Anda di halaman 1dari 59

i

PENENTUAN PRODUK AGROINDUSTRI UNGGULAN


DI KABUPATEN CIANJUR

KHOVIVATUL ISTIQOMAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN


SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penentuan Produk


Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015

Khovivatul Istiqomah
NIM F34110066
ABSTRAK
KHOVIVATUL ISTIQOMAH. Penentuan Produk Agroindustri Unggulan
di Kabupaten Cianjur. Dibimbing oleh FAQIH UDIN

Kabupaten Cianjur dalam mengimplementasikan otonomi daerah berusaha


untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya, yaitu sektor pertanian. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui komoditas unggulan, serta
menentukan produk agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur.
Penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE). Hasil dari nilai produksi tertinggi, terdapat 4
jenis komoditas unggulan yang digunakan sebagai alternatif dalam struktur hirarki
AHP yaitu ikan nila, ikan mas, sapi lokal, dan padi. Hasil AHP menunjukkan
bahwa terdapat 3 kriteria yang berpengaruh dalam penentuan komoditas unggulan
di Kabupaten Cianjur, yaitu ketersedian dan pasokan bahan baku (0.271), sarana
dan prasarana pendukung (0.250), dan potensi pasar (0.142). Nilai konsisten
gabungan dari pakar sebesar 0.06. Komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
yaitu Padi (0.350). Hasil analisis MPE, menunjukkan bahwa prioritas utama
produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan
nilai MPE sebesar 493 225 328.

Kata kunci: Analytical Hierarchy Process (AHP), Komoditas Unggulan, Metode


Perbandingan Eksponensial (MPE), dan Produk Agroindustri.

ABSTRACT

KHOVIVATUL ISTIQOMAH. Determination of Agro-industrial Product of


Superior Commodity in Cianjur Regency. Supervised by FAQIH UDIN.

Cianjur Regency in implementing regional autonomy tries to utilize its


potential that is agriculture sector. This research aims to analyze and get the
information of superior commodity and to determine agro-industrial product of
superior commodity in Cianjur Regency. This research used Analytical Hierarchy
Process (AHP) and Comparison of Exponential Method (MPE). The result of
highest production value showed that there were 4 kind of superior commodities
used as alternatives in AHP hierarchy structure. Those were tilapia, common
carp, local cattle, and rice. The result of AHP showed that there were 3 criteria
influenced superior commodity determination in Cianjur Regency. Those were
availability and supply of raw material that was (0.271), supporting facilities and
infrastructure (0.250), and market potential (0.142). Combined consistent value
from expert was equal to 0.07. The superior commodity in Cianjur Regency was
rice (0.350). The result of MPE analysis showed that the main priority of superior
agro-industrial product in Cianjur Regency was milled rice with MPE value 493
225 328.

Key words: Analytical Hierarchy Process (AHP), Superior commodity,


Comparison of Exponential Method (MPE), Agro-industrial product.
PENENTUAN PRODUK AGROINDUSTRI UNGGULAN
DI KABUPATEN CIANJUR

KHOVIVATUL ISTIQOMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2015 ini ialah
Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Faqih Udin MSc selaku
pembimbing. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman TIN 48. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Kabid Tanaman Pangan pada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Kabid
Perindustrian pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas
Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Sekretaris Umum pada
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan Kabid Perindustrian
pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, yang telah
membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak, Umi, serta seluruh keluarga besar Aspuri, atas segala doa dan
kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

Khovivatul Istiqomah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Agroindustri 3
Analisis Komoditas Unggulan 4
Analisis Produk Agroindustri Unggulan 4
Analytical Hierarchy Process (AHP) 4
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) 8
METODE 9
Kerangka Berpikir 9
Jenis dan Sumber Data 10
Teknik Analisis Data 10
Tahapan Penelitian 10
GAMBARAN UMUM KABUPATEN CIANJUR 14
Kondisi Geografi 14
Kondisi Demografi 14
Perkembangan Ekonomi Kabupaten Cianjur 15
Struktur Ekonomi Kabupaten Cianjur 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Analisis Penentuan Komoditas Unggulan 18
Analisis Penentuan Produk Agroindustri Unggulan 20
KESIMPULAN DAN SARAN 22
Kesimpulan 22
Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP 47
DAFTAR TABEL
1 PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha tahun 2007-2013 (juta rupiah) 1
2 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty 7
3 Matrik keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (Manning
2005) 9
4 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Cianjur menurut kelompok
sektor Tahun 2009 dan 2013 (Juta Rupiah) 17
5 Komoditas unggulan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP 18
6 Hasil dalam penentuan kriteria yang berpengaruh dalam menentukan
komoditas unggulan 20
7 Hasil dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten 20
8 Urutan prioritas produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur 22

DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir proses hirarki analitik 6
2 Contoh struktur hirarki dalam AHP 7
3 Diagram alir pembuatan kuisioner penentuan komoditas unggulan
dengan AHP 11
4 Diagram alir penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur 12
5 Diagram alir penentuan produk agroindustri di Kabupaten Cianjur 13
6 Struktur hirarki AHP dalam pemilihan komoditas unggulan di
Kabupaten Cianjur 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur 25


2 Pohon industri komoditas padi 27
3 Kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan AHP 28
4 Hasil analisis aplikasi Expert Choice 2000 dalam penentuan komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur 36
5 Perhitungan gabungan dari 4 pakar dalam penentuan komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur 40
6 Kuisioner penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode
Perbandingan Eksponensial 42
7 Perhitungan penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode
Perbandingan Eksponensial 45
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan perekonomian Kabupaten Cianjur berkaitan erat dengan


pembangunan sektor pertanian. Kabupaten Cianjur secara administratif masuk ke
dalam wilayah Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2013, luas wilayah administratif
Kabupaten Cianjur seluas 361 434 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 2 225
313 jiwa. Kabupaten Cianjur mengalami pertumbuhan ekonomi paling pesat pada
sektor pertanian. Letak Kabupaten Cianjur sangat strategis karena berbatasan
langsung dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Sukabumi, dan berdekatan dengan ibu kota Jakarta. Letak Kabupaten
Cianjur yang sangat strategis merupakan suatu potensi yang harus dipertahankan
untuk perkembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi.

Tabel 1. PDRB Kabupaten Cianjur atas dasar harga konstan 2000 menurut
lapangan usaha tahun 2007-2013 (juta rupiah)
Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 2013**

1. Pertanian 3 287 763.08 3 345 527.53 3 531 105.55 3 611 107.62 3 665 172.91 3 832 315.50 3 949 274.60
2. Pertambangan
dan 9 129.16 9 633.15 9 896.03 9 680.54 10 462.88 10 211.81 10 981.23
Penggalian
3. Industri
201 434.96 215 971.73 220 749.64 234 148.73 254 916.18 270 596.70 285 862.33
Pengolahan
4. Listrik, Gas,
56 370.75 60 016.93 62 688.84 68 368.26 73 569.53 76 681.38 81 044.79
dan Air Bersih
5. Bangunan 231 475.51 246 301.30 249 343.12 269 278.65 291 521.86 316 366.86 339 566.85
6. Perdagangan,
Hotel, dan 1 902 882.68 2 018 070.97 2 088 530.13 2 237 943.89 2 409 712.72 2 550 617.09 2 713 191.07
Restoran
7. Pengangkutan
dan 537 049.75 575 276.51 595 396.43 612 602.64 658 282.99 694 780.66 735 203.30
Komunikasi
8. Keuangan,
Persewaan,
388 568.36 406 628.28 401 464.48 432 210.10 447 484.77 470 758.18 495 869.34
dan Jasa
Perusahaan
9. Jasa-Jasa 728 290.80 762 234.93 781 025.04 824 543.28 882 385.29 912 437.24 950 325.63
Produk Domestik
7 342 965.05 7 639 661.34 7 940 199.26 8 299 883.69 8 693 509.13 9 134 765.41 9 561 319.14
Regional Bruto
Sumber: BPS Kabupaten Cianjur, 2014
Keterangan:
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara

Dilihat dari Tabel 1, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar


(dominan) terhadap PDRB Kabupaten Cianjur. Sektor ini memberikan kontribusi
sebesar 3 949 274.60 juta rupiah atau 41.30 %. Pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur tahun 2011-2016
disebutkan misi pengembangan perekonomian masyarakat bertumpu pada
kegiatan pertanian. Sektor pertanian sebagai sektor uggulan dalam perekonomian
yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur.
Salah satu upaya pemerintah daerah dalam peningkatan sektor pertanian
adalah melalui pendekatan agroindustri. Agroindustri merupakan pilihan alternatif
yang harus dikembangkan bersamaan dengan perkembangan ekonomi dan
perdagangan di era globalisasi yang sangat menuntut adanya efisiensi dan
efektivitas usaha. Oleh sebab itu, peran pemerintah daerah untuk mengembangkan
2

produk agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur sangat diperlukan


guna meningkatkan perekonomian Kabupaten Cianjur. Selain itu, peningkatan
sektor agroindustri juga dapat meningkatkan pendapatan petani yaitu dengan
memberikan nilai tambah pada hasil panen. Menurut Simatupang dan Adreng
Purwoto (2003) menyatakan bahwa agroindustri terbukti telah berhasil
memberikan nilai tambah sekitar 20.7 %, penyerapan tenaga kerja 30.8 %, dan
penyerapan bahan baku 89.9 % dari total industri yang ada.
Kabupaten Cianjur sangat terkenal sebagai daerah penghasil beras pandan
wangi, penghasil tauco, dan peternak ayam pelung, karena sumber daya alam
Kabupaten Cianjur sangat mendukung pertumbuhan bahan baku beras dan
kedelai, serta cocok untuk daerah peternakan. Selain itu, Pemerintah Kabupaten
Cianjur juga menetapkan bahwa beras pandan wangi, tauco, dan ayam pelung
merupakan produk dan komoditas unggulan di daerahnya tanpa melalui penelitian
terlebih dahulu. Namun, sebaiknya penetapan suatu komoditas dan produk
unggulan harus melalui penelitian dengan melibatkan faktor yang berpengaruh
dalam menentukan suatu komoditas unggulan di daerahnya.
Hal tersebut menunjukkan perlu dilakukan penelitian guna menentukan
produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur. Dengan demikian penetapan
produk agroindustri unggulan tersebut dapat diperoleh secara akurat dan proses
pengembangannya dapat lebih terarah.

Perumusan Masalah

Pemerintah Kabupaten Cianjur melalui Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan


dan Perkebunan, dan Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan memiliki
program dan kebijakan untuk menjadikan sektor pertanian menjadi salah satu
penggerak ekonomi, menciptakan lapangan kerja, melestarikan dan memanfaatkan
sumberdaya alam pendukung. Pemerintah Kabupaten Cianjur mempunyai sasaran
untuk meningkatkan pembangunan ekonomi yang berbasis potensi lokal. Namun
kendala yang dialaminya yaitu kurangnya analisis tentang potensi komoditas
unggulan dan potensi produk agroindustri komoditas unggulan pada sektor
pertanian. Melihat kondisi dan permasalahan di atas maka yang perlu dikaji
adalah:
1. Apa potensi komoditas unggulan pada sektor pertanian?
2. Apa produk agroindustri dari komoditas unggulan pada sektor pertanian
yang dapat meningkatkan pembangunan ekonomi di Kabupaten Cianjur?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini


mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur.
2. Menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur
3

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:


1. Sebagai masukan dan informasi bagi para pengambil kebijakan untuk
pengelolaan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur dalam
merencanakan dan mengembangkan perekonomian Kabupaten Cianjur.
2. Sebagai bahan pustaka, informasi, dan referensi bagi pihak yang
membutuhkan.
3. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian tentang analisis produk agroindustri unggulan di


Kabupaten Cianjur adalah :
1. Pemilihan komoditas unggulan yang dibatasi pada sektor pertanian di
Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP)
2. Pemilihan produk agroindustri dengan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE)

TINJAUAN PUSTAKA

Agroindustri

Agroindustri adalah operasi-operasi pengolahan yang memproses bahan


baku yang berasal dari tumbuhan atau hewan. Proses pengolahan meliputi
transformasi dan pengawetan secara fisik atau kimia, penyimpanan, pengemasan
dan distribusi. Sifat proses dan tingkat transformasi dapat bervariasi mulai dari
pencucian, sortasi, pemotongan atau penggilingan, pencampuran, pemasakan
hingga proses yang menyebabkan perubahan kimia dan tekstur. Agroindustri
berbasis pada sumberdaya lokal. Pada era globalisasi sekarang dan mendatang,
agroindustri tentu saja prospeknya sangat cerah, sehingga dimungkinkan akan
menjadi leading sector (Suhardjo 2008).
Pengembangan agroindustri di Indonesia didukung oleh besarnya potensi
sumberdaya yang dimiliki dan tuntutan pasar yang semakin meningkat.
Keanekaragaman produk pertanian merupakan potensi besar untuk dikembangkan
menjadi berbagai produk olahan. Tuntutan pasar dengan semakin meningkatnya
permintaan terhadap bahan pangan olahan, dan adanya gejala negara maju mulai
meninggalkan industri pengolahan merupakan peluang untuk mengembangkan
agroindustri di Indonesia (Wardoyo 2008).
Menurut Suhardjo (2008), pengembangan agroindustri menyangkut
berbagai aspek yang mampu menumbuh kembangkan kegiatan-kegiatan produktif
lainnya yang saling terikat, saling mendukung dan saling menguntungkan.
Mengingat kegiatan tersebut mempunyai ruang lingkup yang sangat luas yang
meliputi semua aktivitas, mulai dari sub sistem pengadaan dan penyaluran sarana
produksi, sub sistem produksi (usaha tani), sub sistem pengolahan hingga sub
4

sistem distribusi atau pemasaran. Hal ini diharapkan akan menciptakan peluang-
peluang bagi pengembangan sektor ekonomi secara luas termasuk sektor jasa,
perhubungan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya menurut Suhardjo (2008), ada beberapa hal dasar dan perlu
diperhatikan dalam upaya pengembangan agroindustri adalah sebagai berikut :
a. Industri yang mempunyai daya saing kuat dan peluang pasar yang cukup
luas, perlu didorong pengembangannya mengingat industri tersebut
merupakan industri yang mengolah bahan baku yang dapat diperbaharui.
b. Perlu dilakukan pengkajian dalam pemilihan teknologi yang tepat (teknologi
tepat guna).
c. Perlu dikembangkan dukungan Litbang terapan (R&D) secara bertahap.
Perlu diarahkan agar dapat menciptakan keterkaitan yang luas antara sektor
pertanian dan sektor industri sehingga dapat mendorong peningkatan nilai tambah
dan menambahkan kegiatan ekonomi di daerah melalui pengaruh ganda yang pada
gilirannya akan mendorong pengembangan zona industri, kantong-kantong
industri, kawasan industri, dan sentra-sentra industri kecil.

Analisis Komoditas Unggulan

Analisis untuk menentukan komoditas unggulan menurut Ma’arif (2003),


dapat didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut ini, yaitu ketersediaan
lahan, kesesuaian lahan, ketersediaan benih, sarana dan prasarana, teknologi,
sumber daya manusia, aksesibilitas, pemasaran, aspek kelembagaan, kebijakan
investasi, dan aspek lingkungan.

Analisis Produk Agroindustri Unggulan

Penentuan produk agroindustri unggulan dapat didasarkan pada kriteria-


kriteria sebagai berikut ini, yaitu kondisi bahan baku, nilai tambah produk, kondisi
agroindustri dari komoditas pertanian unggulan saat ini, peluang pasar, dampak
ganda terhadap produk lain, teknologi yang sudah dipakai, penyerapan tenaga
kerja, kebijakan pemerintah dan dampak lingkungan (Departemen Perindustrian
dan Perdagangan RI 2010).

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam


pengambilan suatu keputusan. Metoda AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty,
yang ditujukan untuk memodelkan masalah-masalah tak terstruktur, baik untuk
bidang ekonomi, social, maupun sains manajemen. AHP merupakan suatu model
yang fleksibel dan mampu memberikan kesempatan bagi individu atau kelompok
untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara
membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang
diinginkan darinya. Proses ini juga memungkinkan orang menguji kepekaan
hasilnya terhadap perubahan informasi.
AHP memasukkan pertimbangan dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses
ini bergantung pada imajinasi, pengalaman dan pengetahuan untuk menyusun
hirarki suatu masalah pada logika, intuisi, dan pengalaman untuk memberikan
5

pertimbangan. Menurut Fewidarto (1997), penggunaan hirarki dalam pengambilan


keputusan mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
1. Penyajian sistem secara hirarki dapat digunakan untuk menjelaskan
bagaimana perubahan-perubahan prioritas pada level atas mempengaruhi
prioritas pada elemen-elemen di bawahnya.
2. Hirarki memberikan banyak informasi yang lengkap pada struktur dan
fungsi suatu sistem dalam level yang lebih rendah dan memberikan
gambaran tentang pelaku-pelaku dan tujuan-tujuan pada level yang lebih
tinggi. Elemen-elemen kendala yang terbaik adalah disajikan pada level
yang lebih tinggi lagi untuk menjamin bahwa kendala-kendala itu
diperhatikan.
3. Sistem alamiah yang disusun secara hirarki, yaitu dengan membangun
konstruksi modul dan akhirnya menyusun rakitan modul-modul tersebut.
Hal ini jauh lebih efisien daripada merakit modul-modul tersebut secara
keseluruhan sekaligus.
4. Hirarki lebih mantap (stabil dan fleksibel). Stabil dalam arti bahwa
perubahan-perubahan kecil mempunyai efek yang kecil dan fleksibel
diartikan bahwa penambahan untuk mendapatkan suatu hirarki yang
terstruktur baik tidak mengganggu pola kerjanya.
Tahapan terpenting dalam analisis adalah penilaian dengan teknik
komparasi berpasangan (pairwise comparison) terhadap elemen-elemen pada
suatu tingkatan hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik
dan membandingkan antara satu elemen dengan elemen lainnya.
Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap hasil penilaian tadi
untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan terendah
(Saaty 1980). Jika rasio konsistensi telah memenuhi syarat, maka dilakukan
penggabungan pendapat dari setiap pengambil keputusan untuk dibuat matriks
pendapat gabungan dan dilakukan perhitungan bobot prioritas masing-masing sub
elemen, selanjutnya dilakukan pengolahan vertikal untuk memperoleh vektor
prioritas sistem. Secara lengkap diagram alir proses hirarki analitik sebagaimana
disajikan pada Gambar 1.
6

Mulai

Analisis kebutuhan

Penyusunan hierarki

Penilaian perbandingan
setiap elemen

Pengolahan horisontal:
1. Perkaitan elemen
2. Perhitungan vektor prioritas
3. Perhitungan nilai eigen
4. Perhitungan indeks konsistensi
5. Perhitungan nilai eigen

CI : CR

Revisi Tidak
pendapat CI : CR
pakar Memenuhi

Ya

Penyusunan matriks gabungan

Perhitungan vektor prioritas


gabungan

Pengolahan vertikal

Perhitungan vektor prioritas


sistem

Selesai
Gambar 1. Diagram alir proses hirarki analitik
7

Menurut Marimin (2004), prinsip kerja AHP adalah sebagai berikut :


1. Penyusunan Hirarki.
Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-
unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi hirarki.
Pada Gambar 2 mempresentasikan keputusan untuk memilih alternatif
dengan menggunakan AHP.
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan.
Menurut Saaty (1983) dalam Marimin (2004), untuk berbagai persoalan,
skala 1–9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan
definisi pendapat yang kualitatif dari skala perbandingan Saaty
ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai dan Definisi Pendapat Kualitatif dari Skala Perbandingan Saaty
Nilai Keterangan
1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria
atau alternatif B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

3. Penentuan Prioritas
Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandingan relatif
kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh
alternatif. Kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitaif dapat dibandingkan
sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot
dan prioritas. Bobot dan prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau
melalui penyelesaian persamaan matematik.
4. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan
secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis

Gambar 2. Contoh struktur hirarki dalam AHP


8

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode


untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak.
Teknik ini digunakan sebagai pembantu bagi individu dalam pengambilan
keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi
dengan baik pada tahapan proses (Marimin 2010).
Menurut Marimin (2010), ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
dalam penggunaan MPE, yaitu menyusun alternatif-alternatif keputusan yang
akan dipilih, menentukan kriteria atau perbandingan kriteria keputusan yang
penting untuk dievaluasi, menentukan tingkat kepentingan dari setiap kriteria
keputusan atau pertimbangan kriteria, melakukan penilaian terhadap semua
alternatif pada setiap kriteria, menghitung skor atau nilai total setiap alternatif,
dan menentukan urutan prioritas keputusan didasarkan pada skor atau nilai total
masing-masing alternatif.
Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam metode
perbandingan eksponensial adalah sebagai berikut:

dengan:
TNi = Total nilai alternatif ke-i
RKij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i
TKKj = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj > 0; bulat
n = jumlah pilihan keputusan
m = jumlah kriteria keputusan

Penentuan tingkat kepentingan kriteria dilakukan dengan cara wawancara


dengan pakar atau melalui kesepakatan curah pendapat, sedangkan penentuan skor
alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan memberi nilai setiap alternatif
berdasarkan nilai kriterianya (Sarma 2005). Semakin besar nilai alternatif,
semakin besar pula skor alternatif tersebut. Total skor masing-masing alternatif
keputusan akan relatif berbeda secara nyata karena adanya fungsi eksponensial.
Berikut ditampilkan pada Tabel 3 tentang matrik keputusan dengan Metode
Perbandingan Eksponensial (Manning 2005).
9

Tabel 3. Matrik keputusan dengan Metode Perbandingan Eksponensial (Manning


2005).
KRITERIA Urutan
1 2 3 4 ... m Prioritas
A 1 . . . . ... . .
L 2 . . . . ... . .
T . . . . ... . .
E
3
R 4 . . . . ... . .
N . . . . . ... . .
A . . . . . ... . .
T
I
. . . . . ... . .
F n . . . . ... .
Tingkat
kepentingan . . . . ... . .
kriteria

Menurut Marimin (2010), Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)


mempunyai keuntungan dalam mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam
analisa. Nilai skor menggambarkan urutan prioritas menjadi besar (fungsi
eksponensial) yang mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan lebih
nyata (Marimin 2010). Nilai skor untuk alternatif dibagi menjadi 4, yaitu 2, 4, 6,
dan 8.

METODE

Kerangka Berpikir

Komoditas unggulan pada suatu daerah merupakan komoditas perdagangan


yang dapat dijadikan bahan baku suatu industri dengan memanfaatkan seluruh
bagian atau komponennya. Melalui pendekatan agroindustri, komoditas unggulan
dapat diolah menjadi berbagai macam produk melalui proses hilir sehingga
memberikan nilai tambah pada komoditas tersebut. Apabila pengembangan
agroindustri komoditas tersebut terintegrasi dengan baik, maka dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar bagi pemerintah maupun masyarakat daerah
setempat.
Pengembangan agroindustri komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
berawal dari adanya permasalahan tentang perlunya penentuan komoditas
unggulan yang didasarkan melalui penelitian. Komoditas unggulan yang terpilih
merupakan komoditas yang dapat meningkatkan PDRB dengan melihat potensi
untuk dikembangkan sebagai bahan baku agroindustri. Setelah mendapatkan
komoditas unggulan, berikutnya dilakukan pemilihan produk agroindustri
unggulan dengan melihat potensi dan peluang pengembangan produk agroindustri
Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan untuk penentuan komoditas unggulan
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP), sedangkan metode untuk penentuan
produk agroindustri unggulan adalah Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).
10

Jenis dan Sumber Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, maka diperlukan studi literatur


terlebih dahulu agar memahami dan mendapatkan data serta informasi yang
relevan dengan tujuan dari penelitian. Kegiatan pengumpulan data dan informasi
dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner oleh pakar. Menurut
Millet (2007), kriteria pakar pada penelitian ini yaitu berpengalaman dengan
minimal kerja 5 tahun di bidangnya, profesional, integritas, dan memiliki
pendidikan formalnya minimal diploma. Data sekunder yang diperlukan dari
gambaran umum Kabupaten Cianjur, perkembangan ekonomi Kabupaten Cianjur,
dan struktur ekonomi Kabupaten Cianjur. Instansi yang terkait dalam penelitian
ini yaitu BAPPEDA Kabupaten Cianjur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Cianjur, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura
Kabupaten Cianjur, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Cianjur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan BPS
Kabupaten Cianjur.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical
Hierarchy Process (AHP) dan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Untuk
pengolahan data AHP digunakan program Expert Choice dan untuk pengolahan
data MPE digunakan Excel 2010.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu inventarisasi potensi


agroindustri, penentuan komoditas unggulan, dan penentuan produk agroindustri
unggulan. Pada tahap inventarisasi potensi agroindustri dilakukan dengan cara
wawancara dan studi pustaka ke berbagai instansi terkait seperti BAPPEDA
Kabupaten Cianjur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur,
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur, Dinas Kehutanan dan
Perkebunan Kabupaten Cianjur, dan BPS Kabupaten Cianjur. Inventarisasi
digunakan pada tahap awal dalam mengumpulkan data potensi komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur dengan indikator data produksi komoditas
tersebut dalam satuan ton per tahun. Setelah mendapatkan beberapa jenis
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur maka dipilih 4 jenis komoditas
unggulan yang akan digunakan sebagai alternatif di dalam struktur hirarki
Analytical Hierarchy Process (AHP). Untuk lebih jelas, tahap pertama akan
ditampilkan pada Gambar 3.
11

Mulai

Hasil studi pustaka tentang komoditas unggulan di Kabupaten


Cianjur berdasarkan data dari BPS dengan indikator nilai
produksi pada setiap komoditas dan studi pustaka penentuan
kriteria dalam pemilihan komoditas unggulan

- Kabid Industri pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur


- Sekretaris Umum pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan
Kabupaten Cianjur
- Sekretaris Umum pada Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Cianjur
- Kabid Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur
- Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur

Disetujui?
Tidak

Ya Y
a
Persetujuan pemilihan alternatif komoditas unggulan
dan kriteria dalam penentuan komoditas unggulan
padastruktur hirarki Analytical Hierarchy Process

Pembuatan kuisioner dan struktur hirarki Analytical


Hierarchy Process dalam penentuan komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur

Kuisioner penentuan komoditas unggulan


dengan Analytical Hierarchy Process
Gambar 3. Diagram alir pembuatan kuisioner penentuan komoditas unggulan
dengan Analytical Hierarchy Process

Tahap kedua, penentuan komoditas unggulan sebagai bahan baku dalam


agroindustri dengan mempertimbangkan kriteria yang sudah ditentukan melalui
studi pustaka dan wawancara pakar dengan pengisian kuisioner. Penentuan
komoditas unggulan ini dilakukan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Tahap ketiga, penentuan produk agroindustri unggulan dari komoditas unggulan
terpilih dengan mempertimbangkan kriteria yang sudah ditentukan melalui studi
12

pustaka dan wawancara pakar dengan pengisian kuisioner. Berikut ini Gambar 4
dan Gambar 5 disajikan alur dalam tahap kedua dan ketiga tahapan penelitian.

Mulai

Pengisian kuisioner dalam penentuan komoditas unggulan di


Kabupaten Cianjur ke Kabid Industri di BAPPEDA, Kabid Tanaman
Pangan dan Hortikultura di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Sekretaris Umum di Dinas Peternakan, Perikanan, dan
Kelautan

Hasil pengisian kuisioner

Analisis dengan aplikasi Expert


Choice 2000 pada setiap pakar

Inkonsistensi >= 0.1?


Ya

Tidak

Perhitungan gabungan dari hasil


analisis 4 orang pakar

Hasil komoditas unggulan di Kabupaten


Cianjur

Gambar 4. Diagram alir penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur


13

Mulai

Wawancara dengan Kabid Perindustrian di Dinas


Perindustrian dan Perdagangan tentang produk agroindustri
dari padi dan penentuan kriteria dalam pemilihan produk
agroindustri unggulan

Pembuatan kuisioner tentang


penentuan produk agroindustri
komoditas unggulan

Kabid Perindustrian pada Dinas


Perindustrian dan Perdagangan

Disetujui?
Tidak

Ya

Persetujuan kuisioner

Pengisian kuisioner oleh Kabid industri di


BAPPEDA, Kabid Bina Usaha di Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, dan Kabid
Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Analisis hasil pengisian


kuisioner dengan MPE

Produk agroindustri unggulan di


Kabupaten Cianjur
Gambar 5. Diagram alir penentuan produk agroindustri unggulan di Kabupaten
Cianjur
14

GAMBARAN UMUM KABUPATEN CIANJUR

Kondisi Geografi

Secara geografi, Kabupaten Cianjur terletak pada koordinat 1060 42’ – 1070
25’ Bujur Timur dan 60 21’ – 70 25’ Lintang Selatan. Kabupaten Cianjur
mempunyai luas wilayah 361 434.98 hektar dengan luas lahan pertanian seluas
237 650 hektar yang terdiri atas lahan sawah seluas 66 180 hektar dan bukan
sawah seluas 171 470 hektar. Kabupaten Cianjur memiliki curah hujan pertahun
rata-rata antara 1 000 sampai 4 000 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 150 hari
per tahun. Keadaan ini menjadikan sebagian besar lahan sangat subur. Sungai-
sungai besar dan kecil terdapat cukup banyak sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pengairan bagi pertanian (BPS 2014).
Kabupaten Cianjur terletak pada posisi strategis di Jawa Barat, dengan jarak
65 km dari ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung) dan 120 km dari ibu kota
negara Indonesia (Jakarta). Hal ini yang menjadikan Kabupaten Cianjur
berpotensi untuk menumbuhkan kegiatan perdagangan, industri dan pariwisata.
Kabupaten Cianjur juga terletak pada daerah perbatasan yang strategis juga,
sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Purwakarta, sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi,
sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, dan sebelah Timur
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung (BPS 2014).
Secara geografis, wilayah Kabupaten Cianjur terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu wilayah utara, wilayah tengah, dan wilayah selatan. Kabupaten Cianjur
terdiri atas 32 kecamatan, 342 desa, dan 6 kelurahan di wilayah kota Cianjur.
Cianjur bagian utara merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede
dengan ketinggian 2 963 meter, sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi
pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang digunakan untuk areal
perkebunan dan persawahan. Cianjur bagian tengah merupakan daerah yang
berbukit-bukit kecil dikelilingi dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga
rentan terhadap pergeseran tanah dan longsor. Sedangkan Cianjur bagian selatan
merupakan daerah berbukit kecil, dataran rendah, dan pegunungan yang melebar
sampai pantai Samudera Indonesia (BPS 2014).

Kondisi Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Cianjur pada tahun 2013 adalah 2 231 107
jiwa yang terdiri atas 1 153 993 jiwa laki-laki dan 1 077 144 jiwa perempuan
dengan sex ratio 107.15. Kepadatan rata-rata penduduk Kabupaten Cianjur tahun
2013 rata-rata 617 jiwa per km2. Berdasarkan hasil sakernas tahun 2013,
penduduk Kabupaten Cianjur usia 15 tahun ke atas merupakan angkatan kerja
yaitu 1 013 648 jiwa yang terbagi dalam dua yaitu yang bekerja sebanyak 899 502
jiwa dan yang berstatus pengangguran terbuka sebanyak 114 146 jiwa (BPS
2014).
Angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan
perikanan mencapai 55.81 persen, industri pengolahan 4.69 persen, perdagangan,
rumah makan dan hotel 18.78 persen, jasa kemasyarakatan 4.92 persen, dan
lainnya meliputi pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan,
15

angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, persewaan dan jasa


perusahaan mencapai 15.89 persen. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian
sangat mendominasi penyerapan tenaga kerja terbesar dan disusul oleh sektor
perdagangan (BPS 2014).

Perkembangan Ekonomi Kabupaten Cianjur

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Cianjur pada tahun 2013


sebesar 4.67 persen. Angka pertumbuhan tersebut mengalami sedikit perlambatan
dibandingkan dengan LPE tahun 2012 sebesar 5.08 persen. Kondisi ini
menggambarkan bahwa secara umum kinerja ekonomi di Kabupaten Cianjur pada
tahun 2013 relatif lebih sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya (BPS
2014).
Menurut kelompok sektor ekonomi, maka dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. LPE untuk
masing-masing kelompok sektor tersebut pada tahun 2013 sebesar 3.6 persen,
6.45 persen, dan 5.75 persen. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa kelompok
sektor sekunder memiliki capaian kinerja yang lebih baik dibandingkan dua
kelompok lainnya (BPS 2014).

Sektor Primer
Sektor primer adalah kelompok sektor yang tidak mengolah bahan baku
melainkan hanya menggunakan sumber-sumber alam yang ada (seperti tanah dan
deposit lainnya). Kelompok sektor primer terdiri atas sektor pertanian dan sektor
pertambangan dan penggalian. Laju pertumbuhan sektor primer pada tahun 2013
sebesar 3.06 persen. Laju pertumbuhan kelompok sektor primer sangat rendah
apabila dibandingkan dengan dua kelompok sektor lainnya (BPS 2014).
Pertumbuhan kelompok sektor primer erat kaitannya dengan kinerja sektor
pertanian. Hal ini disebabkan sektor pertanian merupakan kontributor utama
terhadap kelompok sektor primer. Pada tahun 2013 sektor pertanian tumbuh 3.05
persen. Hal ini terkait dengan peningkatan produksi padi pada tahun 2013
dibandingkan produksi padi pada tahun 2012. Namun demikian, peningkatan
produksi pada pada tahun 2013 relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan pada
tahun 2012, sehingga mengakibatkan perlambatan pertumbuhan sub sektor
tabama. Adapun sub sektor lainnya pada sektor pertanian rata-rata mengalami
pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai sub sektor kehutanan yaitu
tumbuh sebesar 14.57 persen. Pertumbuhan tinggi pada sub sektor kehutanan
disebabkan pada tahun 2013 memasuki masa tebang kayu lokal dan Jati
dibandingkan pada tahun 2012 (BPS 2014).
Demikain pula untuk sektor pertambangan dan penggalian laju
pertumbuhannya sebesar 7.53 persen. Kondisi ini menggambarkan terjadinya
peningkatan produksi hasil pertambangan dan penggalian pada tahun 2013
dibandingkan pada tahun 2012 (BPS 2014).

Sektor Sekunder
Sektor sekunder adalah sektor yang mengolah bahan baku baik dari sektor
primer maupun dari sektor sekunder menjadi bahan lain yang mempunyai nilai
yang lebih tinggi. Adapun yang termasuk kelompok sektor ini adalah sektor
16

industri pegolahan, listrik, gas, dan air minum serta bangunan/konstruksi. Kinerja
sektor sekunder pada tahun 2013 yaitu sebesar 6.45 persen tumbuh relatif tinggi
dibandingkan tahun 2009 yang hanya tumbuh sebesar 2.01 persen (BPS 2014).
Pertumbuhan kelompok sektor sekunder tersebut diperkuat dengan
pertumbuhan positif pada setiap sektornya. Pertumbuhan tertinggi dari sektor
bangunan sebesar 7.33 persen sedangkan sektor industri tumbuh sebesar 5.64
persen dan sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 5.69 persen. Sektor
perdagangan di Kabupaten Cianjur merupakan kontributor utama pada kelompok
sektor sekunder meskipun pertumbuhannya masih dibawah sektor bangunan (BPS
2014).

Sektor Tersier
Sektor tersier atau dikenal dengan sektor jasa, yaitu sektor yang tidak
merubah bentuk fisik melainkan jasa, yang terdiri dari sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor angkutan dan telekomunikasi, sektor keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa. Laju pertumbuhan ekonomi untuk
sektor tersier pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5.75 persen. Adapun masing-
masing LPE dari sektornya yaitu sektor perdagangan sebesar 6.37 persen, sektor
pengangkutan dan telekomunikasi sebesar 5.82 persen, sektor keuangan tumbuh
sebesar 5.33 persen dan sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 4.15 persen. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor produksi, sektor
perdagangan mampu tumbuh relatif besar. Selain itu, sektor keuangan juga
mempunyai kontribusi yang cukup besar kepada pertumbuhan kelompok sektor
tersier. Permintaan transaksi keuangan dan jasa keuangan pada tahun 2013 di
Kabupaten Cianjur tumbuh positif (BPS 2014).

Struktur Ekonomi Kabupaten Cianjur

Pada Tabel 4 diperlihatkan nilai PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun
2009 dan 2013 maka dapat dilihat mengenai perkembangan absolut PDRB selama
kurun waktu lima tahun terakhir. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009
yaitu sebesar Rp. 16 738 trilyun meningkat menjadi Rp. 24 893 trilyun pada tahun
2013. Pada tahun 2013, distribusi terbesar disumbangkan oleh kelompok sektor
tersier yaitu sebesar Rp. 13 53 trilyun dan kontribusi terkecil yaitu sebesar
Rp. 2 13 trilyun dari kelompok sektor sekunder. Sedangkan kelompok primer
menyumbang sebesar Rp. 9 24 trilyun (BPS 2014).
Apabila dicermati dari Tabel 4, terlihat bahwa kelompok tersier pada tahun
2013 mempunyai kontribusi sebesar 54.35 persen dan yang terkecil dari kelompok
sektor sekunder yaitu sebesar 8.54 persen. Namun demikian, apabila diperhatikan
per sektornya, kontribusi terbesar disumbang dari sektor pertanian yaitu sebesar
37.00 persen sedangkan terkecil dari sektor pertambangan yaitu sebesar 0.12
persen. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa, struktur ekonomi Kabupaten
Cianjur masih dipegang oleh sektor pertanian. Namun apabila dipilah menjadi
kelompok sektor, PDRB Kabupaten Cianjur ditopang oleh kelompok sektor tersier
(BPS 2014).
17

Tabel 4. PDRB atas dasar harga berlaku kabupaten cianjur menurut kelompok
sektor Tahun 2009 dan 2013 (Juta Rupiah)
Kelompok Sektor 2009 2013
1. Primer 6 586 008.43 (39.35%) 9 238 865.05 (37.11%)
a. Pertanian 6 563 306.96 (39.21%) 9 209 425.94 (37.00%)
b. Pertambangan 22 701.47 (0.14%) 29 439.11 (0.11%)
2. Sekunder 1 334 552.36 (7.97%) 2 125 128.28 (8.54%)
a. Industri 558 318.48 (3.34%) 943 319.62 (3.79%)
b. Listrik, Air 183 213.24 (1.09%) 278 433.59 (1.12%)
Minum
c. Bangunan 539 020.64 (3.54%) 903 375.07 (3.63%)
3. Tersier 8 817 179.50 (52.68%) 13 529 212.88 (54.35%)
a. Perdagangan 4 173 366.15 (24.93%) 6 898 115.80 (27.71%)
b. Pengangkutan 1 678 050.49 (10.03%) 2 480 234.56 (9.96%)
c. Keuangan 768 009.94 (4.59%) 975 012.03 (3.92%)
d. Jasa-jasa 2 197 752.92 (13.13%) 3 175 850.22 (12.76%)
PDRB 16 737 740.29 (100%) 24 893 206.21 (100%)
Sumber: BPS Kabupaten Cianjur

Kontributor kedua terbesar setelah sektor pertanian, adalah sektor


perdagangan yaitu sebesar 27.71 persen. Struktur ekonomi tersebut
memperlihatkan adanya keterkaitan antara sektor produksi dengan sektor
perdagangan. Apabila produksi pertanian di Kabupaten Cianjur meningkat, maka
sektor perdagangannya akan terdongkrak juga. Namun disamping itu juga
terpengaruh dari peningkatan konsumsi masyarakat (BPS 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komoditas pertanian yang akan dijadikan sebagai produk agroindustri


sangat beragam jenisnya sehingga diperlukan kriteria yang tepat dalam hal
menentukan komoditas unggulan dan produk agroindustri dari komoditas
unggulan tersebut di Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan dalam
pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu Analytical Hierarchy
Process (AHP), sedangkan metode yang digunakan dalam menentukan produk
agroindustri unggulan yaitu Metode Perbandingan Eksponensial (MPE).
Berdasarkan studi pustaka dan hasil wawancara pakar, terdapat 49 jenis
komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Cianjur, hasil selengkapnya
ditampilkan pada Lampiran 1. Komoditas unggulan hasil studi pustaka dan
wawancara pakar merupakan komoditas yang saat ini rata-rata mempunyai nilai
produksi tertinggi di Provinsi Jawa Barat dan mayoritas digunakan sebagai mata
pencaharian masyarakat Kabupaten Cianjur. Pemilihan komoditas unggulan yang
dijadikan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP berdasarkan pada nilai
data produksi tertinggi setiap komoditas unggulan. Maka dipilih 4 komoditas
unggulan yang ada di Kabupaten Cianjur, yaitu padi, ikan nila, ikan mas, dan sapi
lokal. Hasil pemilihan 4 komoditas unggulan sebagai alternatif dalam penyusunan
struktur hirarki AHP ditampilkan pada Tabel 5.
18

Tabel 5. Komoditas unggulan sebagai alternatif dalam struktur hirarki AHP


No Jenis Komoditas Produksi Tahun 2015 (ton/thn)*
1. Padi 903 547
2. Ikan nila 822 586
3. Ikan mas 456 992
4. Sapi lokal 194 455
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2015
Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan, 2015
Keterangan:
*) Angka Sementara

Analisis Penentuan Komoditas Unggulan

Kriteria dalam pemilihan komoditas unggulan ditentukan melalui studi


pustaka kemudian dianalisis oleh pakar melalui pengisian kuisioner. Jumlah pakar
dalam menentukan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur ada 5 orang yaitu
Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kabupaten Cianjur, Kabid Industri pada BAPPEDA Kabupaten Cianjur,
Sekretaris Umum pada Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten
Cianjur, Sekretaris Umum pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
Cianjur, dan Kabid Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan hasil analisis pakar, kriteria dalam penentuan komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur ada 10 kriteria, yakni prospek pasar, nilai
ekonomis bahan baku, keterkaitan pendapatan rakyat, kelayakan usaha, adanya
kesempatan diversifikasi produk, penyerapan tenaga kerja, sarana dan prasarana
pendukung, kebijakan pemerintah mendukung, ketersediaan dan pasokan bahan
baku, dan ketersediaan lahan komoditas unggulan.
Struktur hirarki dalam pemilihan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
ditampilkan pada Gambar 6. Hirarki dalam pemilihan komoditas unggulan terdiri
atas level nol, level satu, dan level dua. Level nol (level tujuan) adalah penentuan
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, level satu adalah level kriteria dalam
penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, dan level dua adalah
alternatif komoditas unggulan.
19

Gambar 6. Struktur hirarki AHP dalam pemilihan komoditas unggulan di


Kabupaten Cianjur

Keterangan :
PP = Prospek pasar
NEBB = Nilai ekonomis bahan baku
KU = Kelayakan usaha
KLKU = Ketersediaan lahan komoditas unggulan
AKDP = Adanya kesempatan diversifikasi produk
PTK = Penyerapan tenaga kerja
KPBB = Ketersediaan pasokan bahan baku
KPM = Kebijakan pemerintah mendukung
SPP = Sarana dan prasarana pendukung
KPR = Keterkaitan pendapatan rakyat

Responden yang digunakan dalam penentuan komoditas unggulan di


Kabupaten Cianjur dengan metode AHP sebanyak 4 orang yaitu Kabid Tanaman
Pangan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sekretaris Umum
di Dinas Perikanan, Peternakan, dan Kelautan, Kabid Industri di BAPPEDA, dan
Kabid Perindustrian di Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Pada saat pemilihan
responden, terdapat kriteria yang harus dipenuhi yaitu profesional, minimal
pendidikan D3, integritas, dan berpengalaman dalam menangani masalah tersebut.
Data yang diperoleh dari responden melalui pengisian kuisioner selanjutnya
diolah dengan menggunakan aplikasi expert choice. Pada saat diolah
menggunakan expert choice maka nilai konsisten harus dibawah 0.1 untuk setiap
pakar yang dijadikan sebagai responden. Nilai konsisten ini menunjukkan bahwa
pakar layak dan mengerti dengan jawaban serta masalah dalam penelitian tersebut.
Apabila nilai konsisten pakar lebih dari 0.1 maka ada 2 pilihan yang harus dipilih
yaitu mencari pakar ahli lain atau mengulangi pengisian kuisioner pada pakar
tersebut dengan lebih teliti dalam menjawab pertanyaan pada kuisioner. Kuisioner
penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan Analytical
Hierarchy Process dilampirkan pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pengisian
kuisioner AHP oleh pakar yang dianalisis dengan aplikasi expert choice, maka
diperoleh nilai konsisten pakar sebesar 0.06 dengan menggunakan 4 orang
20

responden. Selanjutnya ditampilkan pada Tabel 6 hasil AHP dalam penentuan


kriteria yang paling berpengaruh untuk penentukan komoditas unggulan dengan
menggunakan 4 responden.

Tabel 6. Hasil dalam penentuan kriteria yang berpengaruh untuk menentukan


komoditas unggulan
No. Kriteria Bobot
1. Ketersediaan dan Pasokan Bahan Baku 0.271
2. Sarana dan Prasarana Pendukung 0.250
3. Prospek Pasar 0.142
4. Ketersediaan Lahan Komoditas Unggulan 0.098
5. Adanya Kesempatan Diversifikasi Pangan 0.060
6. Nilai Ekonomis Bahan Baku 0.045
7. Kebijakan Pemerintah Mendukung 0.037
8. Penyerapan Tenaga Kerja 0.036
9. Kelayakan Usaha 0.034
10. Keterkaitan Pendapatan Rakyat 0.027
Jumlah 1.000

Berdasarkan hasil AHP yang diolah dengan aplikasi expert choice


ditampilkan pada Tabel 6, maka terdapat 3 kriteria yang paling berpengaruh
dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu ketersedian dan
pasokan bahan baku dengan bobot 0.271, sarana dan prasarana pendukung dengan
bobot 0.250, dan prospek pasar dengan bobot 0.142. Setelah diperoleh kriteria
dalam penetuan komoditas unggulan, kemudian data dari 4 responden dianalisis
dengan expert choice, hasil menunjukkan bahwa komoditas unggulan di
Kabupaten Cianjur yaitu padi dengan bobot sebesar 0.350. Hasil selengkapnya
analisis AHP dengan aplikasi expert choice ditampilkan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil dalam penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur


No. Jenis Komoditas Unggulan Bobot
1. Ikan Mas 0.232
2. Ikan Nila 0.275
3. Sapi Lokal 0.143
4. Padi 0.350
Jumlah 1.000

Analisis Penentuan Produk Agroindustri Unggulan

Hasil dari penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur dengan


AHP, maka padi merupakan komoditas yang paling dominan dan potensial untuk
dikembangkan menjadi produk agroindustri. Produk agroindustri turunan dari
padi dapat dilihat pada Lampiran 2. Menurut Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Cianjur, terdapat 4 jenis produk agroindustri berbahan
baku padi yang paling potensial untuk dikembangkan, yaitu beras giling, minyak
goreng dari dedak, pati beras, dan tepung beras. Berdasarkan hasil wawancara
pakar, terdapat kriteria yang digunakan untuk menentukan produk agroindustri
21

unggulan di Kabupaten Cianjur, yaitu kontinuitas bahan baku, potensi pasar, nilai
tambah produk, dampak terhadap lingkungan, teknologi yang sudah dipakai,
penyerapan tenaga kerja, dan kondisi sosial budaya.
Kontinuitas bahan baku menunjukkan pasokan dan ketersediaan bahan baku
dari komoditas unggulan tersebut di Kabupaten Cianjur. Kontinuitas bahan baku
menjadi faktor penting dalam mengembangkan produk agroindustri di suatu
daerah. Ketika bahan baku terkendala, maka proses produksi pada suatu pabrik
berbasis agroindustri akan terkendala juga bahkan sampai gulung tikar. Suatu
pabrik berbasis agroindustri harus mempertimbangkan hal-hal berikut dalam
menentukan bahan baku yang digunakan, yaitu jenis, jumlah, mutu, kemudahan
dalam memperoleh komoditas yang digunakan, dan spesifikasinya.
Potensi pasar juga sangat berperan penting dalam hal pengembangan produk
agroindustri. Hal ini menunjukkan prospek kebutuhan dari produk agroindustri
tersebut di masyarakat. Ketika prospek kebutuhan produk agroindustri tersebut
tinggi maka potensi pasar dalam pengembangan produk dari komoditas tersebut
juga tinggi. Selain potensi pasar, nilai tambah produk dapat dijadikan sebagai
kriteria dalam menentukan produk agroindustri unggulan. Nilai tambah produk
merupakan suatu hasil dari proses yang digunakan agar suatu komoditas dapat
dikembangkan menjadi produk yang berbeda dari komoditas aslinya. Suatu
komoditas dapat bernilai tinggi ketika komoditas tersebut dapat diubah menjadi
produk agroindustri yang berbeda dengan produk agroindustri di pasaran.
Dampak terhadap lingkungan merupakan salah satu kriteria yang harus
dipenuhi dalam menentukan produk agroindustri unggulan di suatu daerah. Hal ini
berguna agar suatu produk agroindustri tersebut ramah lingkungan. Kriteria
dampak terhadap lingkungan sangat berkorelasi dengan kondisi sosial budaya di
suatu daerah tersebut. Ketika produk agroindustri berdampak baik bagi
lingkungan sekitar maka masyarakat sekitar dapat menerima proses produksi dari
produk agroindustri unggulan tersebut.
Kriteria yang sangat penting dalam hal menciptakan produk agroindustri
unggulan yaitu teknologi yang sudah dipakai. Ketika suatu daerah mencptakan
suatu inovasi produk agroindustri unggulan namun teknologi tidak mendukung
maka prospek produk agroindustri tersebut akan kurang di pasaran karena harga
relatif mahal. Namun, ketika teknologi yang digunakan dalam menciptakan
produk agroindustri sudah dipakai dan teknologi yang dipakai sudah kuno maka
harus melakukan peremajaan teknologi yang terbarukan agar hasil dari produk
agroindustri unggulan dapat meningkat.
Agroindustri dapat menjadi solusi dalam mengurangi pengangguran di suatu
daerah karena penyerapan tenaga kerja sangat tinggi. Jika suatu daerah memiliki
komoditas unggulan, maka proses agroindustri harus dilakukan sehingga tercipta
lapangan pekerjaan untuk masyarakat di daerahnya. Setelah dijelaskan mengenai
7 kriteria dalam menentukan alternatif produk agroindustri di suatu daerah, maka
perlu dilakukan pengisian kuisioner lebih lanjut dengan metode perbandingan
eksponensial. Responden atau pakar yang dipilih untuk menentukan produk
agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur ada 3 orang yaitu Kabid
Perindustrian di Dinas Peridustrian dan Perdagangan Kabupaten Cianjur, Kabid
Bina Usaha di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura, Kabid
Perindustrian di BAPPEDA Kabupaten Cianjur. Kuisioner dalam penentuan
produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur terlampir dalam Lampiran 6.
22

Pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan akan dianalisis oleh 3 orang


pakar dengan cara memberikan pembobotan pada masing-masing kriteria.
Penentuan bobot untuk setiap kriteria dilakukan dengan memberi skala nilai
antara 1 sampai 9. Penentuan bobot untuk setiap alternatif dilakukan dengan
memberi nilai 2, 4, 6, dan 8. Hal ini disebabkan karena dengan adanya rentang
nilai yang cukup besar maka hasil yang diperolah akan lebih akurat dan rinci.
Hasil pendapat pakar melalui pengisian kuisioner kemudian dianalisis dengan
MPE untuk menentukan produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur.
Hasil analisis MPE menunjukkan bahwa prioritas utama produk agroindustri
unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan nilai MPE sebesar 493
225 328. Pada Tabel 8 ditampilkan urutan prioritas produk unggulan di Kabupaten
Cianjur berdasarkan pendapat gabungan 3 pakar dengan hasil analisis MPE
menggunakan pengolahan hasil pengisian kuisioner. Kuisioner penentuan produk
agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur dilampirkan pada Lampiran 3.

Tabel 8. Urutan prioritas produk agroindustri unggulan di Kabupaten Cianjur


Urutan
Jenis Produk Agroindustri Unggulan Total Nilai MPE
Prioritas
1. Beras Giling 493 225 328
2. Pati Beras 159 284 232
2. Tepung Beras 159 284 232
3. Minyak Goreng dari Dedak 25 224 040

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasakan hasil penelitian, ada 3 macam kriteria yang berpengaruh dalam


penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur, yaitu ketersedian dan
pasokan bahan baku dengan bobot 0.271, sarana dan prasarana pendukung dengan
bobot 0.250, dan potensi pasar dengan bobot 0.142. Nilai konsistensi 4 pakar ahli
dalam menentukan komoditas unggulan yaitu 0.06. Hasil menunjukkan bahwa
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur yaitu padi dengan bobot sebesar 0.350.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menentukan produk
agroindustri unggulan maka ada 10 kriteria yang haris diperhatikan, yaitu
kontinuitas bahan baku, potensi pasar, nilai tambah produk, dampak terhadap
lingkungan, teknologi yang sudah dipakai, penyerapan tenaga kerja, dan kondisi
sosial budaya. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner dari 3 pakar dan dianalisis
dengan MPE menunjukkan bahwa prioritas utama produk agroindustri unggulan
di Kabupaten Cianjur yaitu beras giling dengan nilai MPE sebesar 493 225 328.

Saran

Hasil penelitian ini sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut seperti analisis
finansial dan strategi pengembangan produk agroindustri unggulan dengan
mempertimbangkan nilai tambah untuk setiap produk agroindustri berbasis
23

komoditas unggulan terpilih, seperti pati beras yang memiliki nilai tambah sangat
tinggi dibandingkan beras giling maupun tepung beras.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 2012. Produk Domestik Regional
Bruto Kabupaten Cianjur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2011. Cianjur
(ID) : Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur.
[BPS] Ba . 2014. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Cianjur Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2008-2013. Cianjur (ID) : Badan Pusat Statistik
Kabupaten Cianjur.
[DEPERINDAG] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2010. Produk
Agroindustri. Jakarta (ID) : Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Ariani DW. 2002. Manajemen Kualitas, Pendekatan Sisi Kualitatif. Jakarta (ID):
Depdiknas Press.
Arpah. 2006. Modul Alat Bantu Manajemen Mutu Pangan (Quality Tools). Bogor
(ID) : IPB Press.
Fewidarto P D. 1997. Proses Hirarki Analitik. [Skripsi]. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kadarisman D dan Muhandri T. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan.
Bogor (ID) : IPB Press.
Ma’arif S M dan Syam H. 2004. Kajian perlunya kebijakan pengembangan
agroindustri sebagai leading sector. [Tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian
Bogor.
Manning W A. 2005. Decision Making, How a Microcomputer Aids The Process
Interface. Di dalam Nadjikh M, Model Sistem Penunjang Keputusan Studi
Kasus : Pengembangan Industri Kecil. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta (ID) : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Marimin. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen
Rantai Pasok. Bogor (ID) : IPB Press.
Millet I dan Charles H Mawhinney. 2007. Aplication Executive Imformation
System. Journal of Critical Perspective Information and Manajement 23 (2007)
83 – 92, North – Holland.
Saaty T L. 1986. The Analitical Hierarchy Process Planning Priority Setting
Recources Allocation. New York (US) : Mc. Graw Hill International Book
Company.
Sarma V V S. 2005. Decision making in Complex System. J. System practice Vol.
7 No. 4pp (399-407).
Simatupang dan Adreng Purwoto. 2003. Industrialisasi pertanian sebagai strategi
agribisnis dan pengembangan pertanian dalam era globalisasi. Orasi
Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Bogor (ID) : PSE.
Suhardjo S. 2008. Perkembangan Agroindustri dan Kebijakan Pengembangannya.
Makalah pada Seminar Nasional Agroindustri III. Desember 2008: Yogyakarta.
24

Thierauf R J. 1982. Decision Support System for Effective Planning and Control :
A Case Study Approach. New York (UK) : Prentice-Hall Inc.
Wardoyo. 2008. Arah Pengembangan Agroindustri. Makalah pada Seminar
Nasional Agroindustri III. Desember 2008 : Yogyakarta
25

Lampiran 1 Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur

Jumlah Produksi Tahun 2015


No. Nama Komoditas
(ton/thn)*
1 Padi 903547
2 Ikan Nila 822586
3 Ikan mas 456992
4 Sapi Lokal 194455
5 Pisang 178005
6 Domba 155521
7 Ubi kayu 128598
8 Ayam petelur 72826
9 Jagung 55098
10 Wortel 41422
11 Cabai rawit 38403
12 Bawang daun 37764
13 Kambing 35750
14 The 35139
15 Tomat 30090
16 Cabe besar 28935
17 Kacang tanah 27987
18 Itik 27330
19 Aren 23979
20 Buncis 23066
21 Kerbau 22431
22 Sawi 21720
23 Kelapa 20887
24 Ketimun 17309
25 Kubis 16436
26 Terong 16191
27 Kedelai 12462
28 Durian 8443
29 Ubi jalar 7666
30 Jahe 5934
31 Petai 5457
32 Alpukat 4879
33 Susu sapi 4807
34 Kencur 4783
35 Lobak 4782
36 Kembang kol 4174
37 Karet 3633
38 Kunyit 2732
39 Cengkeh 2647
40 Sawo 2184
41 Lengkuas 1662
42 Sirsak 1507
43 Getah pinus 1427
44 Melinjo 1341
26

45 Kentang 1021
46 Kakao 895
47 Kina 263
48 Kopi 250
49 Bawang merah 246
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur
Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Cianjur
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cianjur
Keterangan:
*) Angka Sementara sampai bulan Juni 2015
27

Lampiran 2 Pohon industri komoditas padi


28

Lampiran 3 Kuisioner penentuan komoditas unggulan dengan AHP

Kuesioner Penelitian Analisis Komoditas Unggulan di Kabupaten


Cianjur

Tanggal Pengisian:

Penggunaan Proses Hirarki Analitik


Penentuan Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen dalam menyelesaikan


penelitian.

Kusioner ini disusun oleh:

Peneliti : Khovivatul Istiqomah

NRP : F34110066

Program studi : Teknologi Industri Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor

Pembimbing : Dr. Ir. Faqih Udin, M.Sc

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :

Jenis Kelamin : ( ) laki-laki


( ) Perempuan

Pendidikan terakhir :
( ) Tidak Tamat SD ( ) Diploma/Akademik
( ) SD ( ) Sarjana
( ) SMP ( ) Pascasarjana
( ) SMA ( ) Doktor

Pekerjaan :
29

PETUNJUK PENGISIAN
I. UMUM
1. Isi kolom identitas yang terdapat pada halaman depan kuesioner
2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi penerapan produksi
bersih
3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat/peran komponen
dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level
sebelumnya.
4. Penilaian dilakukan dengan mengisi tanda checklist ( √ ) pada kolom yang
tersedia

II. SKALA PENILAIAN


Defenisi dari skala yang digunakan adalah sebagai berikut
Nilai Defenisi
Perbandingan
1 Tujuan yang satu dengan yang lainnya sama penting
3 Tujuan yang satu sedikit lebih penting ( agak kuat )
dibanding tujuan yang lainnya
5 Tujuan yang satu lebih penting dibanding tujuan lainnya
7 Tujuan yang satu sangat penting dibanding tujuan lainnya
9 Tujuan yang satu mutlak penting dibanding tujuan lainnya
2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua nilai skor penilaian diatas

Contoh Pengisian :
Tabel 1. Bagaimana Penilaian anda terhadap perbandingan tingkat
kepentingan antar kriteria di bawah ini berdasarkan tujuan Penentuan
Komoditas Unggulan di Kabupaten Cianjur

D
Diisi bila kolom kiri Diisi
Diisi bila kolom kanan
lebih penting dari pada kolom bila
Kolom Kiri lebih penting dari pada kolom kiri Kolom Kanan
kanan sama
penting
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Produktivitas √ Biaya
Produktivitas √ Dampak
Lingkungan
Produktivitas √ Kualitas
Biaya √ Dampak
Lingkungan
Biaya √ Kualitas
Dampak √ Kualitas
Lingkungan
30

III. ISI KUESIONER


1. Penentuan bobot FAKTOR untuk pemilihan komoditas unggulan di
Kabupaten Cianjur
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian
tingkat kepentingan masing-masing FAKTOR pada tabel berikut
Tabel 1. Perbandingan tingkat kepentingan antar FAKTOR untuk penentuan
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom kanan
penting dari pada kolom sama lebih penting dari pada kolom Kolom
Kolom Kiri
kanan penting kiri Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai
Prospek
ekonomis
pasar
bahan baku
Sarana dan
Prospek
prasarana
pasar
pendukung
Prospek Kelayakan
pasar usaha
Adanya
Prospek kesempatan
pasar deversifikasi
produk
Prospek Penyerapan
pasar tenaga kerja
Kebijakan
Prospek
pemerintah
pasar
mendukung
Ketersediaan
Prospek
dan pasokan
pasar
bahan baku
Ketersediaan
Prospek lahan
pasar komoditas
unggulan
Keterkaitan
Prospek
pendapatan
pasar
rakyat
Nilai Sarana dan
ekonomis prasarana
bahan baku pendukung
Nilai
Kelayakan
ekonomis
usaha
bahan baku
Adanya
Nilai
kesempatan
ekonomis
deversifikasi
bahan baku
produk
Nilai
Penyerapan
ekonomis
tenaga kerja
bahan baku
Nilai Kebijakan
ekonomis pemerintah
bahan baku mendukung
Nilai Ketersediaan
ekonomis dan pasokan
bahan baku bahan baku
Ketersediaan
Nilai
lahan
ekonomis
komoditas
bahan baku
unggulan
Nilai Keterkaitan
ekonomis pendapatan
bahan baku rakyat
31

Diisi
Diisi bila kolom kiri lebih
bila Diisi bila kolom kanan lebih
penting dari pada kolom Kolom
Kolom Kiri sama penting dari pada kolom kiri
kanan Kanan
penting

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sarana dan
Kelayakan
prasarana
usaha
pendukung
Adanya
Sarana dan
kesempatan
prasarana
deversifikasi
pendukung
produk
Sarana dan
Penyerapan
prasarana
tenaga kerja
pendukung
Sarana dan Kebijakan
prasarana pemerintah
pendukung mendukung
Sarana dan Ketersediaan
prasarana dan pasokan
pendukung bahan baku
Ketersediaan
Sarana dan
lahan
prasarana
komoditas
pendukung
unggulan
Sarana dan Keterkaitan
prasarana pendapatan
pendukung rakyat
Adanya
Kelayakan kesempatan
usaha deversifikasi
produk
Kelayakan Penyerapan
usaha tenaga kerja
Kebijakan
Kelayakan
pemerintah
usaha
mendukung
Ketersediaan
Kelayakan
dan pasokan
usaha
bahan baku
Ketersediaan
Kelayakan lahan
usaha komoditas
unggulan
Keterkaitan
Kelayakan
pendapatan
usaha
rakyat
Adanya
kesempatan Penyerapan
diversifikasi tenaga kerja
produk
Adanya
Kebijakan
kesempatan
pemerintah
diversifikasi
mendukung
produk
Adanya
Ketersediaan
kesempatan
dan pasokan
diversifikasi
bahan baku
produk
Adanya Ketersediaan
kesempatan lahan
diversifikasi komoditas
produk unggulan
Adanya
Keterkaitan
kesempatan
pendapatan
diversifikasi
rakyat
produk
32

Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom kanan lebih
penting dari pada kolom sama penting dari pada kolom kiri Kolom
Kolom Kiri
kanan penting Kanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kebijakan
Penyerapan
pemerintah
tenaga kerja
mendukung
Ketersediaan
Penyerapan
dan pasokan
tenaga kerja
bahan baku
Ketersediaan
Penyerapan lahan
tenaga kerja komoditas
unggulan
Keterkaitan
Penyerapan
pendapatan
tenaga kerja
rakyat
Kebijakan Ketersediaan
pemerintah dan pasokan
mendukung bahan baku
Ketersediaan
Kebijakan
lahan
pemerintah
komoditas
mendukung
unggulan
Kebijakan Keterkaitan
pemerintah pendapatan
mendukung rakyat
Ketersediaan
Ketersediaan
lahan
dan pasokan
komoditas
bahan baku
unggulan
Ketersediaan Keterkaitan
dan pasokan pendapatan
bahan baku rakyat
Ketersediaan
Keterkaitan
lahan
pendapatan
komoditas
rakyat
unggulan

2. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 2. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor PROSPEK PASAR untuk penentuan
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

3. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
33

Tabel 3. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan


memperhatikan faktor NILAI EKONOMIS BAHAN BAKU untuk
penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

4. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 4. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor SARANA DAN PRASARANA
PENDUKUNG untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten
Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

5. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 5. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor KELAYAKAN USAHA untuk penentuan
komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

6. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
34

Tabel 6. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan


memperhatikan faktor ADANYA KESEMPATAN
DIVERSIFIKASI PRODUK untuk penentuan komoditas unggulan
di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

7. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 7. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor PENYERAPAN TENAGA KERJA untuk
penentuan komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

8. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berik
Tabel 8. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor KEBIJAKAN PEMERINTAH
MENDUKUNG untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten
Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

9. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas unggulan


Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian tingkat
kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
35

Tabel 9. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan


memperhatikan faktor KETERSEDIAAN DAN PASOKAN
BAHAN BAKU untuk penentuan komoditas unggulan di Kabupaten
Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

10. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas


unggulan
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian
tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 10. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF
dengan memperhatikan faktor KATERSEDIAAN LAHAN
KOMODITAS UNGGULAN untuk penentuan komoditas
unggulan di Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi

11. Penentuan bobot ALTERNATIF untuk penentuan komoditas


unggulan
Berilah tanda √ pada kolom skor yang paling sesuai terhadap penilaian
tingkat kepentingan masing-masing ALTERNATIF pada tabel berikut:
Tabel 11. Perbandingan tingkat kepentingan antara ALTERNATIF dengan
memperhatikan faktor KETERKAITAN PENDAPATAN
DENGAN RAKYAT untuk penentuan komoditas unggulan di
Kabupaten Cianjur
Kolom Kiri Diisi bila kolom kiri lebih Diisi bila Diisi bila kolom Kolom
penting dari pada kolom kanan sama kanan lebih penting dari pada Kanan
penting kolom kiri
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Ikan Mas Ikan Nila
Ikan Mas Sapi Potong
Ikan Mas Padi
Ikan Nila Sapi
Potong
Ikan Nila Padi
Sapi Potong Padi
36

Lampiran 4 Hasil analisis aplikasi Expert Choice 2000 dalam penentuan


komoditas unggulan di Kabupaten Cianjur

Hasil pakar dari Kabid Industri BAPPEDA Kabupaten Cianjur


37

Hasil pakar dari Sekretaris Umum Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan
Kabupaten Cianjur
38

Hasil pakar dari Kabid Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan


Kabupaten Cianjur
39

Hasil pakar dari Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kabupaten Cianjur
40

Lampiran 5 Perhitungan gabungan dari 4 pakar dalam penentuan komoditas


unggulan di Kabupaten Cianjur

Rumus: X =
Nilai gabungan pakar = 10(X)
Keterangan: n = jumlah pakar

1. Perhitungan inkonsistensi gabungan dari 4 pakar


X= = -1.2135
Nilai inkonsistensi gabungan pakar = 10(-1.2135) = 0.06

2. Perhitungan untuk nilai gabungan pada setiap kriteria


a. Prospek Pasar
X= = -0.8477
(-0.8477)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.142

b. Adanya Kesempatan Diversifikasi Produk


X= = -1.2218
(-1.2218)
Nilai gabungan pakar= 10 = 0.060

c. Nilai Ekonomis Bahan Baku


X= = -1.3468
Nilai gabungan pakar = 10(-1.3468) = 0.045

d. Ketersediaan Lahan Komoditas Unggulan


X= = -1.0087
(-1.0087)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.098

e. Kelayakan Usaha
X= = -1.4685
(-1.4685)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.034

f. Penyerapan Tenaga Kerja


X= = -1.4437
(-1.4437)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.036

g. Kebijakan Pemerintah Mendukung


X= = -1.4318
(-1.4318)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.037
41

h. Ketersediaan dan Pasokan Bahan Baku


X= = -0.6635
(-0.6635)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.271

i. Sarana dan Prasarana Pendukung


X= = -0.6020
Nilai gabungan pakar = 10(-0.6020) = 0.250

j. Keterkaitan pendapatan rakyat


X= = -1.5686
(-1.5686)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.027

3. Perhitungan gabungan dari 4 pakar pada pemilihan alternatif


a. Ikan Mas
X= = -0.6345
(-0.6345)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.232

b. Ikan Nila
X= = -0.5607
(-0.5607)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.275

c. Sapi Lokal
X= = -0.8447
(-0.8447)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.143

d. Padi
X= = -0.4559
(-0.4559)
Nilai gabungan pakar = 10 = 0.350
42

Lampiran 6 Kuisioner penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode


Perbandingan Eksponensial

Kuesioner Penelitian Analisis Produk Agroindustri Unggulan di


Kabupaten Cianjur

Tanggal Pengisian:

Penggunaan Metode Perbandingan Eksponensial


Penentuan Produk Agroindustri Unggulan di Kabupaten Cianjur

Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen dalam menyelesaikan


penelitian.

Kusioner ini disusun oleh:

Peneliti : Khovivatul Istiqomah

NRP : F34110066

Program studi : Teknologi Industri Pertanian

Fakultas : Teknologi Pertanian

Perguruan tinggi : Institut Pertanian Bogor

Pembimbing : Dr. Ir. Faqih Udin, M.Sc

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :

Jenis Kelamin : ( ) laki-laki


( ) Perempuan

Pendidikan terakhir :
( ) Tidak Tamat SD ( ) Diploma/Akademik
( ) SD ( ) Sarjana
( ) SMP ( ) Pascasarjana
( ) SMA ( ) Doktor

Pekerjaan :
43

1. Isi pada tanda ( ) dengan skala nilai 1 sampai 9 untuk memberi nilai pada
faktor yang berpengaruh dalam menentukan produk agroindustri unggulan
dari padi di Kabupaten Cianjur. Berikut ini definisi dari skala yang digunakan:
Nilai Definisi
1 Sangat kurang sekali
2 Sangat kurang
3 Kurang
4 Agak kurang
5 Sedang
6 Agak baik
7 Baik
8 Baik sekali
9 Sangat baik sekali

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan produk agroindustri


unggulan dari padi:
- Potensi pasar ( )
- Kondisi bahan baku ( )
- Nilai tambah produk ( )
- Daya serap tenaga kerja ( )
- Teknologi yang sudah dipakai ( )
- Kondisi sosial budaya ( )
- Dampak terhadap lingkungan ( )

2. Isi dengan skala 8, 6, 4, 2 pada kolom alternatif produk agroindustri unggulan


berbasis komoditas padi dengan keterangan di bawah ini:
ALTERNATIF
No. KRITERIA BOBOT Beras Minyak goreng Tepung
Pati Beras
giling dari dedak Beras
1 Potensi pasar
2 Kondisi bahan
baku
3 Nilai tambah
produk
4 Penyerapan
tenaga kerja
5 Teknologi yang
sudah dipakai
6 Kondisi sosial
budaya
7 Dampak terhadap
lingkungan

Keterangan:
1. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria potensi pasar

Nilai Definisi
8 Sangat potensial
6 Potensial
4 Kurang potensial
2 Sangat kurang potensial
44

2. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria kondisi bahan baku

Nilai Definisi
8 Harus menggunakan grade tinggi
6 Memerlukan grade tinggi
4 Memerlukan grade tertentu
2 Tidak memerlukan grade tertentu

3. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria nilai tambah produk dan penyerapan


tenaga kerja

Nilai Definisi
8 Tinggi
6 Sedang
4 Kurang
2 Sangat kurang

4. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria teknologi yang sudah dipakai

Nilai Definisi
8 Ada dan terjamin
6 Ada
4 Baru akan ada
2 Belum ada sama sekali

5. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria kondisi sosial budaya

Nilai Definisi
8 Sangat mendukung
6 Mendukung
4 Kurang mendukung
2 Tidak mendukung

6. Definisi nilai 8, 6, 4, 2 pada kriteria dampak terhadap lingkungan

Nilai Definisi
8 Ramah lingkungan
6 Sedang
4 Kurang ramah lingkungan
2 Tidak ramah lingkungan sama sekali
45

Lampiran 7 Perhitungan penentuan produk agroindustri unggulan dengan Metode


Perbandingan Eksponensial

Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid


Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
ALTERNATIF
No. KRITERIA BOBOT Beras Minyak goreng Tepung
Pati Beras
giling dari dedak Beras
1 Potensi pasar 9 8 6 6 6
2 Kondisi bahan 7 2 4 6 6
baku
3 Nilai tambah 5 6 8 6 6
produk
4 Penyerapan 7 6 6 6 6
tenaga kerja
5 Teknologi yang 7 8 6 6 6
sudah dipakai
6 Kondisi sosial 3 8 6 6 6
budaya
7 Dampak terhadap 5 6 4 4 4
lingkungan

Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid


Industri BAPPEDA
ALTERNATIF
No. KRITERIA BOBOT Beras Minyak goreng Tepung
Pati Beras
giling dari dedak Beras
1 Potensi pasar 9 8 4 6 6
2 Kondisi bahan 7 2 2 4 4
baku
3 Nilai tambah 4 4 8 8 8
produk
4 Penyerapan 7 6 6 6 6
tenaga kerja
5 Teknologi yang 8 8 6 6 6
sudah dipakai
6 Kondisi sosial 4 8 8 8 8
budaya
7 Dampak terhadap 6 6 4 4 4
lingkungan

Hasil pengisian kuisioner Metode Perbandingan Eksponensial pakar dari Kabid


Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan
ALTERNATIF
No. KRITERIA BOBOT Beras Minyak goreng Tepung
Pati Beras
giling dari dedak Beras
1 Potensi pasar 9 8 6 8 8
2 Kondisi bahan 8 2 2 4 4
baku
3 Nilai tambah 6 4 8 6 6
produk
4 Penyerapan 7 6 6 6 6
tenaga kerja
5 Teknologi yang 8 8 6 6 6
sudah dipakai
6 Kondisi sosial 4 6 6 6 6
budaya
7 Dampak terhadap 5 6 4 4 4
lingkungan
46

Contoh Perhitungan:
Nama Alternatif = Kriteria 1 (nilai bobot kriteria 1) + Kriteria 2 (nilai bobot kriteria 2)
+……
+ Kriteria n (nilai bobot kriteria n)

Hasil perhitungan pakar dari Kabid Bina Usaha Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura
1. Beras Giling = 89+27+65+67+87+83+65 = 136 611 008
2. Minyak Goreng = 69+47+85+67+67+63+45 = 10 687 960
3. Tepung Beras = 69+67+65+67+67+63+45 = 10 926 520
4. Pati Beras = 69+67+65+67+67+63+45 = 10 926 520

Hasil perhitungan 3 pakar


ALTERNATIF
No. Nama pakar
Beras giling Minyak goreng dari dedak Tepung Beras Pati Beras
1 Kabid Bina Usaha 136 611 008 10 687 960 10 926 520 10 926 520
Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
dan Hortikultura
2 Kabid Industri 151 326 016 2 234 112 12 065 920 12 065 920
BAPPEDA
3 Kabid 151 288 304 12 301 968 136 291 792 136 291 792
Perindustrian
Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan k
Total nilai gabungan 439 225 328 25 224 040 159 284 232 159 284 232
pakar
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tegal tanggal 9 Juli 1993 dari Bapak bernama Aspuri
dan Ibu Farisah. Penulis adalah putri keenam dari enam bersaudara. Tahun 2011
penulis lulus dari SMAN 3 Tegal dan pada tahun yang sama penulis lolos seleksi
SNMPTN Undangan diterima pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian di
Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam Cybertron sebagai
penanggung jawab Club Desain Tahun 2011-2012, Anggota HRD FBI Fateta
Tahun 2012, Sekretaris Bendahara Divisi IVO FBI Fateta Tahun 2013, dan
Anggota Himpunan Mahasiswa Industri Pertanian (HIMALOGIN) Tahun 2012-
2015. Selain itu, pada bulan Juni-Agustus 2014 Penulis melaksanakan Praktik
Lapang di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur
dengan laporan berjudul “Kajian Aspek Produksi Beras di Kabupaten Cianjur”.

Anda mungkin juga menyukai