Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MINI RISET

PENGARUH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP


KESADARAN MAHASISWA DALAM KETAHANAN NASIONAL

Dosen Pengampu :

Revilla Yuni, S.Pd, M.Pd

Aggota Kelompok:

KEZIA ANGELINE SIREGAR 1191151021


GRACELITA SARAGIH 1193351055
IMEL MANIHURUK 1192451015
VONY SITUMORANG 1193351056
GABRIEL HUTAGALUNG 1193151046

PPB/BK REGULER E'19


PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya, penulisan laporan MR ini dapat terselesaikan. Adapun Mini riset ini
mengangkat judul “Pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap Kesadaran
Mahasiswa dalam Ketahanan Nasional”

Mini riset ini kami susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus
pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan kami, semoga setelah penyelesaian
penulisan mini riset ini kami semakin memahami tentang bagaimana penulisan
mini riset yang baik dan benar.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
kami ini.

Kami menyadari bahwa mini riset yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Dan untuk hal itu, kami mengharapkan dengan sangat kritik dan saran
dari semua pihak untuk kami pelajari dan diterapkan demi kemajuan hasil
kedepannya. Dan semoga mini riset ini dapat bermanfaat dan dapat di ambil
sebagai pelajaran dan pemahaman bagi segenap pihak yang membacanya.

Medan, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Rumusan Masalah 2

1.5 Tujuan Penelitian 2

1.6 Manfaat penelitian 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4

2.1 Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi 4

2.2 Ketahanan Nasional 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 10

3.1 Jenis Penelitian 10

3.2 Populasi dan Sampel 10

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 10

3.4 Teknik Analisis Data 11


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 13

4.1 Hasil Penelitian 13

4.2 Pembahasan 19

BAB V PENUTUP 21

5.1 Kesimpulan 21

5.2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 23
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kualitas Isi dan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 13

Tabel 2 Kualitas Instruksional 14

Tabel 3 Pemahaman Materi 15

Tabel 4 Memotivasi Mahasiswa 16

Tabel 5 Perhitungan rata-rata Respon terhadap Pernyataan Positif 17

Tabel 6 Perhitungan rata-rata Respon terhadap Pernyataan Negatif 18

Tabel 7. Daftrar Pernyataan Angket 23

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Angket Seluruh Responden 27

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pernyataan Angket 23

Rekapitulasi Hasil Angket Seluruh Responden 27


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, manusia sebagai subjek
sekaligus objek pembelajaran yang mempunyai potensi dan karakteristik yang
berbeda-beda. Pengalaman belajar (learning experience) yang diterima
mahasiswa menjadi lebih bermakna dan menjadikan pengetahuan yang
diperolehnya (learning to know) tersimpan dalam memori yang sejati dan
menjadi pendorong untuk selalu belajar tentang masalah demokrasi, hak asasi
manusia dan masyarakat madani (civil society). Di samping itu, pengalaman
pembelajaran yang berorientasi humanistik membuat mahasiswa menemukan
jati dirinya (learning to be) sebagai manusia yang sadar akan tanggung jawab
individu dan sosial. Pengetahuan dan kesadaran diri yang tercipta dari hasil
pembelajaran tersebut mendorong mahasiswa untuk melakukan sesuatu
(learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya. Apa yang
dilakukan oleh mahasiswa dimaksudkan dalam rangka pembelajaran untuk
membangun kehidupan bersama (learning to live together). Kehidupan
bersama tersebut dibangun atas dasar kesadaran akan realitas keragaman dan
saling memerlukan (Fauzi dan Srikantono, 2013).

Sebagai warga negara Indonesia, siap individu harus memiliki kesadaran


akan perannya dalam Ketahanan Nasional yang dapat diterapkan melalui
banya upaya yang dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
Rasa kesadaran ini dapat diaplikasikan dengan berbagai sikap salah satunya
adalah sikap bela negara non-fisik yang dapat dilakukan oleh pelajar terutama
mahasiswa. Sebagai generasi muda penerut tonggak kekuasaan Indonesia,
maahasiswa yang juga merupakan masyarakat terpelajar dan agen perubahan
harus memiiki kesadaran tersebut dan berusaha untuk mengembangkannya.
Salah satunya adalah dengan diwajibkannya mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan bagi seluruh program studi di Perguruan Tinggi.
Tujuan penyelenggaraan politik strategi pertahanan keamanan nasional yaitu
untuk menjadi pedoman dalam usaha meningkatkan ketahanan Hankamnas
dalam rangka Ketahanan Nasional dengan sarana material dan pembiayaan
kauangan yang terbatas yang dapat mengamankan dan sekaligus mendorong
kecepatan peningkatan ketahanan di bidang kesejahteraan nasional. Oleh
karena itu diperlukan adanya konsep politik dan strategi Hankamnas yang
merupakan bagian integral dari politik dan strategi nasinal yang berjangka
panjang, sedang dan pendek yang mencakup dua aspek pokok, yaitu: (1)
mekanisme yang tepat untuk merealisasikan konsepsi politik dan strategi
tersebut; dan (2) kepemimpinan Hankamnas yang mampu merealisasikan
konsepsi politik dan strategi (Fauzi dan Srikantono, 2013).

1.2 Identifikasi Masalah


Kurangnya kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional.

1.3 Batasan Masalah


1. Materi pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan hanya dibatasi pada
materi ketahanan nasional.
2. Populasi penelitian dibatasi pada mahasiswa PSPM angkatan 2019 di
Universitas Negeri Medan.

1.4 Rumusan Masalah


Seberapa besar persentase pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap
kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional pada?

1.5 Tujuan Penelitian


Mengetahui besar pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap
kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional.
1.6 Manfaat penelitian
1. Bagi peserta didik
Manfaat penelitian ini bagi pendidik adalah sebagai tambahan ilmu
tentang Ketahanan Nasional. Diharapkan dengan ini peserta didik dapat
memahami pentingnya kesadaran atas perannya terhadap Ketahanan
Nasional sebagai pelajar dan warga negara yang baik.
2. Bagi pendidik
Memberikan informasi bagi para pendidik sebagai pedoman dalam
melakukan kegiatan pembelajaran terutama dalam menekankan
pentingnya pemahaman dan kesadaran terhadap Ketahanan Nasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi


Kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebutkan “civis”, selanjutnya dari
kata “civis” ini dalam bahasa Inggris timbul kata “civic” artinya mengenai
Warga Negara atau Kewarganegaraan. Dari kata “civic” lahir kata “civics”,
ilmu Kewarganegaraan dan civic education, Pendidikan Kewarganegaraan
(Fauzi dan Srikantono, 2013).

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang cakupannya lebih


luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia.
Sementara itu, Zamroni (2001) berpendapat bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hakhak
warga masyarakat.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan


untuk mendidik generasi muda menjadi Warga Negara yang demokratis dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal. Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu
peserta didik untuk menjadi Warga Negara yang secara politik dewasa dan
ikut serta membangun sistem politik yang demokratis (Fauzi dan Srikantono,
2013).

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kedudukan yang cukup kuat, hal ini


dapat dilihat dalam Pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan
tinggi wajib memuat tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan
untuk membentuk para mahasiswa menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan telah dituangkannya Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ini
berarti bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam pembentukan nation and character building (Ubaidillah,
2000).

Substansi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan makin disempurnakan


dengan keluarnya Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 38/Dikti/2002 dan Surat
Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Adapun Misi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah


membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebanggaan dan cinta
anah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawab (Sumarsono,
2004).

Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No. 43/Dikti/2006, tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan mencakup:

1. Tujuan Umum
Tujuan umum Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu
untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara Warga Negara dengan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar menjadi Warga Negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai Warga Negara
Republik Indonesia terdidik dan bertanggung jawab. Di samping itu juga
tujuan khusus yang lain yaitu: a. Agar mahasiswa menguasai dan
memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan pemikiran
kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. b. Agar mahasiswa memiliki sikap
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta
rela berkorban bagi nusa dan bangsa. c. Agar mahasiswa memiliki sikap
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan, cinta tanah air
serta rela berkorban bagi nusa, bangsa dan negara (Fauzi dan Srikantono,
2013).

2.2 Ketahanan Nasional


1. Pengertian
Secara etimologis, istilah ketahanan berasal dari kata dasar “tahan” yang
berarti tahan penderitaan, tabah, kuat, dapat menguasai diri, gigih, dan
tidak mengenal menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu, tahan dan
kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna
menjamin kelangsungan hidupnya (Fauzi dan Srikantono, 2013).
Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa
sebagai pengertian politik. Bangsa dalam pengertian politik adalah
persekutuan hidup dari orang–orang yang telah menegara. Ketahanan
nasional secara etimologi dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan
tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik (Kementrian
RISTEKDIKTI, 2016).
Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia,
yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan,
ancaman, hambatan dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar,
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya (Suradinata, 2005).
Ketahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada
tahun 1960- an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa
disebut sebagai national resillience. Dalam terminologi Barat, terminologi
yang kurang lebih semakna dengan ketahanan nasional, dikenal dengan
istilah national power (kekuatan nasional).
Teori national power telah banyak dikembangkan oleh para ilmuwan
dari berbagai negara. The elements of National Powers yang berarti
beberapa unsur yang harus dipenuhi suatu negara agar memiliki kekuatan
nasional. Secara konsepsional, penerapan teori tersebut di setiap negara
berbeda, karena terkait dengan dinamika lingkungan strategis, kondisi
sosio-kultural dan aspek lainnya, sehingga pendekatan yang digunakan
setiap negara juga berbeda. Demikian pula halnya dengan konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia, yang unsur-unsurnya mencakup Asta Gatra
dan pendekatannya menggunakan Pendekatan Asta Gatra. Dari sini terlihat
jelas bahwa konsep Ketahanan Nasional (national resillience) dapat
dibedakan dengan konsepsi Kekuatan Nasional (national power)
(Dirjendikti, 2002).

2. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional Indonesia


Unsur yang dibutuhkan untuk membangun Ketahanan Nasional yaitu:
a. Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh warga negara
yang sehat jasmani dan rohani.
b. Ketahanan Keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki suami, istri dan
anak dalam keluarga yang harmonis dalam menciptakan kerukunan
dalam rumah tangga.
c. Ketahanan Wilayah, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh masyarakat di
daerah dengan menciptakan stabilitas wilayah secara sejahtera dan
aman.
d. Ketahanan Nasional, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh negara untuk
menciptakan stabilitas Nasional (Gandamana, 2019).

3. Sifat-sifat Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mandiri, artinya etahanan Nasional bersifat percaya pada kemampuan
dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang
menyandang pris[nsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas, integritas dan kepribadian bangsa.
b. Dinamis, artinya Ketahanan Nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya.
c. Menunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sikap integratif yang
diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi
dan selaras diantara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. Wibawa, artinya Ketahanan Nasional sebagai hasil pandangan yang
bersifat manunggal dapat diwujudkan kewibawaan Nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal
suatu negara.
e. Konsultasi dan Kerja sama, artinya Ketahanan Nasional Indinesia tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih kepada sikap
konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai dan dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa (Tim
Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2016).

4. Asas-Asas Ketahanan Nasional


Asas ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-
nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari:
a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem
kehidupan nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan dan
keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan
nasional itu sendiri. Kesejateraan maupun keamanan harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional,
tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai merupakan
tolok ukur Katahanan Nasional.
b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan
bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).
c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Mawas ke Dalam, tujuaannya yaitu menumbuhkan hakikat, sifat dan
kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai
kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Mawas ke Luar, tujuannya
yaitu untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak
lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya
interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
d. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Asas ini mengakui adanya
perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi
dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik
yang bersifat menghancurkan (Kementrian RISTEKDIKTI, 2016).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yaitu suatu penelitian yang
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian
tersebut. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan
asosiatif, yaitu suatu pertanyaan yang bersifat menghubungkan dua variabel
atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian adalah hubungan kausal, yaitu
hubungan yang bersifat sebab akibat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif.
Langkah-langkah penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan angket.
2. Mendistribusikan angket kepada responden melalui media komunikasi
online.
3. Menerima hasil pengisian angket dari responden.
4. Menganalisis data.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPM angkatan 2019
Universitas Negeri Medan. Pengambilan sampel dalam mini riset ini
menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan secara acak
(random) sehingga setiap mahasiswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi sampel. Peneliti mengambil secara acak 33 mahasiswa dari
keseluruhan mahasiswa kelas PSPM D 2019.

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Sumber data empirik, yaitu mahasiswa yang mengisi angket dan
melakukan wawancara.
b. Sumber data Teoritis, yaitu dari kepustakaan yang ada relevansinya
dengan penelitian.
2. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan
angket atau kuisioner. Angket adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Tujuannya adalah untuk
mengetahui respon mahasiswa terhadap pernyataan pada angket berkaitan
dengan rumusan masalah yang diangkat. Penyusunan instrumen angket
yang digunakan adalah gabungan antara angket tertutup dan angket
terbuka. Angket tertutup berisikan sebanyak 10 pertanyaan dengan 5
pilihan alternatif jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Sedangkan angket terbuka
berisikan 2 pertanyaan berkaitan dengan rumusan masalah yang diangkat.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada
penelitian ini angket yang digunakan berupa google form karena melihat
situasi sekarang ini yang masih berada di masa pandemi covid-19 sehingga
tidak memungkinkan untuk memberikan angket secara langsung.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif
dan analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif merupakan
kegiatan analisis data yang mengolah data-data numerik seperti penggunaan
statistika, data hasil survei responden dan lain sebagainya. Analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah dan menjadi satuan yang dapat dikelola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data kualitatif dilakukan
dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data adalah kegiatan ketika
sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Upaya penarikan
kesimpulan dilakukan peneliti dari permulaan pengumpulan data, peneliti
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola
(dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi (Rijali, 2018).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Pengaruh pengaruh pendidikan kewarganegaraan terhadap kesadaran
mahasiswa dalam ketahanan nasional meliputi: kualitas isi dan tujuan mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, kualitas instruksional, pemahaman
materi dan memotivasi mahasiswa. Data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 1. Kualitas Isi dan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

No. Item Alternatif Frekuensi Persentase


Jawaban (%)
1 SS 8 24,25
Pendidikan kewarganegaraan dalam S 15 45,45
meningkatkan kesadaran ketahanan N 10 30,30
nasional sudah tepat. TS - -
STS - -
8 SS - -
Peran saya dalam ketahanan nasional S 2 6,06
sangat membingungkan. N 4 12,12
TS 22 66,67
STS 5 15,15
12 SS 3 9,09
Mata kuliah pendidikan S 20 54,55
Kewarganegaraan sangat interaktif N 8 30,30
dan meningkatkan kesadaran saya TS 2 6,06
terhadap Ketahanan Nasional. STS - -
17 SS 2 6,06
Pendidikan kewarganegaraan sangat S 3 9,09
menyadarkan saya tentang ketahanan N 18 54,55
nasional. TS 10 30,30
STS - -
Tabel 2. Kualitas Instruksional

No. Item Alternatif Frekuensi Persentase


Jawaban
6 SS - -
Pengaplikasian pembelajaran S 3 9,09
kewarganegaraan dalam konteks N 9 27,27
ketahanan nasional tidaklah TS 20 60,60
mudah. STS 1 3,03
9 SS 1 3,03
Pendidikan kewarganegaraan S 16 48,48
meningkatkan kesadaran saya N 14 42,42
mengenai peran saya dalam TS 2 6,06
ketahanan nasional. STS - -
11 SS - -
Saya dapat memahami materi S 15 45,45
ketahanan negara pada mata N 18 54,55
kuliah pendidikan TS - -
kewarganegaraan dengan baik. STS - -
13 SS 3 9,09
Pendidikan kewarganegaraan S 18 54.55
lebih meningkatkan kesadaran N 10 30,30
saya terhadap ketahanan TS 2 6,06
nasioanl dibangdingkan dengan STS - -
mata kuliah lain.
14 SS 2 6,06
Mata kuliah Pendidikan S 13 39,39
Kewarganegaraan meningkatkan N 18 54,55
kesadaran saya terhadap bela TS - -
negara dalam hal Ketahanan STS - -
Nasional.
Tabel 3. Pemahaman Materi

No. Item Alternatif Frekuensi Persentase


Jawaban
3 SS - -
Pendidikan kewarganegaraan S 1 3,03
tidak menumbuhkan kesadaran N 5 15,15
saya dalam ketahanan nasional. TS 23 69,69
STS 2 6,06
4 SS 3 9,09
Materi bahasan dalam mata S 18 54,55
kuliah pendidikan N 11 33,33
kewarganegaraan memudahkan TS - -
saya untuk mengaplikasikannya STS 1 3,03
dalam konteks ketahanan
nasional.
5 SS 14 42,42
Pembelajaran mata kuliah S 22 66,67
pendidikan kewarganegaraan N 6 18,18
membuat saya memahami peran TS 1 3,03
saya dalam mempertahankan STS - -
ketahanan nasional dengan baik.
10 SS 1 3,03
Saya dapat memahami peran S 15 45,45
saya dalam ketahanan nasional N 14 42,42
melalui pembelajaran mata TS 3 9,09
kuliah pendidikan STS - -
kewarganegaraan.
15 SS 2 6,06
Materi Ketahanan Nasional S 19 57,57
dalam mata kuliah Pendidikan N 7 21,21
Kewarganegaraan mudah TS 5 15,15
dipahami. STS - -

Tabel 4. Memotivasi Mahasiswa

No. Item Alternatif Frekuensi Persentase


Jawaban
2 SS 7 21,21
Pendidikan kewarganegaraan S 12 36,36
membuat saya lebih sadar atas N 14 42,42
peran saya dalam ketahanan TS - -
nasional. STS - -
7 SS 2 6,06
Materi ketahanan nasional dalam S 7 21,21
pendidikan kewarganegaraan N 22 66,67
tentang sangat mudah dipahami TS 2 6,06
sehingga saya lebih sering STS - -
mempelajarinya di rumah.
16 SS 2 6,06
Pembelajaran dalam mata kuliah S 13 39,39
Pendidikan Kewarganegaraan N 14 42,42
meningkatkan kesadaran, minat TS 4 12,12
dan pemahaman saya terhadap STS - -
Ketahanan Nasional.
18 SS - -
Pembelajaran materi Ketahanan S 3 9,09
Nasional tidak meningkatkan N 10 30,30
pemahaman dan kesadaran saya TS 18 54,55
melainkan terasa sangat STS 2 6,06
membosankan bagi saya.
19 SS 1 3,03
Kesadaran saya terkait ketahanan S 3 9,09
nasional tidak dipengaruhi oleh N 9 27,27
mata kuliah pendidikan TS 20 60,60
kewarganegaraan. STS - -
20 SS 1 3,03
Saya ingin terus memperlajari S 16 48,48
mata kuliah Pendidikan N 16 48,48
Kewarganegaraan dalam hal TS - -
menumbuhkan kesadaran akan STS - -
peran saya dalam Ketahanan
Nasional.

Tabel 5. Perhitungan rata-rata Respon terhadap Pernyataan Positif

No. Item Alternatif Jawaban (%)


SS S N TS STS
1 24,25 45,45 30,30 - -
2 21,21 3,36 42,42 - -
4 9,09 3,03 33,33 - 3,03
5 42,42 36,36 18,18 3,03 -
7 6,06 21,21 66,67 6,06 -

9 3,03 48,48 42,42 6,06 -


10 3,03 45,45 42,42 9,09 -

11 - 45,45 54,55 - -
12 9,09 54,55 30,30 6,06 -
13 9,09 54.55 30,30 6,06 -
14 6,06 39,39 54,55 - -
15 6,06 57,57 21,21 15,15 -
16 6,06 39,39 42,42 12,12 -
17 6,06 9,09 54,55 30,30 -

20 3,03 48,48 48,48 - -


Jumlah 45,45 551,81 612,1 1209,36 3,03
Rata-rata 11,03 36,79 40,80 10,44 3,03
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pernyataan positif
mengenai pengaruh mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional, responden
memberikan respon rata-rata 11,03% sangat setuju, 36,79% setuju, 40,80%
netral, 10,44% tidak setuju dan 3,03 sangat tidak setuju.

Tabel 6. Perhitungan rata-rata Respon terhadap Pernyataan Negatif

No. Item Alternatif Jawaban (%)


Pernyataan SS S N TS STS
Positif
3 - 3,03 15,15 69,69 6,06

6 - 9,09 27,27 60,60 3,03


8 - 6,06 12,12 66,67 15,15
18 - 9,09 30,30 54,55 6,06
19 3,03 9,09 27,27 60,60 -
Jumlah 3.03 36.36 110.11 312.11 30.3
Rata-rata 3.03 7.27 21.42 61.42 7.58

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada pernyataan negatif


mengenai pengaruh mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional, responden
memberikan respon rata-rata 3,03% sangat setuju, 7,27% setuju, 21,42%
netral, 62,42% tidak setuju dan 7,58 sangat tidak setuju.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis di atas, tabel 4.1.5 menunjukkan persentase dari
responden terhadap pernyataan positif. Dengan mempertimbangkan jumlah
persentase responden yang sangat setuju, setuju dan netral dapat ditarik
diketahui bahwa dari pertanyaan positif, 88,62% memberikan respon positif
terhadap pernyataan bahwa mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
“memberikan” pengaruh terhadap kesadaran mahasiswa atas perannya dalam
ketahanan nasional. Selain itu, pada tabel 4.1.6 menunjukkan persentase dari
responden terhadap pernyataan negatif, dari besar persentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa mayoritas dari responden menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan negatif berkaitan dengan pengaruh mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap kesadaran mahasiswa atas perannya dalam
ketahanan nasional dengan persentase 62,42%, dan dengan
mempertimbangkan jumlah respon netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju,
didapatkan tingkat persentase sebesar 91,42% memberikan respon negatif
yang berarti responden setuju dengan negasi dari pernyataan negatif (91,42%
memberi respon positif terhadap negasi pernyataan negatif). Sehingga, rata-
rata diperoleh rata-rata pengaruh mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
terhadap kesadaran mahasiswa dalam ketahanan nasional adalah
88,62%+91,42%
2 = 90,02%.

Sehingga, pembelajaran mata kuliah pendidikan kewarganegaraan terhadap


kesadaran mahasiswa dalam ketahanan nasional menunjukkan kategori baik.
Hasil di atas membuktikan bahwa proses belajar mengajar yang terjadi dalam
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mempertinggi kesadaran
mahasiswa akan perannya dalam Ketahanan Nasioanal Indonesia yang lebih
baik dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa daripada tidak adanya proses
pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mata kuliah


pendidikan kewarganegaraan dalam hal Ketahanan Nasional dapat
memberikan pengaruh terhadap pola pikir mahasiswa dalam penerimaan
materi yang disampaikan oleh pendidik dalam menunjangnya peningkatan
kesadaran dalam diri mahasiswa terkait dengan perannya dalam
mempertahankan dan menegakkan Ketahanan Nasional, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pola pikir, diri dan diharapkan dapat
mengimplementasikan pemahaman terkait dengan Ketahanan Nasional.

Maka, pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan berhasil


untuk melaksanakan tujuannya dan berhasil membantu mahasiswa
meningkatkan kesadarannya akan perannya dalam Ketahanan Nasional.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil angket dan pengelolahan data yang diperoleh, didapatkan
bahwa 88,62% memberikan respon positif terhadap pernyataan bahwa mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan “memberikan” pengaruh terhadap
kesadaran mahasiswa atas perannya dalam ketahanan nasional. Dan dengan
mempertimbangkan jumlah respon netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju,
didapatkan tingkat persentase sebesar 91,42% memberikan respon negatif
yang berarti responden setuju dengan negasi dari pernyataan negatif (91,42%
memberi respon positif terhadap negasi pernyataan negatif). Sehingga
diperoleh besar pengaruh mata kuliah pendidikan kewarganegaraan terhadap
kesadaran mahasiswa dalam ketahanan nasional adalah 90,02%.

5.2 Saran
Disarankan kepada pelajar untuk terus meningkatkan pemahaman dan
kesadarannya terhadap perannya dalam Ketahanan Nasional dan berusaha
untuk melakukan upaya Ketahanan Nasional misalnya melakukan bela negara
non-fisik yang dapat dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepada tenaga pendidik diharapkan untuk terus membimbing dan


menekankan kepada setiap peserta didik betapa pentingnya kesadaran dan
peran mereka dalam Ketahanan Nasional sebagai generasi penerus dangsa dan
sebagai warga negara yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjendikti. (2002). Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Mahasiswa, jilid I,II. Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Tenaga
Akademik, Dirjendikti Depdiknas.

Fauzi, I., Srikantona. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan (Civil Education).


Jember: SUPERIOR “Pusat Studi Pemberdayaan Rakyat dan Transformasi
Sosial”.

Gandamana, A. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.


Medan: Harapan Cerdas.

Kementrian RISTEKDIKTI. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan untuk


Perguruan Tinggi. Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementrian Roset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Rijali, A. (2018). Analisis Data Kualitatif. Jurnal Alhadharah, 17 (33), 81 – 95.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono. (2004). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka


Utama

Suradinata, E. (2005). Geopolitik dan Geostrategik dalam Mewujudkan Negara


Kesatuan Republik Indonesia, Jurnal Ketahanan Nasional, 6 (5), 39 – 51.

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. (2016). Paradigma Terbaru


Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa Sesuai Keputusan
Dirjendiksi Depdiknas: No. 267/DIKTI/Kep/2000, No. 43/DIKTI/2006.
Bandung: Alfabeta.

Ubaidillah, (2000). Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan


Masyarakat Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.

Zamroni. (2001). Pendidikan untuk Demokrasi. Yogyakarta: Bigraf Publishing


LAMPIRAN

DAFTAR PERNYATAAN ANGKET

ANGKET PENGARUH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


TERHADAP KESADARAN MAHASISWA DALAM KETAHANAN
NASIONAL

Nama : ........................................
Kelas : ........................................
No Absen : ........................................

Petunjuk Pengisian
Disini tersedia sejumlah pernyataan, Anda diminta untuk memilih satu jawaban
yang benar-benar menggambarkan keadaan yang Anda alami dan rasakan dengan
memberi tanda ”()” pada kolom:
SS = Sangat Selalu
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Berikanlah jawaban secara jujur sesuai apa yang Anda rasakan dan alami, bukan
menjawab berdasarkan yang dianggap ideal bagi diri Anda.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasama Anda.

Tabel 7. Daftar Pernyataan Angket

No. Pernyataan SS S N TS STS

Pendidikan kewarganegaraan dalam


1
meningkatkan kesadaran ketahanan
No. Pernyataan SS S N TS STS

nasional sudah tepat.

Pendidikan kewarganegaraan
2 membuat saya lebih sadar atas peran
saya dalam ketahanan nasional.
Pendidikan kewarganegaraan tidak

3 menumbuhkan kesadaran saya dalam


ketahanan nasional.

Materi bahasan dalam mata kuliah


pendidikan kewarganegaraan

4 memudahkan saya untuk


mengaplikasikannya dalam konteks
ketahanan nasional.

Pembelajaran mata kuliah pendidikan


kewarganegaraan membuat saya

5 memahami peran saya dalam


mempertahankan ketahanan nasional
dengan baik.

Pengaplikasian pembelajaran

6 kewarganegaraan dalam konteks


ketahanan nasional tidaklah mudah.

Materi ketahanan nasional dalam


pendidikan kewarganegaraan tentang

7 sangat mudah dipahami sehingga saya


lebih sering mempelajarinya di
rumah.

Peran saya dalam ketahanan nasional


8
No. Pernyataan SS S N TS STS

sangat membingungkan.

Pendidikan kewarganegaraan
meningkatkan kesadaran saya
9 mengenai peran saya dalam
ketahanan nasional.

Saya dapat memahami peran saya


dalam ketahanan nasional melalui
10 pembelajaran mata kuliah pendidikan
kewarganegaraan.

Saya dapat memahami materi


ketahanan negara pada mata kuliah
11 pendidikan kewarganegaraan dengan
baik.

Mata kuliah pendidikan


Kewarganegaraan sangat interaktif
12 dan meningkatkan kesadaran saya
terhadap Ketahanan Nasional.

Pendidikan kewarganegaraan lebih


meningkatkan kesadaran saya

13 terhadap ketahanan nasioanl


dibangdingkan dengan mata kuliah
lain.

Mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan meningkatkan
14 kesadaran saya terhadap bela negara
dalam hal Ketahanan Nasional.
No. Pernyataan SS S N TS STS

Materi Ketahanan Nasional dalam

15 mata kuliah Pendidikan


Kewarganegaraan mudah dipahami.

Pembelajaran dalam mata kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

16 meningkatkan kesadaran, minat dan


pemahaman saya terhadap Ketahanan
Nasional.

Pendidikan kewarganegaraan sangat

17 menyadarkan saya tentang ketahanan


nasional.

Pembelajaran materi Ketahanan


Nasional tidak meningkatkan

18 pemahaman dan kesadaran saya


melainkan terasa sangat
membosankan bagi saya.

Kesadaran saya terkait ketahanan

19 nasional tidak dipengaruhi oleh mata


kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Saya ingin terus memperlajari mata


kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

20 dalam hal menumbuhkan kesadaran


akan peran saya dalam Ketahanan
Nasional.
REKAPITULASI HASIL ANGKET SELURUH RESPONDEN

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Angket Seluruh Responden

No. Item Alternatif Frekuensi Persentase


Jawaban (%)
1 SS 8 24,25
Pendidikan kewarganegaraan dalam S 15 45,45
meningkatkan kesadaran ketahanan N 10 30,30
nasional sudah tepat. TS - -
STS - -
2 SS 7 21,21
Pendidikan kewarganegaraan membuat S 12 36,36
saya lebih sadar atas peran saya dalam N 14 42,42
ketahanan nasional. TS - -
STS - -
3 SS - -
Pendidikan kewarganegaraan tidak S 1 3,03
menumbuhkan kesadaran saya dalam N 5 15,15
ketahanan nasional. TS 23 69,69
STS 2 6,06
4 SS 3 9,09
Materi bahasan dalam mata kuliah S 18 54,55
pendidikan kewarganegaraan N 11 33,33
memudahkan saya untuk TS - -
mengaplikasikannya dalam konteks STS 1 3,03
ketahanan nasional.
5 SS 14 42,42
Pembelajaran mata kuliah pendidikan S 12 36,36
kewarganegaraan membuat saya N 6 18,18
memahami peran saya dalam TS 1 3,03
mempertahankan ketahanan nasional STS - -
dengan baik.
6 SS - -
Pengaplikasian pembelajaran S 3 9,09
kewarganegaraan dalam konteks N 9 27,27
ketahanan nasional tidaklah mudah. TS 20 60,60
STS 1 3,03
7 SS 2 6,06
Materi ketahanan nasional dalam S 7 21,21
pendidikan kewarganegaraan tentang N 22 66,67
sangat mudah dipahami sehingga saya TS 2 6,06
lebih sering mempelajarinya di rumah. STS - -
8 SS - -
Peran saya dalam ketahanan nasional S 2 6,06
sangat membingungkan. N 4 12,12
TS 22 66,67
STS 5 15,15
9 SS 1 3,03
Pendidikan kewarganegaraan S 16 48,48
meningkatkan kesadaran saya mengenai N 14 42,42
peran saya dalam ketahanan nasional. TS 2 6,06
STS - -
10 SS 1 3,03
Saya dapat memahami peran saya dalam S 15 45,45
ketahanan nasional melalui N 14 42,42
pembelajaran mata kuliah pendidikan TS 3 9,09
kewarganegaraan. STS - -
11 SS - -
Saya dapat memahami materi ketahanan S 15 45,45
negara pada mata kuliah pendidikan N 18 54,55
kewarganegaraan dengan baik. TS - -
STS - -
12 SS 3 9,09
Mata kuliah pendidikan S 20 54,55
Kewarganegaraan sangat interaktif dan N 8 30,30
meningkatkan kesadaran saya terhadap TS 2 6,06
Ketahanan Nasional. STS - -
13 SS 3 9,09
Pendidikan kewarganegaraan lebih S 18 54.55
meningkatkan kesadaran saya terhadap N 10 30,30
ketahanan nasioanl dibangdingkan TS 2 6,06
dengan mata kuliah lain. STS - -
14 SS 2 6,06
Mata kuliah Pendidikan S 13 39,39
Kewarganegaraan meningkatkan N 18 54,55
kesadaran saya terhadap bela negara TS - -
dalam hal Ketahanan Nasional. STS - -
15 SS 2 6,06
Materi Ketahanan Nasional dalam mata S 19 57,57
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan N 7 21,21
mudah dipahami. TS 5 15,15
STS - -
16 SS 2 6,06
Pembelajaran dalam mata kuliah S 13 39,39
Pendidikan Kewarganegaraan N 14 42,42
meningkatkan kesadaran, minat dan TS 4 12,12
pemahaman saya terhadap Ketahanan STS - -
Nasional.
17 SS 2 6,06
Pendidikan kewarganegaraan sangat S 3 9,09
menyadarkan saya tentang ketahanan N 18 54,55
nasional. TS 10 30,30
STS - -
18 SS - -
Pembelajaran materi Ketahanan S 3 9,09
Nasional tidak meningkatkan N 10 30,30
pemahaman dan kesadaran saya TS 18 54,55
melainkan terasa sangat membosankan STS 2 6,06
bagi saya.
19 SS 1 3,03
Kesadaran saya terkait ketahanan S 3 9,09
nasional tidak dipengaruhi oleh mata N 9 27,27
kuliah pendidikan kewarganegaraan. TS 20 60,60
STS - -
20 SS 1 3,03
Saya ingin terus memperlajari mata S 16 48,48
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan N 16 48,48
dalam hal menumbuhkan kesadaran TS - -
akan peran saya dalam Ketahanan STS - -
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai