4 Bab I II Iiidocx
4 Bab I II Iiidocx
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dengan
pembangunan karakternya. Salah satu sarana yang ampuh untuk
membangun karakter adalah melalui pendidikan. Dalam pendidikan
terdapat bagian yang integral yaitu bimbingan dan konseling (BK). Oleh
karena itu, tanpa BK penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak akan
dapat berhasil secara maksimal. Oleh karena itu, BK wajib adanya di
sebuah sekolah, hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Permendikbud RI No. 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Pendidikan karakter pada dasarnya telah ada sejak dulu kala, akan
tetapi karena kurang mendapatkan perhatian secara serius maka perlu
diaktualkan kembali. K.H. Dewantara, dalam salah satu prasaran yang
disampaikan pada konggres PPPKI (Permufakatan Persatuan Pergerakan
Kebangsaan Indonesia) ke-1 pada 31 Agustus 1928 di Surabaya
menyebutkan bahwa “Mendidik anak itulah mendidik rakyat. Keadaan
dalam hidup dan penghidupan kita pada zaman sekarang itulah buahnya
pendidikan yang kita terima dari orang tua pada kita masih kanak-kanak.
Sebaliknya anak-anak yang pada waktu ini kita didik, kelak akan menjadi
warga negara kita” (K.H. Dewantara. 2004: 3). Dengan demikian,
pendidikan karakter harus dilakukan secara terus menerus agar bangsa
kita senantiasa menjadi bangsa yang bermartabat.
Semestinya, manusia itu mampu mengenal dirinya sendiri,
sehingga dapat mengatasi masalah yang ada pada dirinya. Akan tetapi
tidak semua orang dapat mengenal dirinya dengan baik, maka juga
kesulitan mengatasi masalah dirinya. Walgito (2010:10) menyebutkan
bahwa “Manusia perlu mengenal dirinya sendiri dengan sebaik-baiknya.
1
2
C. Isu Aktual
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi sebagai Guru Bimbingan
Konseling memiliki tugas untuk melaksanakan layanan bimbingan
4
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi kegiatan
layanan bimbingan konseling bidang pribadi yang dilaksanakan oleh guru
Bimbingan Konseling sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI).
Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini akan di terapkan di
instansi satuan lingkungan kerja SMKN 3 Amuntai yang beralamat di
Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan
Selatan.
therapy
6 Membuat media layanan informasi
7 Mengevaluasi hasil kegiatan layanan bimbingan konseling
6
BAB II
GAMBARAN KEADAAN
A. Profil Organisasi
1. Identitas Sekolah
SMKN 3 Amuntai adalah salah satu sekolah menengah
kejuruan di bawah naungan pemerintah provinsi Kalimantan selatan
yang terletak di kabupaten Hulu Sungai Utara. Beralamat di Desa
Sungai Malang No. 327 Kecamatan Amuntai Tengah.
Gambar 2.1 SMKN 3 Amuntai
dan humas
Wakasek
Bidang
Ikhwan Dahlianto,
3. 19710717 200501 1 013 Kesiswaaan
S.Sn,.M.M
dan sarana
prasarana
Guru
4. Edi laksono, S.Pd 19811231 200604 1 012
Produktif
Guru
5. Heru Nuryanto, S.Pd 19811011 201001 1 014
Produktif
Heries Listiawan, Guru
6. 19830404 200904 1 002
S.Kom Produktif
Guru
7. Hadiyanor, S.Pd 19821218 200604 1 009
Produktif
8. Annisa, S.Pd - Guru Mapel
Muhammad Doni,
9. - Guru Mapel
S.Pd
10. Isnaniah, S.Pd 19770816 200904 2 002 Guru Mapel
Ratna Kumalasari, Guru
11. 19851017 201402 2 003
S.Kom Produktif
12. Olya Fitriah, S.Pd 19830418 200904 2 004 Guru Mapel
13. Lutpiah, S.Ag 19770423 201001 2 006 Guru Mapel
14. Khairuddin, S.Pd 19800218 200604 1 008 Guru Mapel
Erwin Ardhiansyah, Guru
15. 19810310 201101 1 002
S.Pd Produktif
16 Ida elisa, S.Pd 19860617 201001 2 015 Guru Mapel
17 Sarmiah, S.Pd 19870204 201001 2 012 Guru Mapel
H, Muhammad Arsyad,
18 19800615 200604 1 011 Guru Mapel
S.Pd
19 Yanor, S.Pd.I 19790921 201001 1 011 Guru Mapel
20 Agus Salim - Pustakawan
Guru
21 Achmad Firdaus, M.Pd 19820104 200604 1 005
Produktif
Guru
22 Slamet Akuwan, S.Pd 19810615 201001 1 020
Produktif
Endang Agustina, Guru
23 19780811 201406 2 003
A.Md, Par Produktif
Arief Rahman Shaleh, Guru
24 19940426 201903 1 008
S.Pd Produktif
8
2. Misi
a) Menghasilkan tamatan yang beriman dan bertaqwa, berbudi
pekerti luhur, kompeten dalam bidang keahliannya sesuai
perkembangan Iptek, mandiri, serta mampu berkompetisi di
lapangan kerja
b) Melayani secara langsung kepentingan masyarakat, baik berupa
produk maupun jasa, sesuai program keahlian yang dibuka
c) Mendidik tamatan sekolah lanjutan pertama dengan biaya murah
dan pengelolaan yang efisien.
3. Tujuan Organisasi
a) Menyelenggarakan sistem pendidikan teknik yang berkualitas.
b) Memenuhi kebutuhan tenaga teknisi yang terampil di bidang
instalasi listrik.
c) Mendidik calon tenaga kerja yang disiplin dan mempunyai loyalitas
tinggi.
d) Menghasilkan lulusan SMK yang mampu berwirausaha.
e) Mengembangkan unit produksi yang dapat menunjang proses KBM
di sekolah
f) Mendidik Peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi
dan mengembangkan sikap professional dalam program keahlian
Teknik Komputer dan Informatika.
4. Nilai Organisasi
Untuk mendukung tujuan tersebut, sekolah menentukan
beberapa nilai yang menjadi ciri khas sekolah. Nilai tersebut
dicantumkan dalam rancangan setiap pembelajaran yang dilakukan di
sekolah. Adapun Nilai yang menjadi ciri khas SMKN 3 Amuntai,
adalah:
a) Religius; Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
10
C. Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi SMKN 3 Amuntai
Edi Laksono, S.Pd
Teknik Audio
Video
H. Taufiqurrahman
Rina Desiyanti, S.Pd
Humas
Heries Listiawan,
Perangkat Lunak
Rekayasa
S.Kom
Eddu Rusman, S.
Dewan Guru
Kepala Seko
OSIS
h
Wakasek Kesiswaan dan
Ikhwan Dahliant0, S.Sn,
,M.M
eru Nuryanto, S.Pd
Teknik Instalasi
Tenaga LIstrik
sarana prasarana
11
M.M
Tenaga
Endang Agustina,
KABID KEAHLIAN Kependidikan
Perhotelan
A.Md.Par
Guru BK
Rahmat Hidayat, S.Pd
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. LANDASAN TEORI
1. Nilai-nilai dasar ANEKA
Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar CPNS, setiap
peserta dituntut untuk mampu mengaktualisasikan materi-materi
pembelajaran yang telah di pelajari dalam proses internalisasi yang di
fasilitasi dalam agenda Habituasi. Pembelajaran agenda habituasi
memfasilitasi peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi
mata pelatihan yang telah di pelajari.
Aparatur Sipil Negara (ASN) pada saat ini di tuntut untuk
mampu bekerja secara profesional, yaitu mampu memenuhi standar
kompetensi jabatannya sehingga dalam meleksanakan tugas jabatan
nya mampu bertindak secara efektif dan efisien. Standar kompetensi
yng harus di penuhi meliputi aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN
yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi.
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam arti sempit adalah kewajiban
pertanggung jawaban yang harus di capai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas
memiliki beberapa aspek, antara lain:
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship).
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is result
oriented).
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting).
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences).
14
BK. Seorang guru sangat berperan penting terhadap bidang pribadi yang
dimiliki oleh peserta didik. Termasuk guru BK. Guru BK sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran diberbagai jenjang pendidikan. Karena tidak
dipungkiri, setiap instansi memerlukan bimbingan dan konseling.
a) Kompetensi Guru Bimbingan Konseling
Kompetensi merupakan salah satu hal penting yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Begitu juga dengan guru BK. Guru BK
mempunyai 4 ranah kompetensi diantaranya yaitu : kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam
memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh
seorang murid. Dalam kompetensi ini seorang guru bimbingan
konseling harus mampu mengetahui karakteristik seorang murid
terkait dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral dan
latar belakang sosial budaya.
2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal yang harus
dimiliki oleh guru bimbingan konseling dengan cara mencerminkan
kepribadian yang baik pada diri sendiri. Misalnya beriman kepada
Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Seorang guru harus memberikan contoh yang baik
atau memperbaiki dirinya terlebih dahulu sebelum memberikan
wejangan kepada peserta didik.
3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan dalam berinteraksi dengan
peserta didik melalui cara yang baik. Seorang guru bimbingan
konseling atau konselor harus mampu bersosialisasi,
berkomunikasi dengan peserta didik atau konseli. Tanpa adanya
hubungan sosial yang baik maka bimbingan konseling tidak
berjalan dengan lancar.
4) Kompetensi profesional yaitu menguasai materi secara luas dan
mendalam. Dalam hal ini seorang guru bimbingan konseling
mampu menguasai konsep dan praksis bimbingan konseling.
28
c) Pendidikan Karakter
Dalam hal ini, guru BK dapat menumbuhkan nilai-nilai karakter
siswa ketika guru mampu mengetahui permasalahan yang dihadapi
seorang peserta didik. Dengan melakukan tugasnya dengan baik sebagai
guru BK, maka hubungan antara guru BK dan peserta didik dapat
harmonis. Sehingga peserta didik mampu menyerap dengan baik apa
yang seharusnya ia lakukan dimasa sekarang dan akan datang.
Karakter mempunyai peranan penting dalam proses hubungan
pribadi,social,belajar dan karirnya. Kemudian didalam karakter setiap
individu bisa jadi tidaklah sama. Kita harus mengetahui arti karakter itu
sendiri, agar kita dapat memahami arti dari Pendidikan karakter itu sendiri
dan dapat melaksanakannya ke dalam kehidupan kita. Jenis karakter
seperti apa yang kita butuhkan untuk membangkitkan nilai-nilai
berkarakter bagi siswa .
1) Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter adalah sikap, tabiat, akhlak, kepribadian yang stabil
sebagai hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis; sifat
alami seseorang dalam merespons siruasi secara bermoral; watak,
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbgai kebajikan, yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak;
sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-angan sampai menjelma
menjadi tenaga.
2) Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi penting dan mendesak ketika
demoralisasi telah kita rasakan dalam berbagai lini kehidupan, seperti
30
kasus korupsi yang melibatkan pejabat aparatur negara dan juga tidak
sedikit mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan. Sekolah
adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena anak-
anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah.
Selain itu, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di
sekolah, sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan
mempengaruhi pembentukan karakternya. Berkaitan dengan hal ini,
Masnur Muslich (2011: 36) menyatakan bahwa sistem pendidikan
dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan
otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak
kanan (afektif,empati, dan rasa). Padahal, pengembangan karakter
lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Zubaedi
(2011:2) juga menyatakan kondisi krisis dan dekadensi moral ini
menandakan bahwa seluruh pengetahuan agama dan moral yang
didapatkan di bangku sekolah ternyata tidak berdampak terhadap
perubahan perilaku manusia Indonesia. Bahkan yang terlihat adalah
begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain yang
dibicarakan, dan lain pula tindakannya. Banyak orang berpandangan
bahwa kondisi demikian diduga berawal dari apa yang dihasilkan oleh
dunia pendidikan.
Berdasarkan hal di atas dapat di simpulkan bahwa Pendidikan
karakter sangat penting untuk masa depan bangsa Indonesia.