Anda di halaman 1dari 60

STUDI KELAYAKAN BISNIS KEJU KRIM

FITRIAN RAHMAD HARTANTO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Studi Kelayakan Bisnis Keju
Krim adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi
dan tinjauan pustaka yang berasal dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Fitrian Rahmad Hartanto


NIM F34100152
ABSTRAK

FITRIAN RAHMAD HARTANTO. Studi Kelayakan Bisnis Keju Krim. Dibimbing


Oleh ERLIZA HAMBALI

Keju krim merupakan produk olahan susu yang dibuat melalui proses pasteurisasi,
pengasaman, penggumpalan yang dibantu oleh enzim rennet. Keju krim merupakan
produk yang banyak digunakan dalam industri kue dan roti serta digunakan di
berbagai resto dan hotel untuk bahan pembuatan makanan. Industri keju krim di
Indonesia sangat potensial dikarenakan sebagian besar keju yang beredar di Indonesia
merupakan produk impor sehingga perlu dilakukan analisis studi kelayakan untuk
pengembangan industri keju krim. Analisis studi kelayakan mencangkup analisis
aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek
lingkungan, dan aspek finansial. Data yang digunakan merupakan gabungan antara
data primer dengan data sekunder. Industri keju krim ini direncanakan didirikan di
kawasan Kabupaten Bogor tepatnya di Kecamatan Cijeruk dengan kapasitas produksi
170 ton keju per tahun. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa industri keju
krim memenuhi keriteria kelayakan berdasarkan aspek-aspek yang dianalisis tersebut.

Kata kunci : keju krim, industri, studi kelayakan

ABSTRACT

FITRIAN RAHMAD HARTANTO. Studi Kelayakan Bisnis Keju Krim. Supervised


by ERLIZA HAMBALI

Cream cheese is a dairy product made by a process of pasteurization, pickling, and


clotting assisted by rennet enzyme. Cream cheese is a product that is widely used in
bakery industry, baking industry and used in a variety of restaurant and hotel for the
food making. Cream cheese industry is very potential in Indonesia because most of
cheese that circulate in Indonesia are imported. Feasibility study is needed to set up
cream cheese industry. Analysis of the feasibility study covers the analysis of the
marketing aspects, technical and technology aspects, management and organizational
aspects, environmental aspects and financial aspects. The used data is a combination
of primary data with secondary data. This cream cheese industry planned to set up in
Bogor Regency precisely in District Cijeruk with a production capacity of 170 tonnes
per year. Analysis showed that the cream cheese industry meet the criteria of
eligibility based on aspects that are analyzed.

Keywords: cream cheese, feasibility studies, industrial


STUDI KELAYAKAN BISNIS KEJU KRIM

FITRIAN RAHMAD HARTANTO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
Judul Skripsi : Studi Kelayakan Bisnis Keju Krim
Nama : Fitrian Rahmad Hartanto
NIM : F34100152

Disetujui oleh

Prof Dr Erliza Hambali


Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Nastiti Siswi Indrasti


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Studi Kelayakan Bisnis Keju Krim”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Erliza Hambali selaku dosen
pembimbing Dr. IndahYuliasih, M.Si dan Dr. Ir. Dwi Setyaningsih, M.Si selaku
dosen penguji yang telah memberikan arahan serta masukan kepada penulis. Terima
kasih kepada seluruh civitas Departemen Teknologi Industri Pertanian atas segala
bantuan serta ilmu yang diberikan. Penghargaan juga penulis sampaikan kepada
Bapak Tugiyo dan Ibu Sri Wahyuningsih sebagai orang tua yang selalu memberi
bimbingan dan doa, serta Imam Fajar Nugroho sebagai adik penulis yang selalu
memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. ungkapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada seluruh sahabat atas segala doa dan dukungannya serta
pihak-pihak yang telah membantu dalam poses penelitian hingga senyelesainya
skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan kontribusi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Agustus 2016

Fitrian Rahmad Hartanto


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE PENELITIAN 2
Pengumpulan Data 2
Analisis Data 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Aspek Pemasaran 5
Aspek Teknis dan Teknologi 7
Aspek Manajemen dan Organisasi 15
Aspek Lingkungan 20
Aspek Finansial 21
SIMPULAN DAN SARAN 26
Simpulan 26
Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 46

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan konsumsi keju perkapita Indonesia 1


2 Produksi susu sapi Bogor dan sekitarnya (kg) 8
3 Nilai TCR 11
4 Tabulasi tenaga kerja 18
5 Prakiraan biaya pra investasi 21
6 Asumsi luas ruangan 22
DAFTAR GAMBAR

1 Impor keju Indonesia tahun 2012-2014 6


2 Bagan keterkaitan antar aktivitas 10
3 Neraca massa pembuatan keju krim 12
4 Contoh mesin pasteurisasi 13
5 Contoh cheese vat 14
6 Contoh cool storage 14
7 Contoh mesin kemasan 15
8 Tangki fermentasi 15
9 Struktur organisasi perusahaan 19

DAFTAR LAMPIRAN

1 Variabel Asumsi 28
2 Alat dan mesin 29
3 Peralatan kantor dan operasional 29
4 Bahan baku 30
5 Penggunaan listrik 30
6 Kebutuhan tenaga kerja 31
7 Penyusutan 32
7 Penyusutan (Lanjutan) 33
8 Harga pokok produksi 34
8 Harga pokok produksi (Lanjutan) 35
9 Biaya operasional 36
9 Biaya operasional (Lanjutan) 37
10 Proyeksi penerimaan 38
11 Proyeksi laba rugi 39
11 Proyeksi laba rugi (Lanjutan) 40
12 Proyeksi arus kas 41
12 Proyeksi arus kas (Lanjutan) 42
13 Kelayakan Investasi 43
14 Sensitivitas 44
15 Layout rencana industri keju krim 45
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan industri pengolahan susu semakin meningkat seiring dengan


berkembangnya teknologi pengolahan pangan. Keju merupakan sebuah produk
olahan pangan yang berasal dari penggumpalan (koagulasi) protein susu. Keju
merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu. Dadih diperoleh dengan
menggumpalkan bagian kasein atau protein susunya. Penggumpalan ini terjadi akibat
adanya enzim rennet (atau enzim lain yang cocok) atau dengan meningkatkan
keasaman susu melalui fermentasi asam laktat atau dengan menggabungkan kedua
metode tersebut.

Tabel 1 Perkembangan konsumsi keju perkapita Indonesia

Tahun Kuantitas (Ons) Nilai (Rp)


2010 0,052 521,43
2011 0,104 886,43
2012 0,104 990,71
2013 0,052 677,86
2014 0,104 1.095,00
Sumber : Kementrian Pertanian (2015)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa tren konsumsi keju masyarakat


Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya meskipun sempat menurun pada tahun
2013. Data ini memperkuat asumsi bahwa pasar keju di Indonesia semakin
meningkat. Semakin banyak kalangan yang mulai menyukai dan mengkonsumsi keju
baik berupa keju murni maupun produk-produk olahan berbasis keju. Hal ini
menunjukkan bahwa prospek pengembangan usaha pembuatan berbagai produk
olahan berbasis keju cukup menjanjikan, termasuk krim keju atau cream cheese baik
untuk dikonsumsi secara langsung maupun sebagai bahan baku pembuatan produk
olahan pangan lain.
Keju krim merupakan salah satu jenis keju lunak yang memiliki tekstur mirip
seperti mentega. Keju krim ini dibuat dari 45% lemak susu sapi dan agak berbeda dari
keju jenis lain karena keju krim ini tidak melalui proses pematangan. Oleh karenanya,
keju krim ini sangat lunak, mudah lumer, dan juga mempunyai rasa yang sedikit
asam. Keju krim biasanya digunakan untuk bahan olesan roti dan kue, filling cake,
atau bahan utama untuk membuat cheese cake. Sebagai olesan atau filling, biasanya
keju krim dicampur dengan butter cream atau whipped cream, sehingga rasanya
menjadi lebih enak dan tidak asam.
Dalam mendirikan sebuah industri pengolahan keju krim diperlukan sebuah
analisis studi kelayakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
industri tersebut sudah layak atau belum untuk didirikan. Analisis studi kelayakan
juga bermanfaat untuk mengurangi resiko-resiko yang akan timbul di kemudian hari
2

serta mempediksikan apakah industri tersebut dapat bertahan lama atau tidak,
berdasarkan data yang ada.

Tujuan Penelitian
.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan dalam realisasi
industri keju krim baik dari segi pemasaran, bahan baku, aspek lingkungan serta
analisis finansialnya. Sehingga dapat dinyatakan bahwa industri tersebut layak atau
tidak layak. Jika layak maka industri ini dapat direalisasikan, dan jika tidak maka
industri ini tidak memungkinkan untuk direalisasikan.

Manfaat Penelitian

Penelitan ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah analisis kelayakan bisnis


keju krim yang dapat memberikan gambaran tentang rencana bisnis tersebut,
sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan sebelum mendirikan
industri keju krim agar terhindar dari kerugian-kerugian yang seharusnya dapat
diperhitungkan sebelumnya. Dengan berdirinya industri keju krim diharapkan dapat
menampah pilihan masyarakat terhadap produk keju serta sedikit mengurangi impor
keju yang selama ini mendominasi pasar keju di Indonesia.

METODE PENELITIAN
Tahapan yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah analisis masalah serta
meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perancangan industri tersebut yaitu
aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologis, manajemen dan operasi proyek,
finansial dan ekonomi, yuridis (legalitas) serta aspek lingkungan. Metode kegiatan
rancang bangun industri terdiri dari pengumpulan data dan analisis data.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk keperluan analisis aspek-aspek yang


berkaitan dengan proses perancangan suatu industri. Pada proses ini dilakukan
pengumpulan data berupa data primer yang didapat melalui proses wawancara secara
langsung dengan pihak terkait dengan proses perencanaan industri tersebut.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan berbagai cara seperti studi laporan,
artikel, jurnal, buku, data statistik dari berbagai instansi, dan sebagainya.
3

Analisis Data

Analisis Pasar dan Pemasaran


Analisis data dilakukan setelah data primer dan sekunder telah terkumpul
secara lengkap dan dilakukan tabulasi data. Analisis data dan tabulasi data dilakukan
pada masing-masing aspek rencana bisnis. Pengolahan data kuantitatif yang telah
terkumpul dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Untuk
memudahkan pembacaan dan interpretasi secara deskriptif data ditampilkan dalam
bentuk tabulasi. Analisis kuantitatif yang digunakan yaitu analisis finansial industri
dengan menggunakan kriteria-kriteria kelayakan investasi yaitu, Net Present Value
(NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback
Period dan Analisis Sensitivitas.

Analisis Kelayakan Finansial


Analisis finansial adalah perbandingan antara pengeluaran uang dengan
penerimaan pendapatan dari suatu proyek, dengan melihat dari sudut pandang badan-
badan atau orang yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut.

a) Net Present Value (NPV)


NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung
nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan.
Tingkat bunga tersebut dapat diperoleh dengan memelihara tingkat bunga pinjaman
jangka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan mempergunakan tingkat
bunga pinjaman yang harus dibayar oleh pemilik proyek.

Formula yang digunakan untuk menghitung nilai NPV, yaitu :

NPV = PV semua arus kas dari proyek/investasi – Investasi awal


NPV = PV – Io

NPV =∑ – o

Keterangan :
I0 : Investasi awal
k : tingkat diskonto atau return yang diharapkan
CFi : A = arus kas tahun i

Kelayakan investasi secara finansial dapat dilihat dari ketiga kriteria metode
NPV :
1) NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilaksanankan
2) NPV = 0, maka proyek tidak untung tapi juga tidak rugi jadi tergantung dari
penilaian subjektif pengambil keputusan
4

3) NPV < 0, maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya,
jadi lebih baik tidak dilaksanankan

b) Benefit Cost Ratio ( B/C ratio)


Nilai net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang
positif dengan jumlah present value yang negatif.
Formulasi Net B/C

B/C ratio =

Nilai B/C ratio lebih besar dari satu merupakan syarat agar proyek dapat
dikatakan layak secara finansial sehingga proyek dapat dilanjutkan. Sebaliknya, jika
nilainya lebih kecil dari satu memberikan tanda bahwa proyek tidak layak
dilaksanakan.

c) Internal Rate of Return (IRR)


IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto
seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas
yang sama dengan investasi proyek. IRR mengambarkan persentase laba yang
mendekati laba yang dihasilkan proyek. IRR adalah nilai discount rate social yang
membuat NPV proyek sama dengan nol.

Keterangan :
Ir : Bunga rendah
It : Bunga tinggi

d) Pay Back Periode (PBP)


PBP merupakan berapa lama modal yang ditanam dalam investasi akan
kembali, yang mana pengembalian modal ini dipandang dari kas masuk (cash in
flow).
Formulasi yang digunakan, yaitu :

Nilai investasi awal


PBP =
Kas bersih
5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa ataupun barang untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan pemasaran
merupakan salah satu kegiatan perusahaan dimana secara langsung berhubungan
dengan konsumen. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001)
mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk
mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran
merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.
Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Produk keju krim merupakan produk yang sangat jarang sekali untuk
dikonsumsi langsung. Sebagian besar keju krim digunakan untuk bahan campuran
dalam pembuatan roti atau kue. Selain itu, keju krim juga dapat digunakan sebagai
bahan pengisi ataupun topping roti atau kue.

1. Potensi Pasar
Potensi pasar adalah peluang penjualan optimum yang dapat dicapai oleh
seluruh penjualan baik saat ini mapun kemudian hari (Sucipto 2011). Potensi pasar
tersebut didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial yang ada dan
daya beli konsumen. Dengan melihat dan mengevaluasi potensi pasar maka dapat
dilihat bagaimana prospek penjualan produk kedepannya. Produk keju krim
merupakan salah satu dari berbagai macam jenis keju yang beredar di pasar
Indonesia. Keju krim mempunyai tekstur yang lebih halus dari keju pada umumnya
dan biasa digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan roti atau kue.
Banyaknya industri kue dan roti di Indonesia yang selalu berkembang seiring
berjalannya waktu menunjukkan besarnya potensi untuk pemasaran produk keju krim
ini. Selain itu, sebagian besar produk keju yang beredar di Indonesia saat ini masih
didominasi oleh produk-produk keju impor seperti dari Australia, New Zealand,
Prancis, Denmark, dll.
Potensi pasar produk keju krim secara perhitungan dapat dilihat dengan
merumuskannya dalam bentuk Total Available Market (TAM), dan Served
Addresable Market (SAM). TAM (Total Available Market) adalah jumlah keseluruhan
pasar yang tersedia ada di Indonesia, sedangkan SAM (Served Addresable Market)
yaitu keseluruhan jumlah pasar yang telah terlayani. Sebagian besar produk keju yang
beredar di pasaran Indonesia saat ini didominasi oleh produk impor dimana lebih dari
separuh kebutuhan keju nasional dipenuhi oleh keju dari luar negeri. Banyaknya
6

jumlah keju impor dapat dilihat pada Gambar 1. Meskipun grafik yang ditunjukkan
menurun, jumlah keju impor masih banyak di pasaran.

30.000
23.895
Jumlah impor keju
25.000 21.422
19.562
20.000
(Ton)

15.000
10.000
5.000
0
2012 2013 2014
Tahun

Gambar 1 Impor keju Indonesia tahun 2012-2014


Sumber : Kementrian Pertanian (2012-2014)

Banyaknya produk keju impor menunjukkan bahwa kebutuhan keju dalam


negeri masih cukup besar dan belum tercukupi. Oleh karenanya pembuatan keju di
secara lokal diharapkan dapat memotong biaya, sehingga produk dapat bersaing
dengan produk impor baik dari segi harga maupun kualitas.
Jumlah impor keju nasional pada tahun 2014 yaitu sebanyak 19.562 ton
dirumuskan sebagai TAM atau keseluruhan pasar yang tersedia. Untuk SAM yaitu
dirumuskan dengan banyaknya jumlah industri kue, cake dan roti serta hotel
berbintang (yang mempunyai resto) di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian
Perindustrian (2015), jumlah industri kue, cake, dan roti di Indonesia sebanyak 990
unit sedangkan jumlah hotel berbintang menurut BPS (2015) sebanyak 1996 buah
hotel. Dengan demikikan jumlah total adalah 2.996 unit. Jika diasumsikan tiap unit
usaha tersebut menggunakan tiga kilogram keju krim dan dengan asumsi satu tahun
sebanyak 300 hari kerja, maka didapatkan jumlah kebutuhan keju krim setahun
sebanyak 2.687,4 ton. Target market merupakan banyaknya pasar yang ingin dicapai
oleh produk keju krim. Target market dari produk keju krim ditentukan sebesar 7%
dari SAM yaitu 170 ton per tahun.

2. Strategi pemasaran

Keju krim dari berbagai merek telah beredar luas di Indonesia selama ini, dan
tentunya akan menjadi kompetitor untuk produk ini nantinya. Berbagai merek
tersebut antara lain Cream Cheese Tatura Neufchate ,Calf Cream Cheese, cream
cheese elle n vire, Cream Cheese Anchor, Cream Cheese Cheesy, dll. Berbagai merek
keju tersebut dijual dengan kisaran harga mulai dari Rp. 78.000 – Rp. 120.000.
7

Strategi pemasaran dibutuhkan agar produk tetap bisa bersaing dengan produk-
produk sejenis yang sudah ada meskipun pasar yang tersedia masih luas.
Strategi pembentukan dan pengembangan pasar yang digunakan produk keju
krim adalah strategi segmenting, targetting, dan positionning. Segmentasi produk
keju krim ini sendiri dibagi menjadi dua segmen berdasarkan cara konsumsi
konsumen. Segmen pertama yaitu segmen konsumen bisnis yang terdiri dari
perusahaan pembuatan roti dan kue, hotel berbintang, dan cafe. Konsumen tersebut
membutuhkan produk keju krim sebagai bahan baku pendukung dalam industri yang
mereka jalankan. Konsumen seperti ini mempunyai karakter mengutamakan
ketersediaan produk yang terjamin serta harga yang bersaing. Konsumen ini
membutuhkan keju krim dalam jumlah relatif banyak dalam setiap pembeliannya.
Segmen kedua adalah konsumen langsung yang terdiri dari masyarakat pada
umumnya, segmen ini mengkonsumsi keju krim biasanya dalam jumlah sedikit dan
lebih mengutamakan kualitas serta variasi produk. Produk keju krim membidik target
pasar dari segmen bisnis yang membutuhkan keju krim dalam jumlah yang banyak
dan ketersediaan produk harus berkelanjutan serta harga yang bersaing. Produk keju
krim memposisikan dirinya sebagai produk untuk para pembuat kue maupun roti
dengan kualitas yang baik dan harga yang bersahabat.

Aspek Teknis dan Teknologi

Bahan Baku

Salah satu aspek teknis dalam melakukan analisis studi kelayakan (feasibility
study) adalah bahan baku. Setiap perusahaan terutama perusahaan pengolahan selalu
membutuhkan bahan baku material. Bahan baku merupakan salah satu komponen
paling penting dalam sebuah industri, oleh karena itu ketersediaan bahan baku
menjadi masalah yang kritis sehingga dapat dipastikan ketersediaan bahan baku untuk
menjamin kelancaran produksi. Jika terjadi kemacetan dan terlebih pasokan tidak
lancar serta berlangsung dalam jangka waktu cukup lama bukan hanya menimbulkan
kerugian, tetapi dapat mengakibatkan kegagalan perusahaan.

Susu
Susu merupakan bahan baku utama dalam industri pembuatan keju krim.
Susu. Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi
anaknya ( Winarno dan Fernandez 2007). Pada umumnya, susu yang dikonsumsi
manusia yaitu susu sapi. Susu mengandung 87.90% air yang berfungsi sebagai
pelarut bahan kering dan berfungsi sebagai penentu nilai gizi susu. Susunan lemak
susu terdiri dari lemak majemuk, yaitu lemak murni yang terdiri atas tiga molekul
asam lemak yang terikat pada suatu molekul gliserin (Saleh 2004).

Rennet
Rennet merupakan enzim dalam bentuk kasar. Sumber utama rennet kasar
adalah lambung IV atau abomasum anak sapi jantan yang masih menyusui ( Winarno
8

dan Fernandez 2007). Selain dari sapi, rennet bisa juga dihasilkan dari lambung babi,
domba, kambing, dan hewan lainnya. Rennet berfungsi sebagai bahan tambahan
untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk curd yang padat. Rennet mempunyai
daya kerja yang sangat kuat sehingga dapat digunakan dalam konsentrasi yang sangat
kecil.

Ketersediaan Bahan baku

Lokasi pendirian industri keju krim berada di daerah Kecamatan Cijeruk,


Kabupaten Bogor. Susu sebagai bahan baku pada industri keju krim didapatkan dari
berbagai peternak sapi yang berada di kawasan Kabupaten Bogor serta didukung dari
peternakan-peternakan daerah sekitarnya seperti Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi,
Cianjur, dan kabupaten/kota lainnya. Jumlah produksi susu di daerah-daerah tersebut
dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2 Produksi susu sapi Bogor dan sekitarnya (kg)

Lokasi 2010 2011 2012 2014


Kabupaten Bogor 15.860.100 19.498.696 11.742.519 11.154.293
Kota Bogor 2.071.736 1.812.769 1.864.998 1.370.730
Kabupaten Sukabumi 10.994.131 11.009.705 11.110.639 9.870.967
Kabupaten Cianjur 7.947.460 4.178.292 4.574.359 4.590.430
Total 36.873.427 36.499.462 29.292.515 26.986.420
Sumber : Kementrian Pertanian (2014)

Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa produksi susu sapi di
daerah Kabupaten Bogor sebanyak 11.154.293 kg susu dalam satu tahun. Jika dirata-
rata satu tahun sebanyak 365 hari maka didapatkan jumlah produksi susu sapi yang
diproduksi sebanyak 30.560 kg susu per hari. Jumlah tersebut sangat cukup untuk
suplai bahan baku produk keju krim, terlebih didukung oleh peternak-peternak yang
ada di kabupaten/kota sekitar. Rencana pembuatan kunak (Kawasan Usaha
Peternakan Sapi Perah) dua di kawasan tersebut juga dapat membantu agar lebih
terjaminnya suplai bahan baku susu sapi. Selain itu, di sekitar industri keju krim
direncanakan akan dibangun juga sebuah peternakan terpadu yang akan terintegrasi
dengan industri keju krim tersebut sehingga susu yang dihasilkan dari peternakan
tersebut akan ditampung sebagai bahan baku produk keju krim.

Lokasi

Lokasi pendirian industri keju krim ditetapkan di kawasan Kabupaten Bogor


khususnya Kecamatan Cijeruk. Pemilihan lokasi pendirian industri keju krim tersebut
berdasarkan analisa terhadap beberapa faktor antara lain letak Kecamatan Cijeruk yang
strategis, yaitu dekat dengan bahan baku berupa susu sapi yang jumlah ketersediaanya
melimpah di Kabupaten Bogor. Selain itu, Kecamatan Cijeruk dekat dengan akses jalan
tol Sukabumi-Bogor yang sedang dalam proses pembangunan. Hal ini akan memudahkan
9

akses untuk distribusi produk ke seluruh wilayah Indonesia terutama Jabodetabek yang
menjadi pasar utama. Masih tersedianya lahan yang luas juga memungkinkan
pengembangan usaha yang lebih luas lagi untuk jangka panjang. Dengan adanya rencana
pemekaran Kabupaten Bogor Barat, daerah Cijeruk direncanakan juga akan didirikan
kunak dua dikarenakan kunak sebelumnya akan masuk ke dalam wilayah Bogor Barat
sehingga Kabupaten Bogor tidak memiliki kunak. Dengan adanya kunak tersebut, suplai
bahan baku industri keju krim berupa susu sapi segar akan lebih mudah untuk didapatkan
dengan harga yang lebih murah dan jumlah yang lebih banyak. Selain itu, kawasan
sekitar industri juga direncanakan untuk didirikan peternakan terpadu dan diintegrasikan
dengan industri keju krim tersebut. Peternakan terpadu akan memasok bahan baku keju
krim berupa susu sapi segar. Kawasan Kabupaten Bogor merupakan kawasan yang
mempunyai sumber daya manusia yang baik sehingga perusahaan tidak akan mengalami
kesulitan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang baik sebagai tenaga kerja.
Kawasan Kabupaten Bogor juga mempunyai infrastruktur yang memadai seperti akses
jalan raya dan energi listrik. Kecamatan Cijeruk merupakan daerah yang sudah dialiri
listrik oleh PLN sehingga kebutuhan energi untuk industri dapat dipenuhi melalui aliran
listrik PLN tersebut. Harga tanah di Kecamatan cijeruk juga relatif murah dengan kisaran
harga Rp 100.000,00 – Rp 200.000,00 di berapa lokasi.

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang direncanakan pada industri keju krim ditentukan dari
besarnya target pasar yang akan dicapai oleh produk keju krim itu sendiri. Target
pasar dapat diketahui dengan cara merumuskan Total Available Market (TAM) dan
Served Addresable Market (SAM) terlebih dahulu. TAM(Total Available Market)
adalah jumlah keseluruhan pasar yang tersedia ada di Indonesia, sedangkan SAM
(Served Addresable Market) yaitu merupakan keseluruhan jumlah pasar yang telah
terlayani.
Nilai Total Available Market, Served Addresable Market, dan Target Market
telah dirumuskan seperti pada aspek pemasaran. Nilai TAM ditentukan sebesar 19.562
ton, SAM sebesar 2.687,4 ton dan Target Market sebesar 7% dari SAM yaitu sebesar
170 ton. Nilai target market tersebut kemudian dijadikan sebagai jumlah yang akan
diproduksi. Berdasarkan asumsi bahwa satu liter susu dapat menghasilkan 200 gram
keju krim, maka bahan baku susu yang diperlukan yaitu sebanyak 850.000 liter per
tahun atau 2.833 liter per hari dengan asumsi 300 hari kerja per tahun. Dengan
demikian, kapasitas produksi per hari yaitu sebesar 2.833 liter susu yang kemudian
dibulatkan menjadi 3.000 liter per hari.

Layout

Industri keju krim memerlukan pengaturan tata letak (layout) yang baik. Tata
letak (layout) merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan
fasilitas yang dapat menentukan produksi atau operasi. Tata letak (layout) dirancang
berkenaan dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat
tercapai efisiensi operasi (Kasmir dan Jakfar 2010). Pada industri keju krim
10

digunakan layout garis atau disebut juga layout produk. Layout produk yaitu layout
di mana pengaturan letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik
yang berdasarkan urutan proses produksi dalam membuat suatu barang. Barang yang
dikerjakan setiap hari selalu sama seolah-olah menyerupai garis sehingga dikatakan
sebagai layout produk. Tipe tata letak ini cocok dengan industri keju krim yang
memproduksi dalam jumlah banyak secara berkelanjutan dengan varian produk yang
rendah.
Penentuan tata letak yang baik dilakukan dengan analisis keterkaitan antar
aktivitas untuk menentukan tata letak (layout) pabrik yang optimal. Salah satu cara
yang digunakan untuk melakukan analisis tersebut dengan menggunakan bagan
keterkaitan atau AR-Chart. Bagan keterkaitan antar aktivitas pada industri keju krim
dapat dilihat pada gamba berikut :

Nilai TCR untuk setiap simbol pada diagram keterkaitan adalah sebagai berikut :
Simbol A : tiga pangkat empat
Simbol E : tiga pangkat tiga
Simbol I : tiga pangkat dua
Simbol O : tiga pangkat satu
Simbol U : tiga pangkat nol
Simbol X : nol

Gambar 2 Bagan keterkaitan antar aktivitas


11

Tabel 3 Nilai TCR

Nilai Ruang Nilai


Ruang Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A E I O U X
1 I I I E I E I O X 0 2 5 1 0 1 102
2 I A A A I I U U E 3 1 3 0 2 0 299
3 I A A E I I U U E 2 2 3 0 2 0 245
4 I A A U U X X X X 2 0 1 0 2 4 173
5 E A E U U U U O X 1 2 0 1 4 1 142
6 I I I U U O O U U 0 0 3 2 4 0 37
7 E I I X U O E U X 0 2 2 1 2 2 77
8 I U U X U O E O O 0 1 1 3 3 1 48
9 O U U X O U U O X 0 0 0 3 4 2 13
10 X O X U X X E E X 0 2 0 1 1 5 58

Tabel 3 menunjukkan nilai keterkaitan antar ruang pada industri keju krim.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa ruangan yang paling
penting untuk dipertimbangkan yaitu ruang produksi. Ruang produksi mempunyai
peran yang sangat sentral dan mempunyai keterkaitan dengan hampir semua ruang
lainnya. Di ruang inilah kualitas produk serta efisiensi produksi ditentukan. Urutan
kedua dan ketiga terpenting yaitu ruang pengasaman dan kantor. Pengasaman dan
mempunyai keterkaitan yang tinggi dengan produksi. Bahan baku berupa susu segar
harus difermentasi dengan baik di ruang pengasaman dan tidak boleh tekontaminasi
apapun agar kualitas yang dihasilkan opitmal. Kantor merupakan tempat di mana
proses manajemen dalam perusahaan dilaksanakan maupun perencanaan produksi
dan lain-lain.

Proses Produksi

Produksi merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam sebuah
perusahaan. Produksi pada umumnya dimulai dari realisasi penyediaan produk/jasa
yang telah diprakirakan atau dianggarkan dalam anggaran penjualan (Jumingan
2011). Jumlah produk/jasa yang akan dihasilkan tidak boleh melebihi anggaran
pemasaran, itu sebabnya sebelum menentukan jumlah produksi harus terlebih dahulu
melakukan studi pasar guna menghitung berapa jumlah permintaan yang akan
dipenuhi.
Proses produksi keju krim meliputi pasteurisasi, inkubasi, penggumpalan,
pemisahan whey, dan pemeraman. Proses pembuatan keju krim dapat dilihat seperti
pada Gambar 4 berikut :
12

Susu Sapi
1.000 ml

Pasteurisasi
72oC, 30 detik

Pengasaman L.Bulgaricus
(31oC, 5jam) 4% (v/v) 40 ml

Rennet 0.04%
Penggumpalan (b/v) 0,4 g /
0,354 ml

Air dan whey Pemisahan whey


842,334 ml
(87%)

Curd

Garam 0.05 %
(b/v) 0,5 g / Penggaraman
0,230ml
(0.05%)

Pemeraman
(1 hari)

Cream Cheese
200 g / 198,020 ml

Gambar 3 Neraca massa pembuatan keju krim (Dwiaji,2015)


13

Proses produksi keju krim yaitu dimulai dengan proses pasteurisasi. Susu
segar dipanaskan pada suhu 72oC selama 30 detik. Pasteurisasi dilakukan untuk
membunuh bakteri patogen yang dapat menurunkan kualitas susu. Proses selanjutnya
adalah proses pengasaman. Pengasaman dilakukan dengan menambahkan berbagai
macam bakteri seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles
sebanyak 4% dari total susu sapi yang digunakan sebagai bahan baku ( Margareta
2011). Tujuan dari proses pengasaman yaitu untuk mendapatkan pH yang cocok agar
enzim renin dapat bekerja optimal. Setelah proses pengasaman, proses selanjutnya
yaitu proses penggumpalan. Curd didapatkan dengan menambahkan rennet yang
merupakan enzim renin dalam bentuk kasar. Berdasarkan (Dwiaji 2015), formulasi
keju krim terbaik menggunaan rennet sebanyak 0,04% (b/v). Curd yang terbentuk
kemudian dipisahkan dengan menyaringnya. Hasil sisa cairan keju disebut dengan
whey. Whey tersebut yang akan menjadi satu-satunya limbah dari produksi keju.
Setelah itu dilakukan proses penggaraman untuk memberikan rasa dan aroma. Proses
terakhir adalah pemeraman. Proses ini merupakan proses terakhir yang akan
menentukan cita rasa dan juga tekstur keju. Pada proses ini dilakukan penambahan
garam untuk mencegah mikroba yang tidak diinginkan tumbuh pada keju.

Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan salah satu komponen yang sangat penting
dalam produksi keju krim. Mesin dan peralatan digunakan untk memroses bahan
baku berupa susu menjadi produk berupa keju krim. Industri keju krim memerlukan
beberapa mesin dan peralatan. Berbagai mesin dan peralatan didatangkan dari
berbagai tempat baik dalam negeri maupun luar negeri. Mesin dan peralatan yang
didatangkan dari luar negeri dikarenakan keterbatasan produksi mesin dan peralatan
dalam negeri maupun karena efisiensi mesin dan peralatan serta kesesuaian
spesifikasi mesin dengan kebutuhan.

Mesin Pasteurisasi
Mesin pasteurisasi berfungsi untuk memanaskan bahan baku susu dengan
tujuan membunuh organisme merugikan dan memperlambat pertumbuhan mikroba
pada susu. Mesin ini mempunyai kapasitas sebesar 500 liter tiap proses. Daya yang
diperlukan mesin ini yaitu sebesar 0,75 kW.

Gambar 4 Contoh mesin pasteurisasi (alibaba.com)


14

Cheese vat
Cheese vat merupakan alat yang digunakan untuk tempat penggumpalan susu
menjadi curd keju. Alat ini brfungsi untuk memisahkan antara curd dan whey keju.
Pada alat ini terdapat alat pemotong yang digunakan untuk memecah curd menjadi
bentuk yang lebih kecil sehingga semakin banyak whey yang terbuang. Cheese vat
yang digunakan mempunyai kapasitas 500 liter dan menggunakan daya sebesar 1,1
kW.

Gambar 5 Contoh cheese vat (alibaba.com)

Cool Storage
Cool storage digunakan untuk menimpan produk agar selalu dalam kondisi
terbaik sebelum dipasarkan. Cool storage yang digunakan yaitu mempunyai kapasitas
volume sebesar 8 m3.

Gambar 6 Contoh cool storage (alibaba.com)

Mesin Kemasan
Mesin kemasan digunakan untuk mengemas keju krim yang digasilkan dari
proses produksi. Mesin pengemas ini mempunyai kemampuan produksi sebanyak
1440 kemasan per jam.
15

Gambar 7 Contoh mesin kemasan (alibaba.com)

Tangki fermentasi
Tangki fermentasi merupakan alat yang digunakan daam proses pengasaman.
Tangki pasteurisasi menjaga suhu susu yang telah dipasteurisasi agar tetap pada suhu
optimal sehingga bakteri starter dapat bekerja optimal dan proses pengasaman
berjalan dengan baik.

Gambar 8 Tangki fermentasi (alibaba.com)

Aspek Manajemen dan Organisasi

Badan Usaha

Pemilihan bentuk badan usaha dilakukan dalam rangka mencari efektivitas


perusahaan tersebut nantinya. Bentuk perusahaan dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa faktor antara lain jenis perusahaan, ukuran besar kecilnya perusahaan,
resiko, aturan penguasaan perusahaan, dan pembagian laba. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka pemilihan bentuk badan usaha yang
sesuai dengan industri ini adalah Perseroan Terbatas.
Perseroan Terbatas atau Naamloze Vennootschap (NV) adalah perseroan
antara dua orang atau lebih, dengan modal yang terdiri atas saham-saham. Modal
diperoleh dengan cara mengeluarkan saham-saham dan kemudian dijual kepada
masyarakat. Setiap persero mempunyai satu atau lebih saham, serta tanggung
jawabnya terbatas hanya pada modal yang ditanamkan pada PT. Badan Usaha yang
berbentuk PT, kekayaan pribadi para pemegang saham dipisahkan dari kekayaan
16

perusahaan. Saham yang dimiliki pemilik modal terdiri atas berbagai jenis, yaitu
saham biasa, saham preferen, saham bonus, saham pendiri, dan saham kosong.
Perusahaan yang mempunyai bentuk badan usaha berupa Perseroan Terbatas
mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
a. Kewajiban terhadap pihak luar, terbatas hanya kepada modal yang disetorkannya.
Artinya, jika perusahaan menanggung hutang, maka kewajiban pemilik hanya
terbatas kepada modal yang disetorkan. Oleh karena itu, harta pribadi tidak ikut
dijaminkan untuk membayar kewajiban tersebut.
b. Kemudahan alih kepemilikan, artinya jika seseorang memegang saham
perusahaan tersebut kemudian ingin menjualnya dengan berbagai sebab, maka
dengan mudah dapat dipindahtangankan atau dijual ke pihak lain.
c. Usia PT tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
memiliki usia yang tidak terbatas, selama masih mampu untuk beroperasi
walaupun pemilik atau manajemennya meninggal dunia dapat dilanjutkan oleh
pemilik saham lainya.
d. Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar, artinya jika
perusahaan ingin memperoleh modal dalam jumlah yang besar, maka dengan
mudah pihak kreditor untuk mempercayainya
e. Kebebasan untuk melakukan berbagai aktifitas bisnis, baik jenis atau bidang
usaha maupun wilayah operasinya lebih luas dan beragam

Perizinan

Untuk mendirikan sebuah industri, diperlukan beberapa perizinan untuk


mendapatkan legalitas hukum dari pemerintah. Berdasarkan pemilihan kepemilikan
badan usaha dalam bentuk Perseroan Terbatas maka harus memenuhi syarat-syarat
secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut :
1. Pendiri minimal dua orang atau lebih (pasal 7 ayat 1).
2. Akta notaris yang berbahasa Indonesia.
3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka
peleburan (pasal 7 ayat 4).
4. Akta pendirian harus disahkan oleh menteri kehakiman dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia (pasal 7 ayat 4)
5. Modal dasar minimal Rp 50.000.000,00 dan modal disetor minimal 25% dari
modal dasar (pasal 32 dan pasal 33).
6. Minimal satu orang direktur dan satu orang komisaris (pasal 92 ayat 3 dan pasal
108 ayat 3).
7. Pemegang sahan harus WNI dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia kecuali PT. Penanaman Modal Asing.
Persyaratan material yang harus dipenuhi berupa kelengkapan dokumen yang
harus disampaikan kepada notaris pada saat penandatanganan akta pendirian antara
lain :
17

1. KTP dari para Pendiri (minimal dua orang dan bukan suami-isteri). Apabila
pendirinya suami-isteri (tidak pisah harta), maka harus ada satu orang lain lagi
yang bertindak sebagai pendiri atau pemegang saham.
2. Modal dasar dan modal disetor.
3. Jumlah saham yang diambil oleh masing-masing pendiri.
4. Susunan Direksi dan Komisaris serta jumlah Dewan Direksi dan Dewan
Komisaris.

Untuk perizinan perusahaan berupa surat keterangan domisili perusahaan,


NPWP persahaan, SIUP, TDP/WPD, dan PKP, maka dokumen-dokumen pelengkap
yang diperlukan antara lain :
1. Kartu Keluarga Direktur Utama
2. NPWP Direksi
3. Fotokopi Perjanjian Sewa Gedung berikut surat keterangan domisili dari
pengelola gedung (apabila kantor berstatus sewa), sedangkan apabila berstatus
milik sendiri, maka diperlukan fotokopi sertifikat tanah dan fotokopi PBB
terakhir berikut bukti pelunasannya.
5. Pas foto Direktur Utama atau penanggung jawab ukuran 3x4 sebanyak dua
lembar.
6. Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi, komputer
berikut satu hingga dua orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk
mempermudah pada saat survei lokasi untuk PKP dan SIUP.
7. Stempel perusahaan.

Pajak

Sebagaimana industri-industri lainnya, industri keju krim juga tidak luput dari
pengenaan pajak untuk badan usaha. Berdasarkan peraturan perundang-undangan,
tarif pajak yang dikenakan untuk industri adalah sebagai berikut:

Tarif Pajak PPh Badan Pasal 25/29


Tarif Pajak PPh Badan digunakan untuk menghitung PPh Badan terutang bagi
Wajib Pajak Badan yang memperoleh penghasilan dari Objek Pajak Non Final
berdasarkan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh.
Tarif Pajak PPh Badan dari penghasilan Non Final adalah berdasarkan Pasal 17 dan
31 E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh.
Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sebagai berikut :
 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31 E
Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, yaitu sebagai
berikut :
1. Tarif Pajak untuk tahun pajak 2014 adalah sebesar 25 % dari Penghasilan
Kena Pajak.
18

2. Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang
disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan
tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah
daripada tarif tersebut yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
3. Wajib Pajak Badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa
pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif tersebut (25 %)
yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto
sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah).
4. Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
5. Tarif Pajak Pasal 17 dan 31 E dikenakan atas penghasilan kena pajak Wajib
Pajak Badan yang tidak termasuk dalam kriteria Wajib Pajak Badan yang
telah dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan PP 46 Tahun 2013.
 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan berdasarkan PP Nomor 46 Tahun
2013 adalah sebagai berikut :
1. Atas peredaran usaha bruto bulan Januari sampai dengan Desember 2014 dari
Wajib Pajak Badan yang mempunyai kriteria tertentu berdasarkan PP Nomor
46 Tahun 2013 dikenakan PPh Final Pasal 4 ayat 2 sebesar 1 % dari
peredaran usaha bruto dan bersifat final.

Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam menjalankan proses produksi sehari-hari, industri keju krim memakai


tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang secara langsung berhubungan
dan terlibat dengan proses produksi, sedangkan tenaga kerja tidak langsung
merupakan tenaga kerja pendukung produksi yang tidak terlibat secara langsung
dalam proses produksi.
Tabel 4 Tabulasi tenaga kerja

Kualifikasi
No Jabatan Jumlah
Pendidikan
1 Direktur S1 1
2 Produksi D3 1
3 Pemasaran D3 1
4 Administrasi D3 1
5 Karyawan SMA 6
Total 10
19

Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara bagian dan posisi
dalam organisasi. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta
memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu.
Selain itu, struktur organisasi memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut,
menjelaskan hierarki dan susunan kewenangan, serta hubungan pelaporan (siapa
melapor pada siapa). Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan komunitas
organisasi tetap bertahan. Struktur organisasi sangat komplek untuk dijelaskan secara
lisan, oleh karena itu perlu dibuatkan dalam bentuk bagan organisasi yang
menggambarkan fungsi-fungsi, departemen-departemen, bagian-bagian, atau posisi-
posisi dalam organisasi, serta hubungan seluruh fungsi departemen atau posisi
tersebut.
Gambar 9 Struktur organisasi perusahaan

Direktur

Produksi Pemasaran Administrasi

Karyawan

Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan pekerja


dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Pekerja akan dengan mudah
mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga tidak akan ada
benturan-benturan dalam menjalankan pekerjaan. Deskripsi tugas dan tanggung
jawab masing-masing jabatan antara lain sebagai berikut:

Direktur
Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang
meliputi kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan manajer yang
berada dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan dipegang oleh direktur.

Produksi
Bagian produksi bertugas untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan produksi. Bagaimana produk dapat di produksi dengan kualitas
yang tetap terjaga dan juga pengembangan produk. Serta mengawasi pengujian
quality control.
20

Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas untuk mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran
dan penjualan baik penyusunan strategi pemasaran, penentuan target pasar, promosi,
penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi permintaan pasar.Bagian
pemasaran juga bertugas untuk ekspansi pasar sehingga penjualan produk bisa
meningkat.

Administrasi
Bagian administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan administrasi
perusahaan maupun operasional perusahaan serta sumber daya manusia yang dimiliki
oleh perusahaan berupa karyawan dan staf-staf lainnya.

Karyawan
Karyawan bertugas melakukan produksi keju krim secara langsung dari awal
sampai akhir baik dari penerimaan bhan baku , proses pembuatan keju krim, serta
penyimpanan hingga barang siap untuk dipasarkan

Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan dalam sebuah studi kelayakan dikaji untuk melihat


bagaimana dampak berdirinya sebuah industri terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh
yang dianalisis yaitu berupa pengaruh sosial, budaya maupun pengaruh terhadap
kerusakan lingkungan itu sendiri. Adanya industri keju dapat membantu warga
sekitar dalam penyediaan lapangan kerja di mana saat ini mencari lapangan kerja
merupakan hal yang sulit. Dengan adanya industri ini akan meningkatkan taraf
ekonomi warga sekitar terutama yang terlibat secara langsung dalam industri tersebut
nantinya maupun warga yang tidak secara langsung terlibat.
Dalam sebuah industri pengolahan pasti akan dihasilkan limbah sisa dari
pengolahan tersebut. Limbah cair yang dihasilkan dalam proses produksi keju yaitu
berupa, whey, air pencuci, dan air pasteurisasi (Jennie dan Rahayu, 1993). Satu pon
keju menghasilkan 5-10 pon whey cair. Whey keju merupakan limbah cair keju yang
berupa serum susu yang dihasilkan setelah proses pemisahan kasein dan lemak selama
pengendapan (koagulasi) susu. Whey merupakan limbah dari proses pembuatan keju yang
masih mengandung komponen gizi, diantaranya adalah laktosa. Whey dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pemanis yang digunakan dalam kembang gula, es krim, dan produk
makanan lainnya. Bahan pemanis itu dihasilkan melalui pemisahan laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa. Selain itu whey juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan
ternak. Jumlah whey yang berlebihan akan diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah, hal
ini dikarenakan limbah whey keju mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap bakteri.
Whey keju hasil sisa produksi harus segera diolah atau dimanfaatkan agar tidak
menyebabkan pencemaran bau dan juga gangguan kesehatan karena kerentanannya
terhadap bakteri. Selain whey keju, limbah lain yang dihasilkan pada industri keju krim
yaitu sisa-sisa kemasan yang rusak, produk-produk yang gagal, sisa-sisa pelumas pada
peralatan produksi.
21

Aspek Finansial

Aspek finansial adalah salah satu aspek terpenting dalam perencanaan proyek
industri dimana aspek ini berguna untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara biaya
pengeluaran dan pendapatan. Menurut Sutojo (1991), aspek finansial dilakukan untuk
memperkirakan jumlah dana yang diperlukan, baik untuk dana tetap maupun modal
kerja awal. Selain itu, aspek finansial akan mempelajari struktur pembayaran serta
sumber dana yang menguntungkan dan modal yang dibutuhkan. Beberapa parameter
yang dapat digunakan sebagai tolak ukur analisis finansial antara lain kapasitas
produksi, pangsa pasar, teknologi yang sesuai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja,
fasilitas pendukung, dan proyeksi harga-harga.

Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dibutuhkan dalam kelangsungan industri
keju krim. Biaya investasi ini meliputi modal kerja dan biaya tetap. Biaya tetap
merupakan biaya yang diperlukan untuk keperluan pabrik, mulai dari biaya pra
investasi, pembangunan pabrik, fasilitas penunjang, pembelian mesin-mesin,
peralatan kantor dan transportasi. Modal kerja adalah gabungan dari biaya yang
diperlukan dalam memenuhi komponen bahan pada proses produksi. Modal kerja
diperlukan untuk menjamin kegiatan dapat berlangsung pada awal produksi. Menurut
Husnan dan Suwarsono (2000), biaya modal kerja adalah biaya operasi pada pertama
kali. Perhitungan modal kerja tergantung pada kebijakan perusahaan yang pembelian
atau penjualannya secara kredit tentu akan membutuhkan modal kerja yang tunai.
Biaya investasi yang diperlukan untuk mendirikan industri keju krim adalah sebagai
berikut:

Biaya Pra investasi


Biaya pra investasi merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum mendirikan
indusrti keju krim. Biaya pra investasi meliputi biaya perizinan tempat usaha, biaya
pendirian usaha, biaya AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan), dan biaya studi
kelayakan. Biaya pra investasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 5 Prakiraan biaya pra investasi

No Komponen Subtotal (Rp)


1. Perizinan tempat usaha 150.000.000,00
2. Biaya mendirikan usaha 19.500.000,00
3. AMDAL 50.000.000,00
4. Studi kelayakan 75.000.000,00
Total 294.500.000,00
22

Biaya Pengadaan Tanah dan Bangunan


Biaya pengadaan tanah yaitu sebesar Rp 36.000.000,00 dengan rincian luas
lahan yang dibutuhkan yaitu sebesar 180 m2 dengan harga tanah per meter persegi
yaitu sebesar Rp 200.000,00. Luas bangunan yang diperlukan yaitu sebesar 124 m2
dengan harga bangunan per meter persegi seharga Rp 2.500.000,00 sehingga total
harga bangunan sebesar Rp 310.000.000,00.

Tabel 6 Asumsi luas ruangan

Ruang Luas (m2)


Kantor 36
Produksi 24
Pengasaman 9
Penyimpanan 6
Laboratorium 9
Pantry 9
Toilet 12
Musholla 13
Genset 6

Biaya Mesin, Peralatan dan Alat Operasional


Biaya mesin dan peralatan ditentukan dengan mempertimbangkan kapasitas
produksi. Kapasitas produksi industri keju krim yaitu sebesar 170.000 kg per tahun
atau setara 564 kg per hari. Peralatan dan mesin harus mempunyai kapasitas minimal
untuk memproduksi keju krim sebanyak 564 kg per hari. Biaya yang dibutuhkan
untuk pengadaan peralatan dan mesin sebesar Rp 999.000.000,00. Biaya perawatan
dan pemeliharaan mesin diasumsikan sebesar 10% dari biaya pengadaan yaitu sebesar
Rp 99.900.000,00. Selain biaya pengadaan peralatan dan mesin produksi, biaya
pengadaan lainnya meliputi biaya pengadaan alat penunjang perusahaan berupa
peralatan kantor dan lainnya. Biaya pengadaan peralatan perkantoran sebesar Rp
139.552.000,00. Rincian biaya pengadaan peralatan, mesin, peralatan operasional,
dan kantor dapat di lihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

Biaya Bahan Baku


Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang utama. Biaya bahan
baku meliputi biaya pengadaan susu sapi segar, ekstrak rennet, garam, starter, dan
kemasan. Total biaya bahan baku yaitu sebesar Rp 9.416.111.111,00 per tahun
dengan kapasitas 100%. Rincian biaya pengadaan bahan baku dapat dilihat pada
lampiran 4.
23

Biaya Kelistrikan
Penggunaan energi listrik pada berbagai alat produksi akan mempengaruhi
biaya produksi tersebut. Jumlah penggunaan daya listrik harus diperkirakan dengan
cermat agar biaya produksi dapat ditentukan tepat. Rincian prakiraan biaya
penggunaan listrik dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan besar voltase yang dibutuhkan untuk operasional perusahaan sebesar
5.032,5 volt. Berdasarkan ketetapan Perusahaan Listrik Negara, besar voltase tersebut
digolongkan ke dalam golongan R-2/TR dengan tarif listrik sebesar Rp 1.524,24 per
kWh. Penggunaan daya listrik per hari untuk operasional sebesar 150,475 kWh per
hari. Dengan harga listrik sebesar Rp 1.524,24 per kWh per hari maka biaya
penggunaan energi listrik sebesar Rp 229.360,00 per hari atau sebesar Rp
68.808.004,00 per tahun.

Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja digunakan untuk menggaji para tenaga kerja, baik tenaga
kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung. Biaya yang dibutuhkan untuk
menggaji tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp 18.000.000,00 per bulan sedangkan
biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja tak langsung sebesar Rp
55.000.000,00 per bulan. Total biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja
dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 73.000.000,00. Biaya yang dikeluarkan dalam satu
tahun untuk tenaga kerja dengan 300 hari aktif yaitu sebesar Rp 876.000.000,00.
Rincian penghitungan biaya untuk tenaga kerja dapat dilihat pada Lampiran 6.

Biaya Penyusutan
Setiap barang yang telah digunakan akan mengalami pengurangan nilai baik nilai
guna mauppun harga. Hal itu juga berlaku pada peralatan, mesin industri, bangunan ,
dan lainnya. Biaya penyusutan dihitung untuk kemudian dimasukkan ke dalam harga
produksi. Biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan asumsi-asumsi berikut
ini:
- Umur ekonomis proyek selama 10 tahun
- Umur ekonomis mesin dan peralatan yaitu 10 tahun
- Umur ekonomis alat operasional dan kantor selama 5 tahun
- Nilai sisa mesin dan peralatan diasumsikan sebesar 10% dari harga pembelian
awal.
- Nilai sisa bangunan diasumsikan sebesar 50% dari nilai awal barang modal.
- Penyusutan tidak terjadi pada tanah. Tanah akan mengalami kenaikan sebesar
10% dari harga awal.
- Kontingensi 10%.
Biaya penyusutan pada industri keju krim sebesar Rp 169.688.320,00 per tahun.
Rincian perhitungan biaya penyusutan dapat dilihat pada Lampiran 7.

Harga Pokok Produksi


Harga pokok poduksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
sebuah produk hingga produk siap dijual. Harga pokok produksi merupakan dasar
untuk menentukan berapa harga penjualan yang tepat untuk produk. Harga pokok
24

produksi meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang
tidak akan berubah berapapun jumlah produk yang diproduksi sedangkan biaya
variable merupakan biaya yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya produksi.
Berdasarkan hasil penghitungan biaya produksi, didapatkan harga pokok produksi
sebesar Rp 64.717,00 per unit produk. Dengan demikian harga penjualan produk keju
krim ditentukan sebesar Rp 82.000,00 agar mendapatkan keuntungan dan dengan
berbagai pertimbangan lain. Rincian penghitungan biaya pokok produksi dapat dilihat
pada Lampiran 8.

Biaya Operasional dan Penerimaan


Biaya operasional adalah semua biaya yang diperlukan untuk melakukan operasional
perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Penerimaan merupakan
hasil penjualan produk setiap tahunnya. Biaya operasional dan penerimaan akan terus
meningkat dari tahun pertama dan stabil pada tahun ketiga dan seterusnya. Hal ini
dikarenakan pada tahun pertama dan kedua perusahaan diasumsikan hanya
berproduksi 75% dan 90%. Besarnya biaya operasional pada tahun pertama dengan
produksi sebesar 75% adalah Rp 8.630.670.656,00 dengan penerimaan sebesar
10.455.000.000,00. Pada tahun kedua, produksi mencapai 90% membutuhkan biaya
operasional sebesar Rp 10.053.408.524,00 dengan penerimaan sebesar Rp
12.546.000.000,00. Pada tahun ketiga dan seterusnya, produksi stabil 100% dan
membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 11.001.900.435,00 dengan penerimaan
sebesar Rp 13.940.000.000,00. Rincian penghitungan biaya operasional dan
penerimaan dapat dilihat pada Lampiran 9 dan Lampiran 10.

Proyeksi Laba Rugi


Proyeksi laba rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat profitibilitas suatu proyek
industri. Laba rugi adalah selisih antara penjualan bersih produk selama satu periode
tertentu dengan biaya total selama periode yang sama. Pada tahun pertama, laba yang
didapatkan industri keju krim sebesar Rp 1.138.812.030,00 dengan kapasitas
produksi 75%. Pada tahun kedua, produksi mencapai 90% menghasilkan laba sebesar
Rp 1.587.692.041,00. Pada tahun ketiga dan seterusnya produksi stabil 100%
menghasilkan laba sebesar Rp 1.884.527.112,00. Proyeksi laba rugi selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 11.

Proyeksi Arus Kas


Aliran arus kas proyek dibagi menjadi 3 yaitu, aliran kas awal (initial cash
flow), aliran periode operasi (operational cash flow), dan aliran kas terminal
(terminal cash flow). Aliran kas awal adalah pengeluaran untuk merealisasikan
gagasan proyek menjadi kenyataan fisik. Aliran kas periode operasi adalah aliran kas
yang masuk dari penjualan dan keluar dari biaya produksi, pemeliharaan, depresiasi,
dan pajak. Aliran kas terminal adalah biaya yang diperoleh diakhir proyek (Soeharto
2000). Proyeksi penghitugan arus kas dapat dilihat pada Lampiran 12.
25

Kreiteria Kelayakan
Kriteria investasi yang digunakan dalam penilaian kelayakan proyek antara lain
Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio(BC
Ratio). Untuk mengetahui kelayakan atas suatu proyek maka diperlukan faktor
diskonto, yaitu faktor perubahan uang terhadap waktu. Faktor diskonto yang
digunakan dalam analisis ini yaitu sebesar 7,5% sesuai BI rate. Analisis ekonomi
melihat proyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan dengan menentukan
apakah proyek tersebut memberikan sumbangan atau rencana yang positif dalam
pembangunan ekonomi nasional.
NPV adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang penerimaan
– penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang
perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga
tersebut dapat diperoleh dengan memelihara tingkat bunga pinjaman jangka panjang
yang berlaku di pasar modal atau dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman
yang harus dibayar oleh pemilik proyek. NPV dari industri keju krim yaitu sebesar Rp
8.367.331.412,00.
IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto
seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas
yang sama dengan investasi proyek. IRR mengambarkan persentase laba yang
mendekati laba yang dihasilkan proyek. IRR adalah nilai discount rate sosial yang
membuat NPV proyek sama dengan nol. IRR industri keju krim yaitu sebesar 54%
Nilai rasio B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah present value
yang positif dengan jumlah present value yang negatif. Nilai rasio B/C lebih besar
dari satu merupakan syarat agar proyek dapat dikatakan layak secara finansial
sehingga dapat diteruskan, sebaliknya jika nilainya lebih kecil dari satu merupakan
tanda proyek tidak layak dilaksanakan. Nilai rasio B/C pada industri keju krim yaitu
sebesar 4,2.
PBP merupakan berapa lama modal yang ditanam dalam investasi akan
kembali, pengembalian modal ini dipandang dari kas masuk (cash in flow). Industri
keju krim akan mengalami balik modal pada tahun kedua dengan nilai PBP 3,2 tahun.
Nilai kelayakan investasi dapat dilihat pada Lampiran 13.

Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui
akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja
sistem produksi dalam menghasilkan keuntungan Dengan melakukan analisis
sensitivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut
dapat diketahui dan diantisipasi sebelumnya dan dilakukan pengambilan keputusan
yang tepat. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada masa depan atau adanya
kesalahan penghitungan dapat menyebabkan kelayakan investasi menjadi berubah.
Analisis sensitivitas industri keju krim dilakukan dengan mengubah variabel harga
produksi dengan skema biaya operasional naik 10%. Berdasarkan penghitungn biaya
operasional yang naik sebesar 10 % didapatkan nilai NPV sebesar Rp
3.223.569.734,00. Rasio B/C sebesar 2,2, IRR 28%, dan pay back period selama 5,2
tahun. Kelayakan investasi sesuai analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 14.
26

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Produk keju krim mempunyai pasar yang sangat potensial di Indonesia dikarenakan
sebagian besar keju di Indonesia masih impor. Perhitungan TAM, SAM, dan TM
menunjukkan bahwa target pasar industri keju krim sebesar 170 ton per tahun.
Segmen produk keju krim yaitu konsumen langsung dan konsumen bisnis. Konsumen
yang ditetapkan sebagai target pasar yaitu konsumen bisnis. Produk keju krim
memposisikan diri sebagai sebuah produk untuk membuat kue dengan harga dan
kualitas yang baik. Ketersediaan bahan baku utama industri keju krim berupa susu
sangat mencukupi. Lokasi pembuatan industri keju krim direncanakan di Kecamatan
Cijeruk, Kabupaten Bogor. Kapasitas produksi industri keju krim yaitu sesuai dengan
besar target pasar sebesar 170 ton per tahun. Bentuk badan usaha yang dipilih untuk
mendirikan industri keju krim yaitu perseroan terbatas. Industri keju krim
membutuhkan tenaga kerja baik tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
Tenaga kerja diatur kewenangannya dengan struktur organisasi dan deskripsi
sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar. Pendirian industri keju krim akan
berdampak positif terhadap lingkungan dengan menciptakan lapangan kerja untuk
warga sekitar. Industri keju krim juga tidak akan menimbulkan pencemaran
lingkungan karena limbah sangat minim dan diolah dengan baik. Berdasarkan analisis
finansial didapatkan harga pokok produksi krim keju sebesar Rp 64.717,00 per unit
produk, dan produk dijual dengan harga Rp 82.000,00 per unit. Analisis kriteria
kelayakan investasi menunjukkan bahwa industri keju krim layak untuk dijalankan
dengan nilai NPV sebesar Rp 8.367.331.412,00; IRR 54%; Rasio B/C 4.2; dan pay
back period selama 3,2 tahun. Analisis sensitivitas dengan skema biaya operasional
yang naik sebesar 10 % didapatkan nilai NPV sebesar Rp 3.223.569.734,00; IRR
28%; Rasio B/C sebesar 2,2; dan pay back period selama 5,2 tahun. Dengan demikian
industri keju krim disimpulkan layak untuk dijalankan.

Saran
Pengembangan Industri keju lokal sebaiknya ditingkatkan lagi karena pasar
keju di Indonesia yang cukup besar ini masih didominasi keju impor. Kampanye
penggunaan produk dalam negeri akan sangat membantu pemasaran produk-produk
keju lokal. Selain itu limbah yang dihasilkan dari industri keju sabaiknya
dimanfaatkan lagi untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
.
27

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur
yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi, 2000-2014. [internet].
[diunduh 26 Oktober 2015]. Tersedia pada: www.bps.go.id
Dwiaji D. 2015. Pengembangan Produk Cream Cheese Dengan Metode Action
Research dan Analisis Finansial Bisnis Cream Cheese [sripsi]. Bogor (ID) :
Institut Pertanian Bogor.
Husnan S dan Suwarsono. 1991. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta (ID): BPFE.
Jennie BSL dan Winiati PR. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta
(ID): Kanisius.
Jumingan. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Teori dan Pembuatan proposal kelayakan.
Jakarta (ID): Bumi Aksara.
Kasmir, Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta(ID): Kencana.
Kementrian Perindustrian. 2015. Direktori Perusahaan. [internet]. [diunduh 26
Oktober 2015]. Tersedia pada: www.kemenperin.go.id
Kementrian Pertanian. 2012. Impor Komoditi Pertanian Sub Sektor Peternakan
(Segar dan Olahan) Periode Tahun 2010-2014. [internet]. [diunduh 26
Oktober 2015]. Tersedia pada: www.pertanian.go.id
Kementrian Pertanian. 2013. Impor Komoditi Pertanian Sub Sektor Peternakan
(Segar dan Olahan) Periode Tahun 2010-2014. [internet]. [diunduh 26
Oktober 2015]. Tersedia pada: www.pertanian.go.id
Kementrian Pertanian. 2014. Impor Komoditi Pertanian Sub Sektor Peternakan
(Segar dan Olahan) Periode Tahun 2010-2014. [internet]. [diunduh 26
Oktober 2015]. Tersedia pada: www.pertanian.go.id
Kotler P. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Jakarta (ID): Salemba Empat.
Margareta A. 2011. Pengembangan Produk Keju Krim Kedelai (Glycine max (L.)
merill) Rendah Lemak [sripsi]. Malang (ID) : Universitas Brawijaya.
Saleh E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. Medan(ID):
Universitas Sumatera Utara.
Stanton William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jakarta(ID): Erlangga.
Sucipto Agus. 2011. Studi Kelayakan Bisnis Analisis Integratif dan Studi Kasus.
Malang (ID): UIN-Maliki Press.
Sutojo S. 1991. Studi Kelayakan Proyek. Jakarta (ID): Pustaka Binaman Pressindo.
Winarno F G, Fernandez I E. 2007. Susu dan Produk Fermentasinya. Bogor (ID): M-
Brio Press.
28

LAMPIRAN

Lampiran 1 Variabel Asumsi

No Variable asumsi Satuan Nilai


1 Usia Proyek Tahun 10
2 Bulan kerja per tahun Bulan 12
3 Hari kerja per tahun Hari 300
4 Nilai sisa bangunan dari nilai awal % 10
5 Nilai sisa tanah dari nilai awal % 100
6 Nilai sisa mesin dari nilai awal % 10
7 Nilai sisa kendaraan dan utilitas % 10
8 Umur ekonomis bangunan Tahun 10
9 Umur ekonomis peralatan kantor Tahun 5
10 Umur ekonomis pra investasi Tahun 10
11 Umur ekonomis mesin dan peralatan Tahun 10
12 Biaya perawatan mesin dan peralatan % 10
13 Target kapasitas produksi :
a. Tahun pertama % 75
b. Tahun kedua % 90
c. Tahun ketiga dan seterusnya % 100
14 Kebutuhan dan harga Bahan Baku :
a. Susu Rupiah / Liter 8.000,00
b. Rennet Rupiah / kg 6.250.000,00
c. Starter Rupiah / L 100.000,00
d. Garam Rupiah / kg 15.000,00
29

Lampiran 2 Alat dan mesin

Jenis Alat dan Mesin Jumlah Harga Satuan Subtotal


(Rp) (Rp)
Mesin Pasteurisasi (500L) 2 54.000.000,00 108.000.000,00
Cheese vat (500L) 1 162.000.000,00 162.000.000,00
Tangki fermentasi (1000L) 3 27.000.000,00 81.000.000,00
Cold storage 1 67.500.000,00 67.500.000,00
Packaging machine TCZB-450D for cup 1 67.500.000,00 67.500.000,00
Generating set 1 243.000.000,00 243.000.000,00
Mitsubishi colt diesel ps 100 box freezer 1 200.000.000,00 200.000.000,00
Peralatan laboratorium 1 50.000.000,00 50.000.000,00
Peralatan maintenance 1 20.000.000,00 20.000.000,00
Total 999.000.000,00

Lampiran 3 Peralatan kantor dan operasional

Harga Satuan Subtotal


No Komponen Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Air Conditioner 5 4.500.000,00 22.500.000,00
2. Komputer 5 3.225.000,00 16.125.000,00
3. Perlengkapan k3 1 5.000.000,00 5.000.000,00
4. Alat pelindung diri 1 10.000.000,00 10.000.000,00
5. Perlengkapan
1 5.000.000,00 5.000.000,00
kebersihan
6. Meja dan kursi 10 3.000.000,00 30.000.000,00
7. Lampu neon 25 15.000,00 375.000,00
8. Sofa dan meja tamu 1 10.000.000,00 10.000.000,00
9. File cabinet 7 1.900.000,00 13.300.000,00
10. Telpon 7 141.000,00 987.000,00
11. Fax 1 1.265.000,00 1.265.000,00
12. Alat tulis kantor 5 5.000.000,00 25.000.000,00
Total 139.552.000,00
30

Lampiran 4 Bahan baku

Harga Subtotal
No Nama Material Jumlah (liter)
(Rp) (Rp)
1. Susu sapi segar 850.000 8000,00 6.800.000.000,00
2 Starter 34.000 10000,00 340.000.000,00
Total 7.140.000.000,00

Harga Subtotal
No. Nama Material Jumlah (kg)
(Rp/kg) (Rp)
1. Ekstrak rennet 340 6.250000,00 2.125.000.000,00
2. Garam 425.000 15000,00 6.375000,00
3. Kemasan cup 170.000 825,00 140.250.000
4. Kemasan box 4.722 950,00 4.486.111,00
Total 2.276.111.111,00
Total biaya bahan baku 9.416.111.111,00

Lampiran 5 Penggunaan listrik

Daya Asumsi
Kebutuhan
No Jenis alat dan mesin Jumlah pemakaian
(Watt) daya (kWh)
(jam)
1. Mesin Pasteurisasi (500L) 750 2 3 4,5
2. Cheese vat (500L) 1100 1 3 3,3
3. Tangki fermentasi (1000L) 600 3 5 9
4. Cold storage 4000 1 24 96
5. Packaging machine 3000 1 2 6
8. Air conditioner 320 5 9 14,4
9. Komputer 65 5 7 2,275
10 Lampu neon 50 25 12 15
Total / hari 150,475
Biaya listrik / hari 229.360,00
Biaya listrik / tahun 68.808.004,00
Lampiran 6 Kebutuhan tenaga kerja

Gaji Subtotal
No Komponen Jumlah Pegawai
(Rp / Bulan) (Rp)
A Tenaga kerja tak langsung
Direktur 1 15.000.000,00 15.000.000,00
Manager Produksi 1 10.000.000,00 10.000.000,00
Manager Pemasaran 2 10.000.000,00 20.000.000,00
Manager Administrasi 1 10.000.000,00 10.000.000,00
B Tenaga kerja langsung
Karyawan produksi 6 3.000.000,00 18.000.000,00
Total / bulan 73.000.000,00

31
Lampiran 7 Penyusutan

32
Nilai Awal Umur ekonomis Nilai Sisa Penyusutan per tahun
No KOMPONEN
(Rp) (tahun) (Rp) (Rp)
1. Biaya Pra investasi
Perizinan tempat usaha 250.000.000,00 10 0 25.000.000,00
Biaya mendirikan usaha 19.500000,00 10 0 1.950000,00
AMDAL 50.000.000,00 10 0 5.000.000,00
Studi kelayakan 100.000.000,00 10 0 10.000.000,00
2. Mesin dan Peralatan
Mesin Pasteurisasi (500L) 108.000.000,00 10 10.800.000,00 9.720000,00
Cheese vat (500L) 162.000.000,00 10 16.200.000,00 14.580000,00
Tangki fermentasi (1000L) 81.000.000,00 10 8.100.000,00 7.290000,00
Cold storage 67.500.000,00 10 6.750.000,00 6.075000,00
Packaging machine TCZB-450D for cup 67.500.000,00 10 6.750.000,00 6.075000,00
Generating set 243.000.000,00 10 24.300000,00 21.870000,00
Mitsubishi colt diesel ps 100 box freezer 200.000.000,00 10 20.000.000,00 18.000.000,00
Peralatan laboratorium 50.000.000,00 10 5.000.000,00 4.500.000,00
Peralatan maintenance 20.000.000,00 10 2.000.000,00 1.800.000,00
Lampiran 7 Penyusutan (Lanjutan)

Nilai Awal Umur ekonomis Nilai Sisa Penyusutan per tahun


No KOMPONEN
(Rp) (tahun) (Rp) (Rp)
3. Tanah dan Bangunan
Tanah 36.000.000,00 0 39.600.000,00
Bangunan 310.000.000,00 10 155.000.000,00 15.500.000,00
4. Alat Operasional dan Kantor
Air Conditioner 22.500.000,00 5 4.500.000,00 3.600.000,00
Laptop acer 16.125.000,00 5 3.225.000,00 2.580.000,00
Perlengkapan k3 5.000,00.000,00 5 1.000.000,00 800.000,00
Alat pelindung diri 10.000.000,00 5 2.000.000,00 1.600.000,00
Perlengkapan kebersihan 5.000.000,00 5 1.000.000,00 800.000,00
Meja dan kursi 30.000.000,00 5 6.000.000,00 4.800.000,00
Lampu neon 375.000,00 5 75.000,00 60.000,00
Sofa dan meja tamu 10.000.000,00 5 2.000.000,00 1.600.000,00
File cabinet 13.300.000,00 5 2.660.000,00 2.128.000,00
Telpon 987.000,00 5 197.400,00 157.920,00
Fax 1.265.000,00 5 253.000,00 202.400,00
Alat tulis kantor 25.000.000,00 5 5.000.000,00 4.000.000,00
Total 1.904.052.000,00 322.410.400,00 169.688.320,00
Kontingens 10% 190.405.200,00
Total investasi 2.094.457.200,00

33
Lampiran 8 Harga pokok produksi

34
Biaya total
No Komponen Jumlah Biaya (Rp)
per tahun (Rp)
A Biaya tetap
1. Tenaga kerja
Direktur 1 15.000.000,00 180.000.000,00
Manager Produksi 1 10.000.000,00 120.000.000,00
Manager Pemasaran 2 10.000.000,00 240.000.000,00
Manager Administrasi 1 10.000.000,00 120.000.000,00
Karyawan produksi 6 3.000.000,00 216.000.000,00
2. Kantor
Telpon dan Fax - 10.000.000,00 120.000.000,00
Air 10.000.000,00 120.000.000,00
Alat tulis kantor 1 10.000.000,00 120.000.000,00
3. Pajak
Pajak kendaraan 1 3.643.000,00 3.643.000,00
Pajak Bumi dan Bangunan 7.750.000,00 7.750.000,00
Pemeliharaan 99.900.000,00 99.900.000,00
4. Penyusutan 169.688.320,00 169.688.320,00
Total Biaya Tetap 1.516.981.320,00
Lampiran 8 Harga pokok produksi (Lanjutan)

Biaya total
No Komponen Jumlah Biaya (Rp)
per tahun (Rp)
Biaya tidak tetap
B. Bahan baku
1. Susu sapi segar 6.800.000.000,00 6.800.000.000,00
Ekstrak rennet 2.125.000.000,00 2.125.000.000,00
Garam 6.375.000,00 6.375.000,00
Kemasan cup 140.250.000,00 140.250.000,00
Kemasan box 4.486.111,00 4.486.111,00
Pengembangbiakan bakteri 340.000.000,00 340.000.000,00
3. Biaya utilitas
Listrik 68.808.004,00 68.808.004,00
Subtotal Biaya Tidak Tetap 9.484.919.115,00
Total Biaya Produksi 11.001.900.435,00
Kapasitas / tahun 170.000,00
HPP (Biaya teteap + biaya tidak tetap) 64.717,00

35
Lampiran 9 Biaya operasional

36
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
Komponen
75% 90% 100% 100% 100%
A. Biaya tetap
Tenaga kerja 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00
Administrasi 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00
Pajak 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00
Pemeliharaan 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00
Penyusutan 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00
Total biaya tetap 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00
B. Biaya tidak tetap
Bahan baku 7.062.083.333,00 8.474.500.000,00 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00
Utilitas 51.606.003,00 61.927.204,00 68.808.004,00 68.808.004,00 68.808.004,00
Total biaya tidak tetap 7.113.689.336,00 8.536.427.204,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00
Total Operasional 8.630.670.656,00 10.053.408.524,00 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00
Lampiran 9 Biaya operasional (Lanjutan)

Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10


Komponen
100% 100% 100% 100% 100%
A. Biaya tetap
Tenaga kerja 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00 876.000.000,00
Administrasi 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00 360.000.000,00
Pajak 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00 11.393.000,00
Pemeliharaan 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00 99.900.000,00
Penyusutan 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00
Total biaya tetap 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00
B. Biaya tidak tetap
Bahan baku 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00 9.416.111.111,00
Utilitas 68.808.004,00 68.808.004,00 68.808.004,00 68.808.004,00 68.808.004,00
Total biaya tidak tetap 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00
Total Operasional 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00 11.001.900.435,00

37
Lampiran 10 Proyeksi penerimaan

38
Kapasitas Produksi (%) Produksi Per Tahun (cup) Harga Jual (Rp) Penerimaan (Rp)

75% 127.500 82.000,00 10.455.000.000,00


90% 153.000 82.000,00 12.546.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
100% 170.000 82.000,00 13.940.000.000,00
Lampiran 11 Proyeksi laba rugi

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


Komponen
75% 90% 100% 100% 100%
A. Penjualan
Harga 82.000,00 82.000,00 82.000,00 82.000,00 82.000,00
Produksi 127.500 153.000 170.000 170.000 170.000
Total Penjualan 10.455.000.000,00 12.546.000.000,00 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00

B. Pengeluaran
Biaya tetap 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00
Biaya tidak tetap 7.113.689.336,00 8.536.427.204,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00
Total Pengeluaran 8.782.368.788,00 10.205.106.656,00 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00

Laba operasi
(sebelum pajak) 1.672.631.212,00 2.340.893.344,00 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00
Pajak penghasilan 351.386.247,00 503.942.155,00 608.064.365,00 608.064.365,00 608.064.365,00
PPN 182.432.934,00 249.259.148,00 293.809.956,00 293.809.956,00 293.809.956,00
Laba bersih 1.138.812.030,00 1.587.692.041,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00

39
Lampiran 11 Proyeksi laba rugi (Lanjutan)

40
Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
Komponen
100% 100% 100% 100% 100%
A. Penjualan
Harga 82.000,00 82.000,00 82.000,00 82.000,00 82.000,00
Produksi 170.000 170.000 170.000 170.000 170.000
Total Penjualan 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00 13.940.000.000,00

B. Pengeluaran
Biaya tetap 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00 1.516.981.320,00
Biaya tidak tetap 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00 9.484.919.115,00
Total Pengeluaran 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00 11.153.598.567,00

Laba operasi
(sebelum pajak) 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00 2.786.401.433,00
Pajak penghasilan 608.064.365,00 608.064.365,00 608.064.365,00 608.064.365,00 608.064.365,00
PPN 293.809.956,00 293.809.956,00 293.809.956,00 293.809.956,00 293.809.956,00
Laba bersih 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00
Lampiran 12 Proyeksi arus kas

Komponen Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

Kas masuk
Laba bersih 1.138.812.030,00 1.587.692.041,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00
Penyusutan 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00
Nilai sisa
investasi 27.910.400,00
Subtotal
kas masuk 0 1.308.500.350,00 1.757.380.361,00 2.054.215.432,00 2.054.215.432,00 2.082.125.832,00

Kas keluar
Investasi 2.094.457.200,00 139.552.000,00,00
Modal kerja 522.750.000,00 104.550.000,00 69.700.000,00
Piutang
usaha 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00
Subtotal
kas keluar 2.617.207.200,00 313.995.720,00 279.145.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 348.997.720,00
Arus kas
bersih 2.617.207.200,00 994.504.630,00 1.478.234.641,00 2.263.661.152,00 2.263.661.152,00 1.733.128.112,00
Sisa kas -2.617.207.200,00 994.504.630,00 1.478.234.641,00 1.844.769.712,00 1.844.769.712,00 1.733.128.112,00

41
Lampiran 12 Proyeksi arus kas (Lanjutan)

42
Komponen Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10

Kas masuk
Laba bersih 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00 1.884.527.112,00
Penyusutan 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00 169.688.320,00
Nilai sisa investasi 294.500.000,00
Subtotal kas masuk 2.054.215.432,00 2.054.215.432,00 2.054.215.432,00 2.054.215.432,00 2.348.715.432,00

Kas keluar
Investasi 1.309.000.000,00
Modal kerja
Piutang usaha 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00
Subtotal kas keluar 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 209.445.720,00 1.518.445.720,00
Arus kas bersih 2.263.661.152,00 2.263.661.152,00 2.263.661.152,00 2.263.661.152,00 3.867.161.152,00
Sisa kas 1.844.769.712,00 1.844.769.712,00 1.844.769.712,00 1.844.769.712,00 830.269.712,00
Lampiran 13 Kelayakan Investasi

Tahun B C B-C (laba) DF (7.5%) PV


0 0 2.617.207.200,00 -2.617.207.200,00 1 -2.617.207.200,00
1 1.308.500.350,00 313.995.720,00 994.504.630,00 0,9302 925.121.025,00
2 1.757.380.361,00 279.145.720,00 1.478.234.641,00 0,8653 1.279.165.217,00
3 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,8050 1.484.967.672,00
4 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,7488 1.381.365.405,00
5 2.082.125.832,00 348.997.720,00 1.733.128.112,00 0,6966 1.207.225.984,00
6 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,6480 1.195.340.672,00
7 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,6028 1.111.944.167,00
8 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,5607 1.034.366.067,00
9 2.054.215.432,00 209.445.720,00 1.844.769.712,00 0,5216 962.200.520,00
10 2.348.715.432,00 1.518.445.720,00 830.269.712,00 0,4852 402.841.882,00
NPV : 8.367.331.412,00
B/C: 4,2
IRR: 54%
DF: 7,5%
PBP: 3,2 Tahun

43
Lampiran 14 Sensitivitas

44
Tahun B C B-C (laba) DF (7.5%) PV
0 0 2.617.207.200,00 -2.617.207.200,00 1 -2.617.207.200,00
1 682.806.553,00 313.995.720,00 368.810.833,00 0,9302 343.080.007,00
2 1.040.659.566,00 279.145.720,00 761.513.846,00 0,8653 658.963.060,00
3 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,8050 858.991.932,00
4 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,7488 799.062.337,00
5 1.304.478.543,00 348.997.720,00 955.480.823,00 0,6966 665.548.766,00
6 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,6480 691.454.779,00
7 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,6028 643.213.376,00
8 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,5607 598.337.677,00
9 1.276.568.143,00 209.445.720,00 1.067.122.423,00 0,5216 556.592.915,00
10 1.571.068.143,00 1.518.445.720,00 52.622.423,00 0,4852 25.532.084,00
NPV : 3.223.569.734,00
B/C: 2,2
IRR: 28%
DF: 7,5%
PBP: 5,2 Tahun
Lampiran 15 Layout rencana industri keju krim

45
46

RIWAYAT HIDUP

Fitrian Rahmad Hartanto dilahirkan di Purworejo pada tanggal 4


april 1992 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Tugiyo dan Sri Wahyuningsih. Penulis menamatkan sekolah dasar di
SDN Sruwohrejo Pada tahun 1998 - 2004 dan melanjutkan ke SMP N 3
Purworejo pada tahun 2004 - 2007. Pada tahun 2010. penulis lulus dari
SMA N 1 Purworejo dan melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) dan diterima di Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian.
Selama menjalani perkuliahan. penulis aktif menjadi anggota Himpunan
Mahasiswa Teknologi Industri (Himalogin). Penulis juga aktif sebagai pengurus
organisasi mahasiswa daerah GAMAPURI pada tahun 2012 – 2013. Program praktik
lapang penulis dilakukan di PT. Kusumasatria Agrobio Taniperkasa dengan hasil
penulisan “Studi Pengembangan Model Bisnis pada Produk “YOGUKU” PT.
Kusumasatria Agrobio Taniperkasa”.

Anda mungkin juga menyukai