Anda di halaman 1dari 7

MATERI INISIASI 5

Setelah mempelajari materi inisiasi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan


Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa. Oleh karena itu materi inisiasi
5 ini tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Anda
diharapkan berperan aktif dalam tuton ini, sehingga terjadi interaksi antara mahasiswa
dengan tuton. Disamping itu Anda dituntut dapat mengerjakan tugas yang diberikan dalam
tuton ini. Dipersilahkan Anda mempelajari materi inisiasi 5 tuton ini dengan seksama.

Perkembangan Bahasa Anak


“Bahasa adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian
ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan diperlukan
dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian (Noehi
Nasution, 1992:60).
Secara naluriah anak memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan lingkungan yang telah
diwujudkan semenjak anak lahir.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak
A. Pengaruh Biologis terhadap Perkembangan Bahasa Anak
Pakar bahasa Naom Chomsky (Santrok, 1995: 180) yakin bahwa manusia terikat
secara biologis untuk mempelajari bahasa pada waktu tertentu dan dengan cara
tertentu. Lebih lanjut menurut Chomsky, hal yang tidak dapat ditolak bahwa
evolusi biologis membentuk manusia menjadi makhluk linguistik. Ia mengatakan
bahwa anak-anak dilahirkan ke dunia dengan alat penguasaan bahasa Language
Acquisition Device (LAD), yaitu suatu keterikatan biologis yang memudahkan anak
untuk mendeteksi kategori bahasa tertentu, seperti fonologi, sintaksis, dan
semantik. LAD menurut Chomsky (Santrock, 1995: 180) ialah suatu kemampuan
tata bahasa bawaan yang mendasari semua bahasa.

B. Pengaruh Intelektual terhadap Perkembangan Bahasa Anak


Perkembangan bahasa anak juga dipengaruhi faktor intelektual. Sedangkan
menurut Sunaryo dan Ny. B. Agung H, 2002: 137) bahwa:
“Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor
intelektual/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan
berbahasa. Bayi, tingkat intelektualnya belum berkembang dan masih sangat
sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu
memahami lingkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat
sederhana menuju ke bahasa yang kompleks”.
Pernyataan diatas mengandung pengertian bahwa perkembangan bahasa sejalan
dengan perkembangan intelektual anak. Dengan kata lain terdapat korelasi positif
antara perkembangan intelektual dengan pekembangan bahasa. Akan tetapi tidak
dapat dikatakan bahwa anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan bahasa adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan
intelektual. Hal ini sesuai dengan pendapat Lindgren (Syamsu Yusuf L.N, 2005:
121) bahwa, “tidak semua anak yang mengalami keterlambatan perkembangan
bahasa pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh”. Selain itu hasil
penelitian E. Hurlock terhadap anak yang mengalami kelambatan mental
membuktikan bahwa sepertiga diantara mereka dapat berbicara secara normal,
dan anak yang berada pada tingkat intelektual yang paling rendah, mereka sangat
miskin dalam berbahasa (Syamsu Yusuf L.N, 2005: 121).

C. Pengaruh Lingkungan terhadap Perkembangan Bahasa Anak


Selain dipengaruhi oleh faktor biologis dan intelektual, perkembangan bahasa
anak dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang berperan besar
dalam perkembangan awal bahasa anak adalah lingkungan sosial. Menurut Adam
Son (1992) dan Schegloff (1989) dalam Santrock (1995: 182), bahwa:
“Kita tidak mempelajari bahasa dalam suatu “ruang hampa sosial” (Social
Vacuum). Kebanyakan anak-anak diajari bahasa sejak usia yang sangat muda.
Kita memerlukan pengenalan kepada bahasa yang lebih dini untuk memperoleh
keterampilan bahasa yang baik”

Lingkungan sosial yang pertama dan utama mempengaruhi perkembangan


bahasa anak adalah keluarga, yaitu ibu, ayah dan orang dewasa di dalam keluarga.
Beberapa strategi yang diterapkan orang terdekat (ibu, ayah dan orang dewasa
lainnya) dalam pembelajaran untuk perkembangan bahasa anak adalah (Santrock,
1995: 182-183)
a. Motherese, yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi
dengan frekuensi dan hubungan yang lebih luas daripada normal, dan dengan
kalimatkalimat yang sederhana.
b. Recasting (menyusun ulang ) ialah pengucapan makna suatu kalimat yang
sama atau mirip dengan cara berbeda, barangkali dengan mengubahnya
menjadi suatu pertanyaan.
c. Echoing (menggemakan) ialah mengulangi apa yang anak katakan kepada
anda khususnya kalau perkataan itu adalah suatu ungkapan atau kalimat yang
tidak sempurna.
d. Expanding (memperluas) ialah menyatakan ulang apa yang telah anak
katakan dalam bahasa yang secara lingustik “canggih”
e. Labeling (memberi nama) ialah mengidentifikasikan nama-nama benda.

Strategi pembelajaran bahasa kepada anak seringkali dilakukan ibu atau orang
dewasa lainnya baik secara disengaja maupun secara langsung tidak disengaja.
Demikian pentingnya pengaruh lingkungan (keluarga) sehingga pengaruh sosial
ekonomi keluarga dapat berpengaruh besar terhadap perkembangan bahasa anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sunarto dan Ny. B Agung H, (2002: 140) bahwa:
“Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dan anggota keluarganya.
Rangsangan untuk dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang
berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah”.

2. Tugas - Tugas Perkembangan Bahasa Anak


Menurut Syamsu Yusuf LN (2005:119), “Dalam berbahasa, anak dituntut untuk
menuntaskan atau menguasai empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling
berkaitan”. Selanjutnya menurut Syamsu, keempat tugas pokok tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Pemahaman, yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Bayi
memahami bahasa orang lain, bukan memahami kata-kata yang diucapkannya, tetapi
dengan memahami kegiatan/gerakan atau gesture-nya (bahasa tubuhnya).
b. Pengembangan Perbendaharaan Kata. Perbendaharaan kata anak berkembang
dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama, kemudian mengalami tempo
yang cepat pada usia prasekolah dan terus meningkat setelah anak masuk sekolah.
c. Penyusunan Kata-Kata Menjadi Kalimat, bentuk kalimat pertama yang dikuasai anak
adalah kalimat tunggal (kalimat satu kata) dengan disertai gesture untuk melengkapi
cara berpikirnya. Seiring dengan meningkatnya usia anak dan keluasan pergaulannya,
tipe kalimat yang diucapkannya pun semakin panjang dan kompleks.
d. Ucapan. Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi
terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain. Pada usia bayi, pada
umumnya mereka belum dapat berbicara dan mengucapkan kata-kata secara jelas,
sehingga sering tidak dimengerti maksudnya. Kejelasan ucapan itu baru tercapai pada
usia sekitar tiga tahun.
3. Tahap - Tahap Perkembangan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa dimulai pada bulan-bulan pertama kehidupan, dimana bayi
memperlihatkan respon terhadap suara-suara dan sentuhan. Menurut Santrock (1995:
189), pada usia 3 hingga 6 bulan, bayi mulai memperlihatkan suatu minat akan suara,
bermain dengan air liur dan merespon terhadap suara. Selama 3 hingga 6 bulan
berikutnya bayi mulai mengoceh (meraban). Bayi mulai memahami kata-kata pertama
mereka pada usia kira-kira 9-12 bulan, bayi mulai memahami pelajaran seperti “daah”
ketika kita mengucapkan selamat tinggal (Santrock, 1995: 184). Selanjutnya tahap-
tahap perkembangan bahasa anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 01. Tahap-tahap Perkembangan Bahasa Brown.


Panjang
pengucapan Kalimat yang
Usia
rata- Lazim
Tahap rata-rata Karakteristik
rata (jumlah diucapkan
(bulan)
rata-
rata per kalimat)
Perbendaharaan kata
utamanya terdiri dari banyak
kata benda dan kata kerja
1 12-26 1,00-2,00 Bayi madi
dengan sedikit kata sifat dan
kata keterangan; urutan kata
diperhatikan
Penggunaan kata jamak,
menggunakan past tense, Mobil maju
2 27-30 2,00-2,50
penggunaan be, kata depan, cepat
beberapa preposisi
Menggunakan pertanyaan ya-
tidak, pertanyaan (who, what, Letakkan bayi
3 31-34 2,50-3,00
where); menggunakan kalimat itu
sanggahan dan kalimat berita
Meletakkan kalimat yang satu Itu mobil yang
4 35-40 3,00-3,75
di dalam kalimat yang lain ibu beli untukku
Koordinasi antar kalimat-
Jenny dan
kalimat sederhana dan
5 41-46 3,75-4,50 Candi it
hubungan-hubungan
saudara
proposional
(Santrock. 1995: 187)

Pada tabel 01 dapat diketahui bahwa pada tahap pertama dengan rentang usia maksimal
antara 12 hingga 26 bulan, anak mampu mengucapkan satu hingga dua kata. Pada tahap
ini dikenal hipotesis holofrase dan cara berbicara telegrafis. Menurut Santrock
(1995:186) hipotesis holofrase adalah konsep bahwa satu kata tunggal digunakan untuk
mengartikan satu kalimat sempurna; ini merupakan ciri kata pertama seorang bayi.
Sedangkan cara bicara telegrafis ialah penggunaan kata-kata yang singkat dan cepat
untuk berkomunikasi: inilah ciri-ciri ucapan dua kata anak-anak kecil (Santrock, 1995:
186). Untuk menyampaikan maksud atas ucapan dua kata itu, anak sangatbersandar
pada gerak isyarat, tekanan suara, dan konteks. Pada masa ini bahasa tubuh (gesture)
masih berperan penting sebagai kompensasi dari keterbatasan perbendaharaan kata yang
dimiliki anak. Pada tahap akhir (tahap 5) anak telah mampu melakukan koordinasi antara
kalimat-kalimat sederhana dan hubungan-hubungan proporsional. Dimana pada tahap ini
panjang pengucapan rata-rata sudah mencapai 3,75-4,50 per kalimat. Disini dapat dilihat
bahwa penambahan perbendaharaan kata dalam kalimat bertambah seiring dengan
bertambahnya usia anak. Selanjutnya ketika anak memasuki usia pra sekolah (apalagi jika
masuk taman kanak-kanak) perbendaharaan kata akan bertambah dengan cepat, hal ini
seiring dengan bertambahnya cakupan lingkungan sosial anak yang berpengaruh
terhadap perkembangan bahasanya. Dalam hal ini proses imitasi semakin meluas, dan
kata-kata yang diucapkan anak cenderung berkaitan dengan konteks. Sehubungan
dengan ini Santrock (1995: 328) mengungkapkan:
“Misalnya, ketika diminta mengatakan hal yang pertama yang masuk kepikiran kita
mereka mendengar suatu kata, seperti anjing, anak-anak pra sekolah seringkali
menjawab dengan suatu kata yang berkaitan dengan konteks yang dekat dengan
seekor anjing. Seorang anak mungkin mengkaitkan kata anjing dengan suatu kata
yang menunjukkan penampilan anjing (hitam, besar) atau dengan suatu tindakan yang
berkaitan dengan anjing (menggonggong, duduk)”.

Ketika anak mulai memasuki jenjang sekolah dasar, penggunaan kata-kata tidak lagi
terpaku pada konteks, akan tetapi anak sudah mampu menganalisis kata-kata dan mulai
menambah kata-kata abstrak dalam perbendaharaan kata-katanya (Holzman dalam
Santrock, 1995: 328). Hal yang penting dalam perkembangan bahasa pada masa usia
Sekolah Dasar adalah pergeseran cara berkomunikasi yang pada mulanya bersifat
egosentris menjadi kemampuan berkomunikasi yang bersifat sosial. Dengan
berkembangnya bahasa dalam bentuk komunikasi yang lebih bersifat sosial, maka bahasa
yang lebih bersifat egosentris menjadi makin berkurang. Anak mulai mampu memerankan
dirinya sebagai pemberi dan penerima dalam komunikasi dengan lingkungan. Menurut
Jean Piaget, ada tiga ciri yang menonjol dalam perkembangan bahasa yang lebih bersifat
sosial, yaitu:
a. Kecakapan untuk menerima informasi, yaitu kecakapan untuk menerima dan saling
bertukar informasi atau pesan dengan orang lain.
b. Kritis, yaitu kemampuan anak untuk memberi timbangan nilai dalam berkomunikasi
c. Kecakapan untuk memberikan perintah, memohon atau meminta dan menentang
dalam berkomunikasi (H.M Surya,2005: 7.20).

4. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak SD


Menurut H.M. Surya (2005: 7.20) sekurang-kurangnya ada lima karakteristik utama
perkembangan bahasa dalam masa usia Sekolah Dasar yaitu:
 Pembentukan dan Penambahan Perbendaharaan Kata
Pada umumnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak adalah yang berkenaan,
antara lain dengan:
a. Etiket atau sopan santun, seperti kata-kata “terima kasih”, “apa kabar”, dan
“selamat pagi”.
b. Warna, yaitu perbendaharaan kata yang berkenaan dengan warna.
c. Uang, yaitu sebagai kata-kata yang berkaitan dengan uang.
d. Waktu, yaitu kata-kata yang berkaitan dengan waktu, seperti pagi, siang,
malam.
e. Bahasa pergaulan, yaitu kata-kata yang biasa digunakan dalam kehidupan
sosial sehari-hari.
f. Pelajaran, yaitu kata-kata yang digunakan dalam berbagai mata pelajaran,
seperti istilah matematika, IPS, IPA, dan bahasa, yang kemudian berkembang
menjadi bahasa keilmuan.
g. Keagamaan, yaitu perbendaharaan kata yang berkenaan dengan kehidupan
agama dan keyakinan.
 Perbaikan dalam Pengucapan
Melalui interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosial yang lebih luas serta
pengajaran di sekolah, anak memperbaiki cara-cara pengucapan kata secara lebih
tepat
 Pembentukan Kalimat
Dalam masa usia sekolah, anak sudah mampu membuat kalimat dengan struktur
yang benar dan isi yang lebih komunikatif.
 Perubahan Isi Bahasa
Jika pada masa usia prasekolah, isi pesan lebih banyak berpusat pada dirinya
(egosentris), maka pada usia sekolah dasar isi pembicaraan telah bergeser dengan
memberikan pengertian terhadap orang lain.

 Gaya Bahasa
Pada masa usia ini anak telah menggunakan gaya bahas,*arena adanya pengaruh
perbedaan lingkungan, seperti kelas sosial, lingkungan masyarakat, keluarga,
geografis, dan adat istiadat.
Implikasi
Perkembangan bahasa anak yang dikupas dalam makalah ini mengandung
Implikasi sebagai berikut:
a. ada 5 strategi yang dapat digunakan untuk melatih perkembangan bahas
(lisan) anak usia dini, yaitu motherese, recasting, echoing, expanding dan
labeling;
b. anak hendaknya diberi kesempatan untuk bersosialisasi, karena
perkembangan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan;
c. proses imitasi pada diri anak sangat kuat, untuk itu peran orang tua dan orang
dewasa lain di sekitarnya sangat besar dalam pengajaran bahasa yang
santun;
d. pada usia prasekolah tipe perkembangan bahasa anak masih bersifat
egosentris, untuk hal ini orang tua hendaknya bijaksana dalam menanggapi
persepsi yang dikomunikasikannya. Atau dengan kata lain, pada usia ini hal-
hal yang diutarakan anak masih berdasarkan sudut pandang dan kebutuhan
dirinya sendiri.

KESIMPULAN
Perkembangan bahasa anak
(1) ada tiga faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak,
yaitu faktor biologis, intelektual, dan lingkungan;
(2) ada empat tugas perkembangan bahasa anak;
(3) menurut George Brown ada lima tahap perkembangan bahasa pada anak,
masing-masing tahap memiliki panjang pengucapan dan karakteristik yang
berbeda;
(4) ada lima karakteristik utama perkembangan bahasa dalam masa usia sekolah
dasar, yaitu:
a. Pembentukan dan penambahan perbendaharaan kata
b. Perbaikan dan pengucapan
c. Pembentukan kalimat
d. Perubahan isi bahasa gaya bahasa

Anda mungkin juga menyukai