seartanle seartanle
5 years ago
Advertisements
Otonomi Daerah
Disusun oleh:
Setiohartanti Lestari
Npm: 26215491
Kelas: 1EB02
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan akan kehadirat Allah SWT sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis
dengan judul Otonomi Daerah untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia.
Pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak dan dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini berisi tentang penjelasan secara jauh Otonomi Daerah. Hyang akan dibahas pada Makalah
ini adalah Definisinya, Hukum Otonomi Daerah, Kewenangan-kewenangan serta dampak negatif dan
positifnya.
Saya juga menyadari bahwa karya tulis yang disusun masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala
masukan, kritik, dan saran yang membangun dari berbagai pihak, sangat diharapkan penyusun guna
memperbaiki karya tulis selanjutnya.
Akhir kata, penyusun berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan.
Penulis
Setiohartanti Lestari
MAKALAH
Otonomi Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
Otonomi daerah di Indonesia lahir di tengah gejolak sosial yang sangat massuf pada tahun 1999. Gejolak
sosial tersebut di dahului oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 kemudian
melahirkan gejolak politik yang puncaknya ditandai dengan berakhirnya pemerintahan orde baru yang
telah berkuasa kurang lebih 32 tahun di Indonesia. Setelah runtuhnya pemerintahan orde baru pada
tahun 1998, mencuat sejumlah permasalahan baru terkait ketatanegaraan dan tuntutan daerah yang
selama ini telah memberikan kontribusi yang besar dengan kekayaan alam yang dimilikinya. Wacana
otonomidaerah kemudian bergulir sebagai konsepsi alternatif untuk menjawab permasalahan sosialdan
ketatanegaraan Indonesia yang dianggap telah usang dan perlu diganti. Inilah yangmenjadi latar
belakang otonomi daerah di Indonesia.Di balik itu semua ternyata ada banyak faktor yang menjadi latar
belakang otonomi daerah di Indonesia. Latar belakang otonomi daerah tersebut dapat dilihat secara
internal daneksternal.
Latar belakang otonomi daerahdi Indonesia berdasarkan beberapa referensi dapat dilihat dari2 aspek,
yaitu aspek internal yakni kondisi yang terdapat dalam negara Indonesia yangmendorong penerapan
otonomi daerah di Indonesia dan aspek eksternal yakni faktor dari luar negara Indonesia yang
mendorong dan mempercepat implementasi otonomi daerah diIndonesia.Latar belakang otonomi
daerahsecara internal, timbul sebagai tuntutan atas buruknya pelaksanaan mesin pemerintahan yang
dilaksanakan secara sentralistik. Terdapat kesenjangandan ketimpangan yang cukup besar antara
pembangunan yang terjadi di daerah dengan pembangunan yang dilaksanakan di kota-kota besar,
khususnya Ibukota Jakarta. Kesenjanganini pada gilirannya meningkatkan arus urbanisasi yang di
kemudian hari justru telahmelahirkan sejumlah masalah termasuk tingginya angka kriminalitas dan
sulitnya penataankota di daerah Ibukota.Ketidakpuasan daerah terhadap pemerintahan yang sentralistik
juga didorong oleh massifnyaeksploitasi sumber daya alam yang terjadi di daerah-daerah yang kaya akan
sumber dayaalam. Eksploitasi kekayaan alam di daerah kemudian tidak berbanding lurus
denganoptimalisasi pelaksanaan pembangunan di daerah tersebut. Bahkan pernah mencuat
adanyadampak negatif dari proses eksploitasi sumber daya alam terhadap masyarakat lokal. Halinilah
yang mendorong lahirnya tuntutan masyarakat yang mengingingkan kewenangan untuk mengatur dan
mengurus daerah sendiri dan menjadi salah satu latar belakang otonomi daerahdi Indonesia.Selain latar
belakang otonomi daerahsecara internal sebagaimana dimaksud diatas, ternyata juga terdapat faktor
eksternal yang menjadi latar belakang otonomi daerah di Indonesia.Faktor eksternal yang menjadi salah
satu pemicu lahirnya otonomi daerah di Indonesia adalahadanya keinginan modal asing untuk
memassifkan investasinya di Indonesia. Doronganinternasional mungkin tidak langsung mengarah
kepada dukungan terhadap pelaksanaanotonomi daerah, tetapi modal internasional sangat
berkepentingan untuk melakukan efisiensidan biaya investasi yang tinggi sebagai akibat dari korupsi dan
rantai birokrasi yang panjang.Agenda reformasi jelas menjanjikan hal itu, yakni terjadinya perubahan
dalam sistem pemerintahan yang sarat dengan KKN menjadi pemerintahan yang bersih dan pada
gilirannyaakan lebih terbuka terhadap investasi asing.
potensi daerah ke pusat terus dilakukan dengan dalih pemerataanpembangunan. Alih-alih mendapatkan
manfaat dari pembangunan, daerah justrumengalami proses pemiskinan yang luar biasa. Dengan
kewenangan tersebuttampaknya banyak daerah yang optimis akan bisa mengubah keadaan yangtidak
menguntungkan tersebut.Akan tetapi apakah di tengah-tengah optimisme itu tidak
terbersitkekhawatiran bahwa otonomi daerah juga akan menimbulkan beberapapersoalan, yang jika
tidak segera dicari pemecahannya, akan menyulitkan upayadaerah untuk mensejahterakan rakyatnya?
Pasti jawabannya iya,
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
1. Memahami Definisi Otonomi Daerah
Bab II
Pembahasan
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam
bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autosdan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti
aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.[1]
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi
tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih
luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali
sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1 – 7, Pasal 18A ayat 1 dan
2 , Pasal 18B ayat 1 dan 2.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No.32 Tahun 2004).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah).
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka memperbaiki
kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan
potensi dan kekhasan daerah masing-masing.
Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839). Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan,
ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah[2] sehingga digantikan dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437).
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hingga saat ini telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844).
Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan
kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya suatu
daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan yaitu pemerintah
daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi dalam rangka membangun daerahnya,
tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan perundang-undangan
• Keadilan nasional.
Secara konseptual, Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yang meliputi: tujuan politik, tujuan
administratif dan tujuan ekonomi. Hal yang ingin diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan
otonomi daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Perwujudan tujuan administratif yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
otonomi daerah adalah adanya pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah, termasuk
sumber keuangan, serta pembaharuan manajemen birokrasi pemerintahan di daerah. Sedangkan tujuan
ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah terwujudnya
peningkatan indeks pembangunan manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Desentralisasi
Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus
urusan daerahnya sendiri
Dekonsentrasi
Adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada alat-alat kelengkapan pemerintah pusat
yang berada di daerah untuk menyelenggarakan urusan tertentu
Dampak negatif: dapat menimbulkan kompetisi yang tidak sehat antara daerah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri. Diadakan otonomi daerah adalah agar
daerah tersebut dapat di biayai oleh masyarakat yang berada di wilayah itu sendiiri.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://wiwitna.blogspot.co.id/2013/03/corporate-social-responsibility.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah
http://www.ilmuekonomi.net
https://12ak1agustina.wordpress.com/2015/04/15/b-latar-belakang-otonomi-daerah-di-indonesia
Advertisements
Share this:
Related
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
seartanle
Back to top
Advertisements