Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

MODUL 7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI


KB 1. Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Keterampilan Berbahasa
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis beras terdiri atas tiga komponen, yaitu,
(1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa dan (3) kesastraan. Komponen kebahasaan terdiri atas dua
aspek, yaitu (1) struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, kewacanaan,
dan (2) kosakata. Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu (1) kemampuan
mendengar/menyimak, (2) kemampuan membaca (kedua kemampuan ini bersifat reseptif), (3)
kemampuan berbicara dan (4) kemampuan menulis ( kedua kemampuan terkahir ini bersifat produktif).
Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan
merupakan perpaduan dari keempatnya.
Perhatikan contoh berikut :
Jadi dalam berkomunikasi keempat keterampilan itu saling bergantian kehadirannya, tidak
mungkin hadir satu keterampilan saja. Dalam belajar Bahasa di kelas, kenyataan kegiatan berkomunikasi
harus diperhatikan. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi
berbicara saja tanpa diikuti keterampilan berbahasa yang lainnya, begitu seterusnya. Hanya saja karena
materi pembelajaran Bahasa meliputi beberapa aspek, maka dalam pembelajaran Bahasa ada pemfokusan
dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran Bahasa dengan fokus keterampilan
berbahasa, pembelajaran Bahasa dengan fokus sastra. Dalam pembelajaran dengan fokus berbahasa dapat
difokuskan lagi menjadi empat kegiatan yaitu pada kegiatan
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca, dan
4. Menulis.
Yang dimaksud dengan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa
adalah pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar
dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dalam pemilihan isi pembelajaran hendaknya
memperhatikan kriteria keterpaduan butir-butir pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
komunikatif yang secara nyata ada dalam komunikasi. Misalnya tentang proses menulis dan
membaca/mendengarkan dengan fokus menulis pertama kali siswa diberi bacaan/simakan (sastra/non
sastra) yang memuat sejumlah atau informasi sebagai bahan untuk menulis. Dalam menulis atau
mengarang ini diperlukan penugasan siswa akan aspek kebahasaan misalnya, tentang ejaan, bentukan
kata, penggabungan kalimat, dan sebagainya.
Oleh karena itu keterampilan berbahasa ada empat, maka guru dapat memfokuskan
pembelajarannya pada salah satu keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, menulis, atau membaca.
Adapu salah satu alternatif contoh model pembelajaran Bahasa Indonesia dengan salah satu fokus
keterampilan berbahasa untuk SD kelas rendah maupun SD kelas tinggi yang akan dipelajari pada
bahasan berikutnya.

Jika pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada pengembangan kompetensi dasar


mendengarkan, langkah-langkah pembelajarannya yang difokuskan, misalnya pada pengembangan
kompetensi dasar menulis. Jika difokuskan pada pengembangan kompetensi dasar mendengarkan maka
porsi alokasi waktu untuk latihan mendengarkan lebih banyak daripada untuk keterampilan lainnya.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra
Dalam kurikulum 2004 pembelajaran sastra tidak berdiri sendiri tetapi dipadukan dengan
kompetensi dasar yang lain yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan. Misalnya dalam kurikulum
2004 yang berhubungan dengan pembelajaran sastra di SD kelas rendah
1. Mendengarkan dongeng
2. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam kegiatan berbicara
3. Membaca penggalan cerita dll,
Sedangkan untuk SD kelas tinggi , misalnya
1. Mendengarkan pembacaan teks drama
2. Memerankan drama pendek
3. Membaca cerita rakyat
4. Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dan lain-lain.
Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra, oleh karena itu teori sastra
perlu diajarkan dengan persentase yang sangat kecil, dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa teori sastra perlu diajarkan untuk mengapresiasi karya sastra. Dengan demikian pembelajaran
dengan fokus sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar-mengajar
difokuskan untuk mengapresiasi sastra lewat pembacaan puisi, mendengarkan cerita rakyat atau yang
lainnya.

C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Berbagai Fokus

Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat difokuskan pada salah satu aspek yaitu kebahasaan,
keterampilan berbahasa, atau sastra. Dengan demikian guru harus pandai-pandai membuat atau
menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa indonesiayang menyangkut penataan materi, pemilihan
strategi, penetapan alat pelajaran, dan teknik evaluasinya.
Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus tersebut
adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan
adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak
daripada yang lain, jika pembelajarannya ditekankan atau difokuskan pada sastra maka tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
Kalau dilihat dari segi guru pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan
untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas, misalnya jika di dalam
pembelajaran Bahasa di kelas 1 SD si pembelajar harus dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan
perintah guru misalkan duduk, berdiri, membuka buku, mendengarkan baik-baik, dan lain-lain. Maka
guru dapat merancang bagaimana pembelajarannya di dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai