Kasus 1 Subyektif :
-
FH (Family History):
a. Definisi:
Toksoplasmosis atau infeksi toksoplasma adalah infeksi pada manusia yang ditimbulkan oleh parasit protozoa
(organisme bersel satu) Toxoplasma gondii (T. gondii). Parasit ini seringkali terdapat pada kotoran kucing atau
daging yang belum matang. Toksoplasmosis biasanya tanpa gejala pada wanita hamil, tetapi dapat menimbulkan
dampak yang parah pada janin. Infeksi ditransmisikan ke janin pada sekitar 40 % kasus. Risiko penularan
meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan. Infeksi kongenital dengan toksoplasmosis dapat
menyebabkan gejala sisa yang serius, seperti kebutaan, keterbelakangan mental, defisit neurologik, dan tuli.
Pencegahan morbiditas dari toksoplasmosis tergantung pada pencegahan infeksi pada wanita hamil, serta
pengenalan dini dan pengobatan agresif infeksi pada ibu.
T. gondii dapat masuk ke tubuh manusia dalam bentuk ookista yang berasal dari feses kucing maupun dalam bentuk
kista yang terdapat pada danging hewan yang telah terinfeksi oleh toxoplasma. Apabila tertelan oleh manusia atau
inang perantara lainnya ookista yang terbawa bersama makanan atau minuman yang telah terkontaminasi, akan
berubah bentuk menjadi takizoit di dalam tubuh manusia. Ookista juga dapat tertelan oleh inang definitif dan akan
berkembang biak kembali secara seksual maupun aseksual dengan membentuk takizoit (Dubey, 2008; Pohan, 2009).
Takizoit akan bereplikasi dengan cepat dan menyebar ke sirkulasi. Takizoit umumnya ditemukan di tubuh manusia
pada saat infeksi akut (Pohan, 2009).
Penularan T. gondii ke tubuh manusia dalam bentuk ookista umumnya didapat saat mengkonsumsi makanan, termasuk
sayuran dan buah-buahan, atau air minum yang telah terkontaminasi oleh ookista yang berada di lingkungan ataupun
yang terbawa oleh kucing itu sendiri. Penularan dalam bentuk bradizoit terjadi ketika individu mengkonsumsi daging
hewan yang telah terinfeksi oleh T. gondii dan tidak dimasak secara matang. T. gondii juga dapat menular melalui
transplantasi organ, pendonoran darah, atau kongenital (Elmore dkk., 2010; Lilly dkk., 2013).
Pada wanita hamil yang terinfeksi toxoplasmosis, T. gondii dalam bentuk takizoit akan menyebar ke fetus yang
dikandungngya melalui jaringan plasenta. Keparahan dari infeksi tersebut tergantung virulensi dari parasit dan respon
imun dari wanita yang sedang hamil (Bresciani dkk., 2013).
f. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi (lengkap : nama generik, nama paten pilihan, dosis, rute, aturan pakai, lama penggunaan, efek
samping)
Terapi Farmakologi
g. Pembahasan Kasus
Menurut kasus tersebut, pasien didiagnosa terinfeksi toksoplasmosis. Toksoplasmosis adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Terdapat beberapa faktor yang dapat
meningkatkan seseorang terserang toxoplasma, salah satunya yaitu tengah hamil. Pada kasus saat
dilakukan pemeriksaan lab toksoplasma, ditemukan titer IgG mencapai 600 IU/ml dan IgM 700 IU/ml.
Kemudian dari hasil pemeriksaan terhadap janin menunjukkan belum ada tanda-tanda fetus terinfeksi. Sehingga
terapi yang dapat diberikan pada kasus ini apabila fetus belum terinfeksi yaitu diberikan Spiramisin 3gram/hari
dengan lama penggunaan hingga persalinan. Namun jika diketahui sudah terdapat tanda-tanda fetus terkena infeksi
maka saran terapi yang dapat diberikan yaitu Spiramisin dan kombinasi pirimetamin, sulfadiazine dan folinic acid
untuk ibu hamil yang mengalami infeksi T. gondii akut pada akhir trimester kedua (>18 minggu) atau pada
trimester ketiga.
h. KIE
- Pemberian spiramisin selama kehamilan dapat menyebabkan penurunan frekuensi transmisi vertikal. Spiramisin
diberikan pada wanita yang diduga mengalami infeksi toksoplasma akut pada trimester pertama atau awal
trimester kedua, dan akan diberikan hingga persalinan.
- Edukasi kesehatan untuk menjaga higienitas adalah salah satu cara yang dilakukan untuk pencegahan primer
infeksi toksoplasma.
- Skrining prenatal berupa pemeriksaan serologi pada ibu hamil untuk mengurangi risiko terjadinya transmisi
vertikal kepada janin.
- Skrining postnatal dilakukan pada bayi baru lahir untuk mendeteksi infeksi sehingga dapat dilakukan inisiasi terapi
dini.
i. Pencegahan untuk ibu hamil lain agar tidak terkena toksoplasmosis
- Hal‐hal yang paling penting dalam pencegahan toksoplasmosis ialah higiene, mencuci tangan setelah menyentuh
daging mentah dan menghindari feses kucing.
- Hindari makanan yang terkontaminasi dan masak daging dengan tepat.
- Pencegahan sekunder terdiri dari diagnosis awal pada ibu, fetus dan bayi baru lahir dan menghindari tindakan yang
dapat menyebabkan transmisi parasit secara transplasental, melalui intervensi terapi pada ibu hamil dan anak ‐anak
yang memperlihatkan infeksi akut.
- Memeriksakan kandungan secara teratur
- Mengkonsumsi makanan yang matang
j. Terapi yang diberikan jika diketahui sudah terdapat tanda-tanda fetus terkena infeksi
Spiramisin (diberikan untuk usia kandungan 1-17 munggu/trisemester pertama), dan kombinasi pirimetamin (dosis
dewasa 25-100 mg/hari x 3-4 minggu), sulfadiazine (dosis dewasa 1-1,5 g qid x 3-4 minggu) dan folinic acid
(leucovorin 10-25 mg untuk setiap pemberian pirimetamin, untuk menghindari supresi sumsum tulang) untuk ibu
hamil yang mengalami infeksi T. gondii akut pada akhir trimester kedua (>18 minggu) atau pada trimester ketiga.
Monitoring Obat
dan kesemutan.
2
3
4
5
Terapi Non Farmakologi :
- Hidari konsumsi daging yang kurang matang (masak semua daging sampai tidak kelihatan merah muda dan
tidak berair)
- Selalu gunakan sarung tangan selama, dan mencuci seluruh tangan setelah, memegang daging mentah
- Cucilah semua perkakas yang menyentuh daging yang kurang matanf dengan seksama
- Cucilah semua buah/sayuran yang tidak dimasak dengan seksama
- Gunakan sarung tanga saat berkebun atau bekerja dengan tanah. Cucilah tanga segera setelah menyentuh tanah
- Jika memungkinkan, jaga kucing agar tetep di dalam selama kehamilan dan jangan memberi makan kucing
dengan daging yang tidak dimasak atau mentah
- Gunakan sarung tangan saat, dan cucilah tangan segera setelah, mengganti alas kotoran kucing
Hal yang perlu dikonseling
- Konsumsi spiramisin di waktu yang sama setiap harinya untuk memperoleh hasil yang optimal. Jika lupa
mengonsumsi obat ini, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya
belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Pengonsumsian spiramisin dapat dilakukan dengan atau tanpa makanan.
NAMA KELOMPOK 7 :
Suparman, E. 2012. Toksoplasmosis Dalam Kehamilan. Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 1, Hal. 13-19. Url:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/download/744/12181 (diakses pada tanggal 19 Maret
2021)
Hamdan Bin, A. Toxoplasmosis Dalam Kehamilan. ISM, Vol.2 NO.1, Januari-April, Hal. 13-18. Url:
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/77/78 (diakses pada tanggal 19 Maret 2021)
Website : www.mims.com
Artikel: https://emedicine.medscape.com/article/229969-medication#1