.
5. Ganti/perbaiki setiap komponen yang rusak.
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
Pemeriksaan fixed water monitor diperlukan setiap bulan dan enam bulan
sekali. Dalam pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
PEMERIKSAAN BULANAN
1. Periksa bocoran pada koneksi nozzle
2. Periksa bocoran pada vertical swivel
3. Periksa bocoran pada horisontal swivel
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
c. PENGUJIAN.
Dalam pengujian fixed water monitor yang perlu diperhatikan adalah pengujian
nozzle dengan melihat bentuk aliran yang keluar dari ujung nozzle: pengujian
kerangan dengan cara membuka dan menutupnya: pengujian vertical swivel dan
horizontal swivel dengan menaikkan/menurunkan ataupun memutar tuas
pengendali. Pengujian dilalulan enam bulan sekali.
d. PEMELIHARAAN.
1. Bed pelumas pada bagian yang berputar/bergerak
2. Bersihkan permukaan peralatan terhadap kotoran atau bercak yang
mempercepat pengkaratan.
3. Cat kembali peralatan, jika kondisi cat yang ada telah memudar.
4. Segera perbaiki/ganti setiap komponen yang rusak
5. Catat setiap kegiatan yang dikerjakan untuk memudahkan
pemeriksaan selanjutnya.
PEMERIKSAAN BULANAN
1. Periksa hose reel/hose cabinet untuk kelas 11 dan III dilengkapi dengan
selang kebakaran dan nozzle.
2. Untuk kelas I tidak dilengkapi dengan selang dan nozzle.
3. Periksa kerangan apakah ada yang rusak atau bocor
4. Periksa nozzle apakah ada kotoran yang menyumbat
5. Periksa tanda-tanda yang bertuliskan Hose reel/Hose cabinet
b. PEMERIKSAAN VISUAL.
Pemeriksaan hose reel dan hose cabinet dilakukan bulanan dan setiap
enam bulan sekali.
Dalam pemeriksaan ini yang perlu dilakukan adalah
c. PENGUJIAN.
Untuk pengujian aliran, kapasitas dan tekanan air diperlukan agar dapat
memenuhi kebutuhan, sesuai. dengaan kelasifikasinya.
1. Untuk menguji kekuatan selang kebakaran dapat dipakai cara uji
kekuatan (strength test ) selama hidrostatis.
2. Uji nozzle yaitu dengan melihat bentuk aliran yang keluar.
d. PEMELIHARAAN.
Dalam pemeliharaan hose reel/hose cabinet yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
1. Bed pelumas pada poros reel, agar mudah berputar juga pada pintu-
pintu kabinet agar mudah dibuka
2. Ikat kembali ikatan selang jika ada yang longgar
3. Bersihkan nozzle agar tidak buntuk.
4. Cat kembali bila cat hose reel/hose cabinet telah memudar.
5. Perjelas tanda-tanda yang dipasang bila sulit terbaca.
6. Ganti perbaiki bila ada kompoen yang telah rusak.
e. REFERENSI.
1. NFPA 22, Standard for water tanks for Private Protection
2. NFPA Inspection Manual
B. APAR Media Larutan Busa. Alat pemadam api ini biasanya bertekanan
sampai 100 psi dan mempunyai jarak semprot tertentu. Berat alat pemadam
ini kira-kira 35 lb dalam keadaan penuh, mempunyai daya semprot efektif
kira-kira 40 feet (9-10 meter) dan waktu pemakaian sekitar 1 menit.
C. Alat Pemadam Api Ringan Karbondioksida
Alat pemadam Api Ringan jenis Karbondioksida tersedia dalam ukuran dari
2,5-20 Ib (1,2-9,1 kg) yang dapat dijinjing dan 50-150 Ib untuk yang memakai
roda.
Untuk yang dapat diangkat, nilai rating antara 1 - 10B:C dan untuk yang memakai
roda dari 10 - 20B:C
Tipe alat pemadam ini berisi cairan C02 dibawah tekanan uapnya (vapour density)
Lama penyemprotan untuk yang dapat diangkat sekitar 8-30 detik dengan jarak
penyemprotan sekitar 3 - 8 feet (1-2,4 meter)
D. Alat Pemadam Api Ringan Bubuk Kimia Kering
Alat pemadam api bubuk kering tersedia dalam dua jenis dan dibedakan sesuai
pengeluaran media dari dalam tabung.
Untuk jenis tabung bertekanan, untuk mengeluarkan medianya digunakan udara
kering atau nitrogen yang dimampatkan bersama-sama media pemadam.
Media pemadam bubuk kering ada bermacam-macam antara lain
Bahan pemadam api kimia kering tidak boleh dicampur sebab akan dapat bereaksi
satu dengan lainnya. Reaksi ini dapat menyebabkan penggumpalan (pembekuan)
bahan dan menimbulkan gas bertekanan atau menyebabkan korosi pada pelat
tabung dan alat mekanisnya.
G. PEMERIKSAAN VISUAL.
Pemeriksaan visual adalah untuk melihat bahwa alat pemadam berada
ditempatnya tidak terhalang dan dapat terlihat dengan jelas.
Pemeriksaan alat pemadam ini meliputi hal sebagai berikut
1. Memastikan alat pemadam berada pada tempatnya
2. Bila alat pemadam api terpakai atau diambil untuk perawatan, alat
pemadam api sebagai penggantinya harus ditempatkan.
3. Pemeriksaan ini juga untuk meyakinkan bahwa alat pemadam api sesuai
dengan bahaya sekitarnya.
H. PEMELIHARAAN.
Pemeliharaan alat pemadam api ringan mencakup pemeliharaan bagian mekanis,
bahan pemadam dalam tabung dan pendorongnya. Tujuan dari pemeriksaan
adalah untuk memastikan bahwa alat pemadam api dapat beroperasi dengan
baik dan bukan merupakan suatu sumber bahaya terhadap operator /
pemakainya maupun orang lain sekitarnya.
Pemeriksaan berkala setiap 6 bulan seperti tabel terlampir. Pengujian terhadap
tabung alat pemdam api ringan dan tabung gas yang digunakan sebagai
pendorong harus dilakukan pengujian dengan air bertekanan (hidrostatis test)
Pengujian ini mengacu pada ketentuan tentang bejana bertekanan.
I. PENGARSIPAN.
Pergunakan formulir yang tersedia pada bagian belakang bab ini untuk
mencatat semua hasil inspeksi dan mencatat semua hasil test dan
pemeliharaan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
J. REFERENSI.
1. NFPA 12a , Standard on Halon 1301 Fire Extinguishing System
2. NFPA 12b, Standard on Halon 1211 Fire Extinguishing System
6.4.1. PENDAHULUAN
Dalam upaya pemadaman kebakaran selain diperlukan peralatan yang handal juga
diperlukan tersedianya media pemadam dalam jumlah yang cukup. Air merupakan
salah satu media pemadam yang sering digunakan. Air selain berfungsi untuk
memadamkan, yang tidak kalah penting sebagai media pendingin (Cooling). Air
dapat dicampur dengan Foam liquid dengan komposisi tertentu untuk menghasilkan
busa yang sangat efektif dalam upaya pemadaman kebakaran cairan seperti BBM.
Mengingat peran air sangat dominan, maka ketersediaan media tersebut dalam
perencanaan suatu Depot BBM perlu mendapat perhatian yang serius. Setelah
diketahui jumlah yang dibutuhkan, maka dapat dipertimbangkan sumber air yang
akan digunakan agar kontinuitas suplly air dalam upaya pemadaman dappat
terpenuhi. Jenis sumber tersebut dapat berupa air sungai, air laut, sumur, kolam /
basin, tangki atau suply dari hydrant kota.
Menurut standard NFPA, dalam menentukan sistem Fire Protection yang disediakan
hendaknya mengacu pada unit instalasi yang terbesar atau kelompok unit yang
harus diproteksi secara serempak. Untuk itu, dalam merencanakan Fire Protection
yang akan disediakan dalam suatu depot, kita perlu merinci jenis-jenis unit operasi
yang ada. Pada umumnya, unit-unit operasi di suatu depot meliputi :
Kantor adminsitrasi
Filling point
Tank Yard
Drum yard
Gudang
Utilitis (Genset)
Dermaga dll
Dari unit-unit operasi tersebut, maka unit operasi yang memiliki Hazard (bahaya)
yang paling besar adalah tank yard terutama bila digunakan tangki tegak. Hal ini
disebabkan, dalam tangki timbun tersimpan bahan bakar dalam jumlah yang banyak,
dan ketika terjadi kebakaran tangki, dinding tangki bisa mengalami kerusakan yang
berakibat BBM tumpah dan memperluas kebakaran bila upaya pemadaman tidak
segera dilakukan kebakaran akan menjadi semakin tak terkendali dan semakin
banyak media pemadam yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam menentukan Fire
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Protection yng dibutuhkan, dapat mngacu pada kebutuhan Fire Protection dalam
upaya pemadaman kebakaran tangi timbun.
Upaya ini harus serentak dilakukan , untuk menghasilkan pemadaman yang efektif.
1 4
6 8
R
2 R = Radius Cooling
5
7 9
3
Mengingat bahan yang terbakar berupa cairan dengan berat jenis lebih rendah dari
air, maka media pemadam yang paling tepat dalam upaya pemadaman kebakaran
tangki timbun BBM adalah busa. Keuntungan menggunakan busa antara lain :
a. Mempunyai berat jenis lebih rendah dari cairan yang terbakar sehingga akan
tetap berada diatas permukaan.
b. Secara bertahap menutupi permukaan cairan yang terbakar sehingga
memperkecil luas area yang terbakar sampai api dapat dipadamkan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Busa terbentuk dari Foam Solution yang telah melalui proses “Aspirating”. Foam
solution merupakan campuran antara air dengan Foam Concentrate dengan
perbandingan tertentu. Oleh karena itu, dalam upaya pemadaman kebakaran tangki
dengan busa, tetap memerlukan media air.
Vair = dr x A x T x (1 – Cf )
yang dimaksud dengan delivery rate adalah laju pencurahan busa pada tangki yang
terbakar. Besarnya delivery rate ini tergantung pada peralatan foam system yang
digunakan. Menurut NFPA-11, delivery rate untuk foam system adalah sbb :
Keterangan :
Lpm/m² = liter per menit per meter persegi
Keterangan :
Produk klas I : Produk dengan Flash point < 38 °C (100 °F) dan Crude Oil
Produk klas II : Produk dengan Flash point > 38 °C (100 °F)
Kadar foam concentrate ditentukan bergantung pada jenis produk yang terbakar.
Untuk produk yang bersifat non polar (misal hidrokarbon) biasanya digunakan
biasanya digunakan kadar 3% Foam Concentrate, sedang untuk produk yang polar
(misal gasohol, premix, MTBE) diperlukan kadar yang lebih pekat, biasanya 6%.
Contoh 1:
Sebuah tangki dengan diameter 20 m, berisi produk premium terbakar. Tangki
tersebut telah dipasang Foam Chamber. Berapa kebutuhan air minimum ntuk
memadamkan kebakaran tersebut dengan busa.
Jawab :
Vair = dr x A x T x (1 –Cf )
= 4,1 lpm/m² x 314 m² x 55 menit x (1 – 0,03 )
= 68,683 liter
= ± 69 M3
6.4.5. PENDINGINAN DINDING TANGKI YANG TERBAKAR
Selain tangki yang terbakar dipadamkan dengan busa, dinding tangki perlu
mendapat pendinginan tambahan. Hal ini bertujuan, mencegah dinding tangki
“collaps” akibat panas yang berlebih yang dapat berakibat produk luber dan
kebakaran semakin menjadi-jadi. Disamping itu, pendinginan ini juga dimaksudkan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
untuk mendinginkan dinding tangki agar busa dapat melekat ke dinding tangki dan
menutup permukaan minyak dengan sempurna.
Nilai tersebut hampir sama dengan kertentuan dalam NFPA-13, dimana flow rate
pendinginan dinding tangki yang terpapar api minimum 0,1 US gpm/ft², bila dianggap
tinggi tangki ± 12 m (± 39,4 ft) dan pendinginan hanya dilakukan pada setengah
bagian atas (± 6 m atau 19,7 ft). hal ini didasarkan pertimbangan dinding tangki yang
terpapar api hanya bagian atas dan air yang telah digunakan untuk pendinginan
bagian atas akan turun dan melakukan pendinginan dinding tangki bagian bawah.
Perkiraan tersebut dapat diperhatikan pada tabel berikut :
Dengan demikian, untuk menghitung jumlah air yang diperlukan untuk pendinginan
tangki yang terbakar dapat dilakukan dengan rumus :
Vair = π/2 x D x Tt x fr x t
Untuk tangki pada contoh 1, berapa jumlah air yang diperlukan untuk pendinginan
dinding tangki, bila tinggi tangki 10 meter ?
Jawab :
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Selama beralngsung kebakaran tangki, dimungkinkan terjadinya Fire Spill, yang bisa
jadi ikut terbakarnya ceceran minyak dan atau rumput sekitar. Bila hal ini terjadi,
maka “Fixed foam system” saja belum cukup, karena system tersebut khusus di
design untuk tangki. Oleh karena itu diperlukan “Foam hose suplement” (selang –
nozzle foam). Jumlah yang dibutuhkan, menurut NFPA-11, tergantung dari Diameter
tangki yang terbakar.
Kapasitas aliran untuk satu buah hose suplement ± 50 US gpm (190 lpm).
Sedangkan lama atau durasi pemadaman Fire Spill, menurut NFPA – 11, tergantung
pada ukuran tangki (dinyatakan dengan diameter).
Dengan demikian, untuk menghitung jumlah air yang diperlukan untuk pemadaman
Fire Spill dapat menggunakan rumus sbb. :
Contoh 3 :
Untuk kebakaran tangki seperti pada contoh 1, hitung jumlah air yang diperlukan
untuk pemadaman Fire Spill.
Jawab :
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pada saat terjadi kebakaran tangki, maka temperatur sekitarnya akan naik karena
radiasi panas yang dihasilkan dari prosem pembakaran. Dengan naiknya temperatur
lingkungan, maka evaporasi produk BBM dari tangki sekitarnya akan semakin
meningkat. Bila kondisi ini dibiarkan akan berpotensi menimbulkan atmosfir uap yang
flammable, dan bila tidak dicegah bisa memperluas kebakaran. Dan bila hal ini
terjadi, maka upaya pemadaman semakin sulit. Media pemadam yang disediakan
semula hanya untuk mengantisipasi satu kasus saja tidak bisa mengcover kebakaran
tangki tambahan tersebut.
Menurut EGS-626, kapasitas cooling tangki sekitar, masing-masing 500 US gpm, bila
memenuhi kriteria sbb. :
1. Dalam radius 15 m untuk segala jenis tangki BBM
2. dalam radius 46 m untuk jenis tangki speric (LPG)
3. dalam radius 1 x diameter tangki untuk tangki-tangki dalam satu
bundwall
dalam ketentuan ini, tidak membedakan besar kecilnya ukuran tangki dan jenis
produk yang disimpan. Disamping itu menurut penulis, kapasitas tersebut terlalu
besar. Sebagai contoh, bila terdapat 3 (tiga) tangki yang harus didinginan, akan
diperlukan flow rate 1500 US gpm hanya untuk pendinginan ini. Dan bila kebakaran
berlangsung 55 menit, diperlukan air sebanyak ± 315 M3. disamping itu, kriteria no. 3,
menurut penulis tidak sesuai dengan ketentuan NFPA-30, dimana menurut NFPA-30
tersebut, tangki yang diperkenankan tidak dilengkapi fir protection minimum berjarak
2 (dua) kali diameter tangki. Jadi dalam radius sampai dengan 2 (dua) kali diameter,
sprinkler masih harus diaktifkan.
Sedangkan menurut Shell Industrial Safety Code – Marketing sub bab 02.03.02. (d),
Sprinkler di tangki untuk pendinginan agar diatur memberikan aliran 15 liter per menit
per meter diameter tangki atau sekitar 4,77 liter per menit (lpm) per meter keliling
dinding tangki. Hal ini dengan pertimbangan, air yang dicurahkan dari atas akan juga
membasahi dinding tangki dibagian bawah. Kapasitas aliran sebesar itu diperkirakan
dapat menutupi 80% permukaan dinding tangki, yang cukup untuk upaya
pendinginan.
Apabila jumlah tangki di area tank yard cukup banyak, adalah tidak mungkin untuk
melakukan pendinginan secara keseluruhan, karena akan memerlukan jumlah air
yang cukup banyak dan kapasitas pompa yang cukup besar. Untuk itu, pendinginan
perlu selektif, dimana hanya tangki-tangki terdekat yang perlu mendapat pendinginan.
Dalam gambar 1, penulis ungkapkan dengan istilah “Radius cooling”, dimana dinding
tangki yang ada dalam radius cooling, perlu mendapat pendinginan, sebagaimana
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
dalam contoh gambar 1, yang perlu mendapat pendinginan adalah tangki no. 2, 4
dan 7, karena masuk dalam radius cooling.
Besarnya radius cooling, penulis belum mendapatkan standard yang baku, untuk itu
penulis mengusulkan (untuk sementara) besarnya radius cooling ditinjau dari jenis
produk yang disimpan (dalam tangki sekitar tersebut) dan besarnya (diameter) tangki
yang terbakar, dimana :
Nilai ini penulis usulkan dengan pertimbangan produk premium memiliki volatilitas
tinggi, sehingga dengan kenaikan temperatur sedikit saja, dapat mempengaruhi
tingkat evaporasinya. Karena itu, radius cooling cukup besar atau jarak radiasi panas
yang aman semakin besar diibanding produk lain yang kurang volatile. Disamping itu,
menurut NFPA-30 disebutkan, bahwa tangki-tangki wajib dilengkapi sprinkler, bila
jarak antar dinding lebih kecil dari diameter tangki, sedang bila jarak nya lebih dari 2
x diameter tangki, tidak disyaratkan dilengkapi dengan sprinkler. Dengan demikian,
untuk tangki dengan diameter lebih dari 2 x diameter tangki, sprinkle tidak perlu
diaktifkan.
Contoh 4 :
Disekitar tangki yang terbakr (pada contoh 1) terdapat beberapa tangki lain dengan
rincian sbb. :
3 20 Premium 35
4 24 Solar 17
Tentukan jumlah air yang diperlukan untuk pendinginan tangki-tangki sekitar tersebut.
Jawab
Karena Diameter tangki yang terbakar adalah 20 meter, maka radius cooling untuk :
a. Tangki Premium adalah 40 m ( 2 x 20 m)
b. Tangki Kerosine adalah 30 m
c. Tangki Solar adalah 20 m
Dengan demikian, tangki yang perlu mendapat pendinginan adalah tangki no. 1, no.
3 dan no. 4, karena jarak dinding tangki dengan tangki yang terbakar lebih kecil dari
Radius Cooling, sedang tangki no. 2 (solar) tidak perlu mendapat cooli.
Jumlah air yang diperlukan untuk pendinginan dinding tangki sekitar adalah :
Nomor Diameter Produk Jumlah air untuk
Tangki Tangki (m) Pendinginan (Lt)*
1 25 Kerosine 20.625
2 30 Solar Tidak perlu
3 20 Premium 16.500
4 24 Solar 19.800
Jumlah 56.925
Jadi air yang diperlukan untuk pendinginan dinding tangki sekitar adalah 56.925 liter
atau ± 57 M3.
Sekalipun api kebakaran telah berhasil dipadamkan , dinding tangki yang terbakar
biasanya masih cukup panas, atau masih tertinggal bara (misal bila terjadi fire spill).
Sementara itu, atmosfir masih memungkinkan mengandung campuran uap yang
flammable, akibat penguapan BBM. Kondisi ini bisa menimbulkan Burn back atau
campuran uap-udara terbakar kembali akibat adanya panas yang cukup.
Untuk menghindari hal tersebut, upaya pendinginan masih perlu terus dilakukan,
terutama pada dinding tangki yang terbakar dan bara yang tersisa. Kapasitas aliran
dan lama pendinginan masih belum ada acuan baku. Namun beberapa lecture
course menyarankan media air pemadam yang tersedia harus mampu dioperasikan
selama empat jam.
Oleh karena itu, dalam mengestimasi kebutuhan minimal air pemadam, maka masa
pendinginan paska kebakaran ditetapkan selama ± 3 jam dengan flow rate sama
dengan flow rate pendinginan dinding tangki yang terbakar, yaitu 4,1 lpm/m²
setengah luas diinding tangki atau dengan rumus :
Vair = π/2 x D x Tt x fr x t
Contoh 5.
Berapa air harus disediakan untuk pendinginan pasca kebakaran ?
Jawab :
Flow rate (fr) = 4,1 lpm/m²
Diamater = 20 m
Tinggi = 10 m
T = 180 menit
Contoh 6 :
Bila kebakaran tangki seperti contoh 1 tsb, berapa jumlah air total yang diperlukan ?
Jawab :
= 436.4 M3
Dalam menentukan berapa jumlah air yang perlu disediakan pada suatu Depot
adalah dengan membandingkan skenario tangki yang satu dengan yang tangki yang
lain, dan dipilih yang terbesar. Idealnya, seluruh tangki dihitung atau dibuat skenario
seperti terdahulu. Akan tetapi pekerjaan ini tentunya akan merepotkan. Untuk itu,
upaya perhitungan dapat disederhanakan dengan memilih tangki yang besar dan
paling “crowded” (tangki yang banyak dikelilingi dengan tangki lain). Pengembangan
suatu Software komputer, akan sangat membantu dalam menghitung kebutuhan air
tersebut.
Yang perlu diperhatikan disini adalah jumlah air yang dihitung adalah jumlah air
bersih (netto) untuk upaya pemadaman dan pendinginan. Bila penyediaan air dari
kolam atau tangki, maka air tersebut adalah air yang pumpable (dapt dipompa).
Sebagaimana diketahui, pipa isap pompa umumnya tidak diletakkan hingga dasar
untuk mencegah terisapnya lumpur ke pompa yang dapat merusak pompa.
Disamping itu, biasanya pipa isap dilengkapi dengan “foot valve” sehingga
mempertinggi ujung pipa isap dari dasar sumber air.
6.4.10. RANGKUMAN
Dalam menentukan jumlah air yang dibutuhkan suatu instalasi, harus dilakukan
dengan membuat skenario kebakaran pada salah satu unit instalasi yang paling
besar memerlukan Fire Protection, kemudian melakukan perhitungan kebutuhan air
yang diperlukan untuk pemadaman yang serentak. Untuk suatu depot, sebagai
acuan dapat menggunakan kebakran tangki timbun.
Jumlah air yang diperlukan untuk pemadaman kebakaran tangki timbun meliputi air
yang diperlukan untuk :
Setelah diketahui jumlah air yang dibutuhkan, maka perencanaan sumber air dapat
dipertimbangkan untuk menjamin kontinuitas supply pada saat pemadaman
kebakaran. Dengan metoda skenario ini, dapat juga dikembangkan untuk
menghitung kebutuhan Stock Foam Concentrate, Kapasitas Pompa dan peralatan
lainnya yang diperlukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
7.1.2. Pengertian
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain;
Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai
unsur lingkungan hidup;
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam tak
terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber
daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya;
Bahan berbahaya dan beracun adalah setiap bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/ atau merusakkan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain;
Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain;
Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat ketaatan
terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan
standar yang ditetapkan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang bersangkutan;
Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat
mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan;
7.1.3.2.UKL/UPL
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Oil Catcher harus diupayakan agar tetap berisi air sampai batas ketinggian
sejajar dengan lantai dasar saluran air / parit yang masuk ke inlet oil catcher.
Untuk memantau bahwa air limbah pada sekat 3 kandungan minyaknya
tidak membahayakan kehidupan biota air, maka pada sekat dimaksud dapat
dipelihara ikan.
Untuk menangkap / menyerap kandungan-kandungan minyak yang mungkin
lolos ke perairan luar, maka pada perairan luar disekitar out let oil catcher
perlu ditanam tumbuhan enceng gondok.
Laboratorium
Merupakan instansi Pihak III tempat dilakukan pengujian terhadap sample
menggunakan metoda dan alat tertentu sesuai tata cara pengujian yang
benar dan berlaku umum.
7.3.3.8. Lampiran
Formulir Laporan Pemantauan Air Tanah.
Oleh sebab itu sepatutnyalah limbah cair perlu mendapat perhatian yang
sama seperti halnya perhatian yang diberikan manajemen terhadap
pentingnya faktor-faktor produksi dari suatu kegiatan usaha. Karena jika
tidak, lambat laun dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup industri
itu sendiri.
Air buangan industri sangat beraneka ragam baik sifat maupun tingkat
bahayanya, tergantung dari jenis produk yang dikelola dan dihasilkan oleh
industri tersebut. Limbah tidak mungkin dapat dihilangkan, ia hadir disetiap
tempat dan setiap waktu. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi jumlah
tingkat bahaya dari bahan limbah yang dihasilkannya. Langkah awal adalah
melakukan minimisasi beban pencemaran melalui teknik minimisasi limbah
pada sumbernya. Cara pengolahan inilah yang disebut dengan istilah
Teknologi Pengolahan Air Limbah.
2. Bau (Odor)
Bau yang ada di limbah cair umunya diproduksi oleh gas hasil dekomposisi dari
materi organis yang larut dalam lmbah cair. Secara umum yang karakteristik bau
ini karena adanya gas hidrogen sulfida (H2S) yang diproduksi oleh
mikroorganisme anaerob pada waktu mereduksi kandungan sulfat atau sulfida.
Efek dari adanya bau ini adalah masalah phisikologi dari manusia (hal 57
wastewater treatment)
3. Suhu (Temperature)
Temperatur dari air merupakan parameter yang sangat penting karena
mempunyai efek didalam reaksi kimia, kehidupan dalam air, dan keberlanjutan
dari kegunaan air tersebut.
5. Warna (color)
Warna dari limbah cair mengisyaratkan tentang kemungkinan kandungan dalam
limbah cair tersebut ataupun umur dari limbah cair tersebut.
6. Kekeruhan (Turbidity).
3. Gas (gasses)
a. Disolved Oxygen (DO)
b. Hydrogen Sulfida (H2S)
c. Methane (CH4)
7.4.2.2.2. Limbah B3
1. Solidifikasi
2. Insenerasi
3. Bioremediasi
4. Landfilling
2. Land Disposal
Merupakan pemusnahan/penyingkiran limbah ke dalam tanah yang
banyak diterapkan untuk limbah padat. Dikenal dengan 2 cara yaitu
¾ land treatment : aplikasi limbah di permukaan tanah
¾ landfill : pengurugan limbah ke dalam tanah.
Sasaran dari land disposal adalah untuk mengurangi dampak negatif dari
penyingkiran limbah baik terhadap manusia maupun terhadap lingkungan.
Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan saat ini karena
relatif lebih murah, mudah dan fleksibel. Untuk menentukan jenis
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
9 kadar minyak (oil content), meliputi berat jenis, viskositas, pour point,
flash point.
9 TPAH (Total Petroleum Aromatic Hidrokarbon)
9 kadar lumpur atau pasir.
9 kadar air (water content).
9 TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Produce)
9 kadar logam-logam berat berbahaya (Cr, Pb, As, Ni, V, Hg, Cu ).
intensif kepada oil separator atau oil catcher untuk memastikan tidak ada
fasa minyak yang lolos,
Dengan demikian, sebagian besar dari minyak yang lolos ke perairan luar
akan dapat diambil kembali, sedangkan sisanya dimusnahkan dengan oil
dispersant.
Gambar 2. Diagram alir proses penanganan sludge minyak
Dengan demikian, sebagian besar dari minyak yang lolos ke perairan luar
akan dapat diambil kembali, sedangkan sisanya dimusnahkan dengan oil
dispersant.
Bahaya dan potensi bahaya kesehatan di lingkungan kerja dapat berupa bahaya
fisik, kimia, biologi dan problema ergonomi, yang pada dasarnya dapat dicegah
atau dikendalikan, sehingga bila kita telah menetapkan bahwa bahaya
kesehatan itu telah ada dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan maka
upaya pengendaliannya harus segera dilaksanakan.
Upaya pengendalian bahaya kesehatan lingkungan kerja merupakan upaya yang
tidak terpisahkan dari suatu proses manajemen dalam program hygiene
perusahaan (industrial Hygiene) dalam suatu industri. Program tersebut
mencakup aspek-aspek
¾ Hazards Recognition (Mengenal Bahaya)
¾ Hazards evaluatuion (Menilai bahaya)
¾ Hazadrs Control (Mengendalikan bahaya)
Berkaitan dengan itu upaya pengendalian bahaya kesehatan ditempat kerja
sangat diperlukan, karena pada umumnya efek dari bahaya tersebut tidak terjadi
secara akut, namun baru akan terasa setelah beberapa tahun berselang.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian upaya pengendalian adalah
besarnya intensitas atau konsentrasi dari beban yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan lamanya paparan.
Pengendalian yang akan diterapkan sangat tergantung pada:
¾ Keadaan alamiah dari bahaya
¾ Cara masuk atau absorpsi kedalam tubuh
¾ Besarnya paparan yang terjadi
¾ Lamanya paparan
3. Segregasi
Segregasi adalah suatu cara pengendalian yang sering digunakan terhadap
pegawai dengan berbagai cara antara lain :
¾ Memisahkan pekerja dari proses dengan sekat penghalang).
¾ Memisahkan pekerja dengan membuat jarak (misalnya membuat zone
bising atau garis contour)
¾ Mengatur jam kerja shift (misalnya dengan mengurangi jumlah pekerja
melalui pengaturan kerja shift)
¾ Mengatur jam dan lokasi kerja berdasarkan umur dan jenis kelamin
(misalnya melindungi kemungkinan kerusakan pada janin bagi pekerja
wanita).
4. Isolasi
Potensi bahaya kesehatan harus diisolasi untuk mengurangi paparannya
kepada pekerja. Isolasi dapat berupa penghalang atau sekat fisik seperti
panel acustik untuk mengurangi paparan bising dari sumbernya. Isolasi
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
5. Sistem basah
Bahaya debu yang mencemari ruangan kerja biasanya dapat dikurangi
dengan bantuan dispersi air atau cairan lain yang sesuai. Membasahi lantai
sebelum melakukan pengepelan lantai akan membantu mengurangi
paparan debu ditempat kerja (bila vacuum cleaner tidak boleh digunakan).
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
6. Ventilasi.
Ada 2 cara yang sangat fundamental pada pengendalian bahaya dengan
ventilasi yaitu
a. Ventilasi umum
Ventilasi umum digunakan dalam industri untuk mengeluarkan bahaya
(gas, uap, debu) di tempat kerja, mengencerkan bahaya (gas, uap,
debu) sekaligus mengendalikan suhu udara yang ada di dalam ruangan
dan bau-bahan lainnya.
Sistem ini dilakukan dengan memasukkan udara luar yang masih bersih
dan segar dengan menggunakan kipas angin atau blower dan
menghisap udara kotor di dalam ruangan menuju ke luar. Keluarnya
bahan beracun tadi dapat melalui jendela, pintu, lobang angin lainnya
atau melalui cerobong yang dibuat untuk kepentingan itu.
Gunakan ventilasi umum pada situasi yang memenuhi kriteria tersebut
dibawah ini :
1. Kontaminan di ruang kerja jumlahnya relatif kecil, mudah diencerkan
sampai ke tingkat yang memenuhi ketentuan.
2. Jarak yang cukup antara sumber pencemar dengan tenaga kerja
sehingga bahan tersebut dapat diencerkan sampai ke tingkat yang
memenuhi ketentuan.
3. Kontaminan tersebut rendah daya racunnya.
4. Tidak diperlukan filter atau sejenisnya pada saat udara dilepaskan ke
luar ruangan.
5. Kontaminan tidak menimbulkan karatan atau kerusakan pada
peralatan akibat pengenceran.
Kelemahan utama dari penggunaan ventilasi umum adalah kesulitan
mengendalikan besarnya paparan bahan pencemaran pada tenaga kerja
yang dekat dengan sumbernya, sehingga ventilasi lokal banyak
digunakan.
b. Ventilasi lokal
Ventilasi lokal sangat efisien untuk menangkap konsentrasi bahan
pencemaran yang agak tinggi, karena dapat menangkap kontaminan dari
sumbernya serta membuangnya melalui duct yang selanjutnya dibersihkan
melalui blower atau alat lainnya, sehingga udara yang keluar relatif bersih
dan mencegah kemungkinan bahan tersebut mencemari lingkungannya
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
2. Transpor (pengangkutan)
Kecepatan angin didalam duct harus cukup tinggi agar bahan
tercemar dapat diangkut tanpa mengendap terlebih dahulu di dalam
duct.
3. Entrainment (pembersihan)
2. Good Housekeeping
Good Housekeeping sangat penting dalam pengendalian bahaya kesehatan
di lingkungan kerja. Pembersihan debu, pembuangan sampah, pengaturan
material tidak berguna dan pembersihan tumpahan bahan kimia beracun
adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan good housekeeping
Peralatan yang terkena bahan kimia beracun harus segera dibersihkan,
sebelum dipindahkan ke tempat lain atau dibuang. Pada saat shut down
peralatan perlu dicek apakah masih mengandung bahan kimia berbahaya
sebelum dipasang kembali.
3. Medical Control
Pemeriksaan kesehatan adalah bagian yang penting dalam program
pengendalian bahaya kesehatan, karena program kesehatan dapat
memberikan masukan dalam upaya pengendalian enjinering. Gejala-gejala
terjadinya paparan pada sekelompok pekerja akan menjelaskan atau
merupakan indikasi terjadinya kegagalan pengendalian enjinering.
Pengendalian kesehatan yang lebih jauh akan tergantung pada bahaya
yang timbul serta resiko yang mungkin dijumpai. Hasil pemeriksaan calon
pekerja juga dapat dipergunakan sebagai bahan pembanding dalam menilai
ada tidaknya paparan yang terjadi dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
kesehatan berkala khusus dan monitoring biologi.
Pemeriksaan darah yang teratur merupakan proses pemeriksaan kesehatan
khusus karena akan membantu penilaian adanya paparan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pengendalian
Pengendalian Pengendalian
dengan Alat
Enjinering Administratif
Pelindung Diri
• Substitusi • Pengaturan waktu kerja • Penggunaan Alat
• Isolasi • Pengaturan tempat kerja keselamatan kerja
• Proses tertutup • Pengaturan tenaga kerja yang sesuai
• Ventilasi • Pendidikan dan pelatihan
• Cara Basah tenaga kerja
• Good • Program pengawasan yang
Housekeeping baik
• Membuat prosedur kerja
• Membuat stricker, leaflet,
booklet serta komunikasi
hazards lainnya
Bising
Menginventarisasi Kebisingan ditempat kerja
Melakukan pengukuran Intensitas kebisingan
Penilaian Frekuensi Analysis
Penggambaran Garis Contour Bising
Penilaian Dosis paparan harian kebisingan
Menyelenggaralkan Program Konservasi Pendengaran
Getaran
Radiasi
Ultra violet
Menginventarisir masalah radiasi ultra violet di tempat kerja
Pengukuran penilaian Intensitas paparan
Pemantauan Lamanya paparan
Menilai dan mengendalikan bahaya radiasi sinar ultra violet
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Infra Red
Menginventarisir masalah radiasi infra merah ditempat kerja
Pengukuran dan Penilaian Intensitas paparan
Pemantauan lamanya paparan
Menilai dan mengendalikan masalah radiasi ditempat kerja
Gas
Inventarisasi Jenis gas
Pengukuran dan penilaian Konsentrasi gas
Rekomendasi Pengendalian bahaya kimia
Vapor
Inventarisasi Jenis gas (Charcoal/OVM)
Pengukuran dan Penilaian Konsentrasi uap
Rekomendasi Pengendalian bahaya kimia
Smoke
Inventarsasi Jenis Smoke
Pengukuran dan Penilaian Konsentrasi smoke
Rekomendasi Pengendalian bahaya
Fume
Inventarisasi/identifikasi jenis metal
Lakukan pengukuran kadar metal diudara
Evaluasi dan usahakan pengendaliannya
Mist
Inventarisasi jenis mist yang ada
Lakukan pengukuran dan adakan penilaian
Upayakan cara pengendaliannya
Asbest
Inventarisasi/Identifikasi jenis asbest yang digunakan
Lakukan pengukuran dan penilaian
Rekomendasikan Penilaiannya
Dust
Inventarisasi jenis General dust
Pengukuran dan penilaian General dan Respirable dust
Rekomendasi pengendalian dust
Bebauan
Inventarisasi Bebauan
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Mikrobiologi
Inventarisasi / identifikasi Bahaya Biologi
Test bakteri dalam udara dan melalui media
Analisa dan Rekomendasikan pengendaliannya
Binatang Buas
Ceramah umum
Safety Health Talk
Penyelenggaraan Kursus Keslingker dan P3K
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Pembuatan Bulletin
Pembuatan Poster/sticker
Pembuatan Leaflet/Booklet
4. Kelistrikan
a. Orang yang berkompeten supaya meyakinkan bahwa peralatan telah
diputuskan dari jaringan listrik, dimana dilakukan pekerjaan pada pengujian,
penyetelan, perawatan atau perluasan dimulai.
Main switches atau pemutus jaringan supaya dikunci secara mekanik didalam posisi
terbuka sementara pekerjaan berlangsung. Bila tidak dapat dikunci/digembok, fuse
(sekering) supaya dilepas/diambil, pada switch gear atau fuse box supaya dipasang
tanda peringatan yang menyatakan bahwa pekerjaan sedang berlangsung.
Setelah pekerjaan selesai, orang yang berkompeten supaya menyatakan bahwa
peralatan tersebut secara mekanik dan kelistrikan sudah beres semuanya sebelum
peralatan tersebut dipakai kembali.
5. Pencatatan (Records)
a. Semua jenis plant atau peralatan tertentu, misalnya boiler, bejana tekanan, derek
(crane), alat pengangkat, kerek pengangkat, peralatan listrik dan alat pernafasan
supaya dicatat secara permanen dan memadai, semua pengujian, pemeriksaan
dan perbaikan.
b. Memelihara/ menyimpan catatan pembersihan dan perbaikan tangki.
c. Memelihara/menyimpan catatan pemeriksaan dan pembersihan perangkap
minyak.
9.1.2. PERSONIL
1. Mengenal semua peraturan keselamatan
Orang-orang yang melakukan pekerjaan perawatan atau konstruksi didalam
Instalasi/Depot yang sudah beroperasi, atau dimana ditimbun produk minyak,
supaya benar-benar mengenal semua peraturan keselamatan yang ada
hubungannya dengan pekerjaan tersebut.
9.1.3. PERALATAN
1. Peralatan mobile yang akan dipakai dan ditempatkan didaerah
berbahaya, konstruksinya supaya tidak akan merupakan sumber api dan
tidak akan menimbulkan bahaya kebakaran.
2. Peralatan kontraktor tidak boleh dibawa kedalam untuk dipergunakan,
sebelum mendapat ijin tertulis Kepala Instalasi/Depot, atau oleh
wakilnya yang dikuasakan.
Beberapa tugas pihak yang terkait dalam pemberian ijin kerja antara lain:
1. Bagian Operasi.
a. Memberikan petunjuk/keterangan yang diperlukan tentang keadaan
lokasi setempat.
b. Menunjuk pengawas yang sesuai dalam pelaksanaan pekerjaan di
lokasi setempat.
c. Memberikan persetujuan surat ijin kerja yang telah diperiksa petugas
yang ditunjuk (bagian teknik dan K3LL).
d. Memberikan saran dan rekomendasi yang diperlukan.
2. Pihak ke tiga/Kontraktor.
Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
3. Pengawas Pekerjaan/Teknik.
a. Menunjuk petugas yang dianggap mempunyai keahlian dan
pengalaman yang cukup dalam bidang teknik.
b. Memberikan persetujuan surat ijin kerja.
4. K3LL.
a. Memeriksa tempat kerja/lokasi pekerjaan sebelum dan selama
pekerjaan dilaksanakan.
b. Memberikan saran dan rekomendasi tentang pencegahan kecelakaan
kerja, kebakaran dan pencemaran.
c. Mempersiapkan alat pencegah dan penanggulangan kecelakaan kerja,
kebakaran dan pencemaran.
d. Memberikan persetujuan surat ijin kerja.
e. Pencemaran.
Semua petugas yang ikut dalam menandatangani surat ijin kerja harus
melakukan pemeriksaan sendiri di tempat/lokasi dimana pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan, hal ini untuk memastikan kondisi dan syarat kerja telah dipenuhi
seperti yang dinyatakan dalam surat ijin kerja.
Tanggal dan waktu berlakunya surat ijin kerja harus selalu dinyatakan dengan
jelas. Setiap saat masa berlakunya surat ijin kerja dapat dibatalkan oleh bagian
operasi atau pengawas setempat bila kondisi tempat kerja dianggap sudah tidak
aman lagi oleh petugas K3LL.
Selama masa berlakunya surat ijin kerja, bagian operasi atau pengawas
setempat dan K3LL bertanggung jawab untuk menjamin bahwa kondisi dan
syarat yang telah ditentukan telah dipenuhi sebagaimana mestinya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Format surat ijin kerja panas disiapkan oleh bagian K3LL atas permintaan
pelaksana kerja.
Petugas K3LL dan pengawas pekerjaan atau wakilnya memeriksa lokasi kerja
dan peralatannya.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Surat ijin penggalian ini diperlukan untuk setiap pekerjaan penggalian atau
pemancangan.
Denah dimana pekerjaan tempat penggalian akan dilakukan sangat penting
sebagal kelengkapan pengajuan Surat ijin penggalian, karena disitu memuat/
menggambarkan letak jalur bawah tanah, seperti kabel-kabel, pipa-pipa, saluran
pembuangan, parit-parit, pondasi dan lain-lain.
Jika akan memasuki lubang penggalian yang melebihi kedalaman 1,3 meter
Surat ijin masuk juga diperlukan.
Ijin penggalian dapat meliputi:
1. Penggalian saluran kabel listrik, telepon, pipa, saluran lain didalam tanah.
2. Pemancangan.
3. Pekerjaan penggalian lainnya di area terbatas.
4. Pekerjaan penggalian tanah dan mengebor tanah.
9.2.2.4. Surat Ijin Masuk Kedalam Tangki Dan Ruang Tertutup (Entry
Permit).
Pada dasarnya surat ijin masuk kedalam tangki dan ruang tertutup diberikan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan masuk kedalam ruang tertutup atau
tangki. Surat ijin masuk sangat penting apabila seseorang, baik seluruh atau
sebagian tubuhnya harus masuk kedalam ruangan tertutup seperti : tangki,
lubang galian kedalaman lebih dari 1,3 meter ataupun tempat-tempat lain yang
dirasa terdapat gas, debu, uap yang berbahaya.
Tidak ada pengecualian untuk ketentuan diatas, karena Surat ijin masuk hanya
berfungsi untuk memberi ijin memasuki ruangan tertutup dan tempat-tempat lain
yang terdapat debu dan gas yang berbahaya. Surat ijin masuk tidak dapat
mengganti Surat ijin panas, dingin ataupun Surat ijin lainnya.
Surat ijin pekerjaan listrik merupakan surat pernyataan yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang, yang disesuaikan dengan definisi / istilah pada
peraturan pemerintah mengenai kelistrikan.
Seorang yang diberl tugas melaksanakan pekerjaan perbaikan listrik ataupun
peralatannya, haruslah seorang yang diberi kuasa dan wewenang. Untuk itu ia
harus diberi informasi secara detail dan jelas mengenai peralatan listrik yang
dimasud dalam surat ijin kerja.
Begitu juga mengenai pemutusan aliran, isolasi dan pentanahan yang dilakukan
sehingga aman bagi pekerja untuk bekerja, juga harus dinyatakan dengan jelas.
Surat ijin hanya mencakup aspek pekerjaan listrik saja, sedangkan pekerjaan-
pekerjaan lain seperti pekerjaan dingin, panas, memasuki ruang tertutup dan
penggalian harus dilengkapi dengan surat ijin yang sesuai.
Pekerjaan pengisolasian aliran listrik yang diperlukan sebelum pekerjaan
perbaikan dilakukan pada suatu peralatan listrik (seperti motor listrik harus
diisolasi sebelum perbaikan pompa) tidak termasuk dalam lingkup surat ijin
pekerjaan listrik, tetapi harus dimasukkan pada saat menandatangani surat ijin
kerja, baik panas, dingin, masuk dalam ruang tertutup ataupun penggalian, yang
sesuai dengan pekerjaan mekanik tersebut.
Bagian operasi yang mengeluarkan surat ijin kerja bertanggung jawab untuk
menjamin lokasi kerja serta peralatan yang disebutkan didalam surat ijin kerja
tersebut telah benar-benar dipersiapkan dalam hal pencegahan kecelakaan,
kebakaran, pencemaran, peledakan atau paparan gas-gas beracun.
Tindakan pencegahan tersebut harus meliputi antara lain:
1. Melepaskan hubungan.
2. Mengisolasi hubungan dengan peralatan lain, seperti dengan
menggunakan sorokan atau memasang flange buta pada ujung pipa
tersebut.
3. Mengosongkan atau membebaskan peralatan dari bahan atau gas-gas
yang lain.
4. Menjauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar.
5. Menutup semua selokan, saluran pembuangan dan bak kontrol yang
berada dalam jarak 15 meter dari lokasi pekerjaan.
6. Menentukan persvaratan pencegahan dan proteksi terhadap kemungkinan
terjadinya kebakaran.
7. Menentukan tempat peralatan/mesin las pada posisi vang aman.
8. Melakukan pemeriksaan gas dan lain-lain.
9. Mengisolasi atau memutuskan aliran listrik.
Dengan ketentuan bagian operasi atau pengawas daerah berada dilokasi
pekerjaan, jika pekerjaan yang diijinkan akan dilakukan. Hal ini penting, terutama
bila pekerjaan dimulai beberapa jam setelah ijin kerja dikeluarkan, untuk
meyakinkan tentang kemungkinan terjadinva perubahan kondisi ditempat
tersebut tidak terjadi.
9.2.2.13. Pengawasan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
bongkar/muat kapal, mobil tangki, RTC dan drum, dan tempat dimana
pekerjaan panas diijinkan. Dalam hal fasilitas penanganan produk class II
(1) atau III (1) petroleum, jarak ini dapat dikurangi sampai 6 m.
mencuci seperlunya dengan menggunakan sabun dan air yang memadai setelah selesai
bekerja. Cara memerintah yang benar didalam penanganan dan pengangkatan.
9.4.1.7. Bahan Kimia yang Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan
parias dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun atau korosif.
9.4.1.8. Gas Bertekanan (Compressed Gases).
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan, maupun gas
cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
9.4.1.9. Bahan Radioaktif (Radioactive substance).
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar-sinar
radioaktif lebih besar dari 0.002 microcurie/gram.
9.4.2. IDENTIFIKASI.
9.4.2.1. Semua bahan kimia harus dilengkapi dengan label yang ditempatkan pada
kontainer atau wadahnya yang berfungsi untuk mempermudah identifikasi
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
9.4.7.2. Perawatan.
Jika terkena bahan kimia, baik pada mata, muka dan tubuh maka segera
mencuci/membilas dengan air yang bersih. Kemudian, menghubungi bagian
kesehatan untuk mendapatkan perawatan selanjutnya.
9.4.9. LAMPIRAN
- Cotoh formulir MSDS berdasarkan standar OSHA.
kekurangan oksigen didalam tangki/bejana dan tidak akan timbul uap produk
pada saat pekerjaan panas dilakukan, untuk ini perlu mengacu pada prosedur
tentang bekerja didalam ruangan tertutup dan berbahaya, juga prosedur tentang
pembebasan gas dan pembersihan tangki.
Jika pekerjaan perbaikan yang menyangkut pekeijaan panas didalam tangki
diperlukan pada plat logam yang di las dari tangki pendam atau setengah
pendam atau pada plat dasar tangki diatas tanah, perlu dibuatkan lubang dengan
bor secara hati-hati pada kondisi pekerjaan dingin (cold work) dan gas test perlu
dilakukan.
Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa tidak ada gas atau produk yang
terperangkap diantara plat-plat tangki dan pondasi tangki sebelum diijinkan untuk
memulai pekerjaan panas.
Pemeliharaan bund wall dengan konstruksi tanah liat harus dilaksanakan secara
rutin terutama potongan rumput dan jika terjadi longsoran tanah harus segera
diperbaiki.
9.5.1.13. Pencatatan.
Untuk plant atau peralatan yang tertentu jenisnya seperti boiler, bejana tekan,
peralatan pengangkat (crance, lifting tackle), peralatan listrik dan alat bantu
pernapasan (baik yang menurut peraturan perundangan memerlukan sertifikat
hasil uji atau tidak), sistem pencatatan yang bersifat permanen perlu dilakukan
terhadap segala macam pengujian, inspeksi dan perbaikan-perbaikan.
Pencatatan harus dilakukan terhadap pembersihan tangki dan perbaikan-
perbaikannya.
Pencatatan harus dilaksanakan terhadap hasil inspeksi dan pembersihan
“product interceptor" (alat pemisah minyak atau perangkap minyak).
Interceptor harus sering di inspeksi dan diberslhkan agar dapat beroperasi secara effislen.
Log Book perlu disediakan guna mencatat hasil inspeksi dan pembersihan rutin.
maka tindakan pencegahan bahaya yang akan diambil harus ditegaskan sebelum
pekerjaan dimulai.
Disamping itu pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk
menjamin/meyakinkan bahwa semua tindakan pencegahan bahaya yang relevan
telah diamati.
9.5.1.20. Pemagaran.
Pemagaran sementara atau rintangan yang dapat dipindahkan harus disediakan
bila diperlukan untuk mencegah masuknya orang atau kendaraan ke areal yang
berbahaya.
3. Cuaca, kelembaban, arah angin, peta topografi dari lokasi kerja dan
tersedianya bantuan dalam keadaan darurat.
Persyaratan-persyaratan keselamatan yang dicantumkan dalam surat ijin harus
mencerminkan / menggambarkan penilaian besarnya setiap resiko/bahaya yang
mungkin timbul.
9.5.2. PERANCAH
9.5.2.1. UMUM
Setiap pekerjaan yang menggunakan perancah harus dilaksanakan sesuai
prosedur, dimana perancah yang digunakan harus dirancang dan didirikan
dengan seksama serta mempunyai kualitas ketahanan yang baik sehingga
pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan perancah dapat dilaksanakan
dengan aman.
Pedoman ini bertujuan untuk membantu para Pengawas Operasi, Pemeliharaan
dan Pengawasan Keselamatan Kerja dalam melaksanakan tugas pengawasan
yang berkaitan dengan penggunaan perancah sehingga pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan aman.
Pedoman ini berlaku untuk semua pekerjaan yang mengunakan perancah yang
dilaksanakan di lingkungan Bidang Pemasaran dan Niaga, baik yang dilakukan
oleh pihak Pertamina maupun Kontraktor.
g. Panjang rentangan tidak boleh lebih besar dari 3 meter (10 kaki). Bila beban
pada platform lebih besar dari 122 kg/M2 (25 Lb/Ft2), panjang rentangannya
harus ditopang pada setiap jarak 3 meter (6 kaki) dan 2,4 meter (8 kaki)
tergantung pada beban. Lihat table dibawah ini.
Beban-beban tersebut diatas dibolehkan untuk papari yang dalam keadaan baik,
bebas dari cacat.
Palang tengah harus dipasang di tengah-tengah antara palang pengaman platform dan
ukuran kayu atau sejenisnya sebesar 2,5 x 10 cm. Pipa boleh digunakan untuk palang
tengah.
9.5.3.2. Pengertian.
a. Sistem Pengaman Vital (SPV) adalah
Sistem Pengaman yang dipasang dan dirancang untuk tujuan pengaman
yang berupa alarm atau menonaktifkan sistem safety alarm/shutdown
(misalnya: Alarm Level Rendah, Alarm Temperatur Tinggi, Alarm Tekanan
Tinggi). Sistem pembangkit tenaga dan instalasi lainnya.
Setiap peralatan atau sistem yang dapat memberi proteksi terhadap
bahaya kebakaran atau yang memberi proteksi kepada manusia terhadap
sumber bahaya yang tak terkendali.
b. Non aktif adalah
SPV dibuat tidak berfungsi, dengan alasan jika sistem diaktipkan maka
akan mengganggu jalannya operasi. Cara yang digunakan umumnya
seperti jumper, posisi manual, diisolasi dan lain sebagainya.
9.5.3.3. Pelaksanaan
Prosedur pelaksanan serta tugas dan tanggung jawab Fungsi/bagian terkait
adalah seperti uraian berikut
1. Setiap suatu Sistem Pengaman Vital akan di nonaktipkan atau di by-pass,
haruslah dilindungi oleh sebuah surat izin untuk menonaktipkan APV yang
telah disetujui oleh pejabat yang berwenang (Form Surat Izin terlampir).
2. Pejabat yang berwenang dari Bagian Teknik untuk meminta izin
menonaktipkan sistem pengaman vital haruslah mengisi bagain "A"
didalam surat izin SPV.
3. Persetujuan harus diminta dari Kepala Depot/Instalasi dan Terminal
setempat dan Kepala K3LL atau petugas yang ditunjuk untuk pekerjaan
yang dilaksanakan diluar jam kerja. Apabila ternyata sistem pengaman vital
tersebut harus dinonaktipkan lebih dari 1 hari tetapi tidak lebih dari 3 hari
maka surat izin untuk menonaktipkan APV harus mendapat persetujuan
dari Kepala Depot. Apabila SPV dinonaktipkan lebih dari 3 hari maka
persetujuan harus diberikan oleh DAM/Manajer S & D
4. Apabila izin nonaktipkan SPV telah disetujui, maka Pengawas
Pemeliharaan membawa surat izin SPV tersebut bersama dengan Surat
Izin Kerja (Work Permit) kepada Pengawas Operasi yang bersangkutan
dimana Pengawas tersebut akan mengisi bagian "B" dari surat Izin
menonaktipkan SPV serta mencatat didalam buku catatan operasi (log
Book) sehingga Pengawas yang lain di Unit Operasi tersebut akan
mengetahui bahwa Sistem Pengaman Vital dinonaktifkan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
12. Dalam pekerjaan pemeliharaan besar (Major Turn Around atau Cleaning
dan Inspections) izin kerja untuk menonaktipkan SPV tidak diperlukan,
namun Pengawas Operasi yang bersangkutan harus mencatat SPV yang
dinonaktifkan didalam log book. Apabila ada SPV yang tetap nonaktif
setelah pekerjaan pemeliharaan besar selesai, maka harus dibuat izin
untuk menonaktipkan SPV untuk hal seperti ini.
13. Pemeriksaan harus dilakukan oleh Pengawas Operasi, Pengawas
Pemeliharaan dan Petugas K3LL untuk meyakinkan bahwa semua Sistem
Pengaman Vital telah kembali ke posisi normal sebelum unit/peralatan
dioperasikan kembali.
14. Pengecualian : Apabila SPV nonaktif sebagai akibat dari kegagalan
tenaga atau kegagalan mekanik, maka izin menonaktipkan SPV harus
diminta oleh Pengawas Operasi Lokasi yang bersangkutan. Apabila
bagian Teknik Pemeliharaan perlu melakukan pekerjaan pada untuk
tersebut dimana SPV telah nonaktif, Bagian Teknik Pemeliharaan tidak
perlu membuat lagi izin SPV yang baru.
9.6.1.3. PEMELIHARAAN.
Sebelum digunakan, helm harus diperiksa apakah pecah atau terdapat tanda-
tanda keretakan seberapa pun kecilnya yang dapat mengurangi tingkat
perlindungan helm terhadap pemakainya. Umur pakai helm termoplastik dapat
berkurang akibat radiasi sinar ultraviolet yang berkepanjangan. Semua helm yang
menunjukkan tanda warna yang memudar, retak atau berkurang sinar
permukaannya harus ditarik dari peredaarannya.
Helm tidak boleh disimpan atau diletakkan di kabin depan kendaraan karena
panas matahari akan mengurangi tingkat proteksinya. Selain itu pada saat
melakukan pengereman mendadak atau kecelakaan, helm dapat membahayakan
pengemudi kendaraan.
Helm harus dicuci dengan air hangat setiap 30 hari, khususnya pada bagian
softbands dan cadles, kemudian diberi larutan sabun atau detergen yang
direkomendasi oleh pabrik, serta dibilas.
Sebelum digunakan kembali oleh pekerja lain, yakinkan bahwa helm telah
dibersihkan dan diberi desinfektan. Helm harus dicuci dengan air bersih dan
benar-benar kering.
Jaga agar temperatur air pencuci sekitar 60oC. Jangan gunakan steam untuk
pencucian, kecuali untuk helm aluminium. Bersihkan ter, cat, minyak dan kotoran
lainnya dengan pelarut yang sesuai untuk material helm agar tidak merusak
dinding helm. Supervisor dan pekerja harus memperhatikan kondisi suspensi
helm karena dapat menolong hentakan akibat tiupan angin. Disamping itu
perusahaan juga harus menyimpan sejumlah crown, sweatbandsm dan cadkes
sebagai suku cadang pengganti. Beberapa perusahaan menetapkan untuk
penggantian suspension webbing setiap satu tahun.
Jatuh dari ketinggian lebih dari 4 ft sudah dapat menimbulkan luka serius. Oleh
karena itu perusahaan dapat menggunakan banyak metoda untuk mencegat
terjatuhnya pekerja dari ketinggian. Berikut ini akan dibicarakan mengenai
pelindung jatuh, namun tidak termasuk pada mobile elevated access equipment,
tangga, aerial buckets, rescue dll.
US OSHA
Ketinggian (ft) Ketentuan Umum
Standar
>4 Guard rail 1 910.23
Mild rail 1910.23
>6 Guard rail 1926.500
> 25 diatas air 1926.105
Faktor kedua, ahli K3 harus menganalisa lokasi tugas dan pekerjaan yang akan
dilakukan. Jika harus bekerja dalam posisi vertikal, diperlukan sistem yang
berbeda dibandingkan bila pekerja harus bergerak lateral.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan meliputi metoda penyelamatan, sistem
backup, lamanya bekerja, kondisi basah atau kering, jumlah pekerja dan faktor-
faktor lingkungan lainnya.
Sebelum menggunakan analisa pekerjaan yang dijelaskan berikut ini, terdapat
beberapa kriteria yang perlu ditetapkan untuk merencanakan progran pelindung
jatuh.
Pertama, perusahaan harus menetapkan kebijakan yang dikomunikasikan
dengan jelas kepada pekerja dan diterapkan dalam kegiatan operasi perusahaan,
yang meliputi hal-hal berikut
9 Kualifikasi pekerja - pekerja memenuhi kualifikasi untuk melakukan
pekerjaan di tempat tinggi.
9 Pelatihan - pekerja sudah cukup terlatih untuk bekerja di tempat tinggi
9 Pemilihan peralatan, peralatan yang digunakan memenuhi persyaratan untuk
melakukan pekerjaan dengan aman, dan bila perlu disertifikasi.
9 Instalasi peralatan, pemasangan peralatan memenuhi standar, peraturan dan
rekomendasi pabrik.
9 Inspeksi dan pemeliharaan peralatan, peralatan dipelihara sesuai
rekomendasi, dan dilakukan inspeksi setiap kali akan digunakan
9 Prosedur keselamatan, telah dikembangkan sistem penyelamatan terhadap
pekerja yang terjatuh saat menggunakan sistem pelindung jatuh.
Analisis survey pekerjaan - prosedur bekerja di tempat tinggi telah dikembangkan
dan diterapkan
Analisis tersebut diperlukan untuk menentukan kesesuaian antara mobilitas
pekerja dengan kemampuan sistem proteksi jatuh yang dibutuhkan. Sedangkan
kebijakan perusahaan menetapkan apa yang harus dilakukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
Ukuran jaring biasanya 1/4 - 1/3 in. Untuk menangkap benda yang besar atau
berat dengan benda yang lebih kecil dan ringan sekaligusnya, jaring dengan
mesh yang lebih kecil dapat digunakan bersama dengan jaring yang lebih besar
dan jaring personel yang lebih kuat.
9.6.2.4. Sistem Pelindung Jatuh Aktif.
Sistem pelindung jatuh pasif meliputi safety belt, penahan jatuh (fall arrester) dan
shock absorber, harnes, lifeline, dan sistem pelindung jatuh. Semua sistem aktif
mempunyai anchorage point dan beberapa komponen yang disambungkan ke
pekerja.
Anchor l anchorage points. Masalah utama yang terdapat pada semua sistem
pelindung aktif adalah posisi struktur dimana lanyard atau komponen penahan
jatuh dilekatkan. Semua penyelia dan pekerja juga harus menganalisa semua
bahaya yang terdapat dibawah dan sekitar anchoring point untuk memastikan
bahwa pekerja tidak menubruk atau menyentuh benda atau material lain saat
terjatuh. Persyaratan OSHA untuk anchorage adalah minimum 5000 Ib static load
strength (untuk jatuh bebas pada ketinggian 6 ft). Sedangkan Standar Asosiasi
Canada (CSA) Z-259.2 menyebutkan 6000 lb. Kekuatan, lokasi dan disain anchor
harus sedemikian rupa sehingga mobilitas pekerja tidak terganggu saat bekerja.
Lanyard. Lanyard merupakan tali pendek yang fleksibel, strap atau webbing
connection ke anchor. Lanyard membatasi pergerakan lateral pada saat
melakukan pekerjaan. Panjang lanyard dan penempatan anchor akan
menentukan jumlah gerakan suspensi jatuh (turun naik) sipemakai sebelum
lanyard tersebut menghentikan gerak vertikal tersebut. Namun demikian, untuk
menarik kembali lifelines dibutuhkan beban sebesar 3000 lb. OSHA menyarankan
untuk menggunakan safety factor 2:1 untuk perencanaan sistem.
Safety belts. Safety belt dipasang disekeliling pinggang dan diikatkan ke lanyard
(biasanya di belakang), kemudian ke anchor (Gbr 14-11a dan b). Kelemahan
sistem ini terletak pada distribusi beban pada tubuh pada saat jatuh.
Harness. Jenis jenis harness antara lain dipasang pada dada, pinggang dan
seluruh tubuh (full-body harness). Jenis full-body harness mempunyai kelebihan
yaitu distribusi beban yang merata pada seluruh tubuh yang tertutup harness.
Dengan demikian pada saat jatuh pekerja akan dapat jatuh bebas sebelum
terhenti tanpa menimbulkan luka pada tubuh.
Batas maksimum gerak jatuh bebas yang diijinkan adalah 1,8 meter. Disamping
itu pemakai harness akan mengalami suspensi yang lebih lama sebelum
diselamatkan bila dibandingkan dengan pemakai belt. Oleh karena itu harness
merupakan sistem pelindung jatuh yang paling banyak dipilih oleh pekerja.
Harness terbuat dari bahan nylon dan polyster.
Lifelines. Horizontal lifeline dipasang pada tali kaku diantara dua titik yang
dipasang pada level yang sama. Tali tersebut dapat berfungsi mobile untuk
memasang lanyard, lifelines atau menarik tali. Tujuannya adalah untuk
membatasi gerakan berayun pada saat korban jatuh. Faktor-factor penting yang
harus diperhatikan adalah (1) derajad of sag yang cukup; (2)
Biaya untuk melengkapi pelindung mata jauh lebih kecil daripada biaya yang
harus dikeluarkan untuk biaya pengobatan atau perawatan mata bila terjadi
kecelakaan. Sekitar 70% kecelakaan mata disebabkan akibat benda jatuh atau
melayang 20% disebabkan oleh karena bahan kimia berbahaya lainnya.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan pelindung mata
adalah (1) tingkat proteksi yang diinginkan,(2) kenyamanan pemakaian, dan (3)
mudah diperbaiki/dirawat.
Jenis jenis pelindung mata antara lain;
• Pelindung radiasi sinar. Digunakan untuk menghindari pengaruh radiasi
energi, seperti sinar ultraviolet, infrared dll yang dapat merusak mata.
Pemapadan sinar UV dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat atau
pemaparan sinar UV intensitas rendah dalam waktu cukup lama akan
merusak kornea mata. Para pekerja yang kemungkinan dapat terkena bahay
dari sinar yang menyilaukan, seperti sinar dari las potong dengan
menggunakan gas dan percikan dari las sinar yang memijar harus
menggunakan pelindung mata khusus. Pekerjaan pengelasan juga
menghasilkan radiasi inframerah tergantung pada temperatur leleh metal.
Kacamata haus dilindungi dengan tutup lensa dari glass atau plastik.
• Pelindung partikel kecil atau benda beterbangan lensa kaca mata harus
tembus pandang /transparan, dan coating yang tahan lama. Pada kegiatan
seperti pekerjaam menggerinda, sikat kawat, mengamplas, pengecatan
dengan semprotan dan pengupasan perlu menggunakan kaca mata sebagai
pencegah terhadap benda-benda berterbangan.
a. Self Contained Breathing Apparatus (SCBA) dan Hose Mask atau Air Line
Respirator, digunakan untuk kondisi oksigen deficiency dan kondisi
atmosfer yang sangat beracun. Jumlah atmosfer yang dapat dihirup
tergantung pada kondisi atmosfer ambient
b. Respirator dengan penyaring/pemurni udara (Air purifying respirator).
Digunakan apabila konsentrasi kontaminan masih dapat disaring atau
dimurnikan.
Pada saat kondisi oksigen defisiensi di atmosfer respirator tidak dapat
memberikan perlindungan. Konsentrasi maksimum kontaminan yang dapat
disaring oleh jenis respirator ini tidak tergantung pada efisiensi dan kapasitas
catridge, canister atau filter. Waktu pemakaian tergantung pada canister.,
catridge atau jenis filter, konsentrasi kontaminan dan laju pernafasan
pemakaian. Jenis canister, catridge atau filter harus dipilih sesuai kondisi
atmosfer.
Terdiri dari jenis Gas dan Vapor Respirator, serta Partikulat Repirator
9.6.6.1. Kategori 1
9.6.6.1.1. SCBA (Self Contained Breathing Apparattus) --- >(masuk TKPA)
Digunakan untuk kondisi atmosfer yang langsung membahayakan kesehatan
atau kehidupan.
Karakteristik penggunaan SCBA antara lain
• Lama penggunaan tergantung pada jumlah oksigen atau udara dalam
tabung, tekanan atmosfer ambient (waktu pakai akan berkurang ½ kali
dengan kenaikan tekanan atmosfer) serta beban kerja.
• Dilengkapi dengan alat peringatan yang memberi tanda kepada pemakai
jika waktu operasi/pemakaian telah berkurang sampai tingkat tertentu.
• Beberapa jenis SCBA mempunyai waktu pakai yang sangat singkat (hanya
beberapa menit) dan hanya cocok digunakan untuk penyelamatan (escape)
dari kondisi atosfer yang sangat berbahaya.
• Kekurangan SCBA adalah cukup berat, waktu operasi terbatas, dan perlu
pelatihan untuk pemeliharaan dan penggunaan yang aman.
8.6.6.2. Kategori 2
8.6.6.2.1. Gas-Vapor Respirator
Tidak dapat digunakan untuk kondisi atmosfer mengandung partikulat.
Peningkatan temperatur canister menandakan bahwa konsentrasi gas atau vapor
cukup tinggi sehingga pemakai harus segera kembali ke udara bebas/segar.
Terdiri atas :
a. Full Facepiece Respirator (Gas Mask)
Tidak untuk kondisi atmosfer yang mengandung kontaminan khusus yang
sangat berbahaya dan tidak memberikan sifat khusus bila berbahaya (mis.
Bau atau iritasi).
b. Half Mask Respirator (Respirator Catridge Kimia)
Tidak untuk kondisi atmosfer yang sangat berbahaya dan hanya digunakan
untuk konsentrasi gas/vapor yang rendah. Penutup wajah tidak boleh dari
bahan kain atau katun karena gas atau uap dapat,asuk. Jenis ini tidak
melindungi mata pemakainya.
c. Mouthpiece Respiratos (Kimia Catridge)
Tidak untuk kondisi atmosfer yang sangat berbahaya. Pernafasan dengan
mulut dapat menyebabkan tidak terdeteksinya zat pencemar yang dapat
dikenali melalui baunya. Klip atau penjepit pada hidung harus dipasang
rapat untuk mencegah pernafasan melalui hidung. Tidak melindungi mata
pemakainya.
d. Self-rescue Mouthpiece respirator
Mempunyai sifat yang hampir sama dengan mouthpiece respirator, namun
digunakan untuk upaya penyelamatan (recue) pada kondisi atmosfer yang
sangat berbahaya.
Filter harus diganti atau dibersihkan jika pemakai mulai sulit untuk bernafas
akibat penyumbatan pertikel pada filter. Tipe yang tersedia hampir sama dengan
jenis gas-vapor respirator, namun fungsi catridge digantikan oleh filter.
Bahaya Respirator
Kekurangan oksigen • SCBA
• Hose mask dengan blower
• Kombinasi air line respirator dengan bantuan self-
contained air suplay atau tabung udara dengan alarm
Air Line
Sangat penting bagi pekerja untuk mengetahui terjadinya kekurangan zat asam
atau gas beracun. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
1. Masuk kedalam ruangan yang sangat berbahaya bagi kehidupan dan
kesehatan harus disetujui diperiksa lebih dahulu oleh petugas LK3.
2. Minimal 2 (dua) orang harus berjaga jaga diluar lengkap dengan alat bantu
pernapasan yang tergendong atau alat bantu pernapasan yang disambung
dengan selang dari luar lengkap dengan tabung udara bantuan untuk jangka
waktu 30 menit dan selalu siap siaga ditempat terdekat dengan daerah kritis
untuk memberikan bantuan secepatnya bila diperlukan.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
b. Metarsal Footwear
Digunakan untuk melindungi kaki bagian atas kaki dari bahaya benturan,
tekanan, tusukan dan benda melayang.
Jenis jenis
• Sepatu keselamatan Listrik : digunakan untuk melindungi jari kaki dari
hubungan yang bermuatan listrik.
• Sepatu karet panjang hitam : digunakan untuk pekerjaan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia, minyak dan pekerjaan kotor lainnya.
• Sepatu karet panjang sampai paha : digunakan untuk pekerjaan tanah
• Sepatu karet panjang putih : digunakan untuk pekerjaan mengandung TEL
• Sepatu panjang kulit (sampai lutut) : digunakan untuk pekerjaan luar
ruangan yang perlu perlindungan terhadap semak belukar, reptil, benda
melayang, bagian konstruksi, pekayuan, survey dll.
• Pelindung kaki dari kulit :melindungi kaki dari percikan api las listrik, karbit,
gram-gram dan pekerjaan tuang menuang logam panas.
Untuk mencapai hal-hal tersebut maka semua rekanan dan Kontraktor yang
bekerja dalam daerah operasi, instalasi dan lahan migas dan panas bumi agar
mengikuti kursus/latihan keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
Tata cara pelaksanaan Kursus Dasar Keselamatan Kerja untuk Kontraktor
mengacu pada direktur Utama PERTAMINA beserta lampirannya yang berlaku.
9.7.2.3. Pembinaan.
a. Kontraktor harus menyedakan pembinaan mengenai Keselamatan Kerja,
Pemadam Kebakaran, dan Lingkngan Lingkungan kepada setiap
pekerjanya secara rutin sesuai dengan sifat pekerjaan dan lingkungan
kerja masing-masing.
b. Pembinaan mengenai Keselamatan Kerja meliputi Safety Talk, Safety
Training, Safety Committee, Safety Promotion, serta usaha-usaha lain
untuk meningkatkan Safety Mindedness pada pekerja.
PANDUAN K3LL Revisi Ke. 3
DIT. PEMASARAN & NIAGA Oktober 2008
c. PERTAMINA melalui fungsi K3LL atau Kepala Lokasi akan turut serta
mengawasi berlangsungnya kegiatan yang dilaksanakan kontraktor.
b. Kebersihan.
1) Kontraktor harus selalu menjaga kebersihan dan good house keeping
didalam daerah kegiatannya.
2) Kontraktor wajib menunjuk petugas khusus yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan item 1).
3) Kontraktor harus menyediakan sarana yang memadai untuk menjaga
kebersihan.
9.7.2.15. Penutup
10.0.0. LAMPIRAN