Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL AKHIR PELAKSANAAN MAGANG KLINIS

PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELITUS TYPE 2


DI RSU HAJI MEDAN

DISUSUN OLEH :

NUR MEI SARI

5171240008

PROGRAM STUDI S1 GIZI

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN MAGANG
Laporan Hasil Pengamatan Magang klinis ini dipandang telah memenuhi syarat dan
disahkan pada tanggal 24 dan 25 februari 2021

Pembimbing Lapangan

Ir. Hj. Elida Hanum Lubis

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M. Si ErniRukmana, S.Gz., M.Si


NIP. 196610011993032002 NIP. 199108022019032020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunianya saya dapat menyelesaikan laporan kasus individual ini dengan baik
dan tepat waktu. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah magang III Gizi Klinis.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Kedua orang tua yang sudah mendoakan dan mendukung serta memberikan
semangat sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir magang klinis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga (PKK)
4. Ibu Dra. Esi Emilia, M.Si selaku ketua program studi gizi Universitas Negeri
Medan.
5. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si dan Ibu Erni Rukmana S.Gz., M.Si
selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah membantu penulis selama
penyusunan proposal Magang Klinis.
6. Ibu Ir. Hj. Elida Hanum Lubis selaku kepala instalasi gizi di Rumah Sakit
Haji Medan serta pegawai dan staff yang telah memberikan izin dan bantuan
dalam pelaksaan magang klinis.
Akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dengan ikhlas dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi siapapun.

Medan, Mei 2021


Penulis

ii
iii

Nur Mei Sari


Nim 5171240008
DAFTAR ISI

iii
iv

DAFTAR TABEL

iv
GAMBARAN KASUS

Ny. R berusia 44 tahun yang bertempat tinggal di jalan bersama, gang.


Tinjoan Medan, masuk rumah sakit pada tanggal 22 februari 2021. Ny. R didiagnosis
medis terkena penyakit diabetes mellitus, hasil perhitungan antropometri Ny. R
adalah tinggi badan 153 cm dan berat badan 65 kg. pasien mengalami nyeri uluh hati,
lemas selama 1 minggu, tidak selera makan, dan mual muntah sudah 2 minggu. Hasil
laboratorium sebagai berikut:

Table 1. Hasil Laboratorium Pada Tanggal 22 Februari 2021


Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Keterangan
Urin/Darah
GDS 376,9 g/dl 70-140 g/dl Tinggi
Alpha HBDH 241,3 u/L <182 u/L Tinggi
Troponin 1 1,20ug/L <0,01 ug/L Tinggi
CKMB Massa 7,19 mg/L < 5,1 mg/L Tinggi
Urin:
Glukosa 548 mg/dl <200 Tinggi
Keton 54 mg/dl <50 Tinggi
Protein 3,1 mg/dl P: 0,7 – 1,2 W: Tinggi
0,6 – 1,0 Tinggi

Riwayat pasien sebelum sakit:


 Ny. R memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari dengan jam makan yang teratur
 Makanan pokok utama yang sering dikonsumsi adalah nasi sebanyak 1-1 ½
centong nasi atau seitar 100 – 150 g/porsi. Makanan pokok lainnya seperti mie
dikonsumsi 1-2 kali/minggu sebanyak 4 sendok makan.
 Lauk hewani yang sering di konsumsi yaitu ayam, ikan. Telur, daging sapi,
sebesar 50 g dengan frekuensi 1 – 2 kali seminggu dengan ukuran 1 potong.
 Pengolahan makanan sering digoreng dan direbus

1
2

 Lauk nabati yang sering di konsumsi yaitu tahu dan tempe dengan frekuensi
konsumsi 2-3 kali sehari dengan ukuran 1 potong (50 g).
 Ny. R sangat jarang mengkonsumsi sayuran
 Ny. R sangat kurang mengkonsumsi buah buahan
 Ny. R sangat suka mengkonsumsi gorengan
Lainnya :
 Pendidikan terakhir pasien adalah SD
 Pekerjaan sehari – hari pasien mengurus rumah tangga
 Pasien tidak pernah melakukan olahraga (FH. 7.3.3)
 Pasien tidak pernah mendapatkan edukasi gizi

2
3

BAB I
PENGKAJIAN GIZI

A. Skrining Gizi
Skrining gizi dilakukan pada tanggal 24 februari 2021 dengan menggunakan
formulir nutrition risk screening (NRS) 2004. Skor yang didapat dari hasil formulir
NRS yaitu 0, sehingga disimpulkan bahwa pasien tidak beresiko mengalami gizi
kurang (terlampir).

B. Antropometri
Pengukuran antropometri dilakukan pada tanggal 22 februari 2021

 Umur : 44 tahun (CH-1.1.1)


 Berat Badan : 65 kg (AD-1.1.2)
 Tinggi Badan : 153 cm (AD-1.1.1)
 BBI : 45,05 kg (CS-5.1.2)
 IMT : 28,0 kg (obesitas) (AD-1.1.5)
Keterangan :
 <17 : Kurang Tingkat Berat
 17 – 18,4 : Kurus Tingkat Ringan
 18,5 – 25 : Normal
 25,1 – 27 : Gemuk Tingkat Ringan
 >27 : Gemuk Tingkat Berat
(Pedoman Praktis Terapi Gizi Medis Departemen Kesehatan RI 2003)
Kesimpulan : status gizi pasien menunjukkan pasien tergolong sebagai obesitas
berdasarkan IMT Indonesia dengan range >27.

3
4

C. Biokimia
Pengkajian data biokimia pada tanggal 22 Februari 2021
Tabel 1.1 Pengkajian Data Biokimia
Pemeriksaan Hasil Rentang Normal Keterangan
Urin/Darah
GDS 376,9 g/dl 70-140 g/dl Tinggi
Alpha HBDH 241,3 u/L <182u/L Tinggi
Troponin 1 1,20 ug/L <0,01 ug/L Tinggi
CKMB Massa 7,19 mg/L <5,1 mg/L Tinggi
Urin :
Glukosa 548 mg/dl <200 Tinggi
Keton 54 mg/dl <50 Tinggi
Protein 3,1 mg/dl P: 0,7 - 1,2 W: Tinggi
0,6 – 1,0
Sumber : Data rekam medik, 2021
Kesimpulan : Dari hasil data biokimia diatas bahwa glukosa dan GDS pada pasien
sangat tinggi dengan hasil 376,9 g/dl dan 548 mg/dl.

D. Fisik/Klinik
Keadaan umum pasien :

a. Pengkajian data klinis pasien pada tanggal 22/02/2021


Tabel 1.2 Pengkajian Data Klinis
Nama Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Keterangan
Tekanan Darah 189/100 mmHg Tinggi
Respirasi 22x/ menit Normal
Nadi 112x/ menit Normal
Suhu 36,6°C Normal
Sumber : Data rekam medik, 2021
Kesimpulan : berdasarkan dari data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tekanan
darah pasien dari awal masuk rumah sakit sudah tinggi.

4
5

E. Riwayat Makan
1. Asupan Makan
 Asupan Sebelum Masuk Rumah Sakit
Pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit 3x sehari, dengan komposisi
makanan yaitu: makanan pokok lauk hewani/nabati, makanan pokok lainnya
yang dikonsumsi pasien seperti mie, sayuran dan buah buahan jarang
dikonsumsi.
 Asupan Setelah Masuk Rumah Sakit
Berikut hasil recall yang dilakukan pada tanggal 23 februari 2021 dan 24
februari 2021. Pada tanggal 22 pasien dibawa kerumah sakit dengan keluhan
lemas, tidak selera makan, mual muntah dan nyeri uluh hati.

Hasil recall 2x24 jam pada Ny. R :


Tanggal 23/02/2021
Sarapan : Roti dan Teh manis
Selingan Siang : Bolu pisang dan Risoles
Makan Siang : Nasi putih, + Kalio Daging + bola bola tahu + bening ayam +
Sop makaroni + wortel+ ercis
Selingan Sore : Kue Ongol – Ongol
Makan Malam : Nasi Putih + Tauco Ikan + Oseng – Oseng Kacang Panjang +
Sop wortel buncis

Tanggal 24/02/2021
Sarapan : roti dan teh manis
Selingan siang : kue putu ayu
Makan siang : nasi putih + ayam masak saos + tempe kukus bumbu kuning
+ sayur asam + sop kentang + brokoli + suir ayam
Selingan sore : kue bakpao
Makan malam : nasi putih + ikan gulai kuning + tumis sawi ijo + sop wortel
makaroni

5
6

Tabel 1.3 Data Hasil Recall Pasien Pada Tanggal 23 – 24 Februari


Zat Gizi Hasil Recall Kebutuhan Tingkat Kategori
Normal Asupan
Energy (kcal) 770.7 kcal 1621 kcal 47 % Dibawah kebutuhan
(FH 1.1.1.1)
Protein (g) 28.6 g 69.4 g 41% Dibawah kebutuhan
(FH 1.5.2.1)
Lemak (g) 23.5 g 46 g 51%
Karbohidrat(g) 113.3 g 234 g 48% Dibawah kebutuhan
(FH 1.5.3.1)
Sumber : Data preimer teroleh, 2021
Kesimpulan : berdasarkan direktorat jendral bina kesehatan masyarakat 2004 untuk
kebutuhan zat gizi <80% dikategorikan gizi kurang, 80-100% gizi cukup, dan >110%
gizi lebih, dari hasil recall pasien diatas tingkat asupan energy, protein, lemak, dan
karbohidrat pasien masih kurang.

2. Pengetahuan dan Perilaku Gizi


Pengetahuan gizi Ny. R mengakui tidak pernah mendapatkan edukasi gizi dari
dokter maupun ahli gizi serta lingkungan pertemanan dan lingkungan keluarga.
Pasien hanya mengetahui makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi serta
karbohidrat apa saja yang dapat dikonsumsi selain nasi putih. Pasien sangat sering
mengonsumsi makanan yang bergoreng serta makan pasien tidak teratur.
Perilaku terkait gizi kurangnya kesadaran Ny. R terhadap konsumsi makanan
yang beragam dapat dilihat dari hasil recall konsumsi makanan pasien pun jarang
mengkonsumsi buah dan sayur. Kebiasaan pasien mengkonsumsi gorengan yang
dimana pasien tidak mengetahui dan acuh terhadap kualitas makanan yang digoreng.
Kesimpulan : pengeahuan dan perilaku gizi pasien masih sangat kurang.
3. Aktifitas Fisik
a. Aktifitas Fisik Sebelum Masuk RS
Ny. R berkesibukan sebagai ibu rumah tangga yang menghabiskan waktunya
didalam rumah dan melakukan kegiatan yang ada didalamm rumah.

6
7

b. Aktifitas Fisik Setelah Masuk RS


Ny. R hanya berbaring di tempat tidur karena mengalami tubuh yang lemas.
Kesimpulan : Aktifitas fisik yang dilakukan Ny. R SMRS masuk kedalam
kategori ringan begitu juga saat setelah masuk rumah sakit.

4. Ketersediaan Makanan
Ny. R mampu menyediakan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan
dalam kesehariannya karena lokasi rumah Ny. R tidak jauh dari pasar dan terdapat
pasar yang mudah dijangkau dari rumah pasien untuk membeli kebutuhan pangan
dalam kesehariaanya. Akan tetapi Ny. R masih suka mengkonsumsi gorengan dan
mie.
Kesimpulan : ketersediaan makanan dilingkungan rumah pasien baik tetapi pola
makan pasien tidak teratut.

5. Kemampuan Pasien Untuk Menerima Makanan


Pasien mampu menerima makanan secara oral tanpa adanya panyangan
makanan maupun alergi makanan.
Kesimpulan : tidak adanya perubahan makan pasien naik sebelum sakit maupun
sesudah sakit.

6. Pemenuhan Kebutuhan Gizi


Pemenuhan kebutuhan zat gizi pasien tidak sesuai, seharusnya pemenuhan gizi pasien
harus dapat terpenuhi seperti kebutuhan nutrisi karena nutrisi merupakan pemasukan
dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan untuk menghasilkan energy
dan digunakan dalam aktifitas tubuh.
Kesimpulan : kebutuhan zat gizi pasien masih tidak sesuai dengan kebutuhannya.
7. Interaksi Obat dan Zat Gizi
Interaksi obat dan makanan terjadi karena apabila makanan yang dimakan
mempengaruhi bahan dalam obat yang diminum, sehingga obat yang tidak dapat
bekerca secara maksimal. Interaksi ini dapat menyebabkan efek yang berbeda – beda

7
8

seperti peningkatan atau penurunan efektivitas obat dan berbagai efek samping.
Makanan juga dapat menunda, mengurangi, dan meningkatkan penyerapan obat
(Wahyuningsih, 2013). Berdasarkan dari pengkajian data yang dilakukan pasien
diberikan obat yaitu :
 Lasix
 Nipedipin
 Candesartan
Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Zat Gizi
Obat Fungsi Interaksi dengan Zat
Gizi
Lasix obat diuretic untuk melarutkan elektrolit dan
mengurangi mineral melalui urin
Nipedipin obat anti hipertensi untuk minum bersamaan dengan
menurunkan tekanan jus jeruk atau anggur
darah dapat
menurunkan efektivitas
obat
Candesartan Menurunkan tekanan -
darah
Apidra Mengontrol kadar glukosa Efek samping :
darah Hipoglikemia (kadar gula
darah rendah) dan reaksi
anafilaksis (suatu alergi
berat yang terjadi secara
tiba – tiba dan dapat
menyebabkan kematian.

F. Riwayat Personal
Pendidikan terakhir Ny. R adalah SD yang beragama islam. Usia Ny. R 44 tahun,
Ny.R seorang ibu rumah tangga kegiatan sehari – hari hanya dirumah, Ny.R tidak
pernah melakukan olahraga dan tidak pernah mendapatkan edukasi gizi.

8
9

BAB II
DIAGNOSIS GIZI

9
10

Adapun diagnosis gizi yang terjadi pada pasien untuk kasus ini terbagi menjadi 3
domain yaitu :

A. Domain Intake
NI 5.4 = Penurunan kebutuhan zat gizi (karbohidrat sederhana) berkaitan
dengan diabetes mellitus dibuktikan dengan kadar GDS 376,9 g/dl
NI 1.2 = Kekurangan asupan energi yang disebabkan tidak pernah
mendapatkan edukasi gizi yang ditandai dengan hasil recall hanya 47% dari
kebutuhan atau sebesar 770,7 kkal.
NI 5.4 = Penurunan kebutuhan zat gizi (natrium) berkaitan dengan hipertensi
yang dibuktikan dengan tensi tinggi, yaitu 189/100 mmhg.

B. Domain Clinical
NC 3.3 = Berat badan berlebih disertai dengan tidak pernah melakukan
aktifitas fisik dan pola makan yang tidak baik ditandai dengan IMT 28 kg/m 2

C. Domain Behaviour
NB 1.4 = Kurang dapat menjaga diri disertai dengan pola makan pasien yang
salah ditandai dengan pasien masih sering mengkonsumsi gorengan dan
keripik.
NB 2.1 = Aktifitas fisik kurang disertai dengan pekerjaan pasien sebagai ibu
rumah tangga yang ditandai dengan pasien tidak pernah melakukan olahraga.

BAB III
INTERVENSI GIZI

10
11

A. Perencanaan
1. Macam Intervensi
a. Cara Penyajian Makanan
Makanan pasien disajikan secara oral kareana pasien masih sanggup
mengunyah makanan yang bertekstur lunak.
 Prinsip diet/ jenis diet : Diabetes Melitus Type 2
 Bentuk makanan : Makanan lunak
 Frekuensi makanan : 3x makanan utama, 2x makanan selingan
 Cara pemberian : Oral
b. Edukasi Gizi Mendalam
Edukasi dilakukan kepada pasien mengenai tentang 3J. Jadwal, Jenis,
dan Jumlah makanan yang harus dikonsumsi oleh pasien, serta
memberitahu pasien dan keluarga pasien agar mengatur pola makan
dan porsi makanan. Keluarga dan pasien harus mampu merubah pola
perilaku pasien dan pola makan pada pasien.
2. Tujuan Diet
 Membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan berolahraga
untuk mendapatkan control metabolik yang lebih baik
 Menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan
obat penurun gluksa oral dan aktifitas fisik.
 Memberi cukupan energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal.
 Membantu menurunkan tekanan darah menjadi normal.
 Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang oprimal (Almatsier, 2010).
3. Syarat Diet
 Energi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yaitu 1396.55 kkal
 Protein diberikan cukup, yaitu 20% dari kebutuhan energi total
 Lemak diberikan cukup, yaitu 25% dari kebutuhan energi total

11
12

 Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan 192.02 gram


 Penurunan berat badan menjadi normal
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
 Makanan diberikan dalam bentuk lunak.

4. Perhitungan Zat Gizi


Perhitungan kebutuhan gizi menurut Perkeni (2015)
BBI = (TB – 100) – (TB – 100 x 15%)
= (153 – 100) – (153 – 100 x 15%)
= (53) – (53 x 15%)
= 53 – 7.95
BBI = 45.05 kg

Perhitungan kebutuhan zat gizi menurut Perkeni (2015)


Energi Basal = 25 x BBI
= 25 x 45.05
= 1126.25

FA x E. Basal = 30% x 1126.25


= 337.87

FS x E. Basal = 10% x 1126.25


= 112.65

F.Koreksi Umur = 10% x 1126.25


= 112.65
Koreksi BB = E. Basal x 20%
= 337.87 x 20%
= 67.57

12
13

TEE = E. Basal – F. Koreksi Umur + FA + FS – Kor. BB


= 1126.25 – 112.65 + 337.87 + 112.65 – 67.57
= 1396.55 kkal

Protein = (20% x TEE) /4


= (20% x 1396.55) /4
= 69.82 gram

Lemak = (25% x TEE) /9


= (25% x 1396.55) /9
= 38.79 gram

KH = (55% x TEE) /4
= (55% x 1396.55) /4
= 192.02 gram

B. Implementasi
1. Terapi Edukasi
Tabel 3.1 Edukasi Gizi
Pelaksanaan Edukasi Gizi
Hari/Tanggal Kamis/ 25 Februari 2021
Jam 14.00 WIB
Tempat Ruangan Al-Ikhlas Lantai II B9
Topik Penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus Type
II
Tujuan Agar pasien mendapatkan hasil tekanan darah normal
serta pasien mampu menerapkan pola makan yang
sehat dan hidup baik dan mengetahui tentang menu
seimbang untuk penyakit diabetes mellitus dan
pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui
makanan yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh

13
14

Pelaksanaan Edukasi Gizi


dikonsumsi.
Sasaran Pasien dan keluarga pasien
Waktu ±30 menit
Materi 1. Edukasi menu makanan yang diperolehkan
dikonsumsi dan tidak boleh diperbolehkan
2. Pengetahuan tentang pentingnya
melaksanakan aktifitas fisik
3. Cara pemberian makan dan perawatan untuk
pasien diabetes mellitus tipe 2
4. Pentingnya mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan seimbang
Metode Konseling Tanya jawab
Media Leaflet
Evaluasi Menanyakan kembali materi yang sudah diberikan
selama konseling dan melakukan pengkajian gizi
kembali untuk mengetahui hasil yang telah dicapai
oleh pasien.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI GIZI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan Terkait Gizi


Tabel 4.1 dampak perilaku dan lingungan terkait gizi
Indikator Waktu Metode Target Hasil

14
15

pencapaian
FH 3.1 tingkat 22 Februari Dengan Pengetahuan Pasien
pengetahuan 2021 melakukan pasien dan memahami
mengenai wawancara keluarga dan mampu
makanan dan dan Tanya pasien menjawab
gizi jawab meningkat beberapa
mengenai pertanyaan
materi yang yang
sudah ditanyakan
diberikan kembali pada
pasien.

B. Dampak Asupan Makanan dan Zat Gizi


Tabel 4.2 dampak asupan makanan dan zat gizi
Indikator Waktu Metode Target pencapaian Hasil

Asupan 22 februari Recall 24 Asupan makanan Asupan


energi asupan 2021 jam yang dikonsumsi makanan
lemak asupan pasien masih pasien masih
protein kurang dari total kurang dari
asupan kebutuhan yang hasil recall
karbohidrat seharusnya yang
dilakukan
C. Dampak Terhadap Tanda dan Gejala Terkait Gizi
Tabel 4.3 dampak terhadap tanda dan gejala terkait gizi
Parameter Waktu Metode Target Hasil
Pencapaian
Pusing 24 februari Wawancara Gejala terkait Gejala yang
Nyeri uluh 2021 gizi sudah dialami pasien
hati mulai sudah

15
16

Lemas berkurang berkurang


Tidak selera
makan
Mual muntah

BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisis Skrining dan Antropometri


Berdasarkan hasil skrining yang dilakukan dari hasil pengukuran berat badan,
tinggi badan, perubahan komposisi tubuh dan perubahan nafsu makan pasien. Hasil

16
17

dari skrining pasien tidak beresiko gizi kurang. Skrining yang digunakan adalah
Nutrition Risk Screening 2004 (NRS 2004). Pasien menderita DM tipe II dengan
antropometri hasil IMT termasuk kategori obesitas, aktifitas fisik yang dilakukan
pasien termasuk ringan dan pasien sangat jarang melakukan olahraga. Pasien juga
mengeluh merasa lemas, nyeri uluh hati, lemas, mual muntah dan tidak selera makan.
Hasil pengukuran Ny. R pada tanggal 22 Februari 2021 menunjukkan berat
badan pasien 65 kg dan tinggi badan pasien 153 cm, dari hasil perhitungan data
antropometri pada pasien IMT pasien sebesar 28 kg/m 2 yang dimana tergolong dalam
status gizi obesitas. Status gizi tersebut diperoleh dari pola makan pasien yang tidak
sehat dan seimbang serta pasien sangat jarang melakukan aktifitas fisik seperti
olahraga.

B. Analisis Dokter berdasarkan Diagnosis Dokter


Hasil diagnosis medis menunjukkan pasien menderita diabetes mellitus type
II. Yang menyebabkan keluhan utama seperti mual muntah, nyeri uluh hati, tidak
selera makan, dan lemas. Seseorang didiagnosis menderita diabetes mellitus jika
memiliki kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl dan gula darah puasa >126 mg/dl.
Perubahan gaya hidup dengan konsumsi makanan yang tidak sehat dan kurangnya
aktifitas fisik menyebabkan peningkatan jumlah penderita diabetes. Peningkatan
prevalensi DM ini diikuti dengan peningkatan kejadian komplikasi seperti hipertensi,
penyakit jantung coroner, stroke, retinopati, dan nefropati (Smeltzer dan Bare, 2002).

C. Analisis Diagnosis Gizi


Berdasarkan pemberian diet diabetes mellitus tipe II pada pasien, maka
diagnosis gizi pasien yaitu, Penurunan kebutuhan zat gizi (karbohidrat sederhana)
berkaitan dengan diabetes mellitus dibuktikan dengan kadar GDS 376,9 g/dl,
Kekurangan asupan energi yang disebabkan tidak pernah mendapatkan edukasi gizi
yang ditandai dengan hasil recall hanya 47% dari kebutuhan atau sebesar 770,7 kkal,
dan penurunan kebutuhan zat gizi (natrium) berkaitan dengan hipertensi yang

17
18

dibuktikan dengan tensi tinggi, yaitu 189/100 mmhg. Diagnosis kedua obesitas yang
berkaitan dengan kurangnya melaksanakan aktifitas fisik seperti olahraga yang tidak
pernah melakukan riwayat pekerjaan yang ditandai dengan IMT 28kg/m 2.

D. Analisis Intervensi Gizi


Setelah melaksanakan diagnosis gizi, langkah berikutnya yang dilakukan
adalah intevensi gizi. Intervensi gizi yang dilaksanakan sesuai dengan diagnosis pada
pasien dengan tujuan memenuhi kebutuuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak,
dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan dan keadaan penyakit pada pasien.
Syarat diet yang telah dihitung untuk memenuhi kebutuhan pasien. Seperti
kebutuhan zat gizi mikro dan makro yaitu dengan energi sesuai dengan kebutuhan
yaitu 1396.55 kkal, protein cukup 69.82 gram, lemak cukup sekitar 38.79 gra, dan
karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien 192.02 gram. (Penuntun diet
dan terapi gizi, 2019).
Intervensi gizi dilakukan untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah
mencapai normal, menurunkan tekanan darah menjadi normal, membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan berolahraga untuk mendapatkan kontrol
metabolik yang lebih baik dan meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan
melalui gizi yang optimal.

E. Analisis Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi gizi yang dilakukan untuk pasien diharapkan dapat
dilaksanakan dan pasien mampu mengubah pola makan dan aktifitas fisik menjadi
lebih baik lagi, dukungan keluarga sangat membantu pasien dalam menjalankan pola
hidup sehat.
Monitoring edukasi dilakukan dengan diskusi dan Tanya jawab kepada
keluarga pasien. Pemberian edukasi dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

18
19

pasien dan keluarga pasien mengenai pengetahuan gizi dan anjuran makanan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk pasien konsumsi masih kurang. Setelah
mendapatkan edukasi gizi yang mendalam tentang gambaran umum penyakit pasien
keluarga pasien sudah dapat memahami bagaimana cara mengatur pola makan pada
pasien agar pasien tidak sering mengkonsumsi makanan yang berminyak, serta
keluarga pasien juga sudah mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi oleh pasien.
Setelah dilakukan intervensi, monitoring, dan evaluasi kepada Ny.R kondisi
pasien sudah mulai membaik akan tetapi mengenai perubahan berat badan pada
pasien masih belum dapat diketahui dikarenakan pasien belum melakukan
penimbangan berat badan.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula darah (glukosa) akibat kekurangan insulin. Gejala
pada penyakit diabetes mellitus tipe II banya makan (polifagi), banyak minum
(polidipsi), banyak kencing (poliuri), lemas, berat badan turun, dan mudah lelah.

19
20

Ny.R merupakan salah satu pasien di Rumah Sakit Haji, beliau masuk ke
rumah sakit haji pada tanggal 22 februari 2021 dengan keluhan pusing, nyeri uluh
hati, mual muntah selama 2 minggu, tidak selera makan. Setelah dilakukan
pemeriksaan uji laboratorium ditemukan bahwa glukosa dan tekanan darah pada
Ny.R meningkat. Dokter kemudian mendiagnosis bahwa Ny.R mengalami Diabetes
Melitus Type II.

B. Saran
Sebaiknya pasien mematuhi diet dan meningkatkan asupan makanannya,
mematuhi anjuran makan yang diperbolehkan, makanan yang dibatasi dan tidak
diperbolehkan dan pasien sebaiknya membatasi asupan cemilan dan gorengan agar
tidak meningkatkan tekanan darah dan glukosa darah.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Peuntun Diet dan Terapi Gizi. Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta. LIPI
dan Kemenkes RI. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Orang
Indonesia, Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) X. Jakarta. 2013.

20
21

Sarwono Waspadji, Kartini Sukardji, Meida Octarna. (2002). Pedoman Diet Diabetes
Mellitus. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Sidartawan Soegondo (2003). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta :
FKUI.http://akperherminamanggalahusada.ac.id/perpusakper/index.php?
p=show_ detail&id=2703
Smeltzert, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Bruneer &
Suddrat, Edisi 8. Jakarta EGC

LAMPIRAN

Foto bersama dengan ahli gizi di RSU Haji Medan

21
22

Foto kegiatan intervensi dengan pasien yang didampingi dengan ahli gizi RSU Haji
Medan

Lampiran : Formulir Malnutrition Screening Tools (MST)

No Pertanyaan Skor

22
23

1 Apakah pasien mengalami penurunan berat


badan yang tidak direncanakan/tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
a. Tidak 0
b. Tidak yakin (ada tanda : baju menjadi 2
longgar)
c. Ya, ada penurunan BB sebanyak :
 1-5 kg 1
 6-10 kg 2

 11-15 kg 3

 >15 kg 4
2
 Tidak tahu berapa penurunannya
2 Apakah asupan makan pasien berkurang
karena penurunan nafsu makan/kesulitan
menerima makanan?
 Tidak 0
 ya 1
Skor 1

23
24

Lampiran : Menu Rekomendasi Makanan Lunak Untuk Penderita DM

Waktu Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Nama Makanan Bahan Makanan URT
Makan (g) (kkal) (g) (g) (g)
- Roti Putih + Telur - Roti Putih 2 Lembar 100 248 8 1,2 50
Makan Pagi Ceplok - Telur 1 Butir 60 91,4 7,44 6,48 0,42

Selingan - Apel - Apel 1 Buah 100 58 0,3 0,4 14,9


- Nasi Putih - Nasi Putih 1 Piring 100 180 3 0,3 39,8
Makan - Rendang Sapi - Rendang Sapi 2 Potong 100 189 22,6 7,9 11,8
Siang - Daun Singkong Rebus - Daun Singkong Rebus ½ Piring 50 15,5 1,85 0,3 3,4

- Pisang Rebus - Pisang 1 Buah 100 108 1 0,8 29,3


Selingan - Jus Mangga - Mangga 1 Buah 100 46 0,4 0,2 13,9
- Nasi Putih - Nasi Putih 1 Piring 100 180 3 0,3 39,8
- Ayam Goreng Kalasan - Ayam Goreng Kalasan 1 Potong 50 272 18,7 6,1 0,65
Makan
- Tempe Goreng - Tempe 2 Potong 50 172 12,25 13,3 7,2
Malam
- Tumis Kangkung - Kangkung 1 Mangkok 50 14 1,7 0,35 2,95

TOTAL 1.573,9 80,24 45,11 214,12


KEBUTUHAN 1.396.55 69.82 38.79 192.02
PERSEN YANG TERCUKUPI 100,2% 102,1% 103,3% 99,1%

24
25

Lampiran : leaflet edukasi untuk pasien diabetes mellitus type II

25

Anda mungkin juga menyukai