Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA FARMAKOTERAPI IV

Kasus 1 Subyektif :

Seorang pasien perempuan, datang ke dokter Pasien perempuan berusia 28 tahun


untuk konsultasi hasil laboratorium. Pasien
Obyektif :
berusia 28 thn, sudah 4x mengalami keguguran
ketika hamil. Saat ini pasien sedang hamil - Titer IgG : 600 IU/ml
trimester pertama, namun dari hasil pemeriksaan
lab toksoplasma, ditemukan titer IgG mencapai - IgM : 700 IU/ml
600 IU/ml dan IgM 700 IU/ml. Hasil PH (Patient history):
pemeriksaan terhadap janin menunjukkan belum
ada tanda-tanda fetus terkena infeksi. -
DH (drugs history):

-
FH (Family History):

a. Definisi:
Toksoplasmosis atau infeksi toksoplasma adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit protozoa
(organisme bersel satu) Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini seringkali terdapat pada kotoran kucing atau
daging yang belum matang. Toksoplasmosis biasanya tanpa gejala pada wanita hamil, tetapi dapat menimbulkan
dampak yang parah pada janin. Infeksi ditransmisikan ke janin pada sekitar 40 % kasus. Risiko penularan
meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan. Infeksi kongenital dengan toksoplasmosis dapat
menyebabkan gejala sisa yang serius, seperti kebutaan, keterbelakangan mental, defisit neurologik, dan tuli.
Pencegahan morbiditas dari toksoplasmosis tergantung pada pencegahan infeksi pada wanita hamil, serta
pengenalan dini dan pengobatan agresif infeksi pada ibu.

b. Patofisiologi (+siklus penyebaran)

T. gondii dapat masuk ke tubuh manusia dalam bentuk ookista yang berasal dari feses kucing maupun dalam bentuk
kista yang terdapat pada danging hewan yang telah terinfeksi oleh toxoplasma. Apabila tertelan oleh manusia atau
inang perantara lainnya ookista yang terbawa bersama makanan atau minuman yang telah terkontaminasi, akan
berubah bentuk menjadi takizoit di dalam tubuh manusia. Ookista juga dapat tertelan oleh inang definitif dan akan
berkembang biak kembali secara seksual maupun aseksual dengan membentuk takizoit (Dubey, 2008; Pohan, 2009).
Takizoit akan bereplikasi dengan cepat dan menyebar ke sirkulasi. Takizoit umumnya ditemukan di tubuh manusia
pada saat infeksi akut (Pohan, 2009).
Penularan T. gondii ke tubuh manusia dalam bentuk ookista umumnya didapat saat mengkonsumsi makanan, termasuk
sayuran dan buah-buahan, atau air minum yang telah terkontaminasi oleh ookista yang berada di lingkungan ataupun
yang terbawa oleh kucing itu sendiri. Penularan dalam bentuk bradizoit terjadi ketika individu mengkonsumsi daging
hewan yang telah terinfeksi oleh T. gondii dan tidak dimasak secara matang. T. gondii juga dapat menular melalui
transplantasi organ, pendonoran darah, atau kongenital (Elmore dkk., 2010; Lilly dkk., 2013).
Pada wanita hamil yang terinfeksi toxoplasmosis, T. gondii dalam bentuk takizoit akan menyebar ke fetus yang
dikandungngya melalui jaringan plasenta. Keparahan dari infeksi tersebut tergantung virulensi dari parasit dan respon
imun dari wanita yang sedang hamil (Bresciani dkk., 2013).

c. Etiologi & Faktor Resiko


- Etiologi
a. Melalui makanan
Parasit Toksoplasma dalam bentuk kista dapat menginfeksi manusia melalui makanan. Hal ini dapat terjadi
antara lain melalui konsumsi daging yang kurang matang dan terkontaminasi parasit (terutama babi, rusa, dan
kambing).
b. Infeksi hewan-manusia
Infeksi melalui hewan dapat terjadi terutama melalui kucing. Kucing dapat terinfeksi Toksoplasma jika
memangsa hewan pengerat, burung, atau hewan kecil lainnya yang sudah terinfeksi.
Setelah terinfeksi, kucing dapat mengeluarkan parasit ini dalam bentuk oosit selama tiga minggu. Feses kucing
yang mengandung oosit Toksoplasma ini dapat mengkontaminasi litter-box atau tanah dan lingkungan (jika
kucing tersebut dibiarkan berkeliaran di luar rumah).
c. Infeksi ibu dan anak
Saat seseorang baru terinfeksi Toksoplasma selama kehamilan, infeksi ini dapat ditularkan pada janin dalam
kandungan (infeksi kongenital). Ibu hamil yang terinfeksi bisa tidak menunjukkan gejala. Namun masalah
serius dapat terjadi pada janin (terutama pada mata dan sistem saraf pusat).
 
- Faktor Risiko
a. Khususnya untuk wanita hamil atau yang berencana untuk hamil, perlu mengenali berbagai faktor risiko
infeksi toksoplasma di bawah ini.
b. Mengonsumsi makanan mentah atau yang terkontaminasi, terutama babi, kambing, dan kerang-kerangan.
c. Minum air yang terkontaminasi tokosoplasma.
d. Menggunakan alat makan yang terkontaminasi.
e. Memelihara kucing yang terinfeksi toksoplasma. Penularan dapat terjadi akibat menghirup atau menelan kista
toksoplasma.
f. Lahir dari ibu yang terinfeksi toksoplasma ketika hamil atau beberapa bulan sebelum hamil.
g. Mendapatkan donor organ atau transfusi darah yang terinfeksi toksoplasma.

d. Tanda dan Gejala


- demam
- sakit kepala
- nyeri otot dan pegal
- pembengkakan kelenjar getah bening
- kelelahan

e. Data lab yang dibutuhkan


- Anti-Toxoplasma IgG dan IgM
- Aviditas Anti-Toxoplasma IgG

f. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi (lengkap : nama generik, nama paten pilihan, dosis, rute, aturan pakai, lama penggunaan, efek
samping)

Terapi Farmakologi

[ CITATION Paten Dosis Rute Aturan pakai Lama Efek samping


Ern12 \l 1033 penggunaan
]Generik
Spiramisin Spiramycin 3 Oral 3 gram/hari (6- Hingga Mual, muntah, nyeri
gram/hari 9 juta UI/hari, persalinan perut, diare dan
dalam 2-3 kesemutan.
dosis terbagi)
atau 1 gram
setiap 8 jam.

Precaution/peringatan sebelum mengkonsumsi spiramisin:


- Beritahu bila memiliki pernah atau sedang mengalami gangguan hati, aritmia, long QT interval (gangguan
pada ritme jantung)

g. Pembahasan Kasus
Menurut kasus tersebut, pasien didiagnosa terinfeksi toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan seseorang terserang toxoplasma, salah satunya yaitu tengah hamil. Pada kasus saat
dilakukan pemeriksaan lab toksoplasma, ditemukan titer IgG mencapai 600 IU/ml dan IgM 700 IU/ml.
Kemudian dari hasil pemeriksaan terhadap janin menunjukkan belum ada tanda-tanda fetus terinfeksi. Sehingga
terapi yang dapat diberikan pada kasus ini apabila fetus belum terinfeksi yaitu diberikan Spiramisin 3gram/hari
dengan lama penggunaan hingga persalinan. Namun jika diketahui sudah terdapat tanda-tanda fetus terkena infeksi
maka saran terapi yang dapat diberikan yaitu Spiramisin dan kombinasi pirimetamin, sulfadiazine dan folinic acid
untuk ibu hamil yang mengalami infeksi T. gondii akut pada akhir trimester kedua (>18 minggu) atau pada
trimester ketiga.

h. KIE
- Pemberian spiramisin selama kehamilan dapat menyebabkan penurunan frekuensi transmisi vertikal. Spiramisin
diberikan pada wanita yang diduga mengalami infeksi toksoplasma akut pada trimester pertama atau awal
trimester kedua, dan akan diberikan hingga persalinan.
- Edukasi kesehatan untuk menjaga higienitas adalah salah satu cara yang dilakukan untuk pencegahan primer
infeksi toksoplasma.
- Skrining prenatal berupa pemeriksaan serologi pada ibu hamil untuk mengurangi risiko terjadinya transmisi
vertikal kepada janin.
- Skrining postnatal dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi infeksi sehingga dapat dilakukan inisiasi terapi
dini.
i. Pencegahan untuk ibu hamil lain agar tidak terkena toksoplasmosis
- Hal‐hal yang paling penting dalam pencegahan toksoplasmosis ialah higiene, mencuci tangan setelah menyentuh
daging mentah dan menghindari feses kucing.  
- Hindari makanan yang terkontaminasi dan masak daging dengan tepat.
- Pencegahan sekunder terdiri dari diagnosis awal pada ibu, fetus dan bayi baru lahir dan menghindari tindakan yang
dapat menyebabkan transmisi parasit secara transplasental, melalui intervensi terapi pada ibu hamil dan anak ‐anak
yang memperlihatkan infeksi akut.
- Memeriksakan kandungan secara teratur
- Mengkonsumsi makanan yang matang

j. Terapi yang diberikan jika diketahui sudah terdapat tanda-tanda fetus terkena infeksi
Spiramisin (diberikan untuk usia kandungan 1-17 munggu/trisemester pertama), dan kombinasi pirimetamin (dosis
dewasa 25-100 mg/hari x 3-4 minggu), sulfadiazine (dosis dewasa 1-1,5 g qid x 3-4 minggu) dan folinic acid
(leucovorin 10-25 mg untuk setiap pemberian pirimetamin, untuk menghindari supresi sumsum tulang) untuk ibu
hamil yang mengalami infeksi T. gondii akut pada akhir trimester kedua (>18 minggu) atau pada trimester ketiga.

Monitoring Obat

Obat Monitoring Efek Terapi Monitoring Efek Samping


1 Spiramisin Monitoring kerja fungsi hati Mual, muntah, nyeri perut, diare

dan kesemutan.
2
3
4
5
Terapi Non Farmakologi :

- Hidari konsumsi daging yang kurang matang (masak semua daging sampai tidak kelihatan merah muda dan
tidak berair)
- Selalu gunakan sarung tangan selama, dan mencuci seluruh tangan setelah, memegang daging mentah
- Cucilah semua perkakas yang menyentuh daging yang kurang matanf dengan seksama
- Cucilah semua buah/sayuran yang tidak dimasak dengan seksama
- Gunakan sarung tanga saat berkebun atau bekerja dengan tanah. Cucilah tanga segera setelah menyentuh tanah
- Jika memungkinkan, jaga kucing agar tetep di dalam selama kehamilan dan jangan memberi makan kucing
dengan daging yang tidak dimasak atau mentah
- Gunakan sarung tangan saat, dan cucilah tangan segera setelah, mengganti alas kotoran kucing
Hal yang perlu dikonseling

- Konsumsi spiramisin di waktu yang sama setiap harinya untuk memperoleh hasil yang optimal. Jika lupa
mengonsumsi obat ini, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya
belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Pengonsumsian spiramisin dapat dilakukan dengan atau tanpa makanan.
NAMA KELOMPOK 7 :

1. MARLIANA LUTFIYANTI (1800023245)

2. ALIFIA DIYAH K. (1800023246)

3. SISKA MAHARANI (1800023247)

4. MAULIDYA TRISNA D. (1800023249)

5. ALYA IMARA AJI (1800023250)

6. MUTHIA AQILLA G. P. (1800023251)

7. NABILLA SYIFA (1800023252)


Daftar pustaka

Suparman, E. 2012. Toksoplasmosis Dalam Kehamilan. Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 1, Hal. 13-19. Url:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/744/12181 (diakses pada tanggal 19 Maret
2021)

Hamdan Bin, A. Toxoplasmosis Dalam Kehamilan. ISM, Vol.2 NO.1, Januari-April, Hal. 13-18. Url:
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/77/78 (diakses pada tanggal 19 Maret 2021)

Chahaya I. uk standards for microbiology investigations: investigation of toxoplasma infection in pregnancy. UK


Protocols. 2012; 2(2):1-15.

Website : www.mims.com

Artikel: https://emedicine.medscape.com/article/229969-medication#1

Anda mungkin juga menyukai