Anda di halaman 1dari 1

POINT – POINT PERUBAHAN YANG DIATUR DALAM

PERPU NO 2 TAHUN 2022 KLASTER KETANAGAKERJAAN


DISANDINGKAN DENGAN
UU CIPTA KERJA KLASTER KETENAGAKERJAAN
By : Mochamad Zainuddin

1. Asumsi pertama rekan- rekan HR sudah paham tentang perubahan mendasar antara UU No.
13 Tahun 2003 dengan UU Cipta kerja Klaster Ketenagakerjaan, Sehingga tidak perlu
membahas ulang kembali secara terperinci perubahan apa saja yang ada dalam UU Cipta Kerja
Klaster Ketenagakerjaan versus UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Point- Point Perubahan mendasar PERPU No. 2 Tahun 2022 Klaster ketenagakerjaan
dibandingkan dengan UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan
adalah sebagai berikut :
2.1. Pasal 64 PERPU : Penyerahan Sebagian Pekerjaan (outsorcing) yang sebelumnya terbuka
lebar untuk seluruh pekerjaan yang diatur pada UU Cipta Kerja, sekarang dikembalikan
lagi kepada aturan lama UU 13 tahun 2003 yakni hanya jabatan tertentu saja yang boleh
di outsourcingkan. Namun, masih belum jelas apakah pekerjaan tertentu tersebut akan
sama dengan ketentuan Permenaker No. 19 tahun 2012 jo. Permenaker No. 11 Tahun
2019 yang hanya membatasi jenis pekerjaan pada cleaning service, catering, security,
penyedia jasa penunjang pada pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan
angkutan pekerja atau tetap akan mengatur lain. Kita tunggU PP turunannya….
2.2. Pasal 88 C PERPU : Gubernur dapat menetapkan UMK dalam hal hasil perhitungan UMK
lebih tinggi dari UMP. Pada UU Cipta Kerja sebelumnya hanya menjelaskan bahwa
Gubernur dapat menetapkan UMK dengan syarat – syarat tertentu. Terkecuali pada
kabupaten / kota yang sebelumnya belum memiliki UMK maka penetapan UMK haru
dilakukan dengan syarat-syarat tertentu vide Pasal 88C ayat (6).
2.3. Pasal 88 D PERPU : Pertimbangan Formula penghitungan Upah minimum menjadi 3
variabel yakni pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan indeks tertentu. Sebelumnya variable
penetapan Upah minimum hanya berdasarkan 2 indikator yakni pertumbuhan ekonomi
dan inflasi.
Selain hal di atas, Pemerintah juga dapat menetapkan upah minimum berbeda dengan ke
3 variabel di atas manakala ada keadaan tertentu (diatur dalam Pasal 88 F : pasal baru
dalam PERPU yang sebelumnya tidak ada dalam UU Ciptaker Klaster Ketenagakerjaan)

3. Selain point – point mendasar di atas yang secara langsung akan berdampak pada perubahan
arah kebijakan ketenagakerjaan. Ada perubahan yang terjadi dalam PERPU namun tidak
begitu berdampak pada kebijakan ketenagakerjaan, karena sifatnya hanya menjelaskan atas
makna atau perubahan diksi yang lebih humanis. Seperti diatur sebagai berikut :
3.1. Pasal 67 PERPU : Perubahan istilah cacat (dalam hal pengusaha mempekerjakan pekerja
cacat) diganti dengan istilah yang lebih humanis yakni Disabilitas. Tidak merubah
substansi dari UU No. 13 Tahun 2003 / UU Cipta Kerja klaster Ketenagakerjaan.
3.2. Perubahan redaksi Tenaga Kerja Indonesia menjadi Tenaga Kerja Warga Negara Indonesia
dalam konteks Pelaksanaan dan Pelatihan Kerja oleh TKA (Pasal 45 PERPU)
3.3. Perubahan Pasal 84 terkait kewajiban pengusaha untuk tetap membayar upah secara
penuh bagi tenaga kerja yang menggunakan hak waktu istirahatnya (tidak merubah secara
substansi hanya penyesuaian tata letak pasal dan ayatnya saja)

Anda mungkin juga menyukai