Anda di halaman 1dari 3

9.

1 PENDAHULUAN
Pengujian terhadap batuan dilakukan sesuai dengan kondisi air lapangan, kering, atau
kondisi jenuh. Standar pengujian mengikuti standar pengujian seperti ISRM, ASTM, dan
SNI untuk masing-masing jenis pengujian.

9.2 SIFAT FISIK MATERIAL BATUAN


Pengujian yang biasanya digunakan dalam perencanaan teknik :
1. Berat isi : perbandingan antara bobot material dan volume bulk material.
Berat isi = berat/volume (g/cm3 ¿
2. Kadar air : berat air dalam pori-pori material batuan dibandingkan dengan berat total
material batuan. Kadar air w = (berat basah-berat kering)/berat kering x 100%
3. Porositas : perbandingan volume pori-pori sampel terhadap volume total sampel.
Porositas n = Vv/V x 100%
Vv = (berat jenuh- berat kering)/berat jenis air
4. Kekerasan : sifat material batuan terhadap benturan(impact), yaitu dengan
menggunakan palu Schmidt untuk pengujian di laboratorium atau lapangan. Untuk
mengetahui nilai keteguhan material berdasarkan nilai pantulan, biasanya pada alat
ditempelkan grafik untuk konversi.

9.3 SLAKE-DURABILITY
Merupakan pengujian untuk pelapukan pada batuan. Tujuannya adalah melihat
pertukaran kation dan ion dalam mineral pembentuk batuan ketika batuan direndam air,
sehingga batuan mengalami pengembangan. Hasil penimbangan 2 periode pengujian
slake-durability dihitung:
I d 2 = Berat timbangan periode kedua/berat sebelum pengujian x 100%

Tabel 9.1 Contoh Hasil Pengujian Slake-Durability


Batuan Contoh Kelas Pelapukan   I d 1 % I d 2 % Indeks Durability
Batupasir tufan MC-SD6 C-B 93,5 87,1 sangat tinggi
  MC-SD6 C-B 94,2 90,5 sangat tinggi
  MC-SD6 C-B 96,4 92 sangat tinggi
  MC-SD6 C-B 94,7 92 sangat tinggi
  MC-SD6 C-B 96,1 92,6 sangat tinggi
  MC-SD6 C-B 98,8 95,5 luar biasa tinggi
  MC-SD6 C-B 98,7 96,5 luar biasa tinggi
  MC-SD6 C-B 94,3 89,7 sangat tinggi
Batupasir DV3.2 C-D 68 49,8 rendah
  DV-DW2 C-D 75,2 65,8 menengah
  DV-DW1 C-D 77,7 69 menengah
  DV3.1 C-D 83 70,2 menengah
  DV2.1 C-D 83,5 70,3 menengah
  DV-DW4 C-D 87,1 72,2 tinggi
  DV-SD5 C-D 84,5 78 tinggi
  DV-DW3 C-D 89,6 81,8 sangat tinggi

9.4 KUAT TARIK


Dilakukan pada contoh batuan berbentuk silinder, yaitu kedua ujung contoh batuan
ditarik berlawanan arah. Batuan sangat lemah terhadap tegangan tarik, sehingga contoh
batuan akan segera patah sebelum tegangan tarik maksimum tercapai. Pengujian kuat
tarik tidak langsung (pengujian Brazil) mengikuti standar metode yang diberikan oleh
ISRM, perhitungan :
P
T s = 0.636
Dt
T s= kuat tarik (Mpa)

P = beban (N)
D = diameter (mm)
t = ketebalan/panjang contoh (mm)

9.5 KUAT TEKAN TITIK


Dilakukan pada contoh batuan yang mempunyai bentuk tidak beraturan, atau bukan
silinder. Ukuran contoh batuan adalah 5-10 cm. Standar pengujian diberikan oleh ISRM
menggunakan pompa hidrolik secara manual, atau menggunakan mesin otomatis Instron.
Perhitungan kuat tekan titik adalah menggunakan persamaan.
I S (50) =¿ P / De 2

De 2 = D2 untuk sampel bentuk silinder

= 4 A/π untuk sampel bentuk blok


A = WD = luas permukaan minimum

9.6 ALAT UJI KUAT TEKAN


Meliputi deformabilitas, kuat tekan satu sumbu dan kuat tekan tiga sumbu. Peralatan
yang digunakan adalah mesin tekan dan Hoek Cell atau triaxial cell.

Anda mungkin juga menyukai