170200357
Pendahuluan
Namun, terjadi beberapa pergeseran dalam praktik kerja yang terjadi antara
buruh dan pengusaha. Pemerintah mengubah sejumlah ketentuan terkait pengupahan
dalam Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) yang telah disahkan
oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 5 September 2020. Pergeseran yang
diakibatkan oleh UU Cipta Kerja meliputi banyak hal lainnya seperti pengaturan
tentang PKWT, alih daya (outsourcing), lembur, cuti, tenaga kerja asing, PHK, dan
beberapa cakupan lainnya.
Isi
Dalam Pasal 88C pemerintah menyatakan jika syarat UMK tersebut meliputi
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan. UMK
dengan syarat itu harus lebih tinggi dari upah minimum provinsi. Selain pasal
tambahan 88C, pemerintah juga menyelipkan Pasal tambahan yaitu 88A. Pasal baru
itu mengatur terkait upah yang ditetapkan berdasarkan satuan waktu dan satuan hasil.
Ketentuan lebih lanjut mengenai upah berdasarkan satuan waktu dan satuan hasil
akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP). Selanjutnya, pemerintah juga
menambahkan Pasal baru, yakni Pasal 90A dan Pasal 90B yang sebelumnya belum
ada di UU Ketenagakerjaan. Tambahan dua pasal baru itu tercantum dalam Pasal 81
poin 28 UU Ciptaker.
Penutup
1. Kesimpulan
UU Ciptaker terdiri atas 15 bab, 186 pasal, dan 812 halaman. Umumnya,
sebuah UU hanya memiliki 55-60 halaman. Diantara begitu banyak pasal dan
berbagai ketentuan yang tertuang kedalam UU yang telah disusun dan disahkan
oleh pemerintah, pastilah ada isi pasal yang menimbulkan kontroversi dalam
masyarakat. Mungkin, beberapa pasal terkesan menguntungkan satu pihak, namun
bisa saja pasal-pasal tadi menimbulkan efek positif dalam jangka panjang.
3. Daftar Pustaka